PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Udang merupakan salah satu komoditas ekspor dari sub sektor maupun
dua negeri yaitu udang putih (Litopenaeus vannamei). Kementerian Kelautan dan
Perikanan menyatakan perkiraan kebutuhan udang putih di Jepang 420.00
ton/tahun,Amerika Serikat sebesar 560.000 – 570.000 ton/tahun dan Eropa
230.000 ton/hari. Dijelaskan oleh Direktoral Perikanan pada tahun 2013,Indonesia
baru memproduksi udang putih sebesar 500.000 ton/tahun. Hasil tersebut masih
belum mencukupi semua kebutuhan pasar dunia, maka pada tahun 2014 target
produksi udang putih ditingkatkan menjadi 699.000 ton/tahun agar dapat
memenuhi kebutuhan pasar tersebut. (Erlanda et al, 2015)
Keunggulan udang putih yaitu pertumbuhan lebih cepat dan kelangsungan
hidup tinggi. Budidaya udang putih dengan penerapan pola budidaya intensif
sangat menguntungkan Karena dapat menggunakan padat tebar yang tinggi,
sehingga dapat meningkatkan produksi udang putih. Kendala yang dihadapi yaitu
masih sedikit pemahaman tentang budidaya intensif dan hanya pengusaha kelas
menengah ke atas yang menerapkan sistem tersebut.
( Arifin, 2008).
Dalam proses budidaya udang putih, dibagi mejadi 3 bagian sektor
kegiatan, yakni pembenihan, pendederan dan pembesaran. Kegiatan pembesaran
udang putih sendiri meliputi persiapan tambak, pemilihan dan penebaran
benur,pemeliharaan kualitas air, pengelolaan pakan dan pengendalian hama
penyakit, hingga panen. Oleh sebab itu, agar dapat lebih memahami serangkaian
kegiatan dari salah satu sektor tersebut, diperlukan pelaksanaan praktik kerja
lapangan mengenai teknik pembesaran udang putih di Tambak Empang Mas
Rejoso.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1 MAKSUD
Maksud dari PRAKTEK KERJA LAPANGAN ini adalah untuk
mengetahui secara langsung proses pembesaran udang putih secara lengkap mulai
1
dari persiapan wadah, penebaran benur, pemeliharaan benih, pengelolahan
kualitas air, pemberian pakan dan sampai panen.
1.2.2 TUJUAN
Tujuan dari PRAKTEK KERJA LAPANGAN ini adalah ;
1. Untuk memperoleh keterampilan tentang pembesaran udang putih
(Litopenaeus Vannamei) di Tambak Empang Mas Rejoso, Pasuruan.
2. Untuk memperoleh pengetahuan tentang budidaya udang putih
(Litopenaeus vannamei) di Tambak Empang Mas Rejoso, Pasuruan.
1.3 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Praktek kerja lapangan (PKL) ini dilaksanakan selama 6 bulan mulai 1
Februari 2021 sampai dengan 13 juli 2021, yang bertempat di Tambak
Empang Mas Rejoso, Pasuruan.
2
BAB II
PROSES DAN HASIL BELAJAR DI DU/DI
3
dan naik turunnya dolar di Indonesia sehingga dekatnya jalan raya bisa
memudahkan untuk konsumen.
4
Tambak saluran pemasuk air
5
2.2.2 Membuat tata letak kolam pada kegiatan pembesaran komoditas
perikanan
Tata letak tambak adalah tata cara penepatan bagian tambak dan peralatan
media yang mendukung dalam kegiatan budidaya. Pada kegiatan budidaya udang
vannamei di tambak empang mas rejoso menggunakan tambak plastik HDPE
dengan bentuk persegi panjang. Jumah tambak yang digunakan ada 12, tambak (1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12) digunakan untuk tempat budidaya dan tidak ada
penyimpanan air/tandon air, untuk mengaliri air menggunakan pompa mesin yang
menarik air dari sumur bor digunakan untuk pergantian air sewaktu - waktu
kualitas air menurun. Sumber air yang digunakan berasal dari sumur borair asin
sedalam 72 m yang berada dibarat tambak yang tidak jauh dari tempat budidaya.
Untuk saluran pembuangan berada disisi barat dan timur tambak dan untuk tata
letak tambak dapat dilihat pada gambar 2
6
Gambar 2.Tata Letak Tambak
Keterangan :
tempat
Mass,gudang
pembuangan air air
Pompa air & dapur tambak
pompa pembuangan
7
3. Bambu
4. Parang
8
4. Siapkan bambu, potong bambu sekitar 3-4 meter lalu belah bambu menjadi
beberapa bagian
5. Tempelkan waring hitam ke bambu, tempel waring ke bambu mengunakan
tali senar dan ikat dengan kuat
6. Lalu tempelkan pada bambu berikutnya hingga tepian tambak dikelilingi oleh
waring agar binatang seperti biawak, kepiting, ular dan predator lainnya tidak
masuk ke tambak dan memakan udang
7. Dan lakukan seperti pada gambar 3 hingga selesai memasang CPD
9
1. Aerasi sedimen permukaan untuk tambak pengoksidasian senyawa-senyawa
tereduksi, seperti HoS, nitrit, ammonia, ion besi, metan dan lain-lain yang
toksik (beracun) terhadap udang
2. Dekomposisi dan mineralisasi bahan organic oleh mikroorganisme tanah
3. Reproduksi BOD (biochemical oxygen demand)
4. Disinfeksi dasar tambak dari dari mikroorganisme pathogen ( jamur, bakteri,
parasite dan virus) dengan penyinaran matahari secara lansung, serta
membunuh telur, larva dan stadia dewasa predator
5. Penghilangan lapisan filamentous algae yang tidak diinginkan
10
4. dan keringkan kembali tambak seperti pada gambar 4 sesuai waktu yang
ditentukan
11
2. Air bersih
3. Selang atau spiral
4. Ember
5. Pompa air
2.4.2.1 Prosedur
Adapun proses pembersihan tambak sebagai berikut ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menentukan tambak yang akan dibersihkan
3. Semprot dinding dan dasar tambak dengan air
4. Sikat kotoran pada dinding dan dasar tambak
5. Semprot menggunakan spiral yg dialiri air
6. Keringkan
2.4.2.2 Hasil
1. Alat dan bahan :sikat, pompa air, selang air/spiral, ember dan air bersih
2. Tambak yang dilakukan pembersihan adalah 4, 5, 16 pada tanggal
