Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANTICIPACTORY GUIDANCE(PETUNJUK ANTISIPASI)

DI
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 1
Ardiansyah hasbi
NURBAETI
FITRIANI NUR
REZKI MUTIARA KARINA ARTAB
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


nikmat serta hidayah-Nya terutamanikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
yangberjudul “Anticipatory Guidance”
penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
dan kepada segenap pihak yangtelah memberikan bimbingan
serta arahan selama penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisanmakalah ini,
maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif daripara pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kehadiran anak bagi orang tua merupakan suatu tantangan sehubungan dengan
masalah dependensi/ketergantungan, disiplin, meningkatkan mobilitas dan
keamanan bagi anak. Rang tua sering keliru dalam memberlakukan anak karena
ketidaktahuan mereka akan cara membimbing dan mengasuh yang benar. Apabila
hal ini terus berlanjut, maka pertumbuhan anak dapat terhambat.

Saat ini terjadi pergeseran peran orang tua, misalnya kedua orang tua lebih banyak
beraktifitas di luar rumah dan tingginya mobilitas di masyarakat. Untuk itu diperlukan
keseimbangan bagi model peran tradisional dalam pendidikan anak. Orang tua pada
masa sekarang memerlukan tenaga professional untuk memberikan bimbingan guna
merawat dan memelihara anak.

Sebagai bagian dari tenaga professional perawatan kesehatan, perawat mempunyai


peran yang cukup penting dalam membantu memberikan bimbingan dan
pengarahan pada orang tua, sehingga setiap fase dari kehidupan anak yang
kemungkinan mengalami trauma, seperti latihan buang air besar/kecil (toilet training)
dan ketakutan yang abstrak pada usia prasekolah dapat dibimbing secara bijaksana.

1.2.Rumusan Masalah
1.Pengertian Anticipatory Guidance?

2.Tahapan Usia Anticipatory Guidace?

3.Pencegahan Terdahap Kecelakaan?

4.Pendidikan Kesehatan Untuk Orang Tua?

1.3.Tujuan
1.Untuk mengetahui apa pengertian dari Anticipatory Guidance?

2.Untuk mengetahui apa saja tahapan Anticipatory Guidance?

3.Bagaimana pencegahan Anticipatory Guidance?

4.Bagaimana pendidikan kesehatan untuk orang tua?


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Pengertian anticipatory guidance

Anticipatory Guidance merupakan petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih


dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Pemberian bimbingan kepada orang tua untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi
pada setiap tingkat pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak.Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua
tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan
dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak.

1.2. Tahapan Usia Anticipatory Guidance

1.Anticipatory Guidance Pada Masa Bayi (0-12 Bulan)

a.Usia 6 (enam) bulan pertama

 Memahami adanya proses penyesuaian antara orang tua dengan bayinya,


terutama pada ibu yang membutuhkan bimbingan/asuhan pada masa setelah
melahirkan.
 Membantu orang tua untuk memahami bayinya sebagai individu yang
mempunyai kebutuhan dan untuk memahami bagaimana bayi
mengekspresikan apa yang diinginkan melalui tangisan.
 Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan
adanya perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertama.
 Menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal kebutuhan bayi dan orang
tuanya.
 Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi
lingkungan.
 Menyokong kesenangan orang tua dalam melihat petumbuhan dan
perkembangan  bayinya, yaitu dengan bersahabat dan mengamati respon
social anak misalnya dengan tertawa/tersenyum.
 Menyiapkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan kesehatan
bagi bayi misalnya imunisasi.
 Menyiapkan orang tua untuk mengenalkan dan memberikan makanan padat.

