Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Udang merupakan salah satu komoditas ekspor dari sub sektor maupun
dua negeri yaitu udang putih (Litopenaeus vannamei). Kementerian Kelautan dan
Perikanan menyatakan perkiraan kebutuhan udang putih di Jepang 420.00
ton/tahun,Amerika Serikat sebesar 560.000 – 570.000 ton/tahun dan Eropa
230.000 ton/hari. Dijelaskan oleh Direktoral Perikanan pada tahun 2013,Indonesia
baru memproduksi udang putih sebesar 500.000 ton/tahun. Hasil tersebut masih
belum mencukupi semua kebutuhan pasar dunia, maka pada tahun 2014 target
produksi udang putih ditingkatkan menjadi 699.000 ton/tahun agar dapat
memenuhi kebutuhan pasar tersebut. (Erlanda et al, 2015)
Keunggulan udang putih yaitu pertumbuhan lebih cepat dan kelangsungan
hidup tinggi. Budidaya udang putih dengan penerapan pola budidaya intensif
sangat menguntungkan Karena dapat menggunakan padat tebar yang tinggi,
sehingga dapat meningkatkan produksi udang putih. Kendala yang dihadapi yaitu
masih sedikit pemahaman tentang budidaya intensif dan hanya pengusaha kelas
menengah ke atas yang menerapkan sistem tersebut.
( Arifin, 2008).
Dalam proses budidaya udang putih, dibagi mejadi 3 bagian sektor
kegiatan, yakni pembenihan, pendederan dan pembesaran. Kegiatan pembesaran
udang putih sendiri meliputi persiapan tambak, pemilihan dan penebaran
benur,pemeliharaan kualitas air, pengelolaan pakan dan pengendalian hama
penyakit, hingga panen. Oleh sebab itu, agar dapat lebih memahami serangkaian
kegiatan dari salah satu sektor tersebut, diperlukan pelaksanaan praktik kerja
lapangan mengenai teknik pembesaran udang putih di Tambak Empang Mas
Rejoso.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1 MAKSUD
Maksud dari PRAKTEK KERJA LAPANGAN ini adalah untuk
mengetahui secara langsung proses pembesaran udang putih secara lengkap mulai

1
dari persiapan wadah, penebaran benur, pemeliharaan benih, pengelolahan
kualitas air, pemberian pakan dan sampai panen.

1.2.2 TUJUAN
Tujuan dari PRAKTEK KERJA LAPANGAN ini adalah ;
1. Untuk memperoleh keterampilan tentang pembesaran udang putih
(Litopenaeus Vannamei) di Tambak Empang Mas Rejoso, Pasuruan.
2. Untuk memperoleh pengetahuan tentang budidaya udang putih
(Litopenaeus vannamei) di Tambak Empang Mas Rejoso, Pasuruan.
1.3 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Praktek kerja lapangan (PKL) ini dilaksanakan selama 6 bulan mulai 1
Februari 2021 sampai dengan 13 juli 2021, yang bertempat di Tambak
Empang Mas Rejoso, Pasuruan.

2
BAB II
PROSES DAN HASIL BELAJAR DI DU/DI

2.1. Menalar lokasi pembesaran komoditas perikanan


2.1.1. Pemilihan lokasi pembesaran
Lokasi pembesaran udang vanamei berada di Tambak Empang Mas
Rejoso, Pasuruandan Penyuluhan Perikanan Rejoso, Kecamatan Patuguran,
Kabupaten Pasuruan
2.1.1.1 Kelayakan Lokasi
2.1.1.1.1 Faktor Teknis
Ditinjau dari faktor teknis lokasi pembesaran udang vannamei di Tambak
Empang Mas Rejoso layak karena air yang digunakan berasal dari sumur bor
sedalam 72 m yang belum tercemar oleh limbah dan air berwarna jernih yang
kemudian di tampung di kolam endapan dan dilakukan proses sterilisasi.
2.1.1.1.2 Faktor Sosial
Ditinjau dari faktor sosial lokasi pembesaran udang vannamei Tambak
Empang Mas Rejoso aman karena di bagian depan tambak terdapat pos satpam
yang menjaga tambakdan di tambak terdapat jadwal piket untuk menjaga keliling
tambak dan tambak bagian depan dipagar tembok beton, dan, utara, timur dan
selatan dikelilingi tembok anyaman bambu /gedhek
2.1.1.1.3 Faktor Ekonomi
Ditinjau dari faktor ekonomi lokasi pembesaran UdangVannamei di
Tambak Empang Mas Rejoso layak karena lokasi budidaya dekatdari jalan raya
sehingga pembeli datang ke lokasi budidaya atau menggunakan jasa pengantar.
Dikarenakan udang bernilai ekspor sehingga harga udang mengikuti pasar dunia

3
dan naik turunnya dolar di Indonesia sehingga dekatnya jalan raya bisa
memudahkan untuk konsumen.

2.2. Membuat Desain Dan Tata Letak Pembesaran Komoditas Perikanan


Tambak yang digunakan pada kegiatan budidaya udang vanamei di
Tambak Empang Mas Rejoso berukuran 865-1.305 m2 setiap kolamnyadan
ketinggian air masing masing kolam sama yaitu 1,2 meter. Adapun luas masing-
masing tambak empang mas rejoso dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1. Luas Tambak Empang Mas Rejoso


N Kode Luas (m2)
O Tambak
1 1 865m2
2 2 1000 m2 2.2.1 Membuat Desain
3 3 1.064 m2 Kolam Pada
4 4 1.064 m2 Kegiatan
5 5 1.064 m2 Pembesaran
6 6 1.064m2
Komoditas
7 7 1.305 m2
8 8 1.058 m2 Perikanan
9 9 1.058 m2 Desain tambak adalah
10 10 1.058m2 bentuk dari tambak yang
11 11 1.058m2 disesuaikan dengan sifat
12 12 1.058 m2
komoditas yang akan
dibudidayakan. tambak yang digunakan pada budidaya di tempat PKL saya
berbentuk persegi panjang yang terbuat dari plastik HDPE dengan luas tambak
1,305m2 ukuran kolam panjang 34,8 m,lebar 37,5 m dan tinggi kolam 1,2 m.
Posisi pintu pemasukan tidak ada, karena tempat pemasukan air terbuat dari
paralon dengan ukuran 4 damb yang selalu berpindah tempat, selain itu untuk
pintu pembuangannya sendiri berada di sebelah pojok kolam yang terbuat dari
paralon ukuran 4 dam. untuk desain tambak dapat dilihat pada gambar 1

4
Tambak saluran pemasuk air

Saluran pembuanganKotoran dari kolam

saluran pengeluaran tengah/sentral saluran pengeluaran


lekap , air

Gambar 1 Desain Tambak

5
2.2.2 Membuat tata letak kolam pada kegiatan pembesaran komoditas
perikanan
Tata letak tambak adalah tata cara penepatan bagian tambak dan peralatan
media yang mendukung dalam kegiatan budidaya. Pada kegiatan budidaya udang
vannamei di tambak empang mas rejoso menggunakan tambak plastik HDPE
dengan bentuk persegi panjang. Jumah tambak yang digunakan ada 12, tambak (1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12) digunakan untuk tempat budidaya dan tidak ada
penyimpanan air/tandon air, untuk mengaliri air menggunakan pompa mesin yang
menarik air dari sumur bor digunakan untuk pergantian air sewaktu - waktu
kualitas air menurun. Sumber air yang digunakan berasal dari sumur borair asin
sedalam 72 m yang berada dibarat tambak yang tidak jauh dari tempat budidaya.
Untuk saluran pembuangan berada disisi barat dan timur tambak dan untuk tata
letak tambak dapat dilihat pada gambar 2

6
Gambar 2.Tata Letak Tambak

Keterangan :

tempat
Mass,gudang
pembuangan air air
Pompa air & dapur tambak

Tempat pembuangan rumah panen


utama jalan tambak

tempat saklar kincir


dan Saklar pompa air gerbang masuk tambak udang

pompa pembuangan

2.3. Melakukan pembesaran komoditas perikanan ramah lingkungan


2.3.1 Biosecurity
Biosecurity adalah serangkaian mekanisme kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah masuknya hama penyakit ke dalam sistem budidaya atau mencegah
penyebaran jikasudah terlanjur masuk ke dalam tambak. Biosecurity yang
diterapkan adalah Bird Scaring Device (BSD)dengan tujuan agar burung tidak
masuk ke dalam petakan di budidaya.Pada sekeliling tambak dipasang Crab
Protecting device (CPD) terlebih yang dekat dengan saluran outlet (SO) dengan
tujuan binatang seperti kepiting tidak dapat memasuki lingkup budidaya.
Adapun alat dan bahan sebagai berikut :
1. Tali senar
2. Waring

7
3. Bambu
4. Parang

2.3.1.1 Prosedur BSD


Adapun prosedur biosecurity BSD ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menentukan panjang bambu pada pematang
3. Menancapkan bambu pada titik yang telah ditentukan
4. Memasang tali tampar pada bambu yang telah di tancapkan
5. Menentukan tali senar satu dengan tali senar yang lainnya
6. Menandai tali tampar untuk pemasangan tali senar dengan jarak yang telah
ditentukan
7. Memasang tali senar pada titik yang telah ditentukan
2.3.1.2 Hasil BSD
Hasil dari BSD tidak ada karena di DU/DI tidak melaksanakan kegiatan
biosecurity BSD

2.3.1.3 Prosedur CPD


Adapun proses biosecurity CPD yaitu :
1. Menentukan tambak yang akan di beri CPD
2. Melihat luas tambak
3. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
4. Siapkan bambu
5. Tempelkan waring hitam ke bambu dengan tali senar
6. Lalu tempelkan pada bambu berikutnya
7. Dan lakukan seperti itu hingga selesai memasang CPD
2.3.1.4 Hasil CPD
1. Menentukan tambak yang akan diberi CPD adalah tambak 1-12
2. Melihat luas tambak bisa dilihat di tabel 1
3. Alat dan bahan : tali senar, waring, bambu, parang Kegiatan biosecurity CPD
dilakukan pada tanggal 27/2/2021