1-13 Februari 2021, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2. Masa Pengeringan Tambak
No Kode Kolam Tanggal/Bulan/Tahun
1 4 1-4 february 2021
2 5 5-8 february 2021
3 16 8-12 february 2021
3. Semprot dinding dan dasar tambak menggunakan selang air/spiral supaya
kotoran nya mudah untuk dibersihkan
4. Sikat kotoran pada dinding dan dasar tambak menggunakan sikat sampai
benar benar bersih
5. Lalu semprot lagi menggunakan spiral yang dialiri air bersih sampai kotoran
yang sudah disikat terbawa arus air
6. Dan keringkan tambak sampai waktu yang ditentukan
2.4.3 Pengapuran
Pengapuran adalah salah satu tindakan (ameliorasi) tanah agar pH tanah
meningkat. Pengapuran dapat dilakukan pada dasar tambak di saat persiapan
tambak.( https://id.m.wikipedia.org/wiki/kapur )
12
TUJUAN
Menurut M. Ghufron 2007 tujuan dari pengapuran adalah:
1. Meningkatkan pH tanah
2. Membakar jasad-jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar
3. Mengikat dan mendapatkan butiran lumpur halus
4. Memperbaiki kualitas air
5. Meningkatkan fosfor yang akan dibutuhkan untuk pertumbuhan plankton
2.4.3.2Hasil
1. Alat dan bahan : timba, timbangan, gayung, dan kapur dolomite seperti pada
gambar 5. Kegiatatan pengapuran ini dilakukan pada tanggal 4 maret 2021
2. Tentukan tambak yang akan diberi kapur saat pelaksanaan adalah tambak 4
dengan luas 1.064m2
3. Ambil kapur dan timbang kapur sesuai yang dibutuhkan dengan rumus
Menghitung dosis kapur dolomite sebagai berikut:
luas tambak =1.064 m2
dosis = 10 gram/m2
Kebutuhan Kapur = luas tambak x Dosis
13
= 1.064 m2 x 10 gram/m2
=10.640 gram = 10,64 kg
4. Setelah Menimbang kapur sesuai dosis lalu tuangkan kapur ketimba yang
telah disediakan
5. Lalu sebar kapur ditambak dengan mengelilingi tambak sampai merata dan
jangan sampai ada kapur yang mengumpal di bawah timba
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/pengertian_pemupukan).
Tujuan
1. Mencapai kondisi media yang baik agar pakan alami dapat tumbuh secara
optimal
2. Untuk menyediakan unsur unsur hara, memperbaiki struktur tanah dan derajat
keasaman
Alat dan Bahan
1. Pupuk organik/nonorganic
14
2. Ember/timba
2.4.4.1 Prosedur
Alat pengukur ketinggian untuk mengetahui tinggi air yang digunakan dalam
proses budidaya.
tujuan
15
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Menentukan tambak yang akan dipasangi alat pengukur ketinggian
3. Menentukan jumlah alat yang di butuhkan
4. Pasang alat
2.5.2.2 Hasil
1. Alat pengukur ketinggian air terbuat dari paralon berukuran 4 dam kegiatan
ini dilakukan pada tanggal 27/2/2021
2. Saat pelaksanaan pemasangan alat pengukur ketinggian air tambak yang
diberikan adalah kolam 1 sampai kolam 12
3. Jumlah alat pengukur ketinggian air ada 12 alat yang dibuat
4. Setelah alat dibuat dan siap untuk dipasang, cek terlebih dahulu alat tersebut
agar saat pemasangan ditambak tidak ada kekeliruan, jika semua alat sudah
lengkap pasang alat di tengah tengah kolam berbarengan dengan pipa outlet
5. Gambar alat pengukur ketinggian air bisa dilihat di bawah ini
16
Setting kincir yang tepat dan benar berpengaruh terhadap proses budidaya.
Dimana kincir disetting dititik – titik tertentu sehingga tercipta arus searah putaran
jarum jam. Setting kincir dimulai saat pengisian air.
Alat dan bahan:
1. Kincir yang siap dioperasikan
2. Tali tampar
3. Bambu
4. Palu
2.5.2.1 prosedur
Adapun proses setting kincir sebagai berikut :
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Pemasangan kincir harus menentukan tambak yang akan diberi kincir
3. Mengatur tata letak kincir
4. Lalu siapkan kincir
5. Siapkan bambu pada posisi depan belakang ditepi petak an lalu ikat kincir
mengguanakan tali yang kuat
2.5.2.2 Hasil
1. Alat dan bahan : kincir, tali tampar, bambu, palu seperti gambar 7 , kegiatan
ini dilakukan pada tanggal 3/3/2021
2. Pemasangan kincir harus menentukan tambak yang akan diberi kincir, kolam
yang akan diberi kincir saat pelaksanaan adalah tambak 4 dengan luas
1.064m2
3. Mengatur tata letak kincir dengan arus searah putaran jarum jam supaya
oksigen yang dihasilkan oleh arus kincir merata keseluruh tambak
4. Lalu siapkan kincir, letakkan kincir pada posisi yang telah ditentukan seperti
diposisi dipojok kanan, kiri, utara, selatan dan tengah tambak
5. Siapkan bambu pada posisi depan, belakang ditepi petakan lalu ikat kincir
menggunakan tali tampar dan ikat dengan kuat
17
Gambar 7. Setting kincir
18
2. Hitung debit air dengan rumus Debit = Volume : waktu
3. Letakkan paralon pada kolam yang akan diisi air
4. Hidupkan pompa air
5. Isi kolam dengan ketinggian air yang sudah ditentukan
2.6.2.2 Hasil
1. Alat dan bahan: paralon, pompa air dan air asin kegiatan pengisian air
dilakukan pada tanggal 27/2/2021 - 4/3/2021 dengan waktu yang digunakan
selama 12 jam dengan paralon 4 dam
2. Hitung debit air dengan Ketinggian air kolam yang digunakan adalah 1,2
meter, dengan debit air sebagai berikut :
Diketahui :
Lebar = 35,0 meter
Panjang = 30,4meter
Tinggi = 1,2 meter
19
Gambar 8. Awal pengisian air
2.7 Sterilisasi
Sterilisasi adalah pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme,
termasukspora bakteri, yang sangat resisten.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/sterilisasi). Sterilisasi petakan tambak budidaya
dilakukan melalui beberapa tahap antara lain kaporit, Cupri Sulfat, Bertujuan agar
semua organisme-organisme yang hidup, termasuk bakteri dan spora mati.
