BMP Budidaya Ikan Kakap Putih 2015
BMP Budidaya Ikan Kakap Putih 2015
SEAFOOD
SUSTAINABLE
ID
SEAFOOD
2015 W W F - I N D O N E S I A N AT I O N A L C A M PA I G N
WWF- Indonesia
Gedung Graha Simatupang,Tower 2 unit C, Lantai 7
Jalan Letjen TB Simatupang Kav. 38
Jakarta Selatan 12540 © WWF-Indonesia / Beni WARDOYO
Phone +62 21 7829461
Better Management Practices
Seri Panduan Perikanan Skala Kecil
Penyusunan BMP ini telah melalui beberapa proses yaitu studi pustaka,
pengumpulan data lapangan pada lokasi budidaya ikan kakap putih yaitu di
Pemuteran, Bali dan Banyuwangi, Jawa Timur. BMP ini juga melalui internal
review tim perikanan WWF-Indonesia serta Focus Group Discussion (FGD)
dengan sejumlah ahli budidaya ikan kakap putih sebagai bagian dari external expert
reviewer. BMP ini merupakan living document yang akan terus disempurnakan
sesuai dengan perkembangan di lapangan serta masukan pihak-pihak yang
Better Management Practices
bersangkutan.
Seri Panduan Perikanan Skala Kecil
Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch., 1790) Ucapan terima kasih yang tulus dari kami atas bantuan, kerja sama, masukan dan
Di Karamba Jaring Apung dan Tambak koreksi pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan BMP ini yaitu Direktorat
Edisi 1 | Maret 2015 Jendral Perikanan Budidaya (DJPB), BBL-Lombok, BBL-Batam, BBPBL-
Lampung, BLUPPB-Karawang, BRPBBL-Gondol, DKP Kabupaten Buleleng-Bali,
ISBN 978-979-1461-71-9 PT. Bali Bara Mundi, PT. Paramount Fishery Indonesia, PT. Philips Seafood, PT.
© WWF-Indonesia Suri Tani Pemuka-Banyuwangi.
Kami senantiasa terbuka kepada semua pihak atas segala masukan yang konstruktif
demi penyempurnaan BMP ini, serta permintaan maaf yang dalam juga dari kami
Penyusun : Tim Perikanan WWF-Indonesia
jika terdapat kesalahan dan kekurangan pada proses penyusunan dan isi dari BMP
Kontributor : Badrudin, Bejo Slamet, Troy Keast, Dikrurahman, Ketut Bagus Kurniawan,
ini.
Slamet Mulyono, Sarwono, Setiawan, Rully Setya Purnama,
Ketut Widiada
Ilustrator : Dwi Indarty & M. Rustam Hatala Maret 2015
Penerbit : WWF-Indonesia
Credit : WWF-Indonesia Tim Penyusun
WWF Indonesia
Aklimatisasi : Proses penyesuaian kualitas air dari perairan asal ke perairan yang baru tempat
dilakukannya budidaya
Amoniak : Bahan beracun yang berasal dari senyawa nitrogen yang mengalami pembusukan
oleh bakteri.
Biomass : Berat total ikan dalam satuan luas perairan atau wadah budidaya.
Borax : Bahan kimia yang membahayakan bagi tubuh yang bersifat mengembangkan
dan memberikan efek kenyal
Cool Box : Tempat penyimpanan pakan agar suhu dingin tetap stabil
Ektoparasit : Parasit yang hidupnya menempel pada tubuh bagian luar dari inangnya.
Formalin : Senyawa kimia yang biasanya digunakan untuk mengawetkan ikan.
Genetik : Sifat makhluk hidup yang diturunkan dari induknya.
GMO : Genetic Modified Organism, adalah organisme yang telah dimodifikasi sifatnya
melalui rekayasa genetika.
Grading : Pemilahan ikan sesuai dengan ukurannya
Hibridisasi : Perkawinan antar individu atau grup yang berbeda secara genetik baik dalam
spesies yang sama ataupun yang berbeda.
Kanibalisme : Sifat hewan yang memakan sesamanya.
Daftar Isi Nitrat : Salah satu senyawa nitrogen di perairan yang merupakan nutrien utama
tanaman dan alga.
Nitrit : Senyawa hasil proses oksidasi amonia oleh bakteri. Apabila terkandung tinggi
Kata Pengantar i dalam air dapat berbahaya bagi ikan.
Daftar Isi ii Parasit : Organisme merugikan yang hidup pada atau dalam organisme lain sebagai inang
Daftar istilah iii dan mengambil nutrisi dari inangnya.
