Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Humaniora dan Teknologi p-ISSN: 2443-1842

Volume 4, Nomor 1, Oktober 2018 e-ISSN: 2614-3682

HAJI DAN UMRAH

Muhammad Noor

Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Tanah Laut


e-mail: muhammadnoorpolitala@gmail.com

Abstrak
Haji dan umrah, adalah kewajiban bagi setiap muslim yang berakal dan memiliki kemampuan, namun
dari kalangan umum seperti petani, pedagang, pegawai negeri bahkan para pengusaha sukses pun masih
ada yang belum mengerti tentang tata cara melaksanakan Haji dan umrah yang sesuai dengan tuntunan
syariat Islam. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis merasa penting untuk menulis tentang Haji
dan Umroh agar bisa melaksanakan ibadah tersebut dengan baik dan benar menurut syari’at islam.
Penulis menjelaskan tentang Rukun, Syarat, wajib Haji, serta sunnah-sunnah yang terdapat dalam
ibadah Haji dan Umroh.

Kata Kunci: Tata cara, Syari’at Islam

Abstract
Haji and Umrah, is an obligation for every Muslim who has reason and has the ability, but from the general
public such as farmers, traders, civil servants and even successful entrepreneurs there are still those who do
not understand the procedures for carrying out Hajj and Umrah according to the guidelines of Islamic law.
Based on these problems the author feels it is important to write about Hajj and Umrah in order to carry out
the worship properly and correctly according to the Islamic Shari'ah. The author explains about Pillars,
Terms, mandatory Hajj, and the Sunnah that are found in Hajj and Umrah worship.

Keywords: Procedures, Shari'at Islam

PENDAHULUAN tanah suci (Baitullah) untuk melaksanakan


serangkaian amal ibadah sesuai dengan syarat,
Agama Islam bertugas mendidik dzahir rukun, dan waktu yang telah ditentukan.
manusia, mensucikan jiwa manusia, dan Ibadah haji ditentukan kepada muslim yang
membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. mampu. Pengertian mampu atau kuasa yaitu
Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah mempunyai bekal yang cukup untuk pergi dan
yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah bekal bagi keluarga yang ditinggalkannya.
akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah Sama halnya dengan umrah yang dapat
dalam agama Islam banyak macamnya. Haji dilakukan pada bulan- bulan lain selain bulan
dan umroh adalah salah satunya. Haji Zulhijah. Haji dan umrah merupakan suatu
merupakan rukun iman yang kelima setelah kegiatan rohani yang di dalamnya terdapat
syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji pengorbanan, ungkapan rasa syukur, berbuat
adalah ibadah yang baik karena tidak hanya kebajikan dengan kerelaan hati, melaksanakan
menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga perintah Allah, serta mewujud-kan pertemuan
dalam mengerjakannya, namun juga semangat besar dengan umat Islam lainnya di seluruh
dan harta (Zarkasyi, 1995). dunia. Firman Allah swt. Surah A1 Baqarah
Rukun Islam yang terakhir adalah naik haji Ayat 125 (Aziz dan Hawwas, 2001:482).
ke Baitullah. Maksudnya adalah berkunjung ke

38
Jurnal Humaniora dan Teknologi p-ISSN: 2443-1842
Volume 4, Nomor 1, Oktober 2018 e-ISSN: 2614-3682

Dalam mengerjakan haji, diperlukan se-kelilingnya, bersa’i antara Shafa dan


penem-puhan jarak yang demikian jauh untuk Marwah dan mencukur atau menggunting
men-capai Baitullah, dengan segala kesukaran rambut dengan cara tertentu dan dapat
dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dilaksanakan setiap waktu (Aziz dan Hawwas,
dengan sanak keluarga hanya dengan satu 2001:297).
tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan
kenikmatan rohani (Sulaiman, 2001:324). 1. Hukum Mengerjakan Ibadah Haji
Haji dan Umrah, adalah kewajiban bagi Hukum melaksanakan haji adalah wajib
setiap muslim yang berakal dan memiliki bagi setiap muslim yang mampu, sesuai
kemampuan, namun dari kalangan umum dengan firman Allah dalam Surah Ali Imran
seperti petani, pedagang, pegawai negeri bah- Ayat 97. Ibadah haji, fardhu adalah sesuatu
kan para pengusaha sukses pun masih ada yang yang apabila tidak dikerjakan sesuai
belum mengerti tentang Haji dan Umrah ketentuannya, maka ibadah haji tidak sah;
(Rasyied, 2003). seperti tidak melakukan wukuf di ‘Arafah.
Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah
PEMBAHASAN sesuatu yang jika diabaikan secara
keseluruhan, atau tidak memenuhi sya-ratnya
Secara bahasa Haji adalah menuju ke suatu maka haji atau umrah tetap sah, tetapi orang
tempat secara berulang-ulang, atau menuju ke yang bersangkutan harus melaksanakan sanksi
suatu tempat yang dimuliakan atau diagungkan yang telah ditetapkan. Misalnya, kewa-jiban
oleh suatu kaum peradaban. Ibadah umat Islam melempar jumroh, bila ia diabaikan, maka ia
ke Mekkah (Baitullah) inilah yang disebut harus diganti dengan membayar dam (denda).
Haji. Sebab Baitullah adalah tempat yang Sesuatu yang sunnah bila dilakukan, atau se-
diagungkan dan tempat yang suci bagi umat suatu yang makruh, jika ditinggalkan dapat
Islam. Adapun menurut istilah, kalangan ahli mendukung kesempurnaan ibadah haji dan
fiqh mengartikan bahwa Haji adalah niatan umrah. Sedang sesuatu yang mubah, tidak ber-
datang ke Baitullah untuk menunaikan ritual dampak apa pun terhadap ibadah. Sedangkan
ibadah tertentu. Ibnu Al-Humam mengartikan umrah hukumnya mutahabah artinya baik
bahwa Haji adalah pergi menuju Baitul Haram untuk dilakukan dan tidak diwajibkan atau
untuk menunaikan aktivitas tertentu pada disebut tatawwu, yang artinya ialah tidak
waktu tertentu. Para ahli fiqh lainnya juga diwajibkan, tetapi baik dilakukan untuk
berpendapat bahwa Haji adalah mengunjungi mendekatkan diri kepada Allah dan
tempat-tempat tertentu dengan perilaku melakukannya lebih utama dari pada
tertentu pada waktu tertentu (Azzi dan meninggalkannya karena tatawwu mempunyai
Hawwas, 2001:148). ganjaran pahala (Mizan, 2000:157-158).
Penetapan waktu Haji sendiri ada kalangan
yang berpendapat bahwa Haji diwajibkan pada 2. Syarat-syarat Wajib Haji dan Umroh
tahun 5H, namun ada yang mengungkapkan
lain yaitu: tahun 8H, 9H bahkan ada yang Orang-orang yang wajib menjalankan haji
berpen-dapat jauh sebelum tahun Hijriah. dan Umroh itu hanyalah yang memenuhi
Namun Nabi Muhammad s.a.w. baru syarat-syarat yaitu: Islam (beragama Islam
menunaikan ibadah Haji pada tahun 10H sebab merupa-kan syarat mutlak bagi orang yang
pada tahun 7H beliau keluar ke Mekkah untuk akan melaksanakan ibadah haji dan umrah.
menunaikan dan tidak berhaji (Ibid, 2002:486). Karena itu orang-orang kafir tidak mempunyai
Adapun umrah menurut bahasa bermakna kewa-jiban haji dan umrah. Demikian pula
‘ziarah’. Sedangkan menurut syara’ umrah orang yang murtad), berakal (yaitu wajib bagi
ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di orang yang bisa membedakan yang mana
kebaikan dan yang mana keburukan), baligh

