Anda di halaman 1dari 67

PENGARUH REBUSAN DAUN ALPUKAT UNTUK

MENURUNKAN TEKANAN SISTOLE & DIASTOLE


PADA LANJUT USIA DI DESA BUMI HARJO
KECAMATAN BUAY BAHUGA
KABUPATEN WAYKANAN
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2018

SKRIPSI

Oleh:

PUTRI FEBRIYANTI

173112540120010

UNIVERSITAS NASIONAL
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2018

i
PENGARUH REBUSAN DAUN ALPUKAT UNTUK
PENGARUH REBUSAN DAUN ALPUKAT UNTUK
MENURUNKAN TEKANAN SISTOLE & DIASTOLE
PADA LANJUT USIA DI DESA BUMI HARJO
KECAMATAN BUAY BAHUGA
KABUPATEN WAYKANAN
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2018

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan
Kebidanan Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Universitas Nasional
Jakarta

Oleh:
PUTRI FEBRIYANTI
173112540120010

UNIVERSITAS NASIONAL
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2018

ii
LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH REBUSAN DAUN ALPUKAT UNTUK


MENURUNKAN TEKANAN SISTOLE & DIASTOLE
PADA LANJUT USIA DI DESA BUMI HARJO
KECAMATAN BUAY BAHUGA
KABUPATEN WAYKANAN
PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2018

Oleh:
PUTRI FEBRIYANTI
NPM: 173112540120010

Telah dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi


Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasioanal
Pada tanggal 03 Agustus 2018

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Marini Madiastuti, S.SiT., MPH dr. Andi Julia Rifiana, M.Kes

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Dr. Retno Widowati, M.Si

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Rebusan Daun Alpukat Untuk Menurunkan


Tekanan Sistole & Diastole Pada Lanjut Usia di Desa
Bumiharjo Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten
Waykanan Provinsi Lampung Tahun 2018.
Nama Mahasiswa : Putri febriyanti
NPM : 173112540120010

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dalam sidang Skripsi
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional

Menyetujui,

Penguji 1 : Rukmaini, S.ST., M.Kes ……………………

Penguji 2 : Marini Madiastuti, S.SiT., MPH ……………………

Penguji 3 : dr. Andi Julia Rifiana, M.Kes …………………….

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Rebusan Daun Alpukat Untuk Menurunkan


Tekanan Sistole & Diastole Pada Lanjut Usia di Desa
Bumiharjo Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten
Waykanan Provinsi Lampung Tahun 2018.
Nama Mahasiswa : Putri febriyanti
NPM : 173112540120010

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dalam sidang Skripsi
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional

Menyetujui,

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Marini Madiastuti, S.SiT., MPH dr. Andi Julia Rifiana, M.Kes

v
vi
Abstrak

PENGARUH REBUSAN DAUN ALPUKAT UNTUK MENURUNKAN


TEKANAN DARAH SISTOLE
DAN DIASTOLE PADA LANJUT USIA DI
DESA BUMIHARJO KECAMATAN
BUAY BAHUGA KABUPATEN
WAYKANAN LAMPUNG
TAHUN 2018

Putri Febriyanti

Latar Belakang : Kemunduran fungsi organ tubuh khususnya pada lansia menyebabkan
kelompok ini rawan terhadap serangan berbagai penyakit kronis, seperti hipertensi, penyakit
diabetes militus, stroke, gagal ginjal, kenker, dan jantung. Terapi komplementer merupakan salah
satu upaya mengatasi dan mencegah komplikasi hipertensi. Daun alpukat ( Persea Americana
Mill) adalah salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah.
Daun alpukat mengandung flavonoid, saponin, dan alkaloid. Zat falvanoid berkhasiat sebagai
diuretic yang mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit maupun zt-zat yang bersifat toksik.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rebusan daun alpukat untuk
mengtasi hipertensi pada lansia di desa Bumiharjo Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten
Waykanan Provinsi Lampung tahun 2018.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain Quasy Eksperimen dengan rancangan Two-
Group Pre and Post-Test Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang
mederita hipertensi berjumlah 46 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
Stratified Sampling.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara Senam otak dengan
Kemampuan Belajar murid dengan nilai pvalue = 0,000 < 0,05.
Saran : Sebaiknya dapat menjadi referensi dalam pengobatan hipertensi dengan menggunakan
rebusan daun alpukat, karena terapi ini berpengaruh dalam mengatasi hipertensi apabuila
diminum secara rutin dan sesuai aturan.

Kata kunci : Rebusan Daun Alpukat, Tekanan Darah Sistole dan Diastole
Abstract

THE EFFECT OF AVOCADO LEAF DECOCTION TO DECREASE SYSTOLE AND


DIASTOLE BLOOD PRESSURE IN BUMIHARJO VILLAGE
BUAY BAHUGA DISTRICT, WAYKANAN REGENCY, LAMPUNG 2018

Putri Febriyanti

Background: The deterioration of organ function, especially in the elderly, causes the elderly to
be vulnerable to the attacks of various chronic diseases, such as hypertension, diabetes mellitus,
stroke, kidney failure, cancer, and heart disease. Complementary therapy is an effort to
overcome and prevent complications of hypertension. Avocado leaves (Persea Americana Mill)
are one of the plants that can be used to reduce blood pressure. Avocado leaves contain
flavonoids, saponins, and alkaloids. Falvanoid is efficacious as a diuretic that secretes a number
of fluids and electrolytes and toxic substances.
Objective: This study aims to determine the effect of avocado leaf decoction for overcoming
hypertension in the elderly in the village of Bumiharjo, Buay Bahuga district, Waykanan
Regency, Lampung Province in 2018.
Methodology: This is the Quasy Experiment study with the Two-Group Pre and Post-Test
Design. The populations in this study are all elderly who suffered from hypertension, 46 people.
The sampling technique used is Stratified Sampling.
Results: The results show that there is an influence between brain gym with student learning
ability with p value = 0,000 <0,05.
Suggestion: It should be a reference in the treatment of hypertension using avocado leaf
decoction, because this therapy is influential in overcoming hypertension if it is taken regularly
and according to the rules.

Keywords: Avocado leaf decoction, systole and diastole blood pressure


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberi rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian

skripsi dengan judul “ Pengaruh Rebusan Daun Alpukat Untuk Menurunkan

tekanan Darah Sistole dan Diastole Pada Lanjut Usia di Desa Bumiharjo

Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Waykanan Lampung Tahun 2018”.

Saya bersyukur karena penilitian ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya

Ridho dari Allah SWT. Dalam menyelesaikan skripsi ini saya juga banyak

mendapat dukungan, bimbingan serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini dengan rendah hati dan rasa hormat yang sebesar- besarnya saya

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Dr. Retno Widowati,

M.Si.

2. Ka.Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Nasional Rukmaini, SST.,M.Keb

3. Marini Madiastuti, S.SiT., MPH. Selaku pembimbing 1 yang telah memberi

dorongan, saran dan ilmu dalam proses pembuatan skripsi.

4. dr. Andi Julia Rifiana, M.Kes. selaku pembimbing 2 yang telah bersabar, dan

memberikan ilmu, saran, serta dukungan penuh dalam pembuatan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Nasional yang telah mendidik dan memfasilitasi proses pembelajaran di

Kampus.
6. Jajaran perangkat desa Bumiharjo tempat dimana penilitian ini berlangsung,

terimakasih telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan

penelitian.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Mohon

maaf apaabila ada kesalahan dalam teknik penulisan maupun isi dari skripsi

ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 03 Agustus2018

Penulis
Abstrak

PENGARUH REBUSAN DAUN ALPUKAT UNTUK


MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLE
DAN DIASTOLE PADA LANJUT USIA DI
DESA BUMIHARJO KECAMATAN
BUAY BAHUGA KABUPATEN
WAYKANAN LAMPUNG
TAHUN 2018

Putri Febriyanti

Latar Belakang : Kemunduran fungsi organ tubuh khususnya pada lansia


menyebabkan kelompok ini rawan terhadap serangan berbagai penyakit kronis,
seperti hipertensi, penyakit diabetes militus, stroke, gagal ginjal, kenker, dan
jantung. Terapi komplementer merupakan salah satu upaya mengatasi dan
mencegah komplikasi hipertensi. Daun alpukat ( Persea Americana Mill) adalah
salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah.
Daun alpukat mengandung flavonoid, saponin, dan alkaloid. Zat falvanoid
berkhasiat sebagai diuretic yang mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit
maupun zt-zat yang bersifat toksik.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rebusan daun
alpukat untuk mengtasi hipertensi pada lansia di desa Bumiharjo Kecamatan Buay
Bahuga Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung tahun 2018.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain Quasy Eksperimen dengan
rancangan Two-Group Pre and Post-Test Design. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh lansia yang mederita hipertensi berjumlah 46 orang. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified Sampling.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
Senam otak dengan Kemampuan Belajar murid dengan nilai pvalue = 0,000 <
0,05.
Saran : Sebaiknya dapat menjadi referensi dalam pengobatan hipertensi dengan
menggunakan rebusan daun alpukat, karena terapi ini berpengaruh dalam
mengatasi hipertensi apabuila diminum secara rutin dan sesuai aturan.

Kata kunci : Rebusan Daun Alpukat, Tekanan Darah Sistole dan Diastole
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITA
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR BAGAN ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kajian Teori......................................................................................... 6
2.2 Kerangka Teori .................................................................................. 24
2.3 Kerangka Konsep .............................................................................. 25
2.4 Hipotesis .......................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 28
3.2 Populasi dan Sampel .......................................................................... 29
3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................... 30
3.4 Waktu Penelitian ............................................................................... 30
3.5 Variabel Penelitian............................................................................. 30
3.6 Definisi Operasional ......................................................................... 31
3.7 Instrumen Penelitian .......................................................................... 32
3.8 Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 32
3.9 Etika Penelitian.................................................................................. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian................................................................................... 34
4.2 Pembahasan ........................................................................................ 41

iii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan............................................................................................. 48
5.2 Saran.................................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Rumah tangga lansia adalah yang minimal salah satu anggota rumah

tangganya berumur 60 tahun keatas. Berdasarkan data Susenas 2014, jumlah

rumah tangga lansia sebanyak 16,08 jutarumah tangga atau 24,50% dari seluruh

rumah tangga di Indonesia. (statisticpenduduklanjutusiatahun 2014)

Proporsi penduduk lansia di dunia tahun 2015 terdapat 12,3% penduduk

usia 60 tahun keatas dan 61,6 % penduduk usia 15-59 tahun di Dunia. Di Asia

11,6% pendudukusia 60 tahunkeatasdan 63,8% pendudukusia 15-59 tahun.

Sumber :UN, Departement of Economic and Social Affairs, Population division

(2017). Custom data acquired via website

Jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan 8,03%

dari seluruh penduduk Indonesia tahun 2014. Jumlah lansia perempuan lebih

besar daripada laki- laki , yaitu 10,77 juta lansia perempuan dan 9,47 juta lansia

laki-laki. Adapun lansia yang tinggal di perkotaan sebanyak 9,37juta jiwa, dan

lansia yang tinggal di pedesaan sebanyak 10,87 juta jiwa. ( statistic penduduk

lanjut usia 2014)

Di Indonesia terdapat 19 provinsi yang berstruktu rtua. Salah satunya

adalah Provinsi Lampung yaitu 8,34% berstruktur tua. Pada tahun 2015 angka

kesakitan lansia terdapat sebesar 28, 62% , artinya bahwa setiap 100 orang lansia

terdapat sekitar 28 orang diantaranya mengalami sakit. Bila dilihat berdasarkan

tipe daerah, derajat kesehatan lansia yang tinggal di perkotaan lebih baik daripada

lansia yang tinggal di daerah pedesaan.( Pusat data danInformasi, 2015)


2

Semakin bertambah tua umurnya, proporsi lansia yang mengalami keluhan

kesehatan semakin besar. Sebanyak 37,11 % penduduk pralansia mengalami

keluhan kesehatan, meningkat menjadi 48,39% pada lansia muda, meningkat

lagimenjadi 57,65% pada lansia madya, dan proporsi paling tinggi pada lansia tua

yaitu sebesar 64,01 %.

Kemunduran fungsi organ tubuh khususnya pada lansia menyebabkan

kelompok ini rawan terhadap serangan berbagai penyakit kronis, seperti

hipertensi, penyakit diabetes militus, stroke, gagal ginjal, kenker, dan jantung.

Sampai saat ini hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia.

Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang seringditemukan pada pelayanan

primer kesehatan. Hal ini merupakan masalah kesehatan dengan prevelensi yang

tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Riskesdas 2013 oleh Kementrian

kesehatan, masalah kesehatan lanjut usia (lansia) pravelensi tertingginya adalah

Hipertensi yaitu 45.9% pad ausia 54-64 tahun, 57,6% pada usia 65-74 tahun , dan

63,8% pada usia 75 tahun keatas. (Infodatin Lansia, 2016)

Di Provinsi Lampung dari 10 besa rpenyakit yang tertinggi adalah

Hipertensi essensial yaitusekitar 30%, diikuti Hipertensi lainnya yaitu sebanyak

17%.(Profil Dinas Kesehatan tahun 2015).

Di desa Bumiharjo, kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Waykanan

Lampung, penderita hipertensi adalah sebanyak 64 orang, dari jumlah lansia

sebanyak 178 orang. Beberapa diantaranya ada yang mengkonsumsi obat

antihipertensi secara rutin dan ada yang tidak minum obat antihipertensi.
3

Terapi komplementer merupakan salah satu upaya mengatasi dan

mencegah komplikasi hipertensi. Terapi komplementer adalah terapi yang

digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensioanal yang direkomendasikan

oleh penyelenggara pelayanan kesehatan individu. Terapi dengan tanaman herbal

merupakan salah satu bagian dari terapi komplementer yang telah dikembangkan

dan dipergunakan secara luas di seluruh dunia. (Tulisilawati,2010).

Daunalpukat( Persea Americana Mill) adalah salah satu tanaman yang

dapat dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah. (Nessbit, Stein & Kamas,

2010; Talha, Priyanka&Akanksha, 2011).

Daun alpukat mengandung flavonoid, saponin, dan alkaloid

(Mardiyaningsih&Ismiyati, 2014). Zat flavanoid berkhasiat sebagai diuretic yang

mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit maupun zat-zat yang bersifat toksik(

Utami, 2008 dalamFaridah, 2014).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh pemberian air rebusan daun alpukat

(Perseaamericana Mill.) terhadap tekanan darah pada lansia di desa Bumiharjo

Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten WayKanan Lampung tahun 2018.

1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah pengaruh rebusan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah

sistole dan diastole pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
4

1.3 Tujuan
1.3.1 TujuanUmum
Untuk mengetahui pengaru hrebusan daun alpukat terhadap penurunan

tekanan darah sistole dan diastole pada lansia.

1.3.2 TujuanKhusus
1. Diketahuinya distribusi frekuensi tekanan darah sistole dan diastole pada

lansia

2. Diketahuinya distribusi frekuensi tekanan darah sistole dan diastole pada

lansia sebelum diintervensi dengan rebusan daun alpukat

3. Diketahuinya distribusi frekuensihi tekanan darah sistole dan diastole pada

lansia setelah diintervensi dengan rebusan daun alpukat

4. Diketahuinya pengaruh rebusan daun alpukat dalam menurunkan tekanan

darah sistole dan diastole pada lansia.

5. Diketahuinya perbandingan antara penurunan tekanan darah sistole dan

diastole setelah diintervensi dengan rebusan daun alpukat

1.4 ManfaatPenelitian

1. BagiLansia
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat

tentang khasiat daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah sistole dan

diastole, juga dapat dijadikan referensi dalam pengobatan tradisional pada

lansia.

2. InstitusiPendidikan
Selain sebagai khasanah keilmuan program studi Kebidanan ,penelitian ini

dapat bermanfaat bagi pengembangan penelitian sejenis dan berkelanjutan

mengenai khasiat daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah.


5

3. BagiPenulis
Penelitian ini dapat dijadikan wacana atau pembelajaran bagi mahasiswa

mengenai khasiat pengobatan tradisional khususnya rebusan daun alpukat

terhadap penurunan tekanan darah.


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori Hipertensi
2.1.1 Hipertensi
2.1.1.1 Pengertian hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan

tekanan darah sistolik lebihh dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan

selang lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang. (Pusat

Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan

tekanan persisten pada pembuluh darah arteri, dimana tekanan

darah sistolik sama dengan atau diatas 140 mmgHg dan tekanan

diastolik sama dengan atau diatas 90 mmHg (Lemone, Burke, &

Bauldoff, 2013; WHO, 2013).

Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir

konstan pada arteri. Hipertensi juga disebut dengan tekanan darah

tinggi, di mana tekanan tersebut dihasilkan oleh kekuatan jantung

ketika memompa darah sehingga hipertensi ini berkaitan dengan

kenaikan tekanan sistolik dan tekanan diastolik.

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka

waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, jantung,

dan otak bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan

yang memadai. (Kemenkes RI, 2013).


7

Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering

ditemukan menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit

koroner. Lebih dari separuh kematian di atas usia 60 tahun

disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskuler. Hipertensi

adalah suatu penyakit tanpa gejala sehingga sering disadari

penderita setelah timbul akibat akibat lanjut (komplikasi) (Permadi,

2008).

2.1.1.2 Faktor Penyebab Hipertensi

Faktor risiko hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat


keluarga, genetik (faktor risiko yang tidak dapat diubah atau di
kontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak
jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan minum-minuman
beralkohol, obesitas, kurang aktivitas fisik, stres, penggunaan
esterogen (Kemenkes RI,2013).

Faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi


biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi secara bersama- sama sesuai
dengan teori mozaik pada hipertensi esensial. Teori esensial
menjelaskan bahwa terjadinya hipertensi disebabkan oleh faktor
yang saling mempengaruhi, dimana faktor yang berperan utama
dalam patofisiologi adalah faktor genetik dan paling sedikit tiga
faktor lingkungan yaitu asupan garam, stress, dan obesitas (Dwi &
Prayitno, 2013).

Beberapa studi menunjukkan bahwa seseorang yang


memiliki berat badan lebih atau obesitas dan hiperkolesterol
mempunyai resiko yang lebih besar terkena hipertensi. Pada
umumnya, penyebab obesitas atau berat badan berlebih
8

dikarenakan pola hidup (lifestyle) yang tidak sehat ( Rahajeng &


Tuminah, 2009).

2.1.1.3 Jenis Hipertensi


Jenis hipertensi terbagi menjadi; ( Kemenkes RI, 2013)
a. Berdasarkan penyebab :
1. Hipertensi primer atau hipertensi esensial

Hipertensi primer merupakan suatu peningkatan

persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh

ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal.

Hilangnya elastisitas dinding pembuluh darah adalah fitur

esensial yang menandai hipertensi. Pada umumnya

hipertensi esensial tidak diketahui penyebabnya dan tidak

disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan dari beberapa

faktor yang berkaitan. Faktor yang paling berpengaruh

terhadap hipertensi esensial adalah faktor genetik, karena

hipertensi sering turun- menurun dalam satu keluarga.

2. Hipertensi Sekunder atau non esensial

Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan

darah di atas normal untuk usianya karena penyebab klinis

yang sebelumnya terdeteksi. Penyebab utama umum

tekanan darah tinggi sekunder adalah, penyakit ginjal,

penyakit endokrin, koarktasio aorta, kehamilan, dan obat-

obatan. Kegagalan ginjal kronis dan akut yang ditandai

dengan kegagalan penghilangan cairan.


9

b. Berdasarkan bentuk Hipertensi

Hipertensi diastolik ( diastolic Hypertension), hipertensi


campuran (sistol dan diastole yang meninggi), hipertensi sistolik
(isolated systolic hypertension).

Jenis hipertensi yang lain adalah sebagai berikut ;


(Kemenkes RI, 2013)

1. Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah pada pembuluh darah arteri paru-paru
yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan
pada saat melakukan aktivitas. Berdasar penyebabnya
hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang
ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan
aktivitas dan gagal jantung. Hipertensi pulmonal sering
didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan, lebih
sering didapatkan pada perempuan.
2. Hipertensi Pada Kehamilan
Hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang
terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada
bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu
usia kehamilan pada wanita yang sebelumnya
normotensif, tekanan darah mencapai nilai 140/90
mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan
tekanan diastolic 15 mmHg diatas normal (Junaidi,
2010). Hipertensi pada kehamilan dapat dipahami oleh
semua tenaga medic baik dipusat maupun didaerah
(Prawiroharjo, 2013).
10

2.1.1.4 klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa menurut JNC 7


terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi
derajat satu, dan hipertensi derajat dua ( Yogiantoro, 2009).

Kategori Systole Dan/ Atau Diastole


(mmHg) (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tage 2 Atau
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi menurut Joint national Committee (JNC) 7

2.1.1.5 Etiologi Hipertensi


Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis

yang beragam. Dalam kebanyakan pasien etiologi patofisiologinya

tidak diketahui (hipertensi primer dan sekunder). Hipertensi primer ini

tidak dapat disembuhkan namun dapat di kontrol. Kolompok lain dari

populasi dengan presentase rendah memiliki penyebab khusus, dikenal

sebagai hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder

baik endogen maupun eksogen. Bila hipertensi sekunder dapat

diidentifikasi, hipertensi pada pasien-pasien ini dapat segera

disembuhkan secara potensial (Permadi,Adi 2008).

2.1.1.6 Gejala hipertensi

Sebagian besar orang tidak mengetahui dirinya mengalami

penyakit tekanan darah tinggi, oleh sebab itu hipertensi disebut sebagai

“disese”. Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi


11

tidak memiliki gejala khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala

yang mudah diamati antaralain :

1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala

2. Sering gelisah

3. Tengkuk terasa pegal

4. Mudah marah

5. Sukar tidur

6. Mudah lelah

7. Mata berkunang-kunang

2.1.1.7 Patofisiologi Hipertensi

Pada lansia mekanisme dasar peningkatan sistoliknya sejalan

dengan peningkatan usia terjadinya penurunan elastisitas dan

meregang pada arteri besar. Tekanan aorta meningkat sangat tinggi

dengan penambahan volume intravascular yang sedikit menunjukkan

kekakuan pembuluh darah pada usia lnjut. Perubahan aktifitas sistim

saraf simpatis dengan bertambahnya nerophineprin menyebabkan

penurunan tingkat kepekaan sistim reseptor beta adregenik sehingga

berakibat penurunan fungsi relaksasi otot pembuluh darah (Adib, M

2009).

Beberapa faktor dapat mempengaruhi konstriksi dan relaksasi

pembuluh darah yang berhubungan dengan tekanan darah. Bila

seseorang mengalami emosi yang tinggi, maka sebagai respon konteks

adrenal mengekresi korsitol dan steroid lainnya yang bersifat

memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi


12

mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan

pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang

kemudian diubah enzim ACE menjadi angiostin II, suatu

vasokontriktor kuat yang pada gilirannya akan merangsang aldosteron

oleh konteks adrenal ( Marlini, L 2007).

2.1.1.8 Batasan Hipertensi

Tekanan darah orang dewasa normal yaitu 120 mmHg ketika

jantung berdetak (sistolik) dan 80 mmHg pada saat jantung berelaksasi

(diastolik). Ketika tekanan darah sistolik sama dengan atau diatas 140

mmHg dan/ atau tekanan diastolik sama dengan/ atau diatas 90 mmHg,

maka tekanan darah dianggap tinggi. Semakin tinggi tekanan darah,

semakin tinggi risiko kerusakan pada jantung dan pembuluh darah

pada organ utama seperti otak dan ginjal (WHO,2013).

Dari batasan tersebut terlihat bahwa mereka yang mempunyai

tekanan normal yaitu bila tekanan darahnya 120/80 mmHg. Diatas dari

batasan tersebut sudah termasuk dalam kategori hipertensi (Susilo dan

Wulandari, 2010).

2.1.1.9 Batasan Hipertensi pada Lansia

Tekanan darah orang dewasa normal yaitu 120 mmHg ketika

jantung berdetak (sistolik) dan 80 mmHg pada saat jantung relaksasi

(diastolik). Ketika tekanan darah sistolik sama dengan atau diatas 140

mmHg, dan atau tekanan darah diastolik sama dengan atau diatas 90

mmHg, maka tekanan darah dianggap tinggi. Semakin tinggi tekanan


13

darah, semakin tinggi kerusakan pada jantung dan pembuluh darah

pada organ utama seperti otak dan ginjal (WHO,2013).

Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena sering

ditemukan menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit koroner.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari

140 mmHg dan atau tekanan diastoliki sama atau lebih

besar dari 90 mmHg. Hipertensi ini biasanya dijumpai pada

usia pertengahan.

2. Hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik lebih besar

dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg,

Hipertensi ini biasanya dijumpai pada usia diatas 65 tahun

(Nugroho,2003).

2.1.1.10 Penanganan Hipertensi

Menurut (Ahmad, N 2011) , penanganan hipertensi secara

umum yaitu secara farmakologis dan nonfarmakologis. Penanganan

farmakologik terdiri atas pemberian obat yang bersifat diuretik,

simpatik, betabloker, dan vasodilator yang memperhatikan tempat,

mekanisme kerja, dan tingkat kepatuhan. (Brashers 2008) .

Penanganan secara farmakologis dianggap mahal oleh masyarakat,

selain itu penanganan farmakologi juga mempunyai efek samping.

Efek samping tersebut bermacam-macam tergantung obat yang

digunakan.
14

Penanganan nonfarmakologis meliputi penurunan berat badan,

olahraga secara teratur, diet rendah garam & lemak dan terapi

komplementer. Penanganan nonfarmakologis sangat diminati oleh

masyarakat karena sangta mudah untuk dipraktekan dan tidak memiliki

efek samping yang berbahaya tidak seperti penanganan

nonfarmakologis, sehingga masyarakat lebih menyukai

nonfarmakologis daripada secara farmakologis (Nur Kholis 2011).

Salah satu dari penanganan nonfarmakologis dalam

menyembuhkan hipertensi yaitu terapi komplementer. Terapi

komplementer bersifat terapi pengobatan alamiah diantaranya adalah

dengan terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif, meditasi,

terapitawa, akupuntur, aroma terapi dan refleksologi. (Sustrani, 2007)

Banyak tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk terapi

herbal dalam pengobatan hipertensi., diantaranya adalah bawang putih,

seledri, bunga rosella, belimbing wuluh, dan alpukat. Bawang putih

dan seledri kurang disukai di masyarakat karena rasanya yang tidak

enak jika airnya diminum. Buah rosella dan belimbing juga kurang

disukai karena rasanya yang asam. Sedangkan daun alpukat memiliki

rasa sedikit pahit jika diseduh, namun rasa pahitnya tidak terlalu

melekat dilidah dan dapat dihilangkan dengan meminum sedikit air

putih (Racdian, 2011)

2.1.2 Lanjut Usia


15

Menurut DR. Hardiwinoto (2011) umur atau usia adalah satuan

waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik

yang hidup maupun yang mati.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2009) kategori umur ada 9,

yaitu :

3. Masa balita : 0-5 tahun

4. Masa kanak-kanak : 5-11 tahun

5. Masa remaja awal : 12-16 tahun

6. Masa remaja akhir : 17-25 tahun

7. Masa dewasa awal : 26-35 tahun

8. Masa dewasa akhir : 36-45 tahun

9. Masa lansia awal : 46-55 tahun

10. Masa lansia akhir : 56-65 tahun

11. Masa manula : 65- sampai atas

Definisi lansia menurut UU No 4 tahun 1965 adalah seseorang

yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk

keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.

(BKKBN, 2014)

Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda.

Menurut World Health Organitation (WHO) lansia meliputi usia

pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (

elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) antara usia 75

sampai 90 tahun, usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun.
16

Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah

seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan

kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari

fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi

suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh

semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari

oleh siapapun. Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada

organ tubuh.

Penuaan merupakan proses hilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri serta mempertahankan

struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap

infeksi dan kerusakan yang diderita. Beberapa teori menjelaskan mengapa

manusia bisa menjadi tua, teori pertama adalah wear and tear, teori ini

meliputi kerusakan DNA, glikosilasi, dan radikal bebas. Teori ini

menjelaskan bahwa aktivitas tubuh secara terus menerus dapat berakibat

pada penurunan fungsi sel, dan proses imun. Lalu teori endokrin, yang

menjelaskan bahwa penuaan mengikuti jadwal biologis dan berkaitan

dengan pengaturan ekskresi gen yang bertanggung jawab untuk respon

pemeliharaan, perbaikan, dan pertahanan tubuh ( Siswanto & Pangkahila

2014).

2.1.3 Hipertensi pada Lansia


17

Dengan meningkatnya usia harapan hidup penduduk lansia, dapat

diperkirakan insidensi penyakit degenerative akan semakin meningkat.

Salah satu penyakit degenerative yang memiliki tingkat morbiditas dan

moralitas adalah hipertensi.

Pathogenesis hipertensi pada lanjut usia sedikit berbeda dengan

hipertensi yang terjadi pada dewasa muda. Faktor-faktor yang berperan

dalam hipertensi pada lanjut usia adalah ; (Maryam M, dkk 2008)

1. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium. Semakin

usia bertambah makin sensitive terhadap peningkatan dan

menurunan kadar natrium.

2. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses

penuaan yang akan meningkatkan resistensi pembuluh darah

perifer yang pada akhirnya akan mengaibatkan hipertensi

sistolik saja.

3. Perubahan ateromatous akibat proses penuaan yang

menyebabkan disfungsi endotel yang berlanjut pada

pembentukan berbagai sitokin-sitokin dan substansi kimiawi

lain yang akhirnya menyebabkan resorbsi natrium di tubulus

ginjal, dan meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah

perifer dan keadaan lain yang berakibat pada kenaikan

tekanan darah.

4. Penurunan kadar rennin karena menurunnya jumlah nefron

akibat proses penuaan.

2.1.4 Daun Alpukat (persea Americana miller)


18

2.1.4.1 Taksonomi Daun Alpukat

Berdasarkan taksonominya tanaman alpukat dapat

diklasifikasikan sebagai berikut (Kanisius, 1997) :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Laurales

Family : Lauraceae

Genus : Persea

Spesies : Persea americana miller

Daun tumbuh berdesakan di ujung ranting. Bentuk daun ada

yang bulat telur atau menjorong dengan panjang 10-20 cm, lebar 3

cm, dan panjang tangkai 1,5-5 cm. Bunga berbentuk malai, tumbuh

dekat ujung ranting dengan jumlah banyak, garis tengah 1-1,5 cm,

warna putih kekuningan, berbulu halus. Daun merupakan bagian

tanaman yang berfungsi untuk mempertahankan kehidupan,

mengingat fungsinya tersebut maka alat ini sering disebut dengan

alat vegetatif, pada batasnya terdapat daun berbentuk tunggal dan

tersusun dalam bentuk spiral.

Daun alpukat disebut daun tidak lengkap karena hanya

terdiri dari tangkai dan helaian saja, tanpa upih atau pelepah daun.

Bagian tanaman yang berfungsi sebagai alat pengambilan dan

pengolahan zat-zat makanan serta alat penguapan air dan


19

pernapasan, daun berwarna hijau tua dan pucuk hijau muda sampai

agak kemerahan. ( H.M Hembing Wijaya Kusuma, 2011)

2.1.4.2 Kandungan Kimia Daun Alpukat Sebagai Zat Pewarna


Alami

Daun alpukat memiliki aktifitas antioksidan yang

membantu dalam mencegah atau memperlambat kemajuan

berbagai oksidatif yang berhubungan dengan penyakit. Berikut

adalah kandungan daun alpukat per 100 gram (Azwar 2010)

Tabel 2.4
Kandungan gizi alpukat (perse Americano mill)
Zat gizi Kadar per 100
grm
Air 73,23
Energy 6.70 kJol (kcal)
Karbohidrat 8,53
Serat 6,7
Lemak 14,66
Protein 2
Thiamin (Vitamin B) 0,067 m (%)
Vitamin C 10 m (17%)
Vitamin E 2,07 m
Vitamin K 21,0 mc
Sumber : USDA National Nutrient Database
for Standart Reference, 2011

Daun alpukat memiliki kandungan kalium yang tinggi.

Kalium diperlukan untuk keseimbangan elektrolit dan mengontrol

tekanan darah. Hal ini dapat menjadi dasar penggunaan daun

alpukat untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi. Kalsium

magnesium dan fosfor juga penting untuk kesehatan manusia.

