Anda di halaman 1dari 44

SASTRA JENDRA

Ha - Huripku Cahyaning Gusti


Na - Nur Hurip cahya wewayangan
Ca - Cipta rasa karsa kwasa
Ra - Rasa kwasa tetunggaling pangreh
Ka - Karsa kwasa kang tanpa larsa lan niat

Da - Dumadi kang kinarti


Ta - Tetep jumeneng ing dat kang tanpa niat
Sa - Sipat hana kang tanpa wiwit
Wa - Wujud hana tan kena kinira
La - Lali eling wewatesane

Pa - Papan kang tanpa kiblat


Dha - Dhuwur wekasane endhek wiwitane
Ja - Jumbuhing kawula lan gusti
Ya - Yen rumngsa tanpa karsa
Nya - Nyata tanpa mata ngerti tanpa diwuruki

Ma - Mati bisa bali


Ga - Guru sejati kang muruki
Ba - Bayu sejati kang andalani
Nga - Ngracut busananing manusngsa

Pendahuluan :
Sastra Jendra ya sastra harjendra yaiku sastra/ilmu sing sifate rahasia/gaib, disebut rahasia sebab
ing awale amung diwedarke marang sanak kadang kang pinilih lan sedulur-sedulur secara lisan.
Disebut Gaib sebab ilmu iki diajarake dening Guru sejati lewat rasa sejati (tasawuf).
Hayuningrat/yuningrat asal soko kata hayu/rahayu sing artine selamet lan ing rat sing artine ning
dunyo. Pangruwating Diyu, artine meruwat, meluluhkan, merubah, ndandani sifat-sifat Diyu, raksasa,
angkara, durjana. Dadine Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu dimaknani ilmu rahasia
magepokan karo keselametan kanggo ngeruwat sifat-sifat angkara ing dunyo iki.
Sastra Jendra Hayuningrat pangruwating Diyu mujudake Ilmu sing asale soko Gusti Pengeran
kanggo nylametake sakabehing kang ana ing dunya, maka ora ana pangerten liya sing bisa diolehake
menungsa (neng tanah Jawa) sing luwih jero lan lewih luas nglewihi Sastra Jendra Hayuningrat
Pangruwating Diyu, sebab iki mujudake sastra kang adi luhung utowo ilmu luhur sing miturut para
kasepuhan mujudake akhire saking sa'kabehing kawruh kasampurnaan ilmu ing tanah Jawa nganti
dina iki.
Untuk memudahkan pemahaman Sastrojendro Hayuningrat Pangruwating Diyu, sementara kami
sampaikan dengan bahasa Indonesia

Makna/kawruh yang terkandung Dalam sandi sastra


Kalau diurut dari atas ke bawah, Dari Ha sampai Nga, mengandung makna yang sangat dalam dan
luas tentang rahasia gumelaring dumadi, atau pambabaring titah, atau rahasia jati diri, asal usul/
terjadinya manusia menurut persepsi orang jawa. Yaitu terciptanya manusia dari Nur, Cahaya Tuhan
yang bersifat Tri Tunggal Maha Suci, yang merasuk busana anasir-anasir sebagai wadah, yaitu
badan jasmani halusan dan badan jasmani kasar.

Apabila diurut terbalik dari Nga naik sampai Ha, inilah yang merupakan “rahasia” jalan rahayu, ya
pangruwating Diyu, untuk menuju kesempurnaan hidup kembali kepada sangkan paraning dumadi.
Kembali ke asal mula, kea alam Sejati yaitu menghadap Tuhan yang Maha Agung. Jadi dari Nga
sampai ha, juga merupakan urut-urutan panembah, dimulai dari badan jasmani kasar, dimana titik
berat kesadaran kemudian harus dialihkan satu tahap demi tahap ke arah asal mula, ke Alam Sejati.
Syarat mutlak agar kita dapat menyadari/ memahami sesuatu hal, adalah membawa kesadaran kita
bergerak masuk berada disitu. Fokus.titik berat kesadaran dapat berpindah. Dalam keseharian hidup,
kesadaran kita banyak terfokus dalam badan kasar, alam anasir, diluar alam Sejati. Tahapan pertama
yang harus dilalui yaitu Nga, sedemikian rumit dan sulitnya, maka dapat dibayangkan tidak begitu
mudah untuk dapat memindahkan titik berat/fokus kesadaran ke Alam Sejati, namun itulah intinya
perjalanan spiritual yang harus kita tempuh.
Uraian

Secara “garis besar” Ha Na Ca Ra Ka Da Ta Sa Wa La Pa Dha Ja Ya Nya Ma Ga Ba Tha Nga kalau


diuraikan adalah sebagai berikut (garis besar saja, karena detailnya begitu luas/multi dimensi tak
terkira penuh dengan pengetahuan kasunyatan sejati yang tak habis diuraikan dalam bahasa
kewadagan apalagi tulisan). Dan ini adalah garis besar uraian dari sisi spiritualnya untuk dipakai
sebagai “mile stones” dalam menempuh jalan rahayu untuk dapat kembali ke sangkan paraning
dumadi.

1. Ha, Huripku Cahyaning Gusti (Hidupku adalah Cahaya Tuhan). Sebelum ada apa-apa, sebelum
ada alam semesta beserta isinya ini tercipta, adalah Sang Hidup,Tuhan yang ada dialam awang-
uwung yang tiada awal dan Akhir, yaitu alam/keadaan Tuhan yang masih rahasia/Alam Sejati. Itulah
Kerajaan  Tuhan. Sebelum alam semesta tercipta,Tuhan berkehendak menurunkan Roh Suci,Cahaya
Tuhan. Ya Cahaya Tuhan itulah hidupku, hidup kita yang Maha Suci. Alam sejati adalah alam yang
tidak menfandung anasir-anasir (unsure-unsur hawa, api, air dan bumi/tanah) yang berada di dalam
badan manusia, dimana Cahaya Tuhan bersemayam. Alam Sejati diselubungi/menyelubungi dua
alam beranasir yaitu halus dan kasar. Dapat pula diartikan, badan manusia berada dialam sejati.

2. Na, Nur Hurip Cahya Wewayangan (Nur Hidup Cahaya Yang Membayang). Hidup merupakan
kandang Nur yang memancarkan Cahaya Kehidupan yang membayang yang merupakan rahasia
Tuhan. Kehidupan yang Maha Mulia. Tri Tunggal Mahsuci berada dipusat hidup, Ya itulah kerajaan
Tunggal.
Sang Tritunggal adalah Tuhan/Pangeran/Suksma Kawekas, Ingsung/Guru Sejati/Suksma Sejati dan
Roh Suci/Nur Pepanjer/. Diuraikan diatas, bahwa ketiga alam yaitu badan kasar, badan hasul dan
alam sejati, mengambil ruang dalam badan jasmani kasae secara bersamaan. Namun kebanyakan
kita manusia tidak atau belum menyadari akan Alam Sejati, atau samara-samar. Nur Hidup bagaikan
Cahaya yang samara mebayang.

3. Ca, Cipta rasa karsa kwasa (Cipta rasa karsa kuasa). Nur Hidup memberi daya kepada
Rasa/Rahsa Jati/Sir, artinya Cahaya/Nur/Roh Suci menghidupkan Rasa/Rahsa Jati/Sir yang
merupakan sumber kuasa. Maka bersifat Maha Wisesa. Rasa/Rahsa Jati/Sir menghidupkan
roh/Suksma yang mewujudkan adanya cipta, Maka bersifat Maha Kuasa.

4. Ra, Rasa kwasa tetunggaling pangreh (Rasa kuasa akan adanya satu-satunya wujud kendali/yang
memerintah) Rasa Sejati yang memberi daya hidup roh/suksma sehingga roh/suksma dapat
menguasai nafsu (sedulur lima), sehingga terjadilah sifat Maha Tinggi.

5. Ka, Karsa kwasa kang tanpa karsa lan niat (Karsa kuasa tanpa didasari oleh kehendak dan niat).
Yang mendasari adanya kuasa agung adalah kasih yang tulus, tanpa kehendak, tanpa niat.
Pamrihnya hanyalah terciptanya kasih yang berkuasa memayu hayuning jagad kecil dan jagad
agung.

6. Da, Dumadi kang kinarti (Tumitah/menjadi ada/terjadi dengan membawa maksud, rencana dan
makna). Ini berkaitan dengan Karsa Tuhan menciptakan manusia, makhluk lain dan alam semesta
beserta isinya yang sesuai dengan rencana Tuhan.

7. Ta, Tetep jumeneng ing dzat kang tanpa niat (Tetap berada dalam Dzat yang tanpa niat). Dzat
tanpa bertempat tinggal, yang merupakan awal mula adalah dzat Yang Maja Suci yang bersifat Esa,
langgeng dan eneng. Hidup sejati kita menyatu dengan dat, ada di dalam dat. Maka didalam
kehidupan saat ini agar selalu selaras dengan dzat Yang Maha Suci, situasi tanpa niat atau mati
sajroning urip (mati didalam hidup) dengan kata lain hidup di dalam kematian, seyogyanya selalu
diupayakan.

8. Sa, Sipat hana kang tanpa wiwit (Sifat ada tanpa awal). Ini adalah sifat Sang Hidup,Tuhan, di Alam
Sejati, tiada awal dan tiada akhir, “AKUlah alpha dan Onega”. Demikian pula “hidup” Sejati nya
manusia sudah ada sebelumnya, tiada awal mula, bersatu di Alam Sejati yang langgeng, yang
merupakan Kerajaan Tuhan, ya Sangkan Paraning Dumadi.

9. Wa, Wujud hana tan keno kinira (Wujud ada tiada dapat diuraikan/dijelaskan). ADA nya wujud
namun tiada dapat diuraikan dan dijelaskan. Ini menerangkan keadaan Tuhan,yang serba samara,
tiada rupa, tiada bersuara, bukan lelaki bukan perempuan, bukan waria, tiada terlihat, tiada
bertempat, dijamah disentuh tiada dapat, sebelum adanya dunia dan akhirat yang ada adalah hidup
kita.

10. La, Lali eling wewatesane (Lupa dan ingat adalah batasannya). Untuk dapat selalu berada di
dalam jalan hayu/ rahayu maka haruslah selalu eling/ingat akan sangkan paraning dumadi dan
eling/ingat akan Yang Menitahkan/ Sumber Hidup (Tuhan). Selalu ingat akan tata laku setiap tindak
tanduk yang dijalankan agar selaras dengan Karsa Tuhan. Lali/lupa akan menjauhkan dari sangkan
paraning dumadi dan menjerumuskan kedalam kegelapan (contoh lupa adalah bagaikan Begawan
Wisrawa dalam menguraikan Sastra Jendra Hayuningrat kepada Dewi Sukesi. Tak tahan akan
goda/tak kuasa ngracut, mengendalikan nafsu-nafsu keempat saudara maka sang Begawan birahi
kepada Dewi Sukesi yang harusnya menjadi menantunya.

11. Pa, Papan kang tanpa kiblat (papan tak berkiblat). Ini menerangkan Alam Sejati, Ya Kerajaan
Tuhan yang tiada dapat diterangkan bagaimana dan dimana orientasinya, bagaikan papan yang tiada
utara-selatan-barat-timur-atas-bawah.

12. Dha, Dhuwur wekasane endhek wiwitane (tinggi/luhur pada akhirnya, rendah pada awalnya).
Untuk memperoleh tingkatan luhuring batin menjadi insane sempurna memang tidak dapat seketika,
mesti diperoleh setapak demi setapak dari bawah (Iman). Demikian pula dala, hal ilmu kasampurnan,
dalam mencapai tataran tertinggi  tidaklah dapat langsung meloncat. Untuk bisa mengetahui dan
memahami makna Ha, maka haruslah dicari dari Nga. Sebelum mencapai sembah rasa, haruslah
dilalui sembah raga dan sembah kalbu/ sembah jiwa (beribadah menurut agama masing-masing
dengan aturannya). Pertama adalah panembah raga/ kawula terhadap Roh Suci kepada Guru Sejati,
dan terakhir adalah panembah Guru Sejati/Ingsun jepada.

13. Ja, Jumbuhing kawulo lan Gusti (Bersatunya antara hamba dan Tuan nya) Bersatunya titah dan
Yang Menitahkannya. Untuk mencapainya maka kesempurnaan hiduplah yang diupayakan yaitu
sesuai apa yang dimaksud dalam cara beragama. Maka semasa hidup di mayapada/ dunia,
sinkronisasi antara Roh Sejati, Ingsung yang Jumeneng pribadi dan busana-busana haruslah terjaga.
Bagaikan keris manjing dalam wrangkanya . Untuk dapat mencapai kesatuan antara kawula dan
Gusti maka tuntunan seorang guru yaitu Guru Sejati menjadi dominant. Untuk memperolehnya
tidaklah mudah, harus disiplin dan bekerja keras bagaikan kerasnya usaha seorang Bima
menemukan Dewa Ruci, yaitu wujud Bima dalam ujud yang kecil (manusia telah menemukan AKU
nya sendiri) dalam mencari tirta pawitra.

14. Ya, Yen rumangsa tanpa karsa (kalau merasa tanpa kehendak) Hanya dengan rila/rela, narima,
sumarag/pasrah kepada Tuhan tanpa pamrih lain-lain, namun dorongan kasih sajalah yang akhirnya
dapat menjadi perekat yang kuat antara asal dan tujuan, sini dan sana.

15. Nya, Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diwuruki (melihat tanpa mata mengerti tanpa diajari), kalau
anugerah Tuhan telah diterima, maka dapat melihat hal-hal yang kasat mata, karena mata batin telah
terbuka. Selain itu, kuasa-kuasa agung akan diberikan oleh Tuhan melalui Guru Sejatinya sendiri ya
Suksma Sejatinya, sehingga kegaiban-kegaiban yang merupakan misteri kehidupan dapat
dimengertinya dan diselaminya. Mendapatkan ikmu kasampurnan dari dalam sanubarinya sendiri
tanpa melalui perantaraan otak/akal.

16. Ma. Mati bisa bali (mati bisa kembali). Kasih Allah yang luar biasa selalu memberikan ampunan
kepada setiap manusia yang “mati” terjatuh dalam dosa dan salah. Matinya raga atau badan wadag
hanyalah matinya keempat anasir yang tadinya tiada, kembali tiada. Namun roh yang sifatnya kekal
tidak mati namun kembali kepada Tuhan ya kerajaan Tuhan yang tiada awal dan akhir.Namun
apabila selama hidupnya di mayapada tidak sesuai dengan Karsa Allah, melupakan Allah dan Ajaran
Guru Sejati, maka tidak dapat Ngracut busana kamanungsan nya untuk tindakan-tindakan budi luhur,
maka tidaklah langsung kembali ke Alam Sejati, maka harus mendapatkan balasan sesuai bobot
kesalahanya, untuk mempertanggungjawabkan semua tindakannya.

17. Ga, Guru Sejati Kang Muruki (Guru Sejati yang mengajari). Sumber segala sesuatu adalah Tuhan
yang dipancarkan melalui Sang Guru Sejati/Ingsung, maka hanya kepadaNyalah tuntunan harusnya
diperoleh. Petunjuk Guru Sejati hanya dapat didengar dam diterima apabila sudah dapat berhasil
meracut busana kamanungsan nya. Disini akan tercapai guruku ya AKU, muridKU ya aku.

18. Ba, Bayu Sejati kang andalani (Dengan bantuan Bayu Sejati). Daya kekuatan sejati yang
merupakan bayangan daya kekuatan Tuhan lah yang mendorong “pencapaian” tingkat-tingkat yang
lenbih tinggi atau maksud-maksid spiritual yang berarti.

19. Tha, Thukul saka niat (Tumbuh/muncul dari nuat). Niat menuju kearah sangkan paraning dumadi
yang didasari kesucian, tanpa kehenak (selain ridloNya) dari keinginan ataupun pamrih keduniawian.
Timbulnya niat suci hanya didasari cinta/kasih illahi.

20. Nga, Ngracut busananing manungsa (nerajut/menjalin pakaian-pakaian kemanusian-nya). Busana


kemanungsan adalah empat anasirm yang dimanifestasikan dalam wujud-wujud sedulur papat, serta
lima sedulur lainnya. Kesembilan Saudara tersebut harus dikuasai, diracut/dijalin dengan memahami
kelebihan dan kekuranannya, agar tercapai “iklim” harmoni/ balance dalam perjalanan manusia hidup
di maya pada ini, yang pada akhirnya tercapailah kesempurnaan hidup.
Uraian Tentang Sedulur 9

Kodratullah, terjadi dari bayangan Rahsa Jati, wadagnya berada pada kemaluan (dalam persepsi
jawa) yang berkecenderungan negative kearah nafsu sahwat. Apabila dapat dikuasai maka akan
dapat diarahkan untuk menjadi dasar kekuatan akan keindahan.

Wujudullah, yang terjadi dari anasir tanah/bumi, wadagnya ada di aging dan kulit, ini
berkecenderungan serakah dan tamak, mau menang sendiri, curang, lamban, malas, serta
menjauhkan dari kebaikan. Apabila dapat dikuasai dan diarahkan dapat menjadi dasar kekuatan
jasmani dan ketabahan serta tahan akan penderiotaan.

Sirullah, terjadi dari anasir Api, wadagnya berada dalam darah. Wataknya berangasan, menunjukkan
amarah, tidak sabaran dan gelap mata.Kalau bisa dikendalikan menjadi kemauan, tekad dan
ketekunan bahkan menjadi jalan bagi saudara-saudara lainnya dalam mencapai tujuan. Tanpa
bantuan dan daya Sirullah maka tidak akan tercapai.

Sifatullah, terjadi dari abasir air, wadagnya berada dalam tulang sumsum. Kekuatannya terasakan
sebagai kehendak, yang menyebabkan adanya keinginan-keinginan, atau cita-cita. Dapat menjadi
saran Karsa Tuhan. Akan menjadi negative apabila tidak dikendalikan, wujudnya adalah kegiatan
kearah kegemaran serta kesenangan yang tidak baik.

Dzatullah, terjadi dari unsure hawa, berada di nafas. Mempunyai watak jernih, belas kasih, bakti,
cenderung akan hal-hal kesucian. Untuk menimbulkan kesanggupan berkorban atas dasar kasih,
mendorong untuk tercapainya ketentraman dalam hidup dengan sesame. Kekuatannya untuk
menimbulkan kesanggupan berbakti, penyerahan total, menambah penuntun Sejati/Guru Sejati untuk
makin mendekat dan bersatu dengan Tuhan.

Pangaribawa, terjadi dari bayangan Roh Suci, wadagnya berujud tali pusar dan halusnya ada di
angan-angan berupa “Cipta”. Merupakan kekuatan paling bawah dari jiwa manusia. Pangaribawa
memberi kekuatan kepada fungsi Pancaindera, maka kekuatan ini seyogyanya diarahkan untuk
menangkap hal-hal yang positif sesuai ajaran Guru Sejati untuk keutamaan hidup.

Prabawa, terjadi dari bayangan Ingsun/Guru Sejati, halusnya berada di angan-angan, berupa “nalar”.
Daya kekuatannya melebihi Pangaribawa yaitu memberi kemampuan untuk mengolah semua hal
yang dapat ditangkap oleh pangaribawa. Prabawa kemudian mendorong akan timbulnya pertanyaan
apa, kenapa, bagaimana, dsb. Untuk menemukan jawaban yang tepat, seyogyanya Prabawa
haruslah didampingi erat oleh Dzatullah untuk mendorong kearah kejujuran akan cinta kebenaran
agar tidak terjerumus kearah pembenaran tindakan yang salah.

Kamayan, merupakan bayangan dari Tuhan/Pangeran/Gusti Yang Maha Agung (cerminan/bukan


wujud Tuhan), wadagnya berujud Jantung dan halusnya berada di angan-angan berupa “akal budi”.
Kekuatannya yang disebut Kamayan atau Maya adalah kekuatan tertinggi dari angan-angan.
Kamayan memberi kemampuan untuk memperoleh pengertian-pengertian yang luas dan mendalam
mengenai hal-hal yang ditangkap oleh Pangaribawa dan Prabawa, sehingga dapat diambil intinya dan
kesimpulannya.
Bayu Sejati, terjadi dari daya kekuatan kuasa Allah, wadagnya di tulang ekor sampai sumsum tulang
belakang. Mempunyai daya kekuatan luar biasa. Energi kundalini adalah salah satu daya kekuatan
yang bersumber dari Bayu Sejati.

Uraian Lebih Kanjut tentang Nga (“Meracut Busana Manusia”}

Saudara sembilan pada kenyataanya tidaklah berada secara terus menerus di bagian wadag seperti
yang diuraikan diatas. Halusnya berujud cahaya yang mempunyai warna sendiri-sendiri, Kodratullah-
oranye, Wujudullah-hitam, Sifatullah-kuning, Dzatullah-putih, Sirullah-merah, Pangaribawa-kuning
emas, Kamayan-putih kemilau.

Semua saudara terjadi/tercipta bersamaan dengan turunnya Roh Suci didalam rahim ibu. Kamayan,
Prabawa dan pangaribawa ketiga-tiganya menjadi satu merupakan sang “aku” dari manusia (aku
disini bukan “pribadi”), yaitu kekuasaan yang diberikan Allah untuk mengendalikan kelima saudara
lainnya (sirullah, dzatullah, sifatullah, wujudullah, dan kodratullah). Jadi ketiganya menjadi satu
angan-anagan yang bersifat tiga, punya watak dan kekuasaan sendiri-sendiri. Kekuasaan tertinggi
adalah Kamayan, kemudian Prabawa, baru Pangaribawa. Dalam bertindak, ketiga-tiganya selalu
berbarengan dan membantu/menjiwai/memberi kekuatan tindakan saudara-saudara lainnya.
Walaupun menerima kuasa dari Allah, namun tri-tunggal Kamayan-Prabawa-Pangaribawa tidaklah
mampu menjamin kesejahteraan jiwa. Yang dapat menjamin kesejahteraan dan keharmonisan jiwa
manusia hanyalah Tri Tunggal Mahasuci. Gusti, Ingsun dan Roh Suci.

