Anda di halaman 1dari 1

KABSYAH BINTI RAFI (IBUNDA PARA MUJAHID)

Duka yang mendalam. Itulah yang Kabsyah binti Rafi rasakan waktu itu. Pada Perang Khandaq, sang putra
tercinta terkena anak panah sehingga mengakibatkan luka yang cukup parah. Luka itu terus menganga
hingga terjadi perang bani Quraidzah, beberapa hari setelah perang Khandaq usai dengan kemenangan
yang gemilang di pihak kaum muslimin.
Namun luka Sa'ad semakin parah yang membuatnya tak bisa bertahan. Ajal pun menjemput Sa'ad. Kali ini
Kabsyah benar-benar tidak dapat membendung kesedihannya. Sosok putra yang pemberani, berbakti
kepada ibunya, juga sosok yang selalu membela kepentingan Islam di garis terdepan telah tiada.
Tangisnya pecah karena tak kuasa menahan kesedihan. Sambil tersedu Kabsyah melantunkan syair :
Celakalah, Ummu Sa'ad dengan kematian Sa'ad
Ia akan terus bersedih dan akan terus menangisinya
Mendengar ucapan itu, Baginda Nabi berkata, "Setiap wanita berdusta dengan tangisannya, kecuali Ummu
Sa'ad."
Lalu jasad Sa'ad dikeluarkan dari rumahnya dan dibawa ke kuburan. Orang-orang yang mengangkat mayat
Sa'ad berkata, "Wahai Rasulullah, kami tidak pernah mengangkat mayat seringan mayat ini."
Rasulullah kemudian berkata, "Bagaimana tidak ringan, malaikat telah turun ke bumi begini dan begini.
Mereka belum pernah turun dengan cara seperti ini sebelumnya. Dan mereka ikut memikul mayatnya
bersama kalian." (HR. Ibnu Sa'ad)
Rasulullah SAW juga mengabarkan kepada Kabsyah jika putranya adalah orang pertama yang
kematiannya disambut Allah dengan senyuman dan membuat Arsy Allah berguncang karena kematian
putranya.
Mendengar hal tersebut kesedihan Ummu Sa'ad terobati. Ia kemudian ridha dengan kepergian putranya
menghadap Allah.
Sahabat, sebagai orangtua, adalah kebanggaan dan syukur yang tiada terkira ketika bisa mendidik
anaknya menjadi manusia yang utama. Dari Kabsyah binti Rafi kita belajar akan hal itu.
Bahwa putra-putrinya tumbuh menjadi orang-orang dengan akhlak yang mulia. Hingga saat cahaya Islam
datang, begitu mudah bagi mereka menyambutnya. Saat telah berislam mereka menjadi orang-orang yang
semangat beramalnya begitu tinggi untuk Allah dan Rasul-Nya.
Kabsyah meninggal beberapa waktu kemudian. Meninggalkan keteladanan sebagai seorang muslimah
yang teguh dan ibu yang penuh waktu mendidik anak-anaknya.

Anda mungkin juga menyukai