net/publication/330382152
CITATIONS READS
0 19,611
1 author:
M.Iqbal Fardian
Universitas Jember
4 PUBLICATIONS 3 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by M.Iqbal Fardian on 15 January 2019.
M.IQBAL FARDIAN
ABSTRAKSI
I. PENDAHULUAN
berkembangnya perdagangan barang dan jasa secara global yang banyak dipengaruhi oleh aspek
aspek seperti kultural dan lingkungan sosial (Surugiu,2015; Shabaz et al,2016). Salah satu
bentuk dan konsekuensi dari globalisasi adalah perdagangan bebas, tujuan liberalisasi dalam
perdaganagan dan membuka ekonomi untuk perdagangan bebas yang dilakukan di beberapa
negara berkembang adalah untuk memodifikasi spesialisasi produksi dan hubungan perdagangan
luar negeri untuk meningkatkan pangsa relatif dalam produksi dan perdagangan barang yang
dapat diperdagangkan. - khususnya yang diproduksi dengan teknologi padat karya -, dan dengan
Strategi ini, setidaknya secara tersirat, beranggapan bahwa dengan tidak terdapatnya
hambatan maka akan menurunkan tarif dan menghilangkan hambatan non-tarif dalam
perdagangan, ekonomi akan bergerak di sepanjang batas kemungkinan produksi sedemikian rupa
sehingga produksi dan ekspor barang-barang padat karya akan meningkat dan efisiensi akan
meningkat. Lebih khusus lagi, diperkirakan bahwa, setelah liberalisasi perdagangan, harga relatif
dan profitabilitas barang-barang padat karya akan naik, yang mengarah ke penyaluran sumber
daya dari modal-intensif demi komoditas padat karya. . Hal ini juga berarti bahwa pemanfaatan
sumber daya sepenuhnya akan dijaga (terlepas dari gangguan sementara dan gangguan kecil).
Disisi lain, isu terkini terkait dengan program perdagangan bebas yang disepakati dalam
pertemuan menteri ASEAN di Phnom Penh Kamboja tanggal 2 September 2003 yang kemudian
ditindaklanjuti dalam KTT Ke-9 di Bali Indonesia pada bulan Oktober 2003 yakni program
Pasar Tunggal Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) semakin dekat pada waktu
pelaksanaan yang disepakati bersama yakni sejak 31 Desember 2015. Bagi Negara Indonesia
sebagai anggota ASEAN, menghadapi program tersebut tentu tidak dapat berkata tidak siap.
Seluruh otoritas yang memiliki tugas dan wewenang dalam menyiapkan ekonomi nasional
menjadi ekonomi yang berdaya saing global harus bekerja keras dan memiliki roadmaps yang
jelas.
perekonomian dunia akan semakin liberal dan memiliki ketergantungan antar negara yang
semakin tinggi. Hendra Halwani (2005) mengemukakan bahwa globalisasi ekonomi ditandai
dengan makin menipisnya batas-batas investasi atau pasar secara nasional, regional ataupun
Internasional. Hal tersebut disebabkan oleh adanya hal-hal sebagai berikut: 1) komunikasi dan
transfortasi yang semakin canggih; 2) lalu lintas devisa yang semakin bebas; 3) ekonomi negara
yang makin terbuka; 4) penggunaan secara penuh keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif tiap-tiap negara; 5) metode produksi dan perakitan dengan organisasi manajemen
yang makin efisien; dan 6) semakin pesatnya perkembangan perusahaan multinasional di hampir
seantero dunia. 3 Dalam perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor (sektor rumah
tangga konsumen, sektor rumah tangga produsen, sektor pemerintah dan sektor rumah tangga
luar negeri), sebagaimana halnya yang dianut Indonesia, kondisi ekonomi suatu negara akan
lainnya. Baik terhadap sektor moneter, sektor fiskal maupun sektor riil.
Salah satu sektor yang memiliki elastisitas tinggi terhadap perubahan variabel-variabel
makroekonomi global adalah sektor moneter, khususnya nilai tukar mata uang sehingga
depresiasi dan apresiasi akan menjadi dua fenomena yang sangat berfluktuatif. Tulisan ini
memiliki tujuan untuk membahas tentang mengapa perdagangan bebas menjadi pilihan negara-
negara di dunia untuk mencapai taraf kesejahteraan negaranya. Dalam tulisan ini penulis akan
melakukan pembahasaan mengenai manfaat penting perdagangan bebas dalam sudut pandang
mikroekonomi.
