Anda di halaman 1dari 13

ISSN 2599-316X

PANDANGAN HIDUP WANITA JAWA DALAM NOVEL BEKISAR


MERAH KARYA AHMAD TOHARI

Arif Setiawan
Email: arifsetiawan1988@gmail.com

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

Abstract
This study describes the worldview of Javanese women in the novel Bekisar Merah by Ahmad Tohari. This
study uses a sociological approach to literature. The type of research is qualitative. The method used is descriptive analysis.
In this study the data source in the form of a novel Bekisar Merah by Ahmad Tohari. The data in this study a story unit of
the quote that illustrates a view of life in a Javanese woman Bekisar Merah novel by Ahmad Tohari. The results showed
that the way of life of Javanese women divided into three forms: (1) view of life of Javanese women against the human
relationship with God, (2) view of life of Javanese women against the human relationship with fellow human beings, and
(3) live view Woman Java to man's relationship with himself.

keywords: philosophy of life, the women of Java, and the novel Bekisar Merah

Abstrak
Penelitian ini mendeskripsikan pandangan hidup wanita Jawa dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Adapun jenis penelitian ini adalah kualitatif. Metode yang
digunakan yakni analisis deskriptif. Dalam penelitian ini sumber data berupa novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari.
Adapun data dalam penelitian ini berupa satuan cerita dari kutipan yang menggambarkan pandangan hidup wanita Jawa
dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan hidup wanita Jawa
terbagi ke dalam tiga bentuk, (1) pandangan hidup wanita Jawa terhadap hubungan manusia dengan Tuhan, (2) pandangan
hidup wanita Jawa terhadap hubungan manusia dengan sesama manusia, dan (3) pandangan hidup wanita Jawa terhadap
hubungan manusia dengan diri sendiri.

kata kunci: pandangan hidup, wanita Jawa, novel Bekisar Merah

PENDAHULUAN pada pembaca (Ratna, 2013:4).


Novel sebagai salah satu jenis karya
Manusia sebagai salah satu sastra hadir dari tulisan pengarang
makhluk ciptaan Tuhan memiliki yang merupakan bagian dari
kelebihan jika dibandingkan dengan masyarakat. Melalui karyanya
ciptaan-Nya yang lain. Kelebihan itu pengarang mengajak pembaca untuk
mencakup kepemilikan manusia atas menghayati dan menangkap
akal, cipta, rasa, dan karsa sehingga fenomena kehidupan yang dijalankan
mereka mampu menciptakan sesuatu oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Karya
yang bermanfaat bagi masing-masing sastra dapat dipahami dengan jelas
individu dan bagi masyarakat yang jika tidak dipisahkan dengan
ada di sekitarnya. Salah satu ciptaan lingkungan sosial yang melatari
manusia yang berfungsi sebagai lahirnya karya sastra tersebut.
penghibur sekaligus menunjukkan Lingkungan sosial yang tergambar
nilai-nilai yang sangat bermanfaat dalam novel merupakan
bagi kehidupan bermasyarakat pengejawantahan budaya dan juga
adalah karya sastra. adat istiadat dalam satu masyarakat.
Karya sastra menampilkan Proses pengejawantahan tersebut
gambaran kehidupan suatu telah menjadikan semua aturan yang
masyarakat, serta karya sastra tidak tertulis menjadi sebuah norma
mampu memberikan makna tertentu yang dipegang teguh oleh
106 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 2 April 2018
masyarakat. Dalam menelaah Sifat yang cenderung sopan,
kebudayaan tidak dapat melihatnya halus, dan sering berpura-pura inilah
sebagai sesuatu yang tetap dan tidak yang menjadi pandangan hidup
berubah, tetapi merupakan sesuatu sebagian besar orang Jawa. Di mana
yang dinamis dan senantiasa pandangan hidup tersebut juga dilatar
berubah. Kebudayaan itu merupakan belakangi oleh ajaran yang selama
satu kesatuan, keseluruhan, dimana ini dianut. Ajaran tersebut berupa
sistem sosial itu sendiri adalah satu keprecayaan yang turun temurun
sebagian dari kebudayaan. dalam bentuk hubungan dengan
Singkatnya kebudayaan itu sendiri Tuhan, hubungan dengan sesama
dikatakan sebagai cara hidup yaitu manusia, dan hubungan dengan diri
bagaimana suatu masyarakat itu sendiri (Prabowo, 2004:56). Ketiga
mengatur hidupnya (Barker, ajaran tersebut diwujudkan ke dalam
2013:54). bentuk pandangan hidup yang berupa
Salah satu karya sastra yang eling (ingat), mituhu (percaya
merupakan representasi dari kepada-Nya), dan pracoyo (percaya)
kehidupan dan kebudayaan suatu untuk hubungan dengan Tuhan.
masyarakat yakni novel. Hal ini tidak Hubungan dengan sesama
terlepas dari unsur intrinsik yang manusia diwujudkan dalam bentuk
secara tidak langsung merupakan sungkan (rasa hormat yang sopan
realitas kehidupan masyarakat yang terhadap atasan atau sesama yang
dikemas sedemikian rapi oleh belum dikenal), wedi (takut), isin
pengarang. Novel Bekisar Merah (malu), dan ethok-ethok (di luar
karya Ahmad Tohari merupakan lingkungan keluarga inti orang tidak
representasi nyata dari pola hidup akan memperlihatkan perasaan yang
orang Jawa. Hal ini tidak terlepas sebenarnya/berpura-pura). Sungkan
dari latar belakang sang pengarang adalah malu dalam arti yang lebih
yang merupakan keturunan asli Jawa. positif. “Rasa hormat yang sopan
Latar belakang inilah yang terhadap atasan atau sesama yang
memberikan nafas kebudayaan Jawa belum dikenal”. Sebagai
sangat kuat dan melekat pada tokoh pengekangan halus terhadap
utama dalam novel Bekisar Merah. kepribadian sendiri demi hormat
Orang Jawa terkenal sebagai terhadap pribadi lain (Prabowo,
suku bangsa yang sopan dan halus, 2004:79). Hubungan dengan diri
tetapi mereka juga terkenal sebagai sendiri juga diwujudkan dalam
suatu suku yang tertutup dan tidak bentuk rila (rela), nrima (menerima),
mau berterus terang sabar, mawas diri (memahami diri),
(Koentjaraningrat, 2004:25). Sifat ini dan mencintai diri (Prabowo,
konon berdasarkan sifat orang Jawa 2004:83).
yang ingin memelihara Pandangan hidup tersebut
keharmonisan atau keserasian dan secara nyata diwujudkan dalam
menghindari pertikaian, baik yang kehidupan sehari-hari oleh
menyangkut hubungan antara sesama masyarakat. Bentuk pandangan hidup
manusia maupun dengan alam. Oleh tersebut juga dipahami oleh laki-laki
karena itu, mereka cenderung diam dan wanita sebagai bagian dari
dan tidak membantah apabila timbul anggota masyarakat. Wanita sendiri
perbedaan pendapat. dalam budaya Jawa merupakan
akronim dari kata wani ditata

PANDANGAN HIDUP WANITA JAWA DALAM NOVEL BEKISAR MERAH | 107


KARYA AHMAD TOHARI
Arif Setiawan
artinya, seorang wanita Jawa harus (2) pandangan hidup yang berkaitan
dapat mengatur segala sesuatu yang dengan makna kesuksesan, dan (3)
dihadapinya, khususnya dalam pandangan hidup akan makna cinta.
rumah tangga (Endraswara, Berangkat dari kedua penelitian
2012:56). Seorang wanita Jawa yang yang pernah dilakukan tersebut,
baik, menurut pandangan hidup maka peneliti melakukan penelitian
orang Jawa, harus dapat memahami yang menekankan pada pandangan
makna ma telu (3 M), masak hidup tokoh utama yang lebih fokus
(memasak), macak (bersolek), manak pada ketiga unsur kehidupan yaitu
(melahirkan) (Zaini, 2015:212). (1) hubungan manusia dengan
Kondisi tersebut Tuhan, (2) hubungan manusia
melegitimasikan bahwa pandangan dengan sesama manusia, dan (3)
hidup wanita Jawa yang baik adalah hubungan manusia dengan diri
mereka yang berpegang teguh pada sendiri.
ajaran dan mampu melaksnakan 3M.
Berangkat dari realitas tersebut, KAJIAN TEORI
hampir setiap wanita Jawa memiliki
pandangan hidup sesuai dengan apa Pada dasarnya setiap manusia
yang diepelajarinya selama ini. pasti mempunyai pandangan hidup,
Apabila setiap wanita Jawa mampu pandangan hidup tersebut bersifat
melakukan dan menerapkan kodrati dan menentukan masa depan
pandangan hidup Jawa, maka akan seseorang. Menurut (Prabowo,
memberikan ketentraman dan 2004:67) pandangan hidup adalah
ketenangan batin dalam menjalani pendapat atau pertimbangan yang
setiap kehidupan di dunia. dijadikan sebagai pegangan,
Ketenangan batin tersebut juga akan pedoman, petunjuk dan arahan hidup.
semakin meninggikan derajat Pandangan hidup tidak bisa timbul
manusia baik di mata Allah SWT dan dalam waktu yang singkat dan cepat,
di mata sesama manusia. tetapi membutuhkan waktu yang
Penelitian serupa yang lama dan terus menerus, sehingga
mencoba mengangkat permasalahan nantinya dapat dibuktikan
mengenai pendangan hidup tokoh kebenarannya. Pandangan hidup
utama pernah dilakukan sebalumnya yang ada pada diri manusia terbagi
oleh (Yanti, 2014) dengan judul menjadi tiga yaitu (1) pandangan
Analisis Pandangan Hidup Tokoh hidup tentang hubungan manusia
Alif dalam Novel Negeri 5 Menara dengan Tuhan, (2) pandangan hidup
Karya Ahmad Fuadi, yang lebih tentang hubungan manusia dengan
menakanpan pada pandangan tokoh sesama manusia/ masyarakat, dan (3)
Alif dalam segi (1) makna cita-cita, pandangan hidup tentang hunbungan
(2) makna kebajikan, dan (3) makna manusia dengan dirinya sendiri.
sikap hidup. Selanjutnya penelitian Pandangan hidup tidak dapat
yang sama juga dilakukan oleh langsung terjadi tanpa adanya unsur
(Utomo, 2016) dengan judul pembangunnya. Unsur-unsur tersebut
Pandangan Hidup Tokoh Perempuan meliputi cita-cita,
dalam Novel Menebus Impian Karya keyakinan/kepercayaan, kebajikan,
Abidah El Khalieqy, yang lebih dan usaha, keempatnya merupakn
menekankan pada (1) pandangan suatu unsur kesatuan yang tidak bisa
hidup yang bersumber dari agama, dipisahkan.

108 | Jurnal Kredo


Vol. 1 No. 2 April 2018
(1) Cita-cita sudah kodrat manusia. Tanpa ada
Menurut Kamus Besar usaha/perjuangan, manusia tidak
Bahasa Indonesia (2006:167) cita- dapat hidup sempurna. Kerja keras
cita yaitu keinginan, angan-angan, itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu
tujuan yang selalu ada dalam pikiran. maupun dengan tenaga/jasmani, atau
Baik keinginan, angan-angan dan dengan kedua-duanya. Kerja keras
tujuan merupakan tujuan yang ingin pada dasranya menghargai dan
diperoleh seseorang pada masa yang meningkatkan harkat martabat
akan datang. Dengan demikian cita- manusia. Sebaliknya pemalas malah
cita merupakan pandangan masa mebuat manusia miskin, melarat dan
depan, pandangan hidup yang akan menjatuhkan harkat martabatnya
datang. Pada umumnya cita-cita sendiri.
merupakan garis linier yang semakin (4) Keyakinan/Kepercayaan
lama semakin tingi tingkatannya. Keyakinan/kepercayaan
(2) Kebajikan menurut Kamus Besar Bahasa
Kebajikan atau perbuatan Indonesia (2006:526) adalah
yang mendatangkan kebaikan pada keyakinan; keimanan. Kepercayaan
hakekatnya sama dengan perbuatan yang menjadi dasar pandangan hidup
moral, perbuatan yang sesuai dengan berasal dari akal atau kekuasaan
norma-norma agama dan etika. Tuhan.
Manusia berbuat baik karena
menurut kodratnya manusia itu baik, Hubungan Manusia dengan Tuhan
makhluk bermoral, atas dorongan Manusia pada umumnya
hatinya manusia berbuat baik. mengetahui mana yang baik dan
Manusia adalah seorang pribadi yang mana yang buruk. Adanya
terdiri atas jiwa dan badan, keduanya pengetahuan mana yang baik dan
akan berpisah bila manusia itu mana yang buruk adalah suatu
meninggal. Karena merupakan kesadaran moral. Kesadaran moral
pribadi, manusia mempunyai tersebut menuntun manusia untuk
pendapat sendiri, ia mencintai memilih kebaikan demi
dirinya sendiri, perasaan sendiri, citi- kelangsungan hidupnya. Kesadaran
cita sendiri dan sebagainya. Manusia manusia bergantung dari yang Ilahi,
sebagai mahluk sosial manusia hidup dan bagi orang Jawa ada peringatan
bermasyarakat, manusia saling “jangan melupakan asalmu” yang
membutuhkan, saling menolong dan merupakan slogan yang selalu
menghargai sesama anggota mengingatkan keberadaan manusia
masyarakat. Sebaliknya juga saling sebagai makhluk Tuhan. Berkaitan
membenci, saling mencurigai, saling dengan kesadaran dalam
merugikan dan sebagainya. hubungannya dengan Tuhan,
(3) Usaha manusia atau masyarakat Jawa selalu
Menurut Kamus Besar eling (ingat), pracaya (percaya),
Bahasa Indonesia (2006:688) mituhu (percaya kepadanya). Ketiga
usaha/perjuangan adalah kerja keras sikap batin tersebut terlaksana
untuk mewujudkan cita-cita. Setiap dengan menaati segala perintah-Nya.
manusia harus kerja keras untuk (1) Eling
kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup Menurut (Suseno, 1985:141)
manusia adalah usaha/perjuangan. eling adalah ingat akan Allah.
Perjuangan untuk hidup, dan ini Manusia sebagai mahluk ciptaan

