Anda di halaman 1dari 17

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS MATERIAL KARBON

KONDUKTIF DAN BERPORI DARI LIMBAH SABUT KELAPA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Studi
Fisika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Disusun Oleh:
PAUL LAWRENCE
08021281621025

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS MATERIAL KARBON
KONDUKTIF DAN BERPORI DARI LIMBAH SABUT KELAPA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Studi Fisika
Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Oleh:

PAUL LAWRENCE
08021281621025

Indralaya, Januari 2020


Pembimbing II Pembimbing I

Fredina Destyorini, M.T. Dra. Jorena, M.Si.


NIP. 198512192008122002 NIP. 196405101991022001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Fisika

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat serta karunia-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir. Tugas Akhir adalah kurikulum yang wajib ditempuh di Jurusan Fisika Fakulstas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Palembang untuk
mendapatkan gelar Sarjana Sains (S.Si.). Laporan ini disusun untuk melaporkan data-data
yang penulis peroleh dari pelaksanaan Tugas Akhir yang berlangsung kurang lebih
selama tiga bulan dilaksanakan di Pusat Penelitian Fisika LIPI. Dengan bantuan dari
berbagai pihak skripsi ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.

Indralaya, Januari 2020


Penulis,

PAUL LAWRENCE
NIM. 08021281621025

iii
LEMBAR UCAPAN TERIMAKASIH
MOTTO
“LAKUKANLAH YANG KAMU DOAKAN”
“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina
hikmat dan didikan”
(Amsal 1:7)

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Mama atas doa, teguran, kasih, cinta, dan semangat yang selalu diberikan
2. Kedua abangku Philip Khotler dan Peter Drucker yang selalu memberi semangat
dan tawa.
3. Ibu Dra. Jorena, M.Si. yang selalu memberikan masukan dan tidak pernah lelah
untuk memeriksa skripsiku
4. Ibu Fredina Destyorini. M.T. yang selalu membimbing dan tidak pernah lelah
menutun dalam melakukan penelitian skripsiku
5. Bapak Dr. Ramlan, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
menegur, mengingatkan dan memberikan motivasi
6. Seluruh Dosen dan Karyawan Jurusan Fisika Universitas Sriwijaya yang
memberikan banyak pengalaman dan membantu saya untuk menempuh
pendidikan sarjana.
7. Teman-teman Kerja Praktek di P2 Fisika LIPI yang selalu memberikan
pengalaman baru
8. Suci dan Nurul yang tidak berhenti memberikan ‘warna’
9. Teman-teman LBIBTBIG yang tidak pernah berhenti mengingatkan yang baik
10. Teori dan Material 2016 (Yahri, Ilham, Della, Siti Jumiati, Devina, Mardiati,
Jumathul, Ayu) yang telah banyak membantu saat perkuliahan
11. Teman-teman sengkatan 2016 (F16THER) dan kakak-kakak tingkat jurusan
Fisika yang banyak membantu dalam tugas perkuliahan.
12. Anak-anak cowok 2016 yang selalu memberikan canda dan tawa
13. Dan seluruh pihak yang terkait dalam penyelesaian penulisan ini yang tidak bisa
di sebutkan satu-persatu.