Tujuan kedua adalah untuk membahas sejauh mana ekonomi yang mengadopsi kebijakan
pasar bebas tanpa intervensi pemerintah, menurunkan tarif dan menghilangkan hambatan non
tarif untuk perdagangan yang pada akhirnya akan mencapai efisiensi ekonomi yang lebih besar,
dan lebih khusus lagi, sepenuhnya memanfaatkan sumber dayanya dan - sesuai dengan
keunggulan komparatif.
Globalisasi adalah sebuah proses integrasi international yang terjadi sebagai hasil dari
meningkatnya pertukaran secara gloal barang dan jasa yang dipengaruhi oleh beberpa aspek
seperti budaya dan lingkungan sosial (Surugiu and Surugiu,2015). Sebagai integrasi
internasional integrasi dapat terjadi melalui mekanisme perdagangan, investasi, budaya dan
interaksi lainnya dimana batas batas negara menjadi semakin sempit (Shangquan,2000; Akram
Globalisasi ekonomi merupakan suatu gerakan yang lambat laun membentuk suatu otoritas baru
dalam penguasaan aktivitas ekonomi seluruh negara. Sebagian pengamat menyebutkan bahwa globalisasi
ekonomi adalah neoimperialisme, sekalipun tidak keseluruhan globalisasi ekonomi itu negatif. Ali Yafie
(2003)
Globalisasi merupakan salah satu bagian dari fonumena ekonomi di dalamnya terdiri dari
liberalisasi dan deregulasi dari pasar, privatisasi aset, alih teknologi dan distribusi lintas negara
dan integrasi dari pasar modal(Reich 1998). Globalisasi ekonomi menyediakan kesempatan
investasi langsung dan transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang dan hasil
Foreign Direct Investment. Paralel dengan globalisasi terdapat pula kecenderungan menuju
gejala regionalism, hal ini sebagaimana telah mengawali kelompok negara-negara barat yang
telah membentuk the European Economic Community (EEC) pada tahun 1958. Di Afrika dan
Amerika terdapat Central and South America and Africa. Pada tahun 2001 an 239 Regional
Trade Agreements (RTAs) menandatangani GATT, sebagai kelanjutan the World Trade
Organization (WTO), proses ini menandai semakin terbukanya batas batas dunia dalam
kampung dunia yang sangat besar dalam proses globalisasi yang menjadi pilihan negara-negara
di seluruh dunia. Saat ini WTO memiliki 136 anggota dan hampir 100 negara mrupakan Negara
Sebuah pertanyaan umum yang sering kita dengar mengapa pertukaran itu muncul atau
mengapa perdagangan intu timbul, hal ini berkaitan dengan salah satu atau kedua belah pihak
melihat adanya manfaat/keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut.
Manfaat ini disebut manfaat dari perdagangan atau gains from trade.(Boediono, 1981).
Gambar.1
Sebuah ilustrasi sederhana tentang bagaimana Gains from trade itu terjadi, andaikan ada
dua konsumen yang masing-masing memiliki dua macam barang, Beras (X) dan Baju (Y)
dengan jumlah tertentu. Konsumen 1 memiliki sejumlah X1 dari barang X dan Y1 dari barang Y.
Konsumen 2 memiliki X2 dari barang X dan Y2 dari barang Y. Kemudian gambar diatas
menggambarkan keadaan antara kedua konsumen tersebut dalam satu diagram. Diagram ini
sering disebut Diagram kotak dari Edgeworth-Bowley atau Edgeworth-Bowley box Diagram
yang merupakan sebuah graphical tool yang dikenal untuk menganalisa pertukaran antara dua
Keadaan konsumen 1 dalam gambar pada bagian kiri bawah dari kotak, dengan titik awal
O1, dia memiliki barang X sebanyak O1X1 dan barang Y sebanyak O1Y1. Seadndainya barang-
barang yang dimilikinya dikonsumsikan semuanya, ia akan memperoleh suatu tingkat kepuasan
setinggi yang digambarkan oleh kurva indeferen I1. Keadaan konsumen 2 dalam gambar pada
bagian kiri bawah dari kotak, dengan titik awal O1, dia memiliki barang X sebanyak O2X2 dan
semuanya, ia akan memperoleh suatu tingkat kepuasan setinggi yang digambarkan oleh kurva
indeferen I2. Titik A menunjukkan posisi konsumsi dari kedua konsumen bila masing-masing
mengkonsumsikan seluruh barang yang dimilikinya. Jika kedua konsumen tersebut melakukan
kegiatan tukar menukar atau perdagangan, maka daerah yang berwarna abu-abu atau diarsir yang
terletak diantara kurva I1 dan I2 . Setiap titik yang terletak di daerah tersebut akan menghasilkan
manfaat yang lebih besar dibanding titik awalnya yaitu titik A dan Titik B. Konsumen 1
mendapatkan tingkat kepuasan lebih tinggi (I’1) dibanding dengan sebelumnyaI1. Sama halnya
dengan konsumen 2 mendapatkan tingkat kepuasan lebih tinggi (I’2) dibanding dengan
sebelumnyaI2. Perpindahan titik A ke titik B diperlukan pertukaran. Dalam hal ini konsumen 1
harus menawarkan baran Y sebanyak AC untuk ditukarkan dengan barang X sebanyak CB.
