7. Kompresor
7.1 Klasifikasi, prinsip kerja & pemilihan 3 x 4 Jam
7.2 Konstruksi dan komponen utama
7.3 Perhitungan kinerja
7.4 Blower dan fan
8. Turbin Air
8.1 Klasifikasi, prinsip kerja 2 x 4 Jam
8.2 Konstruksi dan komponen utama
8.3 Diagram sistem energi turbin air, segi tiga kecepatan dan perhitungan kinerja
Mesin Fluida
Fluid Machines
Energi Energi
Mesin Fluida Mekanik
Fluida
Turbin
Pompa, kompresor
6. Pompa
Klasifikasi, prinsip kerja & pemilihan
Definisi
Sebuah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan atau cairan
berupa campuran seperti lumpur (adukan semen, minyak mentah, ‘air
kotor’ dsb) dari satu tempat dengan tekanan rendah ke tempat lainnya
yang bertekanan lebih tinggi.
6.1 Klasifikasi, prinsip kerja & pemilihan
Diklasifikasikan berdasarkan konstruksinya
Pompa/Kompresor
6.1.1 6.1.2
Rotodynamics Positive Displacement
(Tak Tersekat) (Tersekat)
• Aksial • Reciprocating: Diaphragm,
• Sentrifugal/Radial plunger, piston
• Campuran • Rotary: single and multi
rotor (vane, screw, gear…)
Pompa
Difragma Lobe
Torak
Kategori
Three main categories of centrifugal pumps exist
Radial flow
Axial flow
Mixed flow 7
6.1.1 Rotodynamic Pump
Axial Type
Fluid Out
Fluid In
6.1.1 Rotodynamics Pump
Centrifugal Type
6.1.1 Rotodynamics Pump
Mixed Flow Type
6.1.1 Rotodynamics Pump
Pemilihan
• Perbedaan pompa terdapat pada
kapasitasnya, yaitu: debit dan
tekanan atau head.
• Pemilihan pompa disesuaikan
dengan kebutuhan kedua variabel
tersebut
Heavy Duty Shaft and Bearing
komponen utama
pompa sentrifugal
Screw from the Top
CASE
Fully Open
Large Tank Impeller
Suction
Nozzle
Ball Bearing Motor
Eye of Impeller
Support Foot
1. Pump Body
2. Secondary Impeller
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 3. Primary Impeller
4. Pump Cover
5. Sliding Bearing
6. Pump Shaft
7. Labels
8. Bracket
9. Arrow Plate
10.Bearing Box
11.Protective Hood
12.Coupling
13.Motor
14.Pedestal Protective
15.External Magnetic Motor
16.Isolation Cover
19 18 17 16 15 14 17.Inner Magnetic Rotor
18.Shaft Sleeve
19.Thrust Bearing
6.2.1 Impeller
Hub Plate
HD = 25 m
HLD = 10 m
HDT = 25 m + 10 m = 35 m
HD
HS = 6 m (suction pressure)
HLS = 3 m
HS HST = 6 m + 3 m = 9 m
HP = HDT + HST = 35 m + 9 m = 44 m
Positive supply
HD = 10 m
HLD = 5 m
HDT = 10 m + 5 m = 15 m
HS = -3 m (suction pressure)
HD HLS = 2 m
HST = -3 m + 2 m = -1 m
HS
HP = HDT + HST = 15 m - 1 m = 14 m
Supply from pressure tank
HD = 15 m
HLD = 3 m
HDT = 15 m + 3 m = 18 m
HS = -2 m (suction pressure)
p HD HLS = 1 m
P = -8 m
HS HST = -2 m + 1 m - 8 m = -9 m
HP = HDT + HST = 18 m - 9 m = 9 m
Grafik untuk menghitung
kerugian head
Tekanan
0,5 MPa 8,5
0,2 MPa Entropy
D 100oC kJ/kg.K
T, oC p, bar (a) 100 kPa
50 kPa
10 0.01227 20 kPa C 60oC
40 0.07375 10 kPa B 40oC
5 kPa
60 0.19920
2 kPa 10% 20% 30% 40%50%60%70%80%90%
100 1.0133 1 kPa
A 10oC
◦ Untuk meyakinkan pompa sentrifugal berada pada kondisi yang prima, setiap
pompa sentrifugal seharusnya mempunyai katup isap.
