Contoh Tulisan Morfologi Tanaman

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

MORFOLOGI TANAMAN HUTAN JENIS MIMBA

(Azadirachta indica A. Juss.)

Ratna Uli Damayanti dan Rina Kurniaty


Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor

RINGKASAN

Mimba (Azadirachta indica A. Juss) adalah salah satu jenis yang termasuk dalam famili
Meliaceae. Morfologi mimba dibagi kedalam dua bagian yaitu sebagai alat hara dan alat
perkembangbiakan. Akar mimba termasuk kedalam akar tunggang, batang tegak berkayu,
kulit berwarna abu-abu, kayu termasuk kedalam kelas awet IV-V dengan kelas kuat II-III.
Bunga mimba memiliki bentuk malai dengan buah berbentuk elips.

Kata kunci : Azadirachta indica, mimba, morfologi,

I. PENDAHULUAN

Mimba (Azadirachta indica A. Juss) adalah salah satu jenis pohon yang
termasuk dalam famili Meliaceae dengan sinonimnya adalah Melia azadirachta L.
dan Melia indica Braud. Mimba merupakan salah satu jenis tanaman hutan yang
dapat tumbuh pada areal yang agak kering dan sedikit lembab. Tanaman ini
memiliki banyak manfaat di antaranya adalah: makanan ternak, minyak, sabun,
naungan, konservasi tanah, tanaman hias dan insektisida (Direktorat Perbenihan
Tanaman Hutan, 2001).
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari susunan dan bentuk
tubuh tumbuhan serta fungsi masing-masing bagiannya. Menurut Tjitrosoepomo
(2005), pengertian morfologi tumbuhan berdasarkan definisinya tidak hanya
menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk
menentukan fungsi masing-masing bagian didalam kehidupan tumbuhan dan
berusaha mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan yang beraneka ragam itu.
Tubuh tumbuhan (kormus) memiliki tiga bagian pokok yaitu akar (radix), batang
(caulis) dan daun (folium), sedangkan bagian lain merupakan penjelmaan salah
satu atau dua bagian pokok tadi.
Tjitrosoepomo G (2005) menjabarkan bagian tubuh tumbuhan kedalam 2
bagian berdasarkan fungsinya yaitu ;
1. Alat hara (organum nutritivum), yang termasuk kedalamnya adalah daun,
batang dan akar
2. Alat perkembangbiakan (organum reproductivum), yang termasuk didalamnya
adalah bunga, buah, biji
Dalam tulisan ini akan dipaparkan tentang morfologi luar (morfologi dalam
arti sempit) tanaman hutan jenis mimba (Azadirachta indica A. Juss.). Morfologi
luar yang dimaksud adalah bagian dalam tubuh tumbuhan seperti akar, daun,
batang, bunga, buah dan biji.

1
II. MORFOLOGI TANAMAN MIMBA

A. Alat Hara (Organum nutritivum)


1. Akar (Radix)
Akar adalah salah satu bagian tubuh tumbuhan yang pada umumnya
terdapat didalam tanah. Fungsi dari akar adalah memperkuat berdirinya tumbuhan,
menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut didalam air, mengangkut air dan
zat-zat makanan ke tempat tubuh tumbuhan yang memerlukan, atau sebagai tempat
penimbun zat makanan pada beberapa jenis tertentu. Akar mimba memiliki sistem
akar tunggang, seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Akar bibit mimba

2. Batang (Caulis)
Batang merupakan tubuh tumbuhan yang amat penting. Dalam batang terjadi
proses transportasi zat-zat makanan dari dalam tanah melalui akar menuju ke daun
untuk diproses menjadi bahan makanan melalui fotosintesis. Hasil dari proses
potosintesis kemudian di salurkan keseluruh tubuh tumbuhan melalui batang. Batang
mimba memiliki ciri-ciri morfologi tegak berkayu, dengan tinggi berkisar antara 10 -
15 m (Heyne, 1987). Bagian batang tumbuhan yang terletak di paling luar adalah kulit
batang. Kulit mimba yang sudah tua memiliki warna abu-abu tua, tebal dan beralur
(Gambar 2).

