Anda di halaman 1dari 5

Hidup di era digital semua serba cepat, mudah dan instan.

Bagi masyarakat jaman now,


internet seakan-akan jadi kebutuhan primer. Mereka banyak menghabiskan waktu di depan
smartphone atau komputer daripada melakukan aktivitas diluar ruangan.

Kita dapat dengan mudah mencari informasi di search engine tanpa harus membaca buku.
Agar dapat dikenal publik, kita dapat secara instan menjadi youtubers atau vlogger kemudian
disebarkan melalui social media.

Era digital adalah masa dimana semua manusia dapat saling berkomunikasi sedemikian dekat
walaupun salng berjauhan. Masyarakat dapat dengan cepat mengetahui informasi tertentu
bahkan real time.

Hidup di era digital memang seru dan banyak tantangannya. Era digital adalah masa dimana
manusia telah melek teknologi dan semuanya serba terkoneksi.

Perkembangan bidang teknologi khususnya, telah terjadi perkembangan secara pesat yang
sudah menciptakan era digital yang melahirkan “Masyarakat Digital.” Masyarakat secara
sederhana bisa kita pahami sebagai interaksi atau hubungan antara individu (manusia) dengan
individu lainnya.

Maka disimpulkan bahwa masyarakat digital adalah hubungan antar manusia yang terjadi
melalui teknologi dengan memanfaatkan jaringan internet dan media/platform.

Terciptanya Masyarakat Digital yang mempunyai pengaruh sangat cepat, baik itu positif
maupun negatif. Hanya dengan memainkan jari, kita bisa melahirkan inovasi dan bahkan
revolusi.

Dengan munculnya budaya digital masyarakat sangat cepat menerima perkembangan


teknologi tersebut. Budaya digital di butuhkan dalam mencapai pertumbuhan yang positif
sesuai dengan kemajuan jaman itu sendiri. Sebagai contoh dalam sebuah bisnis atau
perusahaan, kemampuan digital cukup mendorong kemajuan sebuah perusahaan,
memudahkan dalam sisi menegement.

Namun jika di lihat secara individu masyarakat Indonesia masih banyak yang tidak dapat
memanfaatkan kemunculan digital sebagai sesuatu yang positif. Banyak orang yang justru
terjebak dalam perimaan kemunculan digital yang menjadikan manusia menjadi tidak
manusiawi seperti menurun bahkan hilangnya etika, moral, dan budaya.

Contoh sederhana; Saat dosen tengah menjelaskan materi tidak sedikit mahasiswa yang asyik
bermain dengan gadgetnya; cek twitter, update path dan lain-lain tanpa peduli bahwa dosen
yang sedang menjelaskan atau bebicara. Inilah sebuah etika tidak lagi menjadi prioritas.
Mengacu pada nilai-nilai etika, moral dan budaya inilah maka tantangan terbesar adalah
bagaimana individu-individu dapat siap dalam menerima era budaya digital ini.

Tantangannya adalah bagaimana membuat individu berfikir cerdas dalam kemunculan era
budaya digital, Karena jika tidak justru era digital budaya akan membuat kemunduran nilai-
nilai manusia itu sendiri.

Bijak dan Cerdas di Era Digital

Di Indonesia, setengah dari seluruh penduduk Indonesia terhubung dengan internet dan
menggunakan social media.

Situasi ini melahirkan tantangan, dan kadang ancaman, tetapi juga peluang baru. Khususnya
bagi mereka generasi muda dan produktif.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat di era digital ini adalah bagaimana
mereka bersikap terhadap unlimited information yang membanjiri kehidupan mereka.

Salah satu dilemanya adalah bahwa banjir informasi tidak selalu membawa manfaat dan
kebaikan, namun juga ‘sampah’ dan ‘racun’.

Harga yang harus dibayar dengan semua kecepatan dan keserba instanan teknologi hari ini
adalah kedangkalan. Semua mau serba cepat; membaca berita hanya dari judulnya; menilai
apapun dari apa yang terlihat.

Banjir informasi karena teknologi tanpa sadar membuat kita makin dangkal. Karena itu,
diperlukan sikap dan pemahaman berteknologi. Punya teknologi cerdas tidak lantas membuat
masyarakat cerdas. Jangan dipikir kalau bisa beli atau punya smart-phone, lantas yang bisa
beli itu tiba-tiba cerdas.

Hal ini diperlukan tidak lain agar mereka menjadi lebih bijaksana dan tidak mudah
diombang-ambingkan oleh membanjiri informasi. Untuk itulah, di tengah sikap optimis dan
harapan yang besar atas munculnya era digital ini,

Lembaga pendidikan harus mempunyai visi untuk mencetak calon pemimpin-pemimpin yang
tidak hanya pintar secara akademik, tetapi lebih penting lagi beretika dan berkarakter.

Hal yang terpenting bagi intitusi/lembaga pendidikan adalah bukan untuk mengajarkan
peserta didik tentang apa yang harus dipelajari (what to learn), tetapi bagaimana mempelajari
(how to learn).

Di era digital, sudah tidak jaman mengajarkan peserta didik apa yang harus diketahui,
melainkan ajarkan cara belajar dan mempelajari hal-hal baru. Itu kunci di era digital ini.”
Berikut ini ada beberapa hal yang menunjukkan mudahnya hidup di era digital saat
ini:
1. Mudahnya Berkomunikasi

Dikutip dari New York Times, Thomas L Friedman dalam The World is Flat membagi
globalisasi kedalam 3 tahapan yaitu globalisasi 1.0, globalisasi 2.0 dan globalisasi 3.0.

Sekarang ini kita telah memasuki era globalisasi 3.0 dimana kehidupan manusia dikelilingi
oleh teknologi digital. Semua manusia saling terhubung dengan adanya internet.
Apalagi dengan munculnya email dan social media seperti sekarang ini.

Kita bisa kirim surat melalui email secara cepat, Kita bisa menyebarkan informasi kepada
khalayak ramai via twitter dan instagram, Bisa saling bertegur sapa dengan teman lama
melalui Facebook, Kita bisa mengirimkan kabar dengan keluarga via video call di Line
ataupun Whatsapp, dan sebagainya. Semua seakan terhubung tanpa ada batasan waktu dan
wilayah.

2. Mobile dan Fleksibel

Era digital adalah masa di mana semua serba mudah dan tidak ada batasannya. Kita bisa
mengerjakan apapun secara mobile. Bahkan sekarang ini ada banyak sekali event yang tidak
mengharuskan pesertanya datang. Hanya butuh media online, mereka bisa melakukan segala
sesuatu dengan mudah.

Ada banyak lembaga pendidikan yang online, bahkan ada beberapa universitas yang
menyediakan fasilitas kuliah online. Mahasiswa tidak perlu berkumpul di suatu kelas
mendengarkan penjelasan dosen.

Mereka hanya perlu akses internet dan suatu sistem informasi agar mereka bisa bercengkrama
layaknya suatu kelas perkuliahan. Jika ingin melakukan diskusi, mahasiswa bisa manfaatkan
Google Hangout.

Di bidang ekonomi dan perbankan, kita bisa menggunakan Virtual Account untuk melakukan
pembayaran. Begitu pula ketika melakukan order hosting murah. Kamu bisa gunakan fitur
Virtual Account. Mudah, simpel dan tanpa harus melakukan konfirmasi pembayaran.

3. Internet Lebih Berkuasa daripada Pulsa

Di era digital, internet lebih berkuasa daripada pulsa. Era digital adalah salah satu tanda
kemajuan internet. Masyarakat jaman now bahkan lebih memilih tidak makan daripada tidak
ada akses internet. Jika paket data habis, mereka akan cenderung mencari koneksi wifi untuk
melakukan segala aktivitas. Social media dan game online sudah menjadi gaya hidup.

4. Mudahnya Berbelanja

Bagi mereka yang suka berbelanja, sepertinya hidup di era digital adalah surga dunia. Kita
bisa memilih barang tanpa harus repot pergi ke toko atau ke mall. Cukup bermodalkan
smartphone atau layar laptop serta internet, kita bisa memilih barang sesuai kebutuhan. Dari
mulai kebutuhan pokok, fashion, souvenir, bayar listrik, bayar pulsa, bayar tiket kereta, bayar
paket data sampai dengan membeli game online.

Kita bisa pilih barang dan harga sesuai kondisi dan kemampuan keuangan. Untuk proses
pembayarannya juga mudah. Kita tidak harus memiliki uang dalam bentuk cash jika ingin
berbelanja produk mahal. Cukup transfer saja sesuai nominal, dan barang akan langsung
diantar ketempat.

5. Nggak Perlu Ribet

Hidup di era digital, ngkak perlu takut tersesat sudah. Teknologi GPS akan menuntut kita.
Kita bisa bepergian kemanapun tanpa harus takut tersesat dengan menggunakan aplikasi GPS
seperti Google Maps. Kita hanya perlu mengikuti rute yang ditunjukkan dalam aplikasi.

Kita juga bisa menentukan perkiraan waktu tempuh, rute terdekat, serta memilih jalan mana
yang mengalami kemacetan. Kamu juga bisa mencari fasilitas publik terdekat seperti pom
bensin, ATM, restaurant dan sebagainya.

Untuk alat transportasi, sekarang hadir berbagai ojek online dan taksi online. Era digital
adalah salah satu masa dimana orang berbekal smartphone bisa langsung memanggil ojek.
Orang tua tidak perlu repot ketika harus meluangkan waku untuk menjemput anak sekolah,
dsb.

6. Cashless

Pergi belanja ke mall atau pusat perbelajaan lainnya tak musti bawa duit cash. Di era digital
ini, kita bisa menggunakan debit, e-money dan kartu kredit. Hanya dengan “gesek” saja, kita
sudah bisa mendapatkan barang impian.

Sedang liburan di luar kota, ada tagihan listrik yang belum dibayar? Ingin telepon orang
tetapi nggak ada pulsa? Kita bisa selesaikan pekerjaan dengan bantuan mobile banking atau
internet banking.
Selama ada koneksi internet, pekerjaan kita bakalan beres! Ingin berdonasi? Sekarang ini ada
banyak aplikasi crowdfunding yang bisa digunakan.

7. Ingin Jadi Artis? Gampang!

Kalau jaman old, seseorang yang ingin mendapatkan peran disuatu film ataupun sinetron
maka harus mengikuti beberapa audisi untuk menambah pengalaman seperti audisi nyanyi,
gadis sampul, kompetisi model hingga casting.

Sekarang, seseorang bisa populer hanya dengan memiliki channel Youtube. Fenomena inilah
yang mulai menjamur saat ini dikalangan generasi muda adalah vlog!

Siapa yang tidak kenal dengan vlog! Hampir semua generasi milenial sekarang mulai
merambah dunia vlog. Dikutip dari Wikipedia, vlog atau video blogging adalah suatu bentuk
kegiatan blogging dengan menggunakan medium video di atas penggunaan teks atau audio
dengan menggunakan berbagai piranti seperti kamera ponsel, kamera digital ataupun drone.

Hidup di era digital memang seru dan serba mudah. Karena kemudahan inilah, kita harus
bijak dalam menentukan setiap langkah dalam menfaatkan teknologi yang berkembang di era
digital ini.

Anda mungkin juga menyukai