Kesembulan Saudara; Bayu Sejati, sirullah, dzatullah, sifatullah, wujudullah, kodratullah,


Pangaribawa, Prabawa dan kamayan, berada dalam badan halusan manusia yang harus dapat
dikuasai agar saling bekerja sama dengan baik, agar tercapailah keadaan jiwa yang seimbang dan
harmonis untuk meningkatkan keutamaan/budi luhur. Sifat angan-angan (Pangaribawa, Prabawa dan
Kamayan) cenderung dapat menghalangi masuknya pancaran sinar Illahi adalah karena sifat
kedaulatannya yang menimbulkan “aku” manusia. Aku nya manusia kemudian dapat dihinggapi rasa
perasaan kuasa. Inilah yang dapat menyebabkan seolah-olah Nur Hidup merupakan cahaya yang
bagaikan bayang-bayang yang tidak jelas, samara, karena tertutup okeh angan-angan.

v Wujudullah dan Kodratullah bias sempurna bertindak apabila mendapat daya kekuatan dari Sirullah

v Sirullah dapat bertindak dengan baik apabila memperoleh daya kekuatan dari Sifatullah

v Sifatullah yang mengkoordinasikan agar Sirullah dan Wujudullah serta Kodratullah membantu
kemauannya.

v Dzatullah lah yang seharusnya dapat menerangi akan tindakan-tindakan saudara-saudara lainnya.
Jadi Sifatullah harus mau menerima pepadang/ penerangan dari Dzatullah, yang kemudian memberi
daya kepada Dzatullah untuk dapat menerangi ketiga Saudara lainnya yaitu Sirullah, Wujudullah dan
Kodratullah agar berjalan di dalam kebenaran dan kebaikan. Maka demikian pula Sifatullah tanpa
bekerja sama dengan Dzatullah akan menjadi budak Sirullah, Wujudullah dan Kodratullah yang
cenderung diajak berjalan kearah ketidak baikan/hal negative.

v Semua hal tersebut, agar dapat terlaksana menjadi tindakan, apabila dibantu/dijiwai oleh ketiga
saudara : Pangaribawa, Prabawa dan kamayan. Jadi tiga saudara inilah yang seharusnya menuntun
dan memberi jalan kepada Dzatullah agar menjadi kuat dan menggandeng Sifatullah. Angan-angan
menjadi terang apabila mendukung Dzatullah agar selalu membawa kearah keinginan dan tindakan
yang luhur dan membangun watak utama.

v Kalau nafsu-nafsu (kelima saudara) dapat dikendalikan/dikuasai, maka angan-angan atau ketiga
saudara (Pangaribawa, Prabawa dan Kamayan) menjadi lebih mudah dikendalikan, dikumpulkan
menjadi satu dalam hati sanubari, janganlah sampai berhubungan dengan otak. Hal ini sangat
diperlukan dalam upaya untuk menerima “anugerah” tuntunan dari Ingsun/Guru Sejati.
KECER
Kecer/kucur/peureuh artinya ditetesi dengan air menggunakan media daun sirih yang dicelup ke
air.Kecer umumnya memakai media daun sirih tetapi ada juga yang menggunakan cabe,belati tajam &
jeruk nipis.

Tradisi kecer berasal dari silat aliran Cimande jawa barat & tradisi ini tidak di temukan pada silat aliran
minangkabau sumatra.

Dalam tradisi aslinya kecer adalah tradisi yang dilestarikan untuk penerimaan siswa baru.pada silat
aliran betawi,kecer ada yang menggunakan media cabe,belati tajam & jeruk nipis yang dibelah menjadi
dua lalu di kecer/dikucurkan di mata.

Tujuannya adalah untuk melatih kepekaan mata.bahkan pada silat aliran cimande jawa barat ada yang
kecer dilakukan setiap memulai aktifitas latihan silat.Sampai disini dapat disimpulkan bahwa kecer
bukan murni milik aliran SETIA HATI.

Ki Ngabehi Suro Diwiryo mendirikan SEDULUR TUNGGAL KECER pada tahun 1903 & menggunakan kecer
sebagai tali pengikat Persaudaraan,untuk masuk & belajar ilmu di paguron Ki Ngabehi Suro Diwiryo
dengan syarat utamanya adalah usia minimal 17 tahun.jadi sangat mustahilbelum di kecer tapi sudah
belajar/ngenger ilmu di paguron Ki Ngabehi Suro Diwiryo

 Kecer di PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE  : syarat utama kecer di PERSAUDARAAN SETIA
HATI TERATE  minimal 17 tahun & mengikuti latihan menjadi siswa di PERSAUDARAAN SETIA HATI
TERATE,jadi kecer di PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE bisa diartikan penerimaan/pengesahan
warga/saudara baru.
 Kecer di PERSAUDARAAN SETIA HATI ORGANISASI : sebelum kecer di ajari jurus PSC/ pra
SH.jadi kecer di PERSAUDARAN SETIA HATI ORGANISASI bisa di artikan penerimaan /pengesahan
saudara baru.
 Kecer di PERSAUDARAAN SETIA HATI TUNAS MUDA WINONGO :kecer di PERSAUDARAAN
SETIA HATI TUNAS MUDA WINONGO adalah syarat utama masuk & menjadi saudara SH.setelah di kecer
baru boleh belajar ilmu.di sini kecer juga bisa di artikan sumpah bersama.

NGGOLEKI SEJATINING AKU


Yang dimaksud adl mencari kesempurnanaan hidup.mencapai derajat yg mulia di sisi Tuhan
YME.manunggaling kawulo marang gusti.Tinemu weruh sakdurunge dumadi.

Jika kalian bisa melihat diri kalian sendiri,disitulah aku berada.jika kalian bisa melihat aku,sesungguhnya kalian
melihat kebenaran.karena aku adalah kamu & kamu adl aku.

Cipto dumunung ono ing pikiran kang wening

Karsa dumunung ono ing kalbu kang resik

Rasa dumunung ono ing roh kang suci

CIPTA KARSA RASA

Nyawiji ngesti tunggal manjing dening dzat kang suci inggih meniko gusti kang murbeng dumadi.lebur
warongko manjing curigo

ENENG ENING ENUNG


Patrap madep mantep ngeningke cipto kunjuk dumateng gusti kang murbeng dumadi nyawiji saliro lan rasa
angukut cipto lan karsa anglampahi laku suci.

Tinemune....

Nuwuhaken kawicaksanan urip ambeg paramanta manjing badan saliro saget nyumerepi padangin jagad
tinemu keslametane urip.

Amergo sejatining urip amung nembung dawuh soho anglampahi titahipun gusti.dedalane mawi biso
rumongso nanging ora rumongso biso.titah sakwantah kang mung sakdermo nglakoni.

CERITA PSHT 1 ( Rizda,siswaku yg


cerewet )
Malam itu waktu sudah menunjukan pukul 03.00 WIB,sekitar 80 siswa dr sabuk hitam,njambon,hijau,&
putih sesudah berdoa & salaman mereka ganti baju & bersiap-siap pulang.mereka pulang dgn  membawa
peralatan latihan yg digunakan.tp salah satu siswa saya yg bernama Rizda(perempuan,18tahun)
mendekati saya,Rizda adlah siswa saya yg plg cerewet dalam bertanya tentang ke SH an.kemudian saya
mulai menyapanya.

Saya : ada apa Riz,kok blm pulang?(tanya saya)

Rizda : mas,banyak organisasi pencak silat lain benci pd PSHT,memangnya knp mas?(sambil
mencangklong tasnya & duduk di samping saya)

saya : itu cm oknum neng,semua pencak silat pd dasarnya mengajarkan kebaikan.(jawab saya tenang)

Rizda : tp mereka banyak yg tdk akur krn pencak silat mas,mereka berkelahi membela perguruannya krn
perguruannya saling olok?(tanya rizda dgn ngotot)

Saya : ya itulah bodohnya mereka,mereka saling olok seolah-olah perguruan mereka yg plg “SUPER”,yg
plg HEBAT,yg pling TUA,& masih banyak lg.berprinsip itu blh saja tp jgn fanatik,krn fanatik itu ciri orang
bodoh.(sambil melihat mukanya,dalam hati berkata”cerewet bgt ni anak”)

Rizda : ooowww,gt ya mas,tp gmn mas dgn pencurian2 rahasia perguruan yg nantinya di beber ke
masyarakat.seperti Sumpah Bersama di PSHT contohnya,banyak orang bkn warga PSHT yg sudah
mengetahuinya.(tanyanya sambil mengangkat alisnya)

Saya : apakah sumpah itu termasuk keilmuan PSHT yg wajib di rahasiakan,tdk kan?sumpah bkn suatu
rahasia bagi PSHT,malah seharusnya kamu senang kalau orang2 tahu sumpah kita,itu tandanya PSHT
sangat di perhatikan.(jelas saya kepada rizda)

Rizda : mas,apakah PERSAUDARAAN SETIA HATI TUNAS MUDA itu musuh bebuyutan PERSAUDARAAN
SETIA HATI TERATE?(tanya rizda dengan sedikit lirih)

Saya : kenapa kamu bilang seperti itu riz?(tanya saya cepat)

Rizda : ya karena banyak anggotanya yg bermusuhan.(jelasnya)

Saya : riz bknnya dlm ke SH an sdh di terangkan bahwa semua pencak silat aliran SETIA HATI adlh
saudara.kamu ingat apa pesan Eyank Suro yg terakhir?(tanya saya pd Rizda)

Rizda : inget mas,”supaya saudara SH bersatu hati,rukun lahir & bhatin”.(jawabnya dgn polos)

Saya : benar sekali,jd yg merasa bahwa dia belajar ilmu SH & apalagi yg merasa cucu dr Ki Ngabehi Suro
Diwiryo harus bs menjalankan amanah Eyank yg terakhir.(jelas saya)
Rizda : tp kenapa PSHTM memakai selendang kuning mas,tdk memakai MORI?malah terlihat seperti bkn
pesilat,masak pesilat pakai sabuk warna kuning.(tanyanya ingin tahu)

Saya : Riz,apakah Mori itu harus di perlihatkan di muka umum,tdk kan?mori itu sebagai media untuk
selalu mengingat tuhan & kematian Riz.kalau kamu bilang kenapa malah pakai sabuk kuning & tdk seperti
pesilat itu salah,kamu sendiri kemarin jg pakai sabuk Njambon(merah muda) apakah kamu jg mau di
bilang tdk seperti pesilat.mereka memakai warna kuning pasti ada filosofinya,seperti sabuk Njambon,org
yg melihat psti koment “pesilat kok sabuk’e pink?”,tp mereka belum tahu kenapa kita pakai sabuk
Njambon,kenapa gak merah sekalian,kan semua ada filosofinya.(jelas saya)

Rizda : jd selama ini anggapan rizda salah mas.(tanyanya sambil menatap saya sambil menunggu
jawaban)

Saya : ya jelas salah.(jawab saya cepat)

Rizda : mas apakah kedua SH yg berseteru itu bisa berdamai.(tanya rizda dgn nada berharap)

Saya : yg berseteru bkn SHnya riz,tp anggotanya/oknumnya.ya selama mereka bisa menghargai
perbedaan perdamaian psti bs terwujud.(jawab saya)

Rizda : mas,sebenarnya SH itu apa?(tanyanya lg dgn mata yg memancarkan rasa ingin tahu)

Saya : banyak org yg menjabarkan apa itu SH,tp SH itu kalau menurut pemahamanku adalah suatu ajaran
budi pekerti luhur yg menitik beratkan pada HATI SANUBARI,krn hati itu tdk akan menjerumuskan
kita,banyak orang yg bilang OJO SELAK KARO BHATINE,tp yg mengucapkan sendiri antara HATI &
MULUT tdk sama,hati bicara benar & jujur,tp mulut masih mau berbohong.(jelas saya sejauh yg saya
tahu)

Rizda : agama apa sih mas yg mendasari SH?(tanyanya)

Saya : SH itu terbuka untuk semua agama riz,bkn hanya satu agama saja.(jawab saya menjelaskan)

Rizda : jd diperbolehkan bljar SH mas walaupun tdk mempunyai agama?(tanyanya dgn mengernyitkan
kening)

Saya : tentu saja,apakah seorang manusia SH diwajibkan memeluk agama?tdk,memeluk agama atau tidak
itu adalah HAK ASASI mereka.(jelas saya)

Rizda : lho?kalau tdk di wajibkan beragama bagaimana mereka mengenal Tuhan.(tanyanya bingung)

Saya : nha itulah SH,kita tdk diwajibkan memeluk agama,tp lewat SH kita akan mengenal siapa Tuhan kita.
(jelas saya)

Rizda : caranya?(tanyanya cepat)

Saya : ya pelajari ilmu SH dgn serius,cari & gali terus.sudah malam sebaiknya kamu pulang.kpn2
disambung lg. .(jelas saya sambil mengusap kepalanya yg  berambut panjang sampai pinggang)

Rizda : iya mas,saya pamit pulang dulu.(sambil mencium tangan saya sebagai bukti menghormati
pelatihnya)

Saya : hati2 dijalan.(pesan saya)

Malam itu setelah Rizda pulang saya berbaring di depan rumah sambil menyalakan rokok.saya
berpikir,betapa susahnya menjadi orang SH,bahkan saya yg lancar memberi jwban tentang SH kpd siswa
saya merasa bahwa saya blm bisa disebut orang yg berSH.HATI memang tdk bisa ditutupi dgn
kebohongan.
CERITA PSHT 2 ( Ilmu Setia Hati )
setelah  selesai menggerakan jurus & kripen saya melirik  jam di arloji saya,waktu menunjukan  pukul
00.00 WIB lalu semua siswa yg ada di ranting saya perintahkan untuk makan bekal mereka yg di
bawa dr rumah,sesudah makan saya menyuruh mereka kembali berkumpul lg sambil duduk bersila,& 
seperti latihan di ranting sebelumnya saya sedikit memberikan ke SH an untuk mereka.

“siapa yg ingin bertanya?”kata saya mengawali,mereka saling memandang,ekspresi muka bingung


jelas sekali terlihat di wajah mereka,sesaat kemudian seorang siswa privat Bpk Purwanto seorang
kepala desa berumur sekitar 50thun menjawab,”biasanya kan pelatih dulu mas yg memberi
wejangan”,sambil tersenyum simpul saya menjawab”kalau pelatih trs yg mengawali pasti yg pintar
hanya pelatihnya,sekarang saya ubah,dimulai dr bertanya”jawab saya.mereka bingung apa yg harus
ditanyakan,”hayo siapa?”kata saya,mereka masih bingung,lalu muncullah satu orang siswa dgn
tangan yg mengacung keatas,sepontan semua mata tertuju padanya,beliau adlh mbah Yit,seorang
blantik/pedagang sapi yg sudah berumur sekitar 65tahun.”nha,,,iya mbah yit,mau tanya apa?”tanya
saya,”mas,apakah bisa seorang yg sudah tua seperti saya ini memperdalam ilmu SH,sementara
tubuh saya sudah rapuh karena usia,untuk menggerakan materi PSHT terasa kaku di sekujur
badan.”tanyanya,”tentu saja bisa mbah.”jawab saya tenang,”belajar SH bkn hanya terpaku pd jurus
yg ampuh saja,tp kerhokhanian jg sangat diperlukan,buat apa kita jago silat kalau hati kita dipenuhi
rasa benci,iri,sombong,dll.”tambah saya.”jadi walaupun saya kurang lancar dlm materi saya masih
bisa memperdalam ilmu SH?”tanya mbah yit dgn kepala sedikit mendongak ke atas karena beliau
ada di belakang,”tentu saja bisa mbah,bukankah sesepuh SH sudah mengatakan bahwa puncak dr
pencak silat sejatinya bukan kanuragan,melainkan mengarah pd kerokhanian.”jelas saya,”kalau
seperti itu trimakasih mas,saya sudah mendapat jawaban yg membuat saya tenang.”ucap Mbah
Yit,”sama2 mbah,ada yg mau bertanya lg?”kata saya melanjutkan.

Lalu ibu Ningrum,seorang guru sukuan SD berumur sekitar 30tahun mengacungkan tangannya,”iya
bu,silahkan”kata saya sambil menyulut sebatang rokok,krn acara dibuat santai agar tdk tegang tp
penuh ketenangan,”apakah kami belajar SH di PSHT ini sudah tepat mas?sementara banyak SH lain
di luar sana yg mengaku lebih baik & asli dr eyank Suro.”tanyanya,kemudian saya tersenyum &
menjawab dgn tembang dandanggula,

“ Lamun sira anggeguru kaki ”

“ Amiliha manungsa kang nyata ”

“ Ingkang becik martabate ”

“ Sarta kang wruh ing hukum ”

“ Kang ngibadah lan kang wirangi ”

“ Sokur oleh wong tapa ”

“ Ingkang wus amungkul ”

“ Tan mikir pawewehing lyan ”

“ Iku pantes sira guranana kaki ”

“ Sartane kawruh ana ”

“jadi nilailah sendiri PSHT dgn hati jenengan,saya tdk akan berkata tepat atau tdk,krna yg merasakan
adalah panjenengan sendiri,seperti yg baru saja saya tembangkan,pilihlah seorang manusia atau
dalam hal ini perguruan yg benar2 baik,bagus derajatnya dimata masyarakat,serta tahu & taat akan
hukum yg berlaku di dunia ini,jd silahkan di nilai,apakah jenengan sudah belajar SH di tempat yg
benar atau belum.”jawab saya menerangkan,beliau mengangguk sambil tersenyum setelah mendapat
jawaban dr saya.”ada lg?”tanya saya,”saya mas.”mata saya tertuju pd suara yg saya kenal,ternyata
tdk salah,si Rizda,siswa saya yg paling cerewet dlm bertanya,”iya,apa riz?”tanya saya,”mas apa SH
lain jg bisa mempelajari ilmu SH tanpa latihan,SH Tunas Muda contohnya,habis dikecer mereka tdk
prnah ada yg latihan,tp kalau Suran Agung mereka ikut ngumpul,enak banget mereka tanpa latihan
dah jd pendekar.”kata Rizda,”apakah kalau mereka latihan harus lapor dulu ke kamu riz?”tanya
saya,”ya nggak jg sih mas,tp enak banget habis di kecer mereka bebas,mau latihan boleh,nggak jg
boleh.”jawabnya,”dulu waktu eyank Suro masih hidup jika ingin menjadi saudara SH harus di kecer dl
sebelum mempelajari ilmu-ilmunya,tradisi inilah yg di pertahankan Persaudaraan Setia Hati Tunas
Muda dalam penerimaan saudara baru,PSH Organisasi pun jg seperti itu.”jawab saya,”lalu kenapa
PSHT caranya berbeda dgn SH lain mas”tanya rizda di barengi dgn suara riuh penasaran dr yg
lain,”karena Ki Hardjo tdk ingin menyalahi janjinya pd sang guru yaitu Ki Ngabehi Suro Diwiryo.”jawab
saya,suara riuh itu berhenti menjadi suasana tenang & penuh antusias,”maka Ki Hardjo mengubah
tujuan kecer yg mulanya untuk penerimaan saudara baru diubah menjadi wisuda karena telah lulus
menjadi tingkat 1,tapi ubo rampe & tatacara kecer PSHT tetap sama dgn SH eyank Suro.”jelas saya.

“kenapa banyak yg mengatakan PSHT adl SH palsu krn jurusnya yg beda mas?”tanyanya,suasana
terdengar kembali riuh karena pertanyaan rizda,”ya sama,karena Ki Hardjo terikat sumpah Setia Hati
maka beliau memodifikasi semua jurus yg di dapat dr eyank Suro,ilmu SH jg bkn terpaku pd jurus
semata riz,yg terpenting dlm belajar ilmu SH itu adl kerokhanian yg merupakan titik akhir dr Ilmu SH &
PSHT tetap mempertahankan itu.”jelas saya pada rizda,suasana tenang kembali setelah saya
menjawab pertanyaan rizda,”mas kenapa di PSHT harus latihan dl,apa alasan Ki Hardjo mengubah
fungsi kecer selain tdk mau menyalahi sumpah pd eyank Suro mas?”tanya rizda penasaran,lalu saya
menjawabnya dgn tembang pucung,

“ Ngelmu iku kalakone kanthi laku “

“ Lekase lawankas “

“ Tegese kas nyantosani “

“ Setya budya pangekese dur angkara “

“ilmu itu akan kita dapat dgn laku/cara/berlatih,kita mau belajar silat,tp tanpa berlatih dgn rajin &
teratur apakah kita bisa silat?padahal silat adlah landasan & media Persaudaraan di PSHT,jd kalau
mau jd saudara PSHT ya harus berlatih dl supaya jd pesilat yg tangguh,sedikit demi sedikit dgn
berlatih pasti akan menemukan inti dr apa yg akan kita cari,”jelas saya,”kalau kita sudah dpt ilmunya
pasti ilmu itu bs membuat tenang,ilmu itu jg harus diamalkan pd masyarakat,gunakan ilmu itu untuk
membela yg benar & menghancurkan yg salah.”tambah saya,serentak mereka semua mengangguk-
angguk tanda mengerti,”ada yg ingin bertanya lagi?”tanya saya,semua saling pandang &
menjawab”tidak mas.”walaupun tidak serentak,”baiklah kalau memang tdk ada,silahkan istirahat
dl.”perintah saya pd semua siswa,semua membubarkan diri dgn tenang untuk beristirahat.

Sambil menghisap rokok saya berpikir,betapa pengetahuan harus diperlukan dlm melatih,tanpa
pengetahuan lebih mustahil seorang pelatih bisa melatih dgn baik,sungguh saya benar2 merasa
masih kurang dlm pengetahuan SH.

