Anda di halaman 1dari 12

PERDAGANGAN GLOBAL

PERTEMUAN -2

Pokok Bahasan:
1. Pengertian Perdagangan Global
2. Investasi Luar Negeri
3. Mengapa Memasuki Pasar Global
4. Bagaimana Memasuki Pasar Luar Negeri?
5. Strategi Global atau Multidomestik

1. Pengertian Perdagangan Global

Apakah Globalisasi Itu?

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu


negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antara perorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah
satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah
terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan.
Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi,
globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

Pada umumnya dan yang digunakan di bisnis internasioanal adalah globalisasi


ekonomi kecenderungan terhadap integrasi internasional dalam barang, teknologi,
informasi, tenaga kerja. Modal atau proses dalam membuat integrasi ini terjadi istilah
globalisasi pertama kali di kemukakan oleh Theodore Levitt dalam artikel Harvard
Businnes Review yang mempertahankan bahwa teknologi baru menpunyai
“proletarisasi” komunikasi, transportasi, dan travel yang menciptakan pasar di seluruh
dunia untuk standarisasi produk konsumen dengan harga yang lebih rendah, karena
globalisasi itu adalah prose ,maka kata yan berbeda diperlukan sebagai “hasil dari
proes situasi yang muncul sesudahnya” sesuatu yang mana zona waktu perbatasan
negara atau batas tradisional lainya yang sudah tidak relevan.
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN GLOBALISASI
Keuntungan dari Globalisasi adalah :
1) Meningkatkan penjualan dan keuntungan dengan memanfaatkan peluang pasar
baru dan sedang tumbuh.
2) Meningkatkan ketersediaan bahan baku murah.
3) Untuk meningkatkan daya saing (kualitas tinggi dari produk dan biaya rendah).

Kelemahan dari Globalisasi adalah :


1) Volatile lingkungan, mulai dari politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya. Jadi
tujuan perusahaan tidak tercapai.- Interaksi dengan berbagai kompleks bangsa
dengan beragam ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya.
2) Komunikasi menjadi sulit karena perbedaan bahasa, geografi, perbedaan budaya
dan sebagainya.
3) Informasi penting untuk perencanaan dalam hal ketersediaan, kedalaman dan
akurasi sangat bervariasi
4) Sulit untuk menganalisis persaingan masa kini dan masa depan di banyak
negara, karena perbedaan dalam struktur industri dan praktek bisnis

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  PASAR GLOBAL


              Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pasar global antara lain :
1) Pasar global menghadapi variasi yg tinggi pada lingkungan politik,  ekonomi, hukum,
sosial dan budaya serta nilai tukar mata uang dari tiap negara.
2) Interaksi antara domestik & lingkungan global melibatkan masalah kedaulatan
sebuah negara yg mempunyai kondisi ekonomi & budaya yg sangat berbeda.
3) Adanya komunikasi & kontrol yg sangat sulit antara kantor pusat dengan cabangnya
di luar negeri karena perbedaan geografi & variasi dalam aktivitas bisnis antar
Negara.
4) Pasar global menghadapi persaingan yg sangat tinggi karena adanya perbedaan
struktur industri dari tiap Negara.
5) Pasar global membatasi perusahaan dalam penentuan strategi bersaingnya karena
adanya berbagai macam integrasi regional atau internasional seperti: ASEAN, EEC,
AFTA dsbnya.

2. Investasi Luar Negeri

Investasi Asing dapat dibagi menjadi dua komponen :


Investasi Portopolio, pembelian saham dan obligasi semata-mata untuk tujuan
mendapatkan laba atas investasi dana dan
Investasi Langsung pembelian saham yang cukup dalam perusahaan untuk
mendapatkan pengendalian manajemen yang signifikan di mana investor berpartisipasi
dalam manajemen perusahaan selain menerima pengembalian pada uang mereka.
Perbedaan dua komponen sudah mulai buram khususnya dengan pertumbuhan ukuran
dan jumlah merger, akuisisi, dan aliansi internasioanal beberapa tahun terkhir. Misalnya
investasi oleh investor asing dalam saham domestik asing umumnya dianggap sebagai
investasi langsung ketika rasio kewajaran partisipasi investor adalah 10% atau lebih;
sebaliknya transaksi yang tidak mengakibatkan investor asing mendapatkan setidaknya
10% dari kepemilikan saham dikalsifikasikan sebagai investasi portopolio.

FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu
ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah
perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah
perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa
disebut 'home country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan
investasi (biasa disebut 'host country') baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dengan
si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau
menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli
sahamnya sekurangnya 10%.

Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian atau
konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi
peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing.
Penanaman kembali modal (reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan
penyediaan pinjaman jangka pendek dan panjang antara perusahaan induk dan
perusahaan anak atau afiliasinya juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini
mulai muncul corak-corak baru dalam FDI seperti pemberian lisensi atas penggunaan
teknologi tinggi.

Sebagian besar FDI ini merupakan kepemilikan penuh atau hampir penuh dari sebuah
perusahaan. Termasuk juga perusahaan-perusahaan yang dimiliki bersama (joint
ventures) dan aliansi strategis dengan perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures
yang melibatkan tiga pihak atau lebih biasanya disebut sindikasi (atau 'syndicates') dan
biasanya dibentuk untuk proyek tertentu seperti konstruksi skala luas atau proyek
pekerjaan umum yang melibatkan dan membutuhkan berbagai jenis keahlian dan
sumberdaya. Istilah FDI biasanya tidak mencakup investasi asing di bursa saham.

FDI di Indonesia

UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk menarik investasi
asing guna membangun ekonomi nasional. Di Indonesia adalah wewenang Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memberikan persetujuan dan ijin atas
investasi langsung luar negeri. Dalam dekade terakhir ini pemodal asing enggan
menanamkan modalnya di Indonesia karena tidak stabilnya kondisi ekonomi dan politik.
Kini muncul tanda-tanda bahwa situasi ini berubah: ada sekitar 70% kenaikan FDI di
paruh pertama tahun 2005, bersamaan dengan tumbuhnya ekonomi sebesar 5-6%
sejak akhir 2004. Pada awal 2005, Inggris, Jepang, Cina, Hong Kong, Singapura,
Australia, dan Malaysia adalah sumber-sumber FDI yang dianggap penting. Menurut
data statistik UNCTAD, jumlah total arus masuk FDI di Indonesia adalah US$1.023
milyar pada tahun 2004 (data terakhir yang tersedia); sebelumnya US$0.145 milyar
pada tahun 2002, $4.678 milyar pada tahun 1997 dan $6.194 milyar pada tahun 1996
[tahun puncak].

Perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin menyedot sumber daya alam


menguasai pasar (baik yang sudah ada dan menguntungkan maupun yang baru
muncul) dan menekan biaya produksi dengan mempekerjakan buruh murah di negara
berkembang, biasanya adalah para penanam modal asing ini. Contoh 'klasik' FDI
semacam ini misalnya adalah perusahaan-perusahaan pertambangan Kanada yang
membuka tambang di Indonesia atau perusahaan minyak sawit Malaysia yang
mengambil alih perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia. Cargill, Exxon, BP,
Heidelberg Cement, Newmont, Rio Tinto dan Freeport McMoRan, dan INCO semuanya
memiliki investasi langsung di Indonesia. Namun demikian, kebanyakan FDI di
Indonesia ada di sektor manufaktur di Jawa, bukan sumber daya alam di daerah-
daerah.

Salah satu aspek penting dari FDI adalah bahwa pemodal bisa mengontrolā€"atau
setidaknya punya pengaruh pentingā€"manajemen dan produksi dari perusahaan di
luar negeri. Hal ini berbeda dari portofolio atau investasi tak langsung, dimana pemodal
asing membeli saham perusahaan lokal tetapi tidak mengendalikannya secara
langsung. Biasanya juga FDI adalah komitmen jangka-panjang. Itu sebabnya ia
dianggap lebih bernilai bagi sebuah negara dibandingkan investasi jenis lain yang bisa
ditarik begitu saja ketika ada muncul tanda adanya persoalan

3. Mengapa Memasuki Pasar Global

Sebuah perusahaan dapat memilih untuk memperluas luar pasar domestik untuk salah
satu dari lima alasan utama :