Kavitasi
Jika tekanan isap di bagian pusat impeller turun dibawah tekanan uap cairan
yang sedang dipompa maka cairan tersebut akan mulai mendidih
Setiap gelembung yang terbentuk akibat penurunan tekanan di pusat impeller
akan terbawa dan tersapu sepanjang daun impeller. Ketika gelembung uap
memasuki bagian dimana tekanan lokalnya lebih besar dari tekanan jenuh
maka gelembung uap akan pecah.
Fenomena ini dikenal sebagai kavitasi.
Proses Kavitasi
Efek Kavitasi
Terdapat beberapa efek kavitasi:
Menimbulkan kebisingan, getaran dan kerusakan pada beberapa komponen.
Kehilangan kapasitas.
𝐹𝑝𝑎
𝐹𝑝𝑟
𝐹𝑟𝐴 𝐹𝑟𝐵
SHAFT
Shaft adalah sebuah poros dari sebuah alat dan merupakan bagian utama dari
mesin-mesin yang berputar.
Pump Shaft
Cara Kerja Mechanical Seal
• Titik utama penyekatan dilakukan oleh dua sealfaces yang permukaannya
sangat halus dan rata.
• Gesekan gerak berputar antara keduanya meminimalkan terjadinya kebocoran.
• Satu sealface berputar mengikuti putaran shaft, satu lagi diam menancap pada
suatu dinding yang disebut dengan Glandplate.
Pump Shaft
Gaya Pegas 𝐹𝑥 = k ∆x
Seal
Shaft Alignment
Shaft Alignment
Shaft Alignment
Shaft Alignment
Shaft Alignment
Sistem Kurva
Head/Tekanan
Efisiensi Operating point
Efisiensi
Debit, Q
Kurva Karakteristik Pompa Sentrifugal
How to Get Pump Characteristic
Open Close
Pump
Suction
Head
x x Bejana
x x
Head x Berukuran 0:00’00”
0:00’56”00
25
x
32 lit/mnt
x
Debit Stop Watch
System Curve
• Total head (HT) yang diberikan oleh sebuah pompa merupakan
jumlah dari elevasi head dan kerugian head yang terjadi sepanjang
perpindahan fluida.
• Kerugian head ini disebabkan oleh gesekan dan separasi didalam
aliran fluida. Kerugian head ini tergantung kepada kecepatan fluida.
• Dengan demikian kerugian head yang terjadi dapat diekspresikan
dalam bentuk persamaan debit fluida yang dialirkan
• Maka dapat dibuat grafik H-Q yang dapat mewakili karakteistik
pompa.
Kerugian Energi dalam Jaringan Pipa
Kerugian disebabkan oleh:
1. Gesekan dengan solid boundary sepanjang aliran. Ini dikenal
sebagai major losses
2. Ganguan pada sebuah aliran normal akibat belokan atau perubahan
penampang aliran yang mendadak. Hal ini dikenal sebagai minor
losses.
Secara Seri
◦ Untuk kebutuhan head atau tekanan yang tinggi
◦ Debit tetap sama dengan pompa tunggal
◦ Head/tekanan adalah penjumlahan dari setiap pompa.
Konfigurasi Pemasangan Pompa
Pemasangan Secara Seri Pemasangan Secara Paralel
Kurva Karakteristik
?
Piping Configurations To Improve
Pumping System Efficiency
Piping Configurations To Improve
Pumping System Efficiency
Piping Configurations To Improve
Pumping System Efficiency
Piping Configurations To Improve
Pumping System Efficiency
Piping Configurations To Improve
Pumping System Efficiency
Hanger Hanger
Motor
Suction Discharge
𝑷𝑾 = 𝝆 . 𝒈 . 𝑸 . 𝑯𝑷
Daya yang diperlukan untuk menjalankan pompa dikenal sebagai brake horsepower
bhp = ω T
Dimana ω adalah kecepatan angular poros dan T adalah torsi poros.