39
Jurnal Humaniora dan Teknologi p-ISSN: 2443-1842
Volume 4, Nomor 1, Oktober 2018 e-ISSN: 2614-3682

(bagi laki-laki yaitu sudah pernah berimpi Waktu wukuf adalah tanggal 9 dzulhijjah
basah atau umur lebih 15 tahun dan bagi pada waktu dzuhur, setiap seorang yang Haji
perempuan sudah keluar darah haid. Anak wajib baginya untuk berada di padang Arafah
kecil tidak wajib haji dan umrah. Sebagaimana pada waktu tersebut. Wukuf adalah rukun
dikatakan oleh nabi Muhammad s.a.w. “Kalam penting dalam Haji, jika wukuf tidak dilaksa-
dibebaskan dari mencatat atas anak kecil nakan dengan alasan apapun, maka Hajinya
sampai ia menjadi baligh, orang tidur sampai ia dinyatakan tidak sah dan harus diulang pada
bangun, dan orang yang gila sampai ia waktu berikutnya. Pada waktu wukuf
sembuh”), merdeka (yaitu tidak menjadi budak disunnah-kan untuk memperbanyak istighfar,
orang lain. Budak tidak wajib melakukan zikir, dan doa untuk kepentingan diri sendiri
ibadah haji karena ia bertugas melakukan maupun orang banyak, dengan mengangkat
kewajiban yang dibebankan oleh tuannya. kedua tangan dan menghadap kiblat.
Padahal menunaikan ibadah haji memerlukan
c. Tawaf Ifadah
waktu. D isamping itu budak itu termasuk
Tawaf ifadah adalah mengelilingi Kakbah
orang yang tidak mampu dari segi biaya, waktu
sebanyak 7 kali dengan syarat: suci dari hadas
dan lain-lain), mampu atau kuasa (artinya yaitu
dan najis baik badan maupun pakaian,
mampu dalam perjalanan, mampu harta, dan
menutup aurat, kakbah berada di sebelah kiri
mampu badan atau sehat jasmani dan rohani)
orang yang mengelilinginya, memulai tawaf
(Fiqih Islam, 2001:204-205).
dari arah hajar aswad (batu hitam) yang
terletak di salah satu pojok di luar Kakbah.
Macam-macam tawaf itu sendiri ada lima
3. Rukun Haji dan Umrah
macam yaitu:
Rukun haji adalah kegiatan-kegiatan yang 1) Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan
apabila tidak dikerjakan, maka hajinya di- ketika baru sampai di Mekah.
anggap batal. Berbeda dengan wajib Haji, 2) Tawaf ifadah adalah tawaf yang menjadi
wajib Haji adalah suatu perbuatan yang perlu rukun haji.
dikerjakan, namun wajib Haji ini tidak 3) Tawaf sunah adalah tawaf yang dilakukan
menentukan sah nya suatu ibadah haji, apabila semata-mata mencari rida Allah.
wajib haji tidak dikerjakan maka wajib 4) Tawaf nazar adalah tawaf yang dilakukan
digantinya dengan dam (denda). Rukun haji untuk memenuhi nazar.
ada enam, yaitu: 5) Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan
a. Ihram (Berniat) sebelum meninggalkan kota Mekah
Ihram adalah berniat mengerjakan Haji d. Sa’i
atau Umrah bahkan keduanya sekaligus, Ihram Sa’i adalah lari-lari kecil atau jalan cepat
wajib dimulai miqatnya, baik miqat zamani antara Safa dan Marwa (keterangan lihat QS
maupun miqat makani. Sunnah sebelum me- Al Baqarah: 158). Syarat-syarat sa’i adalah
mulai ihram diantarnya adalah mandi, meng- sebagai berikut.
gunakan wewangian pada tubuh dan rambut, 1) Dimulai dari bukit Safa dan berakhir di
mencukur kumis dan memotong kuku. Untuk bukit Marwa.
pakaian ihram bagi laki-laki dan perempuan 2) Dilakukan sebanyak tujuh kali.
berbeda, untuk laki-laki berupa pakaian yang 3) Melakukan sa’i setelah tawaf qudum.
tidak dijahit dan tidak bertutup kepala, sedang-
kan perempuan seperti halnya shalat (tertutup e. Tahalul
semua kecuali muka dan telapak tangan). Tahalul adalah mencukur atau menggunting
rambut sedikitnya tiga helai. Pihak yang
b. Wukuf (Hadir) di Arafah menga-takan bercukur sebagai rukun haji,

40
Jurnal Humaniora dan Teknologi p-ISSN: 2443-1842
Volume 4, Nomor 1, Oktober 2018 e-ISSN: 2614-3682

beralasan karena tidak dapat diganti dengan diuatamakan sesudah tergelincirnya mata-
penyem-belihan. hari. Dalam hal ini ada yang melaksanakan
hanya pada tanggal 11 dan 12 saja
f. Tertib. kemudian ia kembali ke Mekkah, inilah
Tertib maksudnya menjalankan rukun haji yang disebut dengan nafar awal. Selain
secara berurutan (Aziz dan Hawwas, nafar awal ada juga yang dissebut nafar
2001:278-301) sani, yaitu orang yang baru datang pada
tangal 13 Dzulhijjah nya, orang-orang ini
4. Wajib Haji diharuskan melempar jumrah tiga sekaligus,
yang masing-masing tujuh kali lemparan.
Amalan dalam ibadah Haji yang wajib e. Bermalam di Mina
dikerjakan disebut wajib Haji. Wajib Haji tidak Pada tanggal 11-1 Dzulhijjah ini lah yang
menentukan sahnya ibadah haji. Jika tidak diwajibkan bermalam di Mina. bagi yang
dikerjakan Haji tetap sah, namun dikenakan nafar awal diperbolehkan hanya bermalam
dam (denda). pada tanggal 11-12 saja.
Berikut adalah beberapa wajib haji, yaitu: f. Thawaf wada’
a. Ihram dari Miqat Sama dengan Thawaf sebelumnya, Thawaf
Miqat adalah tempat dan waktu yang wada’ dilakukan disaat akan meninggalkan
disediakan untuk melaksanakan ibadah Baitullah Makkah.
Haji. Ihram dari Miqat bermaksud niat Haji g. Menjauhkan diri dari hal yang di haramkan
ataupun niat Umrah dari miqat, baik miqat pada saat ihram.
zamani maupun miqat makani. Menghindari dari berbagai larangan yang
Miqat makani adalah tempat awal sudah ditentukan karena orang-orang yang
melaksanakan ihram bagi yang akan Haji melanggar aturan ini akan dikenakan dam
dan Umrah. atau denda (Aziz dan Hawwas, 2001:307-
b. Bermalam di Muzdalifah 332).
Dilakukan sesudah wukuf di Arafah (se- 5. Sunnah-sunnah Haji
sudah terbenamnya matahari) pada tanggal Cukup banyak sunnah-sunnah haji. Diantara
9 dzulhijjah. Di Muzdalifah melaksanakan berikut ini adalah sunnah-sunnah yang ber-
sholat Maghrib dan Isya’ melakukan jamak hubungan dengan ihram, thawaf, sa’i, dan wu-
dan qasar karena suatu perjalanan jauh. Di kuf, yaitu:
Muzdalifah inilah kita dapat mengambil 1. Mandi sebelum ihram
kerikil-kerikil untuk melaksanakan Wajib 2. Menggunakan kain ihram yang baru
Haji selanjutnya (melempar Jumrah) kita 3. Memperbanyak talbiyah
bisa mengambil sebanyak 49 atau 70 butir 4. Melakukan thawaf qudum (kedatangan)
kerikil. 5. Shalat dua rakaat thawaf
c. Melempar Jumrah ‘aqabah 6. Bermalam di Mina
Pada tanggal 10 Dzulhijjah di Mina dilak- 7. Mengambil pola ifrad, yaitu pola
sanakannya melempar jumrah sebanyak mendahulukan Haji daripada Umrah
tujuh butir kerikil sebanyak tujuh kali 8. Thawaf wada’ (perpisahan) (Salim, 2007)
lemparan. Waktu paling utama untuk
melempar jumrah ini yaitu waktu Dhuha, 6. Larangan Selama Berihram Haji
setelah melakukan ini kemudian melak-
sanakan tahalul pertama (mencukur atau Hal-hal yang dimaksud larangan ini adalah
memotong rambut). yang diharamkan dilakukan bagi yang ber-
d. Melempar Jumrah ula, wustha, dan ‘aqabah ihram, haram bukan artian sebagai perbuatan
Melempar ketiga jumrah ini dilaksanakan yang menjadikan dosa, karena belum pernah
pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, ada pendapat ulama tentang pelanggar lara-

41
Jurnal Humaniora dan Teknologi p-ISSN: 2443-1842
Volume 4, Nomor 1, Oktober 2018 e-ISSN: 2614-3682

ngan-larangan ini mendapatkan dosa. Sebagai


contoh pelanggaran suatu hajat, tidak Saleb Al-Fauzan, Fiqh sehari-hari,(Jakarta: Gema
Insani, 2009) Cet 2.
mencukur rambut dikarenakan memiliki
penyakit yang jika rambutnya dicukur bisa Syaikh Karnil Muhammad Uwaidah, Fikih
mengurangi kese-hatan seorang haji, maka ini Wanita, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008)
hukumnya tidak dosa. Adapun jika larangan ini
Zarkasyi, Imam.1995.Pelajaran Fiqih 2.
sengaja di-langgar maka ia akan berdosa. Ponorogo:Trimurti Press
Beberapa larangan tersebut diantaranya, yaitu:
1. Bagi laki-laki dilarang menggunakan pa-
kaian berjahit.
2. Bagi laki-laki dilarang menggunakan penu-
tup kepala.
3. Larangan bagi perempuan untuk menutup
muka dan telapak tangganya.
4. Di saat ihram bagi laki-laki maupun
perempuan wangi-wangian untuk badan
maupun pakaian, boleh memakainya sebe-
lum ihram.
5. Dilarang menikah, menikahkan, ataupun
menjadi wali nikah. Tidak boleh ada proses
pernikahan.
6. Dilarang bersetubuh (senggama)
(Uwaydah, 2008).

KESIMPULAN
Masalah pelaksanaan Haji dan Umroh
adalah masalah yang penting, karena termasuk
dari bagian rukun Islam yang ke lima.
Pelaksaan ibadah Haji dan Umroh haruslah
sesuai dengan tata cara yang telah diatur dalam
syari’at Islam dalam hal ini seseorang yang
ingin melaksanakan ibadah Haji dan Umroh
haruslah mengetahui Rukun, Syarat, sesuatu
yang diwajibkan dalam Ibadah Haji dan
Umroh serta kesunnahan-kesunnahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Fiqih Sunah


untuk Wanita, (Jakarta: Al-Ptishom Cahaya
Umat, 2007)

Departemen Agama Islam, Pendidikan Agama


Islam ,(Jakarta: Departemen Agama, 2001),
Cet 9.

Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,(Jakarta: Sinar


Grafika Offset, 2009)

42

Anda mungkin juga menyukai