 Untuk mendapatkan akses ke pelanggan baru. Perusahaan sering memperluas


internasional untuk memperpanjang siklus hidup produk mereka, seperti Honda
telah dilakukan dengan sepeda motor 50 cc-klasik, yang cub Honda (yang masih
laris manis di pasar berkembang, lebih dari 50 tahun setelah pertama kali
diperkenalkan di Jepang).
 Untuk mencapai biaya rendah melalui skala ekonomi, pengalaman, dan
peningkatan daya beli. Banyak perusahaan didorong untuk mencari pembeli
asing untuk produk dan layanan mereka karena mereka tidak dapat menangkap
cukup volume penjualan besar dalam negeri untuk sepenuhnya menangkap
skala ekonomi dalam pengembangan produk, manufaktur, atau pasar.
 Untuk lebih mengeksploitasi kompetensi inti. Perusahaan sering dapat
memanfaatkan sumber daya mereka secara internasional dengan mereplikasi
model bisnis yang sukses, menggunakannya sebagai cetak biru dasar untuk
operasi internasional, seperti yang telah dilakukan oleh Starbucks dan
McDonalds.
 Untuk mendapatkan akses ke sumber daya dan kemampuan yang terletak di
pasar luar negeri. Sebuah motif yang semakin penting untuk memasuki pasar
luar negeri adalah untuk memperoleh sumber daya dan kemampuan yang tidak
dapat diakses semudah di pasar rumah perusahaan.
 Untuk menyebarkan resiko bisnis di seluruh basis pasar yang lebih luas. Sebuah
perusahaan menyebar risiko bisnis dengan beroperasi di banyak negara yang
berbeda daripada tergantung sepenuhnya pada operasi di pasar domestik.
Kemudian, ketika bertemu penurunan ekonomi di pasar dalam negeri, kinerjanya
dapat didukung oleh penjualan apung di tempat lain.

Ada berbagai alasan kuat lainnya yang mendasari perusahaan menjadi global,
diantaranya adalah sebagia berikut :

Mendapatkan skala ekonomi


Dengan adanya standarisasi maka perusahaan akan memperoleh “Scale of Economic
yang tinggi” karena produk saat ini tidak tergantung hanya pada pasar domestik , tetapi
lebih tergantung pada volume produk yang dapat dijual keseluruh dunia. Coca Cola
merupakan perusahaan yang menstandarisasi Merk, Resep dan IklanProduknya
diseluruh Dunia.

Menciptakan persepsi global


Persepsi konsumen yang sama diseluruh Dunia akibat Standarisasi akan membawa
keuntungan bagi perusahaan. misalnya :  Honda , Yamaha, Sony dan Canon yang
beroperasi pada pasar dimana Teknologi kualitas merupakan hal penting, maka
konsumen dimanapun berada akan mempunyai persepsi yang serupa terhadap produk-
produk tersebut.

Memperoleh intensif yang dikeluarkan suatu Negara


Perusahaan dapat mengambil kesempatan yang muncul di suatu negara karena
adanya Insentif Khusus , misalnya :
Ø  Pengurusan Ijin Usaha
Ø  Tempat / Lokasi Usaha
Ø  Pengenaan Pajak yang relatif rendah

Subsidi silang
Dengan menjadi Global , akan memungkinkan perusahaan melakukan Subsidi silang ,
yaitu mengalokasikan sumber-2  daya yang diperoleh dari suatu negara ke negara lain
dengan tujuan untuk memperkuat  kekuatan bersaingnya.

Mendapatkan akses tenaga kerja dan bahan baku yang murah


Mendapatkan akses teknologi dan informasi
Mendapatkan akses pasar

4. Bagaimana Memasuki Pasar Global


             
Globalisasi mengharuskan perusahaan untuk berkompetisi dan beroperasi secara
efisien, dan efektif di pasar global. Agar perusahaan tersebut berhasil dengan baik,
maka pada umumnya dicapai melalui beberapa tahapan. Adapun tahap-tahap dalam
memasuki pasar global adalah :

1.  Tahap Domestik
Pada tahap ini Perusahaan lebih mengkonsentrasikan aktivitasnya hanya untuk
memenuhi dan melayani Pasar, berhubungan dengan pemasok dan pesaing yang
berada dalam Negeri .  Orientasi mereka adalah bersifat “ETHNO CENTRIC”, yaitu
bahwa sifat pasar atau Konsumen dimanapun akan sama , sehingga manajemen
memandang pasar Domestik padat dengan peluang yang jauh lebih aman.
Hal  ini dapat dimungkinkan karena pasar Domestik belum dimasuki oleh Perusahaan
Asing. Strategi domestik  juga membagi kewenangan dengan memberikan otonomi
yang cukup berarti pada setiap bisnis. Strategi : mendirikan perusahaan cabang,
menyediakan waralaba.