Jika tidak terjadi kerugian, P dan brake horsepower adalah sama besarnya, namun
tentunya P akan lebih kecil dibandingkan dengan bhp sehingga efisiensi pompa dapat
didefinisikan, η
Efisiensi Pompa
Efisiensi Pompa didefinisikan sebagai berikut:
𝑷𝑾 𝝆 . 𝒈 . 𝑸 . 𝑯𝑷
𝜼= =
𝒃𝒉𝒑 𝝎𝑻
Tujuan designer pompa adalah untuk mendapatkan efisiensi pompa yang setinggi mungkin
dengan kisaran debit yang lebih luas
Komponen Efisiensi Pompa
𝑸
𝜼𝒗 =
𝑸 + 𝑸𝑳
Dimana QL adalah kerugian fluida akibat leakage antara impeller dan casing (clearances)
Efisiensi Hidrolik
Efisiensi Hidrolik didefinisikan sebagai berikut:
𝒉𝑳
𝜼𝒉 = 𝟏 −
𝒉𝑷
dimana hL terdiri dari 3 komponen:
(1) kerugian akibat shock di mata impeller diakibatkan ketidaksempurnaan antara
arah aliran inlet dan sudut blade dibagian masuk,
(2) kerugian akibat gesekan di blade passages, dan
(3) kerugian sirkulasi akibat ketidaksempurnaan dibagian keluar blades.
Efisiensi Mekanik
Efisiensi Mekanik didefinisikan sebagai berikut:
Pf
m 1
bhp
dimana Pf merupakan kerugian daya akibat gesekan mekanik pada bantalan, packing
glands, dan bagian kontak lainnya pada mesin.
Efisiensi Total
Sehingga efisiensi total didefinisikan sebagai berikut:
v h m
Designer harus bekerja pada 3 area tersebut untuk memperbaiki kinerja pompa
One Dimensional FLow v2
vn2 U 2 = ω . r2
Untuk membangun teori dasar kinerja pompa, vt2
α2
kita akan mengasumsikan aliran one- w2
β2
w1 v1
dimensional dan digabungkan dengan vektor Blade β1 α1 vn1
kecepatan fluida ideal sepanjang impeller r2 u1 = ω . r 1
vt1
dengan teori momentum angular di dalam r1
Untuk membangun teori dasar kinerja pompa, kita akan mengasumsikan aliran one-
dimensional dan digabungkan dengan vektor kecepatan fluida ideal sepanjang impeller
dengan teori momentum angular di dalam sebuah control volume,
v2
Diagram Kecepatan Ideal vn2 U 2 = ω . r2
Fluida diasumsikan memasuki impeller pada r vt2
= r1 dengan komponen kecepatan w1 α2
w w1 v1
menyinggung terhadap sudut blade β1 dengan 2 β2
kecepatan singgung dibagian inlet impeller u1 = Blade vn1
β1 α1
ωr1. Maka kecepatan absolut masuk
r2 u1 = ω . r 1
merupakan penjumlahan vektor w1 dan u1, vt1
r1
terlihat sebagai V1. Sama halnya , aliran di exit
di r = r2 dengan komponen w2 parallel terhadap
sudut blade β2 ditambah kecepatan singgung Impeller
ω
diujung impeller u2 = ωr2, dengan resultan
kecepatan V2.