iv
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS MATERIAL KARBON
KONDUKTIF DAN BERPORI DARI LIMBAH SABUT KELAPA

ABSTRAK
Limbah serabut kelapa dapat menghasilkan konduktivitas yang baik dan pori yang baik..
Pembuatan sampel, diawali dengan menghaluskan serabut kelapa yang sudah di
karbonisasi dengan suhu 500°C. Serbuk karbon yang sudah halus disaring dengan
saringan 200 mesh. Dilanjutkan dengan proses impregnasi pada hasil serbuk karbon yang
sudah disaring, Nikel (II) Klorida (NiCl2 6H2 O), dan Kalium Hidroksida (KOH). dengan
variasi 0,5; 2,5; 5, dan 10 gram KOH. Hasil dari impregnasi dikeringkan pada oven
dengan suhu 80°C. Dilakukan proses pyrolysis dari sampel yang sudah dikeringkan
dengan suhu 1300°C dalam waktu 3 jam. Kemudian sampel di lakukan proses pencucian
dengan HCL 2M. Karakterisasi pada sampel, meliputi: perhitugan kehilangan massa,
konduktivitas listrik, FE-SEM dan juga XRD. Pada perhitungan kehilangan massa,
variasi pertambahan massa KOH akan mengalami penurunan pada proses pyrolysis dan
pencucian dengan HCl 2M. Hasil pengujian dari konduktivitas listrik didapatkan
peningkatan secara linier pada pemberian nilai torsi yang berbeda serta terdapat pengaruh
daripada perlakuan dengan pencucian HCl 2M dan sebelum pencucian HCl 2M.
Pengujian sampel dengan FE-SEM, menghasilkan pori-pori yang semakin kecil pada
variasi konsentrasi KOH yang semakin besar. Pada hasil XRD, dapat dinyatakan sampel
yang diberikan senyawa Nikel Klordia dan Kalium Hidroksida dengan menghasilkan
ujung bukit lancip yang menandakan sampel tersebut bersifat kristal.
Kata Kunci: Sabut kelapa, Kalium Hidroksida, konduktivitas listrik, XRD, FE-SEM,
kehilangan massa

v
MAKING AND CHARACTERIZATION FOR THE PHYSICAL
BEHAVIOR MATERIAL OF THE CONDUCTIVITY AND POROSITY
CARBON FROM WASTE COCONUT COIR

ABSTRACT
The waste coconut coir can produce the good electrical conductivity and good porosity.
first, the coconut coir has a carbonitation for 500°C and then mashed by the filter with
aggregate 200 mesh. Then, The impregnation is do with Nikel (II) Klorida (NiCl2 6H2 O),
Kalium Hidroksida (KOH) and the coconut coir of carbon powder by the concentration
varian of KOH 0,5; 2,5; 5, dan 10 gram. The result of the impregnation process dried by
the oven with 80°C. Next, the sample get the pyrolysis with 1300°C for 3 hours. the result
of the sample is washing for HCl 2M until the pH is netral. The characterization of the
sample is FE-SEM, electrical conductivity, loss mass, and XRD. The loss mass is
produced the less residual by the pyrolysis and the waste of HCl 2M process. The result
of electrical conductivity is affected by within HCl 2M or without HCl 2M and it
produced the linear result by the varian of torque. The characterizat ion of the FE-SEM
is produced the less porosity by the more concentration of Kalium hidroksida. The good
porosity is get higher that followed the varian of concetration KOH. The XRD result is
get the grafit structure and it is better than material with no activator and catalyst.
Keywords: coconut coir, potassium hydroxide, electrical conductivity, FE-SEM, XRD,
loss mass.

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ....................................................................................................iii
LEMBAR UCAPAN TERIMAKASIH ........................................................................ iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL........................................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. x
BAB I .............................................................................................................................. 11
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 11
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 11

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 12

1.3. Batasan Masalah................................................................................................... 13

1.4. Tujuan .................................................................................................................. 13

1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 14

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Alir serabut kelapa ....................................................................................... 4


Gambar 2.2. Irisan sel serat serabut kelapa ....................................................................... 6
Gambar 2.3. Pembentukan mikropori dalam karbon mesopori pada aktivasi KOH ......... 8
Gambar 2.4. Hasil karbonisasi serabut kelapa ................................................................ 10
Gambar 2.5. Spektrum konduktivitas listrik dan resistivitas .......................................... 16
Gambar 2.6. Skema Difraksi Bidang Kisi ....................................................................... 17
Gambar 2.7. Pola difraksi sinar-X dari arang serabut kelapa ......................................... 18
Gambar 3.1. Prinsip pengukuran konduktivitas listrik yang berisi bahan ...................... 24
Gambar 4.1. Grafik Kehilangan Massa pada Pirolisis .................................................... 28
Gambar 4.2. Grafik Kehilangan Massa pada Pencucian dengan HCl 2M ...................... 29
Gambar 4.3. Pola difraksi sinar-X dari arang serabut kelapa dengan KOH dan NiCl2 .. 30
Gambar 4.4. Hasil FE-SEM dengan Konsentrasi 10 gram KOH .................................... 31
Gambar 4.5. Pengamatan morfologi serabut kelapa ....................................................... 32
Gambar 4.6. Nilai konduktivitas pada torsi 10 kgf.cm ................................................... 34
Gambar 4.7. Nilai konduktivitas pada torsi 20 kgf.cm ................................................... 34
Gambar 4.8. Nilai konduktivitas pada torsi 30 kgf.cm ................................................... 34