2.  Tahap Internasional
Dengan makin ketatnya persaingan dan pasar dalam negri mulai jenuh, maka
Perusahaan sudah mulai melebarkan aktivitas produksi, Pemasaran dan lainnya keluar
negara Induknya. Orientasi Perusahaan Internasional masih bersifat  “ETHNO
CENTRIC” , dimana motivasi terjun ke pasar Internasional masih semata-mata
melemparkan kelebihan produk atau memperpanjang Daur kehidupan produk
perusahaan. Strategi ini menggunakan ekspor dan lisensi untuk memasuki pasar
global. Menguntungkan, dimana tingkat tanggapan lokal rendah dan pengurangan biaya
sedikit. Contoh Harley Davidson.

3.  Tahap Multinasional
Perusahaan mulai berinvestasi dan memproduksi barangnya di luar negeri dengan
penerapan strategi yang berbeda terhadap negara yang satu dengan negara yang lain,
karena perusahaan berasumsi bahwa setiap negara mempunyai Konsumen dan
Lingkungan yang berbeda. Contoh The body shop.

4.  Tahap Global
Pada tahap ini perusahaan mulai melakukan Strategi pemasaran Global yaitu dengan
memfokuskan pada pasar Global dan memproduksi dengan sumber daya dari dalam
Negara atau salah satu Negara.  Dengan strategi ini Perusahaan akan mendapatkan
keuntungan dalam hal biaya lebih murah. Contoh Caterpilar.

Adapun karakteristik perusahaan berorientasi global diantaranya adalah:


 Pabrik dan fasilitas berlokasi dengan dasar global.
 Komponan bahan baku dan jasa yang dihasilkan dengan dasar global.
 Desain produk dan teknologi proses untuk seluruh dunia.
 Permintaan bukan berdasarkan local saja.
 Logistik dan pengendalian persediaan bersifat global.
 Perusahaan global diorganisasikan melalui divisi secara global.

5.  Tahap Transnasional

Pada tahap ini perusahaan mulai mendominasi pasar dan industri diseluruh penjuru
dunia (Global) dengan memadukan antara biaya Global dengan tujuan mencari
keuntungan.  Orientasinya: Geo centric. Misalnya : Electrolux , melakukan Desain
mesin cuci di Itali, diproduksi dan di test di Swedia dan akhirnya diproduksi besar-2 an
di Amerika Serikat.

5. Strategi Global atau Multidomestik


Strategi global adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan
keunggulan bersaing dalam kondisi barang dan jasa bebas mengalir tanpa batas
negara, mata uang yang berbeda, peraturan yang berbeda, kondisi ekonomi dan poliik
antar negara yang berbeda.

Strategi multidomestik adalah strategi dimana keputusan strategis dan operasi


didesentralisasikan ke unit strategis di masing-masing negara untuk menyesuaikan
produk kepada pasar lokal. Strategi multidomestik menfokuskan pada persaingan di
masing-masing negara dengan asumsi bahwa setiap pasar berbeda dan karena itu
disegmentasikan oleh batas-batas negara. Dengan kata lain, kebutuhan dan keinginan
konsumen, kondisi industri, struktur politik dan hukum serta norma-norma sosial antara
berbagai negara adalah berbeda. Beberapa risiko dihubungkan dengan strategi
multidomestik meliputi:

 Khususnya, produk dan jasa lokal memerlukan penyesuaian, yang akan


menaikkan struktur biaya perusahaan.
 Penyesuaian waktu lokal, juga akan menimbulkan permasalahan tersendiri.
 Konsisten dengan aspek pemasaran global, penyesuaian lokal membutuhkan
waktu yang banyak.