b.Usia 6 (enam) bulan kedua

 Menyiapkan orang tua akan danya ketakutan bayi terhadap orang yang belum
dikenal (stranger anxiety).
 Menganjurkan orang tua untuk mengizinkan anaknya dekat dengan ayah dan
ibunya serta menghindarkan perpisahan yang terlalu lama dengan anak
tersebut.
 Membimbing orang tua untuk mengetahui disiplin sehubungan dengan
semakin meningkatnya  mobilitas (pergerakan si bayi).
 Menganjurkan untuk mengguanakan suara yang negative dan kontak mata
daripada hukuman badan sebagai suatu disiplin. Apabila tidak berhasil,
gunakan 1 pukulan pada kaki atau tangannya.
 Menganjurkan orang tua untuk memberikan lebih banyak perhatian ketika
bayinya berkelakuan baik dari pada ketika ia menangis.
 Mengajrkan mengenai pencegahan kecelakaan karena ketrampilan motorik
dan rasa ingin tahu bayi meningkat.
 Menganjurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya beberapa saat dengan
pengganti ibu yang menyusui.
 Mendiskusikan mengenai kesiapan untuk penyapihan.
 Menggali perasaan ornag tua sehubungan dengan pola tidur bayinya.

2. Anticipatory Guidance Pada Masa Toddler (1-3 Tahun)

a.Usia 12-18 bulan

 Menyiapkan orang tua untuk antisipasi adanya perubahan tingkah laku dari
toodler terutama negativism.
 Mengkaji kebiasaan makan dan secara bertahap penyapihan dari botol serta
peningkatan asupan makanan padat.
 Menyediakan makanan selingan antara 2 waktu makan dengan rasa yang
disukai.
 Mengkaji pola tidur malam, kebiasaan memakai botol yang merupakan
penyebab utama gigi berlubang.
 Mencegah bahaya yang dapat terjadi di rumah.
 Perlu ketentuan-ketentuan/disiplin dengan lembut untuk meminimalkan
negativism, tempertantrum serta penekanan akan kebutuhan yang positif dan
disiplin yang sesuai.
 Perlunya mainan yang dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan
anak.

b. Usia 18-24 bulan

 Menekankan pentingnya persahabatan dalam bermain.


 Menggali kebutuhan untuk menyiapkan kehadiran adik baru.
 Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap kesehatan gigi dan
kebiasaan-kebiasaan pencetus gigi berlubang.
 Mendiskusikan metode disiplin yang ada.
 Mendiskusikan kesiapan psikis dan fisik anak untuk toilet training.
 Mendiskusikan berkembangnya rasa takut anak.
 Menyiapkan orang tua akan adanya tanda regresi pada waktu mengalami
stress.
 Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orang tua.
 Memberi kesempatan orang tua untuk mengekspresikan kelelahan, frustasi
dan kejengkelan dalam merawat anak usia toodler.

c.Usia 24-36 bulan

 Mendiskusikan pentingnya meniru dan kebutuhan anak untuk dilibatkan


dalam kegiatan.
 Mendiskusikan pendekatan yang dilakuakan dalm toilet training.
 Menekankan keunikan dari proses berfikir toodler terutama untuk bahasa
yang diungkapkan.
 Menekankan disiplin harus tetap terstruktur dengan benar dan nyata, hindari
kebingungan dan salah pengertian.
 Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau play group.

3.Anticipatory Guidance Pada Masa Preschool (3-5 Tahun)

Pada masa ini petunjuk bimbingan tetap diperlukan walaupun kesulitannya jauh
lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Sebelumnya, pencegahan kecelakaan
dipusatkan pada pengamatan lingkungan terdekat, dan kurang menekankan pada
alas an-alasannya. Sekarang proteksi pagar, penutup stop kontak disertai dengan 
penjelasan secara verbal dengan alas an yang tepat dan dapat dimengerti.

Masuk sekolah adalah bentuk perpisahan dari rumah baik bagi orang tua maupun
anak. Oleh karena itu, orang tua memerlukan bantuan dalam melakukan
penyesuaian terhadap perubahan ini, terutama bagi Ibu yang tinggal di rumah/tidak
bekerja. Ketika anak mulai masuk taman kanak-kanak, maka ibu mulai memerlukan
kegiatan-kegiatan di luar keluarga, seperti keterlibatannya dalam masyarakat atau
mengembangkan karier. Bimbingan terhadap orang tua pada masa ini dapat
dilakukan pada anak umur 3, 4, 5 tahun.

