A. PENDAHULUAN
individual atau berkat interaksi murid dan guru dalam proses belajar-mengajar,
malainkan juga oleh interaksi murid dengan lingkungan sosialnya dalam berbagai
situasi sosial yang dihadapinya di dalam maupun di luar sekolah. Guru memiliki
kuasa penuh dalam penerapan metode mengajar yang digunakan dalam proses
bersifat menyebar dan dimiliki oleh siapa saja. Bagaimana cara guru mengajar juga
dalam jiwa manusia. Baginya, naluri untuk menguasai adalah sumber utama
Freudian. Adalah menarik untuk memperbandingkan teori ini dengan konsep lama
mulanya dari dunia olahraga pada zaman Yunani kuno. Curir yang berarti
“pelari” dan Curere artinya “tempat berpacu”. Kurikulum kemudian diartikan
Frank Hart pada tahun (1934) menanyakan kepada 10.000 siswa Sekolah
Menengah Atas guru yang bagaimana yang paling mereka sukai dan apa sebab
sering disebut alasan seperti “suka membantu dalam pelajaran, riang, gembira,
murid itu sesuai dengan gambaran guru yang demokratis. Ternyata bahwa guru
yang paling disukai itu kebanyakan juga termasuk guru yang terbaik dalam hal
pengajaran.
B. RUMUSAN MASALAH
adalah melihat bagaimana relasi kuasa antara guru dan murid di sekolah apakah
adanya relasi yang otoritarisme yang mana guru selalu bertindak paling menguasai
anak didiknya dan tidak sama sekali mendengar ide-ide kreatif dari murid-
2. Bagaimana sikap seorang guru terhadap murid apakah hanya sebatas relasi
3. Dan tipe guru seperti apa yang selalu disukai oleh murid-muridnya?
daerah Yogyakarta.
Teori Kritis
Tanpa disadari hubungan guru dengan murid memiliki relasi kuasa mulai
dari segi bahasa atau tuturan murid dengan guru sampai pada praktik-praktik sosial
di sekolah. Kekuasaan dapat terjadi di mana saja, termasuk dalam kelas (Taylor,
Vlach, & Mosley Wetzel, 2018:24). Sejalan dengan pendapat tersebut, Foucault
membentuk individu patuh dan disiplin merupakan wujud kekuasaan yang ada di
2012:1292).
Dalam penelitian ini menggunakan teori kritis, Teori kritis lahir dari tradisi
pemikiran Marxian. Dengan kata lain, seorang tokoh intelektual Karl Marx
menjadi salah satu sosok inspiratif teori ini. Fondasi teori kritis juga tidak lepas
dari pengembangan teori Marx yang dilakukan oleh intelektual Marxist seperti
Gyorgy Lukacs dan Antonio Gramsci. Keduanya menginspirasi secara toritis dan
dirinya sebagai komunitas epistemik yang dikenal dengan sebutan the Frankfurt
School. Mereka itulah yang mengembangkan konsep dan definisi dari teori kritis.
Berkaitan dengan yang disebutkan di awal, teori kritis bertujuan untuk menggali
“kebenaran” yang beroperasi di bawah permukaan kehidupan sosial, seperti adanya
praktik dominasi kekuasaan secara kultural dan ideologis. Teori ini juga sering
Hasil
Kaitannya antara teori kritis dan relasi kuasa antara guru dan murid dapat
Dari teori hasil survey diagram diatas muncul kesimpulan bahwa murid
sebagai pihak yang dikuasai dalam hal pembelajaran soal materi. Pada konteks
memengaruhi seseorang. Dari bentuk yang muncul dalam wacana kelas, bentuk
yang paling dominan adalah bentuk perintah, permintaan, dan larangan. Hal ini
kekuasaan jabatan dan paksaan dalam tuturan. Bentuk saran dan persilaan masih
jarang digunakan oleh guru sehingga pilihan tuturan yang digunakan guru saat
dan terkadang suka mencampuri apa yang dilakukan murid dan hal ini dapat
diambil tipe guru yang dominatif dan integratif, maka kelakuan guru dapat di
murid
Guru menempatkan dirinya sebagai pihak yang harus dihormati dan dipatuhi. Salah
satu bentuk dominasi dalam pendidikan adalah otoritas guru dalam menuntut
Disamping itu dari hasil survey mengenai pemberian tugas dari guru
muridnya sesuai metode yang di rasa baik untuk muridnya. Salah satunya diatas
siswa diberikan tugas yang bagi guru tugas ini dapat meningkatkan akademik
muridnya. Akantetapi, disisi lain justru berbanding dari tujuh responden dengan
terbagi menjadi tiga bagian, murid yang menjawab tidak keberratan dan mungkin
yakni 28,6% sedangkan yang memilih guru selalu memberikan tugas yang
membuat murid keberatan yakni 42,9%. Artinya dari diagram tersebut lebih
banyak murid yang merasa keberatan akan tugas yang diberikan guru.
