Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK PIJAT REFLEKSI UNTUK PENYEMBUHAN DIRI-

SENDIRI
Oleh Sunarno
Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, FT-UGM

A. PIJAT REFLEKSI DAN PITUTARY

Pijat refleksi adalah kegiatan dengan menekan, mengurut , atau mencubit pada bagian tubuh
tertentu, yang merupakan titik bayangan (refleksi) organ tubuh tertentu, dengan tujuan untuk
menyembuhkan atau untuk meningkatkan kinerja organ tersebut (Sunarno, 2019).

Titik bayangan atau lebih popular disebut sebagai titik refleksi adalah bagian pada telapak kaki,
telapak tangan, ataupun telinga yang dipercaya berhubungan dengan kelenjar Pituitary untuk
memerintah Pituitary agar mengatur hormon-hormon, enzim-enzim, ataupun zat
pemeliharaan/penyembuhan organ dalam tertentu (Sunarno, 2019).

Pituitary (kelenjar biji kacang) adalah kelenjar yang berada di bawah otak manusia yang mempunyai
tugas/peran sebagai manajer untuk mengatur jenis hormon, enzim-enzim yang diperlukan tubuh
sesuai kebutuhan atau sesuai situasi yang dihadapi manusia. Misalnya, pada saat si manusia sedang
terancam, maka pituitary memerintahkan hormon kedaruratan (misalnya adrenalin) untuk mendukung
sistem pertahanan diri. Sebaliknya jika manusia sedang bahagia atau gembira maka Pituitary
mengatur hormon Endorfin untuk menyehatkan atau untuk menjaga performance organ-organ dalam
tubuh manusia.

Selain situasi yang dikalkulasi oleh otak manusia, ternyata pituitary juga dapat dirangsang atau diatur
dari titik refleksi. Misalkan kita ingin agar jantung menjadi sehat maka titik refleksi jantung kita pijat.

Sunarno hal. 1
Dengan menekan titik refleksi jantung, maka pituitary akan memerintahkan tubuh kita untuk
mengeluarkan hormon yang bersifat menyehatkan jantung.

B. HAL-HAL PENTING UNTUK DIKETAHUI

1. Setiap organ dalam maupun organ tubuh mempunyai titik refleksi di bagian tubuh yang lain,
misalnya di telapak kaki, telapak tangan, telinga dan pada bagian tubuh luar manusia. Pada
tulisan ini, juga dilengkapi dengan peta titik-titik refleksi yang penting. Pembaca juga dapat
men-download dari google dengan kata kunci “titik pijat refleksi”.
2. Kesalahan pijat tidak berakibat buruk, hanya berakibat ketidak fokusan pituitary menerima
perintah kita (therapist). Sangat dianjurkan untuk membuat print-out peta titik refleksi dan
melaminating agar dapat secara tepat memijat bagian yang diperlukan. Tentu saja hafal lebih
baik, namun penulis menganjurkan untuk melihat print-out peta refleksi saat memijat.
3. Semakin sakit rasa yang diderita pasien saat dipijat, semakin cepat pemulihan yang
diharapkan. Namun, kesakitan yang berlebihan sangat menyiksa pasien. Sehingga perlu
melihat wajah pasien saat kita melakukan pemijatan. Jika wajahnya kesakitan, sebaiknya
dikurangi tekanannya. Setiap pemijatan yang maksimal diperkirakan memberi efek
penyembuhan sekitar 30%. Jika pemijatan dilakukan oleh diri sendiri biasanya efek
penyembuhan sekitar 10%. Jadi harus diulang-ulang sampai berefek penyembuhan.