Konsumen B jika mau menerima tawaran konsumen A, maka ia harus mengurangi konsumsi
untuk barang X sebanyak CB, dan sebagai penggantinya ia memperoleh barag Y sebanyak
AC.Melalui pertukaran ini diperoleh pola konsumsi baru yang saling menguntungkan kedua
belah pihak.
Penelitian ini merupakan studi Literatur dengan mengkaji sejumlah jurnal ilmiah dan
buku literatur yang berkaitan dengan tema studi ini, hasil dari studi literatur ini digunakan untuk
mengakaji tentang diskursus Globalisasi dan Perdagangan bebas dengan cara pandang ekonomi
mikro. Artinya isu aktual dari globalisasi dan perdagangan bebas di kaji secara teoritik melalui
pendekatan ekonomi mikro untuk menjawab pertanyaan mengapa Globalisasi dan perdagangan
bebas menjadi pilihan utama dari negara-negara di dunia ini untuk menjadi pilihan tata kelola
Adam Smith dalam bukunya The Wealth Of The nation (1776) serta David Ricardo
dalam karyanya yang berjudul Principle of Economic (1951) formulasi tentan theori pasar
yang bebas pemerintah tidak perlu mengatur mekanisme perekeonomian yang terjadi dalam
sebuah negara. Dalam sistem ekonomi ini kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur mekanisme
pasar atau invisible hand. Interaksi diantara penjual dan pembeli di pasar akan menentukan
corak produksi nasional yang akan diwujudkan dan caranya produksi nasional akan di hasilkan.
Meskipun pada kenyataanya tidak ada satupun negara yang memparktekkan model
pasar bebas secara murni. Bahkan negara-negara maju di Eropa maupun Amerika serikatpun
tidak meneerapakan konsepsi pasar sebagaimana yang dipikirkan oleh Adam Smith dan David
Ricardo.
Corak kegiatan ekonomi yang dapat diamati dalam perekonmian pasar bebas terutama
ditentukan oleh interaksi di antara sektor perusahaan dan sektor rumah tangga di pasar barang.
Sebagai gambaran permintaan rumah tangga atas suatu barang adalah D0 = ∑MU0, Bentuk
D0=∑MU0 sangat dipengaruhi oleh cita rasa rumah tangga dalam menggunakan barang tersebut
yang dapat di lihat dari nilai guna marginal yang di nikmati rumah tangga dalam mengunakan
barang tersebut. Sementara itu kurva penawaran sektor perusahaan adalah S0=∑MC0, yaitu
kurva penawaran pasar yang di bangun berdasarkan penjumlahan kurva marginal MC semua
Pada saat ini hampir semua negara meyakini bahwa sistem ekonomi pasar bebas
Sukirno, 2005)
Menurut (Sukirno,2005 ) setidaknya terdapat dua bentuk efiensi di dalam pasar bebas,
antara lain :
A. Efisiensi Alokatif
Gambar.2
Suatu perusahaan akan mencapai efisiensi alokatif jika tingkat harga = biaya marjinal.