20
3. Waring
4. Timbangan
2.7.1.1 Prosedur
Adapun prosedur penebaran kaporit sebagai berikut ;
1. Menentukan tambak yang akan ditebar kaporit
2. Siapkan alat dan bahan
3. Timbang kaporit sesuai kebutuhan dan dosis
4. Lalu masukkan kaporit kedalam waring yang berbentuk seperti wadah
memanjang
5. Tebar kaporit dengan merata diseluruh tambak
2.7.2.2 Hasil
1. Tambak yang akan ditebar kaporit saat pelaksanaan adalah tambak 4 dengan
luas tambak 1.064m2
2. Alat dan bahan: kaporit, gayung, waring, penebaran kaporit dilakukan pada
tanggal 1 maret 2021 dengan menggunakan kaporit, waring, gayung
3. Timbang kaporit sesuai kebutuhan dengan rumus dan dosis dibawah ini:
Diketahui = jumlah kaporit = 40 kg / 2 blong kaporit
= volume air = 1.277 m³ = 1.277.000 L
Ditanya = dosis?
Dijawab = jumlah kaporit yang dibutuhkan = v x dosis
Dosis = 40 kg = 40.000 gram
1.277.000 L 1.277.000 L
= 0,02 g/L. dijadikan (mg)
= 0,02 x 1000 = 20 mg = 20 ppm
4. Lalu masukkan kaporit kedalam waring yang berbentuk seperti wadah
memanjang menggunakan gayung
5. Tebar kaporit dengan merata keseluruh tambak dan jangan sampai kaporit
mengumpal dibawah waring seperti gambar 9
21
Gambar 9.penyebaran kaporit
2.7.2.2 Hasil
22
1. Alat dan bahan: cupri sulfat, timba, timbangan, gayung, dan air bersih,
Penebaran cupri sulfat dilakukan pada tanggal 28 february 2021
2. tabak yang akan dilakukan penebaran cupri sulfat saat pelaksanaan adalah
tambak 7
3. Menghitungdan timbang jumlah cupri sulfat yang dibutuhkan
Diketahui = jumlah cupri 1,5 kg
= volume air 1277m³ = 1.277.000 L
Ditanya = dosis ?
Dijawab = cupri sulfat yang dibutuhkan = v x dosis
= 1,5 kg : 1.277.000 L
= 1.500.000 mg = 1.17 mg/L (1,17 ppm )
1.277.000 L
4. Setelah ditimbang taruh cupri sulfat ketimba
5. Dan campur cupri sulfat mengunakan air secukupnya seperti gambar 10
6. Aduk hinggga cupri sulfat tercampur rata dengan air dan jangan ada cupri
sulfat yang mengendap dibawah
7. Setelah itu sebar cupri sulfat menggunakan gayung dengan mengelilingi
tambak
Pondfos adalah pestisida yang bersifat racun kontak dan lambung berbentuk
pekatan yang dapat disimulasikan berwarna coklat, digunakan untuk
mengendalikan udang liar pembawa vector penakit virus dan jambret pada tambak
udang, (http://mitra-petani.blogsport.com/2009/12/pestisita.html?m=1)
23
Alat dan bahan
1. Timba kaporit
2. Pondfos
3. Gayung
2.7.3.1 Prosedur pondfos sebagai berikut:
1. menentukan tambak yang akan dilakukan penebaran ponsdfos
2. melihat luas tambak
3. menentukan dosis pondfos
4. menghitung jumlah pondfos yang di butuhkan dengan rumus luas tambak x dosis
5. siapkan alat dan bahan
6. buka tutup timba fondfos
7. ambil pondfos menggunakan gayung
8. masukan pondfos ke dalam timba yang kosong
9. membawa alat dan bahan ke tambak
10. tebar pondfos menggunakan gaung secara hati hati
2.7.3.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan pondfos tidak dilakukan
24
Adapun prosedur pembuatan media tumbuhnya plankton ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menentukan kolam yang akan di tebari fermentasi
3. Menghitung luas kolam yang akan ditebari fermentasi katul
4. Menentukan dosis dedak
5. Menentukan jumlah dedak yang akan di butuhkan
6. Menentukan dosis ragi
7. Menentukan jumlah ragi yang dibutuhkan
8. Membuat fermentasi
2.8.2 Hasil
1. Alat dan bahan : katul/dedak, ragi, blong kaporit, dan air Penebaran
fermentasi katul dilakukan pada tanggal 9-11 maret 2021
2. tambak yang akan diberikan fermentasi dedak saat pelaksanaan adalah
tambak 4
3. Menghitung luas tambak yang akan di beri fermentasi katul yaitu luas
35,0 x 30,4 =1.064 m2
4. Menentukan dosis dedak sebagai berikut:
Luas tambak =1.064 m2
Dosis =5 gr / m2
25
menggumpal dibawah, Lalu sebar fermentasi katul menggunakan gayung
dan mengelilingi tambak supaya menyebar dengan rata seperti pada gambar
11.
2.9 Bioassay
Bioassay dilakukan untuk mengetahui apakah air petakan masih terdapat
residu bahan kimia atau tidak.
Tujuan
tujuan agar kita mengetahui apakah air tambak tersebut bisa di tebari benih
atau tidak
26
Pada saat PKL kegiatan ini tidak dilakukan
27
Jumlah benur =1500 benur/kantong plastik
Jumlah benur =1500 benur x 100 kantong = 150.000 benur
5. Menghitung padat tebar = jumlah benur : luas kolam
= 150.000 : 1.064 m2
= 141 benur/m2
6. Setelah dihitung, benur dimasukkan pada tambak yang sudah disterilisasi
7. Untuk penyesuaian suhu selama 30 menit ( aklimatisasi ), plastik benur di
taruh dipojok tambak
8. Setelah 30 menit berlalu, buka kantong plastik benur dengan hati – hati.
9. Percikan air kolam bersamaan dengan benur ditebar ke tambak
10. Lakukan penebaran benur secara hati hati supaya benur tidak mati
11. Proses penebaran benur dapat dilihat pada gambar 12
28
kualitas yang dicek secara rutin antara lain yaitu, pH, DO, salinitas, kecerahan,
dan warna air.
