Anda di halaman 1dari 13

KEWIRAUSAHAAN

STRATEGI KEWIRAUSAHAAN DALAM BIDANG


KEPERAWATAN/KESEHATAN

Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Yeni septi Wahyuni (222020010077)
2. Fitri Khoiri Laili Anggraini (222020010078)
3. Hidayatun Nisa (222020010079)
4. Alfiya Ilfa (222020010080)
5. Dhea Aprillia Fauzia Ulya (222020010081)
6. Ahmad Reksa Prayogi (222020010082)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT. Karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik, serta tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “STRATEGI KEWIRAUSAHAAN
DALAM BIDANG KEPERAWATAN/KESEHATAN”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai bantuan dari berbagai sumber untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun sebagai
perbaikan makalah ke arah yang baik dan benar. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua sumber yang telah memberikan informasi dalam
penyusunan makalah ini.

Kudus, 15 juli 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG...............................................................................................


1.2  RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
1.3  TUJUAN....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Entrepreneur dan Nursepreneur

2.2  Kiat menjadi Nursepreneur

2.3  Menjadi Employer kemudian Investor

2.4  Mampu Berfikir untuk (think benefit) dan Merubah Paradigm Berfikir (Change

Thinking Paradigm)
2.5 Model Entrepreneurship

2.6 Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur (Perawat Pengusaha)


BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan
sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different)
melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang (Suryana, 2003:1).
Dengan ilmu kewirausahaan tercipta mindset didalam diri para lulusan perguruan tinggi
untuk tidak hanya berorientasi pada mencari kerja saja, tetappi menyadarakan bahwa ada
pilihan menarik lainnya selain mencari kerja, yaitu menciptakan lapangan kerja. Dalam kurun
waktu yang sama, pilihan menciptakan lapangan kerja terbukti menghasilkan pendapatan
yang lebih besar daripada pilihan berkarir, mencari kerja, atau menjadi karyawan. Tentu saja
hal itu bisa tercapai apabila mahasiswa dibekali dengan pengetahuan, wawassan,
keterampilan, pola pikir, strategi, dan taktik yang mumpuni,yaitu kewirausahaan yang cerdas
(smart enterpreneurship), bukan hanya kerja keras semata (Hendro,2001:5).
Persaingan semakin kuat terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia,
perdagangan dan jasa serta industri manufaktur. Untuk itulah perlu strategi dalam
menghadapi persaingan secara internasional salah satunya dengan menjadi nursepreneur
yaitu perawat pebisnis atau perawat wirausaha. Kewirausahaan dalam keperawatan akan baik
untuk perawat profesional dan perusahaan pelayanan kesehatan, karena akan menciptakan
kemandirian dan termotivasi untuk berpikir, lebih produktif, kreatif, dan dapat bersaing dalam
pemasarannya. Mereka akan seperti perusahaan lainnya mempunyai keinginan tinggi untuk
mengontrol.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Entrepreneur?
2. Apa yang dimaksud dengan Nursepreneur?
3. Bagaimana kiat menjadi nursepreneur?
4. Bagaimana cara menjadi employer kemudian investor?
5. Bagaimana cara untuk mampu berpikir untung (think benefit) dan merubah paradigm
berpikir (change thinking paradigm)?
6. Bagaimana model Entrepreneurship?
7. Bagaimana langkah perawat untuk menjadi nursepreneur (perawat pengusaha)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Entrepreneur.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Nursepreneur.
3. Untuk mengetahui kiat menjadi nursepreneur.
4. Untuk mengetahui cara menjadi employer kemudian investor.
5. Untuk mengetahui cara untuk mampu berpikir untung (think benefit) dan merubah
paradigma berpikir (change thinking paradigm).
6. Untuk mengetahui model Entrepreneurship.
7. Untuk mengetahui langkah perawat untuk menjadi nursepreneur (perawat pengusaha)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Entrepreneur dan Nursepreneur

A. PENGERTIAN ENTREPRENEUR

Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang bermakna seseorang yang
melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise (perdagangan) atau venture (bisnis) yang
dihubungkan dengan pengambilan resiko kegiatan. Secara umum Entrepreneur selalu dikaitkan dengan
bisnis, namun sebenarnya tidak selalu demikian. Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru
atau membentuk pelayanan jasa/produk dalam market baru, baik itu bersifat profit ataupun non profit.