dimana Vt1 dan Vt2 adalah kecepatan singgung fluida di r1 dan di r2
Torsi
Dengan menggunakan persamaan momentum angular maka didapat Torsi, T
T = ρQ ( r2Vt2 - r1Vt1 )
H
u2Vt 2 u1Vt1
Euler turbomachine equations
g
Dari Persamaan Geometri
V2= u2 + w2 - 2uw cos β
w cos β = u - Vt
V2= u2 + w2 - 2u(u – Vt )
V2= u2 + w2 - 2u2 + 2uVt
V2= w2 - u2 + 2uVt
uVt = ½ (V 2 + u2 - w2 )
Dari Persamaan Geometri
uVt = ½ (V 2 + u2 - w2 ) substitusi ke persamaan
H
u2Vt 2 u1Vt1
g
H
1
2g
V22 V12 u22 u12 w 22 w12
Dari Persamaan Geometri
H
1
2g
V22 V12 u22 u12 w 22 w12
H
1
2g
V22 V12 u22 u12 w 22 w12
p
v2
2 g
z
1
2g
V 2 u 2 w 2 const
Persamaan Bernoulli Koordinat Berputar
p w r 2 2 2
z const
2g 2g
Ini adalah persamaan Bernoulli untuk koordinat yang berputar dan
digunakan untuk aliran inkompresibel baik untuk dua atau tiga
dimensional.
Daya Pompa
Untuk pompa sentrifugal, daya dapat dihubungkan dengan kecepatan radial, Vn = Vt tan α
Dimana b1 dan b2 adalah lebar (tinggi) blade di bagian masuk dan keluar
Perhitungan Karakteristik Pompa
Dengan diketahuinya parameter pompa r1 , r2 , β1 , dan β2 , persamaan head dan
daya digunakan untuk menghitung daya dan head ideal versus debit.
Perhitungan debit perancangan Q* biasanya dengan mengasumsikan bahwa
aliran masuk mempunyai arah normal terhadap impeller
α1 = 90° Vn1 = V1
Estimasikan
(a) debit perancangan,
(b) daya air, dan
(c) head jika b1 = b2 = 1.75 in.
Jawaban A
Kecepatan angular, ω: ω=2πN
Q = 2π r1 b1 Vn1
Jawaban A
Kecepatan radial di bagian keluar didapat dari hasil Q
pi v i2 pv
NPSH
g 2 g g
Dimana pi and vi adalah tekanan dan kecepatan fluida di bagian masuk pompa dan pv adalah
tekanan uap fluida. Untuk besaran NPSH tertentu yang didapat dari kurva karakteristik
pompa, kita harus dapat meyakinkan bahwa besaran sebelah kanan adalah sama atau lebih
besar dari sistem aktualnya untuk menghindari kavitasi.
NPSH
Jika bagian masuk pompa ditempatkan pada ketinggian Zi di atas permukaan bebas air
resevoir dengan tekanan pa , maka dengan menggunakan persamaan Bernoulli persamaan
NPSH menjadi
pa pv
NPSH z i h fi
g g
Dimana hfi adalah kerugian head akibat gesekan dan separasi yang terjadi diantara resevoir
dan bagian masuk pompa.
Deviasi dari Teori Pompa Ideal
Head pompa aktual dari data sebelumnya berbeda jauh dari teori ideal, contoh: pompa
berdiameter 36.75-in dengan kecepatan putar 1170 r/min , didapat shutoff headnya (Q = 0)
sebagai berikut:
Dari kurva di bawah diketahui
ketika Q = 0, head aktual nya
adalah sekitar 670 ft, atau 61%
dari nilai teori. Penurunan nilai ini
mengindikasikan kerugian-
kerugian yang terjadi.
Penyebab Kerugian
1. Kerugian di sirkulasi impeller , tambah besar kerugian untuk debit yang
rendah.
2. Kerugian akibat gesekan,
3. “Shock’’ yang terjadi akibat mismatch diantara sudut blade dan arah aliran
fluida.
Contoh Soal 2
Pompa berdiameter 32-in mempunyai debit
24,000 gal/min air pada putaran 1170
r/min dari sebuah resevoir dengan
tekanan absolut 14.7 lbf/in2. Jika kerugian
head yang terjadi 6 ft, dimanakah bagian
masukan pompa ditempatkan untuk
menghindari kavitasi dengan kondisi
dibagian masukan
(a) 60°F, pv= 0.26 lbf/in2 , SG = 1.0 dan
(b) (b) 200°F, pv = 11.52 lbf/in2, SG =
0.9635?
