Anda di halaman 1dari 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330382152

GLOBALISASI,PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PASAR BEBAS DALAM


PRESPEKTIF MIKROEKONOMI

Article · January 2019

CITATIONS READS

0 19,611

1 author:

M.Iqbal Fardian
Universitas Jember
4 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Private Project View project

All content following this page was uploaded by M.Iqbal Fardian on 15 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


GLOBALISASI,PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DAN PASAR BEBAS DALAM PRESPEKTIF
MIKROEKONOMI

M.IQBAL FARDIAN

ABSTRAKSI

Globalisasi merupakan salah satu bagian dari fonumena ekonomi di


dalamnya terdiri dari liberalisasi dan deregulasi dari pasar, privatisasi aset,
alih teknologi dan distribusi lintas negara dan integrasi dari pasar modal.
Melalui Globalisasi ide mengenai Pasar bebas dapat dilakukan dan saat ini
menjadi pilihan bagi tata kelola ekonomi dunia. Munculnya perdagangan
tidak lepas dari adanya manfaat/keuntungan tambahan yang bisa diperoleh
dari pertukaran tersebut. Manfaat ini disebut manfaat dari perdagangan atau
gains from trade. Penulis berkesimpulan bahwa tren di dunia untuk lebih
memilih pasar bebas melalui pintu masuknya berupa globalisasi merupakan
pilihan yang didasarkan atas perhitungan yang dapat dibuktikan secara
teoritis mikroekonomis. Kesimpulan akhir dari tulisan ini adalah Sistem
perdagangan bebas memiliki keuntungan dan kebaikan yang setidaknya
terdiri dari efisiensi alokasi dan produktif.

Kata kunci : Globalisasi, Freetrade dan Efisiensi ekonomi

I. PENDAHULUAN

Globalisasi merupakan integrasi international yang terjadi sebagai hasil dari

berkembangnya perdagangan barang dan jasa secara global yang banyak dipengaruhi oleh aspek

aspek seperti kultural dan lingkungan sosial (Surugiu,2015; Shabaz et al,2016). Salah satu

bentuk dan konsekuensi dari globalisasi adalah perdagangan bebas, tujuan liberalisasi dalam

perdaganagan dan membuka ekonomi untuk perdagangan bebas yang dilakukan di beberapa
negara berkembang adalah untuk memodifikasi spesialisasi produksi dan hubungan perdagangan

luar negeri untuk meningkatkan pangsa relatif dalam produksi dan perdagangan barang yang

dapat diperdagangkan. - khususnya yang diproduksi dengan teknologi padat karya -, dan dengan

demikian meningkatkan efisiensi ekonomi (Bank Dunia, 1987).

Strategi ini, setidaknya secara tersirat, beranggapan bahwa dengan tidak terdapatnya

hambatan maka akan menurunkan tarif dan menghilangkan hambatan non-tarif dalam

perdagangan, ekonomi akan bergerak di sepanjang batas kemungkinan produksi sedemikian rupa

sehingga produksi dan ekspor barang-barang padat karya akan meningkat dan efisiensi akan

meningkat. Lebih khusus lagi, diperkirakan bahwa, setelah liberalisasi perdagangan, harga relatif

dan profitabilitas barang-barang padat karya akan naik, yang mengarah ke penyaluran sumber

daya dari modal-intensif demi komoditas padat karya. . Hal ini juga berarti bahwa pemanfaatan

sumber daya sepenuhnya akan dijaga (terlepas dari gangguan sementara dan gangguan kecil).

Disisi lain, isu terkini terkait dengan program perdagangan bebas yang disepakati dalam

pertemuan menteri ASEAN di Phnom Penh Kamboja tanggal 2 September 2003 yang kemudian

ditindaklanjuti dalam KTT Ke-9 di Bali Indonesia pada bulan Oktober 2003 yakni program

Pasar Tunggal Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) semakin dekat pada waktu

pelaksanaan yang disepakati bersama yakni sejak 31 Desember 2015. Bagi Negara Indonesia

sebagai anggota ASEAN, menghadapi program tersebut tentu tidak dapat berkata tidak siap.

Seluruh otoritas yang memiliki tugas dan wewenang dalam menyiapkan ekonomi nasional

menjadi ekonomi yang berdaya saing global harus bekerja keras dan memiliki roadmaps yang

jelas.