Seorang Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/produk
dalam market baru. Dalam hal ini seseorang itu mempunyai kemampuan berpikir yang kreatif dengan
daya kreasi dan membuat sesuatu yang baru dengan cakap melihat suatu peluang serta berani
mengambil risiko atas tindakannya. Ketika seorang perawat mengambil suatu langkah di tengah orang-
orang lain saling berlomba memperebutkan kesempatan kerja yang sangat sempit, ia justru berpikir
melakukan suatu usaha yang dapat menghasilkan secara ekonomi dan memberi peluang kerja bagi
sesamanya, ia dapat dikatakan sebagai seorang Entrepreneur.

B. PENGERTIAN NURSEPRENEUR

Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari peran dan fungsi
perawat. Pengembangan karir tersebut dapat menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan lainnya.
Misalnya manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center, manager Balai kesehatan swasta,
pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain
sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik
saham, atau owner yang akan menggaji karyawannya. Hal seperti ini sudah mulai ada di Indonesia,
misalnya saat pembubaran Konas jiwa. Di Bali, perawat memiliki balai Keperawatan yang dipadukan
dengan fisioterapi.

Selain peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitian-penelitian, sebagai contoh adanya
tim riset yang meneliti perawatan luka, cara ganti balutan efektif, kompres modern, terapi modalitas,
tehnik relaksasi dsb. Masalah penelitian direkomendasikan dari Rumah sakit atau intistusi kesehatan
yang membutuhkan solusi. Misalnya kenapa kunjungan ke RS tertentu sangat rendah, maka perawat
manajemen akan melakukan riset yang didanai rumah sakit yang bersangkutan, termasuk riset kepuasan
klien. Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam bidang pendidikan atau
menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai konsultan. Misalnya pelatihan baby siter, pelatihan
perawat lansia, perawat anak di rumah atau perawat yang akan mendampingi klien saat ibadah haji.

Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan “Entrepreneur”. Nurse artinya
seorang perawat, sedangkan Entrepreneur sendiri memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya
yang disampaikan oleh John G. Burch, Entreprenuer memiliki sifat :

1. Berhasrat mencapai prestasi


2. Seorang Pekerja keras

3. Ingin bekerja untuk dirinya

4. Mencapai kualitas

5. Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan

6. Optimis

7. Berorganisasi

8. Berorientasi kepada keuntungan

Seseorang yang berprofesi apapun, asal mampu menerapkan 8 aspek sifat Entrepreneur dalam
kehidupan sehari-harinya, maka dapat dikategorikan sebagai Entrepreneur, termasuk seorang perawat.
Dengan jiwa Entrepreneur masalah seharihari yang dihadapi perawat di ruangan akan menjadi uang.
Karena perawat yang berjiwa entrepreneur memilki ciri berorientasi pada keuntungan. Sebagai contoh
masalah menumpuknya botol infus bekas, abocate yang tak terpakai, sisa makanan pasien, cucian
keluarga perawat, penunggu pasien, terpisahnya orang tua yang sakit dengan anak.

Disamping hal tersebut ada fenomena menarik seperti apa-apa yang dilakukan oleh perawat yang
tergabung dalam asosiasi perawat Indonesia yang bekerja di malaysia, Saudi Arabia, Qatar dan Kuwait.
Mereka mencoba berorganisasi sebagai ciri Nursepreneur dan memiliki keberanian untuk hijrah dengan
Berorientasi kepada keuntungan berupa besarnya gaji yang diperoleh, gaji tersebut selanjutnya
dijadikan aset yang akan menjadi mesin uang.

Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut:

1 Pengerahan Diri: Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk diri sendiri.

2 Pengasuhan Diri: Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun memilikinya.

3 Orientasi pada Tindakan: Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasikan dan mengubah ide
– ide Anda menjadi kenyataan.

4 Energi Tingkat Tinggi: Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental dan fisik.

5 Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi resiko

Entrepreneur bagi perawat sebetulnya bisa dipelajari sambil melakukannya (learning by doing), namun
harus diingat bahwa wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih tetap sangat diperlukan.

Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil
risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur selalu
tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif.

Perawat Entrepreneur mungkin bisa diartikan sebagai perawat yang mempunyai jiwa wirausaha.
Entrepreneur/wirausaha/pebisnis, yang tidak dikenali seperempat abad lalu, saat ini diajarkan sebagai
mata kuliah di universitas di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, ratusan perguruan tinggi mengajarkan
itu. Apakah ini benarbenar fenomena baru? Tidak persis demikian. Kita sebenarnya dilahirkan sebagai
entreperneur. Keberanian, kreativitas, dan inisiatif semuanya adalah sifat yang dimiliki seseorang sejak
lahir. Itu alami, melekat dalam diri kita, Tinggal masalahnya, buatlah kemampuan itu muncul dan bekerja
optimal. Kita sebagai perawat sudah pernah memenangkan persaingan yang paling akbar di jagat raya
ini yaitu 700 juta sel sperma yang bersaing membuahi ovum. Kitalah pemenangnya. Lalu berkembang
menjadi bayi, bayi manapun di dunia ini, sebelum mereka dibanjiri nilai-nilai dan peraturan masyarakat,
tanpa perlu ikut seminar tentang ”berjalan”, ia belajar berjalan sampai bisa. Setiap kali si bayi yang
belajar berjalan, ia tersandung dan terjatuh kemudian bangkit lagi. Bayi itu pun belajar berbicara tanpa
perlu mengikuti kurus bahasa. Sayangnya, semua kelebihan itu hilang ketika ia memasuki institusi yang
kita sebut sekolah.

Dalam bidang pekerjaan apapun, yang namanya income harian, mingguan, bulanan, tahunan dan
“dadakan”, semuanya penting terpenuhi. Tetapi selain itu kita masih bisa melakukan hal lain, banyak
bisnis/usaha yang bisa dilakukan perawat, jadi sambil bekerja sebagai perawat, namun memiliki usaha
sampingan di bidang wirausaha.

Bekerja di luar negeri bisa menjadi langkah awal menjadi pebisnis dan investor. Perawat di luar negeri
rata-rata mencapai gaji 10 x lipat perawat di Indonesia. Sebelum menjadi pengusaha kita memang perlu
modal finansial dan modal karakter. Setiap orang, siap atau tidak, kondisi akan mendorongnya menjadi
seorang Entrepreneur.

2.2 KIAT MENJADI NURSEPRENEUR

Seorang perawat dapat menjadi nurse Entrepreneur atau menjadi nurse Intrapreneur. Seorang
perawat nurse Entrepreneur adalah seorang perawat yang menjalankan wirausahanya sendiri atau
dengan beberapa teman dalam bisnis keperawatan. Sebaliknya seorang perawat Intrapreneur adalah
seorang perawat yang menjalankan “bisnis” dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah
ada. Menjadi seorang Intrapreneur lebih aman, mendapatkan karir, dan dapat melangkah menjadi
Entrepreneur. Tentu saja ini berbeda dengan apa yang umumnya perawat lakukan, dan bukan bekerja di
RS yang tentu saja yang secara alamiah bukan tempat “berbisnis”.

Ketrampilan dan karakter perawat yang diperlukan berbeda sekali, mesti memiliki semangat
wirausaha, memulai sendiri, bertanggung jawab secara keuangan, mencoba hal baru, dan berani. Anda
sebagai perawat juga dituntut memiliki jiwa sales, customer services, budgeting, forecasting dan
manajemen.