CERITA PSHT 3 (manusia SH pantang


sombong walau jago berkelahi)
Malam ini suasana lelah benar-benar terasa,setelah siang melaksanakan treen latihan ditengah hari
bolong dgn sengatan terik matahari,malamnya harus masuk lg menjalani latihan rutin,acara sambung
Persaudaraanpun tdk terlewatkan.lelah memang terasa di seluruh badan,tp tdk mengurangi semangat
latihan untuk menjadi warga PSHT tgkat 1,tepat jam 01.00 wib perbincangan antara pelatih & siswa
untuk membentuk suatu keakrabanpun dimulai.

“apakah kalian tahu kenapa kalian di biasakan Sambung?”tanya saya mengawali pembicaraan,”untuk
melatih bertarung kita mas.”jawab anton salah satu siswa laki-laki saya umurnya kira-kira 18thun,”ada yg
lain lagi?”tanya saya meneruskan,”eeehhhhhmmmm......mungkin untuk lebih mengolah raga kita mas,jadi
selain sehat kita jg bisa bisa mempraktekan tehnik mas.”kata sintia seorang siswa perempuan saya yg
masih berusia 15tahun,”hehehehehehe,semua betul tapi kurang tepat.”jawab saya,mereka mengernyitkan
dahinya mungkin dalam hatinya bertanya,”trus apa tujuan sambung selain itu.”,”tahukah kalian dlm
sambung itu intinya adlh menyambung tali Persaudaraan antar saudara,entah itu saudara tua atau
saudara muda.”jelas saya.mereka semakin bingung dgn jawaban saya yg mungkin tdk pernah terlintas di
benak mereka.

“kenapa seperti itu mas,jelas terlihat dalam sambung itu beradu otot,adu tehnik & adu kecerdikan dlm
mengolah serangan.”jawab Bpk Jumari seorang TNI AD berumur 40thun,”memang betul tp lht,sebelum
kita melakukan sambung,kita melakukan salaman & saling hormat sebagai tanda kita masih menghargai
saudara kita walaupun dia akan menjadi lawan sambung kita,dalam melakukan sambungpun jg saling
emong,saat lawan sambung kita terjatuh kita mundur 3 langkah memberi kesempatan lawan sambung
kita untuk berdiri,dalam sambung  kita jg tdk diperbolehkan menghilangkan nyawa saudara
kita,walaupun kita boleh menendang & memukul sekeras-kerasnya,TEGA LARANE NING ORA TEGA
PATINE.”jelas saya kepada semua siswa,merekapun mendengarkan dgn antusias,”lihat setelah kita
melakukan sambung,kita saling hormat & salaman kembali,bahkan berangkulan sebagai tanda tidak ada
dendam diantara kita,malah kita bisa tersenyum lebar sambil saling introspeksi.”tambah saya
menjelaskan

“apakah di SH lain jg ada sambung mas?”tanya heri seorang siswa laki-laki saya berumur 16thun,”tentu
ada,tentunya dgn aturan mereka sendiri.”jelas saya,”apakah boleh kita sambung dgn SH lain mas?”tanya
heri lg,”tentu saja boleh,kenapa tidak?asal bkn berkelahi.”jawab saya,”apakah anggota PSH Tunas Muda
bisa sambung mas,mereka kan tdk pernah latihan,pasti kalau sambung dgn saya mereka bisa saya
kalahkan.”kata Rizda siswa yg plg kritis dalam ke SH an dgn sombongnya,”sejak kapan kamu diajari
sombong oleh pelatih kamu riz?”kata saya,rizdapun diam sambil menundukan kepalanya,”sambung tdk
digunakan untuk mengetahui siapa yg lebih piawai dalam bertarung riz,tapi sambung digunakan untuk
mempererat persaudaraan,jgn kamu mengukur kemampuan orang hanya dr luarnya,bisa2 kamu sendiri
yg jatuh tersungkur akibat kesombongan kamu.”jelas saya,rizda semakin tertunduk malu krn
kesombongannya.”kalian ingat kisah kangmas Tarmadji yg pernah sombong sebelum bertanding,beliau di
ingatkan oleh RM Imam Koessoepangat tp mas Madji tdk mendengarkan kata2 gurunya,apa yg
terjadi,beliau klh dalam bertanding & hanya mendapat juara 3 sampai beliau malu mengambil
mendalinya,ini harus kita buat pelajaran,bahwa orang yg sombong akan menuai hasil yg
mengecewakan.”kata saya

“lalu bagaimana kita memperlakukan saudara PSH Tunas Muda mas,sebagai kawan atau sebagai
lawan?”tanya heri,”rangkul mereka sebagai saudara kita,semua orang yg belajar SH adlh saudara kita,SH
apapun itu,pernahkah kita anggota PSHT cekcok dgn latihan sebelah(kebetulan sebelah tempat latihan
kami adl tempat berkumpulnya PSHTMW)?tdk kan,pertahankan itu,kita ciptakan persaudaraan dgn
mereka,saling mengasihi & saling melindungi.”jawab saya.

“baiklah ada yg bertanya?”tanya saya,”tidak mas.”jawab mereka,”baiklah,silahkan istirahat dl.”perintah


saya,mereka membubarkan diri & beranjak ke tempat istirahat,tp rizda mendekati saya dgn kepala
tertunduk,dia duduk bersila di depan saya,”maafkan perkataan saya td mas,saya menyesal.”kata rizda
lirih,”jgn kamu meremehkan org lain riz,itu akan membuat kamu terjerumus pd pada keburukan.baiklah
lupakan yg td,perbaiki untuk selanjutnya,kamu capek kan,sana istirahat.”kata saya pd rizda.”trimakasih
mas.”jawab rizda.

Kemudian rizda bergabung dgn yg lain untuk beristirahat,rokokpun saya nyalakan & saya hisap
dalam2,dalam hati berpikir,betapa saya masih jauh dr sempurna dalam membimbing siswa,terbukti rizda
masih terbesit pikiran sombong yg masih sangat besar,ini suatu cambuk untuk saya supaya bisa
membimbing lebih baik.

AJARAN MAS IMAM


KOESSOEPANGAT

 
Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia diberi akal dan nafsu, sedang
makhluk lain ada yang hanya diberi akal dana ada yang hanya diberi nafsu. Nafsu mutmainah
adalah berbuat kebaikan (nafsunya Malaikat), nafsu supiyah adalah iri, dengki (nafsunya
syaiton), nafsu aluamah adalah rakus (nafsunya binatang), dan amarah adalah pemarah (nafsu
syaiton). Dan bersyukurlah manusia diberikan semua keempat nafsu. Namun harus hati-hati
menggunakan keempat nafsu, karena keempat nafsu itu ada keburukan dan kebaikannya, harus
sesuai dengan suasana dan tempat (empan lan papan). Dalam ilmu Jawa "papat kiblat limo
pancer". Yang empat adalah nafsu dan pancer adalah diri kita. Jadi bagaimana kita bertindak
dalam kehidupan sehari-hari, menuruti nafsu yang mana. Manusia diciptakan hanya untuk
beribadah kepada Tuhan YME. Seperti yang terkutip dalam Al-Qur'an : manusia dan jin
diciptakan hanya untuk beribadah kepadaku.

Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia diberi akal dan nafsu, sedang
makhluk lain ada yang hanya diberi akal dana ada yang hanya diberi nafsu. Nafsu mutmainah
adalah berbuat kebaikan (nafsunya Malaikat), nafsu supiyah adalah iri, dengki (nafsunya
syaiton), nafsu aluamah adalah rakus (nafsunya binatang), dan amarah adalah pemarah (nafsu
syaiton). Dan bersyukurlah manusia diberikan semua keempat nafsu. Namun harus hati-hati
menggunakan keempat nafsu, karena keempat nafsu itu ada keburukan dan kebaikannya, harus
sesuai dengan suasana dan tempat (empan lan papan). Dalam ilmu Jawa "papat kiblat limo
pancer". Yang empat adalah nafsu dan pancer adalah diri kita. Jadi bagaimana kita bertindak
dalam kehidupan sehari-hari, menuruti nafsu yang mana. Manusia diciptakan hanya untuk
beribadah kepada Tuhan YME. Seperti yang terkutip dalam Al-Qur'an : manusia dan jin
diciptakan hanya untuk beribadah kepadaku. Sebetulnya letak semua permasalahan didunia ada
disini. Manusia dalam menjalankan segala aktifitas hidupnya harus punya niat untuk beribadah.
Pertama kali semua perbuatan manusia yang dinilai adalah niatnya sesudah itu baru
perbuatannya. Maka dari itu apabila kita hendak menjalankan aktifitas hidup hendaknya berniat
untuk beribadah " Karena Allah (Lillahi ta'ala), aku akan menjalankan tugas hidup)
Bismillahirohmannirohim". Apabila ini semua dapat dilaksanakan maka baru dapat dikatakan
manusia berbudi luhur (dalam Islam disebut bertaqwa). Puncak segala macam ibadah dalam
Islam adalah Taqwa. Manusia berbudi luhur adalah manusia yang berbakti kepada : 1. Tuhan
Yang Maha Esa 2. Kedua orang tua 3. Guru Berbakti kepada Tuhan YME adalah menjalankan
segala perintah dan menjauhi segala larangannya seperti yang tercantum dalam Al-Qur'anul
Karim. Namun bagi orang Islam tidak hanya itu dan lebih baik pula untuk menjalankan sunnah
Nabi Muhammad saw. Karena tuntunan hidup manusia Islam dlam penjabaran dilaksanakan
oleh Nabi Muhammad saw. Beliau adalah ibarat Al-Qur'an berjalan. Berbakti kepada kedua
orang tua adalah juga merupakan kewajiban kita, karena mereka berdualah kita ada dan keluar
ke dunia ini. Betapa berat mereka (terutama ibu) mengandung kita selama + 9 bulan, serta
membesarkan kita hingga dewasa. Betapa besar pengabdian mereka untuk membimbing kita,
memberikan penghidupan kita, hingga kita dapat hidup mandiri tanpa bantuan mereka lagi.
Pengabdian yang tak dapat diukur berapa jumlah dan panjangnya. Dan kita tak bisa membalas
budinya hingga impas dengan apa yang mereka berikan kepada kita. (HR. Muslim " Surga itu
ada ditelapak kaki ibu"). Memahami dari hadits tsb bahwasannya surga itu ada di telapak kaki
ibu, betapa besar dan agung seorang ibu menurut Islam. Hendaklah kita bersujud/sungkem kpd
ibu. Dan kewajiban pula sebagai seorang anak adalah mendoakan kedua orang tua baik waktu
masih hidup maupun sudah meninggal. Terkutip dalam Qur'an "terputuslah amal perkara
seseorang ketika ia mati kecuali tiga perkara : Sodakoh Jariyah, anak soleh yang mendoakan
orangtuanya, ilmu yang bermanfaat. Berbakti kepada Guru adalah juga merupakan kewajiban
kita karena kita telah bertahun-tahun dibimbing untuk menimba ilmu agar kita pandai, mengerti,
memahami serta mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh. "Guru adalah pahlawan tanpa
tanda jasa". Menilik dari mutiara tsb sangatlah sesuai dengan apa yang telah diberikan guru
untuk kita hingga kita menjadi orang yang bermanfaat bagi agama, nusa bangsa dan seluruh
umat manusia. Guru bukanlah hanya di sekolah semata namun semua orang yang telah
memberikan bimbingan ilmu kepada kita adalah guru. "Guru digugu lan ditiru" makna yang
agung bagi sebutan seorang guru, karena ia contoh suri tauladan bagi para bimbingannya.
Namun tidak terlepas dari unsur Islam manusia berbudi luhur adalah manusia yang Eling marang
Pangeran Kang Maha Dumadi. Dan perbuatannya dapat dijadikan suri tauladan bagi
sesamannya. Jati diri manusia, " manunggaling kawulo gusti" dalam istilah Jawa merupakan ilmu
Jawa tingkat tinggi. Manusia yang sudah bisa merasakan adanya Tuhan dalam dirinya sendiri.
Manusia seperti ini dalam segala tindak tanduknya selalu diilhami oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa. Apa yang dikerjakan sesuai dengan apa yang dirasakan. Manusia itu punya bentuk batin
yang tidak kelihatan oleh orang lain namun kelihatan oleh dirinya sendiri. Namun begitu tidak
semua orang bisa melihat bentuk batinnya ini, kalau tanpa melalui lelaku. Dengan lelaku inilah
manusia baru bisa melihat bentuk batinnya sendiri. Laku ini berat untuk dijalani bagi orang
awam. Namun orang yang bisa menjalaninya berarti orang ini dapat dikatan orang linuwih. Hal
laku ini seperti yang pernah dijalani dalam cerita pewayangan yaitu Brataseno (Bimo) ketemu
Dewa Ruci. Dewa Ruci adalah bentuk batinya Bimo sendiri maka dalam pewayangan Dewa Ruci
digambarkan Bimo kecil (Semua bentuk tubuhnya mirip Bimo namun kecil). Betapa berat laku
yang dijalani Bimo sehingga dia menemui bentuk batinnya sendiri, sehingga ia bisa
"manunggaling kawulo gusti". Bisa merasakan adanya Tuhan dalam dirinya.Badan manusia,
hartanya semua ini adalah titipan Tuhan semata yang harus dijaga agar tak diganggu oleh orang
lain maupun makhluk lain. Manusia diberi kepercayaan untuk menjaganya, dan yang dipercaya
juga harus memberikan tindakan nyata atas kepercayaan yang telah diberikan. Yakni
menggunakan badan serta harta untuk tujuan kebaikan, jangan digunakan hanya untuk
kesenangan dan kenikmatan semata, sebab titipan ini tidak untuk dibuat kesenangan dan
kenikmatan akan tetapi digunakan untuk hal-hal yang mendatangkan barokah. Agar kelak
dikemudian hari apabila titipan ini diambil kembali oleh yang punya, tidak akan disiksa, karena
salah menggunakan titipan. "Manusia dapat dimatikan, manusia dapat dihancurkan tetapi
manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu masih percaya pada dirinya sendiri."
Manusia dapat dimatikan oleh orang lain kalau ia dibunuh, dapat pula dihancurkan missal ia
dibakar atau digilas akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan kalau manusia itu masih percaya
pada dirinya sendiri (batinnya sendiri). Batin inilah puncak segala kekuatan manusia karena
batin manusia akan selamanya benar, belum pernah ada cerita kalau batin manusia itu bohong
atau salah. Karena memang batin adalah hati kecil paling dalam yang tak akan pernah berbuat
kesalahan, Hati kecil ini memang diciptakan oleh Allah agar manusia percaya pada dirinya
sendiri sehingga akan terhindar dari bujukan dan rayuan syaiton. Manusia berbuat benar karena
Allah, manusia berbuat salah karena nafsu kemungkaran hasil bujukan syaiton. Namun
sesungguhnya kalau manusia mau percaya pada hati kecilnya sendiri tentunya tidak akan
berbuat salah. Walaupun kita sudah mati dan berada di alam kubur kebenaran yang ada pada
diri kita akan tetap hidup untuk selamanya, karena kebenaran adalah milik Allah swt. Dan
apabila kita mati dalam kebenaran tentunya hati kita di alam barzah akan mendapat ketenangan
dan kedamaian. Sesuai dengan janji Allah seperti terkutip dlm Qur'an " Orang yang berjuang di
jalan Allah (kebenaran) akan mendapatkan sorga sebagai penggantinya" Dalam Islam jati diri
manusia ya manusia itu sendiri bentuk lahir batinnya. Islam tidak mengajarkan manusia untuk
menjalankan laku seperti dalam ilmu Jawa. Bagaimana manusia itu akan bertindak ya dia sendiri
yang menentukan. Manusia hidup sudah ditakdirkan dalam "Lauful Makhfud" Manusia tidak tahu
dan tidak bisa merubah takdir ini. Manusia hanya bisa merubah nasibnya, karena nasib manusia
berada ditangan manusia itu sendiri. Manusia hidup hanya dicipta untuk beribadah semata,
"seperti diatas". Islam is rasional. Nabi dalam sunahnya juga tidak pernah mengajarkan manusia
untuk bertapa seperti dalam dongeng. Manusia hanya diwajibkan islah, hijrah (menyendiri,
meninggalkan tempat) apabila dalam suatu kaumnya sudah rusak (tak bermoral) namun sudah
diberi peringatan juga tidak mau berubah. Hanya kita disunahkan untuk banyak berdzikir dan
beribadah. Dalam setiap kesempatan apapun rasanya kita bisa menjalankan kedua hal tersebut.
Namun kadang kita lupa, karena semakin banyaknya kebutuhan hidup dan semakin rumitnya
hidup ini. Jatidiri dalam Islam adalah manusia yang bertaqwa, karena kunci menjadi manusia
Islam sejati adalah Taqwa. Manusia diahadapan Allah yang dinilai bukanlah harta, isteri, anak,
namun hanya ketaqwaannya. Manusia yang sudah bisa menjalankan perintah serta menjauhi
larangannya. Seperti Nabi atau alim ulama lainnya yang patut dijadikan contoh. Manusia yang
seperti inilah yang sudah bisa menemukan jatidirinya. Nrimo ing pandum (menerima apa adanya
sesuai dengan pemberian rizki dari Allah swt. Manusia yang tidak iri atau dengki melihat orang
mendapat kesenangan dan kenikmatan. Apabila ia mendapat kenikamatan rizki ia bersyukur dan
apabila ia mendapat kesusahan rizki iapun tetap bersyukur dan tidak mengeluh. Apa yang
dihadapannya dan apa yang dikerjakannya adalah merupakan takdir semata. "Sepiro gedhening
sengsara yen tinampa among dadi coba

Setia Hati itu SATU


 
 
 
SH itu Satu .., Satu itu Tunggal.. , Tunggal itu Esa ..Diri
saya adalah diri kamu,cahayamu adalah cahayaku,..kamu
adalah saudaraku ,kamu adalah aku,Satu ..Siji ..Tunggal
nggak ada pemisahnya.Apa yang ingin kamu ketahui
tentang SH Jika kamu niat dari hati yang paling dalam
..maka aku sudah berkewajiban untuk menyampaikannya
kepadamu.. hingga kamu faham dan mengerti ,lalu
memperbaiki prilakumu ,hingga kamu bergerak seperti
"JURUS" : JUJUR dan LURUS ..

Manusia ketika baru dilahirkan ,keluar dari rahim ibu adalah sudah SH,manusia yang baru
dilahirkan itu suci,menjadi orang SH itu suci lahir tumusing bathin.
Orang SH yang ber-SH akan mengerti bahwa manusia ada dimana mana dan takkan kemana
mana.Orang SH tidak perlu polah atau bertingkah untuk menunjukkan SH nya ,SH itu tidak
kelihatan tapi ada,SH itu ada tapi tidak kelihatan.SH bukan gambaran ,tapi SH adalah
Perjalanan..
orang SH itu mengerti Jurus:jujur dan Lurus,tidak "ngawur".orang SH itu tidak bisa apa apa,tapi
jika ALloh menghendaki jangankan sesama manusia,Gunung pun jika ALloh menghendaki maka
akan runtuh.Karena berdirinya orang SH juga berdirinya Alloh,segala perbuatan kita adalah
untuk Alloh "sholatku,ibadahku,hidup dan matiku adalah karena dan untuk Alloh"..karena orang
SH ,selalu "ngiket rosoning bathin sak durunge di ucapno "mengikat rasa bathin sebelum di
ucapkan,artinya segala perbuatan buruk atau baik,ketika itu masih dalam bathin pun ,Alloh telah
tahu,hati hatilah dengan bathinmu...,kita bisa saja membohongi orang lain,tapi tidak dengan
Alloh,karena suatu saat kebohongan itu pasti akan di buka oleh Alloh.
Marilah saudaraku; kita pegang apa yang telah di wasiatkan Eyang Soero "saat aku telah tiada
nanti,semua orang SH adalah satu ,saudara,tidak ada perbedaan."
kadhang pendekar SH, saya adalah anda..anda adalah saya ,saya dan anda adalah tunggal
,satu ,Esa,dalam SH.mari kita saling mengingatkan..dengan prinsip :tidak ada yang harus
diperdebatkan untuk mencari Ke AKUAN..,si hebat ..yang murni ada dalam keyakinan bersih
Hati orang SH yang ber SH.insyaalloh tulisan ini membantu mewujudkan Persaudaraan

Puncak Ilmu Kejawen


Ilmu “Sastra Jendra hayuningrat Pangruwating Diyu” adalah puncak Ilmu
Kejawen. “Sastra Jendra hayuningrat Pangruwating Diyu” artinya; wejangan berupa
mantra sakti untuk keselamatan dari unsur-unsur kejahatan di dunia. Wejangan atau
mantra tersebut dapat digunakan untuk membangkitkan gaib “Sedulur Papat” yang
kemudian diikuti bangkitnya saudara “Pancer” atau sukma sejati, sehingga orang yang
mendapat wejangan itu akan mendapat kesempurnaan. Secara harfiah arti dari “Sastra
Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” adalah sebagai berikut; Serat = ajaran,
Sastrajendra = Ilmu mengenai raja. Hayuningrat = Kedamaian. Pangruwating =
Memuliakan atau merubah menjadi baik. Diyu = raksasa atau lambang keburukan. Raja
disini bukan harfiah raja melainkan sifat yang harus dimiliki seorang manusia mampu
menguasai hawa nafsu dan pancainderanya dari kejahatan. Seorang raja harus mampu
menolak atau merubah keburukan menjadi kebaikan.Pengertiannya; bahwa Serat
Sastrajendra Hayuningrat adalah ajaran kebijaksanaan dan kebajikan yang harus dimiliki
manusia untuk merubah keburukan mencapai kemuliaan dunia akhirat. Ilmu
Sastrajendra adalah ilmu makrifat yang menekankan sifat amar ma’ruf nahi munkar,
sifat memimpin dengan amanah dan mau berkorban demi kepentingan rakyat.

Asal-usul Sastra Jendra dan Filosofinya


          Menurut para ahli sejarah, kalimat “Sastra Jendra” tidak pernah terdapat dalam
kepustakaan Jawa Kuno.  Tetapi baru terdapat pada abad ke 19 atau tepatnya 1820.
Naskah dapat ditemukan dalam tulisan karya Kyai Yasadipura dan Kyai Sindusastra
dalam lakon Arjuno Sastra atau Lokapala. Kutipan diambil dari kitab Arjuna Wijaya
pupuh Sinom pada halaman 26;
        Selain daripada itu, sungguh heran bahwa tidak seperti permintaan anak saya
wanita ini, yakni barang siapa dapat memenuhi permintaan menjabarkan “Sastra Jendra
hayuningrat” sebagai ilmu rahasia dunia (esoterism) yang dirahasiakan oleh Sang Hyang
Jagad Pratingkah. Dimana tidak boleh seorangpun mengucapkannya karena mendapat
laknat dari Dewa Agung walaupun para pandita yang sudah bertapa dan menyepi di
gunung sekalipun, kecuali kalau pandita mumpuni. Saya akan berterus terang kepada
dinda Prabu, apa yang menjadi permintaan putri paduka. Adapun yang disebut Sastra
Jendra Yu Ningrat adalah pangruwat segala segala sesuatu, yang dahulu kala disebut
sebagai ilmu pengetahuan yang tiada duanya, sudah tercakup ke dalam kitab suci (ilmu
luhung = Sastra). Sastra Jendra itu juga sebagai muara atau akhir dari segala
pengetahuan. Raksasa dan Diyu, bahkan juga binatang yang berada dihutan belantara
sekalipun kalau mengetahui arti Sastra Jendra akan diruwat oleh Batara, matinya nanti
akan sempurna, nyawanya akan berkumpul kembali dengan manusia yang “linuwih”
(mumpuni), sedang kalau manusia yang mengetahui arti dari Sastra Jendra nyawanya
akan berkumpul dengan para Dewa yang mulia…
        Ajaran “Sastra Jendra hayuningrat Pangruwating Diyu” mengandung isi yang
mistik, angker gaib, kalau salah menggunakan ajaran ini bisa mendapat malapetaka
yang besar. Seperti pernah diungkap oleh Ki Dalang Narto Sabdo dalam lakon wayang
Lahirnya Dasamuka. Kisah ceritanya sebagai berikut;
Begawan Wisrawa mempunyai seorang anak bernama Prabu Donorejo, yang ingin
mengawini seorang istri bernama Dewi Sukesi yang syaratnya sangat berat, yakni;

1. Bisa mengalahkan paman Dewi Sukesi, yaitu Jambu Mangli, seorang raksasa
yang sangat sakti.
2. Bisa menjabarkan ilmu “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu”

Prabu Donorejo tidak dapat melaksanakan maka minta bantuan ayahandanya, Begawan
Wisrawa yang ternyata dapat memenuhi dua syarat tersebut. Maka Dewi Sukesi dapat
diboyong Begawan Wisrawa, untuk diserahkan kepada anaknya Prabu Donorejo.
        Selama perjalanan membawa pulang Dewi Sukesi, Begawan Wisrawa jatuh hati
kepada Dewi Sukesi demikian juga Dewi Sukesi hatinya terpikat kepada Begawan
Wisrawa.
“Jroning peteng kang ono mung lali, jroning lali gampang nindakake kridaning priyo
wanito,” kisah Ki Dalang.
        Begawan Wisrawa telah melanggar ngelmu “Sastra Jendra”, beliau tidak kuat
menahan nafsu seks dengan Dewi Sukesi. Akibat dari dosa-dosanya maka lahirlah anak
yang bukan manusia tetapi berupa raksasa yang menakutkan, yakni;

1. Dosomuko
2. Kumbokarno
3. Sarpokenoko
4. Gunawan Wibisono

Setelah anak pertama lahir, Begawan Wisrawa mengakui akan kesalahannya,


sebagai penebus dosanya beliau bertapa atau tirakat tidak henti-hentinya siang malam.
Berkat gentur tapanya, maka lahir anak kedua, ketiga dan keempat yang semakin
sempurna.Laku Begawan Wisrawa yang banyak tirakat serta doa yang tiada hentinya,
akhirnya Begawan Wisrawa punya anak-anak yang semakin sempurna ini menjadi
simbol bahwa untuk mencapai Tuhan harus melalui empat tahapan yakni; Syariat,
Tarikat, Hakekat, Makrifat.
Lakon ini mengingatkan kita bahwa untuk mengenal diri pribadinya, manusia harus
melalui tahap atau tataran-tataran yakni;
1.            Syariat; dalam falsafah Jawa syariat memiliki makna sepadan dengan Sembah Rogo.
2.            Tarikat; dalam falsafah Jawa maknanya adalah Sembah Kalbu.
3.            Hakikat; dimaknai sebagai Sembah Jiwa atau ruh (ruhullah).
4.            Makrifat; merupakan tataran tertinggi yakni Sembah Rasa atau sir (sirullah).

Pun diceritakan dalam kisah Dewa Ruci, di mana diceritakan perjalanan Bima
(mahluk Tuhan) mencari “air kehidupan” yakni sejatinya hidup. Air kehidupan atau tirta
maya, dalam bahasa Arab disebut sajaratul makrifat. Bima harus melalui berbagai
rintangan baru kemudia bertemu dengan Dewa Ruci (Dzat Tuhan) untuk mendapatkan
“ngelmu”.
Bima yang tidak lain adalah Wrekudara/AryaBima, masuk tubuh Dewa Ruci
menerima ajaran tentang Kenyataan “Segeralah kemari Wrekudara, masuklah
ke dalam tubuhku”, kata Dewa Ruci. Sambil tertawa Bima bertanya :”Tuan ini
bertubuh kecil, saya bertubuh besar, dari mana jalanku masuk, kelingking pun
tidak mungkin masuk”. Dewa Ruci tersenyum dan berkata lirih:”besar mana
dirimu dengan dunia ini, semua isi dunia, hutan dengan gunung, samudera
dengan semua isinya, tak sarat masuk ke dalam tubuhku”.
Atas petunjuk Dewa Ruci, Bima masuk ke dalam tubuhnya melalui telinga
kiri.
Dan tampaklah laut luas tanpa tepi, langit luas, tak tahu mana utara dan
selatan, tidak tahu timur dan barat, bawah dan atas, depan dan belakang.
Kemudian, terang, tampaklah Dewa Ruci, memancarkan sinar, dan diketahui
lah arah, lalu matahari, nyaman rasa hati.
Ada empat macam benda yang tampak oleh Bima, yaitu hitam, merah
kuning dan putih. Lalu berkatalah Dewa Ruci:”Yang pertama kau lihat cahaya,
menyala tidak tahu namanya, Pancamaya itu, sesungguhnya ada di dalam
hatimu, yang memimpin dirimu, maksudnya hati, disebut muka sifat, yang
menuntun kepada sifat lebih, merupakan hakikat sifat itu sendiri. Lekas pulang
jangan berjalan, selidikilah rupa itu jangan ragu, untuk hati tinggal, mata hati
itulah, menandai pada hakikatmu, sedangkan yang berwarna merah, hitam,
kuning dan putih, itu adalah penghalang hati. 
Yang hitam kerjanya marah terhadap segala hal, murka, yang menghalangi
dan menutupi tindakan yang baik. Yang merah menunjukkan nafsu yang baik,
segala keinginan keluar dari situ, panas hati, menutupi hati yang sadar kepada
kewaspadaan. Yang kuning hanya suka merusak. Sedangkan yang putih berarti
nyata, hati yang tenang suci tanpa berpikiran ini dan itu, perwira dalam
kedamaian. Sehingga hitam, merah dan kuning adalah penghalang pikiran dan
kehendak yang abadi, persatuan Suksma Mulia.
Lalu Bima melihat, cahaya memancar berkilat, berpelangi melengkung,
bentuk zat yang dicari, apakah gerangan itu ?! Menurut Dewa Ruci, itu bukan
yang dicari (air suci), yang dilihat itu yang tampak berkilat cahayanya,
memancar bernyala-nyala, yang menguasai segala hal, tanpa bentuk dan tanpa
warna, tidak berwujud dan tidak tampak, tanpa tempat tinggal, hanya terdapat
pada orang-orang yang awas, hanya berupa firasat di dunia ini, dipegang tidak
dapat, adalah Pramana, yang menyatu dengan diri tetapi tidak ikut merasakan
gembira dan prihatin, bertempat tinggal di tubuh, tidak ikut makan dan minum,
tidak ikut merasakan sakit dan menderita, jika berpisah dari tempatnya, raga
yang tinggal, badan tanpa daya. Itulah yang mampu merasakan
penderitaannya, dihidupi oleh suksma, ialah yang berhak menikmati hidup,
mengakui rahasia zat.
Kehidupan Pramana dihidupi oleh suksma yang menguasai segalanya,
Pramana bila mati ikut lesu, namun bila hilang, kehidupan suksma ada. Sirna
itulah yang ditemui, kehidupan suksma yang sesungguhnya, Pramana
Anresandani.
Jika ingin mempelajari dan sudah didapatkan, jangan punya kegemaran,
bersungguh-sungguh dan waspada dalam segala tingkah laku, jangan bicara
gaduh, jangan bicarakan hal ini secara sembunyi-sembunyi, tapi lekaslah
mengalah jika berselisih, jangan memanjakan diri, jangan lekat dengan nafsu
kehidupan tapi kuasailah.
Tentang keinginan untuk mati agar tidak mengantuk dan tidak lapar, tidak
mengalami hambatan dan kesulitan, tidak sakit, hanya enak dan bermanfaat,
peganglah dalam pemusatan pikiran, disimpan dalam buana, keberadaannya
melekat pada diri, menyatu padu dan sudah menjadi kawan akrab.
Sedangkan Suksma Sejati, ada pada diri manusia, tak dapat dipisahkan, tak
berbeda dengan kedatangannya waktu dahulu, menyatu dengan kesejahteraan
dunia, mendapat anugerah yang benar, persatuan manusia/kawula dan
pencipta/Gusti. Manusia bagaikan wayang, Dalang yang memainkan segala
gerak gerik dan berkuasa antara perpaduan kehendak, dunia merupakan
panggungnya, layar yang digunakan untuk memainkan panggungnya.
Bila seseorang mempelajari “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” berarti
harus pula mengenal asal usul manusia dan dunia seisinya, dan haruslah dapat
menguraikan tentang sejatining urip (hidup), sejatining Panembah (pengabdian kepada
Tuhan Yang Maha Esa), sampurnaning pati (kesempurnaan dalam kematian), yang
secara gamblang disebut juga innalillahi wainna illaihi rojiuun, kembali ke sisi Tuhan YME
dengan tata cara hidup layak untuk mencapai budi suci dan menguasai panca indera
serta hawa nafsu untuk mendapatkan tuntunan Sang Guru Sejati.
Uraian tersebut dapat menjelaskan bahwa sasaran utama mengetahui “Sastra Jendra
Hayuningrat Pangruwating Diyu” adalah untuk mencapai Kasampurnaning Pati, dalam
istilah RNg Ronggowarsito disebut Kasidaning Parasadya atau pati prasida, bukan
sekedar pati patitis atau pati pitaka. “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu”
seolah menjadi jalan tol menuju pati prasida.
Bagi mereka yang mengamalkan “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu”
dapat memetik manfaatnya berupa Pralampita atau ilham atau wangsit (wahyu) atau
berupa “senjata” yang berupa rapal. Dengan rapal atau mantra orang akan memahami
isi Endra Loka, yakni pintu gerbang rasa sejati, yang nilainya sama dengan sejatinya
Dzat YME dan bersifat gaib. Manusia mempunyai tugas berat dalam mencari Tuhannya
kemudian menyatukan diri ke dalam gelombang Dzat Yang Maha Kuasa. Ini diistilahkan
sebagai wujud jumbuhing/manunggaling kawula lan Gusti, atau warangka manjing
curiga. Tampak dalam kisah Dewa Ruci, pada saat bertemunya Bima dengan Dewa Ruci
sebagai lambang Tuhan YME. Saat itu pula Bima menemukan segala sesuatu di dalam
dirinya sendiri.
Itulah inti sari dari “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” sebagai Pungkas-
pungkasaning Kawruh. Artinya, ujung dari segala ilmu pengetahuan atau tingkat
setinggi-tingginya ilmu yang dapat dicapai oleh manusia atau seorang sufi. Karena ilmu
yang diperoleh dari makrifat ini lebih tinggi mutunya dari pada ilmu pengetahuan yang
dapat dicapai dengan akal.
Dalam dunia pewayangan lakon “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu”
dimaksudkan untuk lambang membabarkan wejangan sedulur papat lima pancer. Yang
menjadi tokoh atau pelaku utama dalam lakon ini adalah sbb;
Begawan Wisrawa menjadi lambang guru yang memberi wejangan ngelmu Sastrajendra
kepada Dewi Sukesi. Ramawijaya sebagai penjelmaan Wisnu  (Kayun; Yang Hidup),
yang memberi pengaruh kebaikan terhadap Gunawan Wibisono (nafsul mutmainah),
Keduanya sebagai lambang dari wujud jiwa dan sukma yang disebut Pancer. Karena
wejangan yang diberikan oleh Begawan Wisrawa kepada Dewi Sukesi ini bersifat sakral
yang tidak semua orang boleh menerima, maka akhirnya mendapat kutukan Dewa
kepada anak-anaknya.

1. Dasamuka (raksasa) yang mempunyai perangai jahat, bengis, angkara murka,


sebagai simbol dari nafsu amarah.
2. Kumbakarna (raksasa) yang mempunyai karakter raksasa yakni bodoh, tetapi
setia, namun memiliki sifat pemarah. Karakter kesetiannya membawanya pada
watak kesatria yang tidak setuju dengan sifat kakaknya Dasamuka. Kumbakarno
menjadi lambang dari nafsu lauwamah.
3. Sarpokenoko (raksasa setengah manusia) memiliki karakter suka pada segala
sesuatu yang enak-enak, rasa benar yang sangat besar, tetapi ia sakti dan suka
bertapa. Ia menjadi simbol nafsu supiyah.
4. Gunawan Wibisono (manusia seutuhnya); sebagai anak bungsu yang mempunyai
sifat yang sangat berbeda dengan semua kakaknya. Dia meninggalkan saudara-
saudaranya yang dia anggap salah dan mengabdi kepada Romo untuk membela
kebenaran. Ia menjadi perlambang dari nafsul mutmainah.

Gambaran ilmu ini adalah mampu merubah raksasa menjadi manusia. Dalam
pewayangan, raksasa digambarkan sebagai mahluk yang tidak sesempurna manusia.
Misal kisah prabu Salya yang malu karena memiliki ayah mertua seorang raksasa. Raden
Sumantri atau dikenal dengan nama Patih Suwanda memiliki adik raksasa bajang
bernama Sukrasana. Dewi Arimbi, istri Werkudara harus dirias sedemikian rupa oleh
Dewi Kunti agar Werkudara mau menerima menjadi isterinya. Betari Uma disumpah
menjadi raksesi oleh Betara Guru saat menolak melakukan perbuatan kurang sopan
dengan Dewi Uma pada waktu yang tidak tepat. Anak hasil hubungan Betari Uma
dengan Betara Guru lahir sebagai raksasa sakti mandra guna dengan nama “ Betara
Kala “ (kala berarti keburukan atau kejahatan). Sedangkan Betari Uma kemudian
bergelar Betari Durga menjadi pengayom kejahatan dan kenistaan di muka bumi
memiliki tempat tersendiri yang disebut “ Kayangan Setragandamayit “. Wujud Betari
Durga adalah raseksi yang memiliki taring dan gemar membantu terwujudnya
kejahatan.
Melalui ilmu Sastrajendra maka simbol sifat sifat keburukan raksasa yang masih
dimiliki manusia akan menjadi dirubah menjadi sifat sifat manusia yang berbudi luhur.
Karena melalui sifat manusia ini kesempurnaan akal budi dan daya keruhanian mahluk
ciptaan Tuhan diwujudkan. Dalam kitab suci disebutkan bahwa manusia adalah ciptaan
paling sempurna. Bahkan ada disebutkan, Tuhan menciptakan manusia berdasar
gambaran dzat-Nya. Filosof Timur Tengah Al Ghazali menyebutkan bahwa manusia
seperti Tuhan kecil sehingga Tuhan sendiri memerintahkan para malaikat untuk
bersujud. Sekalipun manusia terbuat dari dzat hara berbeda dengan jin atau malaikat
yang diciptakan dari unsur api dan cahaya. Namun manusia memiliki sifat sifat yang
mampu menjadi “ khalifah “ (wakil Tuhan di dunia).
Namun ilmu ini oleh para dewata hanya dipercayakan kepada Wisrawa seorang satria
berwatak wiku yang tergolong kaum cerdik pandai dan sakti mandraguna untuk
mendapat anugerah rahasia Serat Sastrajendrahayuningrat  Diyu.
Ketekunan, ketulusan dan kesabaran Begawan Wisrawa menarik perhatian dewata
sehingga memberikan amanah untuk menyebarkan manfaat ajaran tersebut. Sifat
ketekunan Wisrawa, keihlasan, kemampuan membaca makna di balik sesuatu yang lahir
dan kegemaran berbagi ilmu. Sebelum “ madeg pandita “ ( menjadi wiku ) Wisrawa
telah lengser keprabon menyerahkan tahta kerajaaan kepada sang putra Prabu
Danaraja. Sejak itu sang wiku gemar bertapa mengurai kebijaksanaan dan
memperbanyak ibadah menahan nafsu duniawi untuk memperoleh kelezatan ukhrawi
nantinya. Kebiasaan ini membuat sang wiku tidak saja dicintai sesama namun juga para
dewata.
Sifat Manusia Terpilih
Sebelum memutuskan siapa manusia yang berhak menerima anugerah Sastra
Jendra, para dewata bertanya pada sang Betara Guru. “ Duh, sang Betara agung, siapa
yang akan menerima Sastra Jendra, kalau boleh kami mengetahuinya. “Bethara guru
menjawab “ Pilihanku adalah anak kita Wisrawa “. Serentak para dewata bertanya “
Apakah paduka tidak mengetahui akan terjadi bencana bila diserahkan pada manusia
yang tidak mampu mengendalikannya. Bukankah sudah banyak kejadian yang bisa
menjadi pelajaran bagi kita semua”
Kemudian sebagian dewata berkata “ Kenapa tidak diturunkan kepada kita saja yang
lebih mulia dibanding manusia “.
Seolah menegur para dewata sang Betara Guru menjawab “Hee para dewata,
akupun mengetahui hal itu, namun sudah menjadi takdir Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa
ilmu rahasia hidup justru diserahkan pada manusia. Bukankah tertulis dalam kitab suci,
bahwa malaikat mempertanyakan pada Tuhan mengapa manusia yang dijadikan khalifah
padahal mereka ini suka menumpahkan darah“. Serentak para dewata menunduk malu “
Paduka lebih mengetahui apa yang tidak kami ketahui”. Kemudian, Betara Guru turun ke
mayapada didampingi Betara Narada memberikan Serat Sastra Jendra kepada Begawan
Wisrawa.
“ Duh anak Begawan Wisrawa, ketahuilah bahwa para dewata memutuskan
memberi amanah Serat Sastra Jendra kepadamu untuk diajarkan kepada umat manusia”
Mendengar hal itu, menangislah Sang Begawan “ Ampun, sang Betara agung, bagaimana
mungkin saya yang hina dan lemah ini mampu menerima anugerah ini “.
Betara Narada mengatakan “ Anak Begawan Wisrawa, sifat ilmu ada 2 (dua). Pertama,
harus diamalkan dengan niat tulus. Kedua, ilmu memiliki sifat menjaga dan menjunjung
martabat manusia. Ketiga, jangan melihat baik buruk penampilan semata karena
terkadang yang baik nampak buruk dan yang buruk kelihatan sebagai sesuatu yang
baik. “ Selesai menurunkan ilmu tersebut, kedua dewata kembali ke kayangan.
Setelah menerima anugerah Sastrajendra maka sejak saat itu berbondong bondong
seluruh satria, pendeta, cerdik pandai mendatangi beliau untuk minta diberi wejangan
ajaran tersebut. Mereka berebut mendatangi pertapaan Begawan Wisrawa melamar
menjadi cantrik untuk mendapat sedikit ilmu Sastra Jendra. Tidak sedikit yang pulang
dengan kecewa karena tidak mampu memperoleh ajaran yang tidak sembarang orang
mampu menerimanya. Para wiku, sarjana, satria harus menerima kenyataan bahwa
hanya orang-orang yang siap dan terpilih mampu menerima ajarannya.
        Demikian lah pemaparan tentang puncak ilmu kejawen yang adiluhung, tidak
bersifat primordial, tetapi bersifat universal, berlaku bagi seluruh umat manusia di muka
bumi, manusia sebagai mahluk ciptaan Gusti Kang Maha Wisesa, Tuhan Yang Maha
Kuasa. Yang Maha Tunggal. Janganlah terjebak pada simbol-simbol atau istilah yang
digunakan dalam tulisan ini. Namun ambilah hikmah, hakikat, nilai yang bersifat
metafisis dan universe dari ajaran-ajaran di atas. Semoga bermanfaat.