I. Pendahuluan 2 Penyakit : Segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan baik secara
ii | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | iii
I. PENDAHULUAN
Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch., ekonomis telah memberikan dampak positif
1790) merupakan salah satu komoditas bagi peningkatan pendapatan pembudidaya
budidaya laut unggulan di Indonesia, karena ikan dan memberikan dampak positif secara
memiliki pertumbuhan yang relatif cepat dan ekologis, yaitu mengurangi tekanan terhadap
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan eksploitasi sumber daya ikan kakap putih di
budidaya (relatif mudah dibudidayakan), alam. Pengembangan panduan teknis yang
serta secara ekonomis cukup menjanjikan. mendukung keberhasilan usaha budidaya
Ikan kakap putih di alam dapat hidup di secara ekonomis dan dapat meminimalkan
muara sungai sampai laut lepas, pada rentang dampak negatif terhadap lingkungan
kadar garam dari 0 - 40 ppt. diperlukan agar pengembangan budidaya
kakap putih tersebut dapat diselenggarakan
Prospek pemasaran ikan kakap putih sangat secara berkelanjutan. WWF-Indonesia dalam
cerah, baik untuk memenuhi pangsa pasar hal ini berinisiatif menyusun panduan dalam
dalam negeri maupun ekspor. Permintaan bentuk Better Management Practices (BMP)
yang cukup tinggi terhadap komoditas kakap budidaya ikan kakap putih dalam KJA dan
putih telah mengakibatkan terjadinya tambak sebagai upaya mendukung
eksploitasi (penangkapan ikan) yang cukup pengembangan budidaya kakap putih secara
intensif, sehingga ketersediaannya di alam bertanggungjawab. BMP yang disusun ini
semakin menurun. Teknologi pembudidayaan diharapkan dapat diterapkan secara praktis di
kakap putih mulai dari pembenihan sampai lapangan oleh para pembudidaya, yang pada
pembesaran telah dikembangkan untuk akhirnya dapat memberikan dampak positif
mengantisipasi hal tersebut dan secara bagi keberlangsungan usaha budidaya kakap
bertahap, teknologi ini mulai diadopsi oleh putih itu sendiri maupun bagi upaya
masyarakat. pelestarian lingkungan di daerah yang
bersangkutan.
Budidaya ikan kakap putih dalam karamba
jaring apung (KJA) dan di tambak secara
iv | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 2
II. KELOMPOK PEMBUDIDAYA
3 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 4
III. LEGALITAS USAHA BUDIDAYA
SIUP wajib dimiliki oleh usaha Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan
budidaya perikanan skala menengah Perikanan Republik Indonesia No. 3/2015
5 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 6
IV. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA KAKAP PUTIH
KANTOR
PELAYANAN
TERPADU
SIUP DKP
SIUP
CBIB
TPU
TPUI PI
TPUP
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
CBIB
CBIB
PI
IUP dapat diperoleh melalui DKP atau instansi yang membidangi perikanan di
daerah, atau Kantor Pelayanan Terpadu setempat. Bagi pembudidaya yang tidak
berkewajiban memiliki SIUP, kegiatan usaha yang dilakukan wajib dilaporkan ke
Dinas Perikanan setempat melalui kelompok dan desa untuk mendapatkan legalitas
berupa Tanda Pencatatan Usaha Pembudidayaan Ikan (TPUPI) dari DKP atau
instansi yang membidangi kelautan dan perikanan setempat. Gratis atau tidak
dipungut biaya untuk pembudidaya skala kecil dan mikro dalam pengurusan TPUPI.
7 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 8
V. SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA
PARAMETER SATUAN NILAI OPTIMUM
Salinitas ppt 10-35
pH - 7-8,5
Suhu oC 27-30
9 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 10
WARING YANG DIPERGUNAKAN TERBUAT DARI BAHAN PE BERWARNA HITAM
DENGAN UKURAN MATA WARING 4 MM.
Pelampung terbuat dari drum Rakit tersebut dilengkapi dengan jangkar B. Waring dan Jaring
polyethylene (PE) atau styrofoam yang dan tali jangkar. Untuk satu unit rakit
dilapisi dengan PE volume 200 l, dipasang diperlukan minimal 4 buah jangkar Waring adalah bahan yang digunakan pembesaran minimal D18. Pemberat jaring
dengan jarak 0,5 m. dengan berat 40–75 kg yang diikatkan untuk membuat kantong pemeliharaan dapat terbuat dari bahan paralon
pada tiap sudut rakit menggunakan tali ikan pada fase awal atau pendederan berbentuk persegi empat yang sudah diisi
jangkar terbuat dari PE berdiameter 2-4 (penggelondongan). Waring yang pasir dan ditempatkan di dasar jaring atau
cm. Panjang tali jangkar minimal 3 kali dipergunakan terbuat dari bahan PE pemberat dari beton atau besi yang dilapisi
kedalaman perairan (untuk kedalaman air berwarna hitam dengan ukuran mata plastik dan diikatkan di masing-masing
5 meter panjang tali jangkar sekitar 18-20 waring 4 mm. Bentuk kantong waring sudut luar jaring.
