PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Tepung biji durian terfermantasi ragi tape merupakan suatu inovasi yang
sampai saat ini belum dimanfaatkan semaksimal mungkin walaupun telah terbukti
memiliki karajteristik yang sama dengan tepung tapioka dan memiliki kandungan
protein yang lebih tinggi dibandingkan tapung biji durian biasa. Onde-onde
memiliki bahan tepung tapioka sehingga dapat dilakukan subtistusi tepung tapioka
dengan tepung biji durian terfermentasi untuk memaksimalkan penggunaan tepung
biji durian dan meningkatkan kandungan protein larut dalam Onde-onde. Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor yaitu lama
fermentasi mulai 24, 48, sampai 72 jam dan rasio substitusi tepung biji durian
terhadap tepung tapioka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa onde-onde dengan
substitusi tepung biji durian terfermentasi ragi tape memiliki nilai kesukaan yang
baik pada rata-rata panelis. Selain itu, onde-onde ini juga memiliki karakteristik
fisik yang tidak jauh berbeda daripada onde-onde biasa dan kandungan protein
dalam onde-onde ini cukup signifikan.
Kata kunci: Tepung Biji Durian, Tepung Biji Durian Termodifikasi, Onde-onde
1
BAB 1. PENDAHULUAN
2
Kandungan karbohidrat tepung biji durian cukup tinggi yakni sebesar
76,73 %. Kandungan proteinnya juga lebih tinggi yakni sebanyak 10,41%
dibandingkan protein tepung lainnya, seperti seperti tepung beras 7 %, tepung terigu
8,9 %, tepung jagung 9,2 %. Selain itu, pati biji durian juga memiliki karakteristik
yang mirip dengan tepung tapioka (Nathanael, et al., 2016). Dengan demikian,
tepung ini layak dan dapat dikombinasikan dengan tepung lainnya seperti tepung
terigu. Onde-onde merupakan jajanan pasar yang populer di Indonesia, yang diolah
dari bahan dasar tepung ketan yang berbentuk bulat dan dilumuri oleh wijen, dan
biasanya dijual di pedagang kaki lima (Littlewood & Littlewood, 2008). Salah satu
bahan dasar dari Onde-onde adalah tepung tapioka. Oleh karena itu, tepung biji
durian memiliki potensi dalam menggantikan tepung tapioka dalam pembuatan
Onde-onde. Selain itu, tepung biji durian yang dimodifikasi oleh ragi tape telah
terbukti memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada yang tidak
dimodifikasi. Hal ini merupakan potensi yang baik untuk memaksimalkan
pemanfaatan biji durian menjadi bahan dasar produksi pangan lokal dengan
kandungan gizi yang lebih tinggi.
3
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Menentukan formulasi optimal dari substitusi onde-onde dengan tepung
biji durian terfermentasi ragi tempe;
2 Menganalisis lama fermentasi yang optimal untuk meningkatkan
kandungan protein dari tepung biji durian;
3 Menganalisis pengaruh substitusi tepung biji durian terfermentasi pada
mutu fisik, kimia, dan sensori onde-onde.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari dilakasanakannya penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1 Meningkatkan nilai ekonomis dari buah durian;
2 Mengembangkan nilai kuliner onde-onde;
3 Mengurangi jumlah limbah biji durian yang tidak diolah
4
TINJAUAN PUSTAKA
5
bersama dengan santan. Dalam dunia Industri, buah ini (atau aromanya) biasa
dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar
lainnya. Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, atau
dicampurkan dalam kolak durian (Granida, 2007).
6
Tabel 1. Kandungan Biji Durian
Zat Nutrisi/100 g
2.3 Yeast
Yeast merupakan mikroorganisme yang termasuk dalam fungi uniseluler
yang menyebabkan terjadinya fermentasi. Yeast biasanya mengandung
mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan bagi
mikroorganisme tersebut. Media tumbuh yeast ini dapat berbentuk cairan nutrien.
Yeast umumnya digunakan dalam industri pangan untuk membuat makanan dan
minuman hasil fermentasi seperti acar , roti dan bir. Yeast berkembang biak dengan
suatu proses yang dikenal dengan istilah pertunasan, yang menyebabkan terjadinya
peragian. Dalam pembuatan adonan roti, sebagian besar yeast berasal dari
7
mikroorganisme jenis Saccharomyces cerevisiae. Yeast merupakan bahan
pengembang adonan dengan memproduksi gas karbondioksida (Mudjajanto &
Yulianti, 2004).