Jawaban a
Pada debit 24,000 gal/min memerlukan NPSH sekitar 35 ft. Untuk kasus tersebut
ρg = (32.2 x 1,94) lbf/ft3. Dari persamaan
pa pv
NPSH z i h fi
g g
35
35 7,7
6.3.2 Diagram Kinerja Pompa Sentrifugal
Diagram Kinerja
Pompa Sentrifugal
• Memperlihatkan H, Q,
η, P dan NPSH
• Efisiensi hanya
meliputi komponen
pompa
• Daya yang diberikan
kepada pompa (P2)
• Daya yang dihasilkan
Pompa (PH)
Skematika Daya dan Efisiensi
PH 𝜂𝑀 =
𝑃2
𝑃1
ω
P1 P2 𝑃𝐻
Motor 𝜂𝑃 =
𝑃2
𝜂 𝑇 = 𝜂𝑃 . 𝜂𝑀
ηM ηP
Pembuatan Kurava
• Secara umum mengacu
kepada ISO 9906 Annex A
yang menyatakan secara
umum:
• Q +/- 9%
• H +/- 7%
• P + 9%
• η – 7%
Kurva Efisiensi, η
Horizontal
Head, KH 1.25
1.20
Menentukan konstanta koreksi head. 1.15
1.10 100 cSt
1. Ambil garis horizontal dari QS = 60
1.05 3 60 cSt
m3/jam sampai memotong kurva head, 1.03 40 cS
1.00 5 cSt 10 cSt 20 cSt
HS = 12m.
Q [m3/h]
2. Dari perpotongan QS dengan HS, Tarik 140
garis vertikal sampai memotong kurva 120
viskositas kinematic, ν = 20 cSt. 2
100
3. Dari perpotongan garis dan kurva buat
80
garis horizontal ke kiri sehingga 1
mendapatkan nilai koreksi head nya. 60
(1.03) 40
20
10
0
KP2
1.9
1.8
20
10
0
H
𝝆𝑺 Mixture
𝑷𝟐𝑺 = 𝑲𝑷𝟐 . 𝑷𝟐𝑾 . 5
P2S
𝝆𝑾 𝝆𝑺
𝑷𝟐𝑺 = 𝑲𝑷𝟐 . 𝑷𝟐𝑾 .
𝝆𝑾
P2W 4 Water
HW : head ekuivalen jika medianya adalah air murni
P2W : daya poros pada titik (QS, HW) jika medianya air murni
HS : Head yang diinginkan ketika media campuran
P2S : Daya poros pada titik (QS, HS) ketika media campuran Q
Pompa harus memiliki kemampuan kerja setara dengan Q = 60 m3 / jam dan H = 12 meter.
Setelah ukuran pompa yang diperlukan ditentukan maka nilai P2 untuk operating point dapat
ditemukan, dalam hal ini P2W = 2.9 kW. Sekarang dimungkinkan untuk menghitung daya motor
yang dibutuhkan untuk mengalirkan campuran propilena glikol:
𝝆𝑺
𝑷𝟐𝑺 = 𝑲𝑷𝟐 . 𝑷𝟐𝑾 .
𝝆𝑾
𝟏𝟎𝟒𝟗
𝑷𝟐𝑺 = 𝟏. 𝟏𝟓 . 𝟐, 𝟗 . = 𝟑, 𝟓 𝒌𝑾
𝟗𝟗𝟖
Perhitungan menunjukkan bahwa pompa harus mempunyai motor 4 kW. Yang merupakan ukuran
motor terkecil untuk memenuhi P2S yang dihitung = 3,5 kW
Buatkan Karakteristik Lengkap dari Data Pompa Berikut:
Head, meter 0 17 28 35 38 39.5 40
Efisiensi, η
Daya, P2
Asumsikan bahwa efisiensi hidrolik mencapai 80% ketika debitnya 0,7 m3/jam. Diketahui pula
bahwa kenaikan daya terjadi ketika debit yang dihasilkan lebih dari 0,7 m3/jam sebanyak 2% dari
harga P2 awalnya.
Tentukan head
pompa !!!
240 m3/jam
Hukum Kesamaan
Masalah ini diselesaikan dengan penerapan analisis dimensi dan dengan mengganti variabel
dengan kelompok berdimensi.