1. Usia 3 tahun

 Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan


yang luas.
 Menekankan pentingnya batas-batas / peraturan-peraturan.
 Mengantisipasi perubahan perilaku agresif.
 Menganjurkan orang tua menawarkan anaknya alternative-alternatif pilihan
pada saat anak bimbang.
 Perlunya perhatian ekstra

2.Usia 4 tahun

 Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk aktifitas
motorik dan bahasa yang mengejutkan.
 Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan
orang tua.
 Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.
 Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama, seperti
menempatkan anak pad ataman kanak-kanak selama setengah hari.
 Menyiapkan orang tua untuk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu
seksual pada anak.
 Menekankan pentingnya batas-batas yang realistic dari tingkah laku.
 Mendiskusikan disiplin.
 Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan imajinasi di usia 4 tahun, dimana
anak mengikuti kata hatinya dalam “ketinggian bicaranya” (bedakan dengan
kebohongan) dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan
imajinasi.
 Menyarankan pelajaran berenang.
 Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-laki
biasanya lebih dekat dengan ibunya dan anak perempuan dengan ayahnya.
Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orang tuanya.
 Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan
menganjurkan mereka agar tidak lupa untuk membangunkan anak dari mimpi
yang menakutkan.

3. Usia 5 tahun

 Memberikan pengertian bahwa usia 5 tahun merupakan periode yang relative


lebih tenang dibandingkan masa sebelumnya.
 Menyiapkan dan membantu anak memasuki lingkungan sekolah.
 Mengingatkan imunisasi yang lengkap sebelum masuk sekolah.
 Meyakinkan bahwa usia tersebut adalah periode tenang pada anak.

4.Anticipatory Guidance Pada Masa Usia Sekolah (6-12 Tahun)

a.Usia 6 tahun

 Bantu orang tua memahami kebutuhan mendorong anak berinteraksi dengan


teman.
 Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda.
 Siapkan orang tua akan peningkatan interst anak ke luar rumah.
 Dorong orang tua untuk respek terhadap kebutuhan anak akan privacy dan
menyiapkan kamar tidur yang berbeda.

b. Usia 7-10 tahun

 Menakankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian.


 Tertarik beraktifitas diluar rumah.
 Siapkan orang tua untuk perubahan pada wanita pubertas.

c. Usia 11-12 tahun


 Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh pubertas.
 Anak wanita pertumbuhan cepat.
 Sex education yang adekuat dan informasi yang adekuat.

1.3.Pencegahan Terhadap Kecelakaan Pada Anak

Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak.


Kepribadian adalah factor pendukung terjadinya kecelakaan.

Orang tua bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik


perilaku yang menimbulkan kecelakaan waspada terhadap factor-faktor lingkungan
yang mengancam keamanan anak.

 Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kecelakaan :

1.Jenis kelamin, biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah.

2. Usia, pada kemampuan fisik dan kognitif,  semakin besar akan semakin tahu
mana yang bahaya.

3.Lingkungan, adanya penjaga atau pengasuh.

Cara Pencegahan :

1.Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkahlaku anak.

2.Kualitas asuhan meningkat.

3.Lingkungan aman.

Bahaya umum yang harus diperhatikan ortu:

1.Lantai rumah yang basah atau licin

2.Rumah dengan tangga yang curam 7 tidak ada pegangan

3.Alat makan dari bahan pecah belah

4.Penyimpanan zat berbahaya yang terbuka & dapat dijangkau anak

5.Adanya sumur yang terbuka

6.Adanya parit di depan/samping rumah

7.Rumah yang letaknya di pinggir jalan raya

8.Kompor/alat memasak yang dijangkau anak

9.Kabel listrik yang berantakan

10.Stop kontak yang tidak tertutup


 Upaya yang dapat dilakukan ortu di rumah:

1.Benda tajam disimpan di tempat yang aman

2.Benda kecil disimpan dalam laci yang tertutup

3. Zat yang berbahaya disimpan dalam almari terkunci

4.Amankan kompor dan berikan penutup yang aman

5.Jaga lantai rumah selalu bersih dan kering

6.Apabila ada tangga, pasang pintu di bagian bawah atau atas tangga

7.Sekring listrik harus tertutup

8.Apabila ada parit, tutup dengan papan atau semen

9.Bagi yang rumahnya di tepi jalan raya, sebaiknya da pintu pagar yang tertutup
rapat