PANDANGAN HIDUP WANITA JAWA DALAM NOVEL BEKISAR MERAH | 109


KARYA AHMAD TOHARI
Arif Setiawan
Tuhan hendaknya selalu mengingat dari hakikat keberadaan manusia di
akan Allah sebagai Sang pencipta. dunia dalam hubungannya dengan
Hal ini ditujukan agar manusia selalu Penciptanya (Hablumminannas
mengingat Allah di mana dan kapan berdasarkan Hablumminallah).
pun ia berada, dan menjadi sarana Hubungan manusia dengan
untuk selalu mendekatkan diri pada- sesamanya disebut hubungan
Nya. Dengan mengingat Allah, horizontal antar manusia, yang
manusia akan senatiasa mendapatkan terwujud dalam suasana hormat-
kedamaian hati dan ketengan pikiran menghormati, saling menghargai,
dalam menjalni setiap langkah saling tolong menolong. Masyarakat
kehidupan. Jawa yang sudah memiliki
(2) Pracaya kematangan moral akan memiliki
Menurut (Suseno, 1985:141) sikap batin sungkan, wedi, isin, dan
pracaya adalah Percaya, orang ethok-ethok. Sikap batin tersebut
hendaknya selalu mempercayakan dibutuhkan dalam bermasyarakat atau
diri pada bimbingan Yang Ilahi. bersosialisasi, sehingga dapat
Dalam bersikap hendaknya manusia mencirikan diri sebagai orang Jawa
selalu mempercayakan kepada Allah tulen.
untuk selalu membimbing menuju (1) Sungkan
jalan yang benar. Sebagai manusia, Menurut (Suseno, 1985:65)
pasti kita tidak akan pernah lepas sungkan adalah malu dalam arti yang
dari sebuah kesalahan yang pernah lebih positif. “Rasa hormat yang
diperbuat. Oleh karena itu, kita sopan terhadap atasan atau sesama
sebagai manusia hendaknya yang belum dikenal”. Sebagai
mempercayakan segalanya kepada pengekangan halus terhadap
sang Pencipta untuk selalu kepribadian sendiri demi hormat
membimbing kita menuju jalan yang terhadap pribadi lain. Sungkan
benar. adalah rasa malu positif yang
(3) Mituhu dirasakan berhadapan dengan atasan.
Menurut (Suseno, 1985:141) Tatanan ini lebih mengarah pada
mituhu adalah percaya kepadanya. pengekangan rasa malu yang lebih
Sebagai manusia pastinya memiliki bersifat positif.
segala keinginan dan rencana yang (2) Wedi
bermacam-macam, harus disadari Menurut (Suseno, 1985:63)
bahwa manusia memang bisa wedi adalah berarti takut, baik
merencanakan segala sesuatu tapi sebagai reaksi terhadap ancaman
yang menentukan semuanya adalah fisik maupun sebagai rasa takut
Allah. Oleh karena itu, hendaknya terhadap akibat kurang enak suatu
mempercayakan segala sesuatunya tindakan. Orang Jawa sangat
kepada-Nya. Karena Allah memegang erat prinsip hidup ini
merupakan sebaik-baiknya perencana sebagai sebuah pandangan hidup.
untuk semua mahluk yang telah Oleh karena itu, orang Jawa
diciptakanhya. merupakan salah satu individu yang
dapat dikategorikan sangat sulit
Hubungan Manusia dengan ditebak.
Manusia (3) Isin
Hubungan manusia dengan Menurut (Suseno, 1985:63)
sesamanya tidak dapat dipisahkan isin adalah berarti malu, juga dalam

110 | Jurnal Kredo


Vol. 1 No. 2 April 2018
arti malu-malu, merasa bersalah, dan menjadi tuntutan tanggung jawab
sebaginya. Sikap malu sebisa atau nasib.
mungkin di dalam masyarakat Jawa (2) Nrima (menerima)
sudah tertanam/dibiasakan sejak Menurut (Suseno, 1985:143)
kecil, dengan sikap malu nantinya nrima adalah menerima segala apa
manusia tersebut mampu menjaga yang mendatangi kita, tanpa protes
dirinya sendiri di depan orang. dan pemberontakan. Menurut Mulder
(4) Ethok-ethok (1973:25) menyatakan kalau nrima
Menurut (Suseno, 1985:43) berarti tahu tempatnya sendiri,
ethok-ethok adalah bahwa di luar percaya pada nasib sendiri dan
lingkungan keluarga inti orang tidak berterima kasih kepada “Tuhan”
akan memperlihatkan perasaan- karena ada kepuasaan dalam
perasaan yang sebenarnya. Itu memenuhi apa yang menjadi
terutama berlaku tentang perasaan- bagiannya dengan kesadaran bahwa
perasaan negatif. Walaupun semuanya telah ditetapkan oleh
seseorang diliputi kesedihan yang “Tuhan” tanpa bisa kita
mendalam, ia diharapakan mengetahuinya.
tersenyum. Apabila kita (3) Sabar (sabar)
mendapatkan kunjungan orang yang Menurut Kamus Besar
kita benci, kita harus tetep kelihatan Bahsa Indonesia (2006:588) sabar
gembira. adalah tidak meledak emosinya,
tidak lekas marah, tahan menghadapi
Hubungan Manusia dengan cobaan; tabah; tenang. Dalam setiap
Dirinya Sendiri kehidupan, manusia tidak pernah
Manusia menurut kodratnya lepas dari cobaan. Tentunya cobaan
selain sebagai mahluk sosial adalah tersebut untuk mengukur tingkat
sebagai mahluk individu. Sebagai kesabaran manusia itu sendiri dalam
mahluk individu manusia memiliki menjalaninya. Dengan sikap sabar
akal, rasa dan kehendak sehingga segala sesuatunya pasti akan lebih
mempunyai tujuan hidup yang tertata.
berberda masing-masing individunya. Pandangan hidup yang dimiliki
Tujuan hidup yang sama adalah untuk oleh setiap manusia akan menuntun
mencapai kebahagian hati bersama. manusia untuk menjadi seperti yang
Kebahagiaan hati bersama dapat ia inginkan, dan menunjukkan jati
tercapai apabila masing-masing diri serta pribadinya sendiri. Pada
individu sudah mendapatkan dasranya semua manusia memiliki
kebahagian pribadinya. Kebahagiaan pandangan hidup dalam menjalani
pribadi terlaksana apabila manusia setiap kehidupan, yang nantinya akan
mampu menerapkan sikap rila (rela), diwujudkan dalam bentuk yang lebih
nrima (menerima), sabar (sabar). nyata yaitu sikap.
(1) Rila (rela)
Menurut (Suseno, 1985:143) METODE PENELITIAN
rila adalah kesanggupan untuk
melepaskan, sebagai kesediaan untuk Penelitian ini menggunakan
melepaskan hak milik, kemampuan- pendekatan sosiologi sasatra, Adapun
kemampuan dan hasil-hasil jenis penelitian ini adalah kualitatif.
pekerjaan sendiri apabila itulah yang Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif analisis. Sumber