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Sifat mekanis beberapa serat alam ................................................................... 6
Tabel 2.2. Sifat fisika asam klorida ................................................................................. 14
Tabel 4.1. Data Impregnasi ............................................................................................. 27
Tabel 4.2. Kehilangan Massa .......................................................................................... 28
Tabel 4.3. Hasil Uji Konduktivitas Listrik ...................................................................... 32

ix
DAFTAR SINGKATAN

GDL : Gas Diffusion Layer


KOH : Kalium Hidroksida
Fe : Besi
Co : Cobalt
Ni : Nikel
NiCl2 6H2 O : Nikel (II) Klorida
C : Karbon
PEMFC : Proton Exchange Membrane Fuel cell
CL : Catalyst Layer
PEM : Proton Exchamge Membrane
CFP : Carbon Fiber Paper
MEA : Membrane Electrode Assembly
C6 H10 O5 : Selulosa ß
m : meter
g : gram
GPa : Giga Pascal
MPa : Mega Pascal
XRD : X-Ray Diffraction
n : urutan pantulan
𝜃 : sudut difraksi
d : jarak antar bidang atom
λ : Panjang gelombang
Ni(NO3 )2 .6H2 O : Nikel (II) Nitrat
NiSO4 .6H2 O : Nikel (II) Sulfat
Ni(CH3 COO)2 4H2 O : Nikel (II) Asetat
[Ni(H2 O)6 ]2+ : Nikel (II) Hidroksida
N2 : Nitrogen
HEM : High Energy Milling
O : Oksigen
H : Hidrogen
CO2 : Karbon dioksida
CH4 : metana
HCl : Asam klorida
atm : atmosfir
kPa : kilo pascal
W : Kehilangan massa
W𝑜 : berat awal
W𝑎 : Berat akhir
V : Tegangan
I : Arus
R : Hambatan
L : Panjang kawat
𝜌 : resistivitas
A : luas penampang
𝜎 : konduktivitas

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kelapa merupakan tanaman perkebunan dengan areal terluas, lebih luas dibandingkan
dengan tanaman karet dan kelapa sawit dan menempati urutan teratas untuk tanaman
budidaya setelah padi. Kelapa menempati areal seluas 3,70 juta hektar atau 26% dari
14,20 juta hektar total areal perkebunan di Indonesia. Selain daging buahnya, bagian lain
dari kelapa juga memiliki nilai ekonomis seperti tempurung, batang pohon dan daun
kelapa, tetapi serabut kelapa (coco fiber) kurang mendapat perhatian serabut kelapa
hampir mencapai 1,7 juta ton dari hasil produksi buah kelapa sekitar 5,6 juta ton pertahun.
Potensi limbah sabut kelapa yang begitu besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk
kegiatan produksi yang mempunyai nilai tambah ekonomis. Dengan tidak adanya
pemanfaatan yang optimal, limbah ini hanya menimbulkan masalah lingkungan (Astika
dkk, 2013).
Material karbon serabut kelapa yang di arangkan dapat menghasilkan konduktivitas
listrik serta pori yang baik. Pada peneltian yang pernah dilakukan, nilai konduktivitas
arang serabut kelapa terletak pada daerah nilai konduktivitas listrik yang dimiliki oleh
material semikonduktor yaitu terletak pada nilai 10−8 S/m sampai 103 S/m. Nilai
konduktivitas ini mendekati konduktivitas serbuk grafit yang termasuk material
konduktor. Nilai konduktivitas listrik serbuk grafit yang pernah terukur sebesar 0,34x104
S/m. Demikian juga pada morfologi serabut kelapa dan arang serabut kelapa, serabut
kelapa berbentuk serat memanjang dengan permukaan yang semakin besar masih bebas
dari terbentunya pori dan juga adanya rongga-rongga yang berbentuk silinder sejajar serat
yang berhimpitan, serta pori-pori yang tersebar di permukaan dan dinding rongga arang
serabut (Destyorini dkk, 2010).
Hasil dari konduktivitas dan juga pori dari material karbon serabut kelapa dapat
dipengaruhi dengan penggunaan katalis dan aktivator. Material karbon grafit berporos
yang baik dapat dibuat dengan pembentukan pori pada material karbon tersebut.
Pembentukan pori tersebut dilakukan dengan pemberian suhu tinggi (2500°C-3000°C)
(Zhang dkk, 2018), proses pirolisis dengan suhu tinggi memberikan bentuk amorf dari
karbon dan merendahkan pembentukan pori dari karbon tersebut, sehingga penggunaan

