Anda di halaman 1dari 156

Mesin Fluida:

Sub Pompa, Kompresor dan Turbin


ADRI MALDI SUBARDJAH
6. Pompa
6.1 Klasifikasi, prinsip kerja & pemilihan 3 x 4 Jam
6.2 Konstruksi dan komponen utama pompa sentrifugal
6.3 Diagram sistem energi pompa, segitiga kecepatan dan perhitungan kinerja
6.4 Operasi dan karakteristik pompa

7. Kompresor
7.1 Klasifikasi, prinsip kerja & pemilihan 3 x 4 Jam
7.2 Konstruksi dan komponen utama
7.3 Perhitungan kinerja
7.4 Blower dan fan
8. Turbin Air
8.1 Klasifikasi, prinsip kerja 2 x 4 Jam
8.2 Konstruksi dan komponen utama
8.3 Diagram sistem energi turbin air, segi tiga kecepatan dan perhitungan kinerja
Mesin Fluida
Fluid Machines

Diklasifikasikan berdasarkan arah perubahan energi

Energi Energi
Mesin Fluida Mekanik
Fluida

Turbin

Pompa, kompresor
6. Pompa
Klasifikasi, prinsip kerja & pemilihan
Definisi
Sebuah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan atau cairan
berupa campuran seperti lumpur (adukan semen, minyak mentah, ‘air
kotor’ dsb) dari satu tempat dengan tekanan rendah ke tempat lainnya
yang bertekanan lebih tinggi.
6.1 Klasifikasi, prinsip kerja & pemilihan
Diklasifikasikan berdasarkan konstruksinya

Pompa/Kompresor

6.1.1 6.1.2
Rotodynamics Positive Displacement
(Tak Tersekat) (Tersekat)
• Aksial • Reciprocating: Diaphragm,
• Sentrifugal/Radial plunger, piston
• Campuran • Rotary: single and multi
rotor (vane, screw, gear…)
Pompa

Rotodinamik Perpindahan Positif

Sentrifugal Bolak-Balik Rotari

Aksial Torak Roda Gigi


Campuran Plunger Vane

Difragma Lobe

Torak
Kategori
Three main categories of centrifugal pumps exist

Radial flow
Axial flow

Mixed flow 7
6.1.1 Rotodynamic Pump
Axial Type
Fluid Out

Fluid In
6.1.1 Rotodynamics Pump
Centrifugal Type
6.1.1 Rotodynamics Pump
Mixed Flow Type
6.1.1 Rotodynamics Pump
Pemilihan
• Perbedaan pompa terdapat pada
kapasitasnya, yaitu: debit dan
tekanan atau head.
• Pemilihan pompa disesuaikan
dengan kebutuhan kedua variabel
tersebut
Heavy Duty Shaft and Bearing

6.2 Konstruksi dan Standard Labyrinth Seal Ductile Iron Adapter

komponen utama
pompa sentrifugal
Screw from the Top
CASE

Bull’s-eye Observation Window

Fully Open
Large Tank Impeller

Rigid Support Flexible Seal


K A. Stuffing Box
A B. Packing
B J C. Shaft
D. Shaft Sleeve
I
E. Vane
F. Casing
C H
G. Eye of Impeller
D G
H. Impeller
E I. Casing Wear Ring
J. Impeller
F K. Discharge Nozzle
Discharge Nozzle Casing Wear Ring
O-Ring Shaft
Mechanical
Seal

Suction
Nozzle
Ball Bearing Motor

Impeller Bearing Housing


Locking Nut Impeller Back Casing
Casing

Eye of Impeller
Support Foot
1. Pump Body
2. Secondary Impeller
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 3. Primary Impeller
4. Pump Cover
5. Sliding Bearing
6. Pump Shaft
7. Labels
8. Bracket
9. Arrow Plate
10.Bearing Box
11.Protective Hood
12.Coupling
13.Motor
14.Pedestal Protective
15.External Magnetic Motor
16.Isolation Cover
19 18 17 16 15 14 17.Inner Magnetic Rotor
18.Shaft Sleeve
19.Thrust Bearing
6.2.1 Impeller
Hub Plate

• Merupakan komponen utama


• Yang menyebabkan cairan terisap
dan mengalir ke tempat yang Blade
bertekanan lebih tinggi (Sudu)
• Bila impeller diputar, apa yang
terjadi pada cairan yang ada di
sekitar sudu?
Impeller
Eye
6.2.1 Impeller
Bila impeller berputar
• Partikel cairan yang berada di sekitar sudu
akan terdorong keluar akibat gaya sentripetal
• Karena cairan di sekitar sudu terdorong
keluar dan bila cairan tersebut tidak diganti
dengan cairan lainnya maka di sekitar sudu
akan terjadi vakum begitu juga di impeller
eye.
• Bila cairan tersedia diseluruh sudu, impeller
eye, suction nozzle dan suction pipe maka
cairan akan terisap dan mengalir seterusnya
Cara Kerja Pompa Sentrifugal
Tipe Impeller
Viskositas Rendah, Efisiensi Meningkat

Open Impeller Closed Impeller


Semi Open Impeller
Type of Impeller
There are three main categories of impeller due type of impeller’s
vane, which are used in the centrifugal pumps as;