Kunci keberhasilan hidup itu sebenarnya hanya satu. Kalau kita dikasihi Allah SWT, hidup kita
akan bahagia. Hanya manusia itu kurang bersyukur. Kita kadang-kadang hanya ngersulo
(mengeluh), larut dalam kekecewaan. Dan kikir dalam berterima kasih. Tidak pernah puas
dengan dengan apa yang sudah di dapat. Selalu merasa kurang dan kurang.
Di SH Terate tidak ada ajaran mengeluh. Tidak ada ajaran nggresulo. Kita dididik untuk menjadi
orang yang pantang menyerah. Orang terate itu kalau bisa sing gedhe tirakate, harus banyak
tirakat. Dalam hal apa saja. Gak kemrungsung (tenang). Tidak emosional, tidak gusar, tidak
adigang adigung, adiguno (sombong).
Hari-hari orang SH Terate itu dipenuhi tirakat. Rialat dan selalu bersyukur menerima suratan
Allah. Bagaimana cara orang SH Terate tirakat?
Tirakat orang SH Terate itu boleh dibilang sepanjang masa. Dalam kondisi apapun. Dalam
situasi bagaimanapun. Contohnya saya ini. Saya ini yam as, ini mohon maaf. Saya orang
berkeluarga. Saya punya istri, punya anak. Mestinya, sekarang ini saya mendampingi istri dan
anak-anak. Tetapi mereka saya tinggal karena saya harus memenuhi kadang-kadang SH Terate.
Saya tinggal istri saya sendiri, ini namanya tirakat, dalam sekala paling ringan. (saat memberi
petuah ini posisi Ketua Umum SH Terate di padepokan, red).
Contoh lain, sehari ini saya sudah berniat hanya makan sekali. Biarpun saya dihadapkan
makanan dari manapun saya tidak beli, saya tidak akan makan. Ada lagi contoh tirakat yang lain.
Misalnya, selama satu minggu saya tidak akan makan kecuali jam 6 sore, saya baru makan.
Kemudian malamnya saya berniat tidur paling lama 4 jam , besuknya lagi juga sudah tidak
makan. Ini namanya jarang-jarangi, atau ngurang-ngurangi.
Niatnya bagaimana? Tidak perlu macam-macam. Niat tirakat untuk menjaring kasih Allah. Biar
dikasihi Allah. Disayang Allah. Dengan begitu, kita akan merasa dekat dengan Allah. Sehingga
hati ini merasa tenteram. Gelombang apapun yang dihadapi, dia akan mesem, gak akan gentar.
Tapi sayangnya orang sekarang ini sukanya instant. Seperti mie instant. Pingin makan mie
tinggal masukkan ke gelas tuangkan air jadi mie, dan langsung makan tidak mau repot-repot.
Tidak mau nanam dulu, tapi ingin langsung panen. Kalau mau nandur, mau nanam, hanya
sedikit, tapi ingin panen yang banyak. Lho kalau begini, kamus dari mana kita bisa panen. Ndak
ada kamus orang ndak mau nananm kok panen.
Kehidupan ini tersusun dari jalanan proses yang saling kait mengait. Sebelum hujan, prosesnya
diawali dengan mendung. Sebelum malam, prosesnya diawali dari pagi dulu, kemudian siang,
sore dan malam. Proses ini harus dilalui. Jangan seperti ingin makan mie instant. Dan kalau toh
ingin makan mie instant, kita kan harus bekerja dulu agar dapat uang, kemudian dibelikan mie
instant. Tidak serta merta, mie instant tersaji di depan mata, begitu kita menginginkannya.
Jadi kalau kita menginginkan sesuatu, harus berani tirakat. Berusaha keras, melalui tahapan
demi tahapan. Melalui proses. Jangan hanya diam, duduk berpangku tangan dan hanya berdo’a
saja. Laku itu tidak pas untuk orang SH Tetate. Kita tidak diajari seperti itu.
Kemudian, yang tidak boleh dilupakan, setiap proses membutuhkan keseimbangan
keharmonisan. Sesuatu yang tidak seimbang, pasti menimbulkan dampak kurang baik.
Karenanya, dalam kita bertirakat, keseimbangan proses ikhtiar lahiriah dan bathiniah harus
dijaga. Tidak boleh berat sebelah.
Didikan di SH Terate itu mendidik jiwa. Yang kita bangun adalah jiwa itu butuh waktu. Butuh
kesabaran dan kesempatan. Tidak sehari dua hari jadi. Tidak seperti membalik telapak tangan.
Membangun fisik kuat bisa diformat dalam waktu sebulan dua bulan. Contohnya, melatih atlet.
Melatih atlet bisa diformat dalam tenggang waktu tertentu. Dengan standarisasi. Tapi,
membangun jiwa, memasukkan ajaran budi luhur, butuh waktu panjang dan terus menerus. Nah,
yang kita bangun itu kedua-duanya. Jiwa dan raga. Lahiriah dan bathiniah. Kita diarahkan
menjadi manusia berbudi luhur, tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dalam jalinan persaudaraan kekal abadi.
Bagaimana orang berbudi luhur itu? Paling mudah orang berbudi luhur itu tidak dakwen salah
open. Kita dididik untuk tidak mencampuri persoalan orang lain. Kita tidak usil. Selalu berfikiran
positif.
Contohnya, ada kadang (warga SH Terate, red) datang ke rumah saya. Biarpun saya tahu dia
berkeluarga, datang membawa anak wanita, saya tidak rebut, tidak akan nanya siapa
perempuan itu. Kecuali kadang itu sendiri memperkenalkan. Paling banter saya hanya akan
nanya, kepentingan apa dik.
Ini salah satu didikan kita. Kita tidak mau mencampuri urusan orang lain. Kecuali kalau orang itu,
kadang itu minta saya menyelesaikan masalahnya. Minta tolong. Baru saya mohon maaf
mengorek keterangan awal, sebagai bahan acuan dasar untuk mencarikan solusi atau jalan
keluar.
Orang budi liuhur itu orang yang tidak iri dengki atas keberhasilan orang lain. Misalnya, ada
orang lain bisa masuk pegawai negeri. Kita lantas dengki iri dan menduga-duga, ah itu berhasil
karena membayar uang, istilahnya nyogok. Ndak boleh itu. Yang harus kita lakukan adalah, ikut
senang melihat kadang SH Terate berhasil. Seneng jika melihat bisa beli mobil.
Jadi kita tabu ngurusi dan mencampuri urusan orang lain. Sebab itu akan membuat kita jadi
resah sendiri. Hati jadi tidak tenang, tidak damai. Pancarkan sinar kasih. Yang ada di hati nurani
kita hanya prasangka baik. Prasangka luhur. Sehingga, keluarnya pun luhur. Omong ya enak
didengar. Gampang dimengerti. Ibarat ceret, kalau air dalam ceret itu jernih, ceretnya juga sering
dibersihkan, dilap, keluar air dari gagangnya juga jernih. Tapi kalau airnya keruh, ceretnya tidak
pernah dirawat, keluarnyapun keruh. Omong urakan seenaknya sendiri. Sikapnya juga urakan.
Gak ngerti umpan papan (tidak paham situasi dan kondisi, red). Dupeh iso gelut (merasa
memiliki kemampuan bisa berkelahi, red) tidak menghargai orang lain. Merasa dirinya paling
super.
Yang saya sebut di atas itu, tirakat bathin. Karena batin kita juga butuh tirakat. Tirakat paling
sederhana, selalu berpikiran baik pada orang lain. Gak demen ngrasani. Tidak suka mengumpat
atau menggunjing. Jika ini yang kita lakukan, hati kita jadi bersih. Resik. Dan sihing Gusti Allah,
pasti akan turun menyertai kehidupan kita.

HITAM SAKRAL 
PADA SETIAP SERAGAM SH TERATE

Pada hakikatnya, hitam yang ada di setiap baju kadang SH TERATE tidak terlepas dari gelapnya
dunia tempat dimana setiap manusia berpijak dan berhenti hanya untuk mampir ngombe. Jika
masih saja seseorang yang tidak merasa sadar akan tempatnya dimana ia sedang berdiri
sekarang,dimana sebenarnya bayangan semu dan fana selalu menghiasi bumi yang setiap saat
akan antarkan kita kedalam kubur yang gelap gulita. Hanya jika kita mampu mengenal arti jati
diri yang kekal abadi, mengenal diri sendiri yang mampu sibakkan sedikit cahaya untuk
menerangi hati nurani yang lumpuh karena kenistaan yang tiada henti.

saudara-saudaraku,
betapa indah jika kita mampu sedikit menjelaskan arti kesabaran yang kekal, tidak mengharap
apapun kecuali ridha Allah swt. sesungguhnya jiwa TERATE sejati adalah jiwa-jiwa yang mampu
mengendalikan hawa nafsu, mampu untuk melawan kemungkaran, dan mampu berpegang
teguh pada prinsip kehidupan yang luhur.

marilah kita bersama duduk bersila, kita singkirkan sedikit-demi sedikit ego yang selalu
mengedepankan kemungkaran. Cobalah untuk selalu membuang jauh" sifat angkuh dan gemar
menonjolkan "aku" nya masing-masing, bahwasanya SH TERATE tidak mengenal tua, muda,
laki-laki, maupun perempuan. Semua sama dihadapan yang Kuasa, karena itulah SH TERATE
selalu menjadi kebanggan kita semua.

SUNAN KALIJAGA MENCARI GURU SEJATI

Di antara para wali yang lain, Kanjeng Sunan Kalijaga bisa dikatakan satu-satunya wali yang
menggunakan pendekatan yang pas yaitu budaya Jawa. Dia sadar, tidak mungkin menggunakan
budaya lain untuk menyampaikan ajaran sangkan paraning dumadi secara tepat. Budaya arab
tidak cocok diterapkan di Jawa karena manusia Jawa sudah hidup sekian ratus tahun dengan
budayanya yang sudah mendarah daging. Bahkan, setelah “dilantik” menjadi wali, dia mengganti
jubahnya dengan pakaian Jawa memakai blangkon atau udeng.

Nama mudanya Raden Syahid, putra adipati Tuban yaitu Tumenggung Wilatikta dan Dewi
Nawangrum. Kadpiaten Tuban sebagaimana Kadipaten yang lain harus tunduk di bawah
kekuasaan Kerajaan Majapahit. Nama lain Tumenggung Wilatikta adalah Ario Tejo IV, keturunan
Ario Tejo III, II dan I. Arti Tejo I adalah putra Ario Adikoro atau Ronggolawe, salah seorang
pendiri Kerajaan Majapahit. Jadi bila ditarik dari silsilah ini, Raden Syahid sebenarnya adalah
anak turun pendiri kerajaan Majapahit.

Raden Syahid lahir di Tuban saat Majapahit mengalami kemunduran karena kebijakan yang
salah kaprah, pajak dan upeti dari masing-masing kadipaten yang harus disetor ke Kerajaan
Majapahit sangat besar sehingga membuat miskin rakyat jelata. Suatu ketika, Tuban dilanda
kemarau panjang, rakyat hidup semakin sengsara hingga suatu hari Raden Syahid bertanya ke
ayahnya: “Bapa, kenapa rakyat kadipaten Tuban semakin sengsara ini dibuat lebih menderita
oleh Majapahit?”. Sang ayah tentu saja diam sambil membenarkan pertanyaan anaknya yang
kritis ini.

Raden Syahid yang melihat nasib rakyatnya merana, terpanggil untuk berjuang dengan caranya
sendiri. Cara yang khas anak muda yang penuh semangat juang namun belum diakui
eksistensinya; menjadi “Maling Cluring”, yaitu pencuri yang baik karena hasil curiannya dibagi-
bagikan kepada orang-orang miskin yang menderita. Tidak hanya mencuri, melainkan juga
merampok orang-orang kaya dan kaum bangsawan yang hidupnya berkecukupan.

Suatu ketika, perbuatan mulia namun tidak lazim itu diketahui oleh sang ayah dan sang ayah
tanpa ampun mengusir Raden Syahid karena dianggap mencoreng moreng kehormatan
keluarga adipati. Pengusiran tidak hanya dilakukan sekali namun beberapa kali. Saat diusir
Raden Syahid kembali melakukan perampokan namun sialnya dia tertangkap pengawal
kadipaten hingga sang ayah kehabisan akal sehat. “Syahid anakku, kini sudah waktunya kamu
memilih, kau yang suka merampok itu pergi dari wilayah Tuban atau kau harus tewas di tangan
anak buahku”. Syahid tahu dia saat itu harus benar-benar pergi dari wilayah Tuban dan
akhirnya, dia pun dengan hati gundah pergi tanpa arah tujuan yang jelas. Suatu hari dalam
perjalanannya di hutan Jati Wangi, dia bertemu lelaki tua yang kemudian memperkenalkan
dirinya sebagai Sunan Bonang. Sunan Bonang adalah putra dan murid Sunan Ampel yang
berkedudukan di Bonang, dekat Tuban.
Syahid yang ingin merampok Sunan Bonang akhirnya harus bertekuk lutut dan Syahid akhirnya
berguru pada Sunan Bonang. Oleh Bonang yang saat itu sudah jadi guru spiritual ini, Syahid
diminta duduk diam bersila di pinggir sungai. Posisi duduk diam meneng ini di kalangan para
yogi dikenal dengan posisi meditasi. Syahid saat itu telah bertekad untuk mengubah orientasi
hidupnya secara total seratus delapan puluh derajat. Yang awalnya dia berjuang dalam bentuk
fisik, menjadi perjuangan dalam bentuk batin (metafisik). Dia telah meninggalkan syariat masuk
ke ruang hakekat untuk mereguk nikmatnya makrifat. Namun syarat yang diajarkan Sunan
Bonang cuma satu: duduk, diam, meneng, mengalahkan diri/ego dan patuh pada sang guru
sejati (kesadaran ruh). Untuk menghidupkan kesadaran guru sejati (ruh) yang sekian lama
terkubur dan tertimbun nafsu dan ego ini, Bonang menguji tekad Raden Syahid dengan
menyuruhnya untuk diam di pinggir kali.

Ya, perintahnya hanya diminta untuk diam tok, tidak diminta untuk dzikir atau ritual apapun.
Cukup diam atau meneng di tempat. Dia tidak diminta memikirkan tentang Tuhan, atau Dzat
Yang Adikodrati yang menguasai alam semesta. Tidak, Sunan Bonang hanya meminta agar
sang murid untuk patuh, yaitu DIAM, MENENG, HENING, PASRAH, SUMARAH, SUMELEH.
Awalnya, orang diam pikirannya kemana-mana. Namun sekian waktu diam di tempat, akal dan
keinginannya akhirnya melemas dan akhirnya benar-benar tidak memiliki daya lagi untuk
berpikir, energi keinginan duniawinya lepas landas dan lenyap. Raden Syahir mengalami
suwung total, fana total karena telah hilang sang diri/ego.

“BADANKU BADAN ROKHANI, KANG SIFAT LANGGENG WASESA, KANG SUKSMA PURBA
WASESA, KUMEBUL TANPA GENI, WANGI TANPA GANDA, AKU SAJATINE ROH SAKALIR,
TEKA NEMBAH, LUNGO NEMBAH, WONG SAKETI PADA MATI, WONG SALEKSA PADA
WUTA, WONG SEWU PADA TURU, AMONG AKU ORA TURU, PINANGERAN YITNA
KABEH….”

Demikian gambaran kesadaran ruh Raden Syahid kala itu. Berapa lama Raden Syahid diam di
pinggir sungai? Tidak ada catatan sejarah yang pasti. Namun dalam salah satu hikayat
dipaparkan bahwa sang sunan bertapa hingga rerumputan menutupi tubuhnya selama lima tahu.
Setelah dianggap selesai mengalami penyucian diri dengan bangunnya kesadaran ruh, Sunan
Bonang menggembleng muridnya dengan kawruh ilmu-ilmu agama. Dianjurkan juga oleh
Bonang agar Raden Syahid berguru ke para wali yang sepuh yaitu Sunan Ampel di Surabaya
dan Sunan Giri di Gresik. Raden Syahid yang kemudian disebut Sunan Kalijaga ini
menggantikan Syekh Subakir gigih berdakwah hingga Semenanjung Malaya hingga Thailand
sehingga dia juga diberi gelar Syekh Malaya.

Malaya berasal dari kata ma-laya yang artinya mematikan diri. Jadi orang yang telah mengalami
“mati sajroning urip” atau orang yang telah berhasil mematikan diri/ego hingga mampu
menghidupkan diri-sejati yang merupakan guru sejati-NYA. Sebab tanpa berhasil mematikan diri,
manusia hanya hidup di dunia fatamorgana, dunia apus-apus, dunia kulit. Dia tidak mampu
untuk masuk ke dunia isi, dan menyelam di lautan hakikat dan sampai di palung makrifatullah.

Salah satu ajaran Sunan Kalijaga yang didapat dari guru spiritualnya, Sunan Bonang, adalah
ajaran hakikat shalat sebagaimana yang ada di dalam SULUK WUJIL: UTAMANING SARIRA
PUNIKI, ANGRAWUHANA JATINING SALAT, SEMBAH LAWAN PUJINE, JATINING SALAT
IKU, DUDU NGISA TUWIN MAGERIB, SEMBAH ARANEKA, WENANGE PUNIKU, LAMUN
ARANANA SALAT, PAN MINANGKA KEKEMBANGING SALAM DAIM, INGARAN TATA
KRAMA. (Unggulnya diri itu mengetahui HAKIKAT SALAT, sembah dan pujian. Salat yang
sesungguhnya bukanlah mengerjakan salat Isya atau maghrib. Itu namanya sembahyang.
Apabila disebut salat, maka itu hanya hiasan dari SALAT DAIM, hanya tata krama).

Di sini, kita tahu bahwa salat sejati adalah tidak hanya mengerjakan sembah raga atau tataran
syariat mengerjakan sholat lima waktu. Salat sejati adalah SALAT DAIM, yaitu bersatunya
semua indera dan tubuh kita untuk selalu memuji-Nya dengan kalimat penyaksian bahwa yang
suci di dunia ini hanya Tuhan: HU-ALLAH, DIA ALLAH. Hu saat menarik nafas dan Allah saat
mengeluarkan nafas. Sebagaimana yang ada di dalam Suluk Wujil: PANGABEKTINE INGKANG
UTAMI, NORA LAN WAKTU SASOLAHIRA, PUNIKA MANGKA SEMBAHE MENENG MUNI
PUNIKU, SASOLAHE RAGANIREKI, TAN SIMPANG DADI SEMBAH, TEKENG WULUNIPUN,
TINJA TURAS DADI SEMBAH, IKU INGKANG NIYAT KANG SEJATI, PUJI TAN PAPEGETAN.
(Berbakti yang utama tidak mengenal waktu. Semua tingkah lakunya itulah menyembah. Diam,
bicara, dan semua gerakan tubuh merupakan kegiatan menyembah. Wudhu, berak dan kencing
pun juga kegiatan menyembah. Itulah niat sejati. Pujian yang tidak pernah berakhir)

Jadi hakikat yang disebut Sholat Daim nafas kehidupan yang telah manunggaling kawulo lan
gusti, yang manifestasinya adalah semua tingkah laku dan perilaku manusia yang diniatkan
untuk menyembah-Nya. Selalu awas, eling dan waspada bahwa apapun yang kita pikirkan,
apapun yang kita kehendaki, apapun yang kita lakukan ini adalah bentuk yang dintuntun oleh
AKU SEJATI, GURU SEJATI YANG SELALU MENYUARAKAN KESADARAN HOLISTIK
BAHWA DIRI KITA INI ADALAH DIRI-NYA, ADA KITA INI ADALAH ADA-NYA, KITA TIDAK
ADA, HANYA DIA YANG ADA.

Sholat daim ini juga disebut dalam SULUK LING LUNG karya Sunan Kalijaga: SALAT DAIM
TAN KALAWAN, MET TOYA WULU KADASI, SALAT BATIN SEBENERE, MANGAN TURU
SAHWAT NGISING. (Jadi sholat daim itu tanpa menggunakan syariat wudhu untuk
menghilangkan hadats atau kotoran. Sebab kotoran yang sebenarnya tidak hanya kotoran
badan melainkan kotoran batin. Salat daim boleh dilakukan saat apapun, misalnya makan, tidur,
bersenggama maupun saat membuang kotoran.)

Ajaran makrifat lain Sunan Kalijaga adalah IBADAH HAJI. Tertera dalam Suluk Linglung suatu
ketika Sunan Kalijaga bertekad pergi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Di tengah
perjalanan dia dihentikan oleh Nabi Khidir. Sunan dinasehati agar tidak pergi sebelum tahu
hakikat ibadah haji agar tidak tersesat dan tidak mendapatkan apa-apa selain capek. Mekah
yang ada di Saudi Arabia itu hanya simbol dan MEKAH YANG SEJATI ADA DI DALAM DIRI.
Dalam suluk wujil disebutkan sebagai berikut:
NORANA WERUH ING MEKAH IKI, ALIT MILA TEKA ING AWAYAH, MANG TEKAENG PRANE
YEN ANA SANGUNIPUN, TEKENG MEKAH TUR DADI WALI, SANGUNIPUN ALARANG,
DAHAT DENING EWUH, DUDU SREPI DUDU DINAR, SANGUNIPUN KANG SURA
LEGAWENG PATI, SABAR LILA ING DUNYA.

MESJID ING MEKAH TULYA NGIDERI, KABATOLLAH PINIKANENG TENGAH, GUMANTUNG


TAN PACACANTHEL, DINULU SAKING LUHUR, LANGIT KATON ING NGANDHAP IKI,
DINULU SAKING NGANDHAP, BUMI ANENG LUHUR, TINON KULON KATON WETAN,
TINON WETAN KATON KULON IKU SINGGIH TINGALNYA AWELASAN.

(Tidak tahu Mekah yang sesugguhnya. Sejak muda hingga tua, seseorang tidak akan mencapai
tujuannya. Saat ada orang yang membawa bekal sampai di Mekah dan menjadi wali, maka
sungguh mahal bekalnya dan sulit dicapai. Padahal, bekal sesungguhnya bukan uang melainkan
KESABARAN DAN KESANGGUPAN UNTUK MATI. SESABARAN DAN KERELAAN HIDUP DI
DUNIA. Masjid di Mekah itu melingkar dengan Kabah berada di tengahnya. Bergantung tanpa
pengait, maka dilihat dari atas tampak langit di bawah, dilihat dari bawah tampak bumi di atas.
Melihat yang barat terlihat timur dan sebalinya. Itu pengelihatan yang terbalik).

Maksudnya, bahwa ibadah haji yang hakiki adalah bukanlah pergi ke Mekah saja. Namun lebih
mendalam dari penghayatan yang seperti itu. Ibadah yang sejati adalah pergi ke KIBLAT YANG
ADA DI DALAM DIRI SEJATI. Yang tidak bisa terlaksana dengan bekal harta, benda,
kedudukan, tahta apapun juga. Namun sebaliknya, harus meletakkan semua itu untuk kemudian
meneng, diam, dan mematikan seluruh ego/aku dan berkeliling ke kiblat AKU SEJATI. Inilah
Mekah yang metafisik dan batiniah. Memang pemahaman ini seperti terbalik, JAGAD WALIKAN.
Sebab apa yang selama ini kita anggap sebagai KEBENARAN DAN KEBAIKAN MASIHLAH
PEMAHAMAN YANG DANGKAL. APA YANG KITA ANGGAP TERBAIK, TERTINGGI SEPERTI
LANGIT DAN PALING BERHARGA DI DUNIA TERNYATA TIDAK ADA APA-APANYA DAN
SANGAT RENDAH NILAINYA.

Apa bekal agar sukses menempuh ibadah haji makrifat untuk menziarahi diri sejati? Bekalnya
adalah kesabaran dan keikhlasan. Sabar berjuang dan memiliki iman yang teguh dalam memilih
jalan yang barangkali dianggap orang lain sebagai jalan yang sesat. Ibadah haji metafisik ini
akan mengajarkan kepada kita bahwa episentrum atau pusat spiritual manusia adalah
BERTAWAF. Berkeliling ke RUMAH TUHAN, berkeliling bahkan masuk ke AKU SEJATI dengan
kondisi yang paling suci dan bersimpuh di KAKI-NYA YANG MULIA. Tujuan haji terakhir adalah
untuk mencapai INSAN KAMIL, yaitu manusia sempurna yang merupakan kaca benggala
kesempurnaan-Nya.

Sunan Kalijaga adalah manusia yang telah mencapai tahap perjalanan spiritual tertinggi yang
juga telah didaki oleh Syekh Siti Jenar. Berbeda dengan Syekh Siti Jenar yang berjuang di
tengah rakyat jelata, Sunan Kalijaga karena dilahirkan dari kerabat bangsawan maka dia
berjuang di dekat wilayah kekuasaan. Di bidang politik, jasanya terlihat saat akan mendirikan
kerajaan Demak, Pajang dan Mataram. Sunan Kalijaga berperan menasehati Raden Patah
(penguasa Demak) agar tidak menyerang Brawijaya V (ayahnya) karena beliau tidak pernah
berlawanan dengan ajaran akidah. Sunan Kalijaga juga mendukung Jaka Tingkir menjadi Adipati
Pajang dan menyarankan agar ibukota dipindah dari Demak ke Pajang (karena Demak dianggap
telah kehilangan kultur Jawa.

Pajang yang terletak di pedalaman cocok untuk memahami Islam secara lebih mendalam
dengan jalur Tasawuf. Sementara kota pelabuhan jalurnya syariat. Jasa lain Sunan Kalijaga
adalah mendorong Jaka Tingkir (Pajang) agar memenuhi janjinya memberikan tanah Mataram
kepada Pemanahan serta menasehati anak Pemanahan, yaitu Panembahan Senopati agar tidak
hanya mengandalkan kekuatan batin melalui tapa brata, tapi juga menggalang kekuatan fisik
dengan membangun tembok istana dan menggalang dukungan dari wilayah sekeliling. Bahkan
Sunan Kalijaga juga mewariskan pada Panembahan Senopati baju rompi Antakusuma atau Kyai
Gondhil yang bila dipakai akan kebal senjata apapun

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari pengalaman hidup, baik itu pengalaman hidup pribadi
maupun orang lain. Orang Jawa menyebut belajar pada pengalaman orang lain itu sebagai
"kaca benggala". Nah, kini kita belajar pada pengalaman dari Kanjeng Sunan Kalijaga.

Ketika itu, Kanjeng Sunan Kalijaga yang juga dijuluki Syech Malaka berniat hendak pergi ke
Mekkah. Tetapi, niatnya itu akhirnya dihadang Nabi Khidir. Nabi Khidir berpesan hendaknya
Kanjeng Sunan Kalijaga mengurungkan niatnya untuk pergi ke Mekkah, sebab ada hal yang
lebih penting untuk dilakukan yakni kembali ke pulau Jawa. Kalau tidak, maka penduduk pulau
Jawa akan kembali kafir.

Bagaimana wejangan dari Nabi Khidir pada Kanjeng Sunan Kalijaga? Hal itu tercetus lewat
Suluk Linglung Sunan Kalijaga. Inilah kutipan wejangannya:

Birahi ananireku,
aranira Allah jati.
Tanana kalih tetiga,
sapa wruha yen wus dadi,
ingsun weruh pesti nora,
ngarani namanireki

Timbullah hasrat kehendak Allah menjadikan terwujudnya dirimu; dengan adanya wujud dirimu
menunjukkan akan adanya Allah dengan sesungguhnya; Allah itu tidak mungkin ada dua apalagi
tiga. Siapa yang mengetahui asal muasal kejadian dirinya, saya berani memastikan bahwa orang
itu tidak akan membanggakan dirinya sendiri.
Sipat jamal ta puniku,
ingkang kinen angarani,
pepakane ana ika,
akon ngarani puniki,
iya Allah angandika,
mring Muhammad kang kekasih.

Ada pun sifat jamal (sifat terpuji/bagus) itu ialah, sifat yang selalu berusaha menyebutkan, bahwa
pada dasarnya adanya dirinya, karena ada yang mewujudkan adanya. Demikianlah yang
difirmankan Allah kepada Nabi Muhammad yang menjadi Kekasih-Nya

Yen tanana sira iku,


ingsun tanana ngarani,
mung sira ngarani ing wang,
dene tunggal lan sireki iya Ingsun iya sira,
aranira aran mami

Kalau tidak ada dirimu, Allah tidak dikenal/disebut-sebut; Hanya dengan sebab ada kamulah
yang menyebutkan keberadaan-Ku; Sehingga kelihatan seolah-olah satu dengan dirimu. Adanya
AKU, Allah, menjadikan dirimu. Wujudmu menunjukkan adanya Dzatku

Tauhid hidayat sireku,


tunggal lawan Sang Hyang Widhi,
tunggal sira lawan Allah,
uga donya uga akhir,
ya rumangsana pangeran,
ya Allah ana nireki.

Tauhid hidayah yang sudah ada padamu, menyatu dengan Tuhan. Menyatu dengan Allah, baik
di dunia maupun di akherat. Dan kamu merasa bahwa Allah itu ada dalam dirimu

Ruh idhofi neng sireku,


makrifat ya den arani,
uripe ingaranan Syahdat,
urip tunggil jroning urip sujud rukuk pangasonya,
rukuk pamore Hyang Widhi

Ruh idhofi ada dalam dirimu. Makrifat sebutannya. Hidupnya disebut Syahadat (kesaksian),
hidup tunggal dalam hidup. Sujud rukuk sebagai penghiasnya. Rukuk berarti dekat dengan
Tuhan pilihan.

Sekarat tananamu nyamur,


ja melu yen sira wedi,
lan ja melu-melu Allah,
iku aran sakaratil,
ruh idhofi mati tannana,
urip mati mati urip.

Penderitaan yang selalu menyertai menjelang ajal (sekarat) tidak terjadi padamu. Jangan takut
menghadapi sakratulmaut, dan jangan ikut-ikutan takut menjelang pertemuanmu dengan Allah.
Perasaan takut itulah yang disebut dengan sekarat. Ruh idhofi tak akan mati; Hidup mati, mati
hidup

Liring mati sajroning ngahurip,


iya urip sajtoning pejah,
urip bae selawase,
kang mati nepsu iku,
badan dhohir ingkang nglakoni,
katampan badan kang nyata,
pamore sawujud, pagene ngrasa matiya,
Syekh Malaya (S.Kalijaga) den padhang sira nampani,
Wahyu prapta nugraha.

mati di dalam kehidupan. Atau sama dengan hidup dalam kematian. Ialah hidup abadi. Yang
mati itu nafsunya. Lahiriah badan yang menjalani mati. Tertimpa pada jasad yang sebenarnya.
Kenyataannya satu wujud. Raga sirna, sukma mukhsa. Jelasnya mengalami kematian! Syeh
Malaya (S.Kalijaga), terimalah hal ini sebagai ajaranku dengan hatimu yang lapang. Anugerah
berupa wahyu akan datang padamu.

Dari wejangan tersebut kita bisa lebih mengenal GUSTI ALLAH dan seharusnya manusia tidak
takut untuk menghadapi kematian. Disamping itu juga terdapat wejangan tentang bagaimana
seharusnya semedi yang disebut "mati sajroning ngahurip" dan bagaimana dalam menjalani
kehidupan di dunia ini.

Nasehat Pesilat Ketika Anaknya Hendak Belajar Silat Pada Orang Lain
hanya ini yg bisa kubagi

Nak, jika engkau hendak berguru silat pada seseorang hendaknya kau cam ini ;

Jika kau telah hendak datang kepadanya.

Berarti setidaknya kau telah mempercayainya, jagalah kepercayaan itu

Jika kau telah sampai tempatnya

Berarti kau sudah telah ada niat untuk belajar

Maka rendahkanlah dirimu di hadapannya karena kau datang untuk menjadi muridnya

Jika pada waktunya sampai kau belajar dan menerima pelajarannya

Namun kau pernah tahu dan lihat, anggaplah itu latihan mengingat apa yang telah kau ingat.
Jangan menganggap dirimu telah hebat, tetaplah hormat padanya

Jika belum, janganlah kau anggap remeh, karena kadang hal remeh dapat mencelakakan
seperti halnya kebocoran kecil pada kapal besar

Tetaplah jujur pada dirimu

Andaikan yang kau jadikan guru bertubuh kecil dan telah berumur lanjut maka tetap hormatlah
padanya tanpa harus melihat hal itu.

Begitu juga jika gurumu bertubuh tinggi besar dan tegap dan berumur tak jauh darimu tetaplah
hormat layaknya murid

Berpikirlah baik dan ambil pengandaian yang setara dalam benakmu

Andai saja kau merasa lebih kuat dan tubuhmu lebih besar daripadanya namun ia mahir dalam
berjurus, maka lihatlah dan rasakan pada dirimu dan teruslah berpikir, ” jurus orang yang lebih
kecil ini mampu menahan yang lebih besar, bagaimana jika aku yang besar menguasainya?”
Jikalau ia telah tua dan berumur maka berpikirlah,”setua ini masih begitu bagus dan mampu
mahir dalam berjurus apalagi saat muda dulu?” dan berpikirlah,” sanggupkah dirimu sepertinya
saat setua itu?”

Kalaupun gurumu itu muda, kuat dan berbadan tegap melebihimu maka tetaplah berbaik pikir
dan sangka, dan tetapkan dalam hatimu,”aku harus sekuat dan semahir dia jika belajar ini nanti”

Pada saatnya nanti kau akan temui hal yang baru yang belum pernah kau alami dan terasa
asing

Tanyakanlah dengan niatan tulus bertanya dengan tidak menghakimi

Banyak hal berbentuk perlambang yang akan kau temui sebagai bentuk kesantunan dan tata
krama adab timur maka datanglah sebagai orang yang mencoba mafhum dan memahaminya

Andai gurumu meminta sebutir telur sebagai syarat menjadi murid, pahamilah bahwa kau datang
sebagai “telur’ yang harus dierami hingga tumbuh menjadi ayam yang memerlukan induk. Jika
makna simbolis ini tak juga kau pahami, anggaplah telur itu untuk lauk teman makan gurumu
yang dapat memberi protein sebagai asupan gizi di sarapan paginya.

Bisa jadi kau akan temui guru yang mensyaratkanmu membawa pisau tumpul atau mungkin juga
meminta pisau yang tajam. Maka pahamilah bahwa kau datang memang “tumpul” dalam
keilmuan yang belum kau pelajari darinya, ikhlaslah kau di”asah” olehnya. Namun jika meminta
pisau tajam, maka itu berarti pemberian pisau tajam itu bermaksud memotong ke“aku”an dan
kesombonganmu, ikhlas kau jika ditegur dan dinasehatinya. Namun jika kau tak juga mau
mengerti kedua hal ini, tetaplah berbaik sangka. Mungkin gurumu memang memerlukan pisau
entah untuk dapur atau keperluan lainnya. Tak susah memberikan sepotong pisau padanya
bukan?

Atau ada syarat yang meminta garam dan cabai merah, itu memiliki makna bahwa kau jika
belajar di silat harus hingga te “rasa” dan jangan kepalang tanggung. Jika harus asin maka
haruslah seperti garam di laut atau jika pedas maka harus bagaikan cabai merah. Tapi jika
dalam benakmu ada perasaan “menolak” meski secuil karena urusan rasional maka berpikirlah,
guru hanya meminta cabai dan garam… mungkin ia memerlukannya. Penuhilah karena hal itu
mudah….

Jika ia meminta syarat kembang tujuh rupa dan kau harus dimandikan saat malam selesai
berlatih dan pemahamanmu tak sampai hingga masalah energi dan hubungan antara kembang-
kembang dalam air itu untuk apa, maka anggaplah itu agar kau segar dan tak lagi berbau
keringat setelah selesai belajar silat dan tetaplah berpikir jernih mungkin jaman guru dari guruku
dulu belum ada sabun. Dan anggaplah itu sabun alami yang baik ketimbang yang terbuat dari
bahan kimia.

Jika ada permintaan selembar kain untuknya maka pahamilah bahwa memang seharusnya
murid memberikan kebutuhan pakaian sang guru, jika kau berlebih belikanlah pakaian yang
terbaik untuk gurumu.

Jika kau dapati ia meminta beras secupak atau setanggang… pahamilah bahwa memang
sepantasnya dan seharusnyalah murid dalam menuntut ilmu tak boleh mengganggu kebutuhan
dapur sang guru, maka penuhilah kebutuhan hariannya jika kau sanggup. Jangan meremehkan
permintaannya yang hanya meminta beras secupak apalagi menertawakannya dengan
menganggap betapa “murah”nya belajar padanya, tidak nak… ilmu silat itu sangat berarti dan
tak ternilai, ketika kau memberi gurumu beras yang sedikit itu dengan merendahkan dan
menertawakannya berarti hargamu dan pemahamanmu hanya sampai beras secupak itulah,
maka janganlah kau persempit pemikiranmu hanya sampai di sana.
Jika ia bilang padamu bahwa tak ada bayaran atau bayar seikhlasnya dalam belajar silat, maka
pahamilah bahwa silat memang tak sepadan dengan nilai uang maka berikanlah yang terbaik.
Jika ia meminta seikhlasnya, janganlah kau anggap bahwa hanya sepeser dua peser uangmulah
yang cukup untuknya. Namun ia meminta muridnya senang hati membantu gurunya. Maka
berpikirlah kau dalam posisinya, manakah yang akan membuatmu ikhlas sebagai guru jika
menerima lima puluh ribu atau lima juta? Tentunya kita akan sangat ikhlas menerima rejeki yang
lebih besar. Maka ukurlah keikhlasanmu itu juga dengan keikhlasan menerima gurumu. Jika tak
mampu memberi besar maka memberikanlah yang cukup. Jika kau tak mampu juga dengan
materi, bantulah dengan tenagamu, pikiranmu dan pengabdianmu.

Jika kau dapati acara kecer, peureuh atau teteskan mata dengan air sirih maka berpikirlah
bahwa memang diperlukan membersihkan matamu saat telah belajar silat jika kau tak mampu
memahami hingga ke hal tersebut. Anggap itu sebagai perhatian gurumu pada muridnya

Bilamana kau temui bahwa selesai belajar jurus gurumu mengurut / memijat tangan murid satu
persatu dan seringkali dianggap sebagai “menurunkan elmu” maka jika kau tak mau berpikir
demikian, tetaplah berpikir baik, itu mungkin salah satu kebaikan seorang guru untuk
menghilangkan efek latihan seperti cidera atau pegal atau apalah yang ada di tangan muridnya,
ia mau mengurut atau memijatnya. Dan jangan beranggapan dengan diurut kau bisa semua ilmu
yang ada di gurumu dan tahu segalanya, karena dalam silat hanya mengenal yang terus belajar
dan mengasah serta mengertilah yang akan tajam keilmuannya.

Jika ada yang bertentangan dengan apa yang kau tahu, janganlah lantas kau mencerca dan
mencacinya di belakang. Akan tetapi tetaplah lihat dalam sisi baiknya. Kalau saja gurumu dalam
pengetahuan agama Islam kurang dan menganggap bahwa ayat dan bacaan dalam menghalau
ini itu, atau dengan “hanya” bismillaah dia dapat tak mempan dibacok. Janganlah lantas kau
hakimi dia, renungkanlah bahwa dengan bismillaahnya orang yang berpengetahuan agama
sedikit dibandingmu, kenapa mampu membukakan pintu langit hingga Allah melindunginya dari
senjata tajam yang mengenai kulitnya? Terlepas dari bantuan jin atau apa, ini tetap adalah
kebaikan Allah yang rahman pada mahluk-Nya. Belajarlah tentang apa yang menjadi
keikhlasannya hingga mampu mengetuk pintu langit. Jika masih juga pikiranmu tak menerima
hal ini, maka anggaplah…. Sungguh Maha Kuasa dan Maha Penyayang Allah pada mahluk-Nya,
hingga semua yang tak mampu akal terima bisa kau lihat.

Agama kita tak pernah melarang menimba ilmu pada siapapun untuk kebaikan, meski yang akan
kau pelajari membuat panah sekalipun atau pedang yang dalam benak setiap orang itu adalah
alat untuk membunuh. Namun tidak demikian dalam hidup ini, nak. Panah mungkin untuk bisa
untuk membunuh, namun banyak orang di hutan belantara sana yang memanah untuk
kebutuhan makan yang akan menghidupi keluarganya yg jika mereka hidup dapat menjalankan
kewajiban untuk Tuhannya. Pedang tak selamanya alat bunuh, kini banyak kau lihat itu sebagai
alat perlambang status atau sekedar pajangan… Jika kau murid yang baik dan lebih
berpengetahuan agama lebih baik dari guru silatmu, perlihatkanlah segala kebaikan yang kau
pelajari dari agama buatlah ia bangga kau jadi muridnya. Nantinya tak perlu kau ajari seseorang
guru yang telah terpikat oleh kebaikanmu.

Jika gurumu berkata-kata, ingatlah. Jika ia memiliki kesalahan maafkanlah.

Jika ada terlihat jelek dan aib pada gurumu, jadikanlah pelajaran bahwa kau tak harus
sepertinya, tetaplah ambil kebaikan yang ada padanya. Tinggalkanlah yang jelek. Karena meski
keluar dari tempat yang sama, telur ayamlah yang diambil oleh kita untuk makan ketimbang yang
lain.

Jika ia bergurau tetaplah anggap sebagai gurumu yang menggantikan orang tuamu mendidik.
Jika kau senang bercanda, jadikan candamu untuk membuat gurumu tertawa dan terhibur,
bukan menjadikan gurumu bahan tertawaanmu dan untuk menghibur orang lain
Jika saat bersedih, datang dan hibur meski kau tak memiliki apapun, kehadiran murid saat guru
bersedih bagaikan orang tua yang bersedih namun didatangi anak-anaknya.

Jika ia memiliki kekurangan, cukupkanlah jika kau mampu dan tutupilah.

Tiap manusia memiliki kelebihan, pelajarilah kelebihannya itu. namun ia juga memiliki
kekurangan maka tutupilah dengan daya dan upaya juga kelebihan yang kau miliki.

Dalam belajar jangan kau bawa apa yang kau miliki dan yang kau tahu, namun datanglah
sebagai cawan yang kosong untuk dipenuhi oleh ilmu yg akan ia bagi. Jangan kau isikan
cawanmu dulu, karena tak selamanya yang dicampur akan memiliki rasa baik.

Merendahlah di hadapan seorang gurumu nak, itu akan menaikkan derajatmu di mata orang lain.
Namun jangan kau rendah diri saat kau hanya belajar silat di halaman rumah gurumu yang
hanya sepetak atau hingga tak memiliki lahan, gurumu melatihmu di dapur. Bahagialah kau nak,
memiliki guru yang rela memberi ‘ruang pribadi’ yang seharusnya tabu dimasuki orang lain
namun boleh kau gunakan. Itu penghargaan guru terhadap murid, terimalah. Jadikan pelajaran
bagimu bahwa banyak cara orang yang harus kau pahami dan hargai.

Sekalipun nantinya guru silatmu hanyalah seorang tukang becak, pedagang asongan, hansip,
penjaga pintu kereta api atau seorang tukang sampah sekalipun, tetaplah belajar padanya tak
perlu malu. Jangan kau melihat artian hidup ini hanya dari buku yang dibuat, namun belajarlah
dari kehidupan. Filosofi silat itu nyata di depan matamu nak. Jangan kau merasa rendah diri
dengan belajar pada mereka yang hanya memiliki pekerjaan yang menurutmu di bawahmu. Dan
jangan pula hanya dengarkan makna dari artian filosofi bela diri yang dibuat orang dan bangsa
lain yang telah tertata di dalam bukunya, hidup ini tertata bukan seperti urutan dalam buku
namun tertata dalam keunikannya. Jangan pula menghakimi bahwa nilai filosofi sebuah pencak
silat itu tak sedalam bela diri luar. Banggalah jadi bagian bangsa ini, jika kau nanti bertemu
dengan kawanmu yang membanggakan guru besar bela diri asingnya seorang profesor yang
merumuskan makna kehidupan dan harmonisasi kehidupan itu dengan bukunya. Tetaplah
bangga dengan gurumu yang meski hanya seorang tukang becak atau pedagang asongan
sekalipun, ia tetaplah gurumu, cam kan itu ! Biarkanlah ia selesai membanggakan makna dan
artian filosofi bela dirinya, dengarkanlah dengan seksama. Lalu perhatikanlah. Katakanlah
padanya, jika seorang profesor dan ahli bela diri lalu mengajarkan makna kehidupan dan
harmonisasi kehidupan pada muridnya yang hanya mahasiswa atau pelajar itu bukanlah hal
hebat sebenarnya, yang mencerminkan artian dari makna kehidupan. Memberi saat berlebih
adalah wajar, namun memberi pada saat hanya memiliki satu-satunya yang kau miliki itu adalah
luar biasa. Adalah hal biasa jika kau temui orang berpendidikan berkecukupan memberikan
ilmunya kemudian dipatok dengan harga. Namun jika orang yang papa memberikan ilmu yang
hanya dimiliki satu-satunya dan hanya dengan bayaran ke“ikhlas”anmu itu adalah luar biasa,
begitu juga jika tukang becak atau pedagang asongan mengajarkan ilmu yang hanya satu-
satunya ia miliki dan mau berbagi pada yang lebih kaya dari padanya, itulah yang luar biasa.
Dan adalah suatu kebanggan luar biasa jika kau yang mahasiswa mau belajar pada orang yang
tak memiliki latar belakang akademis dan gelar pendidikan formal, itulah kerendahan hati dan
kemauan belajar yang sesungguhnya. Itulah makna filosofi yang terdalam…Nah, itulah yang
akan kau temui dan miliki.