Secara mudahnya lebih baik menjadi perawat Intrapreneur dulu, sambil bekerja dalam satu institusi
bisnis atau sambil bekerja sebagai perawat, namun memiliki usaha sampingan di bidang wirausaha.
Setelah kita yakin siap, maka bisa langsung terjun dalam Entrepreneurship untuk mengurus bisnis
sendiri.

2.3 MENJADI EMPLOYER KEMUDIAN INVESTOR

Menurut Robert Kiyosaki tingkatan terendah dalam bekerja menurut penghasilannya adalah Employer
(pekerja), tingkatan kedua adalah owner (pemilk) dan tingkatan ketiga adalah investor (pemilik modal).
Jawaban menarik yang disampaikan oleh para perawat yang bekerja di Kuwait kalau ditanyakan apakah
ingin bekerja sebagai perawat kembali di Indonesia nanti (saat resign), sebagian besar mereka
menjawab ”tidak”. Sehingga banyak dari mereka yang telah merintis berbagai jenis usaha bisa
berhubungan dengan dunia keperawatan/kesehatan atau bahkan tidak sama sekali. Banyak teman
perawat yang selalu setiap annual leave (cuti tahunan) mulai merintis bidang usaha baru, yang dikelola
keluarga/teman, atau membuat kontrakan, transportasi, buka toko obat, bisnis fotocopy, makanan,
property, wartel/warnet, usaha komputer, service Hp, bengkel, dsb.

Mereka memiliki keyakinan bahwa dalam bidang pekerjaan apapun, yang namanya income harian,
mingguan, bulanan, tahunan dan “dadakan”, serta income antar negara (income di LN dan di Indonesia )
semuanya penting terpenuhi. Bekerja di LN bisa menjadi langkah awal menjadi pebisnis dan investor.
Perawat di luar negeri rata-rata mencapai gaji 10 x lipat perawat di Indonesia. Sebelum menjadi
pengusaha kita memang perlu modal finansial dan modal karakter. Untuk mencari modal finansial kita
boleh menjadi karyawan dulu (employer). Setelah gaji kita ditabungkan maka kita mulai punya modal
finansial yang akan kita rubah menjadi mesin pencetak uang (aset). Kemudian hasilnya dapat
diinvestasikan oleh perawat yang akan menjadi pasif income.

2.4 MAMPU BERPIKIR UNTUNG (THINK BENEFIT) DAN MERUBAH PARADIGMA BERPIKIR(CHANGE
THINKING PARADIGM)

Perawat sering berhadapan dengan berbagai masalah saat bekerja misalnya macet saat mau dinas ke
Rumah sakit, mencuci baju putih yang gampang kotor, sampah medis yang berserakan, sulitnya
meninggalkan anak saat dinas, jauhnya kantin saat makan siang, tidak keburu masak di rumah, mahalnya
biaya berkomunkasi dengan suami.

Seorang perawat yang berjiwa Entrepreneur akan mulai berpikir beda dan berpikir untung. Tahap
selanjutnya mungkin muncul gagasan-gagasan segar dan ide – ide kreatif misalnya perawat menciptakan
CD rekaman English for nurse saat macet, laundry for nursing staf, Re-use machine for waste medical,
katering siap antar bagi perawat atau penitipan bayi bagi perawat. Ide – ide tersebut harus dibiasakan
muncul. Seberapa jeleknya ide itu atau seberapa sepelenya ide itu tetap harus dimunculkan. Di luar
negeri justru ide sepele itulah yang menghasilkan royalti jutaan, misalnya ide tentang alat penjepit
kuping anjing jenis tertentu, yang telinganya menjuntai saat makan dan tercelup pada makanan.

2.5 MODEL ENTREPRENEURSHIP

Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui adanya peluang, mampu
menggunakannya, kemudian jika terdapat hambatan, mampu mengatasi hambatan yang ada.
Diperlukan juga kemampuan cara melakukan Entrepreneurship itu sendiri sehingga tercipta usaha baru
(peluang menjadi usaha baru). Peluang perawat menjadi Entrepreneur dibagi menjadi: Trend
demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan perawatan dalam menjalani
hidupnya. Dalam menjalani pengobatan mungkin beberapa klien memerlukan penjagaan atas
privacynya sehingga memerlukan pelayanan secara khusus.