11
katalis seperti Fe, Co, dan Ni dapat merendahkan pemberian suhu tinggi tersebut
(<1200°C) untuk pembentukan pori yang baik sehingga menjadikannya metode yang
menjanjikan untuk menghasilkan struktur grafit. Metode ini sangat bermanfaat untuk
meringankan biaya dan penggunaannya (Zhang dkk, 2018).
Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai pengaktif diantaranya CaCl2 , Ca(OH)2,
NaCl, MgCl2 , HNO3 , HCl, Ca3 (PO4 )2 , H3 PO4 , ZnCl2 , KOH dan sebagainya. Unsur-
unsur mineral aktivator masuk diantara plat heksagon dari kristalit dan memisahkan
permukaan yang mula-mula tertutup. Dengan demikian, saat pemanasan dilakukan,
senyawa kontaminan yang berada dalam pori menjadi lebih mudah terlepas. Hal ini
menyebabkan luas permukaan yang aktif bertambah besar dan meningkatkan daya serap
karbon aktif (Ramdja dkk, 2008).
Penggunanaan aktivator KOH merupakan salah satu cara yang paling sederhana
untuk mengativasi material karbon, sehingga KOH tersebut dapat mempengaruhi pori
material karbon dengan proses pengaktivasiannya (Mohan dkk, 2018). Perbedaan juga
terlihat ketika pemberian konsentrasi KOH dilakukan, dengan konsentrasi KOH yang
berbeda menghasilkan karakterisasi karbon aktif yang berbeda juga. Luas permukaan
karbon aktif dengan aktivator KOH 5% lebih besar dibandingkan dengan KOH 10%.
Disisi lain, karbon aktif yang dihasilkan memiliki mutu sesuai standar SNI (Mulyati dan
Pujiono, 2017). Luas permukaan yang tinggi dan lapisan struktur pori memfasilitasi
penetrasi dari elektrolit dan dimasuki oleh resistansi transpor ion yang rendah dan jarak
yang pendek dari difusinya ketika elektroda dengan konduktivitas yang baik
menyediakan permukaan untuk transpor elektron (Sun dkk, 2013).
Sehingga, penelitian ini memfokuskan penggunaan dari Kalium Hidroksida (KOH)
sebagai aktivator dan juga Nikel sebagai katalis serta material karbon dari serabut kelapa
dengan harapan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi Kalium Hidroksida (KOH)
terhadap sifat fisis dari material karbon dari serabut kelapa. Dengan penggunaan limbah
serabut kelapa yang digunakan sebagai bahan dasar untuk menghasilkan material karbon
konduktif dan berpori diharapkan menekan peningkatan limbah serabut kelapa didalam
masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian yang dilakuan adalah :

12
1. Bagaimana tahapan pembuatan material karbon konduktif dan berpori dari limbah
serabut kelapa?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi Kalium Hidroksida (KOH) terhadap sifat fisis
dari material karbon dari serabut kelapa?

