Atom Berelektron Banyak
Atom Berelektron Banyak
Atom Berelektron Banyak
VII.1 Pendahuluan
Mekanika kuantum dapat menerangkan sifat tertentu atom hydrogen (1H1),
tetapi tidak bisa menjelaskan atau menyusun suatu model untuk atom berelektron
banyak. Kesulitan tersebut terletak pada perumusan matematik, misalnya atom
helium z = 2, hal ini berarti kita harus memasok 2 elektron. Ketika elektron
pertama kita masukkan, tingkat energinya berada atau mencapai tingkat dasar.
Hasil ini sesuai dengan tingkat-tingkat energi pada atom hidrogen yang sudah kita
pelajari. Tetapi ketika kita memasukkan elektron kedua, selain merasakan tarikan
dari inti atom dengan z = 2, ia juga mengalami tolakan elektrik dari elektron
pertama. Sedangkan ē pertama mengalami tolakan akibat masuknya ē kedua, hal
ini mengubah tingkat energi elektron pertama. Pemecahan persamaan yang
bersangkutan guna memperoleh tingkat enegi, suatu atom dengan dua atau lebih
elektron merupakan suatu hal yang tidak mungkin tercapai.
Jika suatu atom dengan z lebih dari satu elektron, kecenderungan
menempati tingkat energi terendah yang paling mungkin. Ini berarti semua
elektron akan menempati tingkat 1s. Perlu diketahui bahwa unsur gas mulia
cenderung tidak reaktif dan hampir semua keadaan tidak dapat membentuk
senyawa kimia.
1
E m02 c 4 p 2 c 2 V 2
1
ē. Harga s yang diperbolehkan ialah s = + , besarnya sudut spin ē adalah:
2
S s s 1 .
1 1
S 1
2 2
1 3
S ћ
2 2
3
S (momentum sudut spin)
2
L 1 (momentum sudut ē)
Kuantisasi ruang spin elektron diberikan oleh bilangan kuantum magnetik spin ms.
seperti juga vektor momentum sudut orbital boleh memiliki orientasi 2l + 1 dalam
medan magnetik dari +1 sampai -1, vektor momentum sudut spin dapat memiliki
2s + 1 =2 orientasi diberi spesifikasi oleh m s = +1/2 dan ms = -1/2. Komponen Sz
momentum sudut spin sebuah elektron sepanjang arah medan magnetik dalam
arah z ditentukan oleh bilangan kuantum magnetik spin, sehingga
Sz m s 12
Rasio giromagnetik yang merupakan karakteristik spin elektron hampir dua kali
karakeristik gerak orbital elektron. Jadi dengan mengambil rasio ini sama dengan
dua, momen magnetik spin μs sebuah elektron berkaitan dengan momentum sudut
spin S melalui
s me S
Harga komponen μs yang mungkin sepanjang setiap sumbu z, terbatas pada
sz 2em
e
Dengan 2m sebagai magneton Bohr
r n 2 a 0 4a 0 2,1 10 10 m
B 0.40T
Dengan e
2m 9,27 10 24 J / T didapatkan
Vm 2em B
Vm (9,27 10 24 J / T )(0.4T )
Vm 3,7 10 24 J
1 1
m s ) = (1,0,0,+ ) dan (1,0,0,- ), ē ketiga tidak boleh memiliki himpunan
2 2
bilangan kuantum yang sama seperti kedua ē pertama, akibatnya ia tidak boleh
menempati tingkat n = 1. oleh karena itu ē ketiga harus pergi ke tingkat n = 2 (2s
1
atau 2p), dengan bilangan kuantum (n, , m , m s ) = (1,0,0,+ ) atau (1,0,0,-
2
1 1 1
). Untuk z = 5 (n, , m , m s ) = (2,1,0,+ ) atau (2,1,0,- ) atau
2 2 2
1 1 1 1
(2,1,1,+ ) atau (2,1,1,- ) atau (2,1,-1,+ ) atau (2,1,-1,- ), karena z = 5
2 2 2 2
Kita anggap salah satu partikel dalam keadaan kuantum a dan yang lain
dalam keadaan b. karena partikel tersebut identik sehingga tidak ada perbedaan
2
dalam rapat peluang dari system jika partikel tersebut ditukarkan, partikel
(1,2)
2 2
( 2,1)
Atau
2 2
Dan tetap memenuhi persamaan (1,2) ( 2,1) . Fungsi gelombang
bukan merupakan kuantitas yang diukur, sehingga dapat diubah tandanya pada
pertukaran partikel. Fungsi gelombang yang tidak dipengaruhi oleh pertukaran
partikel disebut simetrik, sedangkan yang tandanya menjadi berlawanan setelah
pertukaran disebut antisimetrik.