Kesempatan di falitas kesehatan :Terlibat dalam produksi atau pendistribusian suplemen yang baik
untuk pasien di rumah sakit. Mungkin kedepannya tidak menutup kemungkinan rumah sakit akan
melakukan outsourcing tenaga perawat untuk memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya
rumah sakit tidak akan memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk merawat pasien yang sangat
banyak dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga perawat.

Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan seseorang sehingga untuk
tetap sehat membutuhkan perawatan untuk mempertahankan kesehatanny, dalam hal ini focus kepada
kelompok – kelompok tertentu seperti klub jantung sehat. Peluang – peluang diatas sangat mungkin
dimanfaatkan oleh perawat karena perawat di rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun untuk
memanfatkan peluang tersebut perawat sering menghadapi hambatan – hambatan diantaranya: isu
malpraktek, tidak punya hak istimewa dari rumah sakit, padangan skeptis dari beberapa dokter tentang
peran independen perawat, dan ketakutan rumah sakit akan menurunnya kedisiplinan perawat.

Aspek legal : Perawat dalam menjalankan Entrepreneurship-nya sering dihantui oleh sangsi hukum,
oleh karena itu banyak perawat berharap untuk disahkannya RUU praktik keperawatan. Tetapi tentunya
aspek hukum yang harus dikuasai bukan hanya tentang perawat tentunya undang – undang atau
peraturan hukum lainnya juga harus dikuasai oleh perawat.

Etik dan konflik personal : Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis bertentangan dengan kode
etik dan nilai perawat dimana berbisnis maka akan menurunkan penilaian masyarakat terhadap
perawat. Dan untuk menghindari terjadinya konflik personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat
praktek dokter, hal ini menyebabkan fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh masyarakat atau
dengan kata lain tidak kompeten dan menjadi perawat tidak survive untuk menunjukan eksistensi
tindakan keperawatan mandiri.

Hambatan dari pengetahuan : Kemampuan perawat dalam memulai bisnis belum terlihat hal ini
disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan perencanaan bisnis (akutansi, pemasaran,
manajeriar, asuransi, hukum, perencanaan, insurance, anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan,
keterampilan klinik dan keperawatan). Manajemen perawat lebih difokuskan kepada manajemen pasien
tidak kepada manajemen perusahaan dan masih banyak perawat beranggapan bahwa masyarakat hanya
membutuhkan rumah sakit dan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan, kalau berbisnis
mempunyai risiko yang tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan dalam memulai usaha baru.

Solusi : Untuk mengatasi masalah diatas diantaranya dengan cara :

a) Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya kepada perawat yang sudah
menjadi Entrepreneur sejati harus terpanggil jika menginginkan terbentuk perawat yang berjiwa
Entrepreneur. Sehingga perawat berani memulai bisnis baru.

b) Perawat harus membuat komuniti perawat Entrepreneurship sehingga dapat menggali


potensi bisnis perawat, mengetahui tren bisnis perawat yang baru dan membuat arahan – arahan yang
positif untuk meningkatkan income bagi bisnis perawat.

c) Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan area – area


Entrepreneurship perawat termasuk perlindungan hukumnya.

d) Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis perawat, terhubung dengan trend
bisnis baru dan meningkatkan arahan – arahan untuk meningkatkan praktek.

e) Perawat harus memperbaiki mental Entrepreneurnya dan mempelajari peran – peran seorang
Entrepreneur

f) Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit, pemerintah dan swasta yang dapat
dijembatani oleh organisasi profesi.

2.6 LANGKAH PERAWAT MENJADI NURSEPRENEUR (PERAWAT PENGUSAHA)

Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isu profesionalisme.
Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji perawat konon berbanding terbalik dengan
beban kerja perawat. Mengharapkan pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak mungkin (tampak
pada ketidakjelasan RUU Keperawatan) karena saat ini perawat di Indonesia masih belum memiliki
bargaining position di mata pemerintah.

Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan perawat tanpa perlu
menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah dengan menjadi Nursepreneur (Perawat
Pengusaha).

Konsep Nursepreneur sudah lama muncul dalam dunia keperawatan. Namun, di Indonesia konsep ini
belum begitu familiar. Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep ini, yaitu untuk menjadi perawat
pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya perlu 5 langkah. Uniknya 5 langkah ini sangat sering
dilakukan oleh perawat. 5 langkah itu adalah bagian dari PROSES – KEPERAWATAN yang terdiri dari (1)
pengkajian, (2) diagnosa, (3) perencanaan, (4) implementasi, dan (5) evaluasi. Jika dikaitkan dengan
NURSEPRENEUR, proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk menjadi perawat
pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu :

1. Pengkajian : Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukan pengkajian. Masalah
adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari proses pengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita
harus mengetahui masalah apa yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia bisnis adalah
pasar (market). Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai berbisnis adalah mengkaji kebutuhan
pasar.

2. Diagnosa: Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan diagnosa. Dalam dunia
bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan
potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini
adalah tahap diagnosa.

3. Perencanaan: Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah selanjutya
adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang sesungguhnya. Tahap perencaan ini
merupakan tahap ketika kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.

4. Implementasi: Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas harus
diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang paling inti dalam proses berbisnis dan
tentu saja merupakan tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang
berani take action.

5. Evaluasi: Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh terlupakan. Dari
evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama
dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita
jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak,
perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan. 5 langkah diatas merupakan gambaran umum dan
sederhana untuk memulai menjadi Nursepreneur.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Entrepreneur adalah seseorang yang melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise
(perdagangan) atau venture (bisnis) yang dihubungkan dengan pengambilan resiko kegiatan. Seorang
Entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan jasa/produk dalam market
baru. Entreprenuer memiliki sifat: berhasrat mencapai prestasi, seorang pekerja keras, ingin bekerja
untuk dirinya, mencapai kualitas, berorientasi kepada reward dan kesempurnaan, optimis,
berorganisasi, berorientasi kepada keuntungan. Seorang perawat Nurse Entrepreneur adalah seorang
perawat yang menjalankan wirausahanya sendiri atau dengan beberapa teman dalam bisnis
keperawatan. Sebaliknya seorang perawat Intrapreneur adalah seorang perawat yang menjalankan
“bisnis” dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah ada.

Menurut Robert Kiyosaki tingkatan terendah dalam bekerja menurut penghasilannya adalah
Employer (pekerja), tingkatan kedua adalah owner (pemilk) dan tingkatan ketiga adalah investor
(pemilik modal). Seorang perawat yang berjiwa Entrepreneur akan mulai berpikir beda dan berpikir
untung. Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui adanya peluang, mampu
menggunakannya, kemudian jika terdapat hambatan, mampu mengatasi hambatan yang ada. Jika
dikaitkan dengan NURSEPRENEUR, proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk
menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu: pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.

3.2 SARAN

Kami selaku penulis berharap dengan laporan yang kami tulis ini dapat membantu para pembaca
lebih memahami mengenai strategi kewirausahaan dalam bidang kesehatan. Kami berharap agar
selanjutnya dapat membuat laporan yang lebih sempurna di kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTSAKA
http://eprints.walisongo.ac.id/7150/3/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwisx8SemYnh
AhXi7XMBHScxA0gQFjACegQIARAB&usg=AovVaw1udTbBx10cgncKj2MD tlt1 (diakses pada 16 Maret
2019, pukul 20.50 WITA) http://digilib.uinsby.ac.id/5286/5Bab
%25202.pdf&ved=2ahUKEwisx8SemYnhAhXi7
XMBHScxA0gQFjAGegQICRAB&usg=AOvVaw3ABm68RL86VaK4TSQs4sm (diakses pada 16 Maret 2019,
pukul 20.50 WITA)

Anda mungkin juga menyukai