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Nikel (II) Klorida (NiCl2 ), Karbon (C) serabut kelapa
2. Suhu pirolisis 1300°C/ 3 jam
3. Pengeringan dengan suhu 80°C
4. Suhu karbonisasi 500°C
5. Pencucian dengan HCl 2M 100 ml

1.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :
1. Membuat material karbon konduktif dan berpori dari limbah serabut kelapa
2. Menganalisis pengaruh Kalium Hidroksida (KOH) terhadap sifat fisis material
karbon serabut kelapa.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ialah menghasilkan material karbon konduktif serta berpori dari
limbah serabut kelapa, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu terobosan pada
penggunaan energi terbarukan serta menekan peningkatan limbah serabut kelapa yang
tinggi.

13
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadpour, A., & Do, D. D. (1996). The Prepration of Activated Carbon from Coal by
Chemical and Physical Activation. Carbon, 471-479.
Apriani, R., Faryuni, I. D., dan Wahyuni, D. (2013). Pengaruh Konsentrasi Aktivator
Kalium Hirdoksida (KOH) terhadap Kualitas Karbon Aktif Kulit Durian sebagai
Adsorben Logam Fe pada Air Gambut. Prisma Fisika, 83-84.
Astika, I. M., Lokantara, I. P., dan Karohika, I. M. (2013). Sifat Mekanis Komposit
Polyester dengan Penguat Serabut Kelapa. Jurnal Energi dan Manufaktur, 117.
Augustine, R. L. (1996). Heterogeneous Catalysis for The Synthetic Chemist. New York
: Marcel Dekker Inc.
Barbir, F. (2005). PEM Fuel Cell: Theory and Practice. London: Academic Press.
Destyorini, F., Suhandi, A., Subhan, A., dan Indayaningsih, N. (2010). Pengaruh Suhu
Karbonisasi terhadap Struktur dan Konduktivitas Listrik Arang Serabut Kelapa.
Jurnal Fisika, 123.
Efendi, Z., dan Astuti. (2016). Pengaruh Suhu Aktivasi terhadap Morfologi dan Jumlah
Pori Karbon Aktif Tempurung Kemiri sebagai Elektroda. Jurnal Fisika Unand,
300.
Firdaus, L. H., Wicaksono, A. R., dan Widayat. (2013). Pembuatan Katalis H-Zeolit
dengan Impregnasi KI/KIO dan Uji Kinerja Katalis untuk Produksi Biodisel.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 149-150.
Fontana, M. G. (1987). Corrosion Engineering. Singapore: McGraw-Hill.
Hasyim, U. H., dan Fitriyano, G. (2017). Pengaruh Konsentrasi HCL dan Adsorben dalam
Pengolahan Limbah Pelumas Bekas dengan Kajian Keseimbangan Adsorbsi
Bentonit Terhadap Logam Fe. Jurnal Integrasi Proses, 193.
Hidayat, T., dan Qomaruddin. (2015). Analisa Pengaruh Temperatur Pirolisis dan Bahan
Biomassa terhadap Kapasitas Hasil pada Alat Pembuat Asap Cair. Prosiding
SNST Fakultas Teknik (p. 30). Kudus: Universitas Muria Kudus.
Hoekstra, J., Beale, A. M., Soulimani, F., Versluijs-Helder, M., Geuss, J. W., &
Jenneskens, L. W. (2015). Base Metal Catalyzed Graphitazion of Cellulose: A
Combined Raman Spectroscopy, Temperature-Dependent X-ray Diffraction and
High-Resolution Transmission Electron Microscopy Study. The Journal Of
Physical Chemistry, 10654.
Hoogers, G. (2003). Fuel Cell Technology Hand Book. New York: CRC Press.
Irwan, F., dan Afdal. (2016). Analisis Hubungan Konduktivitas Listrik dengan Total
Dissolved Solid (TDS) dan Temperatur pada Beberapa Jenis Air. Jurnal Fisika
Unand, 86.

