Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL ANTI KORUPSI

Nama : drg. Dini Yunianita

Angkatan/ Kelompok : V/ I

Nomor Daftar Hadir : 10

WI : Dr. Sucie. S.Pd., M.Pd

A. Pokok Pikiran

Korupsi adalah tindakan atau perbuatan yang dapat merugikan sehingga perlu
dilakukan pencegahan dan harus ditindak secara tegas. Menurut UU nomor 31
tahun 1999 yang diperbaharui menjadi UU nomor 20 Tahun 2001, Korupsi
adalah perbuatan untuk memperkaya diri sendiri atau korupsi yang dapat
merugikan keuangan atau perekonomian Negara. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa korupsi adalah kegiatan yang secara tidak langsung melawan hukum,
merugikan Negara untuk memeperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi
sehingga dapat dikatakan perbuatan tindak pidana. Sedangkan, tindak pidana
adalah suatu perbuatan yang diancam dengan pidana oleh undang-undang
karena bertentangan dengan hukum, dilakukan dengan kesalahan yang dibuat
oleh seseorang yang mampu atau harus bertanggung jawab dengan
kesalahannya.Korupsi menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang lebih luas, berlangsung
dalam kurun waktu yang panjang.
Terdapat 30 delik tinda pidana korupsi menurut UU no.31 tahun 1999 jo
no.20/2001 yang dikelompokan menjadi 7 antara lain :

1) Kerugian keuangan Negara


2) Suap menyuap
3) Pemerasan
4) Perbuatan curang
5) Penggelapan dalam jabatan
6) Benturan kepentingan dalam pengadaan
7) Gratifikasi.

Kesadaran anti korupsi memuncak pada spiritual accountability (sadar nilai-


nilai ke Tuhanan dan memahami hakikat kehidupannya-primordial convenant);
Tuhan yang menciptakan kehidupan, memeberikan amanah pada manusia dan
akan meminta pertanggung-jawaban kelak.
Konsep Tunas Integritas memastikan tersedianya manusia yang senantiasa
melakukan upaya peningkatan integritas diri dan lingkungannya dengan
membangun system yang kondusif; mampu menyelaraskan rohani dan jasmani;
selaras dalam semua elemen (jiwa, pikiran, perasaan, ucapan, dan tindakan);
sesuai nurani (kebaikan universal); terbentuk perilaku integritas yang selaras
dengan berbagai situasi dan lingkungan (sistem dan budaya). Peran tunas
integritas :
1) Menjadi jembatan masa depan kesuksesan organisasi.
2) Berpartisipasi aktif membangun sistem integritas; peluang korupsi ditutup.
3) Mempengaruhi orang lain untuk berintegritas tinggi.

Tunas integritas diharapkan memiliki kemampuan re-farming kultur/budaya


yaitu mengembalikan budaya dengan cara memutus generasi yang tidak sesuai
untuk dikembalikan seperti semula untuk menjadi lebih baik. Utilisasi fenomena
perilaku otomatis dimulai dari perubahan diri, keluarga, organisasi dan bangsa
dengan menciptakan peradaban yang lebih baik.

Nilai dasar anti korupsi :

1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4. Disiplin
5. Tanggung jawab
6. Kerja keras
7. Sederhana
8. Berani
9. Adil
Tiga proses sosial yang berperan dalam proses perubahan sikap dan
perilaku yaitu; adanya Kesediaan (compliance) kemudian adanya Identifikasi
(Identification) dan terjadinya internalisasi (internalization). Integritas sebagai
suatu proses sosial yang ditunjukan untuk mengatasi korupsi. Tujuh semangat
dasar yang diharapkan dapat ditumbuhkan kembali di bumi pertiwi antara lain
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Keikhlasan dan ketulusan,
Pengabdian dan Tanggung Jawab, Menghasilkan yang terbaik, kekeluargaan,
keadilan dan kemanusiaan, dan perjuangan.

B. Penerapan

Penerapan nilai dasar anti korupsi, sebagai seoarang dokter gigi yang
memberi pelayanan di Puskesmas Kereng Bangkirai adalah :
1) Datang dan pulang tepat waktu merupakan salah satu penerapan anti
korupsi. Karena korupsi tidak hanya soal uang.
2) Disiplin terhadap waktu kerja tidak mengurangi jam pelayanan terhadap
masyarakat.
3) Sebagai seorang dokter gigi saya tidak pernah membawa alat-alat
kesehatan atau alat kesehatan habis pakai yang ada di puskesmas untuk
kepentingan pribadi.
4) Dalam melakukan pemeriksaan dan tindakan di poli gigi, dalam
menentukan tindakan serta terapi harus sesuai dengan SOP. Dengan nilai
kejujuran, maka saya bisa menghindari penambahan hal-hal yang tidak
perlu yang berpontesi memberatkan pasien.
5) Dalam pengisian rekam medik, diperlukan nilai kejujuran, karena data
yang saya isi sangat berpengaruh pada keadaan pasien yang di tangani.
Utamannya pada bagian tindakan dan terapi harus diisi dengan jujur
karena pasien telah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk biaya
pengobatan.
6) Menuliskan resep hanya obat-obat yang diperlukan oleh pasien sesuai
dengan indikasi berdasarkan hasil diangnosa pada pemeriksaan gigi dan
mulut yang telah dilakukan.
7) Menyampaikan informasi tentang biaya perawatan/tindakan, pemeriksaan
penunjang yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
ada apabila pasien menanyakan.
8) sikap jujur tidak menerima suap dari pihak manapun yang akan
merugikan pelayanan terhadap masyarakat
9) Saya menjadi ASN dengan hasil yang saya peroleh sendiri tanpa ada
unsur korupsi. Jadi saya akan berupaya tidak akan melakukan penyalah
gunaan wewenang, penyuapan, penerimaan sesuatu yang illegal dan
pemerasan secara ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai