PERTEMUAN -2
Pokok Bahasan:
1. Pengertian Perdagangan Global
2. Investasi Luar Negeri
3. Mengapa Memasuki Pasar Global
4. Bagaimana Memasuki Pasar Luar Negeri?
5. Strategi Global atau Multidomestik
FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu
ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah
perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah
perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa
disebut 'home country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan
investasi (biasa disebut 'host country') baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dengan
si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau
menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli
sahamnya sekurangnya 10%.
Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian atau
konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi
peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing.
Penanaman kembali modal (reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan
penyediaan pinjaman jangka pendek dan panjang antara perusahaan induk dan
perusahaan anak atau afiliasinya juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini
mulai muncul corak-corak baru dalam FDI seperti pemberian lisensi atas penggunaan
teknologi tinggi.
Sebagian besar FDI ini merupakan kepemilikan penuh atau hampir penuh dari sebuah
perusahaan. Termasuk juga perusahaan-perusahaan yang dimiliki bersama (joint
ventures) dan aliansi strategis dengan perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures
yang melibatkan tiga pihak atau lebih biasanya disebut sindikasi (atau 'syndicates') dan
biasanya dibentuk untuk proyek tertentu seperti konstruksi skala luas atau proyek
pekerjaan umum yang melibatkan dan membutuhkan berbagai jenis keahlian dan
sumberdaya. Istilah FDI biasanya tidak mencakup investasi asing di bursa saham.
FDI di Indonesia
UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk menarik investasi
asing guna membangun ekonomi nasional. Di Indonesia adalah wewenang Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memberikan persetujuan dan ijin atas
investasi langsung luar negeri. Dalam dekade terakhir ini pemodal asing enggan
menanamkan modalnya di Indonesia karena tidak stabilnya kondisi ekonomi dan politik.
Kini muncul tanda-tanda bahwa situasi ini berubah: ada sekitar 70% kenaikan FDI di
paruh pertama tahun 2005, bersamaan dengan tumbuhnya ekonomi sebesar 5-6%
sejak akhir 2004. Pada awal 2005, Inggris, Jepang, Cina, Hong Kong, Singapura,
Australia, dan Malaysia adalah sumber-sumber FDI yang dianggap penting. Menurut
data statistik UNCTAD, jumlah total arus masuk FDI di Indonesia adalah US$1.023
milyar pada tahun 2004 (data terakhir yang tersedia); sebelumnya US$0.145 milyar
pada tahun 2002, $4.678 milyar pada tahun 1997 dan $6.194 milyar pada tahun 1996
[tahun puncak].
Salah satu aspek penting dari FDI adalah bahwa pemodal bisa mengontrolā€"atau
setidaknya punya pengaruh pentingā€"manajemen dan produksi dari perusahaan di
luar negeri. Hal ini berbeda dari portofolio atau investasi tak langsung, dimana pemodal
asing membeli saham perusahaan lokal tetapi tidak mengendalikannya secara
langsung. Biasanya juga FDI adalah komitmen jangka-panjang. Itu sebabnya ia
dianggap lebih bernilai bagi sebuah negara dibandingkan investasi jenis lain yang bisa
ditarik begitu saja ketika ada muncul tanda adanya persoalan
Sebuah perusahaan dapat memilih untuk memperluas luar pasar domestik untuk salah
satu dari lima alasan utama :
Ada berbagai alasan kuat lainnya yang mendasari perusahaan menjadi global,
diantaranya adalah sebagia berikut :
Subsidi silang
Dengan menjadi Global , akan memungkinkan perusahaan melakukan Subsidi silang ,
yaitu mengalokasikan sumber-2 daya yang diperoleh dari suatu negara ke negara lain
dengan tujuan untuk memperkuat kekuatan bersaingnya.