10.Apabila ada sumur, tutup sehingga tidak bisa dibuka anak

11.Bila bayi tidur, berikan p[engaman di pinggir tempat tidur

 Pencegahan Terhadap Kecelakaan:

1.Masa Bayi

Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka baker, keracunan, kurang O2.
Pencegahan
a. Aspirasi : bedak, kancing, permen (hati-hati).
b. Kurang O2 : plastic, sarung bantal.
c. Jatuh : tempat tidur ditutup, pengaman (restraint), tidak pakai kursi tinggi.
d. Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai.
e. Keracunan : simpan bahan toxic dilemari.

2. Masa Toddler

Jenis kecelakaan :
a. Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda.
b. Tenggelam.
c. Keracunan atau terbakar.
d. Tertabrak karena lari mengejar bola/balon.
e. Aspirasi dan asfiksia.
Pencegahan :
a. Awasi jika dekat sumber air.
b. Ajarkan berenang.
c. Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika.
d. Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
e. Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
f. Cek air mandi sebelum dipakai.
g. Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman.
h. Jangan biarkan kabel listrik menggantung  mudah ditarik.
i. Hindari makan ikan yang ada tulang dan makan permen yang keras.
j. Awasi pada saat memanjat, lari, lompat karena sense of balance.

3.Pra Sekolah

Kecelakaan terjadi karena anak kurang menyadari potensial bahaya : obyek panas,
benda tajam, akibat naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil
bola/layangan, menyeberang jalan.

Pencegahan ada 2 cara ;

1. Mengontrol lingkungan.

2. Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya.

 Jauhkan korek api dari jangkauan.


 Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat membahayakan
anak.
 Mendidik anak : Cara menyeberang jalan, arti rambu-rambu lalulintas, cara
mengendarai  peran orang tua = perlu belajar mengontrolàsepeda yang
aman  lingkungan.

4.Usia Sekolah

 Anak sudah berpikir sebelum bertindak.


 Aktif dalam kegiatan : mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang.
 Perawat mengajarkan keamanan:
 Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda.
 Aturan yang aman dalam berenang
 Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya : gergaji, alat listrik.
 Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar.

5.Remaja

 Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat : fraktur, luka pada kepala.
 Kecelakaan karena olah raga.

Pencegahan:

a.Perlu petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor sebelumnya ada negosiasi


antara orang tua dengan remaja.

b.Menggunakan alat pengaman yang sesuai.


c.Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olah raga.

1.4.Pendidikan Kesehatan Untuk Orang Tua

Upaya pencegahan kecelakaan pada anak   orang tua harus diberikan bimbingan
dan antisipasi pendidikan kesehatan.

Prinsip pendidikan kesehatan:

 Diberikan berdasarkan kebutuhan spesifik klien.


 Pendidikan kesehatan yang diberikan harus bersifat menyeluruh       
 Hanya terjadi interaksi timbal balik antara perawat dan orang tua dan bukan
hanya perawat sefihak yang aktif memberikan materi pendidikan kesehatan
 Pendidikan kesehatan diberikan dengan mempertimbangkan usia klien yang
menerimanya.
 Proses pendidikan kesdehatan harus memperhatikan prinsip belajar dan
mengajar.
 Perubahan perilaku pada orang tua menjadi tujuan utama pendidikan
kesehatan yang diberikan.
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Anticipatory Guidance adalah petunjuk yang perlu diketahui terlebih


dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya
secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
normal.Upaya bimbingan ini diberikan kepada orang tua tentang
tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi
dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak.
DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shubbi, M. A. (2012). Seni Mendidik Dan Mengatasi Masalah


Perilaku Anak

Secara Islami. Pustaka Al-Fadhilah.

Ekomadyo, I. J. (2009). 22 Prinsip Komunikasi Efektif Untuk


Meningkatkan Minat

Belajar Anak. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Fitriah dan Hasinuddin, M. (2010). Modul Anticipatory Guidance


Terhadap

Anda mungkin juga menyukai