Yeast yang sering digunakan masyarakat dalam pembuatan adonan roti
umumnya jenis instant dry yeast yang pemakaiannya langsung dicampurkan dengan
bahan lainnya. Menurut Mudjajanto dan Yulianti (2004), penggunaan yeast 1,5 – 2
% dari total tepung terigu. Selain menggunakan instant dry yeast yang dijual
dipasaran, dalam pembuatan adonan roti dapat pula menggunakan alternatif yeast
segar yang diperoleh dari fermentasi bahan-bahan organik yang mengandung
karbohidrat seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan juga serealia. Ketika bahan
pangan yang mengandung karbohidrat dibiarkan didalam suhu ruangan dalam
beberapa hari maka bahan pangan tersebut akan mengalami perubahan secara
enzimatis dan akan berubah menjadi asam (berbau seperti alkohol). Hal tersebut
membuktikan bahwa disetiap bahan pangan yang memiliki kandungan karbohidrat
memiliki kandungan yeast dan berpotensi dijadikan alternatif dalam pembuatan
yeast alami (Ko, 2012).
2.3 Onde-Onde
Onde-onde adalah makanan tradisional yang terbuat dari tepung terigu atau
tepung ketan yang digoreng atau direbus serta permukaannya ditaburi dengan biji
wijen. Mojokerto, Jawa Timur merupakan kota asal makanan khas ini sehingga
Mojokerto dijuluki sebagai “kota onde-onde”. Onde-onde memiliki macam-macam
variasi, yang paling dikenal adalah onde-onde yang terbuat dari tepung ketan dan
di dalamnya diisi bubuk kacang hijau. Variasi yang lain hanya dibuat dari tepung
terigu dan diberi warna pada permukaannya seperti putih, merah, atau hijau yang
dikenal sebagai onde-onde gandum (Anugerah, 2017).
2.4 Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu proses terjadinya perubahan kimia pada suatu
substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
Proses fermentasi dibutuhkan starter sebagai mikroba yang akan ditumbuhkan
8
dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi
fisiologis yang siap diinokulasikan pada media fermentasi (Suprihatin, 2010).
Fermentasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu spontan dan tidak
spontan. Fermentasi spontan adalah yang tidak ditambahkan mikroorganisme
dalam bentuk starter atau ragi dalam proses pembuatannya, sedangkan fermentasi
tidak spontan adalah yang ditambahkan starter atau ragi dalam proses
pembuatannya. Mikroorganisme tumbuh dan berkembang secara aktif merubah
bahan yang difermentasi menjadi produk yang diinginkan pada proses fermentasi.
Proses optimum fermentasi tergantung pada jenis organismenya. Faktor yang
mempengaruhi proses fermentasi adalah suhu, pH awal fermentasi, inokulum,
substrat dan kandungan nutrisi medium (Sulistyaningrum, 2008).
9
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah biji durian yang diperoleh dari pedagang
buah durian di Trawas, Mojokerto. Bahan lain yang digunakan adalah ragi tape
tradisional dan laru tempe yang diperoleh dari pasar tradisional di Mojokerto.