 Radial vanes  Backward vanes  Forward vanes


Type of Impeller
6.2.2 Volute Casing (Rumah Siput)
Casing adalah saluran yang menutupi impeller dan berfungsi untuk
mengubah sebagian energi kinetik cairan yang telah melintasi impeller
menjadi energi tekanan.
6.2.2 Volute Casing (Rumah Siput)
• Rumah pompa berbentuk seperti rumah siput
• Dari penampang area aliran yang kecil
menjadi penampang area yang lebih besar 2 1
Volute
• Kenapa dibuat seperti ini?
• Gunakan persamaan energi di titik 1 dan di
titik 2!
Persamaan Energi di Rumah Pompa
Diketahui bahwa z1 = z2 , v1 > v2 dan Qout
dengan mengabaikan faktor gesekan
maka pers. Energi (1) dan (2) menjadi:
v2 v1 Qin
𝑝 𝑣2 𝑝 𝑣2
+ = +
𝜌𝑔 2𝑔 1
𝜌𝑔 2𝑔 2
p2 p1

Untuk mendapatkan hasil yang benar


maka p2 > p1.
Artinya?
Suction dan Delivery Pipes
Suction pipe salah satu ujungnya Delivery HD = Delivery
dihubungkan pada bagian isap pipe Head
pompa dan ujung lainnya masuk
kedalam fluida dimana fluida pi

tersebut berada. Acuan

Delivery pipe salah satu ujungnya Suction


pipe
dihubungkan pada bagian buang Patm vi HS = Suction
pompa dan ujung lainnya Head
mengalirkan cairan pada ketinggian
tertentu yang diperlukan.
Suction Head Pump

Terdapat 3 kemungkinan sistem penempatan pompa


• Negative supply
• Positive supply
• Supply from Pressure Tank
Negative supply

HD = 25 m
HLD = 10 m
HDT = 25 m + 10 m = 35 m
HD
HS = 6 m (suction pressure)
HLS = 3 m
HS HST = 6 m + 3 m = 9 m

HP = HDT + HST = 35 m + 9 m = 44 m
Positive supply

HD = 10 m
HLD = 5 m
HDT = 10 m + 5 m = 15 m

HS = -3 m (suction pressure)
HD HLS = 2 m
HST = -3 m + 2 m = -1 m
HS
HP = HDT + HST = 15 m - 1 m = 14 m
Supply from pressure tank

HD = 15 m
HLD = 3 m
HDT = 15 m + 3 m = 18 m

HS = -2 m (suction pressure)
p HD HLS = 1 m
P = -8 m
HS HST = -2 m + 1 m - 8 m = -9 m

HP = HDT + HST = 18 m - 9 m = 9 m
Grafik untuk menghitung
kerugian head

Hf per 100 meter panjang pipa


stainless steel dengan kekasaran
permukaan ɛ = 0,05, media
dengan viskositas 1 mm2/s (air)
dan ketelitian + 5%.

Pipa A berdiameter 100 mm (1,19 m/ 100 m)


Pipa B berdiameter 125 mm (0,38 m/ 100 m)
Pipa C berdiameter 150 mm (0,15 m/ 100 m)
Suhu Kerja o o
Diagram p – h untuk Air
o o 400oC 500oC 600oC
50 MPa 10 C 100 C 200 C 300 C
5
Suhu kerja maksimum 20 MPa 5,5
6 6,5
7
10 MPa
sangat berpengaruh 5 MPa 7,5
terhadap terjadinya proses 2 MPa 200oC
kavitasi 1 MPa 8

Tekanan
0,5 MPa 8,5
0,2 MPa Entropy
D 100oC kJ/kg.K
T, oC p, bar (a) 100 kPa
50 kPa
10 0.01227 20 kPa C 60oC
40 0.07375 10 kPa B 40oC
5 kPa
60 0.19920
2 kPa 10% 20% 30% 40%50%60%70%80%90%
100 1.0133 1 kPa
A 10oC

500 1000 1500 2000 2500 400oC 600oC


Enthalpy, kJ/kg
Operasi Awal Pompa Sentrifugal
‘Memancing’
◦ Casing pompa harus dipenuhi oleh cairan sebelum pompa dijalankan atau
pompa tidak akan berfungsi.

◦ Untuk meyakinkan pompa sentrifugal berada pada kondisi yang prima, setiap
pompa sentrifugal seharusnya mempunyai katup isap.
Kavitasi
 Jika tekanan isap di bagian pusat impeller turun dibawah tekanan uap cairan
yang sedang dipompa maka cairan tersebut akan mulai mendidih
 Setiap gelembung yang terbentuk akibat penurunan tekanan di pusat impeller
akan terbawa dan tersapu sepanjang daun impeller. Ketika gelembung uap
memasuki bagian dimana tekanan lokalnya lebih besar dari tekanan jenuh
maka gelembung uap akan pecah.
 Fenomena ini dikenal sebagai kavitasi.
Proses Kavitasi
Efek Kavitasi
Terdapat beberapa efek kavitasi:
 Menimbulkan kebisingan, getaran dan kerusakan pada beberapa komponen.

 Kehilangan kapasitas.

 Pompa tidak menghasilkan head yang sama. (tekanan)

 Tekanan buang berfluktuasi.

 Efisiensi pompa turun.


Efek Kavitasi pada Impeller

Kerusakan pada Impeller Kerusakan pada blade


Pencegahan terhadap Kavitasi
◦ Mengurangi jarak permukaan cairan

◦ Menurunkan suhu cairan

◦ Mengurangi N.P.S.H. yang diperlukan

◦ Menggunakan pompa dengan pembukaan ‘mata’ impeller yang lebih besar.

◦ Pompa harus kedap

◦ Mengurangi kerugian akibat gesekan


Bagaimana prinsip kerja pompa sentrifugal?
6.2.3 Poros Pompa
A B

𝐹𝑝𝑎

𝐹𝑝𝑟
𝐹𝑟𝐴 𝐹𝑟𝐵
SHAFT
Shaft adalah sebuah poros dari sebuah alat dan merupakan bagian utama dari
mesin-mesin yang berputar.

