Anda di halaman 1dari 4

KARANGAN NARASI

JUDUL
SITUASI YANG TERJADI SAAT PANDEMI COVID19
DI KECAMATAN PAGIMANA

NUR’AINI NAZIR PO7124121080


D3B21

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI DII KEBIDANAN
2021/2022
Covid-19 atau yang lebih dikenal sebagai Virus Corona telah menjadi perhatian

publik sejak kemunculannya terdeteksi di Tiongkok untuk kali pertama di awal tahun 2020.

Meninggalnya ribuan jiwa akibat virus ini membuatnya menjadi pusat perhatian banyak

negara, termasuk Indonesia. Pandemi COVID-19 terbukti telah memberikan tekanan pada

kondisi ekonomi dan sosial di Indonesia sejak akhir tahun 2019. Dampak ekonomi ini

berdampak luas di seluruh wilayah Indonesia. Perekonomian masing-masing daerah

terancam, ditambah dengan kondisi daerah yang lebih buruk dari sebelumnya. Karena hal

tersebut, pemerintah Indonesia langsung mengambil langkah agresif agar angka penyebaran

bisa ditekan semaksimal mungkin.

Indonesia lebih memilih pembatasan sosial (social distancing) sebagai solusi daripada

melakukan lockdown yaitu mengunci akses masuk dan keluar wilayah bagi siapapun untuk

mencegah penyebaran virus yang umumnya digunakan oleh kebanyakan negara. Inti dari

pembatasan sosial adalah menjauhi diri dari aktivitas sosial secara langsung dengan orang

lain, sedangkan lockdown berarti suatu wilayah akan diisolasi dan terjadi pemberhentian total

semua aktivitas di wilayah tersebut. Alasan fundamental kenapa Indonesia lebih memilih

memberlakukan pembatasan sosial adalah banyak masyarakat Indonesia yang mengandalkan

upah harian, jadi akan rawan mereka tidak bisa mencari mata pencaharian apabila lockdown

diberlakukan. Menjaga jarak sosial setidaknya memberlakukan beberapa himbauan kepada

seluruh warga negara, diantaranya adalah bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan

beribadah di rumah.

Pandemi COVID-19 telah merubah berbagai aspek dalam keseharian kita. Kecemasan

dan rasa tidak aman yang dialami sebagian besar dari kita harus bisa disikapi dengan rasional

agar kita bisa bertahan hidup dan juga membantu orang lain bertahan. Penerapan pola hidup

sehat dan mengikuti anjuran pemerintah juga harus kita lakukan sebagai upaya mencegah

penyebaran COVID-19.
Pandemi ini sangat mempengaruhi masyarakat kecamatan pagimana yang mana

situasi sosial maupun ekonomi berubah secara signifikan. Masyarakat Pagimana telah di

himbau untuk mematuhi kebijakan pemerintah dengan menerapkan protokol kesehatan

maupun pembatasan berskalah. Kecamatan Pagimana sendiri telah menerapkan protokol

kesehatan berupa pengadaan area cuci tangan di pusat keramaian seperti pasar, halte, tempat

ibadah, perkantoran dll. Untuk himbauan mengenai protokol kesehatan pemerintah

kecamatan bekerja sama dengan aparat gabungan dari Koramil dan Polsek pagimana untuk

melakukan tilang masker di area pasar atau pertokan pagimana untuk mengingatkan kembali

untuk menjaga jarak, memakai masker dan menghindari kerumunan. Malam hari akan di

lanjutkan dengan patroli untuk memeriksa kembali apakah terjadi kerumunan.

Situasi di kecamatan Pagimana saat Pandemi sangat berbeda dengan sebelumnya

dimana saat Pandemi terasa sangat sepi atau sunyi karena kurangnya aktivitas masyarakat.

Beberapa tempat penyedia barang dan jasa mulai kurang atau sering tutup karena adanya

larangan dari pemerintah kecamatan dengan batasan waktu. Kurng lebih pukul 10.00 wita

warung makan atau kios kecil harus tutup jika tidak akan dikenakan denda oleh pemerintah

kecamatan.

Dampak dari Pandemi ini juga berpengaruh terhadap pendidikan maupun

pemerintahan karena adanya larangan sekolah tatap muka maupun pelaksanaan tugas. Para

pegawai pemerintahan harus melakukan pekerjaan dari rumah dengan bantuan internet.

Pertemuan biasa dilakukan dengan menggunakan zoom. Tidak hanya pegawai pemerintah

para staf pengajar juga melakukan pekerjaan jarak jauh atau di rumah masing-masing. Untuk

sistem pengajaran dilakukan metode luring dimana guru mengunjungi murid.

Situasi ini juga mempengaruhi perilaku dan kemampuan belajar siswa. Dilihat dari

situasi saat ini, perhatian siswa dalam belajar mulai berkurang karena siswa lebih banyak
menghabiskan waktu di rumah untuk bermain. Waktu belajar lebih sedikit sedangkan waktu

bermain lebih banyak.

Pandemi ini sangat mempengaruhi keadaan atau situasi yang terjadi pada

masyarakat tidak hanya di ibu kota bahkan di pedesaan. Harga jual di pasaran mulai

meningkat karena kurangnya pembeli. Akibat dari Pandemi ini ekonomi menjadi tidak stabil.

Berbagai lapangan kerja mualai berkurang, beberapa kariyawan di PHK dan masih banyak

lagi masalah yang terjadi akibat Pandemi covid19 ini.

Di kecamatan Pagimana sendiri terdapat dua pelabuhan penyebrangan laut dimana

sebagian masyarakat Pagimana bekerja sebagai buru di pelabuhan, akibat dari Pandemi ini

mobilitas berkurang jauh sehingga menyebabkan sedikitnya penumpang transportasi laut.

Para penumpang sendiri merasa ekonomi sedang memburuk sehingga jika melakukan

perjalan harus berpikir dua kali, uang transportasi yang lumayan di tmbah lagi dengan aturan

setiap perjalanan harus melakukan tes rapid antigen atau swab/PCR. Biaya tes Rapid atau

swab PCR tergolong mahal sehingga para penumpang lebih memilih tidak melakukan

perjalanan. Para buru kehilangan sumber mata pencaharian mereka yang hanya bergantung

pada banyaknya penumpang kapal. Bukan hanya buru yang merasakan dampak dari Pandemi

ini tapi para sopir rental juga karena kurangnya penumpang sehingga mobil rental

kebanyakan parkir dirumah.

Kesimpulannya pandemi ini telah melumpuhkan segala aspek, yang dampaknya

sangat besar bagi masyarakat kecil maupun global maka dari itu kita sebagai masyarakat

yang baik harus mematuhi protokol kesehatan yang ada serta mendengarkan himbauan dari

pemerintah supaya kasus Pandemi ini tidak meningkat dan ekonomi akan membaik.

Anda mungkin juga menyukai