10
Tabel 3.1 Rancangan penelitian
Lama Fermentasi Tepung Biji Durian Terfermentasi :
Tepung Tapioka
Keterangan:
A1B1 : Biji kopi terfermentasi selama 24 jam dengan rasio 25:75
A1B2 : Biji kopi terfermentasi selama 24 jam dengan rasio 50:50
A1B3 : Biji kopi terfermentasi selama 24 jam dengan rasio 75:25
A1B4 : Biji kopi terfermentasi selama 24 jam dengan rasio 100:0
A2B1 : Biji kopi terfermentasi selama 48 jam dengan rasio 25:75
A2B2 : Biji kopi terfermentasi selama 48 jam dengan rasio 50:50
A2B3 : Biji kopi terfermentasi selama 48 jam dengan rasio 75:25
A2B4 : Biji kopi terfermentasi selama 48 jam dengan rasio 100:0
A3B1 : Biji kopi terfermentasi selama 72 jam dengan rasio 25:75
A3B2 : Biji kopi terfermentasi selama 72 jam dengan rasio 50:50
A3B3 : Biji kopi terfermentasi selama 72 jam dengan rasio 75:25
A3B4 : Biji kopi terfermentasi selama 72 jam dengan rasio 100:0
11
A. Pembuatan Tepung Biji Durian Terfermentasi
Pembuatan tepung biji durian termodifikasi biji durian diawali dengan
pencucian biji hingga bersih yang dilanjutkan dengan proses pengukusan selama
10 menit. Biji durian dikupas kulitnya, dibuang bagian tunasnya dengan
menggunakan pisau stainless steel, kemudian diiris tipis. Proses fermentasi
dilakukan selama 24, 48, dan 72 jam dengan menggunakan ragi tape konsentrasi
ragi sebagai berikut 0%, 0,2%, 0,4% dan 0,6%. Pembersihan lendir dari irisan biji
durian dilakukan dengan pencucian dengan air mengalir sampai lendir berkurang
dan ditiriskan. Pengeringan dilakukan dengan oven dengan suhu 50°C. Setelah itu
dihaluskan menggunakan blender sampai halus dan disaring menggunakan ayakan
80 mess. Diagram alir pembuatan tepung biji durian terfermentasi dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
B. Pembuatan Onde-onde Tersubtitusi Tepung Biji Durian
Pembuatan onde-onde dimulai dengan pembuatan persiapan dan
penimbangan bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu tepung ketan, tapung tapioka,
gula pasir, garam, santan, wijen, kacang hijau, daun pandan, dan minyak goreng.
Pembuatan isian onde-onde dilakukan terlebih dahulu dengan cara mengukus
kacang hijau kupas dengan daun pandan hinga matang. Kemudian, kacang hijau
yang telah dikukus dicampur dengan lima sendok makan gula pasir dan sedikit
garam. Setelah itu, campuran tersebut dihaluskan hingga terbentuk adonan isian.
Selanjutnya, dibentuk bulatan-bulatan kecil dengan berat sekitar 25 gram. Setelah
adonan isian dibuat, dilakukan pembuatan adonan kulit onde-onde.
Pembuatan kulit adonan dimulai dengan penampuran tepung ketan, tapioka,
gula, dan garam. Pada proses ini, terdapat beberapa adonan yang dibentuk dengan
variasi rasio tepung tapioka dan tepung biji durian yang digunakan yaitu 75:25,
50:50, 25:75, dan 100:0. Selama pencampuran, dituangkan santan secara bertahap
sampai adonan kalis. Kemudian, setiap bulatan adonan isian diselimuti dengan 25
gram atau satu sendok makan adonan kulit onde-onde agar terbentuk adonan onde-
onde utuh. Proses tersebut dilangi pada sisa adonan. Adonan onde-onde yang sudah
terbentuk kemudian dimasak dalam minyak goreng panas hingga tampak warna
12
keemasan pada onde-onde. Diagram alir pembuatan onde-onde tersubstitusi tepung
biji durian dapat dilihat pada Gambar 3.3.
13
Biji Durian
Pencucian
Pengukusan 10 Menit
Pengupasan
Pengirisan
Pembersihan Lendir
Pengeringan
Penghalusan
Pengayakan 80 mess
14
Tepung Ketan,
Tepung Tapioka,
Tepung Biji Durian, Kacang Hijau
Gula, Garam, dan Kupas dan
Satan Daun Pandan
Penghalusan
Pembentukan
adonan onde-onde
Penggorengan
15
3.5 Prosedur Analisis
3.5.1 Sifat Kimia
a. Kadar Protein
Penetapan kadar nitrogen total dilakukan dengan cara menimbang satu gram
sampel yang telah dihaluskan dengan blender, dimasukkan kedalam labu Kjeldahl
100 ml, ditambahkan 1 gram SeO2 dan 25 ml H2SO4 (p), didekstruksi dengan
pemanasan hingga menjadi larutan jernih yaitu selama kurang lebih 30 menit pada
suhu 375°C dan kemudian didinginkan. Setelah dingin ditambahkan dengan
akuades, dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, kemudian ditepatkan sampai garis
tanda. Dipipet 25 ml larutan ditambahkan 50 ml NaOH 40% letakkan ke dalam alat
destilasi. Destilat ditampung dalam erlenmeyer berisi 25 mL H3BO3 4% dan 3 tetes
indikator mengsel. Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan
warna dari hijau zamrud menjadi ungu, kemudian ditetapkan kadar nitrogen total
(BSN, 1992).
Menurut Sudarmadji, et al. (1989), kadar N-total dihitung sesuai dengan
rumus yang tercantum yaitu:
16
bawah jarum ukur/probe kemudian menekan tombol start, dan hasilnya akan
muncul pada Rheotex. Prinsip kerja alat ini adalah tingkat kekerasan produk
dinyatakan dalam satuan gram/mm yang menggambarkan bahwa besarnya gaya
tekan yang diperlukan untuk melakukan deformasi produk hingga kedalaman
tertentu sesuai dengan pengaturan yang diinginkan. Nilai deformasi tersebut
ditandakan sebagao daya ketahanan onde-onde untuk menerima tekanan sebelum
hancur. Semakin besar nilai yang muncul pada rheotex menunjukkan bahwa tekstur
onde-onde semakin keras.
3.5.2 Uji Organoleptik (Hedonic)
Pengujian dilakukan oleh minimal 30 orang panelis tidak terlatih. Masing-
masing panelis disajikan 5 sampel dan kuisioner yang berisi skala uji skoring
terhadap organoleptik (kesukaan, rasa dan tekstur) permen. Setiap panelis diberi
penjelasan atau petunjuk pengisian kuisioner agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengisian. Kemudian sampel disajikan secara acak dengan kode nomor tertentu. .
Skala yang digunakan untuk mengukur tingkat uji kesukaan panelis terhadap warna,
rasa, aroma, dan kesukaan keseluruhan dari masing-masing sampel adalah sebagai
berikut: (1) = sangat tidak suka, (2) = tidak suka, (3) = agak suka/biasa, (4) = suka,
dan (5) = sangat suka. Kemudian dihitung presentase kesukaan terhadap masing-
masing sampel.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anugerah, A., 2017. Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Onde-Onde Bo Liem Yanik Mojokerto. Jurnal Pendidikan Tata
Niaga. 1(1): 107-111.
Aulia, C., 2019. Penggunaan Tepung Biji Durian dalam Pembuatan Cupcake.
Bandung: Sekolah Tinggi Pariwisata NHI.
BSN, 1992. SNI 01-2891-1992 (Cara Uji Makanan dan Minuman). Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
Granida, Y., 2007. Memperpanjang Umur Simpan Buah Durian Terolah Mnimal
dengan Formulasi Bahan Edible Coating pada Suhu Beku. Jurnal Teknologi
Pangan. 9(1) 32-36.
Ko, S., 2012. Roti Sehat & Lezat dengan Ragi Alami. Yogyakarta: Indonesia tera.
Mudjajanto, S. & Yulianti, L., 2004. Membuat Aneka Roti. Jakarta: Penerbit
Swadaya.
Nathanael, S. R., Efendi, R. & Rahmayuni, 2016. Penambahan Tepung Biji Durian
(Durio zibethinus Murr) dalam Pembuatan Roti Tawar. Riau: Universitas
Riau Indonesia.
18
Rofaida, L. L., 2008. Komparasi Uji Karbohidrat pada Produk Olahan Makanan
dari Tepung Terigu dan Tepung Biji Durian (Durio zibethinus Murr). Solo:
Universitas Muhammadiyah.
Sudarmadji, S., Haryono, B. & Suhardi, 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Sulistyaningrum, L., 2008. Optimasi Fermentasi Asam Kojat oleh Galur Mutan
Aspergillus flavus NTGA7A4UVE10. Jakarta: Universitas Indonesia.
19
Rubrik Penilaian
No. Kriteria Ya/Tidak
JUDUL
1. Jumlah kata dalam judul ≤ 20 kata terpilih (diksi) Ya
2. Judul sudah spesifik, tidak menggunakan diksi yang Ya
menimbulkan multitafsir
3. Judul mengandung makna lingkup konstruk/konsep (frasa) Ya
penelitian yang dilakukan
4. Redaksi judul sesuai dengan isi penelitian (memuat konsep Tidak
yang digunakan)
5 Tidak menggunakan kata awal ‘pengaruh’ Ya
6. Berupa frasa bukan kalimat (tidak ada subyek, predikat dan Ya
meminimalkan kata sambung)
7 Tidak memuat seluruh parameter dari variable yang diteliti Ya
Memuat kata konsep yang bias digunakan sebagai kata Ya
kunci
BAB I. PENDAHULUAN
8 SUB BAB Latar Belakang sudah mencantumkan urgensi Ya
penelitian
9 Dalam Latar Belakang sudah ada potensi manfaat dari Ya
topik yang akan diteliti
10 Latar Belakang sudah memuat permasalahan atau akar Ya
masalah yang akan diselesaikan
11 Dalam Latar Belakang sudah eksplisit mencantumkan Ya
alternative solusi penyelesaian masalah
12 Dalam Latar Belakang terdapat justifikasi ilmiah terhadap Ya
alternatif solusi yang ditawarkan
13 Isi paragraf latar belakang bersifat “critical writing’ bukan Ya
hanya ‘descriptive writing’
14. Dalam SUB BAB Rumusan Masalah sudah menjelaskan Ya
akar masalah yang akan diselesaikan melalui penelitian
15 Rumusan masalah sudah secara tajam menggambarkan Tidak
mengapa penelitian dimaksud perlu dilakukan
16 Dalam Rumusan Masalah terdapat justifikasi ilmiah Ya
terhadap alternatif solusi yang ditawarkan
17. Rumusan Masalah secara jelas mengungkapkan ruang Ya
lingkup dan batasan penelitian yang dilakukan
18 Isi paragraf rumusan masalah bersifat “critical writing’ Ya
bukan hanya ‘descriptive writing’
19 SUB BAB Tujuan penelitian jelas menunjukan luaran dari Ya
penelitian
20 SUB BAB Manfaat penelitian jelas menunjukkan dampak Ya
yang menunjang pengembangan IPTEKS
21 Kalimat sudah ditulis secara logis, benar dan tidak Tidak
multitafsir
20
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
22 Tinjauan pustaka sudah memuat hasil kajian yang relevan Tidak
dengan topic penelitian yang dilakukan
23 Tata tulis Tinjauan Pustaka sudah menggunakan gaya Ya
selingkung sesuai pedoman KIT UNEJ
24 Kalimat dalam tinjauan pustaka sudah ditulis Tidak
menggunakan bahasa/kalimat baku(EYD) dan bukan hasil
copy paste
25 Kalimat dalam paragraf berupa kalimat hasil parafrase, Tidak
prosentase similarity tidak lebih dari 25% (turnitin)
26 Kalimat dan paragraph telah disusun secara logis dan Tidak
koherensi jelas
27 Referensi yang disitir sudah banyak dari hasil penelitian Ya
yang dipublikasi di jurnal penelitian (>80%)
28 Referensi yang disitir sudah banyak dari hasil penelitian Tidak
yang dipublikasi di jurnal penelitian terbaru (10 tahun
terakhir) (>80%)
29 Referensi yang disitir berasal dari artikel ilmiah di jurnal Iya
nasional
30 Referensi yang disitir berasal dari artikel ilmiah di jurnal Ya
internasional
31 Isi paragraf Tinjauan Pustaka bersifat “critical writing’ Tidak
bukan hanya ‘descriptive writing’
BAB 3. METODE PENELITIAN
32 Waktu dan tempat penelitian tertulis lengkap dan jelas Iya
33 Bahan dan alat penelitian yang vital dan perlu dikendalikan Ya
selama proses penelitian ditulis lengkap dan jelas
34 Metode yang disusun dijamin akan mendapatkan data yang Tidak
dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian
35 Variable penelitian ditulis secara lengkap dan jelas Ya
36 Instrumen penelitian disusun secara jelas untuk Tidak
menghasilkan data yang valid dan akurat
37 Software untuk analisis data jelas dan memadai Ya
38 Metode disajikan dalam bentuk flowchart yang disusun Ya
sesuai pedoman
39 Rancangan penelitian dan rancangan percobaan disusun Ya
secara benar dan memadai
40 Teknik pengumpulan dan penyajian data memadai untuk Ya
memudahkan analisisnya
41 Teknik analisis data tepat dan menjamin akan menjawab Ya
tujuan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
42 Style penulisan bibliografi konsisten mengikuti Pedoman Ya
Penulisan Karya Ilmiah UNEJ
21