C. URUTAN PEMIJATAN

1. Mulailah dengan berdoa kepada Tuhan, karena sebenarnya Tuhanlah yang berkuasa
menyembuhkan. Kita hanyalah patner Tuhan dalam melakukan penyembuhan.
2. Lumuri bagian yang akan dipijat dengan balsam, atau handbody, atau minyak. Jangan
menggunakan minyak kayu putih saja, tetapi dapat mencampurkan minyak kayu putih dan
handbody.
3. Tekan titikrefleksi Pituitari pada pusat sidik-jari jempol (bisa jempol kaki atau jempol tangan),
untuk menyiagan Pituitary menerima perintah dari pemijatan.
4. Agar pemijatan bersifat efektif, sebainya juga mengurut daerah sekitar titik refleksi agar darah
lancer untuk menyampaikan pesan ke Pituitary.
5. Pijat titik-titik refleksi yang berhubungan denga sakit/penyakit yang akan di sembuhkan.
Misalnya, kita kan menyembuhkan batuk maka yang perlu dipijat adalah: Pituitary, hidung,
mulut, tenggorakan, paru-paru, leher, dan titik stress.
6. Setelah selesai pemijatan dianjurkan untuk minum satu gelas air bening hangat.
7. Pasien sebaiknya segera tidur. Saat tidur maka hormon penyembuhan bekerja secara
maksimal.
8. Proses 1 hingga 7 diulang pada hari yang lain, bisa dua atau tiga hari sekali. Sangat baik jika
seminggu sekali, tergantung kasusnya.

Sunarno hal. 2
D. KONDISI LARANGAN

Sebenarnya terapi refleksi sangat aman untuk dilakukan dan tidak ada dampak yang buruk bagi
kesehatan. Namun ada kondisi-kondisi tertentu yang sebaiknya tidak dilakukan pijat refleksi, yaitu:

1. Cedera kaki. Tentu saja saat mengalami cedera, luka, asam urat, atau peradangan di bagian
kaki maka sebaiknya kita tidak melakukan terapi refleksi pada bagian yang sakit tersebut,
tetapi lakukan pada titik refleksi yang lain, misalnya di tangan atau bagian tubuh yang lain.
2. Wanita sedang Haid, Mengingat kerja hormon pada wanita yng sedang haid sedang pada
kondisi khusus sebaiknya kita tidak melakukan pemijatan refleksi padanya.
3. Wanita hamil. Terapi refleksi lebih baik dihindari oleh wanita yang sedang hamil, terutama
ketika kehamilan masih berada di trimester pertama. Tekanan yang diterima pada telapak kaki
akan merangsang kontraksi pada ibu hamil di samping mengacaukan kerja hormon yang
sedang terjadi pada ibu hamil.
4. Anak Kecil / Balita. Anak balita sedang bertumbuh dengan hormon yang bersifat khusus,
sehingga sebaiknya kita tidak mengganggu kerja hormon tersebut.
5. Penderita Penyakit Akut. Penderita penyakit yang akut, seringkali sudah tidak memiliki
cadangan tenaga untuk penyembuhan, sehingga jika direfleksi, ada kemungkinan pasien
tersebut semakin drop. Namun dapat dipersiapkan dengan memberi asupan makanan tinggi
kalori terlebih dahulu sebelum pemijatan, dan dosis pemijatannya sebaiknya yang ringan saja.

Gambar 1. Zona Titik Refleksi

Sunarno hal. 3
Gambar 2. Peta titik-titk refleksi pada telapak kaki

Sunarno hal. 4
Gambar 3. Peta lokasi titik-titik refleksi organ dalam

Sunarno hal. 5
Gambar 4. Peta lokasi titik-titik refleksi pada telapak tangan

Sunarno hal. 6
Gambar 5. Peta lokasi titik-titik refleksi pada telapak kaki atas

Sunarno hal. 7
Gambar 6. Peta lokasi titik-titik refleksi pada telapak kaki atas
Sunarno hal. 8
Gambar 7. Peta lokasi titik-titik refleksi pada telapak kaki

Sunarno hal. 9
ALAT-ALAT BANTU

Gambar 8. Contoh alat-alat bantu yang dapat digunakan pada pemijatan refleksi

Sunarno hal. 10

Anda mungkin juga menyukai