Nak, jika kau anak yang serius, maka buatlah gurumu kagum dengan keseriusanmu mengkaji
ilmunya itu.

Nak, mungkin kau lelah dengan nasehat ini, tapi inilah yang akan kau hadapi jika ingin menjadi
pesilat. Karena begitu gelar pesilat tersandang dibahumu, itu tak otomatis menjadikanmu apa
yang sedang kau pelajari menjadi milikmu. Ilmu itu akan menjadi milikmu jika gurumu telah
menganggapmu pantas menerimanya dan mengamanatkannya padamu untuk diajarkan lagi
pada orang lain. Kau akan menjadi bagian dari suatu perguruan atau aliran silat jika kau telah
mempelajarinya lama dan sungguh-sungguh, jangan mengganggapnya ilmu itu milikmu jika kau
baru dapat hanya bagian permukaan, jangan kau menganggap itu milikmu jika kau belum
berbakti padanya.

Nak, pesilat itu gelar gratis yang berat dan teramat berat jika disandang dipundakmu, jangan kau
jadi pesilat kalau cuma sekadar ikut-ikutan. Jangan pula berharap jadi pesilat kalau kau cuma
untuk ditakuti orang. Jadilah pesilat yang takut pada Tuhanmu, diterima semua orang, dihargai
dan dihormati teman dan segani lawan.

Juga jangan berharap silatmulah yang menyelamatkan hidup dari bahaya, namun berpikirlah
bahwa usaha belajarmu itulah yang membuahkan hasil hingga mengetuk pintu rahmat Allah
yang dapat menyelamatkan diri dari bahaya. Allah-lah yang tetap menyelamatkanmu, nak. Tak
perlu menjadi pesilat jika kau tak berpikir dan bertindak sebagaimana pesilat.

Nak, jika kau tak mampu mengerti dan pahami serta tak sanggup memenuhi apa yang
dinasehatkan tadi, urungkanlah niatmu jadi pesilat. Datangilah calon guru silatmu itu dan
mintalah maaf karena memang dirimulah yang tak sanggup memikul beban menjadi pesilat.
Tetaplah berhubungan dengannya

Manusia adalah mahluk sosial yang saling terikat satu sama lain, yang tidak mungkin terpisah
oleh apapun juga. Salah satu ajaran moral yang luhur tersebut adalah belajar untuk ber-SETIA
HATI pada hati nurani, setiap manusia pasti akan mati namun apa mungkin kita rela
dihancurkan? pasti jawabannya Tidak. Banyak kehancuran yang terjadi pada setiap individu,
misal kehancuran moral, kehancuran akhlak, kehancuran budi pekerti. Kehancuran-kehancuran
tersebut tidak datang begitu saja, dan bukan pula hanya atas kehendakNYA. Namun lebih dari
itu, yakni dari masing-masing individu tersebut yang enggan ber-SETIA HATI pada hatinya
sendiri. Saya yakin, Hati tidak pernah terlibat dalam segala keburukan karena manusialah yang
sebenarnya yang menimbulkan keburukan-keburukan itu terjadi.

Dalam setiap hela nafas yang diciptakanNYA untuk kita, apa kita masih pantas untuk ber
ADIGUNG, ADIGANG, ADIGUNA?. Padahal secara logika kita masih jauh dari setetes
kesempurnaan yang luhur, oleh karena itulah betapa pentingnya peran HATI dalam menjaga
keseimbangan hidup masing-masing manusia. SETIA HATI bukanlah suatu perkumpulan,
namun ajaran luhur yang menuntun kita untuk selalu jujur dalam setiap langkah, selalu berani
diatas kebenaran, dan selalu mengutamakan persaudaraan bagi semua manusia yang hidup di
dunia ini. Ajaran SETIA HATI merupakan tombak pertahanan bagi setiap manusia agar selalu
berada dalam jalan yang lurus, karena pada intinya setiap apapun yang dilakukan seseorang,
hal tersebut lebih disebabkan karena kekurangan kepercayaan terhadap kata hatinya sendiri.

Terjemahan bebas Ramalan Jayabaya Musarar.

Asmarandana :

1. Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut
dan takluk, tak ada yang berani.
2. Beliau sakti sebab titisan Batara wisnu. Waktu itu Sang Prabu menjadi raja agung,
pasukannya raja-raja.
3. Terkisahkan bahwa Sang Prabu punya putra lelaki yang tampan. Sesudah dewasa
dijadikan raja di Pagedongan. Sangat raharja negara-nya.
4. Hal tersebut menggembirakan Sang Prabu. Waktu itu tersebutkan Sang Prabu akan
mendapat tamu, seorang raja pandita dari Rum bernama, Sultan Maolana.
5. Lengkapnya bernama Ngali Samsujen. Kedatangannya disambut sebaik-baiknya. Sebab
tamu tersebut seorang raja pandita lain bangsa pantas dihormati.
6. Setelah duduk Sultan Ngali Samsujen berkata: “Sang Prabu Jayabaya, perkenankan
saya memberi petuah padamu menge.nai Kitab Musarar.
7. Yang menyebutkan tinggal tiga kali lagi kemudian kerajaanmu akan diganti oleh orang
lain”. Sang Prabu mendengarkan dengan sebaik-baiknya. Karena beliau telah mengerti
kehendak Dewata.
8. Sang Prabu segera menjadi murid sang Raja Pandita. Segala isi Kitab Musarar sudah
diketahui semua. Beliaupun ingat tinggal menitis 3 kali.
9. Kelak akan diletakkan dalam teken Sang Pandita yang ditinggal di Kakbah yang
membawa Imam Supingi untuk menaikkan kutbah,
10. Senjata ecis itu yang bernama Udharati. Dikelak kemudian hari ada Maolana masih cucu
Rasul yang mengembara sampai ke P. Jawa membawa ecis tersebut. Kelak menjadi
punden Tanah Jawa.
11. Raja Pandita pamit dan musnah dari tempat duduk. Kemudian terkisahkan setelah satu
bulan Sang Prabu memanggil putranya.
12. Setelah sang putra datang lalu diajak ke gunung Padang. Ayah dan putra itu setelah
datang lalu naik ke gunung.
13. Di sana ada Ajar bernama Ajar Subrata. Menjemput Prabu Jayabaya seorang raja yang
berincoknito termasuk titisan Batara Wisnu..
14. Karenanya Sang Prabu sangat waspada, tahu sebelum kejadian mengenai raja-raja
karena Sang Prabu menerima sasmita gaib.
15. Bila Islam seperti Nabi. Prabu Jayabaya bercengkrama di gunung sudah lama. Bertemu
dengan ki Ajar di gunung Padang. Yang bertapa brata sehingga apa yang dikehendaki
terjadi.
16. Tergopoh-gopoh menghormati. Setelah duduk ki Ajar memanggil seorang endang yang
membawa sesaji. Berwarna-warni isinya. Tujuh warna-warni dan lengkap delapan
dengarn endangnya.
17. Jadah (ketan) setakir, bawang putih satu talam, kembang melati satu bungkus, darah
sepitrah, kunir sarimpang, sebatang pohon kajar dan kembang mojar satu bungkus.
18. Kedelapan endang seorang. Kemudian ki Ajar menghaturkan sembah : “Inilah hidangan
kami untuk sang Prabu”. Sang Prabu waspada kemudian menarik senjata kerisnya.
19. Ki Ajar ditikam mati. Demikian juga endangnya. Keris kemudian dimasukkan lagi.
Cantrik-cantrik berlarian karena takut. Sedangkan raja putra kecewa melihat perbuatan
ayahnya.
20. Sang putra akan bertanya merasa takut. Kemudian merekapun pulang. Datang di
kedaton Sang Prabu berbicara dengan putranya.
21. Heh anakku. Kamu tahu ulah si Ajar yang saya bunuh. Sebab berdosa kepada guru saya
Sultan Maolana Ngali Samsujen tatkala masih muda.

Sinom :

1. Dia itu sudah diwejang (diberitahu) oleh guru mengenai kitab Musarar. Sama seperti
saya. Namun dia menyalahi janji, musnah raja-raja di P. Jawa. Toh saya sudah
diberitahu bahwa saya tinggal 3 kali lagi.
2. Bila sudah menitis tiga kali kemudian ada jaman lagi bukan perbuatan saya. Sudah
dikatakan oleh Maolana Ngali tidak mungkin berobah lagi. Diberi lambang Jaman Catur
semune segara asat.
3. Itulah Jenggala, Kediri, Singasari dan Ngurawan. Empat raja itu masih kekuasaan saya.
Negaranya bahagia diatas bumi. Menghancurkan keburukan.
4. Setelah 100 tahun musnah keempat kerajaan tersebut. Kemudian ada jaman lagi yang
bukan milik saya, sebab saya sudah terpisah dengan saudara-saudara ditempat yang
rahasia.
5. Di dalam teken sang guru Maolana Ngali. Demikian harap diketahui oleh anak cucu
bahwa akan ada jaman Anderpati yang bernama Kala-wisesa.
6. Lambangnya: Sumilir naga kentir semune liman pepeka. Itu negara Pajajaran. Negara
tersebut tanpa keadilan dan tata negara, Setelah seratus tahun kemudian musnah.
7. Sebab berperang dengan saudara. Hasil bumi diberi pajak emas. Sebab saya mendapat
hidangan Kunir sarimpang dari ki Ajar. Kemudian berganti jaman di Majapahit dengan
rajanya Prabu Brawijaya.
8. Demikian nama raja bergelar Sang Rajapati Dewanata. Alamnya disebut Anderpati,
lamanya sepuluh windu (80 tahun). Hasil negara berupa picis (uang). Ternyata waktu itu
dari hidangan ki Ajar.
9. Hidangannya Jadah satu takir. Lambangnya waktu itu Sima galak semune curiga ketul.
Kemudian berganti jaman lagi. Di Gelagahwangi dengan ibukota di Demak. Ada agama
dengan pemimpinnya bergelar Diyati Kalawisaya.
10. Enam puluh lima tahun kemudian musnah. Yang bertahta Ratu Adil serta wali dan
pandita semuanya cinta. Pajak rakyat berupa uang. Temyata saya diberi hidangan bunga
Melati oleh ki Ajar.
11. Negara tersebut diberi lambang: Kekesahan durung kongsi kaselak kampuhe bedah.
Kemudian berganti jaman Kalajangga. Beribukota Pajang dengan hukum seperti di
Demak. Tidak diganti oleh anaknya. 36 tahun kemudian musnah.
12. Negara ini diberi lambang: cangkrama putung watange. Orang di desa terkena pajak
pakaian dan uang. Sebab ki Ajar dahulu memberi hidangan sebatang pohon kajar.
Kemudian berganti jaman di Mataram. Kalasakti Prabu Anyakrakusuma.
13. Dicintai pasukannya. Kuat angkatan perangnya dan kaya, disegani seluruh bangsa
Jawa. Bahkan juga sebagai gantinya Ajar dan wali serta pandita, bersatu dalam diri Sang
Prabu yang adil.
14. Raja perkasa tetapi berbudi halus. Rakyat kena pajak reyal. Sebab waktu itu saya
mendapat hidangan bawang putih dari ki Ajar. Rajanya diberi gelar: Sura Kalpa semune
lintang sinipat.
15. Kemudian berganti lagi dengan lambang: Kembang sempol Semune modin tanpa
sreban. Raja yang keempat yang penghabisan diberi lambang Kalpa sru kanaka putung.
Seratus tahun kemudian musnah sebab melawan sekutu. Kemudian ada nakhoda yang
datang berdagang.
16. Berdagang di tanah Jawa kemudian mendapat sejengkal tanah. Lama kelamaan ikut
perang dan selalu menang, sehingga terpandang di pulau Jawa. Jaman sudah berganti
meskipun masih keturunan Mataram. Negara bernama Nyakkrawati dan ibukota di
Pajang.
17. Raja berpasukan campur aduk. Disegani setanah Jawa. Yang memulai menjadi raja
dengan gelar Layon keli semune satriya brangti. Kemudian berganti raja yang bergelar:
semune kenya musoni. Tidak lama kemudian berganti.
18. Nama rajanya Lung gadung rara nglikasi kemudian berganti gajah meta semune tengu
lelaki. Enam puluh tahun menerima kutukan sehingga tenggelam negaranya dan hukum
tidak karu-karuan. Waktu itu pajaknya rakyat adalah.
Keterangan :
Lung Gadung Rara Nglikasi : Raja yang penuh inisiatif dalam segala hal, namun memiliki
kelemahan suka wanita (Soekarno). Gajah Meta Semune Tengu Lelaki : Raja yang
disegani/ditakuti, namun nista (Soeharto).
19. Uang anggris dan uwang. Sebab saya diberi hidangan darah sepitrah. Kemudian negara
geger. Tanah tidak berkasiat, pemerintah rusak. Rakyat celaka. Bermacam-macam
bencana yang tidak dapat ditolak.
20. Negara rusak. Raja berpisah dengan rakyat. Bupati berdiri sendiri-sendiri. Kemudian
berganti jaman Kutila. Rajanya Kara Murka. Lambangnya Panji loro semune Pajang
Mataram.
Keterangan :
- Bupati berdiri sendiri-sendiri : Otonomi Daerah.
- Jaman Kutila : Reformasi
- Raja Kara Murka : Raja-raja yang saling balas dendam.
- Panji Loro semune Pajang Mataram : Dua kekuatan pimpinan yang saling jegal ingin
menjatuhkan (Gus Dur – Megawati ).
21. Nakhoda ikut serta memerintah. Punya keberanian dan kaya. Sarjana tidak ada. Rakyat
sengsara. Rumah hancur berantakan diterjang jalan besar. Kemudian diganti dengan
lambang Rara ngangsu, randa loro nututi pijer tetukar.
Keterangan :
- Nakhoda : Orang asing.
- Sarjana : Orang arif dan bijak.
- Rara Ngangsu, Randa Loro Nututi Pijer Atetukar : Ratu yang selalu diikuti/diintai dua
saudara wanita tua untuk menggantikannya (Megawati).
22. Tidak berkesempatan menghias diri, sinjang kemben tan tinolih itu sebuah lambang yang
menurut Seh Ngali Samsujen datangnya Kala Bendu. Di Semarang Tembayat itulah
yang mengerti/memahami lambang tersebut.
Keterangan :
Tan Kober Apepaes Tan Tinolih Sinjang Kemben : Raja yang tidak sempat mengatur
negara sebab adanya masalah-masalah yang merepotkan (SBY/Kalla).
23. Pajak rakyat banyak sekali macamnya. Semakin naik. Panen tidak membuat kenyang.
Hasilnya berkurang. orang jahat makin menjadi-jadi Orang besar hatinya jail. Makin hari
makin bertambah kesengsaraan negara.
24. Hukum dan pengadilan negara tidak berguna. Perintah berganti-ganti. Keadilan tidak
ada. Yang benar dianggap salah. Yang jahat dianggap benar. Setan menyamar sebagai
wahyu. Banyak orang melupakan Tuhan dan orang tua.
25. Wanita hilang kehormatannya. Sebab saya diberi hidangan Endang seorang oleh ki Ajar.
Mulai perang tidak berakhir. Kemudian ada tanda negara pecah.
26. Banyak hal-hal yang luar biasa. Hujan salah waktu. Banyak gempa dan gerhana. Nyawa
tidak berharga. Tanah Jawa berantakan. Kemudian raja Kara Murka Kutila musnah.
27. Kemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak kasungsang. Lahir di bumi
Mekah. Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, redalah kesengsaraan di bumi,
nakhoda ikut ke dalam persidangan.
Keterangan :
- Tunjung Putih semune Pudak Kesungsang : Raja berhati putih namun masih
tersembunyi (Satriya Piningit).
- Lahir di bumi Mekah : Orang Islam yang sangat bertauhid.
28. Raja keturunan waliyullah. Berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa. Letaknya dekat
dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya. Memang raja
yang terkenal sedunia.
Keterangan :
- Berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa : Orang Islam yang sangat menghormati
leluhurnya dan menyatu dengan ajaran tradisi Jawa (kawruh Jawa).
29. Waktu itulah ada keadilan. Rakyat pajaknya dinar sebab saya diberi hidangan bunga
seruni oleh ki Ajar. Waktu itu pemerintahan raja baik sekali. Orangnya tampan
senyumnya manis sekali.

Dandanggula :

1. Benar-benar raharja waktu itu tidak ada yang menghalang-halangi. Rakyat yang
dikenakan pajak seribu dikurangi oleh sang Prabu tinggal seratus dinar. Dihitung 1.800
rajanya musnah.
2. Hilang rusak bersama kedatonnya. Pulau Jawapun rusak peraturan tidak karu-karuan.
Para pegawai serta luar negeri tidak akur. Kemudian Tuhan menobatkan Sang Ratu
Asmarakingkin tampan dan masih muda.
3. Kembalilah kewibawaan raja. Pasukan setia semuanya. Suka diperintah. Kedatonnya di
Kediri yang satu dan lainnya di negeri Arab. Kerta raharja keadaan negaranya. Waktu itu
dihitung telah 1.900 dan negara itupun pecah.
4. Sudah menjadi kehendak Tuhan. Datanglah raja Prenggi dengan pasukannya.
Kekuatannya luar biasa sehingga raja kalah. Tanah Jawa tunduk dan raja Prenggi
menjadi raja di tanah Jawa. Sangat kejam tindakannya.
5. Waktu raja Rum dihadap oleh mantri bupati berkata kepada patihnya: “Heh patih, saya
mendengar bahwa tanah Jawa rajanya musnah kalah perang dengan raja Prenggi, tidak
ada yang dapat menghalangi.
6. Maka dari itu Patih berangkatlah dengan pasukan secukupnya. Usirlah raja Prenggi.
Kalau tidak dapat jangan kamu kembali. Kemudian ki Patih berangkat bersama pasukan
Rum datang di tanah Jawa mengusir raja Prenggi yang musnah dengan seluruh bala
tentaranya. seorang oleh ki Ajar. Terhitung tahun 1770. Mulai perang tidak
7. Rakyat kecil gembira hatinya. Tidak ada yang sengsara. Murah segalanya. Yang ditanam
subur. Jaman itu dinamakan: gandrung-gandrung neng lurung andulu gelung kekendon
lukar kawratan, keris parung dolen tukokna campur bawur mring pasar.
8. Sudah 2.000 tahun. Angkasa sepi tidak terlihat apapun juga. Sudah hampir tiba
waktunya kiamat. Jarang hujan, angin topan yang kerap kali datang. Bagaikan menimpa
bumi dari selatan timur datangnya menghancurkan gunung-gunung

9. ( Terjemahan bebas bahasa Indonesia )

10. 1.
Ingatlah kepada kisah lama yang ditulis di dalam buku babad tentang negara Mojopahit.
Waktu itu Sang Prabu Brawijaya mengadakan pertemuan dengan Sunan Kalijaga
didampingi oleh Punakawannya yang bernama Sabda Palon Naya Genggong.

11. 2.
Prabu Brawijaya berkata lemah lembut kepada punakawannya: “Sabda Palon sekarang
saya sudah menjadi Islam. Bagaimanakah kamu? Lebih baik ikut Islam sekali, sebuah
agama suci dan baik.”

12. 3.
Sabda Palon menjawab kasar: “Hamba tak mau masuk Islam Sang Prabu, sebab saya
ini raja serta pembesar Dang Hyang se tanah Jawa. Saya ini yang membantu anak cucu
serta para raja di tanah jawa. Sudah digaris kita harus berpisah.

13. 4.
Berpisah dengan Sang Prabu kembali ke asal mula saya. Namun Sang Prabu kami
mohon dicatat. Kelak setelah 500 tahun saya akan mengganti agama Budha lagi
(maksudnya Kawruh Budi), saya sebar seluruh tanah Jawa.

14. 5.
Bila ada yang tidak mau memakai, akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin setan dan
lain-lainnya. Belum legalah hati saya bila belum saya hancur leburkan. Saya akan
membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus
dan memuntahkan laharnya.

15. 6.
Lahar tersebut mengalir ke Barat Daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya
datang. Sudah mulai menyebarkan agama Buda (Kawruh Budi). Kelak Merapi akan
bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widhi bahwa segalanya harus bergantian.
Tidak dapat bila diubah lagi.

16. 7.
Kelak waktunya paling sengsara di tanah Jawa ini pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji.
Umpama seorang menyeberang sungai sudah datang di tengah-tengah. Tiba-tiba
sungainya banjir besar, dalamnya menghanyutkan manusia sehingga banyak yang
meninggal dunia.

17. 8.
Bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak
mungkin disingkiri lagi. Sebab dunia ini ada ditanganNya. Hal tersebut sebagai bukti
bahwa sebenarnya dunia ini ada yang membuatnya.