14
Irzaman, Maddu, A., Syafutra, H., dan Ismangil, A. (2010). Uji Konduktivitas Listrik dan
Dielektrik Film Tipis Lithium Tantalate yang Didadah Niobium Pentaoksida
Menggunakan Metode Chemical Solution Deposition. Prosiding Seminar
Nasional Fisika (pp. 176-177). Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Khalkhali, R. A., dan Omidvari, R. (2004). Adsorption of Mercuric Ion from Aqueous
Solution Using Activated Carbon. Polish Journal of Enviromental Studies, 185-
188.
Lisdiana, A., dan Onggo, D. (2017). Sintesis dan Karakterisasi Kompleks Nikel (II)
Klorida 1H-1,2,4-Triazol. Prosiding SNIPS (p. 286). Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Litster, S., dan McLean, G. (2004). Review: PEM Fuel Cell Electrodes. Journal of Power
Sources, 61-76.
Lumintang, R. C., Soenoko, R., dan Wahyudi , S. (2011). Komposit Hibrid Polyester
Berpenguat Serbuk Batang dan Serat Sabut Kelapa. Jurnal Rekayasa Mesin, 147.
M. Purnomo, H., dan Adiono. (1987). Ilmu Pangan. In K. A. Buckle, E. H. Edwards,
Fleets, & Wooton, Food Science. Jakarta: Universitas Indonesia.
Machdar, I., Firmansyah, Faisal, M., Fatanah, U., dan Hamdani. (2013). Pengembangan
Reaktor Fast Pyrolisis Kontinyu Penghasil Bio-Oil dari Limbah Biomassa
Industri Sawit. Seminar Nasional Teknologi Oleo dan Petrokimia Indonesia (p.
4). Pekanbaru: Universtias Syiah Kuala
Manocha, S. M. (2003). Porous Carbons. Journal Sadhana, 182.
Marsh, H., Rodriguez, dan Reinoso, F. (2006). Activated Carbon . Netherlands: Elsevier
Science dan Technology Books.
Marthur, Virendra, K., dan Crawford, J. (2009). FUndamentals of Gas Diffusion Layer
in PEM Fuel cells. New Delhi: Anamaya Publishers.
McCabe, W. L., Smith, J. C., dan Harriot, P. (1993). Unit Operations of Chemical
Engineering. Singapore: McGraw-Hill.
Mohan, E. H., Nanaji, K., Anandan, S., Bulusu, S. V., Mantripragada, R., Jyothirmayi,
A., . . . Rao, T. N. (2018). One-Step Induced Porous Graphitic Carbon Sheets as
Supercapasitor Electrode Material with Improved Rate Capability. Material
letters, 2.
Naimah, S., dan Aidha, N. N. (2017). Karakteristik Gas Hasil Proses Pirolisis Limbah
Plastik Polietilena (PE) dengan menggunakan Katalis Residue Catalytic Cracking
(RCC). Jurnal Kimia dan Kemasan , 32.
Munasir, Triwikantoro, Zainuri, M., dan Darminto. (2012). Uji XRD dan XRF pada
Bahan Meneral (Batuan dan Pasir) Sebagai Sumber Material Cerdas (CaCO3) dan
SiO3). Jurnal Penelitian FIsika dan Aplikasinya, 24.