Dengan demikian, hukum kesamaan memungkinkan kita untuk mendapatkan satu set kurva
karakteristik untuk suatu pompa dari data pompa geometris yang sama yang telah diketahui.
(a) Change in pump speed (constant size)
Pompa menghasilkan debit Q1 pada head H1 ketika lajunya N1 , maka nilai Q dan H ketika pompa
mempunyai laju N2 adalah
3
Pi 2 N 2
2
Q2 N 2 H2 N 2
Q1 N1 H1 N1 Pi1 N1
3 2 5
Q2 D2 H2 D2 Pi 2 D2
Q1 D1 H1 D1 Pi1 D1
Q (l/s) 0 10 20 30 40 50 60 70
Ht (m) 45.0 44.0 42.5 39.5 35 29 20 6
Kurva sistem dihitung berdasarkan hukum kesamaan maka didapat
1000 rpm
Q (l/s) 0
Ht (m)
Example 4
1450 rpm
Q (l/s) 0 10 20 30 40 50 60 70
Ht (m) 45.0 44.0 42.5 39.5 35 29 20 6
1000 rpm
Q (l/s) 0.00 6.90 13.79 20.69 27.59 34.48 41.38 48.28
Ht (m) 21.40 20.93 20.21 18.79 16.65 13.79 9.51 2.85
500 rpm
Q (l/s) 0.00 3.45 6.90 10.34 13.79 17.24 20.69 24.14
Ht (m) 5.35 5.23 5.05 4.70 4.16 3.45 2.38 0.71
2
Q2 N 2 H2 N 2
Example 4 Q1 N1 H1 N1
1450 Q (l/s) 0 10 20 30 40 50 60 70
rpm Ht (m) 45.0 44.0 42.5 39.5 35 29 20 6
1000 Q (l/s) 0.00 6.90 13.79 20.69 27.59 34.48 41.38 48.28
rpm Ht (m) 21.40 20.93 20.21 18.79 16.65 13.79 9.51 2.85
500 Q (l/s) 0.00 3.45 6.90 10.34 13.79 17.24 20.69 24.14
rpm Ht (m) 5.35 5.23 5.05 4.70 4.16 3.45 2.38 0.71
JAWAB
Specific Speed
Pump types may be more explicitly defined by the parameter called specific speed (Ns)
expressed by:
N Q
Ns 3
H 4
The pump is connected to a 300 mm suction and delivery pipe the total length of which is 69
m and the discharge to atmosphere is 15 m above sump level. The entrance loss is equivalent
to an additional 6m of pipe and f is assumed as 0.024.
1. Calculate the discharge in m3 per minute.
2. If it is required to adjust the flow by regulating the pump speed, estimate the speed to
reduce the flow to one-half
1) System curve:
The head required from pump = static + friction + velocity head
Vd2
H t H stat h f d hm d h f s hm s
2g
Hstat = 15 m
If known that friction losses (including equivalent entrance losses) =
8 f LQ 2 8 0.024 (69 6) 2
h fs hm s h fd hm d 2 g D5
g (0.3)
2 5
Q
61.21Q 2
where Q in m3/s
2
Vd2 1 Q
Velocity head in delivery pipe = 10.2Q
2
2g 2g A
where Q in m3/s
Thus:
H t 15 71.41Q 2 where Q in m3/s
or H t 15 19.83 10 3 Q 2
where Q in m3/min
From this equation and the figures given in the problem the following table is
compiled:
28
26
24
22
20
18
Head,Ht (m)
16
14
12
10
8
6
4 Pump Curve
2 System Curve
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
28
26
24
22
20 A
18
Head,Ht (m)
16
14 B
12
10
8
Pump Curve
6 System Curve
4 A
2 B
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
2
H Q
H B QB
16 2
H 2 Q 0.327 Q 2
7
H 0.327Q 2
28
26 H t 15 19.83 10 3 Q 2
24
22
N = 1000 rpm C
20
A
18 N = 855 rpm
Head,Ht (m)
16
14 B
12 Pump Curve
10 System Curve
8 A
6
B
4
C
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24