18. 9.
Bermacam-macam bahaya yang membuat tanah Jawa rusak. Orang yang bekerja
hasilnya tidak mencukupi. Para priyayi banyak yang susah hatinya. Saudagar selalu
menderita rugi. Orang bekerja hasilnya tidak seberapa. Orang tanipun demikian juga.
Penghasilannya banyak yang hilang di hutan.

19. 10.
Bumi sudah berkurang hasilnya. Banyak hama yang menyerang. Kayupun banyak yang
hilang dicuri. Timbullah kerusakan hebat sebab orang berebutan. Benar-benar rusak
moral manusia. Bila hujan gerimis banyak maling tapi siang hari banyak begal.

20. 11.
Manusia bingung dengan sendirinya sebab rebutan mencari makan. Mereka tidak
mengingat aturan negara sebab tidak tahan menahan keroncongannya perut. Hal
tersebut berjalan disusul datangnya musibah pagebluk yang luar biasa. Penyakit
tersebar merata di tanah Jawa. Bagaikan pagi sakit sorenya telah meninggal dunia.

21. 12.
Bahaya penyakit luar biasa. Di sana-sini banyak orang mati. Hujan tidak tepat waktunya.
Angin besar menerjang sehingga pohon-pohon roboh semuanya. Sungai meluap banjir
sehingga bila dilihat persis lautan pasang.

22. 13.
Seperti lautan meluap airnya naik ke daratan. Merusakkan kanan kiri. Kayu-kayu banyak
yang hanyut. Yang hidup di pinggir sungai terbawa sampai ke laut. Batu-batu besarpun
terhanyut dengan gemuruh suaranya.

23. 14.
Gunung-gunung besar bergelegar menakutkan. Lahar meluap ke kanan serta ke kiri
sehingga menghancurkan desa dan hutan. Manusia banyak yang meninggal sedangkan
kerbau dan sapi habis sama sekali. Hancur lebur tidak ada yang tertinggal sedikitpun.

24. 15.
Gempa bumi tujuh kali sehari, sehingga membuat susahnya manusia. Tanahpun
menganga. Muncullah brekasakan yang menyeret manusia ke dalam tanah. Manusia-
manusia mengaduh di sana-sini, banyak yang sakit. Penyakitpun rupa-rupa. Banyak
yang tidak dapat sembuh. Kebanyakan mereka meninggal dunia.

25. 16.
Demikianlah kata-kata Sabda Palon yang segera menghilang sebentar tidak tampak lagi
diriya. Kembali ke alamnya. Prabu Brawijaya tertegun sejenak. Sama sekali tidak dapat
berbicara. Hatinya kecewa sekali dan merasa salah. Namun bagaimana lagi, segala itu
sudah menjadi kodrat yang tidak mungkin diubahnya lagi

1. cabut 7 helai rambut kepala.


2. Ambil 7 potongan kuku tangan atau kaki
3. terus anda taro tuh semua di sehelai kain putih (apa aja, yg penting putih).
4. Udah gitu agan gulung deh kain putih yang ada isinya tadi.
5. Ambil jeruk purut, satu aja, Anda peras mpe abis.
6. Air perasan tadi Anda tetesin di gulungan kain putih.
7. Gulungan kain tadi Anda taro ditaman atau halaman rumah, dimana aja yg penting deket
pager rmh, kalo bisa jangan ketauan orang lain, ga perlu ditanam taro aja diantara tumbuhan.
8. tungguin aja 7 hari, ntar kembaran Anda dateng, ga sampe malem kedelapan, dia bisa muncul
dimana aja, ga ganggu, cuma muncul sepintas, biasanya kembaran itu niru apa yang udah
pernah kita kerjakan atau yang lagi kita kerjakan, dia ga bisa diliat ma orang lain, cuma kita
sendiri

Anjing peliharaan melong-long (berteriak panjang bukan menggong-gong)


tengah malam
bermakna, bahwa ada keluarga kita yang telah meninggal dunia sedang mengunjungi
anda

Anjing peliharaan melong-long lewat tengah malam


bermakna, bahwa ada setan gentayangan yang sedang berkeliaran disekitar rumah kita

Anjing peliharaan bersuara perlahan sambil kepala menunduk dan bulu-


bulunya berdiri dimalam hari
bermakna, bahwa di dalam rumah kita sedang berkeliaran arwah orang tua pemilik
rumah atau arwah majikan anjing tersebut.

Bayi dihinggapi kupu-kupu pada malam Jumat Kliwon


bermakna, bahwa arwah kakek sang bayi sedang mengunjungi

Disarankan kepada anda bila sedang melewati pesimpangan empat pada jam
12 malam untuk berdehem "Ehem!" sebanyak 3 x.
bermakna, anda meminta izin lewat kepada mahluk halus penunggu jalan tersebut.

Disarankan kepada anda mengadakan syukuran sebelum mengisi rumah baru


bermakna, anda meminta izin kepada mahluk halus penunggu rumah.

Disarankan kepada anda untuk tidak membuat rumah kecil jauh terpisah di
belakang rumah utama
bermakna, agar rumah itu tidak di tempati roh jahat (terkecuali ditempati tetap)

Disarankan kepada anda untuk meletakkan seikat sapu lidi dan gunting
dibawah bantal bayi
bemakna, agar bayi tersebut terlindungi dari gangguan mahluk halus

Disarankan bagi wanita yang sedang hamil untuk meletakkan gunting dibawah
bantal ketika hendak tidur
bemakna, agar wanita hamil dan bayi yang ada dalam kandungannya terhidar dari
pengaruh mistik dan guna-guna serta gangguan mahluk halus seperti kuntianak.

Disarankan bagi wanita yang sedang hamil untuk selalu menggantungkan pisau
lipat kecil pada baju yang dikenakan
bermakna, agar yang mengandung dan calon bayinya akan terhindar dari gangguan
mahluk halus

Disarankan untuk anda jangan pernah menyimpan tanah dari kuburan ditempat
manapun
karena akan mengakibatkan tempat itu menjadi tempat arwah yang tanah kuburannya
diambil

Disarankan kepada anda untuk menyimpan bawang merah, cabe merah, dan
kunyit diatas pintu rumah
karena akan berfungsi untuk melindungi rumah dan keluarga anda dari gangguan
mahluk halus dan ilmu-ilmu hitam yang dilakukan oleh orang jahat
Disarankan menempatkan/menaruh bawang merah, cabe merah atau kacang
hijau dibawah/disekitar tempat anda menyimpan uang
karena mempunyai makna sebagai penangkal dari pencurian uang yang dilakukan oleh
tuyul

Disarankan menempatkan/menaruh celana bekas kakek dibawah bantal bayi


karena mempunyai makna untuk melindungi bayi dari gangguan mistik makhluk halus

Disarankan untuk menggunakan darah anjing yang berbulu hitam


karena mempunyai kegunaan untuk menyembuhkan orang yang kesurupan mahluk
halus

Larangan mencabut alis mata pada malam Jumat Kliwon


karena akan meyebabkan datangnya mahluk halus yang bertubuh kecil biasa disebut
tuyul

pamali

Berpindah tempat pada waktu makan


Janganlah berpindah tempat pada waktu makan, karena kelak berakibat
akan mendapat ibu tiri. Terkecuali pindah pada posisi yang lebih bagus
misalnya semula makannya dilantai, kemudian pindah kemeja makan
yang semestinya, kalau itu yang dilakukan kelak akan cepat mendapat
pekerjaan yang lebih baik.

Berselimut dengan tikar


Janganlah anda berselimut dengan tikar karena kelak anda akan digulung
oleh ombak jika mandi di laut.

Berteriak-teriak mengucapkan kata-kata kotor dalam hutan.


Janganlah anda berteriak-teriak berkata-kata kotor pada saat berada di
dalam hutan, karena anda tak lama lagi akan dimasuki roh halus jahat
yang menguasai diri anda (kesurupan).

Berfoto bersama dalam jumlah ganjil


Janganlah berfoto dalam jumlah ganjil karena salah satu dari yang difoto
akan cepat meninggal. Biasanya yang ditengah.

Bangun Tidur terlalu siang


Jika anda bangun tidur terlalu siang hingga matahari hampir berdiri, akan
berakibat segala bentuk rezeki yang akan datang akan selalu menjauh
kembali.

Bersin sewaktu akan bepergian


Anda tidak dapat langsung berpergian baik menggunakan kendaraan atau
tidak setelah bersin.Paling tidak anda menunggu beberapa menit setelah
bersin lalu boleh pergi, karena kalau anda bersin langsung pergi anda
akan celaka diperjalanan.
Berlama-lama dikamar mandi
Janganlah anda berlama-lama dikamar mandi karena akan terlihat lebih
tua dari usia anda sebenarnya.

Duduk dipintu
Anda dilarang duduk tepat didepan pintu, karena khawatirkan ada
makhluk lewat yang melewati pintu tersebut dan anda akan jatuh sakit.

Gadis keramas dihari Sabtu


Jika anda seorang gadis, janganlah anda keramas pada hari Sabtu,
karena berakibat anda akan mempunyai suami penyiksa

Kebiasaan bersedih pada waktu hamil


Janganlah selalu bersedih pada waktu hamil, karena kelak akan
mendapatkan anak yang cengeng.

Kebiasaan duduk di tengah pintu waktu turun hujan lebat


Janganlah anda duduk ditengah pintu waktu turun hujan lebat karena
suatu ketika anda dapat tersambar petir (yang sebenarnya petir tersebut,
konon, mengincar setan).

Kebiasaan makan asinan di malam hari


Janganlah anda terbiasa makan asinan di malam hari, karena akan selalu
tertimpa keresahan hati, jika ia seorang yang belum menikah akan sulit
jodoh, dan jika sudah menikah ia akan sering bertengkar.

Kebiasaan mengetuk ujung rokok yang akan disulut kebenda


keras
Janganlah melakukan Kebiasaan mengetuk ujung rokok yang akan disulut
kebenda keras, karena kelak akan selalu mengalami kekecewaan karena
gagal dalam karir dan rumah tangga.

Kebiasaan menggigit bibir sebelah bawah


Janganlah anda selalu menggigit bibir sebelah bawah, karena kelak anda
akan bernasib buruk dan rezeki seret.

Bila anjing peliharaan melolong sepanjang malam


Bermakna sebagai tanda bahwa kita akan mendengar kabar yang kurang baik dimana
salah satu famili atau kita ada yang sakit atau tertimpa musibah

Disarankan untuk meminum rendaman air tujuh rupa diwaktu magrib ketika
melihat anjing peliharaan gelisah tidak seperti biasanya
Bermakna sebagai penangkal kesialan yang diperlihatkan tandanya oleh anjing.

Bila anjing peliharaan menggaruk-garuk segala macam barang


Bermakna bahwa diantara keluarga kita akan menerima rezeki yang tak disangka-
sangka
Bila anjing peliharaan berkelahi dengan anjing tetangga
Bermakna dalam waktu seminggu kita akan mengalami nasib sial, apabila perkelahian
itu tidak seperti biasanya, karena sebelumnya anjing kita tak pernah berkelahi.

Bila anjing menguap dan matanya berair (Bukan karena ngantuk)


Bermakna dalam waktu dekat majikannya akan mengalami peyiksaan yang sangat sadis
oleh orang lain.

Bila anjing melong-long seperti yang sedang menagis tepat jam 24.00 tengah
malam
Bermakna akan ada anggota keluarga yang jatuh sakit

Bila anjing peliharaan melong-long kurang dari jam 24.00 tengah malam
Bermakna ada roh gentayangan di sekitar rumah

Disarankan untuk memandikan anjing yang telah menggigit pada waktu magrib
dengan rendaman bunga tujuh rupa
Bermakna sebagai penangkal agar segala kesialan yang dibawa anjing segera sirna

Ditemukan anjing peliharaan beranak tujuh


Bermakna pemilik rumah akan banyak musuh dalam usaha

Suatu ketika kedatangan anjing tak bertuan dan betah tinggal di rumah
Bermakna pemilik rumah akan mendapat rezeki besar

Bila burung serak hinggap digenteng rumah dan berulang kali memekikkan
suaranya
Bermakna akan ada yang meninggal dunia dalam waktu dekat diantara anggota
keluarga pemilik rumah

Burung serak terbang melintasi diatas genteng rumah dan mengeluarkan suara
Bermakna akan ada kabar bahwa keluarga yang rumahnya terlewati tersebut akan jatuh
sakit dalam waktu dekat

Bila ada burung hantu yang hinggap di atas genteng rumah pada waktu tengah
malam
Bermakna sebagai isyarat yang memberitakan akan ada yang meninggal besok pagi
diantara penghuni rumah

Bila ada burung gereja yang tersesat masuk kedalam rumah


Bermakna salah seorang penghuni rumah yang dimasukinya akan mendapat jodoh
dalam waktu dekat

Dalam perjalanan bertemu dengan burung hantu yang terbang diatas kepala
Bermakna peringatan kepada anda agar menjaga kesehatan kalau tidak dalam waktu
dekat anda akan segera sakit

Dimalam hari ada kelelawar yang masuk kerumah


Bermakna ada orang yang berniat buruk pada pemilik rumah

Suatu ketika burung peliharaan anda berbunyi serentak pada malam hari
Bermakna rumah akan mendapat rejeki tak terduga

Bila ada kucing yang melintasi jalan kita dengan ciri berbulu hitam total
bermakna segala usaha dan urusan anda akan sia-sia
Bila ada dalam perjalan menabrak kucing hingga mati
bermakna akan ada peristiwa yang menimpa kita dalam belalu lintas. Tetapi bila kucing
tersebut dikuburkan oleh kita maka kita akan selamat.

Bila kita menabrak kucing sampai terluka


Bermakna dalam waktu dekat penabrak akan terserang penyakit berat, terkecuali kucing
itu diobati

Bila kucing melompati jenazah


Bermakna jika itu terjadi maka akan membangunkan si jenazah dan bila jenazah
memeluk orang yang ada disekitarnya maka akan sulit untuk dilepaskan

Bila memukul kucing sampai terluka


Bermakna bila tidak segera diobati maka rezeki keluarga orang yang melukai kucing
tersebut akan berkurang selama dua bulan berturut-turut

Bila kucing menjilati kaki majikan


Bermakna salah satu dari anggota keluarga akan mendapat rezeki dalam waktu tidak
lebih dari 1 bulan, bila hal itu bukan kebiasaan si kucing menjilati kaki majikannya

Disarankan untuk mandi keramas dengan tujuh macam bunga sebelum lewat 6
jam setelah memukul kucing sampai mati
Bermakna sebagai ritual untuk menangkal kesialan selama 3 bulan berturut-turut.

Disarankan menaburkan garam pada anus kucing ketika kucing yang kita
pelihaara terlihat sedang sibuk menjilati anusnya sendiri yang dilakukan
berulang-ulang
Bermakna sebagai penangkal agar penyakit yang akan datang pada salah satu anggota
keluarga tidak timbul

Didalam perjalanan mendapati kucing ingin menyeberang tapi kemudian


membatalkan diri dengan kembali ketempat semula
Bermakna segala urusan yang sedang digarap tidak akan terselesaikan

Disarankan memelihara kucing berbulu hitam yang dikeningnya terdapat


beberapa lembar bulu putih
Bermakna akan membawa pengaruh baik dalam mencari nafkah

Disarankan untuk menyimpan atau mengantungi bulu kucing yang sudah


dikeringkan
Bermakna untuk ajimat dalam berjudi

Janganlah anda atau siapapun membunuh binatang ditempat yang angker


(tidak umum)
Bermakna dalam waktu yang tidak begitu lama orang tersebut akan tertimpa sakit berat
bahkan bisa membawa kematian

Ditemukan kucing peliharaan beranak tujuh


Bermakna bahwa pemilik rumah akan kaya

Ditemukan kucing peliharaan beranak sembilan


Bermakna bahwa pemilik rumah akan selamat dunia akhirat dan akan kaya raya

Suatu ketika datang kucing tak bertuan dan betah tinggal dirumah
Bermakna pemilik rumah akan mengalami nasib mujur
Suatu ketika kucing peliharaan beranak kucing belang empat
Bermakna pemilik rumah akan selamat sejahtera

Suatu ketika kucing peliharaan beranak kucing belang tiga


Bermakna pemilik rumah akan dapat rejeki dalam waktu dekat

Ditemukan ikan peliharaan dalam aquarium atau kolam mati semua tanpa
sebab
Bermakna pemilik rumah akan mengalami nasib yang kurang baik

Ditemukan dengan tiba-tiba didalam sumur ada ikan


Bermakna pemilik rumah akan mendapat rezeki yang besar

Bila ada ayam jantan yang berkokok waktu tengah malam


Bermakna akan ada wanita hamil sebelum nikah

Bila ada ayam jantan yang masuk ke dalam rumah pada pagi hari dan berkokok
Bermakna akan kabar buruk yang akan diterima pemilik rumah dengan tempo yang
tidak begitu lama

Dimalam hari ada katak masuk kedalam rumah


Bermakna sipemilik rumah akan kesulitan uang dalam waktu dekat

Bila ada ular berbisa masuk kedalam rumah pada malam hari
Bermakna akan ada halangan yang menimpa pemilik rumah dalam segala hal

Bila sang ular berbisa masuknya siang hari


Bermakna dalam waktu dekat dirumah itu akan ada yang meninggal

Bila ular tak berbisa masuk rumah pada malam hari


Bermakna dalam waktu dekat pemilik rumah akan pindah kerumah yang baru

Bila ular tak berbisanya masuknya pada siang hari


Bermakna bahwa sang pemilik rumah akan banyak masalah dengan soal utang piutang

Disarankan untuk tidak membunuh ular pada malam Jumat Kliwon


Bermakna orang yang membunuh akan sakit keras

Seandainya anda atau siapa saja melihat ular besar didepan rumah, lalu ular
tersebut hilang begitu saja
Bermakna anda atau siapa saja yang melihat ular tersebut akan mendapat keselamatan
dari segala bahaya seumur hidup

Bila tubuh kita dihinggapi kupu-kupu


Bermakna bisa akan menerima berita buruk, bila hinggapnya tepat tengah malam atau
anda akan segera mendapat jodoh dalam waktu dekat, bila tidak tepat tengah malam

Bila ada kupu-kupu masuk rumah dimalam hari


Bermakna akan mendapat uang yang tak terduga dalam waktu dekat

Bila ada kupu-kupu masuk rumah kemudian mati


Bermakna akan ada kabar yang memberitakan ada keluarga yang sakit atau tertimpa
musibah
Bila tubuh anda kejatuhan cecak
Bermakna akan mengalamai pertengkaran dengan sesama anggota keluarga

Bila anda suka membunuh cecak sebaiknya jangan yang sedang kawin
Bermakna akan sulit jodoh

Disarankan untuk memperhatikan bunyi tokek dan menghitung jumlah


bunyinya
Bermakna untuk petunjuk baik atau nasib buruk

Suatu ketika ada tikus masuk kedalam rumah pada malam hari
Bermakna pemilik rumah akan mendapat rejeki besar

Suatu ketika bertemu tikus putih dihutan pada malam hari


Bermakna anda akan selamat sampai di tempat tujuan

Terlihat ribuan tikus merajalela di satu daerah persawahan


Bermakna akan ada peristiwa penting di dalam negeri. Atau peringatan bagi para pemilik
sawah untuk memberi makan orang miskin.

Janganlah anda atau siapapun membunuh binatang ditempat yang angker


(tidak umum)
Bermakna dalam waktu yang tidak begitu lama orang tersebut akan tertimpa sakit berat
bahkan bisa membawa kematian

BERDASARKAN HARI

Jika haid pada hari Minggu


bermakna akan berjumpa dengan kenalan lama.

Jika haid datang pada hari Senin


bermakna akan mendapat keuntungan dengan segera

Jika haid datang pada hari Selasa


bermakna akan bersuka cita dalam beberapa hari

Jika haid datang pada hari Rabu


bermakna akan bertengkar dengan seseorang

Jika haid datang pada hari Kami


bermakna akan mendapat musibah dan berduka cita

Jika haid datang pada hari Jumat


bermakna akan mendapat kesenangan

Jika haid datang pada hari Sabtu


bermakna akan mendapat kejadian yang mengejutkan
BERDASARKAN TANGGAL

Tanggal 1: Bermakna akan Akan memperoleh kebahagianTanggal 2:


Bermakna akan bersedih dan merasa dikecewakanTanggal 3: Bermakna
akan ada pertengkaran/perselisihanTanggal 4: Bermakna akan mendapat
rezekiTanggal 5: Bermakna akan bersedih hatiTanggal 6: Bermakna akan
menerima kabar dari jauhTanggal 7: Bermakna akan mendapat
hadiahTanggal 8: Bermakna akan mendapat undanganTanggal 9:
Bermakna akan terhindar dari kesedihan.Tanggal 10: Bermakna akan
menerima surat dari orang yang disayangTanggal 11: Bermakna akan
mendapat kesenanganTanggal 12: Bermakna akan bersedihTanggal 13:
Bermakna akan terlepas dari beban yang mengganjalTanggal 14:
Bermakna akan mendapat undanganTanggal 15: Bermakna akan
mendapat kabar yang tak terdugaTanggal 16: Bermakna akan mendapat
bahayaTanggal 17: Bermakna akan pujianTanggal 18: Bermakna akan
mendapat halangan/rintanganTanggal 19: Bermakna akan difitnah
orangTanggal 20: Bermakna akan ada permusuhanTanggal 21: Bermakna
akan ada kerusuhanTanggal 22: Bermakna akan mendapat
kesenanganTanggal 23: Bermakna akan mendapat maluTanggal 24:
Bermakna akan mendapat keuntunganTanggal 25: Bermakna akan
mendapat rezekiTanggal 26: Bermakna akan mendapat pujianTanggal 27:
Bermakna akan lega hatiTanggal 28: Bermakna akan mendapat
kesedihanTanggal 29: Bermakna akan berdarmawisataTanggal 30:
Bermakna akan mendapat kebahagiaanTanggal 31: Bermakna akan
mendapat kabar gembira

Anda mungkin juga menyukai