PH air kolam /tambak menjadi parameter yang berhubungan dengan
ketersediaan plankton. PerubahanpH dari pagi ke sore sangant berpengaruh
terhadap jumlah CO₂ dan alkalinitas sebagai buffer pH. Range pH standart untuk
budidaya yaitu 0,5. Range pH yang kecil menandakan bahwa alkalinitas air
tambak tersebut besar. Sedangkan sebaliknya bila range pH tinggi maka
alkalinitas rendah dan biasanya di tandai dengan plankton drop dan munculnya
klekap di kolam/tambak. Untuk mengendalikan nilai alkalinitas salah satunya
dengan perlakuan kapur pada sore hari. Kualitas air yang normal bisa dilihat dari
pH pagi lebih rendah dibandingkan dengan pH sore.
Salinitas adalah tingkat kadar garam pada suatu perairan dan merupakan
parameter penting pada budidaya udang, dimana salinitas yang optimum untuk
pertumbuhan udang adalah 15-25ppt.
Oksigen terlarut (DO) merupakan paramrter kualitas perairan yang sangat
penting dalam budidaya udang vannamei. Oksigen terlarut yang optimum yaitu
>4, dimana oksigen tersebut berasal dari proses fotosintesis dari fitoplankton yang
merupakan produsen pada ekosistem tambak.
Kecerahan akan sangat berkaitan dengan tingkat kepadatan plankton dan
kekeruhan. Nilai kecerahan sangat dipengaruhu oleh keadaan cuaca, kekeruhan
tingkat suspensi, serta ketelitian dalam pengukuran. Faktor lain yang
mempengaruhi adalah plankton. Dimana semakin tinggi kepadatan plankton maka
kecerahan akan sangat berkurang. Meskipun plankton memiliki peran penting
didalam budidaya, namun pertumbuhannya harus tetap dikontrol agar tidak
terjadinya blooming yang akan berbahaya kepada udang.
Parameter kualitas air yang dikontrol setiap hari pada pagi dan sore hari
adalah pengecekan tinggi air (stick level), salinitas, kecerahan (secchi disk) dan
pH. Pada malam hari dilakukan pengecekan DO, saturasi, dan suhu menggunakan
DO meter. Pengecekan kualitas air juga harus dilakukan setiap minggu, dimana
sampel air setiap petakan tambak harus dicek di laboratorium.
2.11.1 pH
29
Power of hydrogen (pH) adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasahan yang di miliki oleh suatu larutan.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/pH)
Tujuan
1. pH meter
2. Air yang akan di cek
3. Wadah air dari botol aqua
2.11.1.1 Prosedur
1. Siapkan pH meter
2. Tentukan tambak yang akan di cek
3. Ambil sempel air menggunakan wadah yang telah di siapkan
4. Celupkan pH meter pada wadah yang telah terisi air yang ingin di cek
2.11.1.2 Hasil
Hasil dari pH tidak ada karena di DU/DI saat pelaksanaan ada kegiatan lain
2.11.2 Suhu
Tujuan
30
1. Thermometer
2. Air yang akan di cek
2.11.2.1 Prosedur
1. Siapkan thermometer
2. Tentukan tambak yang akan di cek suhunya
3. Celupkan thermometer pada tambak yang telah di tentukan dan lihat hasilnya
4. Setelah beberapa saat mencelupkan sehingga pengukuran tidak bergerak, angkat
probe dan bilas lalu keringkan probe, kemudian simpan kembali DO meter pada
tempat yang tersedia.
2.11.2.2 Hasil
Hasil dari suhu tidak ada karena di DU/DI saat pelaksanaan ada kegiatan lain
2.11.3 Kecerahan
Kecerahan adalah kemampuan cahaya matahari dalam menembus suatu
perairan. Kecerahan merupakan parameter fisika yang erat kaitannya dengan
proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan.
(https://www.tneutron.net/blong/indikator-kecerahan perairan/)
Tujuan
Untuk mengetahui daya tembus cahaya matahari seberapa dalam.
Alat dan bahan
1. Secchidisk
2.11.3.1 Prosedur
2.11.3.2 Hasil
Hasil dari pH tidak ada karena di DU/DI saat pelaksanaan ada kegiatan lain
31
2.12 Pengelolaan kualitas air
Pengelolan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas
air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitastetap
dalam kondisi alamiahnya.
(http://garasibiologi.blogspot.com/2013/05/pengelolaankualitasair.dan.html?
m=1w)
2.12.1Pergantian Air
Pergantian air yaitu mengganti khualitas air yang jelek dengan air yang
baru yang kualitasnya lebih baik. Tingkat pergantian air tergantung pada umur
pemeliharaan, kepadatan tebar udang, biomasa udang yang ada didalam tambak,
kekeruhan air tambak, dan ketersediaan air tandon.
Tujuan:
Agar udang yang dihasilkan lebih bagus dan mengurangi terjadinya hama
penyebaran penyakit pada udang
Alat dan bahan
1. Pompa air
2. Paralon
2.12.1.1Prosedur
Adapun prosedur pergantian air yaitu ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pasang paralon pada lubang pompa
3. Buka tutup pada bagian in let
4. Hidupkan pompa
5. Isi kolam sampai selesai
6. Hitung debit
2.12.1.2 Hasil
1. Alat dan bahan: Paralon dan pompa air, kegiatan ini dilakukan pada tanggal
25/4/2021
2. Pasang paralon dengan kencang agar tidak lepas saat pengisian berlangsung
3. Buka tutup pada bagian in let
32
4. Hidupkan pompa air untuk mengalirkan air ke tambak
5. Isi tambak sampai ketinggian yang telah ditentukan
6. Proses pengisian dapat dilihat pada gambar 3
7. Menghitung debit air sebagai berikut:
Pengisian sampai ketinggian 20 cm dengan debit air :
D = V: W
= 35,0m x 30,4m x 0,2 m : 30 menit
= 212 m3 : 1800 detik= 212,000 dm3 : 1800 detik
= 212.000 liter : 1800 detik
= 11,7 liter/detik
33
Tujuan:
Mempercepat pertumbuhan dan mengeraskan kulit udang yang sudah moulting,
mempercepat perkembangan dan memudahkan reproduksi, meningkatkan
produksi udang.