PANDANGAN HIDUP WANITA JAWA DALAM NOVEL BEKISAR MERAH | 111


KARYA AHMAD TOHARI
Arif Setiawan
data penelitian berupa novel Bekisar hubungannya dengan Tuhan,
Merah karya Ahmad Tohari. Data manusia atau masyarakat Jawa selalu
dalam penelitian berupa satuan cerita eling (ingat), pracaya (percaya),
dan kutipan-kutipan dalam novel mituhu (percaya kepadanya). Ketiga
yang menunjukkan pandangan hidup sikap batin tersebut terlaksana
wanita Jawa. Teknik pengumpulan dengan menaati segala perintah-Nya.
data yaitu membaca secara cermat Seperti pada kutipan novel berikut
dan berulang-ulang, ini.
mengidentifikasi, mencatat atau
memberi kode, memeriksa atau “Aku boleh dibilang
menyeleksi, dan memasukan data. punya semuanya
Analisis datanya dilakukan dengan kemudahan untuk
cara (1) mencari hubungan antardata, melakukan hal itu.
(2) interpretasi, (3) analisis data, (4) Bahkan sudah
menyimpulkan. kubilang, suamiku pun
mengizinkannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tetapi,.semua.itu.teras
a.ganjil.Jat,.dan.aku.m
Pandangan Hidup Wanita Jawa asih.eling”
dalam Novel “Bekisar Merah” (BM/2005/Hlm.295/L/
Karya Ahmad Tohari PH/El-1)
Sesuai dengan tujuan
penelitian didapati tiga pandangan Kesempatan untuk melakukan
hidup tokoh utama dalam bentuk seusatu yang menyimpang dari ajaran
hubungan manusia dengan Tuhan, agama telah datang dan menghampiri
hubungan manusia dengan sesama Lasi. Kesempatan itu terbuka lebar
manusia, dan hubungan manusia karena suaminya pun memberikan
dengan dirinya sendiri. Ulasan dari Lasi kesempatan. Namun Lasi
hasil penelitian akan dibahas sebagai berpandangan bahwa semua itu
berikut. terasa menyalahi aturan dan ganjil
bagi dirinya, sehingga semua itu
Hubungan Manusia dengan Tuhan membuat dirinya semakin ingat akan
Manusia pada umumnya Tuhan dan berusaha menjahuinya.
mengetahui mana yang baik dan Keinginan tersebut sempat membuat
mana yang buruk. Adanya Lasi tergoda karena keaadan
pengetahuan mana yang baik dan suaminya yang hanya tergolek tak
mana yang buruk merupakan suatu berdaya. Akan tetapi, ajaran sewaktu
kesadaran moral. Kesadaran moral kecil masih tetap dipegang teguh oleh
tersebut menuntun manusia untuk Lasi dan menjadikan dirinya kukuh
memilih jalan kebaikan demi dan teguh pada pendirianya. Bentuk
kelangsungan hidupnya. Kesadaran lain kepercayaan Lasi adalah perasan
manusia bergantung dari yang Ilahi, bahwa Gusti Allah telah
dan bagi orang Jawa ada peringatan mendengarkan doanya, dan itu semua
“jangan melupakan asalmu” yang telah terbukti. Seperti kutipan berikut
merupakan slogan yang selalu ini.
mengingatkan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan. Berkaitan “Oh betul gusti Allah
dengan kesadaran dalam ora sare, bisik Lasi

112 | Jurnal Kredo


Vol. 1 No. 2 April 2018
untuk dirinya sendiri. Hubungan manusia dengan
Akhirnya.kang.Darsa. sesamanya tidak dapat dipisahkan
sembuh.karena.welas- dari hakikat keberadaan manusia di
asih-Nya” dunia dalam hubungannya dengan
(BM/2005/Hlm.68/L/ Penciptanya. Hubungan manusia
PH/M-1) dengan sesamanya disebut hubungan
horizontal antarmanusia, yang
Lasi merasa segala doa, terwujud dalam suasana hormat-
usaha, dan kerja kerasnya selama ini menghormati, saling menghargai,
untuk merawat Darsa telah saling tolong menolong.
didengarkan oleh Gusti Allah. Darsa Masyarakat Jawa yang sudah
kini telah sembuh dan pulih kembali memiliki kematangan moral akan
seperti dulu kala. Gusti Allah memiliki sikap batin sungkan, wedi,
memang ora sare, berkat welas-asih- isin, dan ethok-ethok. Sikap batin
Nya kang Darsa sembuh, kata-kata tersebut dibutuhkan dalam
itu yang terus terucap dari mulut bermasyarakat atau bersosialisasi.
Lasi. Lasi masih percaya apa yang Seperti pada kutipan di bawah ini.
selama ini menjadi keinginannya
pasti akan terwujud bila Gusti Allah “Jat, aku bungah kamu
berkehendak. Ini ditunjukkan pada menyusul aku kemari.
kutipan di bawah ini. Tetapi aku tidak mau
pulang. Biarlah aku di
“Lasi sering bilang sini. Aku ingin ngisis
dalam hati bahwa hal dari kegerahan
itu hampir tidak hidupku sendiri.”
mungkin. Namun Tidak kasihan sama
sering juga Emak? Dia kelihatan
keyakinannya begitu menderita.
berubah. Bila Gusti Hening. Lasi
Allah berkehendak, menunduk dan
apa pun bisa terjadi” mengusap air matanya.
(BM/2005/Hlm.157/L/ Tapi.itu.tak.bisa.meng
PH/M-2) ubah.keputusan.ku.Jat!

Lasi selama ini memang (BM/2005/Hlm.178/L/
sangat mengharapkan bertemu PH/Et-1)
dengan ayah kandungnya, namun
semua itu terkadang dirasakannya Perasaan Lasi merasa
sebagai hal yang tidak mungkin senang karena dikunjungi orang yang
terjadi. Tetapi sebagai manusia yang dulu dianggapnya adik, Kanjat
percaya pada Tuhan, Lasi percaya menyusulnya ke Jakarta, maksud
kalau memang Tuhan berkehandak Kanjat menyusul Lasi untuk
untuk mempertemukan semua itu mengajaknya pulang. Namun Lasi
mungkin saja terjadi. tetap kukuh pada pendiriannya,
walaupan sempat dia menangis
Hubungan Manusia dengan Sesama ketika Kanjat memberikan kabar
Manusia tentang Emak. Lasi berpandangan
bahwa dia tetap ingin mencari

PANDANGAN HIDUP WANITA JAWA DALAM NOVEL BEKISAR MERAH | 113


KARYA AHMAD TOHARI
Arif Setiawan
ketenangan dulu dari segala masalah “Mata Lasi basah.
yang dihadapinya sekarang, dan tidak Darsa menunduk. Lasi
mau ikut Kanjat pulang. Walaupun melihat pongkar-
sebetulnya dia ingin pulang dan pongkar teronggok di
bertemu dengan Emaknya. Setelah emper samping, diam
menolak ajakan Kanjat, tamu yang dan kosong. Tungku
ditunggu Lasi akhirnya datang juga. pengolah nira, dingin
Tak seberapa lama mereka berbicara, dan mati. Suasana
lalu mereka berdua keluar. Seperti terasa gamang
pada kutipan di bawah ini. meskipun Kanjat,
Lasi.dan.Darsa.sama-
“Mereka berdekat- sama.berusaha.terseny
dekatan. Lasi kembali um”
merasa tidak (BM/2005/Hlm.303/L/
seharusnya berada PH/Et-2)
dalam keadaan seperti
ini. Lebih lagi karena Lasi tidak bisa melihat
kamudian Handarbeni semuanya. Kehidupan Darsa yang
melingkarkan tangan berubah, segala perkakas penyadap
pada pundaknya. Risi. telah tergelatak dan tak terpakai lagi.
Tetapi Lasi tak berani Bahkan tempat untuk mengolah nira
berbuat sesuatu yang sudah tak berasap lagi. Lasi
mungkin nanti bisa berpandangan nantinya apa yang
menyinggung perasaan akan bisa diperbuat Darsa dengan
Pak Han” (BM/2005/ keadaan seperti sekarang ini. Setelah
Hlm.222/L/PH/W-1) beberapa lama Lasi mengamati
semuanya, Dia, Kanjat dan Darsa
Setelah puas berjalan-jalan mencoba untuk mencairkan
Handarbeni mengajak Lasi pulang ke ketegangan dengan saling
rumahnya yang berada di Slipi. melemparkan senyum, namun
Sesampainya di sana kejadian yang senyum itu adalah senyum kegetiran.
sebelumnya tidak pernah
dibayangkan Lasi terjadi. Mereka “Lasi keluar masih
berdua saling berdekatan, Lasi dengan kimono
berpandangan ini semua tidak merahnya. Wajahnya
seharusnya terjadi karena tidak ada merona merah ketika
ikatan yang melegalkan semua ini. Handarbeni
Namun Lasi tidak bisa berbuat apa- mengajaknya
apa dia merasa takut perbuatannya bersalaman setelah
akan menyinggun perasaan memujinya dengan
Handarbeni. Setelah kejadian itu Lasi acungan jempol”
resmi dinikahi oleh Handarbeni. Lasi (BM/2005/Hlm.188/L/
meminta pada Handarbeni untuk PH/Su-1)
pulang sejanak dan menengok
keadaan kampungnya. Hal itu Masih dengan keluguannya
ditunjukkan pada kutipan di bawah Lasi berjalan cepat untuk keluar
ini. memenuhi panggilan Bu Lanting.
Seketika Lasi keluar dan masih

