Dosen Pengampu:
Salman Alfarisy Totalia, S.Pd, M.Si
Disusun Oleh :
Nur Faidah (K7617059)
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2019
ANALISIS ALTERNATIF DARI KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL UNTUK
MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI NEGARA
BERKEMBANG
ABSTRAK
Fenomena globalisasi dan modernisasi adalah yang tidak bisa terelakan, pasti
terjadi dan fenomena yang terjadi ini akibat adanya skala global dan perubahan
pada aspek produktif. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan adanya perubahan
cepat dari teknologi yang memberikan batasan pergerakan kegiatan ekonomi baik
secara fisik atau digital yang mampu mengintegrasikan metodeoperasional dalam
perdagangan bebas. Boediono (2001: 10) & Basri (1994: 222) menyatakan bahwa
Perdagangan adalah kegiatan pertukaran barang secara sukarela. Melalui
Kebijakan perdagangan internasional di Indonesia menurut Santosa (2006: 213)
menyatakan bahwa dibentuk untuk mengurani dampak kerugian yang bisa jadi
akan terjadi beberapa macam kebijakan dalam perdagangan internasioanl meliputi
tiga jenis antara lain: proteksi, perdangan bebas, dan politik dumping. Pola
perdagangan indonesia yang menjadi cerminan dari kebiajakn perdagangan
indonesia sudah meningkatkan hambatan secara signifikan. Penggunaan kebijakan
Non tarif measure yang meningkat dan Indonesia membatasi layanan dari negara
lain. Dengan mengguanakan kebijakan perdagangan bebas indonesia mampu
bersaing dengan pasar global melalui kesempatan revolusi industri
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Metodelogi Penelitian
Hasil dari penelitian dapat dijelaskan dengan Boediono (2001: 10) &
Basri (1994: 222) menyatakan bahwa Perdagangan adalah kegiatan
pertukaran barang secara sukarela. Yang berarti tidak ada paksaan dalam
pelaksanaannya, tidak ada kerugian antara kedua belah pihak. Perdagangan
internasional adalah kegiatan pertukarang barang melalui lintas negara yang
meliputi kegiatan ekspor-impor. Untuk mengetahui pentingnya perdagangan
internasional yaitu dengan memperhatikan PDB export dan impor (Gilarso,
2006).
Konsep revolusi industri 4.0 menjelaskan sudah mengubah hidup dan kerja
manusia yang memiliki skala ruang yang lebih kompleks yang mendorong
inovasi teknologi sehingga diharapkan mamlu membawa perubahan pada era
digital ini. Damaknya akan mempermudah komunikasi yang sudah terhubung
dengan teknologi dan jaringan secara cepat bahkan hingga ke seluruh plosok.
(Rista, 2017)
Analisis kebijakan
Pemerintah menetapkan 10 langkah kbijakan untuk membuat
indonesia 4.0 yang diharapkan mampu mempercepat pengembangan
industri manufaktur nasional agar mampu bersaing di pasar global.
Adapun langkah 10 tersebut yaitu (1) perbaikan alur aliran barang dan
material. Langkah untuk memperkuat agar produk lokal sektor menengah
mampu menaikan produktivitas dan bekerja sesuai dengan teknologi. (2)
Membuat zona industri dengan menyelaraskan setiap optimalisasi yang
dikembangkan di sekto indursti agar sesuai era 4.0. (3)penyesuaian standar
keberlanjutan dengan menggunakan tantangan sebagai peluang untuk
membangun industri nasional yang lebih baik dengan prinsip ramah
lingkungan. (4)memberdayakan dan mendukung UMKM di Indonesia
dengan teknologi seperti menyediakan platform e-commerce agar transaksi
kreatif dan inovasi sesuai perkembangan zaman. (5) dengan membangun
infrastruktur digital nasional seperti membentuk fasilitas umum misal
membuat jaringan internet yang cepat (6) Menarik dan meningkatkan
investasi asing agar mendorong teknologi luar ke perusahaan lokal
sehingga diharapkan membawa perbuahan pada industri manufaktur dan
bisa berkolaborasi dalam perdagangan internasional. (7) Meningkatkan
kualitas SDM agar mampu bersaing di era 4.0 dengan mendukung dan
menyediakan dana pada bidang pendidika karena hal tersebut merupakan
asset besar bagi indonesia jika berhasil di kemudian hari, hingga nantinya
pada era 4.0 mampu meningkatkan SDM di negera berkembang. (8)
Pembangunan ekosistem yang berinovasi seperti pemerintah
mengemnangkan pusat inovasi dan optimalisasi regulasi, perlindungan
copy right dan mempercepat kolaborasi di lintas sektor. (9) insenti pada
investasi teknologi seperti subsidi, potongan pajak, pengecualian bea pajak
impor yang diterapkan di teknologi 4.0 (10) harmonasi kebijakan yaotu
melakukan penyelarasan kebijakan dan aturan untuk mendukung daya
saing secara global dalam bidang perdagangan internasional dengan
pengontrolan dari lembaga dan kementrian di setiap daerah.
Penutup
Simpulan
Boediono (2001: 10) & Basri (1994: 222) menyatakan bahwa Perdagangan
adalah kegiatan pertukaran barang secara sukarela. Yang berarti tidak ada paksaan
dalam pelaksanaannya, tidak ada kerugian antara kedua belah pihak. Kebijakan
perdagangan internasional di Indonesia menurut Santosa (2006: 213)
menyatakan bahwa dibentuk untuk mengurani dampak kerugian yang bisa jadi
akan terjadi beberapa macam kebijakan dalam perdagangan internasioanl meliputi
tiga jenis antara lain: (1) Proteksi (2) Perdagangan bebas dan (3) politik dumping.
Pola perdagangan indonesia yang menjadi cerminan dari kebiajakn perdagangan
indonesia sudah meningkatkan hambatan secara signifikan. Penggunaan
kebiajakan Non tarif measure yang meningkat dan Indonesia membatasi layanan
dari negara lain. Indonesia juga perlu meningkatkan langkah-langkah anti
dumping dengan pengamanan yang lebih ekstensif dan membentuk pembatasan
ruang gerak para profesional.
Saran
Daftar Pustaka