15
Pertama, D. Y., Hamdi, dan Akmam. (2014). Identifikasi Jenis Mineral Magnetik Guano
dari Gua Bau-Bau Kalimantan Timur menggunakan X-Ray Diffraction. Pillar of
Physics, 26.
Putri, R. W., Haryati, S., dan Rahmatullah. (2019). Pengaruh Suhu Karbonisasi terhadap
Kualitas Karbon AKtif dari Limbah Ampas Tebu. Jurnal Teknik Kimia, 2.
R., J., Legowo, A. M., dan Pramono, Y. B. (2014). Pengaruh Konsentrasi Perendaman
Asam Klorida pada Limbah Tulang Kaki Kambing terhadap Kekuatan Gel,
Viskositas, Warna, dan Kejernihan, Kadar Abu dan Kadar Protein Gelatin. Jurnal
Teknologi Hasil Pertanian , 35.
Ramdja, A. F., Halim, M., dan Handi , J. (2008). Pembuatan Karbon Aktif dari Pelepah
Kelapa (Cocus nucifera). Jurnal Teknik Kimia, 2.
Ridhuan, K., dan Suranto, J. (2016). Perbandingan Pembakaran Pirolisis dan Karbonisasi
pada Biomassa Kulit Durian terhadap Nilai Kalori. Jurnal Teknik Mesin, 51.
Ridwan, Sulungbudi, G. T., dan Mujamilah. (2005). Aplikasi High Energy Milling dalam
Metalurgi Serbuk. Jurnal Sains Material Indonesia , 7.
Robert, T. E. (1981). Mass Transfer 3 Edition. Singapore: McGrwa Hill.
Rohmah, P. M., dan Redjeki, A. S. (2014). Pengaruh Waktu Karbonisasi pada Pembuatan
Karbon Aktif Berbahan Baku Sekam Padi dengan Aktivator KOH. Konversi, 20.
Salamah, S. (2008). Pembuatan Karbon Aktif dari Kulit Buah Mahoni dengan Perlakuan
Perendaman dalam Larutan KOH. Prosiding Seminar Nasional Teknoin, (p. 56).
Yogyakarta.
Saleh, A., Pakpahan, M. M., dan Angelina, N. (2009). Pengaruh Konsentrasi Pelarut,
Temperatur dan Waktu Pemasakan pada Pembuatan Pulp dari Serabut Kelapa.
Jurnal Teknik Kimia , 37.
Savitri, Nugraha, A. S., dan Aziz, I. (2016). Pembuatan Katalis Asam dan Katalis Basa
untuk Aplikasi Pembuatan Biodiesel dari Bahan Baku Minyak Jelantah. Jurnal
Kimia Valensi, 2.
Sinulingga, K. (2006). Telaah Residu Organoklor pada Wortel Daucus Carota L. di
Kawasan Sentra Kab. Karo Sumut. Jurnal SIstem Teknik Industri, 93-94.
Suhendrawati, L., Suharto, B., dan Susanawati, L. D. (2014). Pengaruh Konsentrasi
Larutan Kalium Hidroksida pada Abu Dasar Ampas Tebu Teraktivasi. Jurnal
Sumber Daya Alam dan Lingkungan, 20.
Sun, L., Tian , C., Li, M., Meng, X., Wang , L., Wang , R., . . . Fu, H. (2013). From
Coconut Shell to Porous Graphene-like Nanosheets for High-power
Supercapasitors. Journal of Materials Chemistry, 6463.
Triyono. (1994). Kimia Fisika. Dasar-dasar Kinetika dan Katalis. Depdikbud Dirjen
Pendidikan Tinggi.

16
Wang, T., Tan, S., dan Liang, C. (2009). Preparation and Characterization of Activated
Carbon from Wood via Microwave-induced ZnCl Activation. Carbon, 1867-
1885.
Wilkinson, C. (1984). In Organic Chemistry. New York: John Willey and Son Ltd.
Wilson, M. S., Springer, T. E., Davey, J. R., dan Gottesfeld, S. (1995). In: S. Gottesfeld,
G. Halpert, A. Landgrebe (Eds.). Proceedings of the First Internation Symposium
on Proton Conducting Membrane Fuel cels I, PV95-23 (p. 115). The
Electrochemical Society.
Yoshida, H., Suzuki, T., dan Kamio, E. (2004). Development of Impregnated Activated
Carbon for Deodorization and Separation Process. Journal of Chem. Eng, 1056.
Yuningsih, L. M., Mulyadi, D., dan Jakar, A. K. (2016). Pengaruh Aktivasi Karbon Aktif
dari Tongkol Jagung dan Tempurung terhadap Nilai Konduktivitas. Jurnal
Santika, 533.
Zhang, X., Zhang, K., Li, H., Wang, Q., Jin, L., dan Cao , Q. (2018). Synthesis of Porous
Graphitic Carbon from Biomass by One-Step Method and Its Role in the Electrode
for Supercapasitor. Journal of Applied Electrochemistry, 2.

17

Anda mungkin juga menyukai