Mineral-mineral tersebut berguna untuk pembentukan tulang dan

gigi, pembentukan bekuan darah, pembentukan siklik AMP, dan

second messenger lain, untuk mekanisme tubuh, zinc berperan

dalam proses penyembuhan luka (Djojoseputro, 2012)


20

Kandungan zat aktif yang terdapat di daun alpukat

(Persea america miller) adalah saponin, alkaloida dan flavonoida

serta polifenol, quersetin dan gula alkali persiit (Azwar, 2010).

Flavanoida merupakan kelompok flavanol turunan senyawa

benzena dapat digunakan sebagai senyawa dasar zat warna alam.

Senyawa Kadar per


Kimia 100 gram

Saponin 1.29±0.08

Tannin 0.68±0.06

Flavonoid 8.11±0.14

Glikosida 0.06±0.02
sianoenik

Alkaloid 0.51±0.21

Fenol 3.41±0.64

Steroid 1.21±0.14
Sumber : arukwe dkk, 2009

Secara umum alkaloid sering digunakan dalam bidang

pengobatan. Alkaloid dapat berfungsi sebagai zat antioksidan yang

didukung oleh penelitian uji antioksidan.19 Alkaloid berfungsi sama

dengan obat- - blocker mempunyai khasiat inotropik negatif dan

kronotropik negatif terhadap jantung. Akibatnya adalah penurunan

curah jantung, turunnya denyut jantung dan kurangnya kekuatan

kontraksi dari miokardium. Resistensi perifer terkadang naik, terkadang

juga tetap. Pengurangan cardiac output yang kronik menyebabkan


21

resistensi perifer menurun. Hal tersebut menyebabkan penurunan

tekanan darah (Muhlisah, 2012).

Mekanisme kerja dari flavonoid dalam menurunkan tekanan

darah yaitu melancarkan peredaran darah dan mencegah terjadinya

penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga darah dapat mengalir

dengan normal. Flavonoid juga mengurangi kandungan kolesterol serta

mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah (Satria,

2009). Zat flavonoid berkhasiat sebagai diuretik yang salah satu

kerjanya yaitu dengan mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit

maupun zat-zat yang bersifat toksik. Dengan berkurangnya jumlah air

dan garam dalam tubuh maka pembuluh darah akan longgar sehingga

tekanan darah perlahan-lahan mengalami penurunan (Utami, Indah W.

2008).

Berdasarkan penelitian Maryati dkk.(2007), penapisan fitokimia

daun alpukat menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, tanin

katekat, kuinon, saponin, dan steroid/ triterpenoid. Menurut (Sulaeman

dkk.,1999) tanin merupakan senyawa fenolik kompleks yang tersebar

luas dalam tanaman, seperti daun, buah yang belum matang, batang dan

kulit kayu. Pada buah yang belum matang, tanin digunakan sebagai

energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi tanin. Lestari

(2014) menyatakan bahwa ekstraksi tanin dari daun alpukat, diketahui

total tanin yang terkandung dalam ekstrak tersebut berkisar antara 15.81

– 22.07 %. Tanin akan menghasilkan warna coklat.


22

2.1.4.3 Mekanisme Antihipertensi Senyawa Kimia Daun Alpukat


(persea Americana miller)
Senyawa kimia dalam daun alpukat berperan aktif dalam

mekanisme antihipertensi antaralain flavonoid, saponin dan alkaloid.

Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol terbesar yang berada di

alam. Senyawa tersebut dapat melindungi tubuh dari radikal bebas

melalui mekanisme antioksidan. Flavonoid mampu memperbaiki fungsi

endotel dan mampu memperbaiki fungsi endotel. (Rachdian,2011)

Flavonoid akan mempengaruhi kerja Anitensin Convertin Enzym

(ACE), yang menyebabkan vasodilatasi sehingga tahanan resistensi

perifer turun dan dapat menurunkan tekanan darah.

Flavanoid dapat menyebabkan penurunan retensi air dan garam

oleh ginjal, sekresi aldosteron dan sekresi ADH (Anti Diuretic Hormone)

oleh kelenjar hipopituitari. Penurunan sekresi ADH menyebabkan

penurunan absorbsi air. Hal ini menyebabkan volume darah menurun

sehingga tekanan darah menurun. (Sumiati, 2013)

2.1.5 Terapi Komplementer Darah Tinggi Menggunakan Daun Alpukat

Pengobatan hipertensi pada dasarnya dapat dilakaukan secara

farmakologi dan non farmakologi. Teknik farmakologi dilakukan dengan

obat anti-hipertensi seperti diuretikbeta blocker, vasodilator, inhibator

saraf simpatik, alpa blocker. Pengobatan non farmakologi dilakukan

dengan pola hidup sehat seperti berhenti merokok, penurunan berat badan,

diet garam, dan terapi komplementer (Damayanti, 2013).


23

Terapi komplementer adalah bidang ilmu kesehatan yang bertujuan

untuk menangani berbagai penyakit dengan teknik tradisional, yang juga

dikenal sebagai pengobatan alternative. ( Permadi, 2008)

Penyakit hipertensi dapat di atasi dengan memanfaatkan tanaman

herbal, salah satunya adalah daun alpukat. Berdasarkan hasil riset yang

dilakukan oleh Dra Azizahwati Ms. Apt menyebutkan bahwa kandungan

senyawa flavonoid yang berperan untuk mengatasi tekanan darah tinggi.

(Prawiroharjo, 2013).

Keamanan terapi herbal daun alpukat telah diuji oleh balai obat

tradisional (BATTRA) DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya pada tahun

2013. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terapi air rebusan daun alpukat

dapat digunakan sebagai pengobatan hipertensi pada pasien tanpa alergi

lateks (Santoso dan Suharjo 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Runy Hermawan

(2010) dari Universitas Maranatha Bandung, menyimpulkan bahwa

seduhan daun alpukat dapat menurunkan tekanan darah sistoloik dan

diastolic. Dan menurut Akusehatku (2013) daun alpukat mempunyai

kegunaan sangat beragam untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan

secara tradisional. Tidak hanya buahnya yang bermanfaat untuk

kecantikan kulit, khasiat ramuan alami dari rebusan daun alpukat juga

suah banyak dipakai untuk pengobatan tradisional penyakit hipertensi dan

aman diminum.

2.1.4.1 Cara mengolah ramuan darah tinggi dari daun alpukat


24

Dosis pemberian rebusan daun alpukat diberikan 1x sehari setiap

pagi sebanyak 100cc selamat 7 hari. Menurut Dra Azizahwati Ms.Apt

dari Universitas Indonesia, menjelaskan cara mengolah ramuan darah

tinggi adalah sebagai berikut :

1. Sediakan 5-7 lembar daun alpukat

2. Kemudian cuci hingga bersih

3. Siapkan 200 cc air putih

4. Setelah itu rebus sampai mendidih dan berkurang setengahmya

5. Setelah hangat, rebusan tersebut disaring lalu ditiriskan

6. Minumlah rebusan tersebut secara rutin selama 7 hari

2.2 Kerangka Teori


Kerangka teori adalah intisari dari seluruh tinjauan pustaka yang
telah dibaca dan digunakan sebagai rujukan didalam kajian teori.
25

Lanjut Usia

Faktor genetik
Asupan garam Tekanan darah
Stress systole &
diastole
obesitas

Pengobatan

Farmakologi Non
farmakologi

Terapi
komplementer

Flavanoid,
Saponin,
alkaloid

Rebusan daun
alpukat

Bagan 2.1
Kerangka Teori
Kerangka teori modifikiasi dari teori Mursito (2007), World (2008)
dalam Rahmah (2013), Dwi7 Prayitno (2013)

2.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah pendekatan pemecahan masalah

yang digunakan dalam penelitian, terdiri dari visualisasi hubungan


26

berbagai konsep atau berbagai variable dari masalah yang akan

diteliti.

Berdasarkan teori diatas maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah :

KELOMPOK YANG
DIBERIKAN DAUN
ALPUKAT

Tekanan Darah
Sistole dan
Diastoole Pada
Lansia

KELOMPOK YANG
TIDAK DIBERIKAN
DAUN ALPUKAT

Bagan 2.2
Kerangka Konsep

2.4 Hipotesis

Hipotesis berarti pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya.

Untuk menguji kebenaran sebuah hipotesis digunakan penguujian yang

disebut pengujian hipotesis. Di dalam pengujian hipotesis dijumpai dua

jenis hipotesis, yaitu hipotesis nol (Ho ) dan hipotesis alternatif (Ha) (Luknis

Sabri & Sutanto, 2014).

Hipotesis dalam penelitian berarti jawaban sementara penelitian,

patokan duga atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan


27

dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat

diterima atau ditolak (Notoatmojo, 2003).

Hipotesa adalah gabugan dari hipo (di bawah) dan tesis (kebenaran).

Jadi hipotesis artinya dibawah kebenaran atau kebenaran yang belum tentu

benar dan baru dapat dikatakan benar setelah diberi bukti-bukti empiris.

Pembuatan hipotesis berdasarkan atas teori-teori yang sudah disampaikan

di landasan teori.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh rebusan daun alpukat

terhadap penurunan tekanan darah systole dan diastole pada lanjut usia .

Bentuk hipotesis dari penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Ada pengaruh antara rebusan daun alpukat terhadap hipertensi pa

Ho : Tidak ada pengaruh antara rebusan daun alpukat terhadap

penurunan tekanan darah sistole dan diastole pada lanjut usia.

Ha : Ada pengaruh rebusan daun alpukat terhadap penurunan

tekanan darah sistole dan diastole pada lanjut usia.


28

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan Pretest and

Posttest with control group desain. Quasi eksperimen adalah jenis penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu

perlakuan (treatment) yang diberikan secara sengaja oleh peneliti

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan rancangan pretest and

posttest control group design yaitu rancangan perlakuan menggunakan dua

kelompok sampel yang berbeda dengan satu penilaian setelah perlakuan

(Sugiyono, 2008). Kemudian dilakukan pretest (01) pada kedua kelompok

dan di ikuti intervensi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah diberikan

intervensi dilakukan posttest (02) pada kedua kelompok tersebut. Bentuk

rancangan Quasieksperimen pretest and posttest with control group desain

sebagi berikut:

Kel.Eksperimen 01 X 02

Kel.Kontrol 01 02

Keterangan:

01 :Tahap pengukuran tekanan darah sebelum di berikan rebusan daun alpukat

02 :Tahap pengukuran tekanan darah sesudah diberikan rebusan daun alpukat

X :Tahap perlakuan, yaitu saat dimana responden diberikan rebusan daun

alpukat
29

3.2 Populasidan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau seluruh elemen

yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2010). Dalam penelitian

ini populasinya adalah seluruh lansia berusia 56-65 tahun yang

menderita hipertensi di desa Bumiharjo Kecamatan Buay Bahuga

Kabupaten Waykanan Lampung yang berjulmah sebanyak 64 orang.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2010). Dikatakan sampel apabila penelitian hanya akan

meneliti sebagian dari populasi.

Penelitian ini menggunakan Stratified sampling, yaitu sampel yang

terlibat dalam penelitian ini adalah yang memenuhi criteria inklusi dan

eksklusi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel dalam penelitian

ini berjumlah 178 lansia.

Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah :

1. Lansia yang menderita hipertensi tetapi

tidak minum obat antihipertensi

2. Lansia yang menderita hipertensi dan

bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi :
30

1. Lansia yang menderita hipertensi tetapi

rutin meminum obat anthipertensi

2. Yang tidak bersedia menjadi

responden

Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi diatas, sampel dalam

penilitian ini adalah sebanyak 32 orang, yang dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen sebanyak 16 orang dan kontrol

sebanyak 16 orang.

3.3 Lokasi Penelitian

Penilitian ini dilakukan di desa Bumiharjo Kecamatan Buay

Bahuga KabupatenWaykanan Lampung.

3.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret hingga Agustus tahun

2018.

3.5 .Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik subyek penelitian yang berbeda dari

satu subyek dengan subyek lainnya (Sasatroasmoro& Ismail, 2008).

Variabel bebas pada penelitian ini adalah tekanan darah sistole dan

diastole pada lansia, sedangkan variabel terikata dalah daunalpukat.


31

3.6 Definisi Operasional Penelitian

Tabel 3.2 Definisioperasional

N Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

o operasional ukur

Dependen

1 Pemberian Memberikanrebusa Pemberian rebusan Gelas 1. Diberikan Nominal

Rebusan ndaunalpukatpadala daun alpukat 1x 100cc ukur 2. Tidak

Daun alpukat nsiapenderitahipert selama 7 hari. Daun diberikan

ensi yang alpukat sebanyak 5

tidakminumobathip lembar direbus dengan

ertensisecararutin air putih 200 cc,

dijadikan 100 cc

Independent

2 Lansia Tekanan darah pada Mengukur tekanan tensimeter 1. Turun Ordinal

dengan lansia, sistol>160 darah setelah 2. Tidak turun

hipertensi mmHg dan Diastole diberikan rebusan

>100 mmHg daun alpukat


32

3.7 instrumenPenelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau bahan yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Rebusan daun alpukat

2. Tensimeter

3. Lembar catatan perkembangan

3.8 prosedurpengumpulan Data

1. Mempersiapkan materi dan konsep

teori yang mendukung

2. Melakukan studi pendahuluan

3. Melakukan konsultasi dengan dosen

pembimbing

4. Mengurus perijinan untuk pengambilan

data

5. Melakukan pengambilan data yang

didahului dengan pemilihan sampel atau responden

6. Kemudian mengumpulkan data dari

sampel

7. Mengolah data hasil penelitian


33

3.9 EtikaPenelitian

Penelitian harus menjunjung tinggi etik apenelitian yang merupakan

standar etika dalam melakukan penelitian. Prinsip-prinsip etika adalah :

1. Prinsi pmanfaat (beneficence), bagian-bagian dari prinsip

beneficence adalah bebas dari bahaya (non maleficence); bebas dari

eksploitasi; memperoleh manfaat dari penelitian; dan

mempertimbangkan risiko dan manfaat penelitian.

2. Prinsip menghormati hak responden, termasuk diantaranya ;hak

untuk membuat keputusan untuk terlib atau tidak terlibat dalam

penelitian dan hak untuk dijaga kerahasiaannya terkait dengan data

yang diperoleh selama penelitian.

3. Prinsip keadilan (justice), peneliti memerlukan responden/

partisipan sesuai dengan desain penelitian dan tujuan penelitian,

antaralain hak untuk mendapat perlakuan yang sama dan hak untuk

dijaga privasinya.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Univariat

a. Tekanan Darah Sistole dan Diastole Pada Penderita Hipertensi


Sebelum dan Sesudah diintervensi pada Kelompok Eksperimen dan
Kontrol
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Sebelum dan Sesudah diintervensi Pada kelompok Eksperimen dan Kontrol
Di Desa Bumiharjo Kecamatan Buay Bahuga Kabupaten Waykanan
Provinsi Lampung Tahun 2018

Variabel N Mean Max Min


Pre Test Sistole 16 171.88 190 160
Eksperimen Diastole 16 104.69 110 100
Post Test Sistole 16 155.62 170 150
Eksperimen Diastole 16 77.50 90 70
Pre Test Sistole 16 176.88 200 160
Kontrol Diastole 16 103.75 110 90

Post Test Sistole 16 156.25 170 150


Kontrol Diastole 16 88.75 100 80

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui Pre Test dan Post Test tekanan

darah sistole dan siastole. Pada kelompok eksperimen sebelum

diintervensi dengan pemberian rebusan daun alpukat rata-rata

tekanan darah sistole 171.88 dan diastole 104.69 dan pada post test

mengalami penurunan, yaitu sistole rata-rata 155.62 dan diastole

77.50. Sedangkan pada kelompok kontrol pre test rata-rata tekanan

darah sistole adalah 176.88 dan diastole 103.75. Setelah

diintervensi rata-rata tekanan darah sistole adalah 156.25 dan

diastole rata-rata 88.75.

34
b. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.2 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelompok Statistik Df Sig.


Pretest Sistolik Eksperimen 0,824 16 0,006
Posttest Sistolik Eksperimen 0,738 16 0,000
Pretest Diastolik Eksperimen 0,681 16 0,000
Posttest Diastolik Eksperimen 0,796 16 0,002
Pretest Sistolik Kontrol 0,923 16 0,190
Posttest Sistolik Kontrol 0,768 16 0,001
Pretest Diastolik Kontrol 0,760 16 0,001
Posttest Diastolik Kontrol 0,814 16 0,004

Hasil pengujian pada table 4.2 menunjukkan hasil uji

normalitas data pre test dan post test pada kelompok eksperimen

dan kontrol. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini

adalah uji Shapiro Wilk, karena jumlah responden pada penelitian

ini kurang dari 50.

Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa sebagian besar

data tidak berdistribusi normal, hal ini dikarenakan sig. < 0,05.

Maka uji yang digunakan adalah uji wilcoxon.

35
4.1.2 Analisis Bivariat

a. Pengaruh Tekanan Darah Sistole dan Diastole Pada Penderita


Hipertensi Sebelum dan Sesudah diintervensi pada Kelompok
Eksperimen dan Kontrol di Desa Bumiharjo Kecamatan Buay Bahuga
Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung Tahun 2018

Tabel 4.3 Pengaruh Tekanan Darah Responden Setelah Diberikan Rebusan


Daun Alpukat Pada Kelompok Kontrol Dan Eksperimen Pada Lansia
Di Desa Bumiharjo Kecamatan Buay Bahuga
Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung
Tahun 2018

Variabel N Negatif Mean Sum Of Asymp


Rank ranks Sig. 2
Tailed
Eksperimen
Pre test 16 16 8.50 136.00 0.000
Post test 16 16 8.50 136.00 0.000
Kontrol
Pre test 16 16 8.50 136.00 0.000
Post test 16 16 8.50 136 0.000

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan hasil uji wilcoxon didapatkan

bahwa ada pengaruh signifikan pemberian terapi air rebusan daun

alpukat terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik

responden pada kelompok eksperimen dengan Negatif Rank 16, Mean

8.50, Sum Of Ranks 136.00 dengan Asymp Sig. 2 Tailed 0.000 artinya

Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh rebusan daun alpukat terhadap

penurunan tekanan darah sistole dan diastole pada lanjut usia.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh rebusan

daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah sistole dan diastole

dengan nilai significancy pada uji wicoxon menunjukkan Asymp

Sig.2 Tailed 0.000.

36
Hipertensi adalah penyakit degeneratif yang ditandai dengan

peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg. Hipertensi dipengaruhi

oleh beberapa faktor resiko yang dapat dikontrol dan tidak dapat

dikontrol. Faktor resiko yang dapat dikontrol yaitu obesitas dan

konsumsi. Sedangkan faktor yang tidak dapat dikontrol yaitu umur,

jenis kelamin dan keturunan.

Hasil analisis data menemukan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan pada tekanan darah sistolik dan diastolik pretest dan post

test pada kelompok perlakuan. Penurunan tekanan darah merupakan

salah satu efek dari pemberian air rebusan daun alpukat sebanyak 200

ml satu kali sehari selama satu minggu. Daun alpukat mengandung

flavonoid, saponin dan alkaloid (Redaksi Agromedia, 2009 dalam

Ramadi, 2012). Zat flavonoid berfungsi sebagai diuretic yang bekerja

dengan cara membuang kelebihan air dan natrium melalui

pengeluaran urine (Widharto, 2007). Flavonoid akan memengaruhi

kerja dari Angiotensin Converting Enzym (ACE) (Mills & Bone, 2000

dalam Ariestha, 2010). Penghambatan ACE akan menginhibisi

perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II yang menyebabkan

vasodilatasi sehingga TPR turun dan dapat menurunkan tekanan darah

(Mills & Bone, 2000; Saseen, & Carter, 2005 dalam Ariestha, 2010).

Pemberian rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill) yang

mulai diberikan kepada penderita hipertensi usia 60 tahun ke atas,

memberikan efek yang bermakna terhadap penurunan tekanan darah

sistol dan diastol pada hari berikutnya, meskipun terjadi penurunan dan

37
kenaikan pada hari tertentu. Hal tersebut sesuai pernyataan responden

karena kelelahan, stress, banyak pikiran, dan tidak bisa istirahat dengan

cukup, sehingga faktor –faktor tersebut menjadi penyebab naik dan

turunya tekanan darah. Rebusan daun alpukat (Persea Americana Mill)

yang diberikan setiap hari secara berturut-turut sedikitnya sekali sehari

sebanyak 200 cc telah memberikan efek yang baik terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi usia 60 tahun ke atas.

Daun alpukat memiliki kandungan kalium yang tinggi. Kalium

diperlukan untuk keseimbangan elektrolit dan mengontrol tekanan

darah. Hal ini dapat menjadi dasar penggunaan daun alpukat untuk

menurunkan tekanan darah tinggi. Berdasarkan Penelitian Irawati

(2015), bahwa daun alpukat memiliki aktifitas antioksidan dan

membantu dalam mencegah atau memperlambat kemajuan berbagai

oksidatif stres yang berhubungan dengan penyakit. Konsumsi ekstrak

daun alpukat diketahui dapat menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi secara signifikan, menurunkan kadar glukosa darah serta

dapat menurunkan kadar ureum dan kreatinin pada ginjal. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Ojewole, dinyatakan bahwa daun

alpukat berkontribusi terhadap penurunan tekanan darah melalui efek

vasorelaksan yang dimilikinya. Senyawa kimia dalam daun alpukat

yang telah diketahui berperan aktif dalam mekanisme antihipertensi

antara lain flavonoid, saponin dan alkaloid. Flavonoid merupakan salah

satu golongan fenol terbesar yang berada di alam. Senyawa tersebut

dapat melindungi tubuh dari radikal bebas melalui mekanisme

38
antioksidan. Flavonoid mampu memperbaiki fungsi endotel dan

menghambat agregasi platelet. Efek ini merupakan keuntungan

flavonoid pada resiko penyakit kardiovaskuler (Gross, 2004).

Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol terbesar yang

berada di alam. Senyawa tersebut dapat melindungi tubuh dari radikal

bebas melalui mekanisme antioksidan (Waji dan Sugrani, 2009).

Senyawa ini dalam tubuh juga berfungsi sebagai antioksidan

(Kaviarasan et al., 2008). Saponin memiliki khasiat diuretik dengan

menurunkan volume plasma dengan cara mengeluarkan air dan

elektrolit terutama natrium, sehingga pada akhirnya cardiac output

menurun. Natrium dan air juga dapat mempengaruhi resistensi perifer

menurut de Souza (Irawati, 2015).

Secara umum alkaloid sering digunakan dalam bidang

pengobatan. Alkaloid dapat berfungsi sebagai zat antioksidan yang

didukung oleh penelitian uji antioksidan.19 Alkaloid berfungsi sama

dengan obat- - blocker mempunyai khasiat inotropik negatif dan

kronotropik negatif terhadap jantung. Akibatnya adalah penurunan

curah jantung, turunnya denyut jantung dan kurangnya kekuatan

kontraksi dari miokardium. Resistensi perifer terkadang naik, terkadang

juga tetap. Pengurangan cardiac output yang kronik menyebabkan

resistensi perifer menurun. Hal tersebut menyebabkan penurunan

tekanan darah (Tengo dkk, 2013).

Mekanisme kerja dari flavonoid dalam menurunkan tekanan darah

yaitu melancarkan peredaran darah dan mencegah terjadinya

39
penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga darah dapat mengalir

dengan normal. Flavonoid juga mengurangi kandungan kolesterol serta

mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah (Satria,

2009). Zat flavonoid berkhasiat sebagai diuretik yang salah satu

kerjanya yaitu dengan mengeluarkan sejumlah cairan dan elektrolit

maupun zat-zat yang bersifat toksik. Dengan berkurangnya jumlah air

dan garam dalam tubuh maka pembuluh darah akan longgar sehingga

tekanan darah perlahan-lahan mengalami penurunan (Utami, Indah W.

2008).

Berdasar pendapat beberapa sumber di atas dan beberapa

penelitian yang telah di lakukan sebelumnya, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa rebusan daun alpukat efektif untuk menurunkan

tekanan darah karena kandungan kimia dalam daun alpukat mampu

merangsang sirkulasi darah sehingga mengurangi endapan lemak pada

dinding pembululuh darah, sehingga peredaran darah akan lancar.

40
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa:

Pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa ada pengaruh

signifikan rebusan daun alpkat terhadap penurunan tekanan darah systole

dan diastole. Pada kelompok eksperimen sebelum diintervensi dengan

pemberian rebusan daun alpukat rata-rata tekanan darah sistole 171.88 dan

diastole 104.69 dan pada post test mengalami penurunan, yaitu sistole rata-

rata 155.62 dan diastole 77.50. Pada Kelompok Kontrol menunjuk kan

bahwa tekanan darah sistolik sebelum diintervensi dari total keseluruhan

responden, Sedangkan pada kelompok kontrol pre test rata-rata tekanan

darah sistole adalah 176.88 dan diastole 103.75. Setelah diintervensi rata-

rata tekanan darah sistole adalah 156.25 dan diastole rata-rata 88.75.