Vickers Vane Pump Shaft Water Pump Shaft - K Series


SHAFT SLEEVE
Shafts Sleeve adalah sebuah
bushing/adaptor yang berbentuk
selongsong yang terpasang pada
shaft dengan tujuan melindungi
shaft akibat pengencangan
baut/screw Mechanical Seal.

Bell & Gossett Shaft & Sleeve


Mechanical Seal
Shaft Sleeve
Mechanical Seal, Mechanical Seal,
circulation liquid, outlet circulation liquid, inlet
Poros pompa biasanya dilindungi Seal Cover
Shaft Seal Housing
dari erosi, korosi, dan keausan
pada ruang sil, leakage joints, Assembly
Fixture
bantalan internal, dan di saluran
air oleh sleeve yang dapat Shaft
Sleeve
diperbarui. Fungsi shaft sleeve
yang paling umum adalah
melindungi poros dari keausan
Throttle Bush Stationary Spring Primary Mating Pumping
pada packing dan sil mekanik. Assy Ring Ring Ring
SEAL
• Seal adalah suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang berfungsi
sebagai penghalang/penyekat keluar/masuknya cairan, baik itu fluida proses maupun
pelumas.
• Pada sepeda motor atau mobil sering kali bengkel bilang karet sil, sil-as kruk, oil-seal.
• Analogi lainnya, coba anda bayangkan sebuah aquarium. Apa yang akan terjadi jika
kaca-kaca ditempelkan tanpa diberi lem kaca/sealant?
• Lem kaca setelah mengeras, pada kondisi tersebut adalah seal.
• Bisa disepakati bahwa Seal lebih merujuk pada pengertian suatu fungsi.
• Apapun bentuk dan materialnya, apabila berfungsi untuk mencegah kebocoran, maka dia
disebut sebagai Seal.
Shaft Seal
Terdapat beberapa jenis penyekat untuk menghindari kebocoran pada poros,
yaitu:
• O-Ring
• Gland Packing
• Mechanical Seal
O-Ring
O-Ring
Gland Packing
Lantern Ring
Gland Packing
Mechanical Seal
Rotating Seal O-ring Seal
Disk Seal (Face)
Spring
Spring Pump’s house
Shaft ring
Stationary Seal
Sleeve
O-ring Seal

Pump Shaft
Cara Kerja Mechanical Seal
• Titik utama penyekatan dilakukan oleh dua sealfaces yang permukaannya
sangat halus dan rata.
• Gesekan gerak berputar antara keduanya meminimalkan terjadinya kebocoran.
• Satu sealface berputar mengikuti putaran shaft, satu lagi diam menancap pada
suatu dinding yang disebut dengan Glandplate.

Pump Shaft
Gaya Pegas 𝐹𝑥 = k ∆x

FTutup Tekanan Fluida Tekanan bekerja Gaya Fluida


pada bidang, AT 𝐹𝑓 = p AT 54
Contact Points
Leak Paths
1. Gland to Pump Face
2. Over the top of the seal.
3. Under the seal.
4. Between the faces.
Cairan
Atmosfir

Seal
Shaft Alignment
Shaft Alignment
Shaft Alignment
Shaft Alignment
Shaft Alignment

Kenapa poros harus sejajar atau concentric?


Kurva Karakteristik
Head (kurva pompa)

Sistem Kurva

Head/Tekanan
Efisiensi Operating point

Efisiensi

Debit, Q
Kurva Karakteristik Pompa Sentrifugal
How to Get Pump Characteristic
Open Close

Delivery Min Max

Head 1/4 3/4 Fully Open


1/2

Pump

Suction
Head
x x Bejana
x x
Head x Berukuran 0:00’00”
0:00’56”00
25

x
32 lit/mnt
x
Debit Stop Watch
System Curve
• Total head (HT) yang diberikan oleh sebuah pompa merupakan
jumlah dari elevasi head dan kerugian head yang terjadi sepanjang
perpindahan fluida.
• Kerugian head ini disebabkan oleh gesekan dan separasi didalam
aliran fluida. Kerugian head ini tergantung kepada kecepatan fluida.
• Dengan demikian kerugian head yang terjadi dapat diekspresikan
dalam bentuk persamaan debit fluida yang dialirkan
• Maka dapat dibuat grafik H-Q yang dapat mewakili karakteistik
pompa.
Kerugian Energi dalam Jaringan Pipa
Kerugian disebabkan oleh:
1. Gesekan dengan solid boundary sepanjang aliran. Ini dikenal
sebagai major losses
2. Ganguan pada sebuah aliran normal akibat belokan atau perubahan
penampang aliran yang mendadak. Hal ini dikenal sebagai minor
losses.

Jika v = kecepatan aliran di dalam pipa maka kecepatan head-nya


adalah v2/2g dan kerugian head = k (v2/2g) dimana k adalah konstanta
Konfigurasi Pemasangan Pompa
 Secara Paralel
◦ Untuk kebutuhan aliran debit yang tinggi
◦ Head atau tekanan yang dihasilkan sama dengan pompa tunggal
◦ Debit merupakan penjumlahan dari masing-masing pompa.