meter). persegi empat atau kubus dengan ukuran
3 x 3 x 3 m atau 3 x 1,5 x 2 m. Jaring berbentuk lingkar terbuat dari
Rakit yang terbuat dari bahan high density bahan HDPE yang didalamnya terdapat
polyethylene (HDPE), biasanya telah Jaring merupakan bahan untuk pembuat serat benang (tiga helai) dengan ukuran
tersedia produksi dari perusahaan dalam kantong pemeliharaan ikan. Jenis jaring mata jaring 0,5 – 1,5 inchi. Diameter jaring
unit yang sudah siap untuk digunakan. yang dipergunakan terbuat dari bahan PE. disesuaikan dengan diameter rakit/frame,
Bentuk dan ukurannya bervariasi sesuai Jaring untuk pembesaran berbentuk dengan kedalaman bervariasi sesuai
dengan permintaan konsumen. kantong berukuran 3 x 3 x 3 m dengan kedalaman perairan dan ukuran ikan.
ukuran mata jaring 1-2 inchi. Ukuran
benang jaring yang dipergunakan untuk
11 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 12
Sebagai contoh: C. Perlengkapan Karamba Lainnya
Sarana pendukung ini sangat membantu dalam usaha budidaya ikan kakap putih
agar proses budidaya kakap berlangsung dengan baik. Dalam managemen
penyimpanan pakan di gudang lakukan sistem first in first out, dimana pakan yang
masuk gudang duluan akan digunakan terlebih dahulu. Mess karyawan di perlukan
agar karyawan selalu siap melakukan tidakan darurat bila ikan yang dipelihara
mengalami masalah.
Ukuran rumah jaga dan gudang, disesuaikan dengan kebutuhan dan dibangun di
atas rakit sebagai pelindung bagi pekerja dan penyimpanan fasilitas budidaya serta
penyimpanan pakan.
13 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 14
TAMBAK Pintu Air Pipa PVC
A. Sarana dan Prasarana kakap. Pintu air dapat terbuat dari kayu
atau semen dan dilengkapi dengan
Kontruksi tambak saringan untuk mencegah masuknya
Memiliki desain yang mendukung proses sampah atau ikan liar ke dalam tambak
budidaya dan disesuaikan dengan tambak pada saat pengisian air. Pintu air
dengan kontruksi tanah, beton ataupun sebaiknya terpisah antara pintu pemasukan
plastik HDPE (high density polyethylene). dan pengeluaran air.
Petakan tambak terdiri dari petakan Dimensi pintu air
budidaya, petakan tandon dan saluran yang Pintu Monik. Ukuran idealnya adalah
terpisah untuk memasukan dan lebar mulut pintu 0,8-1 m, dan
mengeluarkan air. Luas yang efektif untuk dipasang 2 buah tiap petakan 0,3 Ha,
budidaya ikan kakap adalah 3000 m2 sehingga mampu membuang air bagian Siapkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), terdiri dari:
sehingga mempermudah dalam proses dasar. 1. Kolam pengendapan, berfungsi untuk mengendapkan bahan organik yang keluar dari tambak
pemberian pakan dan pemeliharaan. Pintu air pipa PVC dengan sistem pipa pemeliharaan dengan memberikan rintangan (terbuat dari beton, plastik atau bahan lain) dan
goyang. Jumlah pipa untuk luas 3000 airnya akan dialirkan ke kolam pemulihan dengan tumbuhan.
2. Kolam pemulihan, dengan tumbuhan air, untuk menyerap bahan organik terlarut dalam air.
Dasar tambak m2 minimal 4 buah dengan diameter
3. Kolam pemulihan dengan ikan dan diaerasi, kolam ini bertujuan mengembalikan kualitas air
Kemiringan dasar tambak sekitar 0,2% pipa 8 inci, sehingga dapat membuang
terutama kandunagn oksigen dan diuji dengan ikan yang hidup dengan baik di kolam ini.