1. Tahap Domestik
Pada tahap ini Perusahaan lebih mengkonsentrasikan aktivitasnya hanya untuk
memenuhi dan melayani Pasar, berhubungan dengan pemasok dan pesaing yang
berada dalam Negeri . Orientasi mereka adalah bersifat “ETHNO CENTRIC”, yaitu
bahwa sifat pasar atau Konsumen dimanapun akan sama , sehingga manajemen
memandang pasar Domestik padat dengan peluang yang jauh lebih aman.
Hal ini dapat dimungkinkan karena pasar Domestik belum dimasuki oleh Perusahaan
Asing. Strategi domestik juga membagi kewenangan dengan memberikan otonomi
yang cukup berarti pada setiap bisnis. Strategi : mendirikan perusahaan cabang,
menyediakan waralaba.
2. Tahap Internasional
Dengan makin ketatnya persaingan dan pasar dalam negri mulai jenuh, maka
Perusahaan sudah mulai melebarkan aktivitas produksi, Pemasaran dan lainnya keluar
negara Induknya. Orientasi Perusahaan Internasional masih bersifat “ETHNO
CENTRIC” , dimana motivasi terjun ke pasar Internasional masih semata-mata
melemparkan kelebihan produk atau memperpanjang Daur kehidupan produk
perusahaan. Strategi ini menggunakan ekspor dan lisensi untuk memasuki pasar
global. Menguntungkan, dimana tingkat tanggapan lokal rendah dan pengurangan biaya
sedikit. Contoh Harley Davidson.
3. Tahap Multinasional
Perusahaan mulai berinvestasi dan memproduksi barangnya di luar negeri dengan
penerapan strategi yang berbeda terhadap negara yang satu dengan negara yang lain,
karena perusahaan berasumsi bahwa setiap negara mempunyai Konsumen dan
Lingkungan yang berbeda. Contoh The body shop.
4. Tahap Global
Pada tahap ini perusahaan mulai melakukan Strategi pemasaran Global yaitu dengan
memfokuskan pada pasar Global dan memproduksi dengan sumber daya dari dalam
Negara atau salah satu Negara. Dengan strategi ini Perusahaan akan mendapatkan
keuntungan dalam hal biaya lebih murah. Contoh Caterpilar.
5. Tahap Transnasional
Pada tahap ini perusahaan mulai mendominasi pasar dan industri diseluruh penjuru
dunia (Global) dengan memadukan antara biaya Global dengan tujuan mencari
keuntungan. Orientasinya: Geo centric. Misalnya : Electrolux , melakukan Desain
mesin cuci di Itali, diproduksi dan di test di Swedia dan akhirnya diproduksi besar-2 an
di Amerika Serikat.
2. Mengeluarkan Lisensi
Lisensi merupakan cara yang mudah untuk memasuki pasar internasional. Sebagai
contoh adalah produsen coca cola melakukan pemasaran internasionalnya dengan
lisensi pembotolan atau memberi hak pembotolan ke seluruh dunia. Coca cola hanya
memasok sirop atau bahan baku dan memberikan pelatihan untuk memproduksi,
mendistribusikan, dan menjual. Kerugian dari lisensi ini adalah perusahaan memiliki
sedikit kendali atas pemegang lisensi dan dapat menciptakan pesaing baru bila
pemegang lisensi tidak lagi bergantung pada pemberi lisensi.
3. Melakukan franchising
Bentuk kerjasama tertulis antara pihak franchisor & faranchisee, dimana pihak
franchisee diberi hak utk mendistribusikan produk / jasa tertentu dalam periode &
wilayah tertentu serta dg cara yg ditentukan franchisor. Contoh : Mc Donald’s. A&W,
Es Teller 77 & Kentucky Fried Chicken.
6. Bekerja sama & bergabung dg perusahaan dalam negeri / di luar negeri (Global
Alliances).
Contoh : IBM membentuk kerja sama dg perush Jepang, seperti Ricoh utk mengelola
distribusi penjualan komputer nya, dg Nippon Steel dalam sistem integrasi, NTT dalam
jaringan nilai tambah & untuk masalah keuangan dipakai Fuji Bank.