1 a (1), b (2)
Sedangkan jika partikel 2 dalam keadaan a dan partikel 1 dalam keadaan b, fungsi
gelombangnya menjadi,
11 a (2), b (1)
Karena kedua partikel tidak bisa dibedakan, secara ekuivalen kita bisa
mengatakan bahwa system itu setengah waktunya dalam dalam konfigurasi yang
fungsi gelombangnya 1 dan setengahnya dalam konfigurasi yang fungsi
1
S a (1) b (2) a (2) b (1)
2
Dan antisimetrik
1
A a (1) b (2) a (2) b (1)
2
1
Faktor diperlukan untuk menormalisasikan s dan A . Pertukaran partikel
2
6p
5d
6s
5s
4p
3d
4s
3p
3s
2p energi
2s
1s
gambar 7.1. Sub kulit atom dalam urutan pertambahan energi dan tidak
di dasarkan pada suatu skala tertentu.
Tingkat 1s memiliki tingkat energi terendah. Energi tingkat 2s selalu selalu sedikit
lebih rendah dari pada 2p (struktur halus antara 2s dan 2p sangat kecil, sehingga
tidak dapat diperlihatkan pada slaka diagram ini). Elektron 2s merasakan daya
tarik yang lebih besar dari inti atom di bandingkan dengan tarikan yang dirasakan
oleh ē 2p, karena itu ē 2s terikat lebih kuat pada atom, sehingga energinya lebih
rendah.
Semua nilai tingkat n dan tertentu, misal (2s atau 3d) dikenal sebagai
sub kulit. Jumlah ē yang dapat ditempatkan pada setiap sub kulit adalah 2(2 +1).
Faktor (2 +1) berasal dari nilai m yang berbeda untuk setiap , factor 2
1
datang dari kedua nulai m yang berbeda untuk m s = + .
2
Kulit atomik atau sub kulit atomik yang berisi penuh jatah elektronnya
disebut tertutup. Sebuah sub kulit s ( =0) yang tertutup mengandung 2 ē, sub
kulit p ( =1) tertutup mempunyai 6 ē, d ( =0) mempunyai 10 ē dan seterusnya.
Momentum sudut orbital total dan spin total dalam sub kulit tertutup
adalah nol. ē dalam kulit tertutup semuanya terikat kuat karena muatan inti yang
positif lebih besar dari pada muatan negative ē perisai (terhalang) yang di dalam.
Sehingga atom ini tidak menarik ē lain dan elektron-elektronnya tidak mudah
terlepas, atom semacam itu bersifat kimiawi pasif, seperti pada gas mulia.
s d
f d p
f d p s
d p s
energi d p s
p s
p s
s s
n= 1 2 3 4 5 6 7
gambar 7.2 Urutan keadaan kuantum dalam atom.
Mo M =X
B
dari atom tersebut. Setiap momentum sudut total J harus terkuantisasi yang
besarnya:
J J J 1 . (momentum sudut atomik total)
Dan besarnya momentum sudut dalam komponen z adalah:
J M
z j
. (komponen dari momentum sudut
atomik total)
dengan Mj merupakan bilangan kuantum yang mengatur J dan Jz.
Momentum sudut tetap diberikan oleh elektron tunggal. Atom unsur group
I dalam tabel periodik, seperti Hidrogen (H), Litium (Li), Natrium (Na). Besar
momentum sudut orbital untuk sebuah elektron atomik sangat ditentukan oleh
bilangan kuantum orbital .
L 1
L z m
S z ms
J z m j
Sehingga:
J z Lz S Z
m j ml m s
VII.7 Kopling LS
Pola yang biasa untuk semua atom, kecuali atom yang sangat berat ialah,
bahwa momentum sudut orbital L dari berbagai elektron terkopel bersama secara
listrik menjadi resultan tunggal, dan momentum sudut spin S i terkopel bersama
menjadi resultan tunggal lainnnya S secara bebas. Kita akan memeriksa penyebab
kelakuan ini kemudian dalam pasal berikut. Momentum L dan S berinteraksi
magnetis melalui efek spin untuk membentuk momentum sudut total J.
Bila momentum sudut total J terbentuk oleh lebih dari satu elektron
yang menyumbang momentum sudut orbital dan spin. J merupakan tetap jumlah
vector dari momentum individual. Skema ini disebut kopling LS (sambatm LS)
yang dapat diringkas sebagai berikut:
L Li
S Si
J LS
momentum sudut L dan S berinteraksi magnetic melalui efek spin orbit untuk
membentuk momentum sudut total J .
Seperti biasa L, S, J, Lz, Sz dan Jz terkuantisasi dengan bilangan kuantum
masing-masing L, S, J, Ml, Ms dan Mj, sehingga..
L L L 1
Lz M L
S S S 1
Sz M s
J J J 1
J z M j
VII.8 Kopling JJ
Gaya listrik yang terkopel dalam Li menjadi vector tunggal L dan Si
menjadi vector S , ini lebih kuat dari gaya spin orbit magnetic yang mengkopel
L dan S membentuk J dalam atom ringan. Gaya listrik yang mengkopel Li
menjadi L mendominasi, walaupun terdapat medan magnet eksternal yang agak
besar. Dalam kasus ini presesi J dalam mengelilingi B lebih lambat dari pada
presesi L dan S yang mengelilingi J .
Namun, dalam atom berat muatan inti cukup besar untuk menghasilkan
interaksi spin-orbit yang orde besarnya sama dengan interaksi listrik antara Li
dan Si, dan skema kopling LLS mulai tidak berlaku. Ketakberlakuan serupa juga
terjadi dalam medan magnetic eksternal kuat (> 1T), yang menimbulkan efek
Paschen-Back dalam spectrum atomik.
Dalam batas kegagalan kopling L S , momentum sudut total Ji dari
elektron masing-masing dapat dijumlahkan langsung membentuk momentum
sudut J dari keseluruhan atom itu, situasi ini dikenal sebagai kopling j-j (sambatan
j-j) karena masing-masing Ji diperikan dengan bilangan kuantum j. maka:
Ji Li Si
J Ji
ΔL = 0, ±1
ΔJ = 0, ±1 (kaidah seleksi LS)
ΔS = 0
Spektrum sinar X yang malar merupakan hasil dari kebalikan efek foto
listrik, dengan energi kinetik elektron tertransformasi menjadi foton berenergi hv.
Spektrum diskritnya, dipihak lain penyebabnya adalah transisi elektronik dalam
atom yang telah diganggu oleh elektron yang datang.
Jika elektron berenergi tinggi menumbuk atom dan melepaskan sebuah
elektron kulit K (elektron K juga dapat dinaikkan kekeadaan kuantum yang lebih
atas yang tak terisi, tetapi perbedaan energi yang diperlukan untuk hal itu dan
perbedaan energi untuk melepaskan elektron tidak penting, hanya 0,2 persen
untuk natrium dan lebih kecil lagi untuk atom yang lebih berat).
Kita mudah mendapatkan hubungan aproksimasi antara frekuensi garis
sinar X Kα dari suatu unsur dan nomor atomiknya Z. Foton K (x dipancarkan jika
elektron L (n = 2) melakukan transisi ke keadaan K yang kosong (n = 1). Untuk
mendapatkan frekuensi foton Kα dengan mengambil ni = 2 dan nf = 1, dan
mengganti e4 dengan (Z – 1)2 e4 , sehingga:
m Z 1 e 4 1 1
2
cR( Z 1) 2 1 1 3cR( Z 1) 2
v 2 2 1
8 o h
2 3
n f ni 4 2
2
2
4
me 4
dengan R = = 1,097 x 107 m-1 menyatakan konstanta Rydberg. Energi
8 ch
2 3
Jawab :
Tingkat-tingkat energinya diberikan oleh
n2h2 n 2 (hc) 2 n 2 (12,4 10 3 eV .) 2
En 1,04n 2 eV
8ma 2 8( mc 2 ) a 2 8(0,511 10 6 eV )(6 ) 2
L 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
m1 2 2 1 1 0 0 -1 -1 -2 -2
m2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
- - - - -
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3. Pada tabel diatas ditunjukan keadaan-keadaan energi hidrogen (l = L).
Tentukan transisi dipol listrik yang mungkin bagi keadaan-keadaan ini
Jawab :
Transisinya harus memenuhi aturan seleksi Δl = ±1. jadi hanya pada
gambar no 2 saja yang dapat diperkenankan.
S P D
L=0 l=1 l=2
- -1,5 n
=3
- -3,4 n
=2
- -13,6 n
=1
S P D
L=0 l=1 l=2
- -1,5 n
=3
- -3,4 n
=2
- -13,6 n
=1
c hc 12,4keV.
0,62
h 20keV
5. Sebuah bahan yang tepi absorpsinya 0,15 Å disinari dengan sebuah sinar-
X 0,10 Å. Berapakah energi kinetik elektron-elektron foto yang
dipancarkan kulit K?
Jawab :
Energi ikat kulit K adalah
hc 12,4keV.
Ek 82,7 keV
K 0,15
VII.12.1 Soal-soal