(selisih 20 cm ke arah pembuangan / air dengan cepat. Lakukan pengecekan
outlet). kebocoran tanah di sekitar pipa dengan
memadatkan tanah di sekitar. Dan jika B. Persiapan Lahan Budidaya Pengeringan dasar tambak
Pintu air perlu lakukan dengan membelah Pengeringan tanah dasar tambak
Pintu air berfungsi untuk mengisi air ke tanggul sehingga bagian yang dilewati Perbaikan kontruksi berfungsi untuk meningkatkan oksidasi
dalam petakan tambak dan membuang air pipa, tanahnya dipadatkan. pematang/tanggul tanah, sehinga dapat mempercepat
pada saat pemeliharaan dan panen ikan Pematang harus kedap dengan maksimum penguraian bahan organik. Pengeringan
kebocoran 10% dalam seminggu. dapat dipercepat dengan pembuatan
Tambak dapat diisi air sampai kedalaman parit/caren keliling. Pengeringan tanah
minimal 1,2 meter. dilakukan hingga tanah retak-retak (kadar
air sekitar 20%).
Persiapan dasar tambak Pengeringan tidak boleh dilakukan sampai
Dasar tambak merupakan wadah penampung tanah berdebu karena proses mineralisasi
kotoran ikan, maka kebersihan dasar tambak bahan organik berhenti.
pada saat persiapan harus menjadi proritas
utama. Lumpur dari dasar tambak berasal Pemberantasan hama dan pesaing
dari sisa metabolisme ikan dan plankton yang Lakukan pembasmian predator dan hewan
mati, harus dibuang keluar tambak dan pesaing dengan pemberian saponin
jangan ditumpuk di atas pematang. Lumpur (bungkil biji teh) dengan dosis 20 ppm
bisa kembali ke dalam perairan dan pada bagian tambak yang tidak bisa
memperburuk kondisi parameter air pada kering.
saat hujan apabila lumpur ditumpuk di atas Pengendalian hama TIDAK boleh
pematang. menggunakan pestisida karena sangat
berbahaya untuk manusia dan produknya
akan ditolak oleh pasar luar negeri.
15 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 16
© WWF–Indonesia / Nur AHYANI
Bahaya penggunaan pestisida:
Membunuh pakan alami pada dasar dan kolom air,
Ikan jadi sulit tumbuh dan gampang sakit
Membunuh mikroba tanah sehingga kualitas tanah memburuk, ikan
sulit tumbuh
Menyebabkan ikan terkontaminasi racun dan ditolak oleh konsumen
Buangan air mengandung pestisida ke perairan umum akan merusak
lingkungan serta mematikan anak ikan dan udang
Menurunkan produksi ikan dan hasil tangkapan
17 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 18
VI. BENIH IKAN, TRANSPORTASI, DAN PENEBARAN
© WWF–Indonesia / Arief DARMONO
A. BENIH IKAN
SPECIES ASLI DAN MENYEBABKAN Respon terhadap pakan yang diberikan 1. Induk Kakap Jantan dan betina
POLUSI GENETIK positif dan responsif terhadap kejutan 2. Pemijahan alami mapun buatan
3. Penetasan telur
Keseragaman ukuran minimal 80 %
4. Larva ikan kakap beserta jenis pakan pendukungnya.
5. Pendederan ikan kakap
Bukan merupakan benih transgenik /
6. Pembesaran ikan kakap
Genetic Modified organism (GMO) atau
benih hasil hibridisasi
19 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 20
Penggelondongan Sistem keramba di tambak:
Apabila benih ikan yang didapatkan masih Metoda pendederan (penggelondongan)
berukuran kecil, sebaiknya dibesarkan melalui benih kakap putih dalam wadah waring
proses penggelondongan sampai mencapai yang dipasang dalam KJT di tambak
ukuran layak tebar di KJA (>10 cm). dipilih karena wadah pendederan lebih
Penggelondongan benih kakap putih dapat kecil dengan ukuran 2 x 1 meter (atau
dilakukan dengan cara:. sesuai kebutuhan). Konstruksi karamba
a) Sistem Bak tancap dari bambu:
b) Sistem jaring tancap di tambak Kontruksi unit KJT terbuat dari bambu
atau kayu dengan ukuran lebar 1 meter
1. Sarana dan prasana
dengan panjang 1,5 meter (jumlah
penggelondongan
sesuaikan dengan lahan yang tersedia
Sistem Bak:
serta kebutuhan) dan dilengkapi
Penggelondongan dapat dilakukan di bak peneduh/paranet.
berukuran sekitar 1 – 2 m3 dengan
KJT ditancapkan ke dasar tambak,
konstruksi yang kokoh dan dilengkapi
dengan ketinggian sejajar dengan
dengan saluran pemasukan dan
pematang tambak.
pengeluaran. Selain itu juga dilengkapi
KJT dilengkapi dengan titian/jembatan
dengan aerator serta berada dalam lokasi
untuk memudahkan operasional
yang terjaga kebersihannya, bisa dalam
pemeliharaan ikan.
ruangan maupun di luar ruangan.