Kesepakatan Internasional yang dibuat negara-negara di dunia tentang perdagangan


bebas telah mendorong proses globalisasi ekonomi semakin menguat. Implikasinya tentu

perekonomian dunia akan semakin liberal dan memiliki ketergantungan antar negara yang

semakin tinggi. Hendra Halwani (2005) mengemukakan bahwa globalisasi ekonomi ditandai

dengan makin menipisnya batas-batas investasi atau pasar secara nasional, regional ataupun

Internasional. Hal tersebut disebabkan oleh adanya hal-hal sebagai berikut: 1) komunikasi dan

transfortasi yang semakin canggih; 2) lalu lintas devisa yang semakin bebas; 3) ekonomi negara

yang makin terbuka; 4) penggunaan secara penuh keunggulan komparatif dan keunggulan

kompetitif tiap-tiap negara; 5) metode produksi dan perakitan dengan organisasi manajemen

yang makin efisien; dan 6) semakin pesatnya perkembangan perusahaan multinasional di hampir

seantero dunia. 3 Dalam perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor (sektor rumah

tangga konsumen, sektor rumah tangga produsen, sektor pemerintah dan sektor rumah tangga

luar negeri), sebagaimana halnya yang dianut Indonesia, kondisi ekonomi suatu negara akan

sangat berpengaruh terhadap variabel-variabel fundamental makroekonomi negara negara

lainnya. Baik terhadap sektor moneter, sektor fiskal maupun sektor riil.

Salah satu sektor yang memiliki elastisitas tinggi terhadap perubahan variabel-variabel

makroekonomi global adalah sektor moneter, khususnya nilai tukar mata uang sehingga

depresiasi dan apresiasi akan menjadi dua fenomena yang sangat berfluktuatif. Tulisan ini

memiliki tujuan untuk membahas tentang mengapa perdagangan bebas menjadi pilihan negara-

negara di dunia untuk mencapai taraf kesejahteraan negaranya. Dalam tulisan ini penulis akan

melakukan pembahasaan mengenai manfaat penting perdagangan bebas dalam sudut pandang

mikroekonomi.

Tujuan kedua adalah untuk membahas sejauh mana ekonomi yang mengadopsi kebijakan

pasar bebas tanpa intervensi pemerintah, menurunkan tarif dan menghilangkan hambatan non
tarif untuk perdagangan yang pada akhirnya akan mencapai efisiensi ekonomi yang lebih besar,

dan lebih khusus lagi, sepenuhnya memanfaatkan sumber dayanya dan - sesuai dengan

keunggulan komparatif.

II. II. KAJIAN TEORITIS

2.1 GLOBALISASI SEBAGAI PINTU MENUJU PERDAGANGAN BEBAS

Globalisasi adalah sebuah proses integrasi international yang terjadi sebagai hasil dari

meningkatnya pertukaran secara gloal barang dan jasa yang dipengaruhi oleh beberpa aspek

seperti budaya dan lingkungan sosial (Surugiu and Surugiu,2015). Sebagai integrasi

internasional integrasi dapat terjadi melalui mekanisme perdagangan, investasi, budaya dan

interaksi lainnya dimana batas batas negara menjadi semakin sempit (Shangquan,2000; Akram

Ch.et al., 2011; Chilosi and Federico,2015).

Globalisasi ekonomi merupakan suatu gerakan yang lambat laun membentuk suatu otoritas baru

dalam penguasaan aktivitas ekonomi seluruh negara. Sebagian pengamat menyebutkan bahwa globalisasi

ekonomi adalah neoimperialisme, sekalipun tidak keseluruhan globalisasi ekonomi itu negatif. Ali Yafie

(2003)

Globalisasi merupakan salah satu bagian dari fonumena ekonomi di dalamnya terdiri dari

liberalisasi dan deregulasi dari pasar, privatisasi aset, alih teknologi dan distribusi lintas negara

dan integrasi dari pasar modal(Reich 1998). Globalisasi ekonomi menyediakan kesempatan

investasi langsung dan transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang dan hasil

akhirnya berupa kemajuan pembangunan ekonomi. (Velde,2005; Marginean,2015)

Menurut (Urata 2002) Globalisasi dibuat berdasarkan semakin berkembangnya aktivitas

ekonomi, terutama dalam perdagangan international, Penanaman modal Asing langsung (

Foreign Direct Investment. Paralel dengan globalisasi terdapat pula kecenderungan menuju
gejala regionalism, hal ini sebagaimana telah mengawali kelompok negara-negara barat yang

telah membentuk the European Economic Community (EEC) pada tahun 1958. Di Afrika dan