Alat dan bahan:
1. Timba
2. Gayung
3. Kaptan
2.12.2.1 Prosedur
Adapun prosedur pemberian kaptan
1. Alat dan bahan
2. Menentukan tambak yang akan diberi kaptan+ Biopluss + fermentasi akbak
3. Melihat luas tambak
4. Menghitung dosis kaptan+ Biopluss + fermentasi akbak yang digunakan =
luas kolam x dosis
5. Siapkan gayung dankaptan+ Biopluss + fermentasi akbak ke tambak
6. Masukkan kaptan+ Biopluss + fermentasi akbak ke dalam timba
7. Aduk hingga rata
8. Tebar kaptan + biopluss + fermentasi akbak keliling tambak
2.12.2.2Hasil
1. Siapkan alat dan bahan seperti kaptan+ Biopluss + fermentasi akbak seperti
pada gambar 14
,timba, gayung kegiatan ini dilakukan setiap hari diwaktu setelah pakan sore
hari
2. Menentukan kolam yang akan diberi perlakuan saat pelaksanaan yang adalah
tambak 4
3. Menghitung luas tambak 1.064m2
4. Menghitung dosis kaptan+ Biopluss + fermentasi akbak
Kebutuhan Kaptan = L x dosis = 1.064 x 0,5 gr/m2= 532 gr
Kebutuhan Biopluss = L x dosis = 1.064 x 1 gr/m2 =1,064 kg
Kebutuhan Akbak = L x dosis = 1.064 x 4 ml/m2 = 4,256 liter
4. Siapkan gayung dankaptan+ Biopluss + fermentasi akbak ke tambak
34
5. Masukkan kaptan+ Biopluss + fermentasi akbak ke dalam timba
2.12.3 Saponin
Saponin adalah jenis senyawa kimia yang berlimbah dalam berbagai spesies
tumbuhan. Senyawa ini merupakan glikosida amfipatik yang dapat mengeluarkan
busa jika dikocok dengan kencang didalam larutan. Busanya bersifat stabil dan
tidak mudah hilang (http://id.m.wikipedia.org/wiki/saponin). perlakuan saponin
35
adalah kegiatan warna air pada tambak mulai warna coklat dan hitam menjadi
warna biru.
Tujuan:
Digunakan untuk proses pengubah warna air pada tambak menjadi warna
hijau dilakukan pada sore hari.
2.12.4 Ro2
36
Ro2 adalah kelompok senyawa yang memiliki ikatan tunggal oksigen-oksigen
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/peroksida). Perlakuan RO2 merupakan kegiatan
penebaran RO2 dilakukan pada malam hari jika nilai DO ditambak dibawah 4.
Tujuan :
1 Timba
2 Serok pakan
3 Gayung RO2
2.12.4.1 Prosedur:
1. Menentukan tambak yang akan di beri RO2
2. Melihat luas tambak
3. Menghitung dosis RO2 yang akan digunakan
4. Menentukan jumlah RO2 yang dibutuhkan dengan rumus
luas tambak x tinggi air x dosis
5. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
6. Menentukan jumlah RO2 yang akan digunakan
7. Buka penutup timba RO2
8. Mengukur RO2 dengan gayung
9. Masukkan Ro2 kedalam timbah
10. Membawa RO2 ke setiap jembatan anco
11. Tebar RO2 setiap jembatan anco
2.12.4.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan ini tidak dilakukan
2.12.5.suemegs
suemegs adalah mineral memcu ketahanan udang serta pemacu
pertumbuhan fitoplankton (http://agriteknik.blogspot.com/2019/01obat-untuk-
37
mengtasi-udang-berak-putih.html?=1) perlakuan suemegs merupakan kegiatan
penebaran suemegs yang dilakukan pada sore hari.
Tujuan:
Digunakanuntuk meningkatkan dn mengendalikan alkalinitas dan nilai
pH ,merangsng mempermudah proses dan paska moulting.
1. Timba
2. Gayung
3. Timbah
4. Suemegs
2.12.5.1 prosedur
38
(ionized) sehingga mineral ini 98% terserap diperairan ikan dan udang
(https:www.tokopedia.com/inoaquaculture/alkaline-mag-mineral-untuk-ikan-
udang-sapi-dan-ternak-lainnya). Perlakuan alkaline mag merupakan kegiatan
penebaran alkaline mag jika tambak sering terkena hujan sehingga menyebabkan
alkalinitas turun.
Tujuan
Digunakan untuk menstabilkan alkalinitas pada saat alkalinitas turun karena
serin hujan.
2.12.7 Booster
39
Booster adalah suatu tindakan aktif yang dilakukan berupa memasukkan
antigen ke dalam tubuh yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan system
imun untuk membunuh antigen tersebut (https:id.scribd.com/doc/147671279/apa-
yang-dimaksud-dengan-booster). perlakuan booster adalah kegiatan penebaran
booster yang dilakukaan dengan alkaline mag.
Tujuan
Menggunkan booster adalah untuk menumbuhkan plankton alami.
Alat dan bahan
1. Timba
2. Gayung
3. Booster
2.12.7.1 Prosedur
1. Menentukan tambak yang akan deberi booster
2. Melihat luas tambak
3. Menghitung dosis booster yang digunakan
4. Menentukan jumlah booster yang dibutuhkan dengan rumus
luas kolam x tinggi air x dosis
5. Menyiapkan alat dan bahan
6. Menentukan jumlah booster yang akan digunakan
7. Robek sedikit plastic booster
8. Ukur booster menggunakan gayuang
9. Lalu masukkan booster ke timba yang berisi alkaline mag
10. Aduk hingga rata
11. Tebar keliling tambak
2.12.7.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan ini tidak dilakukan
40
perlakuan ZA merupakan suatu kegiatan penebaran pupuk jika plankton
pada petakan drop ZA adalah jenis pupuk yang mengandung nitrogen (N).
kandungan unsur nitrogen hanya mencapai 20,8 dan pupuk ZA berbentuk Kristal.
Tujuan:
Digunakan untuk mempercepat tumbuhnya plankton dalam kolam, pupuk
ZA berpotrnsi dapat menurunkan pH tanah
Alat dan Bahan
1. Gayung
2. Timba
3. ZA
4. Air
2.12.8.1 Prosedur
2.12.9 Bacillus
Bacillus adalah genus bakteri gram-positif berbentuk batang yang anggota
dari filum firmicutes (http://id.m.wikipedia.org/wiki/bacillus). Penebaran bacillus
ialah perlakuan budidaa pada saat plankton alami pada kolam mulai berkurang
Tujuan
Perlakuan bacillius adalah untuk menumbuhkan plankton alami pada kolam.
41
Alat dan Bahan
1. Bacillus
2. Jurigen
2.12.9.1 Prosedur
1. Menentukan tambak yang akan di beri bacillus
2. Melihat luas tambak
3. Menghitung dosis yang akan digunakan
4. Menentukan jumlah bacillus yang akan dibutuhkan dengan rumus
luas tambak x tinggi air x dosis
5. Menyiapkan alat dan bahan
6. Tentukan jumlah bacillus yang akan dipakai
7. Masukkan bacillus ke dalam jurigen
8. Angkut bacillus ke tambak menggunakan mobil pick up
9. Turunkan jurigen yang berisi bacillus dari mobil
2.12.9.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan ini tidak dilakukan
2.13Siphon
Siphon adalah salah satu aktivitas pembersihan lumpur atau kotoran yang ada
di dalam kolam(http://ikan-air-tawar.blogspot.com/2011/03/salah-satu-aktivitas-
yang-tak-boleh?m=1).
Siphon bertujuan untuk membersihkan kolam dari kotoran yang bersumber
dari sisa makanan, plankton mati, endapan kapur dan feses udang. Siphon
dilakukan menggunakan selang spiral yang bisa digerakkan di semua bagian dekat
central di dekat pipa sub soil dan tap, pada ujung spiral akan di pasang saringan
agar udang tidak ikut tersedot bersama endapan lumpur.
Alat dan Bahan
42
1. Selang /spiral
2. Karet ban
3. Paralon
2.13.1 Proses
Adapun proses siphon yaitu ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menentukan tambak yang akan di shipon
3. Setelah itu masuk ke tambak yang akan dishipon
4. Berenang menuju sentral dan buka pipi sentral /outlet
5. Masuk kan selang spiral kedalam air dan isi penuh selang dengan air
6. Setelah penuh air akan keluar melalui pipa outlet dan arahkan spiral ke dalam
lumpur dan kulit udang dan lain lain, jika sudah selesai angkat spiral ke atas
sampai air dalam spiral habis
7. Tutup pipa outlet
2.13.2Hasil
1. Alat dan bahan: spiral, karet ban, paralon Kegiatan ini dilakukan ketika
tambak terasa kotor dan lumpur mengendap di dasar tambak, kegiatan ini
menggunakan Selang/spiral, dilakukan setelah pemberian pakan siang hari,
proses shipon dilakukan pd tanggal 25/4/2021
2. Tambak yang akan dishipon pada saat pelaksanaan adalah kolam 4 luas
tambak 1.064m2
3. Setelah itu masuk kedalam tambak yang akan disiphon dengan hati hati
supaya udang tidak stesss
4. Berenang menuju sentral dan buka pipa saluran sentral
5. Masuk kan selang spiral ke dalam air dan isi penuh selang dengan air
6. Setelah penuh air akan keluar melalui pipa outlet dan arahkan spiral ke dalam
lumpur dan kulit udang dan lain lain, jika sudah selesai angkat spiral ke atas
sampai air dalam spiral habis
7. Jika siphon selesai, tutup kembali saluran pipa outlet dan berenang menuju
pinggiran tambak
43
8. Kegiata shipon bisa dilihar gambar dibawah ini
44
fermentasi ini digunakan agar pakan bisa dicerma dengan baik dan penambahan
vitamin agar pertumbuhan udang bisa menjadi baik .
6. Setelah selesai diaduk, masukan dalam wadah blong kaporit lalu tutup rapat
7. Setelah itu, diamkan selama 1 malam
2.14.1.2 Hasil
1. Alat dan bahan :Pakan, Gelas takar, Fermentasi akbaq atau tetes yang telah
dibuat semalam, Vit c /vitaquamin /natupro, Bak, Wadah menaruh fermentasi
pakan bisa blong kaporit dan tutupnya, Gayung,Pakan,fermentasi akbaq atau
tetes,Vitamin c / vitaquamin /natupro tergantung teknisi,Timbangan, Gelas
ukur,Bak, blong kaporit dan tutupnya,gayung, pemberian pakan dilakukan
pada tanggal 14/3/2021 sampai panen
2. Timbang pakan sesuai pada hari tersebut
45
3. Ambil semua bahan yang diperlukan sesuai ukuran yang diperlukan seperti
pada tabel 3 pada hari itu seperti campuran vitamin C tiga hari pertama,
dilanjut vitaquamin tiga hari kedua dan natupro tiga hari selanjutnya
4. Setelah pakan ditimbang masukkan pakan dan campuran vitamin kedalam
bak
5. Aduk sampai rata semua bahan dengan takaran yang pas seperti pada gambar
16
6. Setelah selesai diaduk , masukan dalam wadah blong kaporit lalu tutup rapat
7. Setelah itu diamkan 1 malam supaya fermentasi pakan bisa jadi secara
maximal
8. Setelah semalam di diamkan,maka pakan siap diberikan kepada udang
9. pakan hari ini untuk pakan 7 kg
Ambil semua bahan sebagai berikut : jumlah dosis 5 gr/kg dan menghitung
fermentasi akbak dan air dengan rumus= jumlah pakan hari ini x 250 ml
Tabel 3. Perbandingan Jumlah Pakan, Fermentasi Akbak,
Vitaquamin, Natupro dan Vitamin C
Bahan Kebutuhan Alat
Pakan 7 kg Timbangan dan gayung
Fermentasi akbak 1.750 ml Gelas ukur (2 liter) dan
gayung
Vitaquamin yang 1.750ml/35gr Gelas ukur (2 liter) dan
telah diberi air sesuai vitaquamin gayung
takaran
Natupro yang telah 1.750ml/35gr Gelas ukur (2 liter) dan
diberi air sesuai takar natupro gayung
Vit C yang telah 1.750ml/35gr Gelas ukur (2 liter) dan
diberi air sesuai vitamin c gayung
takaran
46
Gambar 16.Pembuatan Fermentasi Pakan
47
2.14.2.2 Prosedur Ancho
Adapun prosedur cek ancho sebagai berikut :
1. Alat dan bahan
2. Angkat pelan-pelan ancho hingga permukaan kolam
3. Berikan 10% dari yang telah di sediakan khusus ancho
4. Tebar dengan merata
2.14.2.3 Hasil
Pemberian pakan
1. Alat dan bahan :gayung pakan, pakan, blong kaporit
2. Kolam yang akan diberi akan saat pelaksanaan berlangsung adalah kolam 4
Rata rata Luas kolam 1.064 m2
3. Menentukan jenis pakan seperti pada tabel 4 dan jumlah pakan yang akan
diberikan. Total pemberian pakan udang petak 4 adalah 3,930 kg. data
pemberian pakan dapat dilihat pada lampiran 1.
4. Menentukan jadwal pemberian pakan dalam satu hari ( pagi, siang, sore,
malam ) dapat dilihat pada lampiran 1
5. Pakan yang akan diberi berupa SA-00 berbentuk crumble
Tabel 4. Jenis Pakan udang yang diberikan sesuai dengan ukuran udang
DATA CODE, TYPE, FEED SIZE, SHRIMP SIZE PADA PAKAN
Code Type Feed Size Shrimp Size
48
2. Angkat pelan pelan ancho sampai kepermukaan air, kegiatan pemberian
ancho dilakukan saat udang berumur 20 hari
3. Pemberian pada ancho hanya sekitar 10%, Untuk mengetahui jumlah tebar
pakan pada anco, Jumlahpakan suatu kolam 7 kg, Lalu jumlah pada ancho
7 x 10 gr =70 gram pada anco
4. Tebar dengan merata diseluruh permukaan ancho lalu turun kan ancho ke
tambak secara perlahan seperti pada gambar 18.
49
dalam petakan budidaya. Sampling dilakukan dengan mengambil sebagian udang
dengan menjala pada umur ˃35 hari, kemudian di timbang dan dihitung jumlah
udang.
Alat dan bahan:
1. jala
2. Timba
3. Timbangan digital
4. Buku
2.15.1 Prosedur
Adapun prosedur sampling sebagai berikut ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menentukan tambak yang akan di sampling
3. Ambil udang yang ada dijala
4. Timbang udang terebut
5. Catat hasil tersebut
6. Lalu menghitung ABW = berat udang hasil sampling / yang di jala
Jumlah udang yang dijala / di sampling
2.15.2 Hasil
1. Alat dan bahan : jala, timba, timbangan digital, buku Sampling dilakukan
pada umur udang 35 hari pada tanggal 20 April 2021
2. Saat pelaksanaan tambak yang disampling tambak 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12
3. Ambil udang yang ada dijala dan ambil secara cepat agar udang tidak stess
dan mati
4. Timbang udangt seperti pada gambar 19 menggunakan timbangan digital
5. Catat hasil timbangan tersebut dibuku yang telah disediakan
6. Menghitung ABW = berat udang hasil sampling
Jumlah udang dijalah
= 400 gr = 6,6 gr/ekor
60 ekor
50
7. Hasil data dari sampling dapat dilihat pada lampiran 2
Tujuan
Untuk mengetahui pertumbuhan udang dari sampling ke1 sampai ke 3
Alat dan bahan
1. pulpen/pensil
2. buku
2.16.1 Prosedur
1. Melihat hasil sampling saat ini
2. Melihat hasil data sampling sebelumnya
3. Melihat jarak antara sampling sebelumnya dengan sampling saat ini
4. menghitung data pertumbuhan udang dengan rumus
ADG = berathasil sampling saat ini – berat hasil sampling sebelumnya
51
Lama waktu sampling
2.16.2 Hasil
1. Siapkan terlebih dahulu pulpen dan buku untuk mencatat hasil data dari
pertumbuhan udang
2. Menghitung
ADG = hasil sampling hari ini – hasil sampling sebelumnya
Lama waktu sampling
= 6,6 gr – 5,0 gr
5 hari
= 0,32 gr
2.17Panen
Panen merupakan tahap akhir dari budidaya yaitu proses pengumpulan hasil
produksi dari kegiatan budidaya. panen dibedakan menjadi dua macam, yaitu
pemanenan serentak dan pemanenan persial
2.17.1 Panen persial
Panen persial bisa dilakukan ketika daya dukung lahan sudah optimum
namun kegiatan budidaya udang masih ingin diteruskan. Adapun cara panen
persial
Alat dan bahan
1. Jala
2. Blong
3. Mobil pick up
2.17.1.1 Prosedur:
1. Menentukan tambak yang akan dipanen
2. Menentukan jumlah udang yang akan di parsial
3. Siapkan alat dan bahan
4. Lakukan proses jala
5. Taruh udang hasil jalah di blong
6. Lalu blong dinaika kedalam mobil pick up
7. Udang diantar ketempat sortiran
52
2.17.1.2Hasil
Parsial 1
DOC = 67
SIZE = 87
ABW = 11,5 gram
Pakan perhari = 88 hari ke 67
FR = 3%
Biomassa = PAKAN PERHARI
FR
= 88
0,03
= 2.933,3 kg
HITUNG POPULASI = BIOMASSA x JUMLAH UDANG /KG ( SIZE )
= 340,59 x 87 ekor
= 29.631 ekor
BIOMASSA = POPULASI x BERAT RATA RATA ( ABW )
= 29.631 × 11,5 gram
= 340.756,5 gram = 340,8 kg
Parsial 2
DOC = 82
SIZE = 67
ABW = 15 gram
Pakan perhari = 92,4 hari ke 82
FR = 3,1 %
BIOMASSA = PAKAN PERHARI
FR
= 92,4
0,02
53
= 4.620
HITUNG POPULASI = POPULASI x JUMLAH UDANG / KG ( SIZE )
= 446,65 × 67 ekor
= 29.925 ekor
BIOMASSA = POPULASI × BERAT RATA RATA ( ABW )
= 29.925 × 15 gram
= 448.875 gram = 448,875 kg
2.17.2 Panen total
Panen total merupakan tahapan akhir budidaya yaitu pengambilan
keseluruhan udang di dalam kolam. Sebelum di lakukan panen, pada malam hari
dilakukan pemberian kapur 50 kg/kolam bertujuan agar udang tidak mengalami
moulting pada saat panen
Alat dan bahan
1. Jala
2. Pompa submersible 8 sebanyak 2
3. Blong
4. Mobil pick up
5. Waring
6. Serok jarring
2.17.2.1 Prosedur
54
13. Udang di antar ketempat sortiran atau sizing untuk menentukan zize dan jumlah
panen
2.17.2.2 Hasil
DOC = 112 hari
ABW = 22,1 gram
SIZE = 47,7
Pakan perhari = 120 hari ke 112
FR = 4%
BIOMASSA = PAKAN PERHARI
= FR
= 120
= 0,05
= 2400 kg
HITUNG POPULASI = BIOMASSA X JUMLAH UDANG / KG ( SIZE )
= 2400 kg x 47,7 ekor
= 114.480 ekor
BIOMASSA = POPULASI X BERAT RATA RATA (ABW)
= 114480 x 22,1gram / ekor
= 2.530.008 gram = 2.530 kg
55
2. Menentukan jumlah ikan pada saat panen
3. Menghitung SR ikan atau udang dengan rumus
SR=Nt (jumlah akhir) : No (Jumlah awal) x100%
2.18.2 Hasil
1. Jumlah awal penebaran 150.000 ekor
2. Jumlah sampling hari ke 112 = 114.480 ekor
3. SR = 114.480 × 100%
150.000
= 76 %
56
2.19.2 Hasil
1. Jumlah pakan keseluruhan = 3.930 kg
2. Jumlah bobot keseluruhan = 2.530 kg
3. Menghitung FCR udang dengan rumus
FCR = Total pakan yang di berikan
Bobot udang keseluruhan
FCR = 3.930 kg
2.530 kg
= 1,55
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil laporan praktek kerja lapangan tersebut dapat
disimpulkan :
1. Kegiatan praktek kerja lapangan budidaya pembesaran udang vannamei yang
dilakukan di Tambak Empang Mas Rejoso dilakukan selama 6 bulan pada
tanggal 1 Februari 2021 s/d 13 juli 2021
2. Kegiaatan yang dilakukan meliputi persiapan wadah antara lain pengeringan,
pengapuran, pengisian air, dan seterusnya
3. Kegiatan persiapan media meliputi pengisian air dalam kolam 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12 dengan debit air 36,25 liter/detik dengan waktu yang
dibutuhkan 12 jam
57
4. Pengisian tambak menggunakan pompa air berbahan tenaga mesin dengan
sumber air berasal dari sumur air asin yang letaknya tidak jauh dari budidaya
5. Pada kegiatan penebaran benur udang vanamei dilakukan secara bertahap agar
benur tidak stress dengan jumlah udang yang ditebar sebanyak 2.407.400 benur
dalam 12 tambak
6. Kegiatan pengecekan kualitas air dilakukan setiap hari pada waktu pagi hari
dan sore hari yang dilakukan oleh teknisi tambak sebelum pemberian pakan
7. Pemberian pakan udang harus melalui proses fermentasi pakan yang dilakuan
selama semalam, agar pakan bisa dimakan dengan mudah dan penambahan
vitamin serta nutrisi agar udang bisa tumbuh dengan harapan pembudidaya
8. Dalam kegiatan budidaya udang vannamei menggunakan pakan pellet dengan
pakan yang dihabiskan sebanyak 3,930 kg untuk lama pemeliharaan 112 hari
selama saya Praktek Kerja Lapangan di Tambak Empang Mas Rejoso,
Pasuruan
9. Panen Parsial ke (1) petak 4 udang berumur (DOC) = 67 (SIZE) = 87 (ABW)
= 11,5 (POPULASI) = 29.631
Parsial ke (2) petak 4 udang berumur (DOC) = 82 ,(SIZE) = 67 (ABW) = 15
( POPULASI ) = 29.925
10. total petak 4 udang berumur (DOC) = 112 (DOC) = 112 (ABW) 22,1 (SIZE) =
47 (Total Pakan) = 3930 kg (Biomassa) = 2.530 kg (POPULASI) = 142.489 ekor.
11. (SURVIVAL RATE) untuk petak 4 = 76%
12. (FOOD CON VERTION RATION) = 1,55
58
3.2 SARA
Saran saya untuk tempat pkl saya, disetiap tempat budidaya harus ada
kotak p3k agar saat ada kecelakaan ringan cepat teratasi agar luka tersebut tidak
membesar
59
DAFTAR PUSTAKA
Eriando, G., Rusliadi dan Mulyadi. 2015, Increasing Calcium Oxide (CaO) to
Accelerate
Moulting and Survival Rate Vannamei Shrimp (Litopenaeus
vannamei).Aquaculture Technology
Laboratory. Faculty of Fisheries and Marine Sciences. University of Riau. 7 hal,
60
Arifin, Zainal, 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Lentera
Cendikia.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pengeringan
M. Ghufran dan H. Kordi K. 2007. Kualitas Air Jatuk Budidaya Udang Windu.
PT. Perca, Jakarta Timur.
https://id m wikipedia. org/wiki/pengolahan tanah
https://id.m.wikipedia.org/wiki/kapur
https://id m.wikipedia.org/wiki/pengertian pemupukan
https://brainly.co.id/tugas/6342840 https//id.m.wikipedia.org/wiki/sterilisasi
https://id.m.wikipediawiki.org/kaporit
https://id.m.wikipedia.org/wiki/tembaga(II) sulfat
http://mitra-petani blogspot com/2009/12/pestisida html?m=1
https://id m.wikipedia.org/wiki kualitas air
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pH
https://www.zonareferensi.com/pengertian-suhu/
https://id.m.wikipedia.org.keasinan
https://id.m.wikipedia org.oksigen terlarut
https://www.tneutron net/blong/indikator-kecerahan -perairan/
https://garasibiologi blogspot.com/2013/05/pengelolaan-kualitas-air.dan.html?m
1w
http://ptpwap.blogspot.com/p/blog-page 3.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/saponin
https://id.m.wikipedia org/wiki/peroksida
https://agriteknik.blogspot.com/2019/01obat-untuk-mengatasi-udang-berak-
putih.html?m 1
https:www.tokopedia.com/inoaquaculture/alkaline-mag-mineral-untukk-ikan-
udang-sapi-dan- ternak-lainnya
https://id.scribd.com/doc/147671279/apa-yang-dimaksud-dengan-booster
https://www.sejasa.com/blog/daftar-harga-semen-terbaru
https://id.m.wikipedia.org/wiki/bacillus
http://ikan-air-tawar.blogspot.com/2011/03/salah-satu-aktivitas-yang-tak-boleh?
m=l Margono. 2004.
61
Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
62
63