Berdasrkan gambar diatas, gambar (ii) menunjukkan keseimbangan jangka panjang dalam pasar
persaingan sempurna. Sedangkan gambar (i) menggambarkan dalam suatu perusahaan dimana
terdapat keseimbangan di antara permintaan pasar (D) dengan Pnawaran pasar ( S=∑MC) adalah
di titik E dan harga pasar adalah P. Pada tingkat harga ini setiap perusahaan akan mendapat
Kemakmuran yang diperoleh konsumen diukur dengan cara membandingkan biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut dengan harga-harga yang ingin dibayar oleh
konsumen pada berbagai tingkat produksi. Pada gambar (ii) ditunjukkan diantara junlah
produksi sebanyak nol hingga Q, harga yang dibayar konsumen adalah diantara A dengan P.
Dan yang ada di pasar adalah P. Perbedaan di antara harga yang di bayar oleh pembeli dan harga
Tingkat kemakmuran yang bisa dinikmati oleh masyarakat tidak saja ditentukan oleh
besarnya surplus konsumen tetapi juga ditentukan oleh surplus produsen, yang dimaksud
surplus produsen adalah perbedaan di antara biaya untuk memproduksikan barang dan harga
pasar dari barang tersebut. Dalam gambar (ii), besarnya surplus konsumen ditunjukan dalam
segitiga APE, sedangkan surplus Produsen digambarkan dalam segitiga PBE. Dengan demikian
seitiga ABE menggambarkan keseluruhan tingkat kemakmuran yang di peroleh pembeli dan
penjual dalam kegiatan produksi. Sedangkan kaitan antara surplus konsumen dan surplus
produsen dengan pasar persaingan sempurna dapat dijelaksan bahwa tingkat kemakmuran yang
di gambarkan surplus konsumen dan surplus produsen mencapai maksimum pada pasar
persaingan sempurna.
Gambar.3
Sebagai contoh pada mulanya perusahaan dalam pasar adalah dalam pasar persaingan sempurna.
Kurva permintaan pasar adalah D dan Kurva penawarannya adalah S=∑MC. Jadi keseimbangan
di capai di titik E. Dalam keseimbangan ini tingkat harga adalah Ps dan jumlah barang yang
diperjual belikan adalah Qs. Daerah dalam segitiga ABE menggamabarkan gabungan antara
B. Efisiensi Produktif
Gambar.4
pasar harus mencapai biaya produksi yang paling minimum, yaitu titik yang paling rendah dari
AC. Operasi perusahaan pada biaya yang paling minimum hanya di capai pada pasar persaingan
sempuna. Perusahaan perusahaan monopoli memperoleh keuntungan lebih dari normal, jumlah
produski adalah di bawah produksi kapasitas penuh dan biaya produksi adalah lebih tinggi dari
biaya produksi minimum. Sedangkan perusahaan yang berada dalam pasar persaingan
monopilistis memperoleh keuntungan normal dan biaya produksi adalah lebih tinggi daripada
yang minimum. Perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna akan mendapat
keuntungan normal tetapi biaya produksinya paling rendah di bandingkan dengan perusahaan
yang lainnya. Kesimpulannya hanya pasar persaingan sempurna yang mencapai tingkat efisiensi
produktif.
Gambar.5
normal atau keuntungan sama dengan nol. Pada posisi produsen menjual produknya sebanyak
Q0, ia memperoleh total penerimaan sebesar OP0BQ0, yang persis sama dengan tota Biayanya,
sehingga keuntungan per unit yaitu P.AC sama dengan 0. Jadi keuntungan normal akan
diperoleh produsen apabila pada kondisi itu fungsi permintaan (d=MR+AR) menyinggung kurva
biaya rata-rata (AC) sehingga TR-TC= 0 ( Fathorrazi,2012)
V. KESIMPULAN
berkembangnya perdagangan barang dan jasa secara global yang banyak dipengaruhi oleh aspek
aspek seperti kultural dan lingkungan sosial (Surugiu,2015; Shabaz et al,2016). Salah satu
bentuk dan konsekuensi dari globalisasi adalah perdagangan bebas, tujuan liberalisasi dalam
perdaganagan dan membuka ekonomi untuk perdagangan bebas yang dilakukan di beberapa
negara berkembang adalah untuk memodifikasi spesialisasi produksi dan hubungan perdagangan
luar negeri untuk meningkatkan pangsa relatif dalam produksi dan perdagangan barang yang
dapat diperdagangkan. - khususnya yang diproduksi dengan teknologi padat karya -, dan dengan