 Secara Seri
◦ Untuk kebutuhan head atau tekanan yang tinggi
◦ Debit tetap sama dengan pompa tunggal
◦ Head/tekanan adalah penjumlahan dari setiap pompa.
Konfigurasi Pemasangan Pompa
Pemasangan Secara Seri Pemasangan Secara Paralel
Kurva Karakteristik

?
Piping Configurations To Improve
Pumping System Efficiency
Piping Configurations To Improve
Pumping System Efficiency
Piping Configurations To Improve
Pumping System Efficiency
Piping Configurations To Improve
Pumping System Efficiency
Piping Configurations To Improve
Pumping System Efficiency
Hanger Hanger
Motor

Suction Discharge

Horizontal split casing pump


6.3 Kinerja Pompa
Persamaan Bernoulli, Head Pompa
Perhatikan Titik 1 dan Titik 2 pada Impeller berikut: 2
• Asumsikan aliran steady, v2 = v1
• Abaikan delta posisi titik 1 dan titik 2 karena
sangat pendek
• Penambahan head aliran diantara titik 1 (mata
pompa)dan titik 2 (exit).
1
𝑝1 𝑣12 𝑝2 𝑣22
𝐻𝑃 = + + 𝑧1 − + + 𝑧2
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔
𝒑𝟏 − 𝒑𝟐 Net head pompa = perubahan head pressure.
𝑯𝑷 ≈ = 𝒉 𝑷 − 𝒉𝑳
𝜸 hP = Total head pump, hL = Total head loss
Daya Pompa
Daya yang diberikan Pompa kepada fluida

𝑷𝑾 = 𝝆 . 𝒈 . 𝑸 . 𝑯𝑷

Daya yang diperlukan untuk menjalankan pompa dikenal sebagai brake horsepower

bhp = ω T
Dimana ω adalah kecepatan angular poros dan T adalah torsi poros.
Jika tidak terjadi kerugian, P dan brake horsepower adalah sama besarnya, namun
tentunya P akan lebih kecil dibandingkan dengan bhp sehingga efisiensi pompa dapat
didefinisikan, η
Efisiensi Pompa
Efisiensi Pompa didefinisikan sebagai berikut:

𝑷𝑾 𝝆 . 𝒈 . 𝑸 . 𝑯𝑷
𝜼= =
𝒃𝒉𝒑 𝝎𝑻

Tujuan designer pompa adalah untuk mendapatkan efisiensi pompa yang setinggi mungkin
dengan kisaran debit yang lebih luas
Komponen Efisiensi Pompa

Efisiensi pada dasarnya terdiri dari 3 komponen, yaitu:


• Efisiensi volumetrik, ηv
• Efisiensi hidrolik, ηH dan
• Efisiensi mekanik, ηm
Efisiensi Volumetrik
Efisiensi Volumetrik didefiniskan sebagai berikut:

𝑸
𝜼𝒗 =
𝑸 + 𝑸𝑳

Dimana QL adalah kerugian fluida akibat leakage antara impeller dan casing (clearances)
Efisiensi Hidrolik
Efisiensi Hidrolik didefinisikan sebagai berikut:

𝒉𝑳
𝜼𝒉 = 𝟏 −
𝒉𝑷
dimana hL terdiri dari 3 komponen:
(1) kerugian akibat shock di mata impeller diakibatkan ketidaksempurnaan antara
arah aliran inlet dan sudut blade dibagian masuk,
(2) kerugian akibat gesekan di blade passages, dan
(3) kerugian sirkulasi akibat ketidaksempurnaan dibagian keluar blades.
Efisiensi Mekanik
Efisiensi Mekanik didefinisikan sebagai berikut:

Pf
m  1 
bhp

dimana Pf merupakan kerugian daya akibat gesekan mekanik pada bantalan, packing
glands, dan bagian kontak lainnya pada mesin.
Efisiensi Total
Sehingga efisiensi total didefinisikan sebagai berikut:

  v h m

Designer harus bekerja pada 3 area tersebut untuk memperbaiki kinerja pompa
One Dimensional FLow v2
vn2 U 2 = ω . r2
Untuk membangun teori dasar kinerja pompa, vt2
α2
kita akan mengasumsikan aliran one- w2
β2
w1 v1
dimensional dan digabungkan dengan vektor Blade β1 α1 vn1
kecepatan fluida ideal sepanjang impeller r2 u1 = ω . r 1
vt1
dengan teori momentum angular di dalam r1

sebuah control volume,


Impeller
ω
One Dimensional FLow

Untuk membangun teori dasar kinerja pompa, kita akan mengasumsikan aliran one-
dimensional dan digabungkan dengan vektor kecepatan fluida ideal sepanjang impeller
dengan teori momentum angular di dalam sebuah control volume,
v2
Diagram Kecepatan Ideal vn2 U 2 = ω . r2
Fluida diasumsikan memasuki impeller pada r vt2
= r1 dengan komponen kecepatan w1 α2
w w1 v1
menyinggung terhadap sudut blade β1 dengan 2 β2
kecepatan singgung dibagian inlet impeller u1 = Blade vn1
β1 α1
ωr1. Maka kecepatan absolut masuk
r2 u1 = ω . r 1
merupakan penjumlahan vektor w1 dan u1, vt1
r1
terlihat sebagai V1. Sama halnya , aliran di exit
di r = r2 dengan komponen w2 parallel terhadap
sudut blade β2 ditambah kecepatan singgung Impeller
ω
diujung impeller u2 = ωr2, dengan resultan
kecepatan V2.
dimana Vt1 dan Vt2 adalah kecepatan singgung fluida di r1 dan di r2
Torsi
Dengan menggunakan persamaan momentum angular maka didapat Torsi, T

T = ρQ ( r2Vt2 - r1Vt1 )

dimana Vt1 dan Vt2 adalah kecepatan singgung fluida di r1 dan di r2


Persamaan Euler utk Turbomesin
Daya yang diberikan kepada fluida
Pw = ωT = ρQ(u2Vt2 - u1Vt1)
Diketahui juga Pw = ρgQH
Pw Q u2Vt 2  u1Vt 1 
atau H  
gQ gQ

