DOSEN PENGAMPU
ARDIYAN DWI MASAHID, S.TP., MP
Oleh:
KELOMPOK 7 / THP A
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui potensi biji
hanjeli sebagai pengganti tepung terigu dalam pembuatan flakes sereal.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memperkaya pengetahuan masyarakat tentang potensi biji hanjeli sebagai
pengganti tepung terigu pada pembuatan flakes sereal.
2. Menjadi rekomendasi terhadap perkembangan kebijakan dalam bidang-bidang
yaitu menunjang peningkatan kualitas produksi pertanian.
BAB 2. PEMBAHASAN
Pengertian Jali
Tanaman hanjeli (Coix Larcyma Jobi L) tergolong jenis tanaman biji-
bijian (Serealia) tropika dari suku padi-padian. Tanaman hanjeli berasal dari Asia
Timur dan Malaya. Hanjeli dibudidayakan di Tiongkok sejak 2000 tahun lalu.
Tanaman hanjeli menyebar pada berbagai ekosistem baik iklim kering maupun
basah, seperti yang ditemukan di Sulawesi, Sumatra, dan Kalimantan. Tanaman
hanjeli dibudidayakan secara konvensional di Jawa Barat, Khususnya di
Kabupaten Bandung, Sumedang, Sukabumi, Garut, Ciamis, Kuningan, dan
Indramayu (Nurmala, 2009). Menurut Nurmala (2009), hanjeli dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu :
1. Varietas ma-yuen
Jenis hanjeli ini biasa juga disebut hanjeli pulut. Hanjeli pulut ini biasanya
ditanam disekitar tanah dipersawahan, ladang dan kebun kering. Bentuk buahnya
bulat telur atau bulat dengan dinding lebih tipis dari jali batu dan berwarna coklat,
kuning terang atau ungu. Varietas ini sering digunakan sebagai makanan pokok.
2. Varietas agrotis
Jenis ini memiliki cangkang yang sangat keras bagaikan batu dan sulit
dipecahkan. Biji-biji ini seringkali dimanfaatkan sebagai bahan manik-manik
kalung (semacam tasbih). Tanaman hanjeli batu tumbuh lebih pendek, namun
dengan rumpun lebih padat. Batang hanjeli batu berwarna hijau gelap. Tinggi
tanaman hanjeli batu hanya sekitar 1 m, dengan jumlah tanaman dalam tiap
rumpun mencapai belasan individu. Daun tanaman hanjeli batu lebar, pinggirnya
menggelombang dan warnanya hijau gelap. Lebar helai daun sekitar 5 cm, dengan
panjang 60 cm.
Biji hanjeli pada umumnya berbentuk bulat lonjong dengan permukaan
kulit yang bercangkang. Jenis hanjeli dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu hanjeli
ketan dan hanjeli batu. Jenis biji hanjeli ketan memiliki tekstur dan warna biji
yang lebih lunak dan kusam sehingga jenis ini biasanya lebih digunakan untuk
bahan pangan dan obat karena proses pengolahannya jauh lebih mudah. Jenis
hanjeli batu memiliki warna mengkilap dan tekstur permukaan kulit yang sangat
keras serta licin. Kekerasan biji mencerminkan kekompakan komponen biji.
Cangkang kulit hanjeli batu sangat keras biasanya berwarna kuning, abu-abu,
hitam, hingga kebiru-biruan yang permukaan kulitnya mengkilap dan licin. Biji
hanjeli batu sangat keras sehingga untuk melakukan pengolahan sebagai bahan
pangan secara tradisional masih sangat sulit. Jenis hanjeli batu ini biasanya lebih
banyak digunakan sebagai bahan souvenir seperti kalung, gelang, tasbih (rosary)
dan bahan mainan lainnya (Nurmala, 2009). Hanjeli dapat dibuat berbagai macam
olahan pangan seperti ketan, tape, dodol dan sebagainya. Biji hanjeli dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan wajik, lemper, klepon, dan putu ayu dengan nilai
etetika baik hingga sangat baik artinya bahwa produk tersebut sudah diterima oleh
masyarakat (Syahputri, 2015).