8
4. Siapkan bambu, potong bambu sekitar 3-4 meter lalu belah bambu menjadi
beberapa bagian
5. Tempelkan waring hitam ke bambu, tempel waring ke bambu mengunakan
tali senar dan ikat dengan kuat
6. Lalu tempelkan pada bambu berikutnya hingga tepian tambak dikelilingi oleh
waring agar binatang seperti biawak, kepiting, ular dan predator lainnya tidak
masuk ke tambak dan memakan udang
7. Dan lakukan seperti pada gambar 3 hingga selesai memasang CPD

Gambar 3. Pembuatan Biosecurity CPD dari Waring

2.4. MelakukanPersiapan Lahan Pada Kegiatan Pembesaran Udang Vannamei


Persiapan lahan merupakan tahap awal dari kegiatan budidaya yang
bertujuan agar budidaya dapat berjalan dengan baik.
2.4.1. Pengeringan Tambak
Pengeringan adalah proses perpindahan massa air atau pelarut lainnya dari
suatu zat padat atau semi padat dengan menggunakan penguapan dalam tambak
menggunakan sinar matahari. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/pengeringan).
Persiapan Pengeringan adalah kegiatan persiapan tambak yang dilakukan pertama
kali setelah panen dengan menggunakan bantuan sinar matahari.
TUJUAN
Menurut M, Ghufran. 2007 pengeringan tambak bertujuan untuk:

9
1. Aerasi sedimen permukaan untuk tambak pengoksidasian senyawa-senyawa
tereduksi, seperti HoS, nitrit, ammonia, ion besi, metan dan lain-lain yang
toksik (beracun) terhadap udang
2. Dekomposisi dan mineralisasi bahan organic oleh mikroorganisme tanah
3. Reproduksi BOD (biochemical oxygen demand)
4. Disinfeksi dasar tambak dari dari mikroorganisme pathogen ( jamur, bakteri,
parasite dan virus) dengan penyinaran matahari secara lansung, serta
membunuh telur, larva dan stadia dewasa predator
5. Penghilangan lapisan filamentous algae yang tidak diinginkan

Alat dan bahan


1. Pompa air
2. spiral
3. Sikat
4. Ember
5. Air
2.4.1.1 Proses
Adapun proses pengeringan tambak sebagai berikut ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menentukan petakan yang akan dilakukan proses pengeringan
3. Proses dilakukan dengan cara menyemprotkan air bersih dan disikat
4. Lalu keringkan kembali tambak
2.4.1.2 Hasil
1. Alat dan bahan :sikat, ember, pompa air, selang air/spiral
2. kegiatan pengeringan pada tambak 4, 5, 16 dilakukan pada tanggal 1-13
Februari 2021ditambak BPN Banyuwangi dengan menggunakan alat selang
spiral dan pompa air
3. proses dilakukan dengan cara menyemprotkan air bersih, sikat dasar kolam
dan dinding kolam hingga kotoran hilang lalu siram kembali menggunakan
air bersih

10
4. dan keringkan kembali tambak seperti pada gambar 4 sesuai waktu yang
ditentukan

Gambar 4.Pengeringan Tambak

2.4.2 Pembersihan Tambak


Proses pembersihan tambak adalah proses membersihkan ruang tambak
meliputi seluruh bagian tambak, Baik dinding maupun dasarnya. Kegiatan
pembersihan tambak dan tandon terdiri atas pembersihan dinding dan lantai
tambak, pembersihan kincir, dan pembersihan saluran inlet air dari lumut dan
tritip.
Tujuan
Pembersihan dinding dan dasar tambak dilakukan untuk mengangkat sisa-
sisa bahan organik dan kotoran hasil budidaya (tritip), Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir tumbuhnya penyakit akibat sisa-sisa limbah yang tidak di
bersihkan.
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembersihan
tambak sebagai berikut:
1. Sikat

11
2. Air bersih
3. Selang atau spiral
4. Ember
5. Pompa air
2.4.2.1 Prosedur
Adapun proses pembersihan tambak sebagai berikut ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menentukan tambak yang akan dibersihkan
3. Semprot dinding dan dasar tambak dengan air
4. Sikat kotoran pada dinding dan dasar tambak
5. Semprot menggunakan spiral yg dialiri air
6. Keringkan
2.4.2.2 Hasil
1. Alat dan bahan :sikat, pompa air, selang air/spiral, ember dan air bersih
2. Tambak yang dilakukan pembersihan adalah 4, 5, 16 pada tanggal
1-13 Februari 2021, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2. Masa Pengeringan Tambak
No Kode Kolam Tanggal/Bulan/Tahun
1 4 1-4 february 2021
2 5 5-8 february 2021
3 16 8-12 february 2021
3. Semprot dinding dan dasar tambak menggunakan selang air/spiral supaya
kotoran nya mudah untuk dibersihkan
4. Sikat kotoran pada dinding dan dasar tambak menggunakan sikat sampai
benar benar bersih
5. Lalu semprot lagi menggunakan spiral yang dialiri air bersih sampai kotoran
yang sudah disikat terbawa arus air
6. Dan keringkan tambak sampai waktu yang ditentukan

2.4.3 Pengapuran
Pengapuran adalah salah satu tindakan (ameliorasi) tanah agar pH tanah
meningkat. Pengapuran dapat dilakukan pada dasar tambak di saat persiapan
tambak.( https://id.m.wikipedia.org/wiki/kapur )

12
TUJUAN
Menurut M. Ghufron 2007 tujuan dari pengapuran adalah:
1. Meningkatkan pH tanah
2. Membakar jasad-jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar
3. Mengikat dan mendapatkan butiran lumpur halus
4. Memperbaiki kualitas air
5. Meningkatkan fosfor yang akan dibutuhkan untuk pertumbuhan plankton

Alat dan bahan


1. Timba
2. Gayung
3. Kapur
4. timbangan
2.4.3.1 Prosedur
Adapun proses pengapuran sebagai berikut ;
1. Siapkan alat bahan
2. Tentukan tambak yang akan diberi kapur
3. Ambil kapur dan timbang kapur sesuai dosis yang dibutuhkan
4. Tuangkan kapur kedalam timba
5. Lalu sebar kapur dikolam dengan mengelilingi kolam sampai merata

2.4.3.2Hasil
1. Alat dan bahan : timba, timbangan, gayung, dan kapur dolomite seperti pada
gambar 5. Kegiatatan pengapuran ini dilakukan pada tanggal 4 maret 2021
2. Tentukan tambak yang akan diberi kapur saat pelaksanaan adalah tambak 4
dengan luas 1.064m2
3. Ambil kapur dan timbang kapur sesuai yang dibutuhkan dengan rumus
Menghitung dosis kapur dolomite sebagai berikut:
luas tambak =1.064 m2
dosis = 10 gram/m2
Kebutuhan Kapur = luas tambak x Dosis

13
= 1.064 m2 x 10 gram/m2
=10.640 gram = 10,64 kg
4. Setelah Menimbang kapur sesuai dosis lalu tuangkan kapur ketimba yang
telah disediakan
5. Lalu sebar kapur ditambak dengan mengelilingi tambak sampai merata dan
jangan sampai ada kapur yang mengumpal di bawah timba

Gambar 5. Kapur dolomite


2.4.4 pemupukan

Pemupukan adalah pemberian bahan yang di maksud untuk menyediakan


harta bagi tanaman/plankton.

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/pengertian_pemupukan).

Pemupukan saat persiapan tambak di perlukan sebagai sumber nutrient untuk


merangsang pertumbuhan fitoplankton.hal ini sangat diperlukan terutama pada
tambak semi intensif.

Tujuan

1. Mencapai kondisi media yang baik agar pakan alami dapat tumbuh secara
optimal
2. Untuk menyediakan unsur unsur hara, memperbaiki struktur tanah dan derajat
keasaman
Alat dan Bahan

1. Pupuk organik/nonorganic

14
2. Ember/timba
2.4.4.1 Prosedur

1. Siapkan alat dan bahan


2. Menentukan dosis
3. Tentukan pupuk yang akan di gunakan
4. Tentukan luas tambak
5. Hitunglah jumlah pupuk yang akan digunakan dengan rumus
(dosis x luas tambak)
6. Timbanglah pupuk
7. Sebarkan pupuk yang sudah di timbang di bagian dasar kolam/kolam
8. Tunggu hingga warna beruba
2.4.4.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan pemupukan tidak dilakukan
2.5 Pemasangan Alat Budidaya

Pemasangan alat budidaya dilakukan setelah perbaikan konstruksi tambak bila


diperlukan perbaikan. Alat budidaya yang dimaksud adalah, alat pengukur
ketinggian air, dan seting kincir

Alat pengukur ketinggian untuk mengetahui tinggi air yang digunakan dalam
proses budidaya.

2.5.1 Pemasangan pengukur ketinggian air

Alat pengukur ketinggian digunakan untuk mengetahui tinggi air yang


digunakan dalam proses budidaya.

tujuan

Sebagai pendukung suksesnya budidaya.

alat dan Bahan

1. Alat pengukur ketinggian air terbuat dari paralon berukuran 4 dam


2.5.1.1 Prosedur pemasangan alat budidaya

15
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Menentukan tambak yang akan dipasangi alat pengukur ketinggian
3. Menentukan jumlah alat yang di butuhkan
4. Pasang alat
2.5.2.2 Hasil
1. Alat pengukur ketinggian air terbuat dari paralon berukuran 4 dam kegiatan
ini dilakukan pada tanggal 27/2/2021
2. Saat pelaksanaan pemasangan alat pengukur ketinggian air tambak yang
diberikan adalah kolam 1 sampai kolam 12
3. Jumlah alat pengukur ketinggian air ada 12 alat yang dibuat
4. Setelah alat dibuat dan siap untuk dipasang, cek terlebih dahulu alat tersebut
agar saat pemasangan ditambak tidak ada kekeliruan, jika semua alat sudah
lengkap pasang alat di tengah tengah kolam berbarengan dengan pipa outlet
5. Gambar alat pengukur ketinggian air bisa dilihat di bawah ini

Gambar 6. alat pengukur ketinggian air kolam

2.5.2 Setting Kincir


Setting kincir adalah pengaturan atau penataan suatu kincir di dalam
tambak. (https://brainly.co.id/tugas/6342840)

16
Setting kincir yang tepat dan benar berpengaruh terhadap proses budidaya.
Dimana kincir disetting dititik – titik tertentu sehingga tercipta arus searah putaran
jarum jam. Setting kincir dimulai saat pengisian air.
Alat dan bahan:
1. Kincir yang siap dioperasikan
2. Tali tampar
3. Bambu
4. Palu

2.5.2.1 prosedur
Adapun proses setting kincir sebagai berikut :
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Pemasangan kincir harus menentukan tambak yang akan diberi kincir
3. Mengatur tata letak kincir
4. Lalu siapkan kincir
5. Siapkan bambu pada posisi depan belakang ditepi petak an lalu ikat kincir
mengguanakan tali yang kuat
2.5.2.2 Hasil
1. Alat dan bahan : kincir, tali tampar, bambu, palu seperti gambar 7 , kegiatan
ini dilakukan pada tanggal 3/3/2021
2. Pemasangan kincir harus menentukan tambak yang akan diberi kincir, kolam
yang akan diberi kincir saat pelaksanaan adalah tambak 4 dengan luas
1.064m2
3. Mengatur tata letak kincir dengan arus searah putaran jarum jam supaya
oksigen yang dihasilkan oleh arus kincir merata keseluruh tambak
4. Lalu siapkan kincir, letakkan kincir pada posisi yang telah ditentukan seperti
diposisi dipojok kanan, kiri, utara, selatan dan tengah tambak
5. Siapkan bambu pada posisi depan, belakang ditepi petakan lalu ikat kincir
menggunakan tali tampar dan ikat dengan kuat

17
Gambar 7. Setting kincir

2.6 Melakukan Persiapan media


Persiapan media adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan
udang, terutama mengenai pengeringan, pengapuran dan pengisian air.Agar udang
tidak mudah teserang penyakit dan supaya pertumbuhan udang baik maka perlu
dilakukan persiapan media yaitu pengisian air.

2.6.1 Pengisian Air


Pada awal pengisisan air kedalam petakan budidaya, air masuk bersumber
dari laut yang di pompa menggunakan empat unit pompa “Pengisian air pada awal
budidaya ke masing-masing petakan membutuhkan waktu ± 6 hari. Pengisian air
pada tambak dilakukan secara bertahap, dalam satu hari dapat terisi 1-2 tambak
budidaya dengan ketinggian masing-masing tambak 100-120cm tergantung
kondisi teknis dan non teknis pada hari tersebut.
Alat dan Bahan
1. Paralon
2. Pompa Air
3. Air asin
2.6.1.1 Prosedur
Adapun prosedur persiapan media sebagai berikut ;
1. Siapkan alat dan bahan

18
2. Hitung debit air dengan rumus Debit = Volume : waktu
3. Letakkan paralon pada kolam yang akan diisi air
4. Hidupkan pompa air
5. Isi kolam dengan ketinggian air yang sudah ditentukan
2.6.2.2 Hasil
1. Alat dan bahan: paralon, pompa air dan air asin kegiatan pengisian air
dilakukan pada tanggal 27/2/2021 - 4/3/2021 dengan waktu yang digunakan
selama 12 jam dengan paralon 4 dam
2. Hitung debit air dengan Ketinggian air kolam yang digunakan adalah 1,2
meter, dengan debit air sebagai berikut :
Diketahui :
Lebar = 35,0 meter
Panjang = 30,4meter
Tinggi = 1,2 meter

Waktu 12 jam /kolam = 43200 detik


Ditanya : Debit Air ?
Jawab : L=PxL
L = 35,0 m x 30,4 m
L = 1.064 m2
V = 35,0 m x 30,4 m x 1,2m
= 1277 m3= 1277.000 dm3
= 1.277.000 liter
D =Volume : Waktu
= 1.277.000 liter : 43200 detik
= 29.56 liter/detik
3. Letakkan paralon pada tambak yang akan diisi air, paralon yang digunakan
berukuran kurang lebih 4 dam
4. Hidupkan pompa air yang berdekatan dengan saklar kincir pada petakan
5. Ketinggian air yang digunakan adalah 1,2 m

19
Gambar 8. Awal pengisian air

2.7 Sterilisasi
Sterilisasi adalah pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme,
termasukspora bakteri, yang sangat resisten.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/sterilisasi). Sterilisasi petakan tambak budidaya
dilakukan melalui beberapa tahap antara lain kaporit, Cupri Sulfat, Bertujuan agar
semua organisme-organisme yang hidup, termasuk bakteri dan spora mati.

Adapun alat dan bahan sebagai berikut:


1. Cupri sulfat
2. Kaporit
3. Pondfos
4. Blong
5. Gayung
6. Waring
2.7.1 Kaporit
Kaporit atau kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki
rumus kimia Ca(CIO)2. Kaporit biasanya digunakan sebagai zat desinfektan air.
(https://id.m.wikipediawiki.org//kaporit)
Alat dan bahan
1. Kaporit
2. Gayung

20
3. Waring
4. Timbangan
2.7.1.1 Prosedur
Adapun prosedur penebaran kaporit sebagai berikut ;
1. Menentukan tambak yang akan ditebar kaporit
2. Siapkan alat dan bahan
3. Timbang kaporit sesuai kebutuhan dan dosis
4. Lalu masukkan kaporit kedalam waring yang berbentuk seperti wadah
memanjang
5. Tebar kaporit dengan merata diseluruh tambak
2.7.2.2 Hasil
1. Tambak yang akan ditebar kaporit saat pelaksanaan adalah tambak 4 dengan
luas tambak 1.064m2
2. Alat dan bahan: kaporit, gayung, waring, penebaran kaporit dilakukan pada
tanggal 1 maret 2021 dengan menggunakan kaporit, waring, gayung
3. Timbang kaporit sesuai kebutuhan dengan rumus dan dosis dibawah ini:
Diketahui = jumlah kaporit = 40 kg / 2 blong kaporit
= volume air = 1.277 m³ = 1.277.000 L

Ditanya = dosis?
Dijawab = jumlah kaporit yang dibutuhkan = v x dosis
Dosis = 40 kg = 40.000 gram
1.277.000 L 1.277.000 L
= 0,02 g/L. dijadikan (mg)
= 0,02 x 1000 = 20 mg = 20 ppm
4. Lalu masukkan kaporit kedalam waring yang berbentuk seperti wadah
memanjang menggunakan gayung
5. Tebar kaporit dengan merata keseluruh tambak dan jangan sampai kaporit
mengumpal dibawah waring seperti gambar 9

21
Gambar 9.penyebaran kaporit

2.7.2 Cupri Sulfat


Cupri sulfat adalah senyawa kimia dengan rumus molekul CuSO4.
Senyawa garam ini eksis di bumi dengan kederajatan hidrasi yang berbeda-beda.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/tembaga(II)_sulfat)
Adapun alat dan bahan
1. Cupri sulfat
2. Gayung
3. timba
4. Timbangan
5. air
2.7.2.1 Prosedur
Adapun prosedur Cupri Sulfat sebagai berikut;
1. Alat dan bahan

2. Menentukan tambak yang akan dilakukan penebaran cupri sulfat


3. Menghitung dan timbang jumlah cupri sulfat yang dibutuhkan dengan rumus
= luas kolam x dosis
4. Masukkan ke dalam timba
5. Tambahkan air secukupnya
6. Aduk hingga cupri sulfat tercampur rata dengan air
7. Tebar cupri sulfat secara rata

2.7.2.2 Hasil

22
1. Alat dan bahan: cupri sulfat, timba, timbangan, gayung, dan air bersih,
Penebaran cupri sulfat dilakukan pada tanggal 28 february 2021
2. tabak yang akan dilakukan penebaran cupri sulfat saat pelaksanaan adalah
tambak 7
3. Menghitungdan timbang jumlah cupri sulfat yang dibutuhkan
Diketahui = jumlah cupri 1,5 kg
= volume air 1277m³ = 1.277.000 L
Ditanya = dosis ?
Dijawab = cupri sulfat yang dibutuhkan = v x dosis
= 1,5 kg : 1.277.000 L
= 1.500.000 mg = 1.17 mg/L (1,17 ppm )
1.277.000 L
4. Setelah ditimbang taruh cupri sulfat ketimba
5. Dan campur cupri sulfat mengunakan air secukupnya seperti gambar 10
6. Aduk hinggga cupri sulfat tercampur rata dengan air dan jangan ada cupri
sulfat yang mengendap dibawah
7. Setelah itu sebar cupri sulfat menggunakan gayung dengan mengelilingi
tambak

Gambar 10. Cupri Sulfat


2.7.3. Pondfos

Pondfos adalah pestisida yang bersifat racun kontak dan lambung berbentuk
pekatan yang dapat disimulasikan berwarna coklat, digunakan untuk
mengendalikan udang liar pembawa vector penakit virus dan jambret pada tambak
udang, (http://mitra-petani.blogsport.com/2009/12/pestisita.html?m=1)

23
Alat dan bahan

1. Timba kaporit
2. Pondfos
3. Gayung
2.7.3.1 Prosedur pondfos sebagai berikut:
1. menentukan tambak yang akan dilakukan penebaran ponsdfos
2. melihat luas tambak
3. menentukan dosis pondfos
4. menghitung jumlah pondfos yang di butuhkan dengan rumus luas tambak x dosis
5. siapkan alat dan bahan
6. buka tutup timba fondfos
7. ambil pondfos menggunakan gayung
8. masukan pondfos ke dalam timba yang kosong
9. membawa alat dan bahan ke tambak
10. tebar pondfos menggunakan gaung secara hati hati
2.7.3.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan pondfos tidak dilakukan

2.8 Pembuatan Media Tumbuhnya Plankton


Pembuatan media tumbuhnya plankton dilakukan setelah proses sterilisasi
yaitu dengan menggunakan fermentasi dedak dan ragi, super NB, dan kaptan.
Tujuan
Bertujuan untuk menumbuhkan plankton menguntungkan dan untuk menjaga
parameter kualitas air.

Alat dan bahan


1. Dedak
2. Ragi
3. Air
4. Timba
2.8.1 Prosedur

24
Adapun prosedur pembuatan media tumbuhnya plankton ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menentukan kolam yang akan di tebari fermentasi
3. Menghitung luas kolam yang akan ditebari fermentasi katul
4. Menentukan dosis dedak
5. Menentukan jumlah dedak yang akan di butuhkan
6. Menentukan dosis ragi
7. Menentukan jumlah ragi yang dibutuhkan
8. Membuat fermentasi
2.8.2 Hasil
1. Alat dan bahan : katul/dedak, ragi, blong kaporit, dan air Penebaran
fermentasi katul dilakukan pada tanggal 9-11 maret 2021
2. tambak yang akan diberikan fermentasi dedak saat pelaksanaan adalah
tambak 4
3. Menghitung luas tambak yang akan di beri fermentasi katul yaitu luas
35,0 x 30,4 =1.064 m2
4. Menentukan dosis dedak sebagai berikut:
Luas tambak =1.064 m2
Dosis =5 gr / m2

Kebutuhan Dedak =Luas kolam x dosis


= 1.064 m2 x 5gr / m2 = 5.320 gr
= 5,320 kg
5. jumlah dedak yang akan di butuhkan adalah 5.320 gr
6. Menentukan dosis ragi sebagai berikut :
Dosis ragi = 20 gr/1 kg dedak
= 5,320 x 20 = 106,4 gram ragi yang dibutuhkan
7. Menentukan jumlah ragi yang dibutuhkan adalah 106,4 gr
8. Membuat fermentasi, kumpulkan jadi satu semua bahan lalu campurkan air
secukupnya sampai fermentasi menjadi kalis dan diamkan semalaman,
ketika fermentasi katul sudah didiamkan semalaman campur fermentasi
dengan air sampai rata, Dan jangan sampai ada fermentasi yang

25
menggumpal dibawah, Lalu sebar fermentasi katul menggunakan gayung
dan mengelilingi tambak supaya menyebar dengan rata seperti pada gambar
11.

Gambar 11. Fermentasi katul/dedak

2.9 Bioassay
Bioassay dilakukan untuk mengetahui apakah air petakan masih terdapat
residu bahan kimia atau tidak.

Tujuan

tujuan agar kita mengetahui apakah air tambak tersebut bisa di tebari benih
atau tidak

Adapun Alat dan Bahan

1. wadah atau baskom


2. air tambak
2.9.1 Prosedur Bioassay Sebagai Berikut

1. Siapkan alat dan bahan


2. Ambil air sebanyak 4 sendok makan
3. Beri larutan chlorines sebanyak 2 tetes
4. Aduk, setelah itu diamkan sekitar beberapa menit
5. Dan Bioassay siap ditebar ditambak
2.9.2 Hasil

26
Pada saat PKL kegiatan ini tidak dilakukan

2.10 Penebaran Benur


Penebaran benur adalah proses pemindahan benur dari hatchery ke
tambak, yang merupakan penanda dari awal kegiatan budidaya. Sebelum kegiatan
benur dilakukan, kualiatas air tambak sesuai standart dan plankton sudah tumbuh.
Proses penebaran benur dilakukan pada malam hari.
Alat dan bahan penebaran benur sebagai berikut:
1. Air
2. Benur
3. Sterofom
2.10.1 prosedur
Adapun prosedur penebaran benur sebagai berikut ;
1. Alat dan bahan
2. Menentukan tambak yang akan ditebar
3. Menentukan luas tambak
4. Hitung benur terlebih dahulu
5. Menghitung padat tebar = jumlah benur : luas kolam
6. Taruh benur ke dalam kolam yang berisi air
7. Diamkan selama 30 menit ( aklimatisasi)
8. Setelah 30 menit berlalu, buka ikatan pada plastik secara perlahan
9. Percikan air tambak bersamaan dengan benur ditebar ke tambak

10. Lakukan penebaran tersebut dengan hati – hati


2.10.2 Hasil
1. Alat dan bahan: air, benur, sterofoam Penebaran benur dilakukan pada
tanggal 12-13 maret 2021
2. Tambak yang akan ditebar saat pelaksanaan adalah tambak 4 pada tanggal
12/3/2021
3. Menghitung luas tambak = 35,0m x 30,4m
Luas tambak = 1.064m2
4. Hitung jumlah benur :

27
Jumlah benur =1500 benur/kantong plastik
Jumlah benur =1500 benur x 100 kantong = 150.000 benur
5. Menghitung padat tebar = jumlah benur : luas kolam
= 150.000 : 1.064 m2
= 141 benur/m2
6. Setelah dihitung, benur dimasukkan pada tambak yang sudah disterilisasi
7. Untuk penyesuaian suhu selama 30 menit ( aklimatisasi ), plastik benur di
taruh dipojok tambak
8. Setelah 30 menit berlalu, buka kantong plastik benur dengan hati – hati.
9. Percikan air kolam bersamaan dengan benur ditebar ke tambak
10. Lakukan penebaran benur secara hati hati supaya benur tidak mati
11. Proses penebaran benur dapat dilihat pada gambar 12

Gambar 12.Penebaran benur

2.11 Manajemen Kualitas Air


Manajemen kualitas air merupakan suatu kegiatan yang bertujuan menjaga
kondisi lingkungan agar tetap stabil sehingga proses budidaya udang dapat
berjalan dengan lancar. Standart kualitas airberhubungan dengan kesehatan udang
dimana kualitas air yang baik mengoptimalkan pertumbuhan udang, sedangkan
kualitas air kurang baik akan menyebabkan udang stress dan mengalami moulting
terus menerus, sehingga pertumbuhan udang menjadi terhambat. Parameter

28
kualitas yang dicek secara rutin antara lain yaitu, pH, DO, salinitas, kecerahan,
dan warna air.
PH air kolam /tambak menjadi parameter yang berhubungan dengan
ketersediaan plankton. PerubahanpH dari pagi ke sore sangant berpengaruh
terhadap jumlah CO₂ dan alkalinitas sebagai buffer pH. Range pH standart untuk
budidaya yaitu 0,5. Range pH yang kecil menandakan bahwa alkalinitas air
tambak tersebut besar. Sedangkan sebaliknya bila range pH tinggi maka
alkalinitas rendah dan biasanya di tandai dengan plankton drop dan munculnya
klekap di kolam/tambak. Untuk mengendalikan nilai alkalinitas salah satunya
dengan perlakuan kapur pada sore hari. Kualitas air yang normal bisa dilihat dari
pH pagi lebih rendah dibandingkan dengan pH sore.
Salinitas adalah tingkat kadar garam pada suatu perairan dan merupakan
parameter penting pada budidaya udang, dimana salinitas yang optimum untuk
pertumbuhan udang adalah 15-25ppt.
Oksigen terlarut (DO) merupakan paramrter kualitas perairan yang sangat
penting dalam budidaya udang vannamei. Oksigen terlarut yang optimum yaitu
>4, dimana oksigen tersebut berasal dari proses fotosintesis dari fitoplankton yang
merupakan produsen pada ekosistem tambak.
Kecerahan akan sangat berkaitan dengan tingkat kepadatan plankton dan
kekeruhan. Nilai kecerahan sangat dipengaruhu oleh keadaan cuaca, kekeruhan
tingkat suspensi, serta ketelitian dalam pengukuran. Faktor lain yang
mempengaruhi adalah plankton. Dimana semakin tinggi kepadatan plankton maka
kecerahan akan sangat berkurang. Meskipun plankton memiliki peran penting
didalam budidaya, namun pertumbuhannya harus tetap dikontrol agar tidak
terjadinya blooming yang akan berbahaya kepada udang.
Parameter kualitas air yang dikontrol setiap hari pada pagi dan sore hari
adalah pengecekan tinggi air (stick level), salinitas, kecerahan (secchi disk) dan
pH. Pada malam hari dilakukan pengecekan DO, saturasi, dan suhu menggunakan
DO meter. Pengecekan kualitas air juga harus dilakukan setiap minggu, dimana
sampel air setiap petakan tambak harus dicek di laboratorium.

2.11.1 pH

29
Power of hydrogen (pH) adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasahan yang di miliki oleh suatu larutan.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/pH)

Tujuan

pH atau derajat keasaman di gunakan untuk mengetahui tingkat keasaman suatu


larutan

Alat dan bahan

1. pH meter
2. Air yang akan di cek
3. Wadah air dari botol aqua
2.11.1.1 Prosedur

1. Siapkan pH meter
2. Tentukan tambak yang akan di cek
3. Ambil sempel air menggunakan wadah yang telah di siapkan
4. Celupkan pH meter pada wadah yang telah terisi air yang ingin di cek
2.11.1.2 Hasil
Hasil dari pH tidak ada karena di DU/DI saat pelaksanaan ada kegiatan lain

2.11.2 Suhu

Suhu merupakan suatu besaran yang menunjukan derajat panas benda.


Suhu juga di sebut temperature yang di ukur dengan alat thermometer.
(https://www.zonareferensi.com/pengertian-suhu/)

Tujuan

Untuk mengetahui suhu suatu perairan pada kolam atau tambak

Alat dan bahan

30
1. Thermometer
2. Air yang akan di cek
2.11.2.1 Prosedur

1. Siapkan thermometer
2. Tentukan tambak yang akan di cek suhunya
3. Celupkan thermometer pada tambak yang telah di tentukan dan lihat hasilnya
4. Setelah beberapa saat mencelupkan sehingga pengukuran tidak bergerak, angkat
probe dan bilas lalu keringkan probe, kemudian simpan kembali DO meter pada
tempat yang tersedia.
2.11.2.2 Hasil
Hasil dari suhu tidak ada karena di DU/DI saat pelaksanaan ada kegiatan lain

2.11.3 Kecerahan
Kecerahan adalah kemampuan cahaya matahari dalam menembus suatu
perairan. Kecerahan merupakan parameter fisika yang erat kaitannya dengan
proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan.
(https://www.tneutron.net/blong/indikator-kecerahan perairan/)
Tujuan
Untuk mengetahui daya tembus cahaya matahari seberapa dalam.
Alat dan bahan
1. Secchidisk
2.11.3.1 Prosedur

1. Siapkan alat secchidisk


2. Tentukan tambak yang akan di cek
3. Turunkan secchidisk kedalam air yang akan di cek
4. Angkat disk sampai muncul kembali
5. Pada kedalaman air dimana secchidick tidak terlihat

2.11.3.2 Hasil
Hasil dari pH tidak ada karena di DU/DI saat pelaksanaan ada kegiatan lain

31
2.12 Pengelolaan kualitas air
Pengelolan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas
air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitastetap
dalam kondisi alamiahnya.
(http://garasibiologi.blogspot.com/2013/05/pengelolaankualitasair.dan.html?
m=1w)

2.12.1Pergantian Air
Pergantian air yaitu mengganti khualitas air yang jelek dengan air yang
baru yang kualitasnya lebih baik. Tingkat pergantian air tergantung pada umur
pemeliharaan, kepadatan tebar udang, biomasa udang yang ada didalam tambak,
kekeruhan air tambak, dan ketersediaan air tandon.
Tujuan:
Agar udang yang dihasilkan lebih bagus dan mengurangi terjadinya hama
penyebaran penyakit pada udang
Alat dan bahan
1. Pompa air
2. Paralon
2.12.1.1Prosedur
Adapun prosedur pergantian air yaitu ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pasang paralon pada lubang pompa
3. Buka tutup pada bagian in let
4. Hidupkan pompa
5. Isi kolam sampai selesai
6. Hitung debit

2.12.1.2 Hasil
1. Alat dan bahan: Paralon dan pompa air, kegiatan ini dilakukan pada tanggal
25/4/2021
2. Pasang paralon dengan kencang agar tidak lepas saat pengisian berlangsung
3. Buka tutup pada bagian in let

32
4. Hidupkan pompa air untuk mengalirkan air ke tambak
5. Isi tambak sampai ketinggian yang telah ditentukan
6. Proses pengisian dapat dilihat pada gambar 3
7. Menghitung debit air sebagai berikut:
Pengisian sampai ketinggian 20 cm dengan debit air :
D = V: W
= 35,0m x 30,4m x 0,2 m : 30 menit
= 212 m3 : 1800 detik= 212,000 dm3 : 1800 detik
= 212.000 liter : 1800 detik
= 11,7 liter/detik

Gambar13. Pergantian air dan pengecekan fungsi kincir

2.12.2 Kaptan Omyacrab + Biopluss + fermentasi akbak


Kaptan adalah bahan alamiah atau suatu produk yang mengandung
senyawa utama kalsium (CaCO) yang dapat digunakan untuk mengubah sifat
keasaman tanah (http://ptpwap.blogspot.com/p/blog-page_3.html?m=1).Perlakuan
kaptan adalah kegiatan penebaran kaptan jika terdapat kulit moulting udang yang
banyak ketika ditap atau disipon. Kaptan adalah bahan alamiah atau suatu produk
yang mengandung senyawa utama kalsium (CaCO₃).

33
Tujuan:
Mempercepat pertumbuhan dan mengeraskan kulit udang yang sudah moulting,
mempercepat perkembangan dan memudahkan reproduksi, meningkatkan
produksi udang.
Alat dan bahan:
1. Timba
2. Gayung
3. Kaptan
2.12.2.1 Prosedur
Adapun prosedur pemberian kaptan
1. Alat dan bahan
2. Menentukan tambak yang akan diberi kaptan+ Biopluss + fermentasi akbak
3. Melihat luas tambak
4. Menghitung dosis kaptan+ Biopluss + fermentasi akbak yang digunakan =
luas kolam x dosis
5. Siapkan gayung dankaptan+ Biopluss + fermentasi akbak ke tambak
6. Masukkan kaptan+ Biopluss + fermentasi akbak ke dalam timba
7. Aduk hingga rata
8. Tebar kaptan + biopluss + fermentasi akbak keliling tambak
2.12.2.2Hasil
1. Siapkan alat dan bahan seperti kaptan+ Biopluss + fermentasi akbak seperti
pada gambar 14
,timba, gayung kegiatan ini dilakukan setiap hari diwaktu setelah pakan sore
hari
2. Menentukan kolam yang akan diberi perlakuan saat pelaksanaan yang adalah
tambak 4
3. Menghitung luas tambak 1.064m2
4. Menghitung dosis kaptan+ Biopluss + fermentasi akbak
Kebutuhan Kaptan = L x dosis = 1.064 x 0,5 gr/m2= 532 gr
Kebutuhan Biopluss = L x dosis = 1.064 x 1 gr/m2 =1,064 kg
Kebutuhan Akbak = L x dosis = 1.064 x 4 ml/m2 = 4,256 liter
4. Siapkan gayung dankaptan+ Biopluss + fermentasi akbak ke tambak

34
5. Masukkan kaptan+ Biopluss + fermentasi akbak ke dalam timba

6. Aduk hingga rata, sampai semua bahan tercampur sempurna


7. Lalu sebar kaptan dengan campuran biopluss dan fermentasi akbak ke tambak
yang ditentukan dengan mengelilingi tambak sampai rata.

Gambar 14. Omyacrab + Biopluss + fermentasi akbak

2.12.3 Saponin

Saponin adalah jenis senyawa kimia yang berlimbah dalam berbagai spesies
tumbuhan. Senyawa ini merupakan glikosida amfipatik yang dapat mengeluarkan
busa jika dikocok dengan kencang didalam larutan. Busanya bersifat stabil dan
tidak mudah hilang (http://id.m.wikipedia.org/wiki/saponin). perlakuan saponin

35
adalah kegiatan warna air pada tambak mulai warna coklat dan hitam menjadi
warna biru.

Tujuan:
Digunakan untuk proses pengubah warna air pada tambak menjadi warna
hijau dilakukan pada sore hari.

Alat dan bahan


1 Blong
2 Gayung
3 Timba
4 Saponin
5 Air
2.12.3.1 Prosedur :
1 Menentukan tambak yang akan di beri saponin
2 Melihat luas tambak
3 Menghitung dosis saponin yang digunakan
4 Menentukan jumlah saponin yang dibutuhkan dengan rumus
luas tambak x tinggi air x dosis
5 Siapkan alat dan bahan
6 Menentukan jumlah saponin dan air yang akan digunakan
7 Membawa alat dan bahan ke pematang tambak
8 Masukkan saponin ke dalam blong
9 Tambahkan air secukupnya
10 Aduk hingga rata
11 Tutup timba rapat-rapat
2.12.3.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan ini tidak dilakukan

2.12.4 Ro2

36
Ro2 adalah kelompok senyawa yang memiliki ikatan tunggal oksigen-oksigen
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/peroksida). Perlakuan RO2 merupakan kegiatan
penebaran RO2 dilakukan pada malam hari jika nilai DO ditambak dibawah 4.

Tujuan :

Digunakan untuk mengikat oksigen .

Alat dan bahan

1 Timba
2 Serok pakan
3 Gayung RO2
2.12.4.1 Prosedur:
1. Menentukan tambak yang akan di beri RO2
2. Melihat luas tambak
3. Menghitung dosis RO2 yang akan digunakan
4. Menentukan jumlah RO2 yang dibutuhkan dengan rumus
luas tambak x tinggi air x dosis
5. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
6. Menentukan jumlah RO2 yang akan digunakan
7. Buka penutup timba RO2
8. Mengukur RO2 dengan gayung
9. Masukkan Ro2 kedalam timbah
10. Membawa RO2 ke setiap jembatan anco
11. Tebar RO2 setiap jembatan anco
2.12.4.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan ini tidak dilakukan

2.12.5.suemegs
suemegs adalah mineral memcu ketahanan udang serta pemacu
pertumbuhan fitoplankton (http://agriteknik.blogspot.com/2019/01obat-untuk-

37
mengtasi-udang-berak-putih.html?=1) perlakuan suemegs merupakan kegiatan
penebaran suemegs yang dilakukan pada sore hari.
Tujuan:
Digunakanuntuk meningkatkan dn mengendalikan alkalinitas dan nilai
pH ,merangsng mempermudah proses dan paska moulting.