Kontruksi di pasang wadah budidaya
Sistem karamba di tambak:
dengan proses sebagai berikut:
Metoda pendederan (penggelondongan)
Jaring pemeliharaan terbuat dari
benih kakap putih dalam wadah waring
bahan sintetik dengan ukuran mata
yang dipasang dalam KJT di tambak
jaring sebesar 2-4 mm dan waring
dipilih karena wadah pendederan lebih
berukuran 1,5 x 1 x 1,5 m.
kecil dengan ukuran 2 x 1 meter (atau
sesuai kebutuhan). Konstruksi karamba Memasang pemberat dari pipa PVC
tancap dari bambu: yang dilubangi berdiameter 1 inchi
dengan bentuk dan ukuran
disesuaikan ukuran jaring.
21 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 22
2. Penebaran dan Pembesaran Pemberian pakan
23 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 24
Masukkan ke dalam kotak styrofoam yang C. PENEBARAN BENIH
bersih dan rekatkan dengan selotip.
Perbandingan air dan oksigen dalam
kantong plastik adalah 1:3. Penebaran benih sebaiknya dilakukan
Pertahankan suhu air 22-25 oC, dengan pada pagi atau sore hari.
cara memberikan es dalam kantong plastik
yang telah dibungkus dengan kertas koran, Sebelum benih ditebar, dilakukan
jumlah es per box 2 bungkus @0,5 kg. aklimatisasi
Transportasi dengan bak terbuka dapat
dilakukan dengan aerasi yang cukup. Apabila sistem transportasi dengan
Transportasi tertutup dalam kemasan menggunakan kantong plastik,
dengan jangka waktu pengangkutan >12 aklimatisasi dilakukan dengan membuka
jam, memerlukan refreshment/penyegaran kantong plastik dan memasukan air laut ke
(penggantian oksigen).
dalam kantong sedikit demi sedikit.
Bila pengiriman lebih dari 17 jam
Setelah suhu dan salinitas hampir sama
dilakukan pergantian oksigen dan air
sebanyak setengah volume dan maka benih dapat ditebarkan.
penggantian es batu.
Apabila perjalanan lebih dari 18 jam,
Untuk pengiriman antar pulau dan atau
proses aklimatisasi didahului dengan
antar kota-propinsi, pengurusan izin dari
Instansi Karantina Ikan dilakukan dua hari memasukkan oksigen murni ke dalam
sebelum transportasi benih dilakukan. kantong packing.
Berat satu koli disesuaikan dengan standar
kargo (biasanya minimal 17 kg), harus
dihitung jumlah es dan volume air.
25 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 26
VII. PENYIAPAN DAN PEMBERIAN PAKAN
27 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 28
© WWF – Indonesia / Beni WARDOYO
29 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 30
VIII. GRADING IKAN, SARANA BUDIDAYA, DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN PERAIRAN
31 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 32
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BUDIDAYA MERUPAKAN SALAH SATU
FAKTOR YANG MEMEGANG PERANAN PENTING UNTUK KEBERHASILAN
BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH.
33 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 34
IX. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
35 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 36
B. JENIS PENYAKIT DAN CARA PENGENDALIAN
Jenis serangan hama dan penyakit pada kakap putih beserta gejala, cara penanggulangan
dan pengobatannya
1. Parasit
ORGANISME
JENIS PENYAKIT PENYEBAB PENYAKIT KARAKTERISTIK PATOGEN ORGAN YANG DISERANG GEJALA/SINDROM CARA PENCEGAHAN CARA PENGOBATAN
Bintik Putih Protozoa • Organisme ini membentuk • Permukaan tubuh (Kulit) • Mata membengkak • Perendaman menggunakan larutan
(White Spot) Cryptocaryon sp. kista pada ikan yang terinfeksi • Insang dan mata formalin 37 % bahan aktif selama
• Ekor
ditumbuhi semacam kista 5-7 hari berturut-turut dengan
• Insang sebesar kepala jarum dosis 25 ppm selama 1 jam
• Mata pentul dan berwarna putih
• Terjadi pendarahan dan • Perendaman dengan H2O2 (Hidrogen
pembusukan pada bagian peroksida) 50 % bahan aktif sebesar
sirip 150-200 ppm selama 45-60 menit
• Produksi lendir tubuh perhari
meningkat
• Nafsu makan berkurang
Penyakit Gatal Parasit • Penyebarannya melalui • Insang • Biasanya tidak terlihat • Pengaturan padat • Merendam ikan dengan larutan
atau Motal Trichodina sp. perairan atau menular dari gejala klinis tetapi jika penebaran formalin 200 ppm selama 30-60
• Sirip
(Trichodiniasis) ikan lain infeksi sudah berat • Melakukan penyaringan menit.
• Permukaan tubuh ditandai dengan bintik- pada air masuk
bintik putih pada bagian • Menjaga kebersihan wadah
kepala dan punggung, budidaya.
lendir meningkat.
• Pendarahan pada luar
tubuh
• Warna tubuh kusam.
Monogenia Parasit sejenis • Penyebaranya melalui • Permukaan tubuh • Permukaan tubuh luka • Melakukan perendaman
kutu ikan dari perairan sekitar lokasi • Insang berwarna merah menggunakan air tawar selama
• Insang
golongan pemeliharaan pucat 10-15 menit
Crustacea • Jika terkena parasit ini • sisik • Sisik mudah lepas
dapat menyebabkan
kematian
Trematoda Diplectinum sp • Menyebar melaui pakan dan • Insang • Nafsu makan berkurang • Perendaman menggunakan larutan
lingkungan • Produksi lendir meningkat formalin 30-50 ppm selama 24-48 Jam
• Hati
• Biasanya serangan cacing ini • Berenang di permukaan • Perendaman menggunakan H2O2
bersamaan dengan serangan • Mata • Tutup insang terbuka 200 ppm selama 1 jam.
Vibriosis
37 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 38
2. Bakteri
ORGANISME
JENIS PENYAKIT PENYEBAB PENYAKIT KARAKTERISTIK PATOGEN ORGAN YANG DISERANG GEJALA/SINDROM CARA PENCEGAHAN CARA PENGOBATAN
Bakteri Perusak • Bakteri • Serangan terjadi pada waktu • Sirip • Luka pada bagian ekor • Mengatur kepadatan • Isolasi
Sirip (Bacterial Mycobacter sp. penanganan dengan kulit terkelupas • Mengatur pertukaran air • Perendaman menggunakan acriflavine
Fin Rot) • Vibrio sp. • Infeksi bakteri ini disebabkan sehingga warnanya dalam KJA 100 ppm selama 1 menit
• Pseudomonas karena ikan saling menggigit menjadi putih • Pembersihan jaring dari
sp. sehingga mengakibatkan luka. • Terputusnya ekor dan organisme penempel
bagian belakang tubuh • Manajemen pemberikan
ikan pakan yang baik
• Pendarahan di bawah kulit
• Borok di tubuh
• Mata buram serta
menonjol
Bercak Merah Bakteri • Serangan penyakit terjadi • Permukaan tubuh • Berenang di permukaan • Melakukan perendaman
(Septicemia Aeromonas sp. pada pemeliharaan yang menggunakan acriflavin
• Sirip • Borok pada tubuh
harmorrhagica) bersalinitas rendah.
• Serangan terlihat jika ikan • Insang • Perut ikan mengembung
mengalami stress.
• Penyebarannya melalui air,
peralatan yang tidak steril.
Pendarahan pada Bakteri • Serangan bakteri ini • Mata • Kondisi ikan menjadi • Menggunakan pakan yang di campur
mata Streptococcus sp. menginfeksi ikan-ikan laut lemah dengan antibiotic.
(Streptococcis) • Bakteri ini tahan terhadap • Pendarahan pada mata
beberapa antibiotic • Berenang tidak beraturan.
Vibriosis Bakteri Vibrio • Menyerang ikan-ikan air laut • Permukaan tubuh • Nafsu makan menurun • Lingkungan budidaya harus
algynolyticus, • Serangannya biasanya terjadi • Warna tubuh menjadi gelap bersih
• Kulit
V. parahae- setelah mengalami serangan • Terdapat benjolan seperti • Memperhatikan teknik
molyticus, Trichodina sp. dan • Insang bisul Penanganan induk dan benih.
V.Harveyi Cryptocaryon sp. • Insang ikan berwarna pucat • Pemberian vaksin pada
benih ikan
Syndrom Bakteri Vibrio sp. • Bagian perut tampak • Gelembung renang • Berenang tidak beraturan • Memasukkan jarum suntik
Gelembung menggelembung kebagian perut ikan
• Perut
Renang • Terinfeksi akibat bergesekan
pada KJA.
Pop eye ( Mata Bakteri Vibrio sp. • Mata • Mata tampak menonjol
Menonjol)
39 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 40
3. Virus
ORGANISME
JENIS PENYAKIT PENYEBAB PENYAKIT KARAKTERISTIK PATOGEN ORGAN YANG DISERANG GEJALA/SINDROM CARA PENCEGAHAN CARA PENGOBATAN
Viral Nervous Virus • Virus menular dari induk ke • Otak • Warna tubuh gelap • Seleksi ikan bebas virus • Sampai saat ini belum ada obat yang
Necrosis (VNN) benih • Ikan berenang berputar dengan bantuan diagnosa digunakan untuk mengobati penyakit
• Mata
Dan Iridovirus • Serangan penyakit dipicu • Berenang lemah di laboratorium yang disebabkan oleh virus.
oleh perubahan kadar garam • Insang permukaan dan dasar • Penyucihamaan semua
dan suhu air, lingkungan • Limpa • Kadang-kadang muncul peralatan yang dipakai
hidup yang tercemar oleh ke permukaan air • Meminimalisasi stress pada
• Organ dalam
logam berat dan stress karena • Insang pucat saat pengangkutan
penangkapan dan pakan • Warna tubuh menjadi • Manajemen budidaya
gelap yang baik
• Perut yang kurus • Pemberian pakan yang
cukup nutrisi
• Karantina ikan yang sakit
4. Jamur
ORGANISME
JENIS PENYAKIT PENYEBAB PENYAKIT KARAKTERISTIK PATOGEN ORGAN YANG DISERANG GEJALA/SINDROM CARA PENCEGAHAN CARA PENGOBATAN
Saprolegniasis Saprolegnia sp. • Biasanya menyerang ikan • Telur ikan • Permukaan tubuh dan • Untuk ikan dilakukan perendaman
yang sudah terserang bakteri telur banyak menempel menggunakan acetid acid 5% selama
• Permukaan Tubuh ikan
dan parasit. jamur yang menyerupai 30-60 detik
• Bersifat Infeksi sukender • Kulit gumpalan benang- • Untuk telur ikan menggunakan larutan
benang halus. formalin dengan dosis 150-250 ppm
selama 15 menit.
Ichthyosporidosis Ichthyosporidium • Menyerang bagian organ • Organ internal • Sulit diketahui karena • Menjaga kondisi kualitas air • Belum ada obat yang cocok
sp. internal perkembangannya sangat • Menjaga kesehatan ikan
lambat dan sulit dilihat
41 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 42
5. Penyakit Non-Infeksi
ORGANISME
JENIS PENYAKIT PENYEBAB PENYAKIT KARAKTERISTIK PATOGEN ORGAN YANG DISERANG GEJALA/SINDROM CARA PENCEGAHAN CARA PENGOBATAN
Penyakit karena • Menyerang pada kondisi • Gelembung renang dan insang • Perut kembung • Meningkatkan daya tahan
lingkungan lingkungan yang tidak baik • Ikan berenang terbalik tubuh dengan pemberian
seperti pada saat terjadi • Terdapat gelembung vitamin C dan multivitamin
pencemaran lingkungan, pada insang • Memindahkan KJA atau
hujan deras dan red tide ikan ke perairan dengan
kondisi lingkungan yang
lebih baik
Malnutrisi Organ dalam terutama hati • Hati berwarna pucat • Tidak memberikan pakan
• Kondisi ikan lesu dan yang telah rusak atau tengik
lemah
• Mata bengkak
• Tubuh bengkok (cacat)
43 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 44
X. PANEN
Lakukan pengecekan timbangan pada saat Setelah ikan ditampung dalam bak
jual beli agar tidak ada pihak yang penampungan sementara, segera bawa
ikan ke darat menggunakan kapal /
perahu.
A. PRODUK IKAN HIDUP
Pindahkan ikan tersebut dari kapal ke bak
Ikan dipuasakan selama 1-2 hari sebelum
penampungan di darat dengan
panen, hal ini dilakukan untuk
menggunakan ember atau kontainer kecil.
menghindari ikan muntah selama
Bak penampungan ikan di darat
pengangkutan.
berukuran 4-10 ton yang terlebih dahulu
Jaring dibagi menjadi dua bagian dengan di isi air laut bersih dan dilengkapi
menggunakan bambu atau kayu, agar peralatan aerasi dan es untuk menurunkan
memudahkan dalam pengambilan ikan. suhu air.
© WWF – Indonesia / Beni WARDOYO
45 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 46
XI. ASPEK SOSIAL
47 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 48
LAMPIRAN FORMAT MONITORING DAN PENCATATAN
49 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 50
ANALISIS USAHA
51 | Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH Better Management Practices | BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH | 52
DAFTAR PUSTAKA PENYUSUN & EDITOR BMP
Fernando, Hasanudin dan Pamudi, 2008. Budidaya Ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung, Wahju Subachri. Senior Fisheries Officer
ADB ETESP Perikanan. (wsubachri@wwf.or.id)
Wahju berpendidikan Budidaya Perairan dari Universitas Hang Tuah dan bergabung di
Matthias H, Doris S and J. Richart Arthur, 2007. Cage Aquaculture Regional and Global Review, WWF-Indonesia sejak bulan November 2010. Tanggung jawab utamanya adalah
FAO fisheries technical paper, FAO Rome. mengembangkan dan memastikan implementasi Aquaculture Improvement Program
(AIP) di berbagai wilayah prioritas WWF-Indonesia. Sebelum di WWF-Indonesia, Wahju
Mayunar, 1995, Budiadya Ikan Laut dalam Karamba Jaring Apung serta Prospeknya dalam
pernah bekerja di perusahaan budidaya & spesialisasi bidang budidaya lebih 15 tahun.
Oceana volume XX nomor 2, 1995; 1-2.
M. Ghufron H. Kordi K, 2009. Budidaya Perairan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Nur Ahyani. Aquaculture Officer
(nurahyani@wwf.or.id)
SEAFDEC Aquaculture department APEC Fisheries Working Group 01/2000, Husbandry and Bergabung di WWF-Indonesia sejak bulan Februari 2013. Menyelesaikan pendidikan S2
Health Management of Grouper, Aquaculture Department Southeast Asian Fisheries Budidaya dari Ghent University - Belgia, Nur bertanggung jawab dalam pengembangan
Development Center, Tigbaua, Iloilo, Philippines. praktik budidaya berdasarkan Better Management Practices (BMP) dan Aquaculture
Stewardship Council (ASC) di wilayah NTB, NTT, dan Bali. Sebelum di WWF-Indonesia,
Zulkifli AK, M Nasir, T Iskandar, Mukhlisuddin, at all, 2000. Rakitan Teknologi Budiaya Kerapu
Nur terlibat aktif dalam penguatan masyarakat pesisir dan pembudidaya di Aceh & Nias.
dalam Karamba Jaring Apung.
Agis Riyani, Assistant For Aquaculture Program
(Riyaniagis@gmail.com)
Dapatkan Juga Serial Panduan – Panduan Praktik Budidaya Lainnya, Yaitu : Mulai berkecimpung pada perikanan budidaya semenjak masa kuliah di
Sekolah Tinggi Perikanan, Jurusan Teknologi Akuakultur. Bergabung di
1. Budidaya Rumput Laut, Kotoni 6. Penanaman Mangrove, Pada Kawasan
WWF-Indonesia sejak bulan Desember 2013. Bertugas membantu pelaksanaan
(Kappaphycus alvarezii), Sacol Tambak Udang Tradisional dan Jenis
program Aquaculture WWF-Indonesia.
(Kappaphycus striatum), dan Spinosum Tambak
(Eucheuma denticulatum)
7. Budidaya Ikan Bandeng (Chanos chanos),
2. Budidaya Rumput Laut, Gracilaria sp. Di Pada Tambak Ramah Lingkungan M. Yusuf, National Coordinator for Fisheries Science and Training
Tambak (myusuf@wwf.or.id)
8. Budidaya Ikan Nila, Sistem Karamba Jaring
3. Budidaya Udang Windu (Penaeus Apung S-1 Perikanan dan S-2 Manajemen Lingkungan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
monodon), Tambak Tradisional dan Semi Bergabung di WWF-Indonesia pada bulan Februari 2009. Sejak tahun 2000, aktif di LSM
9. Budidaya Siput Abalon (Haliotis sp.), Pada
Intensif lokal bidang perikanan di Makassar, klub selam kampus, kegiatan penilaian AMDAL,
Karamba Apung
4. Budidaya Udang Vannamei, Tambak Semi dan perusahaan export rumput laut. Bertugas di WWF-Indonesia untuk pengembangan
10. Budidaya Ikan Kerapu Macan , Sistem
Intensif dengan Instalasi Pengolahan Air semua panduan perikanan (BMP) dan pengembangan kapasitas stakeholder.
Karamba Jaring Apung
Limbah (IPAL)
11. Budidaya Kerang Hijau (Perna viridis) Candhika Yusuf, National Aquaculture Program
5. BMP Budidaya Ikan Patin (Pangasius sp.)
Coordinator (cyusuf@wwf.or.id)
Candhika terlibat pada kegiatan konservasi kelautan dan perikanan berkelanjutan sejak
kuliah di Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang. Bergabung di WWF-Indonesia
pada tahun 2009 sebagai Fisheries Officer di Berau dan sebagai Koordinator Nasional
Selain panduan praktik perikanan budidaya, WWF-Indonesia juga menerbitkan panduan lainnya Program Aquaculture pada tahun 2011. Saat ini Candhika bertugas memastikan
tentang Perikanan Tangkap, Perikanan Tangkapan Sampingan (Bycatch), Wisata Bahari, dan Kawasan implementasi Program Pengembangan Akuakultur untuk 11 komoditi.
Konservasi Perairan. Untuk keterangan lebih lanjut dan mendapatkan versi elektronik dari seluruh
panduan tersebut, silahkan kunjungi www.wwf.or.id