H 
u2Vt 2  u1Vt1 
Euler turbomachine equations
g
Dari Persamaan Geometri
V2= u2 + w2 - 2uw cos β
w cos β = u - Vt
V2= u2 + w2 - 2u(u – Vt )
V2= u2 + w2 - 2u2 + 2uVt
V2= w2 - u2 + 2uVt
uVt = ½ (V 2 + u2 - w2 )
Dari Persamaan Geometri
uVt = ½ (V 2 + u2 - w2 ) substitusi ke persamaan

H 
u2Vt 2  u1Vt1 
g

H 
1
2g
  
V22  V12   u22  u12   w 22  w12 
Dari Persamaan Geometri
H 
1
2g
 
V22  V12   u22  u12   w 22  w12  

Maka head ideal berhubungan


• Pertambahan Ek fluida di impeller
• Energi yang digunakan untuk mengatur fluida memasuki gerakan
circular disekitar sumbu impeller (gaya vortex)
• Regain head statik akibat penurunan kecepatan relatif fluida
ketika melalui impeller
Dari Persamaan Bernoulli
 p1 v12   p2 v 22 
H     z1      z 2   hs  h f
  2g    2g 

H 
1
2g
  
V22  V12   u22  u12   w 22  w12 

 p 

 

v2
2 g

z 
1
 2g
V 2  u 2  w 2   const
 
Persamaan Bernoulli Koordinat Berputar

 p w  r 2 2 2

 z    const
  2g 2g 
Ini adalah persamaan Bernoulli untuk koordinat yang berputar dan
digunakan untuk aliran inkompresibel baik untuk dua atau tiga
dimensional.
Daya Pompa
Untuk pompa sentrifugal, daya dapat dihubungkan dengan kecepatan radial, Vn = Vt tan α

Pw = ρQ( u2Vn2 cot α2 - u1Vn1 cot α1 )


Diketahui:

Dimana b1 dan b2 adalah lebar (tinggi) blade di bagian masuk dan keluar
Perhitungan Karakteristik Pompa
Dengan diketahuinya parameter pompa r1 , r2 , β1 , dan β2 , persamaan head dan
daya digunakan untuk menghitung daya dan head ideal versus debit.
Perhitungan debit perancangan Q* biasanya dengan mengasumsikan bahwa
aliran masuk mempunyai arah normal terhadap impeller

α1 = 90° Vn1 = V1

Analisa sederhana dapat memenuhi estimasi dengan toleransi 25% untuk


perhitungan head, daya air dan debit pompa.
Contoh Soal 1
Diketahui dari data sebuah pompa air sentrifugal komersial :
r1 = 4 in, r2 = 7 in, β1 = 30°, β2 = 20°, Laju (N) = 1440 rpm.

Estimasikan
(a) debit perancangan,
(b) daya air, dan
(c) head jika b1 = b2 = 1.75 in.
Jawaban A
Kecepatan angular, ω: ω=2πN

ω = 2 π N = 2 π(1440/60) = 150.8 rad/s.

Sehingga kecepatan di masing-masing ujung


impeller
u1 = ωr1 u2= ω r2

u1 = ωr1 = 150.8(4/12) = 50.3 ft/s dan


u2= ω r2 = 150.8(7/12) = 88.0 ft/s.
untuk design point, di bagian masuk α1 = 90°,
maka didapat kecepatan radial di bagian
masuk (V1 = Vn1) dan debit

Vn1 = u1 tan β1 Vn1 = u1 tan 30° = 29.0 ft/s

Q = 2π r1 b1 Vn1
Jawaban A
Kecepatan radial di bagian keluar didapat dari hasil Q

Dengan didapatnya Vn2 maka kita dapat membuat segitiga kecepatan


seperti tergambar di atas maka

Vt2 = u2 - Vn2 cot β2 = 88.0 - 16.6 cot 20° = 42.4 ft/s


Jawaban B
Daya didapat dari persamaan: Pw = ωT = ρQ(u2Vt2 - u1Vt1)

Dengan α1 = 90O maka Vt1 = 0; sehingga


Pw = ρQu2Vt2
Jawaban C
Maka untuk head didapat

Aktual pompa mempunyai kurang lebih 140 ft head


Efek Sudut Blade Thdp Head
Daya Teoritis Pw = ρQu2Vt2
Dimana Vt2 = u2 - Vn2 cot β2

Head bervariasi linear terhadap debit Q, mempunyai


harga shutoff sebesar u22/g, dimana u2 adalah
kecepatan singgung diujung balde impeller.
Efek Sudut Blade Thdp Head
The slope is negative if β2 < 90°
(backward-curved blades) and
positive for β2 > 90° (forward-
curved blades).
Karakteristik Pompa Sentrifugal
η = 0 ketika
Q = 0 dan Q = Qmax,
η = ηmax (80% to 90%) ketika Q ≈ 0.6Qmax.
(design flow rate Q*) atau best efficiency point
(BEP)
Head dan daya pada BEP dinotasikan sebagai H* &
P* (bhp*),
η = ρgQH/P
Karakteristik
Pompa Sentrifugal
Karakteristik
Pompa Sentrifugal
Net Positive-Suction Head
Head yang diperlukan oleh pompa dibagian masuk untuk menjaga agar tidak terjadi kavitasi
atau boiling

pi v i2 pv
NPSH   
g 2 g g

Dimana pi and vi adalah tekanan dan kecepatan fluida di bagian masuk pompa dan pv adalah
tekanan uap fluida. Untuk besaran NPSH tertentu yang didapat dari kurva karakteristik
pompa, kita harus dapat meyakinkan bahwa besaran sebelah kanan adalah sama atau lebih
besar dari sistem aktualnya untuk menghindari kavitasi.
NPSH
Jika bagian masuk pompa ditempatkan pada ketinggian Zi di atas permukaan bebas air
resevoir dengan tekanan pa , maka dengan menggunakan persamaan Bernoulli persamaan
NPSH menjadi

pa pv
NPSH   z i  h fi 
g g

Dimana hfi adalah kerugian head akibat gesekan dan separasi yang terjadi diantara resevoir
dan bagian masuk pompa.
Deviasi dari Teori Pompa Ideal
Head pompa aktual dari data sebelumnya berbeda jauh dari teori ideal, contoh: pompa
berdiameter 36.75-in dengan kecepatan putar 1170 r/min , didapat shutoff headnya (Q = 0)
sebagai berikut:
Dari kurva di bawah diketahui
ketika Q = 0, head aktual nya
adalah sekitar 670 ft, atau 61%
dari nilai teori. Penurunan nilai ini
mengindikasikan kerugian-
kerugian yang terjadi.
Penyebab Kerugian
1. Kerugian di sirkulasi impeller , tambah besar kerugian untuk debit yang
rendah.
2. Kerugian akibat gesekan,
3. “Shock’’ yang terjadi akibat mismatch diantara sudut blade dan arah aliran
fluida.
Contoh Soal 2
Pompa berdiameter 32-in mempunyai debit
24,000 gal/min air pada putaran 1170
r/min dari sebuah resevoir dengan
tekanan absolut 14.7 lbf/in2. Jika kerugian
head yang terjadi 6 ft, dimanakah bagian
masukan pompa ditempatkan untuk
menghindari kavitasi dengan kondisi
dibagian masukan
(a) 60°F, pv= 0.26 lbf/in2 , SG = 1.0 dan
(b) (b) 200°F, pv = 11.52 lbf/in2, SG =
0.9635?
Jawaban a
Pada debit 24,000 gal/min memerlukan NPSH sekitar 35 ft. Untuk kasus tersebut
ρg = (32.2 x 1,94) lbf/ft3. Dari persamaan

pa pv
NPSH   z i  h fi 
g g

35

35 7,7
6.3.2 Diagram Kinerja Pompa Sentrifugal
Diagram Kinerja
Pompa Sentrifugal
• Memperlihatkan H, Q,
η, P dan NPSH
• Efisiensi hanya
meliputi komponen
pompa
• Daya yang diberikan
kepada pompa (P2)
• Daya yang dihasilkan
Pompa (PH)
Skematika Daya dan Efisiensi
PH 𝜂𝑀 =
𝑃2
𝑃1
ω
P1 P2 𝑃𝐻
Motor 𝜂𝑃 =
𝑃2

𝜂 𝑇 = 𝜂𝑃 . 𝜂𝑀
ηM ηP
Pembuatan Kurava
• Secara umum mengacu
kepada ISO 9906 Annex A
yang menyatakan secara
umum:
• Q +/- 9%
• H +/- 7%
• P + 9%
• η – 7%
Kurva Efisiensi, η

Untuk kondisi air 20oC maka persamaan


daya hidrolik, untuk Q dan H terukur,
dapat dinyatakan dalam bentuk:
Kurva Daya yang diperlukan Pompa, P2

Daya P2 bertambah ketika Q bertambah


Kurva NPSH
• Nilai NPSH dari sebuah pompa adalah nilai tekanan absolut yang harus tersedia di bagian suction
untuk menghindari terjadinya kavitasi.
• Ketika debit bertambah NPSH bertambah juga.
6.4 Karakteristik Pompa Sentrifugal
Karakteristik tergantung kepada:
• Jumlah tingkat (Number of stages)
• Posisi dari poros pompa
• Single suction or double suction impellers
• Coupling of stages
• Konstruksi rumah pompa
Konstruksi Umum End-Suction Pump
End-Suction

Horizontal

Single Stage Multistage

Long Coupled Close Coupled Close Coupled


Konstruksi Umum In-Line Pump
In-line
Horizontal Horizontal/Vertikal
Split case
Single Stage Multistage
Single Stage

Long Coupled Long Coupled Close Coupled Close Coupled


Viskositas Cairan
Viskositas Cairan
• Secara umum, air yang banyak dipompakan
• Namun, terdapat beberapa tugas pompa untuk mengalirkan cairan dengan
viskositas tinggi seperti oli, propylene glycol, gasoline. Cairan tersebut jika
dibandingkan dengan air mempunyai massa jenis dan viskositas yang
berbeda
• Viskositas merupakan ukuran kekentalan suatu fluida
• Tambah tinggi viskositas maka fluida akan tambaah kental.
• Terdapat 2 jenis viskositas, yaitu viskositas dinamik dan viskositas
kinematik
Hubungan antar Jenis Viskositas
Perbandingan Viskositas Fluida
Koreksi Kurva Karakteristik
• Karakteristikpompa umumnya berdasarkan viskositas air
• Viskositas air = 1 cSt ketika massa jenisnya 1000 kg/m3
• Ketika pompa digunakan pada fluida dengan cairan antibeku pada suhu 0oC
maka perlu diperiksa apakah pompa dabat memberikan kinerja yang
diperlukan atau memerlukan motor yang lebih besar?
• Berikut adalah metoda yang digunakan untuk mengkoreksi kurva karakteristik
pompa yang memompakan fluida dengan viskositas antara 5 – 100 cSt dan
massa jenis maksimum sekitar 1.300 kg/m3.
Contoh Soal
Sebuah pompa sirkulasi pada sistem refrigerasi berfungsi untuk memompakan
larutan propylene glycol 40% (berat) di dalam air pada suhu -10oC. Aliran yang
diharapkan adalah QS = 60 m3/jam dan head yang diinginkan adalah HS = 12
meter. Dengan mengetahui karateristik pompa maka tentukan dimensi dan daya
pompa (shaft power). Larutan mempunyai viskositas kinematic 20 cSt dengan
massa jenis 1.049 kg/m3.
KH