Amerika terdapat Central and South America and Africa. Pada tahun 2001 an 239 Regional

Trade Agreements (RTAs) menandatangani GATT, sebagai kelanjutan the World Trade

Organization (WTO), proses ini menandai semakin terbukanya batas batas dunia dalam

kampung dunia yang sangat besar dalam proses globalisasi yang menjadi pilihan negara-negara

di seluruh dunia. Saat ini WTO memiliki 136 anggota dan hampir 100 negara mrupakan Negara

Berkembang(Bhagirath Lal Das 2011)

2.2 PERDAGANGAN & MANFAAT YANG DIPEROLEH DARI PERDAGANGAN

Sebuah pertanyaan umum yang sering kita dengar mengapa pertukaran itu muncul atau

mengapa perdagangan intu timbul, hal ini berkaitan dengan salah satu atau kedua belah pihak

melihat adanya manfaat/keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut.

Manfaat ini disebut manfaat dari perdagangan atau gains from trade.(Boediono, 1981).

Gambar.1

Sebuah ilustrasi sederhana tentang bagaimana Gains from trade itu terjadi, andaikan ada

dua konsumen yang masing-masing memiliki dua macam barang, Beras (X) dan Baju (Y)

dengan jumlah tertentu. Konsumen 1 memiliki sejumlah X1 dari barang X dan Y1 dari barang Y.
Konsumen 2 memiliki X2 dari barang X dan Y2 dari barang Y. Kemudian gambar diatas

menggambarkan keadaan antara kedua konsumen tersebut dalam satu diagram. Diagram ini

sering disebut Diagram kotak dari Edgeworth-Bowley atau Edgeworth-Bowley box Diagram

yang merupakan sebuah graphical tool yang dikenal untuk menganalisa pertukaran antara dua

barang dan dua orang (Varian,2014)

Keadaan konsumen 1 dalam gambar pada bagian kiri bawah dari kotak, dengan titik awal

O1, dia memiliki barang X sebanyak O1X1 dan barang Y sebanyak O1Y1. Seadndainya barang-

barang yang dimilikinya dikonsumsikan semuanya, ia akan memperoleh suatu tingkat kepuasan

setinggi yang digambarkan oleh kurva indeferen I1. Keadaan konsumen 2 dalam gambar pada

bagian kiri bawah dari kotak, dengan titik awal O1, dia memiliki barang X sebanyak O2X2 dan

barang Y sebanyak O2Y2. Seadndainya barang-barang yang dimilikinya dikonsumsikan

semuanya, ia akan memperoleh suatu tingkat kepuasan setinggi yang digambarkan oleh kurva

indeferen I2. Titik A menunjukkan posisi konsumsi dari kedua konsumen bila masing-masing

mengkonsumsikan seluruh barang yang dimilikinya. Jika kedua konsumen tersebut melakukan

kegiatan tukar menukar atau perdagangan, maka daerah yang berwarna abu-abu atau diarsir yang

terletak diantara kurva I1 dan I2 . Setiap titik yang terletak di daerah tersebut akan menghasilkan

manfaat yang lebih besar dibanding titik awalnya yaitu titik A dan Titik B. Konsumen 1

mendapatkan tingkat kepuasan lebih tinggi (I’1) dibanding dengan sebelumnyaI1. Sama halnya

dengan konsumen 2 mendapatkan tingkat kepuasan lebih tinggi (I’2) dibanding dengan

sebelumnyaI2. Perpindahan titik A ke titik B diperlukan pertukaran. Dalam hal ini konsumen 1

harus menawarkan baran Y sebanyak AC untuk ditukarkan dengan barang X sebanyak CB.

Konsumen B jika mau menerima tawaran konsumen A, maka ia harus mengurangi konsumsi
untuk barang X sebanyak CB, dan sebagai penggantinya ia memperoleh barag Y sebanyak

AC.Melalui pertukaran ini diperoleh pola konsumsi baru yang saling menguntungkan kedua

belah pihak.

III. III. METODE

Penelitian ini merupakan studi Literatur dengan mengkaji sejumlah jurnal ilmiah dan

buku literatur yang berkaitan dengan tema studi ini, hasil dari studi literatur ini digunakan untuk

mengakaji tentang diskursus Globalisasi dan Perdagangan bebas dengan cara pandang ekonomi

mikro. Artinya isu aktual dari globalisasi dan perdagangan bebas di kaji secara teoritik melalui

pendekatan ekonomi mikro untuk menjawab pertanyaan mengapa Globalisasi dan perdagangan

bebas menjadi pilihan utama dari negara-negara di dunia ini untuk menjadi pilihan tata kelola

ekonomi negara di lakukan.

IV. IV. HASIL PENELITIAN

4.1 PASAR BEBAS DALAM PRESPEKTIF EKONOMI EKONOMI MIKRO

Adam Smith dalam bukunya The Wealth Of The nation (1776) serta David Ricardo

dalam karyanya yang berjudul Principle of Economic (1951) formulasi tentan theori pasar

Bebas.(Sen,2010) Pandangannya mengenai Invisible Hand bahwa melalui mekanisme pasar

yang bebas pemerintah tidak perlu mengatur mekanisme perekeonomian yang terjadi dalam

sebuah negara. Dalam sistem ekonomi ini kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur mekanisme

pasar atau invisible hand. Interaksi diantara penjual dan pembeli di pasar akan menentukan

corak produksi nasional yang akan diwujudkan dan caranya produksi nasional akan di hasilkan.
Meskipun pada kenyataanya tidak ada satupun negara yang memparktekkan model

pasar bebas secara murni. Bahkan negara-negara maju di Eropa maupun Amerika serikatpun

tidak meneerapakan konsepsi pasar sebagaimana yang dipikirkan oleh Adam Smith dan David

Ricardo.

Corak kegiatan ekonomi yang dapat diamati dalam perekonmian pasar bebas terutama

ditentukan oleh interaksi di antara sektor perusahaan dan sektor rumah tangga di pasar barang.

Sebagai gambaran permintaan rumah tangga atas suatu barang adalah D0 = ∑MU0, Bentuk

D0=∑MU0 sangat dipengaruhi oleh cita rasa rumah tangga dalam menggunakan barang tersebut

yang dapat di lihat dari nilai guna marginal yang di nikmati rumah tangga dalam mengunakan

barang tersebut. Sementara itu kurva penawaran sektor perusahaan adalah S0=∑MC0, yaitu

kurva penawaran pasar yang di bangun berdasarkan penjumlahan kurva marginal MC semua

perusahaan yang ada dalam pasar.

Pada saat ini hampir semua negara meyakini bahwa sistem ekonomi pasar bebas

mempunyai beberapa kelebihan-kelebihan dan keistimewan jika dibandingkan dengan sistem

yang lainnya, diantaranya :

a. Faktor faktor produksi akan digunakan dengan efisien

b. Kegiatan ekonomi dalam pasar diatur dan di selaraskan dengan efisien

c. Pertumbuhan ekonomi yang teguh akan dapat diwujudkan

d. Pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi (

Sukirno, 2005)
Menurut (Sukirno,2005 ) setidaknya terdapat dua bentuk efiensi di dalam pasar bebas,

antara lain :

A. Efisiensi Alokatif

Gambar (i) Gambar (ii)

Gambar.2

Suatu perusahaan akan mencapai efisiensi alokatif jika tingkat harga = biaya marjinal.

Berdasrkan gambar diatas, gambar (ii) menunjukkan keseimbangan jangka panjang dalam pasar

persaingan sempurna. Sedangkan gambar (i) menggambarkan dalam suatu perusahaan dimana

terdapat keseimbangan di antara permintaan pasar (D) dengan Pnawaran pasar ( S=∑MC) adalah

di titik E dan harga pasar adalah P. Pada tingkat harga ini setiap perusahaan akan mendapat

untung normal, yaitu seperti ditunjukkan gambar (i).

Kemakmuran yang diperoleh konsumen diukur dengan cara membandingkan biaya yang

dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut dengan harga-harga yang ingin dibayar oleh

konsumen pada berbagai tingkat produksi. Pada gambar (ii) ditunjukkan diantara junlah

produksi sebanyak nol hingga Q, harga yang dibayar konsumen adalah diantara A dengan P.
Dan yang ada di pasar adalah P. Perbedaan di antara harga yang di bayar oleh pembeli dan harga

yang sebenarnya ada di pasar di namakan Surplus Konsumen.

Tingkat kemakmuran yang bisa dinikmati oleh masyarakat tidak saja ditentukan oleh

besarnya surplus konsumen tetapi juga ditentukan oleh surplus produsen, yang dimaksud

surplus produsen adalah perbedaan di antara biaya untuk memproduksikan barang dan harga

pasar dari barang tersebut. Dalam gambar (ii), besarnya surplus konsumen ditunjukan dalam

segitiga APE, sedangkan surplus Produsen digambarkan dalam segitiga PBE. Dengan demikian

seitiga ABE menggambarkan keseluruhan tingkat kemakmuran yang di peroleh pembeli dan

penjual dalam kegiatan produksi. Sedangkan kaitan antara surplus konsumen dan surplus

produsen dengan pasar persaingan sempurna dapat dijelaksan bahwa tingkat kemakmuran yang

di gambarkan surplus konsumen dan surplus produsen mencapai maksimum pada pasar

persaingan sempurna.

Gambar.3

Sebagai contoh pada mulanya perusahaan dalam pasar adalah dalam pasar persaingan sempurna.

Kurva permintaan pasar adalah D dan Kurva penawarannya adalah S=∑MC. Jadi keseimbangan

di capai di titik E. Dalam keseimbangan ini tingkat harga adalah Ps dan jumlah barang yang
diperjual belikan adalah Qs. Daerah dalam segitiga ABE menggamabarkan gabungan antara

surplus konsumen dan surplus produsen dalam pasar persaingan sempurna.

B. Efisiensi Produktif

Gambar.4

Gambar diatas menggambarkan tentang efisiensi produktif dalam pasar persaingan

sempurna. Untuk mencapai efisiensi produktif, biaya produksi perusahaan-perusahaan dalam

pasar harus mencapai biaya produksi yang paling minimum, yaitu titik yang paling rendah dari

AC. Operasi perusahaan pada biaya yang paling minimum hanya di capai pada pasar persaingan
sempuna. Perusahaan perusahaan monopoli memperoleh keuntungan lebih dari normal, jumlah

produski adalah di bawah produksi kapasitas penuh dan biaya produksi adalah lebih tinggi dari

biaya produksi minimum. Sedangkan perusahaan yang berada dalam pasar persaingan

monopilistis memperoleh keuntungan normal dan biaya produksi adalah lebih tinggi daripada

yang minimum. Perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna akan mendapat

keuntungan normal tetapi biaya produksinya paling rendah di bandingkan dengan perusahaan

yang lainnya. Kesimpulannya hanya pasar persaingan sempurna yang mencapai tingkat efisiensi

produktif.

Gambar.5

Sumber : Fathorrazi (2012)

Gambar diatas menunjukkan bahwa produsen dalam posisi memperoleh keuntungan

normal atau keuntungan sama dengan nol. Pada posisi produsen menjual produknya sebanyak

Q0, ia memperoleh total penerimaan sebesar OP0BQ0, yang persis sama dengan tota Biayanya,

sehingga keuntungan per unit yaitu P.AC sama dengan 0. Jadi keuntungan normal akan

diperoleh produsen apabila pada kondisi itu fungsi permintaan (d=MR+AR) menyinggung kurva
biaya rata-rata (AC) sehingga TR-TC= 0 ( Fathorrazi,2012)

V. KESIMPULAN

Globalisasi merupakan integrasi international yang terjadi sebagai hasil dari

berkembangnya perdagangan barang dan jasa secara global yang banyak dipengaruhi oleh aspek

aspek seperti kultural dan lingkungan sosial (Surugiu,2015; Shabaz et al,2016). Salah satu

bentuk dan konsekuensi dari globalisasi adalah perdagangan bebas, tujuan liberalisasi dalam

perdaganagan dan membuka ekonomi untuk perdagangan bebas yang dilakukan di beberapa

negara berkembang adalah untuk memodifikasi spesialisasi produksi dan hubungan perdagangan

luar negeri untuk meningkatkan pangsa relatif dalam produksi dan perdagangan barang yang

dapat diperdagangkan. - khususnya yang diproduksi dengan teknologi padat karya -, dan dengan

demikian meningkatkan efisiensi ekonomi (Bank Dunia, 1987).

Timbulnya perdagangan berkaitan dengan salah satu atau kedua belah pihak melihat

adanya manfaat/keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut. Manfaat ini

disebut manfaat dari perdagangan atau gains from trade.(Boediono, 1981).