Secara botanis jali dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Subdivisio : Spermatophyta
Klas : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Coix
Species : Coix Lacryma-jobi
Tanaman jali dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi
(Nurmala, 1998). Jali tumbuh baik sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan
laut, sangat menyukai tanah yang lembab terbuka dan terkena sinar matahari
langsung (Kurrohman, 2010). Potensi tanaman jali cukup besar, hasil olahan biji
jali dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pangan yaitu sebagai bahan pembuat
bubur, tape, dan bahan kue-kue yang menggunakan tepung jali sebagai bahan
campuran (composit flafour). Selain itu tanaman jali juga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan kerajinan atau cindera mata dan makanan berkasiat obat (herbal
medicine).
Tabel 1. Komposisi kimia tanaman jali dalam 100 gram biji jali Komposisi
senyawa kimia biji jali per 100 gram
Kandungan gizi Jumlah (gram)
Protein 11,0
Lemak 4,0
Karbohidrat 51,0
Unsur Ca 21,3
Unsur Posfor 17,5
Unsur Fe 11,0
Vitamin B 5,14
Sumber : Nurmala 1998
Pengertian Sereal
Sereal sarapan terbuat dari biji-bijian dan didesain untuk dipasarkan
kepada konsumen sebagai makanan sarapan pagi siap saji. Saat ini, jenis sereal
sarapan yang ada di pasaran sangat beragam. Ciri khas dari produk ini adalah
kadar airnya yang rendah dengan tekstur yang renyah. Berdasarkan teknik
pengolahannya, maka sereal sarapan dijumpai dalam bentuk serpihan (flake),
hancuran atau parutan (shredded), mengembang (puffed), panggangan (baked) dan
ekstrudat (extruded) (Syamsir, 2006).
Apapun teknologi pembuatannya, proses pemasakan merupakan tahapan
proses yang harus dilakukan dalam pembuatan produk ini. Proses pemasakan
membentuk sifat fisik yang diperlukan untuk membentuk tekstur produk yang
diinginkan. Produk sereal sarapan didasarkan pada formulasi bahan mentah
dengan kadar pati yang tinggi. Tiga komponen dasar dalam formulasi produk
yaitu serealia, pemanis, dan bahan pembentuk flavor (Syamsir, 2006). Bahan lain
yang umum digunakan adalah garam, ragi, pewarna, vitamin, mineral dan
pengawet. Secara umum, tahapan proses pengolahan sereal sarapan adalah
persiapan bahan baku, pembentukan adonan (pemasakan), pembentukan sereal
sarapan, penambahan bahan pelapis (sifatnya optional) dan pengemasan.
Menurut Dewanti (2015), menyatakan bahwa Bahan-bahan utama yang
sering digunakan dalam pembuatan sarapan sereal adalah jagung, gandum, oat,
beras, dan barley. Sereal sarapan adalah makanan yang umumnya dimakan
sebagai sarapan. Makanan ini umumnya dimakan bersama susu, air, yoghurt, atau
dimakan langsung. Beberapa jenis sereal, seperti havermut, dapat dipanaskan
sehingga menjadi seperti bubur. Sereal umumnya dipromosikan sebagai
penunjang kesehatan dengan memakan sarapan berserat tinggi.
Kandungan Gizi Jali
Produksi pangan terutama beras tidak dapat mengimbangi peningkatan
jumlah penduduk, oleh karena itu diperlukan suatu usaha diversifikasi pangan
untuk mengatasi hal tersebut. Jali dapat menjadi pangan alternatif sebagai salah
satu usaha diversifikasi pangan karena jali memiliki nilai gizi yang baik.
Kandungan protein, lemak, dan vitamin B1 pada jali lebih tinggi dibandingkan
tanaman serealia lainnya,Ca yang dikandung jali lebih tinggi dibandingkan beras,
jagung, dan sorghum (Tabel 2).
Tabel 2. Komposisi kimia tanaman serealia dalam 100 g biji serealia
3.1 Kesimpulan