Koreksi Nilai 1.35


1.30

Head, KH 1.25
1.20
Menentukan konstanta koreksi head. 1.15
1.10 100 cSt
1. Ambil garis horizontal dari QS = 60
1.05 3 60 cSt
m3/jam sampai memotong kurva head, 1.03 40 cS
1.00 5 cSt 10 cSt 20 cSt
HS = 12m.
Q [m3/h]
2. Dari perpotongan QS dengan HS, Tarik 140
garis vertikal sampai memotong kurva 120
viskositas kinematic, ν = 20 cSt. 2
100
3. Dari perpotongan garis dan kurva buat
80
garis horizontal ke kiri sehingga 1
mendapatkan nilai koreksi head nya. 60

(1.03) 40

20
10
0
KP2
1.9
1.8

Koreksi Nilai, 1.7


1.6

Daya, KP2 1.5


1.4
1.3 100 cSt
1.2 3 60 cSt
1.15
1. Ambil garis horizontal dari QS = 60 1.1
20 cSt
40 cSt
5 cSt 10 cSt
m3/jam sampai memotong kurva head, 1.0
0.9
HS = 12m. Q [m3/h]
2. Dari perpotongan QS dengan HS, Tarik 140
garis vertikal sampai memotong kurva 120
viskositas kinematic, ν = 20 cSt. 100 2
3. Dari perpotongan garis dan kurva buat
80
garis horizontal ke kiri sehingga 1
60
mendapatkan nilai koreksi Daya
porosnya. (1.15) 40

20
10
0
H

Koreksi Nilai, Daya, KP2 HW 2


𝑯𝑾 = 𝑲𝑯 . 𝑯𝑺
Ketika KH dan KP2 sudah diketahui maka HS 1
Water
ekuivalent head untuk air murni dan daya
poros actual P2S dapat dihitung dengan Mixture
persamaan berikut: QS 3 Q
𝑯𝑾 = 𝑲𝑯 . 𝑯𝑺 P

𝝆𝑺 Mixture
𝑷𝟐𝑺 = 𝑲𝑷𝟐 . 𝑷𝟐𝑾 . 5
P2S
𝝆𝑾 𝝆𝑺
𝑷𝟐𝑺 = 𝑲𝑷𝟐 . 𝑷𝟐𝑾 .
𝝆𝑾
P2W 4 Water
HW : head ekuivalen jika medianya adalah air murni
P2W : daya poros pada titik (QS, HW) jika medianya air murni
HS : Head yang diinginkan ketika media campuran
P2S : Daya poros pada titik (QS, HS) ketika media campuran Q
Pompa harus memiliki kemampuan kerja setara dengan Q = 60 m3 / jam dan H = 12 meter.
Setelah ukuran pompa yang diperlukan ditentukan maka nilai P2 untuk operating point dapat
ditemukan, dalam hal ini P2W = 2.9 kW. Sekarang dimungkinkan untuk menghitung daya motor
yang dibutuhkan untuk mengalirkan campuran propilena glikol:

𝝆𝑺
𝑷𝟐𝑺 = 𝑲𝑷𝟐 . 𝑷𝟐𝑾 .
𝝆𝑾

𝟏𝟎𝟒𝟗
𝑷𝟐𝑺 = 𝟏. 𝟏𝟓 . 𝟐, 𝟗 . = 𝟑, 𝟓 𝒌𝑾
𝟗𝟗𝟖

Perhitungan menunjukkan bahwa pompa harus mempunyai motor 4 kW. Yang merupakan ukuran
motor terkecil untuk memenuhi P2S yang dihitung = 3,5 kW
Buatkan Karakteristik Lengkap dari Data Pompa Berikut:
Head, meter 0 17 28 35 38 39.5 40

Debit, m3/mnt 2 1.5 1 0.7 0.4 0.3 0

Total Head loss, 3𝑣 2 , m

Efisiensi, η

Daya, P2

Asumsikan bahwa efisiensi hidrolik mencapai 80% ketika debitnya 0,7 m3/jam. Diketahui pula
bahwa kenaikan daya terjadi ketika debit yang dihasilkan lebih dari 0,7 m3/jam sebanyak 2% dari
harga P2 awalnya.
Tentukan head
pompa !!!
240 m3/jam
Hukum Kesamaan
Masalah ini diselesaikan dengan penerapan analisis dimensi dan dengan mengganti variabel
dengan kelompok berdimensi.

Kelompok-kelompok berdimensi memberikan kesamaan (afinitas) hukum yang mengatur


hubungan antara variabel dalam satu keluarga dari pompa geometris yang sama.

Dengan demikian, hukum kesamaan memungkinkan kita untuk mendapatkan satu set kurva
karakteristik untuk suatu pompa dari data pompa geometris yang sama yang telah diketahui.
(a) Change in pump speed (constant size)
Pompa menghasilkan debit Q1 pada head H1 ketika lajunya N1 , maka nilai Q dan H ketika pompa
mempunyai laju N2 adalah

3
Pi 2  N 2 
2
Q2 N 2 H2  N 2 
    
Q1 N1 H1  N1  Pi1  N1 

where Q = discharge (m3/s, or l/s).


H = pump head (m).
N = pump rotational speed (rpm).
Pi = power input (HP, or kw).
Change in pump speed (constant size)
Therefore, if the pump curve for speed
N1 is given, we can construct the pump
curve for the speed N2 using previous
relationships.
N1

Effect of speed change on pump N2


characteristic curves.
(b) Change in pump size (constant speed)
A change in pump size and therefore, impeller diameter (D), results in a new set of
characteristic curves using the following similarity (affinity) laws:

3 2 5
Q2  D2  H2  D2  Pi 2  D2 
     
Q1  D1  H1  D1  Pi1  D1 

where D = impeller diameter (m, cm).