G: Pokoknya tidak ada yang kerjasama! ini tugas individu, kalau ada yang
(Konteks: Tuturan terjadi pada saat guru memberikan tugas individu kepada
muridnya).
Karena guru dianggap murid sebagai sebuah teladan yang semustinya di
hormati dan juga di contoh maka apapun dilakukan murid untuk menghormati sang
guru. Disamping kedudukan guru dan murid berbeda usia jauh karena memang
tidak merasa jenuh dengan materi yaitu dengan cara pemberian tugas-tugas.
Dalam proses pembelajaran kekuasaan dapat berada pada cara mengajar guru,
tugas yang diberikan, peraturan yang dibuat, dan masih banyak lagi. Seperti
pekerjaan rumah yang di berikan oleh guru kepada siswa. Guru tidak berada di
rumah secara fisik untuk mengawasi anak tersebut. Tetapi siswa tetap
melalui berbagai ranah salah satunya melalui institusi pendidikan. Melalui institusi
mengajarkan individu untuk berpikir secara logis, sistematis, dan kritis atau
rasional. Salah satu aspek pengetahuan dikatakan benar apabila dapat dijelaskan
secara empiris atau rasional pada masanya. Pengetahuan harus bersifat terbuka
untuk dipersoalkan kembali dan diuji demi mendapatkan kebenaran yang lebih
pasti. Institusi pendidikan mendistribusikan pengetahuan dan kebenaran agama
dibantu dengan individu yang relevan. Salah satu bentuk pengetahuan di sekolah
adalah buku pelajaran dan pengajar sebagai individu yang relevan. Murid
melainkan juga tentang pendidikan agama yang membentuk akhlak yang baik bagi
murid.
aspek sosial dalam proses pendisiplinan dan penghukuman melalui sistem penjara.
identik dengan hukuman atau punishment yang dilakukan di tempat umum. Pada
masyarakat modern. Hal seperti itu tentu untuk saat ini tidak dapat dibenarkan
(Wiradnyana, 2018).
benturan paham. Contoh pada pelajaran yang berkaitan dengan praktik keagamaan
islam seperti tatacara doa sholat yang memilki berbagai macam-macam doa.
Berbagai macam pandangan mengenai hukum bacaan akan tetapi di sekolah hanya
mengajarkan apa yang tertulis dalam kurikulum materi yang telah ditetapkan dan
E. KESIMPULAN
beragam wujud, strategi, dan fungsi. Representasi bentuk kekuasaan dalam wacana
penghargaan, keahlian, dan kharisma. Terutama kuasa guru dari riset diatas
siswa merasa dikuasai. Meskipun disisi lain banyak siswa yang berharap guru
tidak sesuai dengan etika dan aturan sekolah. Namun, di lain hal harus pula kontrol
dan batasan yang bersifat dominatif dalam hal ini menggunakan gaya otoriter
dihindari.
F. DAFTAR PUSTAKA
Taylor, L. A., Vlach, S. K., & Mosley Wetzel, M. (2018). Observing, Resisting,