Timbulnya perdagangan berkaitan dengan salah satu atau kedua belah pihak melihat
adanya manfaat/keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut. Manfaat ini
Saat ini Globalisasi dan Perdagangan Bebas menjadi pilihan bagi tata kelola
perdagangan yang ada di dunia. Corak kegiatan ekonomi yang dapat diamati dalam
perekonomian pasar bebas terutama ditentukan oleh interaksi di antara sektor perusahaan dan
sektor rumah tangga di pasar barang. Sebagai gambaran permintaan rumah tangga atas suatu
barang adalah D0 = ∑MU0, Bentuk D0=∑MU0 sangat dipengaruhi oleh cita rasa rumah tangga
dalam menggunakan barang tersebut yang dapat di lihat dari nilai guna marginal yang di nikmati
rumah tangga dalam mengunakan barang tersebut. Sementara itu kurva penawaran sektor
perusahaan adalah S0=∑MC0, yaitu kurva penawaran pasar yang di bangun berdasarkan
Pada saat ini hampir semua negara meyakini bahwa sistem ekonomi pasar bebas
Berkaitan dengan efisiensi, setidaknya menurut Sukirno (2005) terdapat dua nilai efisiensi yang
dimiliki oleh pasar bebas antara lain : efisiensi alokasi dan efisiensi produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Akram Ch. M., faheem MA., Dost Bin M.K and Abdullah I(2011) Globalization and its impact
on the World Economic Develompent. International Journal of Bussiness and Social
Welfare, 2(23): 291-297. Available at :
http://www.ijbssnet.com/journals/vol_2_No_23_Special_issue_December_2011/36.pdf.
Ali Yafie, Fiqih Perdagangan Bebas, (Jakarta: Teraju Mizan, 2003), hlm. 7.
Bhagirath Lal Das. 2011. “An Introduction to Globalization and Its Impact.” Penang Malaysia:
TWN Third World Network.
Boediono, 1981 “ Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No3 Ekonomi International.BPFE
Jogyakarta.
Bhagirath Lal Das. 2011. “An Introduction to Globalization and Its Impact.” Penang Malaysia:
TWN Third World Network.
Chilosi D. and Federico G. (2105). Early Globalization : The Integration of Asia in the World
Economy, 1800-1938. Eksploration in Economics Hystory, 57:1-18 DOI:
10.1016/j.eeh.2015.04.001
Fathorrazi. dan Tati Suhartati Joesron(2012). Teori Ekonomi Mikro. Edisi Pertama Graha Ilmu.
Yogyakarta
Hendra Halwani, Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2005), hlm.194.
Marginean S. (2015). Economics Globalization : From Microeconomi Foundation to national
Determinant. Prosedia Economics and Finance, 27(15):731-735.DOI: 10.1016/S2212-
5671(15)01055-2
Reich, Simon. 1998. “What Is Globalization?” The Helen Kellogs Instititute For International
Studies 261 (December).
Sen,Susanda.2010. “International Trade Theory and Policy : A review of The Literatur”. Levy
Economics Institue. New York.
Sukirno, Sadono. “Mikro Ekonomi Teori Pengantar”. Rajagrafindo Persada Jakarta
Senghaas, D. (1985) “The European Experience. A Historical Critique of Development Theory”.
Leamington Spa/Dover, New Hampshire: Berg Publishers.
Shabaz M., malick , Mahalik M>K and Sadorsky P. (2016) The Role of Globalization on recent
evolotion of energy demand in India: Implication for Sustainable Development Energy
Economics, 55:52-68. DOI:10.1016/j.eneco.2016.01.013
Shanquan G. (2000). Economic Globalization : Trends, risk and Risk Prevention. CDP
background Paper, 1(1):1-8
Surugiu M-R and Surugiu C(2015) International Trade, Globalization and Economic
Interpendence between EropeanContries: Implication for Bussiness and marketing
Framework. Procella Economics and Finance, 32 (15): 131-138. DOI: 10.1016/S2212-
5671(15)01374-x
Urata, Shujiro. 2002. “Globalization and the Growth In” 9 (1): 20–33.
https://doi.org/10.1080/1343900022014156.
Varian. R. Hal., “ Intermediate Microeconomics A Modern Approach. WW.Norton Company.
New York USA
Velde D.W te (2005). Globalization and Education: What do the trade, invesment and migration
Literature tell us Working paper ( Overseas Development institute )254 (August):70.
Available at http://www.odi.org.uk/publications/working_papers/wp254.pdf