5.2 Saran

5.2.1 BagiResponden

Hasil penelitian inisebaiknya dapat menjadi referensi dalam pengobatan

penyakit hipertensi dengan menggunakan rebusan daun alpukat, karena terapi ini

sangat berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah terutama pada penurunan

diastole apabila di konsumsi secara rutin dan sesuai aturan.

41
5.2.2 Bagi Intitusi Pendidikan

Hasil penelitian ini sebaiknya dikembangkan lagi khususnya mengenai

kandungan kimia yang terdapat didalamnya.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebaiknya peniliti selanjutnya memperluas lokasi penelitian dan memperbanyak

responden.

42
DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung,


dan Stroke. Yogyakarta : Dianloka Prntika.

Ahmad, N. (2011). Cara Mencegah dan Mengobati Asam urat dan Hipertensi.
Jakarta : Rineka Cipta

Anggara Dwi, F H dan Prayitno N. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan


dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat.
Jakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES MH. Thamrin.
Jurnal Ilmiah Kesehatan . Vol 5/ No. 1

Arikunto, S (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Putra

Azwar, Agoes. (2010). Tanaman Obat Indonesia. Jakarta : Salemba Medika

BM. Mursito. 2007. Memahami Institusi Media (sebuah media pengantar).


Yogyakarta: Lindu Pustaka.

Brashers, Valentina L. (2008). Aplikasi Klinis Patofisiologi : Pemeriksaan dan


Manajemen ; Alih Bahasa H.Y Kuncara ; editor edisi bahasa
Indonesia,Devi Yukianti, edisi 2. Jakarta : ECG

Damayanti, Deny (2013). Pintar Meracik Sendiri RamuanHerbal Untuk Penyakit


Kanker, Diabetes Militus, dan Hipertensi. Yogyakarta : Araska.

Djojoseputro, Soedarsono. (2012). Resep dan Khasiat Jamu Tradisional


Nusantara. Surabaya : Penerbit Liris.

H. M. Hembing Wijayakusuma. (2011). Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan


Penyakit. Jakarta : Pustaka Bunda

Junaidi, Iskandar. (2010). Hipertensi Pengenalan, Penceahan, dan Pengobatan.


Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.

Kemenkes Ri. 2013.Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:Balitbang


Kemenkes RI

Kementrian Kesehatan RI. (2017). Analisis Lansia di Indonesia. Diakses : 15


April 2018 dari :
http://www.pusdatin.kemenkes.go.id/article/view/18012600001/analisis-
lansia-di-indonesi-2017.html

Marlini, L. (2007). 100 Quastions & Answers Hipertensi. Jakarta : Elex Media
Komputindo.
Maryam, R. Siti, K. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta
: Salemba Medika

Maryani, Herti Suharmiati. ( 2008) Tanaman Obat Untuk Mengatasi Penyakit


pada Usia Lanjut. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Muhlisah, Fauziah. (2012). Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Depok : Penebar


Swadaya

Notoatmodjo,Soekidjo. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-prinsip


Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Nur Kolish. (2011). Bebas Hipertensi Seumur Hidup Dengan Terapi Ramuan
Herbal. Yogyakarta : Real Books

Permadi, Adi. (2008). Ramuan herbal Penumpas Hipertensi. Jakarta : Pustaka


Bunda.

Prawiroharjo, S. (2013). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Sarwono


Prawirohardjo.

Prasetyono, Sunar, Dwi. (2012). A-Z Daftar Tanaman Obat Ampuh di Sekitar
Kita. Yogyakarta : Flashbooks

Priyo, Hastono Susanto dan Sabri Luknis. 2010. Statistik Kesehatan . Rajawali
Pers, Jakarta .

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia tahun
2014. Diakses : 15 April 2018 dari
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-data-dan-
informasi.html

Rahajeng E, Tuminah S. (2009). Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di


Indonesia. Jakarta : Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan
Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.Diakses: 15 April 2018 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesda
s%202013.pdf.

Sastrosmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. (2008). Dasar-Dasar Metodologi


Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta. Nuhu Medika.

Sumiati, Triyani. (2013). Tanaman Obat. Bandung : Farmasi FMIPA

Susilo, Yekti., Wulandari, Ari. (2010). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi.


Yogyakarta : ANDI.
Sutanto. 2009. Awas 7 Penyakit Degeneratif, Paradigma Indonesia,Yogyakarta

Utami, M. (2009). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Sikap Dalam


Aktifitas Istirahat dan Pola Makan pada penderita hipertensi di
Kelurahan Kalipancur Semarang Barat.
http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptunimu
s-gdl-maritautam-5187. Diperoleh 15 April 2018.

World Health Organization. (2013). Whorld Health Statistic 2013. Diakses 15


April 2018 dari
http://www/who.int/about/licensing/copyright_form/en/index.html

Yogiantoro, M. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna


Publishing

.
LAMPIRAN 1
BIODATA PENULIS

A. Identitas

Nama : Putri Febriyanti

NPM : 173112540120010

Alamat : Jl. Masjid Al Fallah No 18 Pasar Minggu,

Jakarta Selatan

Tempat dan tanggal lahir : Rawabening, 07 Februari 1996

Agama : Islam

No Hp : 085764106469

Email : febriyantiiputri@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

Tahun 2017-2018 : Universitas Nasional

Tahun 2013-2016 : Akademi Kebidanan Heppyzal Palembang

Tahun 2010-2013 : SMAN1 Buay Bahuga

Tahun 2007-2010 : SMPN1 Buay Bahuga

Tahun 2001-2007 : SDN2 Bumiharjo

Tahun 2000-2001 : TK Masthon Oku Timur


INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan dan mengerti sepenuhnya segala hal-hal

yang berkaitan dengan partisipan skripsi, serta setelah saya sepakati, bersama ini

saya menyatakan secara sukarela dan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun

untuk menjadi partisipan dari:

Nama Mahasiswa : Putri Febriyanti

NPM : 173112540120010

Tempat : Bumiharjo, Kec.Buay Bahuga, Kab. Waykanan Lampung

Terimakasih atas kerjasama dan ketersediaannya menjadi partisipan skripsi

saya.

PARTISIPAN MAHASISWA

( ) ( )
LEMBAR OBSERVASI
Pengaruh Rebusan Daun Alpukat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Sistole dan Diastole Pada Lanjut Usia di Desa Bumiharjo
Kecamatan Buay Bahuuga Kabupaten Waykanan Lampung Tahun 2018

No Nama Umur AlamatLengkap Keluhan Td Sistole Td Diastole Keterangan


INFORMED CONSENT PENELITI

Perkenalkan nama saya Putri Febriyanti mahasiswi Program Study Ilmu


Kesehatan Prodi D-IV Kebidanan Universitas Nasional, Saya bermaksud
melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Rebusan Daun Alpukat Untuk
Menurunkan Tekanan Darah Sistole dan Diastole Pada Lanjut Usia di Desa
Bumiharjo Kecamatan Buay Bahuuga Kabupaten Waykanan Lampung
Tahun 2018”.
Saya berharap saudara/i bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini
dimana saudara/i akan meminum rebusan daun alpukat setiap hari selama
apenelitiaan ini berlansung . Semua informasi yang saudara berikan terjamin
kerahasiaannya.

Bumiharjo, 04 Juni 2018


Peneliti

(Putri Febriyanti)
LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Responden :
Kelas :

Setelah mendapat penjelasan oleh peneliti tentang penelitian“Pengaruh


Rebusan Daun Alpukat Untuk Menurunkan Tekanan Darah Sistole dan
Diastole Pada Lanjut Usia di Desa Bumiharjo Kecamatan Buay Bahuuga
Kabupaten Waykanan Lampung Tahun 2018”, maka dengan ini menyatakan
bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa ada paksaan dari
pihak manapun. Saya akan mengikuti serta mengerjakan seluruh pertanyaan yang
diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya.
Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat untuk dapat digunakan

sebaik-baiknya.

Bumiharjo, 04 Juni 2018


Responden

( .……………………….. )

Anda mungkin juga menyukai