Gambar 2. Batang pohon mimba

2
Bagian terdalam dari batang adalah kayu. Kayu mimba masuk dalam kelas
awet IV-V dengan berat jenis 0,53 dan kelas kuat II-III. Daya tahan terhadap jamur
pelapuk kayu termasuk kelas II-III. Kayu mimba dapat digunakan untuk bangunan
di bawah atap, papan, peti, panel, venir hias dan sortimen yang berat. Biji mimba
mengandung beberapa komponen aktif pestisida antara lain Azadiraktrin, Salannin,
Azadiradion, Salannol, Salanolacetate, 3-Deacetil Salanin, 14-Epoxy-Azadiradion,
Gedunin, Nimbinen dan Deacetil Nimbinen (Schutterer, 1990 dalam Hardi, 2006).

3. Daun (Folium)
Menurut Heyne (1987) daun mimba memiliki ciri-ciri berdaun majemuk
berhadapan dengan panjang 5 - 7 cm dan lebar 3 - 4 cm. Sedangkan (Direktorat
Perbenihan Tanaman Hutan, 2001) mengemukakan bahwa d aun mimba memiliki
ciri-ciri berdaun majemuk, 7 - 17 pasang per tangkai, berbentuk lonjong dan bergigi,
panjang 6 - 8 cm, lebar 1 - 3 cm., mempunyai sirip daun sederhana. Letak daun
berselang-seling (alternate) seperti spiral (Forest Research Institute Malaysia, 1992).
mimba memiliki daun sampai pucak sebanyak 11 pasang daun seperti dalam Gambar
3.

Gambar 3. Daun mimba

B. Alat Perkembangbiakan (Organum reproductivum)


1. Bunga
Pohon mimba mulai berbunga dan berbuah setelah berumur 5 tahun.
Umumnya berbunga pada musim kering dan buah masak mendekati musim hujan.
Musim dan lamanya reproduksi sangat bervariasi sesuai dengan lokasi dan iklim. Di
lokasi beriklim 2 musim kadang-kadang terjadi 2 kali berbunga dan berbuah. Di India
Selatan pembungaan 2 - 5 minggu lebih awal dibandingkan di Utara, dengan
perbedaan kelambatan berproduksi kira-kira 4,5 hari setiap kenaikan lintang 1ºpada
posisi 20-30º LU. Lamanya proses pembungaan sampai buah masak 10 - 12 minggu
(Pramono, 2000).
Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif atau fertile
yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum, berwarna putih
sampai krem, bunga bersifat hermaprodit yaitu dalam satu pohon memiliki serbuk sari
dan putik yang fertil (Gambar 4). Kelopak bunga mimba akan merekah terbuka
seperti yang terlihat pada Gambar 4a. Putik bunga menempel pada lapisan

3
menyerupai kelopak bunga berwarna putih seperti yang terlihat pada Gambar 4c
dan 4d.

a b

c d
Gambar 4. Bagian bunga mimba

Gambar 5. Bunga mimba

Bunga mimba memiliki bentuk malai dengan panjang 10 - 30 cm (Gambar 5


dan Gambar 6). Letak bunga mimba umumnya terdapat pada ujung ranting tempat
tunas akan muncul, ketika bunga muncul maka pertumbuhan tunas vegetatif akan
berhenti kemudian berkembang kembali setelah bunga mulai menjadi bakal buah
seperti yang terlihat pada Gambar 6. Banyaknya malai mimba tergantung dari
banyaknya tunas generatif yang dihasilkan oleh tanaman tersebut. Pada umumnya
penyerbukan bunga mimba dilakukan oleh serangga.

4
Gambar 6. 1. Cabang buah; 2. Bunga; 3. Bagian bunga.
Sumber : Lemmens et al. (1995)

2. Buah
Buah berbentuk elips, berdaging tebal, panjang 1,2 - 2 cm, hijau/kuning ketika
masak, dengan lapisan tipis kutikula yang keras, dan daging buah berair. Pohon
berukuran sedang dan rata-rata dapat menghasilkan benih 37 - 55 kg per pohon
(Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, 2001). Setiap buah dapat berkembang dan
masak 1 - 2 bulan. Susunan buah dalam batang dapat dilihat pada Gambar 7, dimana
tangkai buah terletak pada batang

Gambar 7. Buah mimba

Berbuah pada bulan Desember - Pebruari dengan buah masak dicirikan


dengan warna kulit buah hijau kekuningan. Ekstraksi buah dilakukan dengan cara
digosok-gosok dengan tangan menggunakan pasir. Jumlah benih per kilogram
adalah kurang lebih 1.250 biji (Pramono, 2000).