Alat dan bahan

1. Timba
2. Gayung
3. Timbah
4. Suemegs
2.12.5.1 prosedur

1. Menentukan timba yang diberi suemegs


2. Melihat luas kolam
3. Menghitung dosis suemegs yang akan digunakan
4. Menentukan jumlah suemegs yang dibutuhkan dengan rumus
luas kolam x tinggi air x dosis
5. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
6. Mentukan jumlah suemegs yang akan ditebar
7. Robek plastic suemegs
8. Mengambil suemegs dengan gayung
9. Masukan kedalam timba
10. Membawa alat dan bahan ketambak
11. Masukkan kedalam blong
12. Tambahkan air secukupnya dan aduk hingga rata
13. Tebar suemegs keliling petakan
2.12.5.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan ini tidak dilakukan

2.12.6 Alkaline mag


Alkaline mag adalah mineral mikro dan makro yang sangat
diperlukandalam budidaya ikan maupun udang, proses produksi yang modern

38
(ionized) sehingga mineral ini 98% terserap diperairan ikan dan udang
(https:www.tokopedia.com/inoaquaculture/alkaline-mag-mineral-untuk-ikan-
udang-sapi-dan-ternak-lainnya). Perlakuan alkaline mag merupakan kegiatan
penebaran alkaline mag jika tambak sering terkena hujan sehingga menyebabkan
alkalinitas turun.
Tujuan
Digunakan untuk menstabilkan alkalinitas pada saat alkalinitas turun karena
serin hujan.

Alat dan Bahan


1. gayung
2. Timba
3. Bambu
4. Alkaline mag
2.12.6.1Prosedur
1. Menentukan tambak yang akan di beri alkaline mag
2. Melihat luas tambak
3. Menghitung dosis alkaline mag yang akan digunakan
4. Menentukan jumlah alkaline mag yang akan dibutuhkan dengan rumu
luas kolam x tinggi air x dosis
5. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
6. Robek plastic alkaline mag
7. Ambil alkaline mag dengan gaung
8. Masukkan kedalam blong
9. Tambahkan air secukupnya
10. Aduk hingga rata dengan bambu
11. Tebar alkaline mag keliling petakan
2.12.6.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan ini tidak dilakukan

2.12.7 Booster

39
Booster adalah suatu tindakan aktif yang dilakukan berupa memasukkan
antigen ke dalam tubuh yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan system
imun untuk membunuh antigen tersebut (https:id.scribd.com/doc/147671279/apa-
yang-dimaksud-dengan-booster). perlakuan booster adalah kegiatan penebaran
booster yang dilakukaan dengan alkaline mag.
Tujuan
Menggunkan booster adalah untuk menumbuhkan plankton alami.
Alat dan bahan
1. Timba
2. Gayung

3. Booster

2.12.7.1 Prosedur
1. Menentukan tambak yang akan deberi booster
2. Melihat luas tambak
3. Menghitung dosis booster yang digunakan
4. Menentukan jumlah booster yang dibutuhkan dengan rumus
luas kolam x tinggi air x dosis
5. Menyiapkan alat dan bahan
6. Menentukan jumlah booster yang akan digunakan
7. Robek sedikit plastic booster
8. Ukur booster menggunakan gayuang
9. Lalu masukkan booster ke timba yang berisi alkaline mag
10. Aduk hingga rata
11. Tebar keliling tambak
2.12.7.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan ini tidak dilakukan

2.12.8 pupuk urea dan ZA

40
perlakuan ZA merupakan suatu kegiatan penebaran pupuk jika plankton
pada petakan drop ZA adalah jenis pupuk yang mengandung nitrogen (N).
kandungan unsur nitrogen hanya mencapai 20,8 dan pupuk ZA berbentuk Kristal.
Tujuan:
Digunakan untuk mempercepat tumbuhnya plankton dalam kolam, pupuk
ZA berpotrnsi dapat menurunkan pH tanah
Alat dan Bahan
1. Gayung
2. Timba
3. ZA
4. Air
2.12.8.1 Prosedur

1. Menentukan tambak yang akan di beri ZA


2. Melihat luas tambak
3. Menghitung dosis ZA yang akan digunakan
4. Menentukan jumlah ZA yang dibutuhkan dengan rumus
luas tambak x tinggi air x dosis
5. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
6. Ukur ZA menggunakan gaung
7. Masukkan kedalam timba
8. Tambahkan air secukupnya aduk hingga rata
9. Tebar pada jembatan anco
2.12.8.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan ini tidak dilakukan

2.12.9 Bacillus
Bacillus adalah genus bakteri gram-positif berbentuk batang yang anggota
dari filum firmicutes (http://id.m.wikipedia.org/wiki/bacillus). Penebaran bacillus
ialah perlakuan budidaa pada saat plankton alami pada kolam mulai berkurang
Tujuan
Perlakuan bacillius adalah untuk menumbuhkan plankton alami pada kolam.

41
Alat dan Bahan
1. Bacillus
2. Jurigen
2.12.9.1 Prosedur
1. Menentukan tambak yang akan di beri bacillus
2. Melihat luas tambak
3. Menghitung dosis yang akan digunakan
4. Menentukan jumlah bacillus yang akan dibutuhkan dengan rumus
luas tambak x tinggi air x dosis
5. Menyiapkan alat dan bahan
6. Tentukan jumlah bacillus yang akan dipakai
7. Masukkan bacillus ke dalam jurigen
8. Angkut bacillus ke tambak menggunakan mobil pick up
9. Turunkan jurigen yang berisi bacillus dari mobil

10. Taruh jirigen yang berisi bacillus ke jembatan anco


11. Tuang bacillus di depan kincir

2.12.9.2 Hasil
Pada saat PKL kegiatan ini tidak dilakukan

2.13Siphon
Siphon adalah salah satu aktivitas pembersihan lumpur atau kotoran yang ada
di dalam kolam(http://ikan-air-tawar.blogspot.com/2011/03/salah-satu-aktivitas-
yang-tak-boleh?m=1).
Siphon bertujuan untuk membersihkan kolam dari kotoran yang bersumber
dari sisa makanan, plankton mati, endapan kapur dan feses udang. Siphon
dilakukan menggunakan selang spiral yang bisa digerakkan di semua bagian dekat
central di dekat pipa sub soil dan tap, pada ujung spiral akan di pasang saringan
agar udang tidak ikut tersedot bersama endapan lumpur.
Alat dan Bahan

42
1. Selang /spiral
2. Karet ban
3. Paralon

2.13.1 Proses
Adapun proses siphon yaitu ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menentukan tambak yang akan di shipon
3. Setelah itu masuk ke tambak yang akan dishipon
4. Berenang menuju sentral dan buka pipi sentral /outlet
5. Masuk kan selang spiral kedalam air dan isi penuh selang dengan air
6. Setelah penuh air akan keluar melalui pipa outlet dan arahkan spiral ke dalam
lumpur dan kulit udang dan lain lain, jika sudah selesai angkat spiral ke atas
sampai air dalam spiral habis
7. Tutup pipa outlet
2.13.2Hasil
1. Alat dan bahan: spiral, karet ban, paralon Kegiatan ini dilakukan ketika
tambak terasa kotor dan lumpur mengendap di dasar tambak, kegiatan ini
menggunakan Selang/spiral, dilakukan setelah pemberian pakan siang hari,
proses shipon dilakukan pd tanggal 25/4/2021
2. Tambak yang akan dishipon pada saat pelaksanaan adalah kolam 4 luas
tambak 1.064m2
3. Setelah itu masuk kedalam tambak yang akan disiphon dengan hati hati
supaya udang tidak stesss
4. Berenang menuju sentral dan buka pipa saluran sentral
5. Masuk kan selang spiral ke dalam air dan isi penuh selang dengan air
6. Setelah penuh air akan keluar melalui pipa outlet dan arahkan spiral ke dalam
lumpur dan kulit udang dan lain lain, jika sudah selesai angkat spiral ke atas
sampai air dalam spiral habis
7. Jika siphon selesai, tutup kembali saluran pipa outlet dan berenang menuju
pinggiran tambak

43
8. Kegiata shipon bisa dilihar gambar dibawah ini

Gambar 15. Kegiatan Shipon

2.14 Pemberian pakan


Manajemen pakan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara
sistematis melalui mekanisme kontrol yang ketat dan tepat sesuai dengan SOP
yang ada untuk mendukung kegiatan budidaya secara optimal dan
berkesambungan.

Tujuan program pakan adalah:


1. Produksi stabil
2. Keuntungan maksimal
3. Menjaga kondisi lingkungan perairan agar kegiatan budidaya dapat berjalan
dengan baik
4. Dapat menekan biaya produksi
5. Dapat menjaga dasar tambak agar lebih bersih
6. FCR rendah
7. Pertumbuhan udang baik
2.14.1 Fermentasi pakan
Fermentasi pakan adalah proses pemberian larutan dan obat kedalam
pakan udang yang sudah ditimbang dan di diamkan selama 3 hari. Proses

44
fermentasi ini digunakan agar pakan bisa dicerma dengan baik dan penambahan
vitamin agar pertumbuhan udang bisa menjadi baik .

Alat dan bahan


1. Pakan
2. Gelas takar
3. Fermentasi akbaq atau tetes yang telah dibuat semalam
4. Vit c /vitaquamin /natupro
5. Bak
6. Wadah menaruh fermentasi pakan bisa blong kaporit dan tutupnya
7. Gayung
2.14.1.1. Prosedur
Adapun prosedur fermentasi pakan sebagai berikut ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang pakan sesuai pada hari tersebut
3. Ambil semua bahan yang diperlukan sesuai ukuran yang diperlukan pada hari
itu
4. Setelah semua itu masukan dalam bak
5. Aduk sampai rata semua bahan

6. Setelah selesai diaduk, masukan dalam wadah blong kaporit lalu tutup rapat
7. Setelah itu, diamkan selama 1 malam
2.14.1.2 Hasil
1. Alat dan bahan :Pakan, Gelas takar, Fermentasi akbaq atau tetes yang telah
dibuat semalam, Vit c /vitaquamin /natupro, Bak, Wadah menaruh fermentasi
pakan bisa blong kaporit dan tutupnya, Gayung,Pakan,fermentasi akbaq atau
tetes,Vitamin c / vitaquamin /natupro tergantung teknisi,Timbangan, Gelas
ukur,Bak, blong kaporit dan tutupnya,gayung, pemberian pakan dilakukan
pada tanggal 14/3/2021 sampai panen
2. Timbang pakan sesuai pada hari tersebut

45
3. Ambil semua bahan yang diperlukan sesuai ukuran yang diperlukan seperti
pada tabel 3 pada hari itu seperti campuran vitamin C tiga hari pertama,
dilanjut vitaquamin tiga hari kedua dan natupro tiga hari selanjutnya
4. Setelah pakan ditimbang masukkan pakan dan campuran vitamin kedalam
bak
5. Aduk sampai rata semua bahan dengan takaran yang pas seperti pada gambar
16
6. Setelah selesai diaduk , masukan dalam wadah blong kaporit lalu tutup rapat
7. Setelah itu diamkan 1 malam supaya fermentasi pakan bisa jadi secara
maximal
8. Setelah semalam di diamkan,maka pakan siap diberikan kepada udang
9. pakan hari ini untuk pakan 7 kg
Ambil semua bahan sebagai berikut : jumlah dosis 5 gr/kg dan menghitung
fermentasi akbak dan air dengan rumus= jumlah pakan hari ini x 250 ml
Tabel 3. Perbandingan Jumlah Pakan, Fermentasi Akbak,
Vitaquamin, Natupro dan Vitamin C
Bahan Kebutuhan Alat
Pakan 7 kg Timbangan dan gayung
Fermentasi akbak 1.750 ml Gelas ukur (2 liter) dan
gayung
Vitaquamin yang 1.750ml/35gr Gelas ukur (2 liter) dan
telah diberi air sesuai vitaquamin gayung
takaran
Natupro yang telah 1.750ml/35gr Gelas ukur (2 liter) dan
diberi air sesuai takar natupro gayung
Vit C yang telah 1.750ml/35gr Gelas ukur (2 liter) dan
diberi air sesuai vitamin c gayung
takaran

46
Gambar 16.Pembuatan Fermentasi Pakan

2.14.2 Pemberian Pakan


Pakan adalah sumber energi bagi ikan/udang untuk pakan ikan/udang harus
sesuai bukaan mulut dan nutrisi yang tergantung disesuaikan dengan kebutuhan
ikan/udang. Namun untuk pemberian pakan pada udang diberikan sesuai program
pakan dan juga menentukan jenis pakan yang akan diberi yaitu: crumble dan
pellet.
Alat dan bahan;
1. Pakan
2. Timbangan
3. Plastic yang sudah diberi nomor
4. Gayung pakan
2.14.2.1 Prosedur Pakan
Adapun prosedur pemberian pakan yaitu ;
1. Alat dan bahan
2. Menentukan tambak yang akan diberi pakan
3. Menentukan pakan yang akan diberi
4. Menentukan jadwal pemberian pakan dalam 1 hari
5. Menentukan jumlah pakan yang akan diberi ( SI, SA/CP)
6. Untuk pemberian diancho, menyesuaikan berat pakan yang akan diberikan
( 10% dari berat pakan yang diberikan )

47
2.14.2.2 Prosedur Ancho
Adapun prosedur cek ancho sebagai berikut :
1. Alat dan bahan
2. Angkat pelan-pelan ancho hingga permukaan kolam
3. Berikan 10% dari yang telah di sediakan khusus ancho
4. Tebar dengan merata
2.14.2.3 Hasil
 Pemberian pakan
1. Alat dan bahan :gayung pakan, pakan, blong kaporit
2. Kolam yang akan diberi akan saat pelaksanaan berlangsung adalah kolam 4
Rata rata Luas kolam 1.064 m2
3. Menentukan jenis pakan seperti pada tabel 4 dan jumlah pakan yang akan
diberikan. Total pemberian pakan udang petak 4 adalah 3,930 kg. data
pemberian pakan dapat dilihat pada lampiran 1.
4. Menentukan jadwal pemberian pakan dalam satu hari ( pagi, siang, sore,
malam ) dapat dilihat pada lampiran 1
5. Pakan yang akan diberi berupa SA-00 berbentuk crumble

Tabel 4. Jenis Pakan udang yang diberikan sesuai dengan ukuran udang
DATA CODE, TYPE, FEED SIZE, SHRIMP SIZE PADA PAKAN
Code Type Feed Size Shrimp Size

SA-00 CRUMBLE <0,5 -


SI-01 CRUMBLE 0.2– 0.8 0.1 – 1.0
SI-02 CRUMBLE 0.8 – 1.4 1.0 – 3.5
SI-02UP PELLET 1.0 - 1.5 3.5 - 15.0
SI-02P PELLET 1.4 – 2.0 15.0 – 25.0

6. Kegiatan ini dilakukan mulai tanggal 14 maret 2021


7. Untuk pemberian pakan dapat dilihat pada gambar 17
 Pemberian ancho
1. Alat dan bahan : plastic yang sudah diberi nomor

48
2. Angkat pelan pelan ancho sampai kepermukaan air, kegiatan pemberian
ancho dilakukan saat udang berumur 20 hari
3. Pemberian pada ancho hanya sekitar 10%, Untuk mengetahui jumlah tebar
pakan pada anco, Jumlahpakan suatu kolam 7 kg, Lalu jumlah pada ancho
7 x 10 gr =70 gram pada anco
4. Tebar dengan merata diseluruh permukaan ancho lalu turun kan ancho ke
tambak secara perlahan seperti pada gambar 18.

Gambar 17.Pemberian pakan

Gambar 18. Pemberian ancho


2.15 Sampling
Sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan di jadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar di peroleh sampel yang
representative(Margono.2004). Sampling dilakukan tiap 5 hari sekali.Sampling ini
dilakukan untuk acuan dalam menentukan pakan dan target ADG yang
dihendaki. Selain itu sampling juga melihat total biomassa, populasi sementara

49
dalam petakan budidaya. Sampling dilakukan dengan mengambil sebagian udang
dengan menjala pada umur ˃35 hari, kemudian di timbang dan dihitung jumlah
udang.
Alat dan bahan:
1. jala
2. Timba
3. Timbangan digital
4. Buku
2.15.1 Prosedur
Adapun prosedur sampling sebagai berikut ;
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menentukan tambak yang akan di sampling
3. Ambil udang yang ada dijala
4. Timbang udang terebut
5. Catat hasil tersebut
6. Lalu menghitung ABW = berat udang hasil sampling / yang di jala
Jumlah udang yang dijala / di sampling

2.15.2 Hasil
1. Alat dan bahan : jala, timba, timbangan digital, buku Sampling dilakukan
pada umur udang 35 hari pada tanggal 20 April 2021
2. Saat pelaksanaan tambak yang disampling tambak 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12
3. Ambil udang yang ada dijala dan ambil secara cepat agar udang tidak stess
dan mati
4. Timbang udangt seperti pada gambar 19 menggunakan timbangan digital
5. Catat hasil timbangan tersebut dibuku yang telah disediakan
6. Menghitung ABW = berat udang hasil sampling
Jumlah udang dijalah
= 400 gr = 6,6 gr/ekor
60 ekor

50
7. Hasil data dari sampling dapat dilihat pada lampiran 2

Gambar 19. Sampling

2.16 Pertumbuhan Udang


Pertumbuhan adalah hasil dari berbagai fisiologi, melibatkan faktor genotipe
yang berinteraksi dalam tubuh dengan faktor lingkungan. Proses tersebut yaitu
pertambahan ukuran, bentuk, dan jumlah. Pertumubuhan udang selama praktik
kerja lapangan dapat dihitung berdasarkan dari data sampling dengan
menggunakan rumus:
ADG = berathasil sampling saat ini – berat hasil sampling sebelumnya
Lama waktu sampling

Tujuan
Untuk mengetahui pertumbuhan udang dari sampling ke1 sampai ke 3
Alat dan bahan
1. pulpen/pensil
2. buku
2.16.1 Prosedur
1. Melihat hasil sampling saat ini
2. Melihat hasil data sampling sebelumnya
3. Melihat jarak antara sampling sebelumnya dengan sampling saat ini
4. menghitung data pertumbuhan udang dengan rumus
ADG = berathasil sampling saat ini – berat hasil sampling sebelumnya

51
Lama waktu sampling
2.16.2 Hasil
1. Siapkan terlebih dahulu pulpen dan buku untuk mencatat hasil data dari
pertumbuhan udang
2. Menghitung
ADG = hasil sampling hari ini – hasil sampling sebelumnya
Lama waktu sampling
= 6,6 gr – 5,0 gr
5 hari
= 0,32 gr

2.17Panen
Panen merupakan tahap akhir dari budidaya yaitu proses pengumpulan hasil
produksi dari kegiatan budidaya. panen dibedakan menjadi dua macam, yaitu
pemanenan serentak dan pemanenan persial
2.17.1 Panen persial
Panen persial bisa dilakukan ketika daya dukung lahan sudah optimum
namun kegiatan budidaya udang masih ingin diteruskan. Adapun cara panen
persial
Alat dan bahan
1. Jala
2. Blong
3. Mobil pick up
2.17.1.1 Prosedur:
1. Menentukan tambak yang akan dipanen
2. Menentukan jumlah udang yang akan di parsial
3. Siapkan alat dan bahan
4. Lakukan proses jala
5. Taruh udang hasil jalah di blong
6. Lalu blong dinaika kedalam mobil pick up
7. Udang diantar ketempat sortiran

52
2.17.1.2Hasil
Parsial 1
DOC = 67
SIZE = 87
ABW = 11,5 gram
Pakan perhari = 88 hari ke 67
FR = 3%
Biomassa = PAKAN PERHARI
FR
= 88
0,03
= 2.933,3 kg
HITUNG POPULASI = BIOMASSA x JUMLAH UDANG /KG ( SIZE )
= 340,59 x 87 ekor
= 29.631 ekor
BIOMASSA = POPULASI x BERAT RATA RATA ( ABW )
= 29.631 × 11,5 gram
= 340.756,5 gram = 340,8 kg
Parsial 2
DOC = 82
SIZE = 67
ABW = 15 gram
Pakan perhari = 92,4 hari ke 82
FR = 3,1 %
BIOMASSA = PAKAN PERHARI
FR
= 92,4
0,02

53
= 4.620
HITUNG POPULASI = POPULASI x JUMLAH UDANG / KG ( SIZE )
= 446,65 × 67 ekor
= 29.925 ekor
BIOMASSA = POPULASI × BERAT RATA RATA ( ABW )
= 29.925 × 15 gram
= 448.875 gram = 448,875 kg
2.17.2 Panen total
Panen total merupakan tahapan akhir budidaya yaitu pengambilan
keseluruhan udang di dalam kolam. Sebelum di lakukan panen, pada malam hari
dilakukan pemberian kapur 50 kg/kolam bertujuan agar udang tidak mengalami
moulting pada saat panen
Alat dan bahan
1. Jala
2. Pompa submersible 8 sebanyak 2
3. Blong
4. Mobil pick up
5. Waring
6. Serok jarring
2.17.2.1 Prosedur

1. Menentukan tambak yang akan di panen


2. Melihat luas tambak
3. Siapkan alat yang akan di gunakan
4. Buka pintu panen
5. Pemasangan pompa dan letakkan pipa di atas pintu panen
6. Nyalakan pompa sampai air terisi sedikit
7. Proses pemanenan di lakukan ketika air sudah tinggal 30 cm
8. Lakukan proses jala
9. Taruh udang hasil jala di blong
10. Jika blong sudah penuh udang masukkan ke waring
11. Setelah itu waring ditarik ke atas
12. Lalu masukkan kedalam blong dan naikkan ke mobil pick up

54
13. Udang di antar ketempat sortiran atau sizing untuk menentukan zize dan jumlah
panen
2.17.2.2 Hasil
DOC = 112 hari
ABW = 22,1 gram
SIZE = 47,7
Pakan perhari = 120 hari ke 112
FR = 4%
BIOMASSA = PAKAN PERHARI
= FR
= 120
= 0,05
= 2400 kg
HITUNG POPULASI = BIOMASSA X JUMLAH UDANG / KG ( SIZE )
= 2400 kg x 47,7 ekor
= 114.480 ekor
BIOMASSA = POPULASI X BERAT RATA RATA (ABW)
= 114480 x 22,1gram / ekor
= 2.530.008 gram = 2.530 kg

2.18 SR (Survival Rate)


SR adalah tingkat keberlangsungan hidup suatu komoditas dalam proses
budidaya dari awal komoditas tebar hingga di panen, dengan rumus
Tujuan
Untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup suatu komoditas
Alat dan bahan
1. Timba
2. Bak
3. Jaring
4. Alat tulis
2.18.1 Prosedur

1. Menentukan jumlah awal penebaran

55
2. Menentukan jumlah ikan pada saat panen
3. Menghitung SR ikan atau udang dengan rumus
SR=Nt (jumlah akhir) : No (Jumlah awal) x100%
2.18.2 Hasil
1. Jumlah awal penebaran 150.000 ekor
2. Jumlah sampling hari ke 112 = 114.480 ekor
3. SR = 114.480 × 100%
150.000
= 76 %

2.19 FCR (Food con vertion ration)


FCR adalah perbandingan antara berat pakan yang sudah di berikan dalam
satu siklus periode dengan total (biomassa) yang hasilkan saat dilakukan
sampling.
Tujuan
Mengetahui perbandingan antara berat pakan yang telah diberikan dalam satu
siklus
Alat dan bahan
1. Timbangan
2. Baskom
3. Jarring/seser
4. Buku catatan
5. Pakan
2.19.1 Prosedur

1. Menimbang bobot ikan/udang untuk mengetahui jumlah keseluruhan


2. Menjumlahkan pakan yang sudah di berikan pada selama pemeliharaan
3. Menghitung FCR udang dengan rumus
FCR = Berat pakan yang telah diberikan selama pemeliharaan
Bobot udang keseluruhan

56
2.19.2 Hasil
1. Jumlah pakan keseluruhan = 3.930 kg
2. Jumlah bobot keseluruhan = 2.530 kg
3. Menghitung FCR udang dengan rumus
FCR = Total pakan yang di berikan
Bobot udang keseluruhan
FCR = 3.930 kg
2.530 kg
= 1,55

BAB III
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil laporan praktek kerja lapangan tersebut dapat
disimpulkan :
1. Kegiatan praktek kerja lapangan budidaya pembesaran udang vannamei yang
dilakukan di Tambak Empang Mas Rejoso dilakukan selama 6 bulan pada
tanggal 1 Februari 2021 s/d 13 juli 2021
2. Kegiaatan yang dilakukan meliputi persiapan wadah antara lain pengeringan,
pengapuran, pengisian air, dan seterusnya
3. Kegiatan persiapan media meliputi pengisian air dalam kolam 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12 dengan debit air 36,25 liter/detik dengan waktu yang
dibutuhkan 12 jam

57
4. Pengisian tambak menggunakan pompa air berbahan tenaga mesin dengan
sumber air berasal dari sumur air asin yang letaknya tidak jauh dari budidaya
5. Pada kegiatan penebaran benur udang vanamei dilakukan secara bertahap agar
benur tidak stress dengan jumlah udang yang ditebar sebanyak 2.407.400 benur
dalam 12 tambak
6. Kegiatan pengecekan kualitas air dilakukan setiap hari pada waktu pagi hari
dan sore hari yang dilakukan oleh teknisi tambak sebelum pemberian pakan
7. Pemberian pakan udang harus melalui proses fermentasi pakan yang dilakuan
selama semalam, agar pakan bisa dimakan dengan mudah dan penambahan
vitamin serta nutrisi agar udang bisa tumbuh dengan harapan pembudidaya
8. Dalam kegiatan budidaya udang vannamei menggunakan pakan pellet dengan
pakan yang dihabiskan sebanyak 3,930 kg untuk lama pemeliharaan 112 hari
selama saya Praktek Kerja Lapangan di Tambak Empang Mas Rejoso,
Pasuruan
9. Panen Parsial ke (1) petak 4 udang berumur (DOC) = 67 (SIZE) = 87 (ABW)
= 11,5 (POPULASI) = 29.631
Parsial ke (2) petak 4 udang berumur (DOC) = 82 ,(SIZE) = 67 (ABW) = 15
( POPULASI ) = 29.925
10. total petak 4 udang berumur (DOC) = 112 (DOC) = 112 (ABW) 22,1 (SIZE) =
47 (Total Pakan) = 3930 kg (Biomassa) = 2.530 kg (POPULASI) = 142.489 ekor.
11. (SURVIVAL RATE) untuk petak 4 = 76%
12. (FOOD CON VERTION RATION) = 1,55

58
3.2 SARA
Saran saya untuk tempat pkl saya, disetiap tempat budidaya harus ada
kotak p3k agar saat ada kecelakaan ringan cepat teratasi agar luka tersebut tidak
membesar

59
DAFTAR PUSTAKA

Eriando, G., Rusliadi dan Mulyadi. 2015, Increasing Calcium Oxide (CaO) to
Accelerate
Moulting and Survival Rate Vannamei Shrimp (Litopenaeus
vannamei).Aquaculture Technology
Laboratory. Faculty of Fisheries and Marine Sciences. University of Riau. 7 hal,

60
Arifin, Zainal, 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Lentera
Cendikia.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pengeringan
M. Ghufran dan H. Kordi K. 2007. Kualitas Air Jatuk Budidaya Udang Windu.
PT. Perca, Jakarta Timur.
https://id m wikipedia. org/wiki/pengolahan tanah
https://id.m.wikipedia.org/wiki/kapur
https://id m.wikipedia.org/wiki/pengertian pemupukan
https://brainly.co.id/tugas/6342840 https//id.m.wikipedia.org/wiki/sterilisasi
https://id.m.wikipediawiki.org/kaporit
https://id.m.wikipedia.org/wiki/tembaga(II) sulfat
http://mitra-petani blogspot com/2009/12/pestisida html?m=1
https://id m.wikipedia.org/wiki kualitas air
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pH
https://www.zonareferensi.com/pengertian-suhu/
https://id.m.wikipedia.org.keasinan
https://id.m.wikipedia org.oksigen terlarut
https://www.tneutron net/blong/indikator-kecerahan -perairan/
https://garasibiologi blogspot.com/2013/05/pengelolaan-kualitas-air.dan.html?m
1w
http://ptpwap.blogspot.com/p/blog-page 3.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/saponin
https://id.m.wikipedia org/wiki/peroksida
https://agriteknik.blogspot.com/2019/01obat-untuk-mengatasi-udang-berak-
putih.html?m 1
https:www.tokopedia.com/inoaquaculture/alkaline-mag-mineral-untukk-ikan-
udang-sapi-dan- ternak-lainnya
https://id.scribd.com/doc/147671279/apa-yang-dimaksud-dengan-booster
https://www.sejasa.com/blog/daftar-harga-semen-terbaru
https://id.m.wikipedia.org/wiki/bacillus
http://ikan-air-tawar.blogspot.com/2011/03/salah-satu-aktivitas-yang-tak-boleh?
m=l Margono. 2004.

61
Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

62
63

Anda mungkin juga menyukai