Saat ini Globalisasi dan Perdagangan Bebas menjadi pilihan bagi tata kelola

perdagangan yang ada di dunia. Corak kegiatan ekonomi yang dapat diamati dalam

perekonomian pasar bebas terutama ditentukan oleh interaksi di antara sektor perusahaan dan

sektor rumah tangga di pasar barang. Sebagai gambaran permintaan rumah tangga atas suatu

barang adalah D0 = ∑MU0, Bentuk D0=∑MU0 sangat dipengaruhi oleh cita rasa rumah tangga

dalam menggunakan barang tersebut yang dapat di lihat dari nilai guna marginal yang di nikmati

rumah tangga dalam mengunakan barang tersebut. Sementara itu kurva penawaran sektor
perusahaan adalah S0=∑MC0, yaitu kurva penawaran pasar yang di bangun berdasarkan

penjumlahan kurva marginal MC semua perusahaan yang ada dalam pasar.

Pada saat ini hampir semua negara meyakini bahwa sistem ekonomi pasar bebas

mempunyai beberapa kelebihan-kelebihan dan keistimewan jika dibandingkan dengan sistem

yang lainnya, diantaranya :

e. Faktor faktor produksi akan digunakan dengan efisien

f. Kegiatan ekonomi dalam pasar diatur dan di selaraskan dengan efisien

g. Pertumbuhan ekonomi yang teguh akan dapat diwujudkan

Berkaitan dengan efisiensi, setidaknya menurut Sukirno (2005) terdapat dua nilai efisiensi yang

dimiliki oleh pasar bebas antara lain : efisiensi alokasi dan efisiensi produktif.
DAFTAR PUSTAKA

Akram Ch. M., faheem MA., Dost Bin M.K and Abdullah I(2011) Globalization and its impact
on the World Economic Develompent. International Journal of Bussiness and Social
Welfare, 2(23): 291-297. Available at :
http://www.ijbssnet.com/journals/vol_2_No_23_Special_issue_December_2011/36.pdf.
Ali Yafie, Fiqih Perdagangan Bebas, (Jakarta: Teraju Mizan, 2003), hlm. 7.
Bhagirath Lal Das. 2011. “An Introduction to Globalization and Its Impact.” Penang Malaysia:
TWN Third World Network.
Boediono, 1981 “ Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No3 Ekonomi International.BPFE
Jogyakarta.
Bhagirath Lal Das. 2011. “An Introduction to Globalization and Its Impact.” Penang Malaysia:
TWN Third World Network.
Chilosi D. and Federico G. (2105). Early Globalization : The Integration of Asia in the World
Economy, 1800-1938. Eksploration in Economics Hystory, 57:1-18 DOI:
10.1016/j.eeh.2015.04.001
Fathorrazi. dan Tati Suhartati Joesron(2012). Teori Ekonomi Mikro. Edisi Pertama Graha Ilmu.
Yogyakarta
Hendra Halwani, Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2005), hlm.194.
Marginean S. (2015). Economics Globalization : From Microeconomi Foundation to national
Determinant. Prosedia Economics and Finance, 27(15):731-735.DOI: 10.1016/S2212-
5671(15)01055-2

Reich, Simon. 1998. “What Is Globalization?” The Helen Kellogs Instititute For International
Studies 261 (December).

Sen,Susanda.2010. “International Trade Theory and Policy : A review of The Literatur”. Levy
Economics Institue. New York.
Sukirno, Sadono. “Mikro Ekonomi Teori Pengantar”. Rajagrafindo Persada Jakarta
Senghaas, D. (1985) “The European Experience. A Historical Critique of Development Theory”.
Leamington Spa/Dover, New Hampshire: Berg Publishers.
Shabaz M., malick , Mahalik M>K and Sadorsky P. (2016) The Role of Globalization on recent
evolotion of energy demand in India: Implication for Sustainable Development Energy
Economics, 55:52-68. DOI:10.1016/j.eneco.2016.01.013
Shanquan G. (2000). Economic Globalization : Trends, risk and Risk Prevention. CDP
background Paper, 1(1):1-8
Surugiu M-R and Surugiu C(2015) International Trade, Globalization and Economic
Interpendence between EropeanContries: Implication for Bussiness and marketing
Framework. Procella Economics and Finance, 32 (15): 131-138. DOI: 10.1016/S2212-
5671(15)01374-x
Urata, Shujiro. 2002. “Globalization and the Growth In” 9 (1): 20–33.
https://doi.org/10.1080/1343900022014156.
Varian. R. Hal., “ Intermediate Microeconomics A Modern Approach. WW.Norton Company.
New York USA
Velde D.W te (2005). Globalization and Education: What do the trade, invesment and migration
Literature tell us Working paper ( Overseas Development institute )254 (August):70.
Available at http://www.odi.org.uk/publications/working_papers/wp254.pdf

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai