Adminjurnal Reviewed 42-85-1 Ed
Adminjurnal Reviewed 42-85-1 Ed
Muhammad Noor
Abstrak
Haji dan umrah, adalah kewajiban bagi setiap muslim yang berakal dan memiliki kemampuan, namun
dari kalangan umum seperti petani, pedagang, pegawai negeri bahkan para pengusaha sukses pun masih
ada yang belum mengerti tentang tata cara melaksanakan Haji dan umrah yang sesuai dengan tuntunan
syariat Islam. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis merasa penting untuk menulis tentang Haji
dan Umroh agar bisa melaksanakan ibadah tersebut dengan baik dan benar menurut syari’at islam.
Penulis menjelaskan tentang Rukun, Syarat, wajib Haji, serta sunnah-sunnah yang terdapat dalam
ibadah Haji dan Umroh.
Abstract
Haji and Umrah, is an obligation for every Muslim who has reason and has the ability, but from the general
public such as farmers, traders, civil servants and even successful entrepreneurs there are still those who do
not understand the procedures for carrying out Hajj and Umrah according to the guidelines of Islamic law.
Based on these problems the author feels it is important to write about Hajj and Umrah in order to carry out
the worship properly and correctly according to the Islamic Shari'ah. The author explains about Pillars,
Terms, mandatory Hajj, and the Sunnah that are found in Hajj and Umrah worship.
38
Jurnal Humaniora dan Teknologi p-ISSN: 2443-1842
Volume 4, Nomor 1, Oktober 2018 e-ISSN: 2614-3682
39
Jurnal Humaniora dan Teknologi p-ISSN: 2443-1842
Volume 4, Nomor 1, Oktober 2018 e-ISSN: 2614-3682
(bagi laki-laki yaitu sudah pernah berimpi Waktu wukuf adalah tanggal 9 dzulhijjah
basah atau umur lebih 15 tahun dan bagi pada waktu dzuhur, setiap seorang yang Haji
perempuan sudah keluar darah haid. Anak wajib baginya untuk berada di padang Arafah
kecil tidak wajib haji dan umrah. Sebagaimana pada waktu tersebut. Wukuf adalah rukun
dikatakan oleh nabi Muhammad s.a.w. “Kalam penting dalam Haji, jika wukuf tidak dilaksa-
dibebaskan dari mencatat atas anak kecil nakan dengan alasan apapun, maka Hajinya
sampai ia menjadi baligh, orang tidur sampai ia dinyatakan tidak sah dan harus diulang pada
bangun, dan orang yang gila sampai ia waktu berikutnya. Pada waktu wukuf
sembuh”), merdeka (yaitu tidak menjadi budak disunnah-kan untuk memperbanyak istighfar,
orang lain. Budak tidak wajib melakukan zikir, dan doa untuk kepentingan diri sendiri
ibadah haji karena ia bertugas melakukan maupun orang banyak, dengan mengangkat
kewajiban yang dibebankan oleh tuannya. kedua tangan dan menghadap kiblat.
Padahal menunaikan ibadah haji memerlukan
c. Tawaf Ifadah
waktu. D isamping itu budak itu termasuk
Tawaf ifadah adalah mengelilingi Kakbah
orang yang tidak mampu dari segi biaya, waktu
sebanyak 7 kali dengan syarat: suci dari hadas
dan lain-lain), mampu atau kuasa (artinya yaitu
dan najis baik badan maupun pakaian,
mampu dalam perjalanan, mampu harta, dan
menutup aurat, kakbah berada di sebelah kiri
mampu badan atau sehat jasmani dan rohani)
orang yang mengelilinginya, memulai tawaf
(Fiqih Islam, 2001:204-205).
dari arah hajar aswad (batu hitam) yang
terletak di salah satu pojok di luar Kakbah.
Macam-macam tawaf itu sendiri ada lima
3. Rukun Haji dan Umrah
macam yaitu:
Rukun haji adalah kegiatan-kegiatan yang 1) Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan
apabila tidak dikerjakan, maka hajinya di- ketika baru sampai di Mekah.
anggap batal. Berbeda dengan wajib Haji, 2) Tawaf ifadah adalah tawaf yang menjadi
wajib Haji adalah suatu perbuatan yang perlu rukun haji.
dikerjakan, namun wajib Haji ini tidak 3) Tawaf sunah adalah tawaf yang dilakukan
menentukan sah nya suatu ibadah haji, apabila semata-mata mencari rida Allah.
wajib haji tidak dikerjakan maka wajib 4) Tawaf nazar adalah tawaf yang dilakukan
digantinya dengan dam (denda). Rukun haji untuk memenuhi nazar.
ada enam, yaitu: 5) Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan
a. Ihram (Berniat) sebelum meninggalkan kota Mekah
Ihram adalah berniat mengerjakan Haji d. Sa’i
atau Umrah bahkan keduanya sekaligus, Ihram Sa’i adalah lari-lari kecil atau jalan cepat
wajib dimulai miqatnya, baik miqat zamani antara Safa dan Marwa (keterangan lihat QS
maupun miqat makani. Sunnah sebelum me- Al Baqarah: 158). Syarat-syarat sa’i adalah
mulai ihram diantarnya adalah mandi, meng- sebagai berikut.
gunakan wewangian pada tubuh dan rambut, 1) Dimulai dari bukit Safa dan berakhir di
mencukur kumis dan memotong kuku. Untuk bukit Marwa.
pakaian ihram bagi laki-laki dan perempuan 2) Dilakukan sebanyak tujuh kali.