Note : D indicated the size of the pump


Example 4
Tentukan debit dan head total dari sebuah pompa ketika berputar dengan 1000 rpm dan 500
rpm jika diketahui karakteristiknya ketika berputar 1450 rpm sebagai berikut

Q (l/s) 0 10 20 30 40 50 60 70
Ht (m) 45.0 44.0 42.5 39.5 35 29 20 6
Kurva sistem dihitung berdasarkan hukum kesamaan maka didapat
1000 rpm
Q (l/s) 0
Ht (m)
Example 4
1450 rpm
Q (l/s) 0 10 20 30 40 50 60 70
Ht (m) 45.0 44.0 42.5 39.5 35 29 20 6

1000 rpm
Q (l/s) 0.00 6.90 13.79 20.69 27.59 34.48 41.38 48.28
Ht (m) 21.40 20.93 20.21 18.79 16.65 13.79 9.51 2.85

500 rpm
Q (l/s) 0.00 3.45 6.90 10.34 13.79 17.24 20.69 24.14
Ht (m) 5.35 5.23 5.05 4.70 4.16 3.45 2.38 0.71
2
Q2 N 2 H2  N 2 
  
Example 4 Q1 N1 H1  N1 

1450 Q (l/s) 0 10 20 30 40 50 60 70
rpm Ht (m) 45.0 44.0 42.5 39.5 35 29 20 6

1000 Q (l/s) 0.00 6.90 13.79 20.69 27.59 34.48 41.38 48.28
rpm Ht (m) 21.40 20.93 20.21 18.79 16.65 13.79 9.51 2.85

500 Q (l/s) 0.00 3.45 6.90 10.34 13.79 17.24 20.69 24.14
rpm Ht (m) 5.35 5.23 5.05 4.70 4.16 3.45 2.38 0.71
JAWAB
Specific Speed
Pump types may be more explicitly defined by the parameter called specific speed (Ns)
expressed by:

N Q
Ns  3
H 4

Where: Q = discharge (m3/s, or l/s).


H = pump total head (m).
N = rotational speed (rpm).
Specific Speed
This expression is derived from dynamical similarity considerations and may be interpreted as
the speed in rev/min at which a geometrically scaled model would have to operate to deliver
unit discharge (1 l/s) when generating unit head (1 m).
The given table shows the range of Ns values for the turbo-hydraulic pumps:

Pump type Ns range (Q - l/s, H-m)


centrifugal up to 2600
mixed flow 2600 to 5000
axial flow 5000 to 10 000
Approximate variation of geometries of impellers having
different specific speeds
Example 5
A centrifugal pump running at 1000 rpm gave the following relation between head and discharge:

Discharge (m3/min) 0 4.5 9.0 13.5 18.0 22.5


Head (m) 22.5 22.2 21.6 19.5 14.1 0

The pump is connected to a 300 mm suction and delivery pipe the total length of which is 69
m and the discharge to atmosphere is 15 m above sump level. The entrance loss is equivalent
to an additional 6m of pipe and f is assumed as 0.024.
1. Calculate the discharge in m3 per minute.
2. If it is required to adjust the flow by regulating the pump speed, estimate the speed to
reduce the flow to one-half
1) System curve:
The head required from pump = static + friction + velocity head
Vd2
H t  H stat  h f d   hm d  h f s   hm s 
2g
Hstat = 15 m
If known that friction losses (including equivalent entrance losses) =

8 f LQ 2 8  0.024  (69  6) 2
 h fs  hm s   h fd hm d  2 g D5 
 g (0.3)
2 5
Q

 61.21Q 2
where Q in m3/s
2
Vd2 1 Q
Velocity head in delivery pipe =     10.2Q
2

2g 2g  A 
where Q in m3/s

Thus:
H t  15  71.41Q 2 where Q in m3/s
or H t  15  19.83  10 3 Q 2
where Q in m3/min
From this equation and the figures given in the problem the following table is
compiled:

Discharge (m3/min) 0 4.5 9.0 13.5 18.0 22.5


Head available (m) 22.5 22.2 21.6 19.5 14.1 0
Head required (m) 15.0 15.4 16.6 18.6 21.4 25.0
Pump and Sytem Curves

28
26
24
22
20
18
Head,Ht (m)

16
14
12
10
8
6
4 Pump Curve
2 System Curve
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

Discharge, Q (m3 /min)


From the previous Figure, The operating point is:
◦ QA = 14 m3/min
◦ HA = 19 m

At reduced speed: For half flow (Q = 7 m3/min) there will be a


new operating point B at which:
◦ QB = 7 m3/min
◦ HB = 16 m
Pump and Sytem Curves

28
26
24
22
20 A
18
Head,Ht (m)

16
14 B
12
10
8
Pump Curve
6 System Curve
4 A
2 B
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

Discharge, Q (m3 /min)


2
Q2 N 2 H2  N 2 
  
Q1 N1 H1  N1 

2
H Q 
 
H B  QB 

16 2
H  2 Q  0.327 Q 2
7

This curve intersects the original curve for N1 = 1000 rpm


at C where Qc= 8.2 m3/mnt and Hc= 21.9 m, then
QB N 2 7 N2
  N2 = 855rpm
QC N1 8.2 1000
Pump and Sytem Curves

H  0.327Q 2
28
26 H t  15  19.83  10 3 Q 2
24
22
N = 1000 rpm C
20
A
18 N = 855 rpm
Head,Ht (m)

16
14 B
12 Pump Curve
10 System Curve
8 A
6
B
4
C
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

Discharge, Q (m3 /min)


Pompa Sentrifugal Selesai

Anda mungkin juga menyukai