Berlawanan dengan strategi global dimana otoritas pengambilan-keputusan cenderung


terpusat dalam kantor korporat, pengembangan keputusan dalam strategi multidomestic
cenderung untuk yang lebih mendesentralisasi dengan cepat untuk mengubah
permintaan produknya. Ini memungkinkan perusahaan untuk memperluas pasar nya
dengan harga berbeda didalam pasar yang berbeda

Terdapat 2 strategi pasar global, yaitu :


1.  Standarizing Strategy (Strategi Standarisasi)
Fokus penstandarisasian : baik produk, kemasan, pemasaran untuk mencapai
economies of scale.
Adanya citra (image) tentang negara asalnya.
alasan-alasan yang mendorong strategi standarisasi antara lain :
·         perusahaan hanya memiliki satu sumber produksi,
·         pesaing juga memasarkan produk standar,
·         strategi memasuki pasar internasional yang utama adalah ekspor,
·         pemasaran ditujukan ke negara-negara yang sama,
·         pemakaian produk terutama dilingkungan urban,
·         adanya kesamaan selera.

Manfaat standarisasi adalah :


·         Skala ekonomi dalam pengembangan:  Periklanan, packaging,promosi dll
·         Eksploitasi persaingan ekspous media pada konsumen
·         Pengurangan resiko dari sentiment asosiasi kehadiran suatu merk  global di negara
tuan rumah

2.  Customizing Strategy (Strategi Penyesuaian)

Produk, kemasan, pemasaran dikembangkan secara lokal, karena perbedaan


karakteristik antara negara satu dengan yang lain.

alasan yang mendorong strategi penyesuaian antara lain :


·         adanya persyaratan standar teknis dari suatu negara.
·         produk merupakan produk konsumsi dan untuk penggunaan pribadi.
·         terdapat variasi selera dan kebutuhan pelanggan.
·         adanya perbedaan daya beli antar negara, karena perbedaan income per kapita.
·         sukses diterapkan para pesaing.
·         terdapat variasi pemakaian seperti ; iklim, behaviour dan lain-lainnya.

Manfaat Customisasi adalah Nama, asosiasi, dan periklanan dapat : dikembangkan


secara lokal, dirangkai pada pasar lokal diseleksi tanpa ada kendala| standardisasi
pembeli lokal.

STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL


Ada beberapa cara yang dilakukan untuk memasuki pasar global, antara lain :

1.  Melakukan ekspor langsung


Perusahaan melakukan ekspor langsung dengan cara menjual produknya langsung ke
luar negeri atau melalui distributor yang mewakili kegiatan penjualan.

2. Mengeluarkan Lisensi
Lisensi merupakan cara yang mudah untuk memasuki pasar internasional. Sebagai
contoh adalah produsen coca cola melakukan pemasaran internasionalnya dengan
lisensi pembotolan atau memberi hak pembotolan ke seluruh dunia. Coca cola hanya
memasok sirop atau bahan baku dan memberikan pelatihan untuk memproduksi,
mendistribusikan, dan menjual. Kerugian dari lisensi ini adalah perusahaan memiliki
sedikit kendali atas pemegang lisensi dan dapat menciptakan pesaing baru bila
pemegang lisensi tidak lagi bergantung pada pemberi lisensi.

3. Melakukan franchising
Bentuk kerjasama tertulis antara pihak franchisor & faranchisee, dimana pihak
franchisee diberi hak utk mendistribusikan produk / jasa tertentu dalam periode &
wilayah tertentu serta dg cara yg ditentukan franchisor.  Contoh :  Mc Donald’s. A&W,
Es Teller 77 & Kentucky Fried Chicken.

4. Joint Venture (Usaha Patungan)


Perjanjian kemitraan antara investor asing & lokal setempat untuk mendirikan usaha
lokal, yg keduanya berbagi kepemilikan & pengendalian. Keuntungan dari cara ini
adalah adanya pembagian dalam menanggung resiko & kemampuannya
mengkombinasikan dua kekuatan untuk menciptakan sinergi Contoh : May bank dari
Malaysia yg berpatungan dg Nusa Bank di Indonesia membentuk May Bank Nusa.

5. Melakukan pembelian/penguasaan perusahaan yang sudah ada (Acquisition).


Misalnya Sony membeli perusahaan film Amerika yaitu Columbia Pictures.

6. Bekerja sama & bergabung dg perusahaan dalam negeri / di luar negeri (Global
Alliances).
Contoh : IBM membentuk kerja sama dg perush Jepang, seperti Ricoh utk mengelola
distribusi penjualan komputer nya, dg Nippon Steel dalam sistem integrasi, NTT dalam
jaringan nilai tambah & untuk masalah keuangan dipakai Fuji Bank.

Anda mungkin juga menyukai