114 | Jurnal Kredo


Vol. 1 No. 2 April 2018
mengenakan kimono merah. Setelah ditemani Kanjat. Seperti pada
itu wajahnya yang putih berubah kutipan di bawah ini.
menjadi merah karena Handarbeni
memujinya dengan mengacungkan “Tawa Darsa meledak.
jempol, hal ini semakin membuat Kanjat dan Lasi
Lasi merasa segan pada Handarbeni. terpaku karena
Setelah resmi menjadi istri keduanya tahu,
Handarbeni Lasi pulang untuk setengah kilo gula tak
mengurus surat cerainya. Setelah lebih berharga
segalanya selesai Lasi ingin daripada setengah kilo
memmbaur dengan orang desanya, beras”
namun Lasi sadar bahwa dirinnya (BM/2005/Hlm.304/L/
kini telah menjadi seorang janda, hal PH/Et-3)
inilah yang mengurungkan niat Lasi.
“Semula Lasi hendak ikut Musibah yang dialaminya
serta, tetapi kemudian membuat Darsa merasa bimbang, apa
mengurungkan niat begitu yang hendak dilakukanya. Meminta
menyadari dirinya baru tolong pada Kanjat, Itu tidak
sehari menjadi janda. Lasi munngkin. Dan ketika tak mampu
merasa belum sanggup hadir lagi menahan segalanya, tawa Darsa
di tengah orang banyak; tak tiba-tiba memecah suasana yang
sanggup menahan tatapan hening. Lasi dan Kanjat sadar bahwa
mata mereka” apa yang bisa didapatkan oleh Darsa
(BM/2005/Hlm.254/L/PH/I- nantinya kalau hanya menyadap dua
1) kelapa saja. Namun Lasi dan Kanjat
tidak bisa berbuat apa-apa, mereka
Sejak resmi menjadi istri hanya mampu tersenyum, senyum
Handarbeni Lasi sebetulnya ingin yang menutupi rasa yang tidak
pulang ke desanya dan melepaskan mungkin bisa diungkapkan oleh Lasi.
rindu pada segala kerinduannya pada
desa yang dulu telah Hubungan Manusia dengan Dirinya
membesarkannya. Namun setelah Sendiri
Lasi sadar kalau dirinya kini telah Manusia menurut kodratnya
menjadi janda, maka secepat itu pula selain sebagai mahluk sosial adalah
pikiran Lasi berubah dan sebagai mahluk individu. Sebagai
mengurungkan niatnya untuk keluar mahluk individu manusia memiliki
dan berkeliling menikmati desa yang akal, rasa, dan kehendak, sehingga
dulu telah membesarkannya. Hal ini mempunyai pandangan hidup yang
kerena Lasi tidak sanggup menahan berbeda masing-masing individunya.
banyaknya tatapan mata dan ucapan Pandangan hidup yang sama adalah
yang ditujukan pada dirinya nanti untuk mencapai kebahagian hati
jika bertemu dengan orang di bersama. Kebahagiaan hati bersama
desanya. Setelah lama berpisah dapat tercapai apabila masing-masing
dengan Darsa, Lasi tiba-tiba teringat individu sudah mendapatkan
padanya. Dengan kabar kurang kebahagian pribadinya. Kebahagiaan
menyenangkan yang datang dari pribadi terlaksana apabila manusia
Darsa. Seketika itu juga Lasi melakukan rila (rela), nrima
langsung menjenguk Darsa dengan (menerima), sabar, mawas diri

PANDANGAN HIDUP WANITA JAWA DALAM NOVEL BEKISAR MERAH | 115


KARYA AHMAD TOHARI
Arif Setiawan
(memahami diri), dan mencintai diri. kemiskinan yang seolah tidak pernah
Seperti pada kutipan di bawah ini. terlihat jalan keluarnya. Walaupun
demikian selama Lasi menjadi istri
“Masih, kang. Uang Darsa, ia tidak pernah mempunyai
juga masih ada sedikit. niat untuk meninggalkan semua itu,
Kita besok masih bisa entah karena telah akrab dengan
makan.andai.kata.nira. semuanya itu atau rasa setianya pada
sore.ini.terpaksa.tidak. Darsa. Nasib istri seorang penyadap
diolah” memang hampir tidak pernah
(BM/2005/Hlm.10/L/P merasakan kebahagiaan. Terlepas
H/N-1) dari segala masalah kemiskinan yang
membelit, masih ada masalah lagi
Sebagai keluarga penyadap yang harus dihadapi sebagai seorang
nira, gagal dalam mengolah nira istri penyadap. Di mana saat sang
merupakan hal yang biasa terjadi. suami terjatuh saat mengambil nira.
Setiap kali gagal mengolah nira uang Segala upaya dilakukan untuk
yang dikumpulkan terkadang menjadi menolong atau menyembuhkannya.
korban. Namun Lasi berpandangan Seperti pada kutipan di bawah ini.
itu semua sebagai jalannya nasib dan
harus menerimanya sebagai bagian “Nanti Lasi tak boleh
dari kehidupan. Walaupun hidup lagi menjual gulanya
sebagai seorang istri penyadap yang kepada pedagang lain
serba kekurangan tapi Lasi tidak dan harga yang
pernah mengeluh dan tetap diterimanya selalu
menjalanianya. Bentuk nrima ing lebih rendah.
pandum lainnya juga ditunjukkan Malangnya bagi istri
dalam kutipan berikut. seorang penyadap,
kepahitan ini masih
“Lasi tidak perlu lebih manis daripada
mempermasalahkan membiarkan suami tak
kesulitan hidup dan berdaya dan terus
kemiskinan karena mengerang kesakitan”
mereka tak pernah (BM/2005/Hlm.25/L/P
mampu melihat jalan H/R-1)
keluar. Atau keduanya
sudah diterima sebagai Sesaat setelah Darsa terjatuh
bagian keseharian semua tetangga berdatangan untuk
yang sudah menyatu melihat keadaan Darsa. Seketika
dan terlanjur akrab kebingungan melanda semuanya, apa
sehingga tak perlu yang harus dilakukan untuk
mempertanyakannya menolong Darsa. Tiba-tiba Mbok
lagi” Wiryaji mempunyai jalan keluar yang
(BM/2005/Hlm.205/L/ mungkin bisa menolong Lasi, tetapi
PH/N-2) resiko yang besar telah menghadang
apabila mengambil jalan keluar
Sebagai istri seorang tersebut. Dimana nantinya Lasi tidak
penyadap Lasi telah cukup banyak akan boleh menjual gulanya kepada
mengalami masalah kekurangan dan orang lain selain itu harganya juga

116 | Jurnal Kredo


Vol. 1 No. 2 April 2018
jauh lebih rendah dari biasanya. pandangan hidup wanita Jawa dalam
Inilah resiko sebagai seorang istri novel Bekisar Merah karya Ahmad
penyadap yang harus mampu Tohari terbagi ke dalam tiga jenis
merelakan segalanya demi melihat sebagai berikut.
sang suami sembuh kembali. (1) Pandangan hidup wanita Jawa
Walaupun Lasi harus bersabar untuk terhadap hubungan manusia
menunggui Darsa terbaring seperti dengan Tuhan. Hasil analisis
orang yang tidak bisa melakukan apa- menunjukkan dalam novel
apa, namun Lasi masih tetap setia Bekisar Merah digambarkan
menungguinya. Seperti ada pada wanita Jawa memiliki pandangan
kutipan di bawah ini. hidup orang Jawa taat dan patuh
akan Tuhannya. Adapun
“Tidak juga. Saya kira pandangan hidup terhadap
Lasi tetap setia hubungan manusia dengan Tuhan
menemani suaminya meliputi, eling (ingat), pracaya
yang bau sengak itu. (percaya), mituhu (percaya
Dan hal itulah yang kepadanya).
membuat saya malah (2) Pandangan hidup wanita Jawa
jadi lebih kasihan terhadap hubungan manusia
kepadanya. dengan sesama manusia. Hasil
Masalahnya, apakah analisis dalam novel Bekisar
Lasi harus menderita Merah menggambarkan bahwa
lahir batin seumur wanita Jawa yang memiliki
hidup?” kematangan moral akan memiliki
(BM/2005/Hlm.59/L/P sikap batin sungkan (rasa hormat
H/Sb-1) yang sopan terhadap atasan atau
sesama yang belum dikenal),
Sebagai seorang istri Lasi wedi (takut), isin (malu), dan
merasa sedih dengan kejadian yang ethok-ethok (di luar lingkungan
menimpa Darsa, apa yang bisa keluarga inti orang tidak akan
dilakukan oleh seorang istri pada saat memperlihatkan perasaan-
itu adalah menunggui suami yang perasaan yang
terbaring sakit. Hal inilah yang sebenarnya/berpura-pura).
mengisi pikiran Lasi, apa lagi yang (3) Pandangan hidup wanita Jawa
harus diperbuatnya lagi sebagai terhadap hubungan manusia
seorang istri. Walaupun harus dengan diri sendiri. Adapun hasil
bergulat dengan segala hal yang analisis menunjukkan pandangan
kotor, demi kesembuhan sang suami hidup wanita Jawa terhadap
tercinta. hubungan dengan diri sendiri
adalah rila (rela), nrima
SIMPULAN (menerima), sabar, mawas diri
(memahami diri), dan mencintai
Berdasarkan hasil analisis diri.
didaptakan kesimpulan bahwa

PANDANGAN HIDUP WANITA JAWA DALAM NOVEL BEKISAR MERAH | 117


KARYA AHMAD TOHARI
Arif Setiawan
DAFTAR PUSTAKA

Barker, C. (2013). Cultural Studies, Theory and Practice. Cultural Studies, Teori
dan Praktik. (Nurhadi, Ed.). Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Endraswara, S. (2012). Falsafah Hidup Jawa. Yogyakarta: Cakrawala.

Koentjaraningrat. (2004). Kebudayaan Jawa. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Mulder, N. (1973). Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

Prabowo, D. P. (2004). Pandangan Hidup Kejawen. Yogyakarta: Narasi.

Ratna, N. K. (2013). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Suseno, F. M. (1985). Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta:


Penerbit Kanisius.

Utomo, M. (2016). Pandangan Hidup Tokoh Perempuan dalam Novel Menebus


Impian Karya Abidah El Khali. EDU-KATA, 3(2), 183–188.

Yanti, F. (2014). Analisis Pandangan Hidup Tokoh Alif dalam Novel Negeri 5
Menara Karya Ahmad Fuadi. STKIP PGRI Sumatera Barat.

Zaini, M. (2015). Sosok Perempuan dalam Naskah Drama Arifin C. Noer.


KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa Sastra, Dan Pengajarannya, 1(2),
212–223.

118 | Jurnal Kredo


Vol. 1 No. 2 April 2018

Anda mungkin juga menyukai