Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkeretaapian adalah sebuah sistem transportasi berbasis jalan rel yang
digunakan untuk mengangkut penumpang atau barang dari suatu stasiun menuju
stasiun tujuan. berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2007, Perkeretaapian
merupakan satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya
manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan
transportasi kereta api. Berdasarkan Undang-Undang tersebut perkeretaapian di
aplikasiak oleh penyelenggara perkeretaapian.

Di Indonesia terdapat beberapa penyelenggara perkeretaapian yang bertindak


sebagai operator dalam pengoperasian perkeretaapian, diantara ada PT. Kereta Api
Indonesia, PT. Mass Rapid Transit (MRT) dan PT. Lintas Raya Terpadu (LRT
Jakarta). Masing masing penyelenggara tersebut mempunyai sistem perkeretaapian
yang berbeda, salah satu contohnya adalah LRT Jakarta.

PT. LRT Jakarta adalah perusahaan baru yang bergerak di bidang operator
perkeretaapian dimana PT. LRT Jakarta mengoperasikan kereta api dengan berbagai
teknologi yang terbaru. Teknologi tersebut di aplikasikan pada sistem signal,
telecommunication, dan ticketing dan di bentuk departemen departemen STT (signal,
tekecimmunication, and ticketing).

Departemen STT LRT Jakarta adalah departemen di bawah divisi Prasarana yang
secara khusus bertanggung jawab terhadap kelaikan teknologi serta perangkat-
perangkatnya. Departemen STT LRT Jakarta memiliki 15 karyawan yang terdiri dari

a. 1 orang manager
b. 1 orang assistant manager
c. 1 orang supervisor
d. 2 orang administrator
e. 8 staff pemeriksa dan perawatan

sistem persinyalan yang berbeda dengan PT. KAI maupun PT. MRT. Di dalam
pengoperasiannya PT. LRT Jakarta memiliki sistem persinyalan yang dapat
dikendalikan secara terpusat serta dapat membuat schedule perjalana kereta secara
otomatis dengan menggunakan sistem sehingga lebih memudahkan dalam langkah
pengoperasianya dan meminimalisir resiko-resiko kecelakaan kereta.

Seluruh sistem persinyalan di PT. LRT Jakarta dikerjakan oleh tim professional
dari dalam maupun luar negeri yang berpatokan pada sistem persinyalan
perkeretaapian di korea selatan, sehingga sebagian besar peralatan persinyalan
tersebut di datakngan dari negara korea selatan dengan berbagai merek dan
distributornya.

Sistem persinyalan yang digunakan di PT LRT Jakarta berbasis pengoperasian


setempat dengan standar Grades of Automation (GOA) 1 dimana menerapkan
proteksi dalam pengoperasian perjalanan kereta api sehingga menjaga perjalanan
kereta api tetap aman walupun terjadi kegagalan sistem. Pada dasarnya Grades of
Automation (GoA) memiliki beberapa level tingkatan dari mulai 0 sampai dengan 4
dengan masing masing memiliki kriteria tersendiri sampai dengan otomatisasi
keseluruhan pengoperasian kereta. Berikut table yang menjelaskan masing masing
kriteria dalam Grades of Automation (GoA);

Grade of Type of Setting Operation


Stopping Door
Automatio train train in in event of
train Closure
n operation motion distruption
GoA 1 ATP with
Driver Driver Driver Driver
Driver
GoA 2 ATP and
ATO with Automatic Automatic Driver Driver
driver
GoA 3 Driverless Train Train
Automatic Automatic
attendant attendant
GoA 4 UTO Automatic Automatic Automatic Automatic

Pada proyek selanjutnya PT LRT Jakarta akan memiliki jalur kereta api sampai
dengan Jakarta International Stadium (JIS) dengan mererncanakan peningkatan
sistem persinyalan menjadi Grades of Automation (GoA) level 2 yang di bangun oleh
PT Jakarta Propertindo (JAKPRO) dimana kereta akan berjalan secara otomatis tanpa
dikendalikan oleh masinis. Pada dasarnya peningkatan Grades of Automation (GoA)
pada level selanjutnya akan membutuhkan biaya yang sangat besar karena akan
merubah beberpa peralatan persinyalan yang sudah terpasang saat ini sehingga perlu
kajian kembali untuk peningkatan sistem persinyalan tersebut menjadari Grades of
Automation (GoA) level 2.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang, diketahui beberapa permasalahan yang akan menjadi
rumusan masalah dam penulisan skripsi ini, beberapa permasalahan tersebut adalah
sebagai berikut;
A. Apa penyebab peningkatan level Grades of Automation (GoA) membutuhkan
biaya yang sangat besar ?
B. Seberapa penting melakukan peningkatan Grades of Automation (GoA)?
C. Bagaimana pengaruh terhadap perusahaan apabila Grades of Automation (GoA)
tidak dilakukan peningkatan level ?

1.3 TUJUAN
Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk dapat mengetahui seberapa
pentingnya perusahaan memasang sistem persinyalan Grades of Automation (GoA)
level 2 dalam pengoperasian perkeretaapian LRT Jakarta, sehingga mendapatkan
perbandingan antara penggunaan sistem persinyalan yang ada atau meningkatkan
level sistem persinyalan untuk menjadi referensi dalam proyek perpanjangan jalur
LRT Jakarta sampai dengan Jakarta International Stadium (JIS).

Dari tujuan penulisan skripsi, maka judul skripsi ini adalah “ANALISA
KEBUTUHAN PENINGKATAN SISTEM PERSINYALAN LRT JAKARTA”.

Anda mungkin juga menyukai