berbeda, untuk laki-laki berupa pakaian yang 3) Melakukan sa’i setelah tawaf qudum.
tidak dijahit dan tidak bertutup kepala, sedang-
kan perempuan seperti halnya shalat (tertutup e. Tahalul
semua kecuali muka dan telapak tangan). Tahalul adalah mencukur atau menggunting
rambut sedikitnya tiga helai. Pihak yang
b. Wukuf (Hadir) di Arafah menga-takan bercukur sebagai rukun haji,
40
Jurnal Humaniora dan Teknologi p-ISSN: 2443-1842
Volume 4, Nomor 1, Oktober 2018 e-ISSN: 2614-3682
beralasan karena tidak dapat diganti dengan diuatamakan sesudah tergelincirnya mata-
penyem-belihan. hari. Dalam hal ini ada yang melaksanakan
hanya pada tanggal 11 dan 12 saja
f. Tertib. kemudian ia kembali ke Mekkah, inilah
Tertib maksudnya menjalankan rukun haji yang disebut dengan nafar awal. Selain
secara berurutan (Aziz dan Hawwas, nafar awal ada juga yang dissebut nafar
2001:278-301) sani, yaitu orang yang baru datang pada
tangal 13 Dzulhijjah nya, orang-orang ini
4. Wajib Haji diharuskan melempar jumrah tiga sekaligus,
yang masing-masing tujuh kali lemparan.
Amalan dalam ibadah Haji yang wajib e. Bermalam di Mina
dikerjakan disebut wajib Haji. Wajib Haji tidak Pada tanggal 11-1 Dzulhijjah ini lah yang
menentukan sahnya ibadah haji. Jika tidak diwajibkan bermalam di Mina. bagi yang
dikerjakan Haji tetap sah, namun dikenakan nafar awal diperbolehkan hanya bermalam
dam (denda). pada tanggal 11-12 saja.
Berikut adalah beberapa wajib haji, yaitu: f. Thawaf wada’
a. Ihram dari Miqat Sama dengan Thawaf sebelumnya, Thawaf
Miqat adalah tempat dan waktu yang wada’ dilakukan disaat akan meninggalkan
disediakan untuk melaksanakan ibadah Baitullah Makkah.
Haji. Ihram dari Miqat bermaksud niat Haji g. Menjauhkan diri dari hal yang di haramkan
ataupun niat Umrah dari miqat, baik miqat pada saat ihram.
zamani maupun miqat makani. Menghindari dari berbagai larangan yang
Miqat makani adalah tempat awal sudah ditentukan karena orang-orang yang
melaksanakan ihram bagi yang akan Haji melanggar aturan ini akan dikenakan dam
dan Umrah. atau denda (Aziz dan Hawwas, 2001:307-
b. Bermalam di Muzdalifah 332).
Dilakukan sesudah wukuf di Arafah (se- 5. Sunnah-sunnah Haji
sudah terbenamnya matahari) pada tanggal Cukup banyak sunnah-sunnah haji. Diantara
9 dzulhijjah. Di Muzdalifah melaksanakan berikut ini adalah sunnah-sunnah yang ber-
sholat Maghrib dan Isya’ melakukan jamak hubungan dengan ihram, thawaf, sa’i, dan wu-
dan qasar karena suatu perjalanan jauh. Di kuf, yaitu:
Muzdalifah inilah kita dapat mengambil 1. Mandi sebelum ihram
kerikil-kerikil untuk melaksanakan Wajib 2. Menggunakan kain ihram yang baru
Haji selanjutnya (melempar Jumrah) kita 3. Memperbanyak talbiyah
bisa mengambil sebanyak 49 atau 70 butir 4. Melakukan thawaf qudum (kedatangan)
kerikil. 5. Shalat dua rakaat thawaf
c. Melempar Jumrah ‘aqabah 6. Bermalam di Mina
Pada tanggal 10 Dzulhijjah di Mina dilak- 7. Mengambil pola ifrad, yaitu pola
sanakannya melempar jumrah sebanyak mendahulukan Haji daripada Umrah
tujuh butir kerikil sebanyak tujuh kali 8. Thawaf wada’ (perpisahan) (Salim, 2007)
lemparan. Waktu paling utama untuk
melempar jumrah ini yaitu waktu Dhuha, 6. Larangan Selama Berihram Haji
setelah melakukan ini kemudian melak-
sanakan tahalul pertama (mencukur atau Hal-hal yang dimaksud larangan ini adalah
memotong rambut). yang diharamkan dilakukan bagi yang ber-
d. Melempar Jumrah ula, wustha, dan ‘aqabah ihram, haram bukan artian sebagai perbuatan
Melempar ketiga jumrah ini dilaksanakan yang menjadikan dosa, karena belum pernah
pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, ada pendapat ulama tentang pelanggar lara-
41
Jurnal Humaniora dan Teknologi p-ISSN: 2443-1842
Volume 4, Nomor 1, Oktober 2018 e-ISSN: 2614-3682
KESIMPULAN
Masalah pelaksanaan Haji dan Umroh
adalah masalah yang penting, karena termasuk
dari bagian rukun Islam yang ke lima.
Pelaksaan ibadah Haji dan Umroh haruslah
sesuai dengan tata cara yang telah diatur dalam
syari’at Islam dalam hal ini seseorang yang
ingin melaksanakan ibadah Haji dan Umroh
haruslah mengetahui Rukun, Syarat, sesuatu
yang diwajibkan dalam Ibadah Haji dan
Umroh serta kesunnahan-kesunnahannya.
DAFTAR PUSTAKA
42