KAJIAN PUSTAKA
Pendahuluan
Internasionalisasi
8
dalam Islam 2008). Beamish mendefinisikan internasionalisasi
sebagai proses adaptasi suatu perusahaan (strategi, struktur,
sumber daya) ke dunia internasional (Calof & Beamish, 1995).
Secara sederhana, internasionalisasi dapat didefinisikan
sebagai proses di mana perusahaan secara bertahap meningkatkan
kesadaran (awareness) terhadap pasar asing dan melibatkan diri
didalam kegiatan bisnis dengan negara lain dengan
memperhitungkan strategi, struktur, dan sumberdaya perusahaan
untuk mencapai sasaran organisasi (Chandra, et al. 2004). Dalam
hal ini, sudut pandang yang digunakan adalah tentang manajemen
perusahaan.
Internasionalisasi juga didefinisikan sebagai Proses di mana
perusahaan secara bertahap meningkatkan keterlibatan
internasionalnya. Internasionalisasi merupakan produk dari
serangkaian keputusan inkremental perusahaan (Johanson &
Vahlne, 1977). Sudut pandang yang dipakai adalah tentang
keputusan incremental perusahaan.
Adapula yang memakai sudut pandang strategi perusahaan,
yaitu internasionalisasi merupakan proses adaptasi perubahan
transaksi di pasar internasional, termasuk strategi moda masuk dan
pemilihan pasar internasional (Andersen, 1997).
Melalui sudut pandang jaringan, internasionalisasi
didefinisikan sebagai proses kumulatif, di mana hubungan telah
terbangun, dipelihara, dikembangkan, putus, dan disambung lagi
dalam rangka meraih tujuan perusahaan. Pandangan ini, hanya
berfokus pada hubungan saja, sehingga dapat diartikan sebagai
proses peningkatan keterlibatan dalam pasar internasional.
Namun, ada juga yang menyimpulkan karakteristik dasar
internasionalisasi dengan berkaca pada bangsa Norwegia.
Didefinisikan bahwa internasionalisasi juga berhubungan dengan
beberapa konsep, yaitu orientasi internasional dan komitmen
internasional. (Lehtinen and Pentinenn, 1999).
Sudut pandang lainnya adalah proses mobilisasi,
pengumpulan dan pengembangan sumber daya pada aktivitas
internasional (Ahokangas, 1998).
Dengan sudut pandang proses transaksi internasional,
internasionalisasi diartikan sebagai proses dimana perusahaan
meningkatkan baik kesadaran mereka mengenai pengaruh langsung
maupun tidak langsung transaksi internasionalnya di masa yang
akan datang dan mendirikan serta melaksanakan transaksi dengan
negara lain (Beamish, 1990).
Proses internasionalisasi pada prinsipnya merupakan suatu
proses yang sangat wajar dilakukan oleh setiap perusahaan di dunia
dengan melihat kenyataan bahwa perekonomian global mengarah
pada terbentuknya tatanan yang didasarkan pada perdagangan
bebas. Hal ini akan semakin relevan apabila dikaitkan dengan
tujuan WTO sebagai lembaga dunia untuk menciptakan perdagangan
dunia yang bebas. Respon positif yang dapat diberikan ialah dengan
melakukan proses internasionalisasi atau membuka perekonomian
domestik terhadap perekonomian global yang secara teoritis akan
mendorong kemampuan bersaing negara tersebut (Piay, 2010).
Beberapa definisi tentang internasionalisasi tersebut
mempunyai kesamaan kata kunci, yaitu luar negeri sehingga
internasionalisasi dapat dimaknasi sebagai proses keterlibatan suatu
usaha dalam memasarkan produk barang atau jasa, baik langsung
maupun tidak langsung ke pasar luar negeri.
Strategi Internasionalisasi
Kesimpulan
Berdasarkan kajian beberapa ahli di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat dua model utama internasionalisasi,
yaitu Model Upsala dan Model Jaringan. Model upsala menerangkan
bahwa proses internasionalisasi suatu usaha dilakukan melalui
beberapa proses, yang dimulai dari kesamaan wilayah, kesamaan
kultur, serta kesamaan geografis. Sedangkan Model Jaringan
menekankan bahwa suatu usaha memerlukan jaringan untuk bisa
melakukan internasionalisasi.
Namun, di era tekonologi informasi ini, kedua model
terbantahkan dengan adanya kemajuan alat komunikasi sehingga
proses internasionalisasi tidak lagi sesuai dengan tahapan seperti
yang tercantum pada Model Uppsala, maupun melalui sejumlah
jaringan sesuai dengan Model Jaringan.
Selain itu, bentuk internasionalisasi yang jamak di antara
perusahaan kecil menengah adalah ekspor karena modal yang disyaratkan
cukup sedikit, risiko yang minimal, serta proses yang mudah.
Dalam kaitannya dengan keberlangsungan usaha suatu
UKM agar bisa tetap melaksanakan proses internasionalisasi,
terdapat dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu adanya strategi
yang tepat serta adanya jaringan. Jaringan itu bisa berbentuk
jaringan antarperusahaan maupun jaringan antar personal.
Untuk bisa mengembangkan usaha, hal utama adalah dengan
mengembangkan jaringan yang ada.