3. Biji
Biji berupa 1 buah batu, dengan lapisan biji sangat tipis, kotiledon tebal dan
lapisan dalam yang keras (Forest Research Institute Malaysia, 1992). Oleh karena
itu pada saat akan dikecambahkan benih terlebih dahulu diberi perlakuan
pendahuluan dengan cara direndam dalam air dingin selama 24 jam. Satu butir
benih dapat menjadi satu atau dua kecambah. Berat benih sangat bervariasi tergantung
lokasi dan sumber benih. Menurut Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, 2001

5
jumlah benih per kilogram 1700 butir di Sahel (Afrika Barat ) dan 3500-9000 butir di
India.

Gambar 8. Biji dan semai mimba

Perbanyakan tanaman jenis ini dapat dilakukan dengan cara generatif dan
vegetatif. Benih ditabur dengan cara ditanam 0,5 cm pada media dengan calon akar
menghadap ke bawah kemudian ditutup dengan satu lapis media. Media tabur yang
digunakan adalah campuran tanah dan pasir (1:1). Benih mulai berkecambah
sekitar 5-7 hari setelah ditabur. Semai disapih setelah memiliki dua pasang daun
(Pramono, 2000). Kurniaty dkk. (2008) melaporkan semai mimba yang disapih
pada media tanah + kompos organik 1 : 2 (v : v) tanpa naungan dengan
menggunakan mikoriza (CMA) 5 gr dan 0,6 gr pupuk P menghasilkan berat kering
tertinggi yaitu 2,458 gr dengan nisbah bagian atas dan bawah 1,509 pada bibit
umur 5 bulan.
Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan stek akar dan stek pucuk.
Bahan stek dicelupkan dalam hormon IBA dengan konsentrasi 100 ppm selama 5
menit. Media yang digunakan bisa pasir yang sudah disterilkan atau serbuk sabut
kelapa. Setelah 2 bulan akan terbentuk akar dan stek siap disapih 4 bulan setelah
distek (Pramono, 2000).

III. PENUTUP

Dari pemaparan diatas, diharapkan informasi tersebut dapat lebih


memudahkan pengguna dalam mengidentifikasi tanaman mimba di lapangan
sehingga pengembangan dan pemanfaatan jenis ini dapat terus ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan.2001. Informasi Singkat Benih Azadirachta


indica A.Juss. Indonesia Forest Seed Project, Bandung
Forest Research Institute Malaysia. 1992. Manual of Forest Fruits, Seeds and
Seedling Vol 2..Malayan Forest Record no 34 vol 2. Kuala Lumpur
Malaysia
Hardi, T.T.W. 2006. Mimba Tanaman Penghasil Pestisida yang Sangat Potensial.
Prosiding Ekspos/Diskusi Sehari Jaringan Kerja Badan Penelitian dan
Pengembangan Hutan Tanaman. Bogor.

6
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Jakarta.

Kurniaty, R., R.U. Damayanti, B.Budiman dan Sumarna. 2008. Teknik Pembibitan
Secara Generatif. Laporan Hasil Penelitian No 12. Balai Penelitian
Teknologi Perbenihan, Bogor. Tidak diterbitkan.
Lemmens, R.H.M.J., I. Soerianegara and W.C.Wong (editor). 1995. Plant
Resources of South-East Asia No. 5 (2). Timber trees: Minor commercial
timbers. Backhuys Publisher, Leiden. 655 pp.
Pramono, AA. 2000. Mimba (Azadirachta indica A. Juss). Atlas Benih Tanaman
Hutan Indonesia Jilid I. balai Teknologi Perbenihan. Bogor.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai