Topic 7 Hidrodinamika
Topic 7 Hidrodinamika
( Minggu ke : 7 )
FISIKA DASAR I
Semester 1 / 3 sks / MFF 1011
Oleh
Diskripsi :
Pada bab ini dibahas tentang sifat-sifat fisis aliran fluida ,khususnya fluida cair,
Hukum-hukum yang menguasai , aplikasi dari model aliran fluida, mengenal alat
ukur kecepatan aliran fluida, viskositas fluida dan pengaruh gesekan fluida terhadap
gerakan benda.
Manfaat :
Memahami hukum-hukum dinamika fluida dan aplikasinya, menguasai tentang sifat-
sifat aliran fluida, mendasari pengetahuan lanjut tentang mekanika medium kontinyu.
LO :
Menghitung kecepatan aliran fluida pada berbagai model tendon fluida; menyebutkan
berbagai macam alat pengukur kecepatan aliran fluida cair.
Dalam pembahasan ini, akan didekati dengan 4 kondisi ideal dalam gerakan atau
aliran fluida :
1. Aliran dianggap “laminer” atau “tunak” yaitu jenis aliran yang tenang, kontinyu, dan
laju fluida pada titik manapun konstan baik dalam jumlah maupun arah alirannya.
Apabila aliran bersifat “turbulen” atau “non-laminer” maka kondisi ini akan
menyulitkan dalam analisanya.
2. Aliran bersifat tak termampatkan, yaitu selama aliran berlangsung nilai rapat massa
fluida konstan dan seragam.
3. Jenis aliran tidak Viskos , artinya gesekan dengan dinding selama terjadi aliran
dianggap tidak ada atau sangat kecil. ( Viskositas = keketalan)
4. Tidak ada efek rotasi selama terjadi aliran, artinya partikel-partikel di dalam fluida
yang mengalir tidak berotasi.
𝑚 𝑚3 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
(𝑣 𝐴) = 𝑚2 = =
𝑠 𝑠 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Volume per detik; sering disebut sebagai “debit” aliran fluida yang disimbolkan (Q),
𝑉
𝑄=𝑣𝐴= ; V = volume fluida; t = waktu aliran.
𝑡
𝐴1 𝐴2
𝑣1 𝑣2
𝑣1 𝐴1 = 𝑣2 𝐴2 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
Karena rapat massa aliran fluida konstan, sedangkan debit aliran juga konstan
maka prinsip kontinuitan juga dapat dinyatakan sebagai “massa aliran pada
setiap selang waktu tertentu konstan”
𝐴2
𝐴1
𝑑𝑚1
( )
𝑑𝑡1 𝑑𝑚2
( )
𝑑𝑡2
VI.3. Azas Bernoulli dan Aplikasinya
Bila aliran fluida terjadi pada model pipa yang posisinya tidak datar yaitu ujung pipa
satu dengan yang lain ada perbedaan tinggi, berarti ada tekanan yang berbeda disebabkan
karena gravitasi sehingga berpengaruh pada kecepatan aliran. Hal ini akan mempengaruhi
persamaan dinamika aliran fluida tersebut.
Fenomena ini dicermati oleh seorang ilmuwan yang bernama “Bernoulli” dan
melakukan analitik untuk menjelaskan secara dinamika pengaruh kecepatan aliran yang
terjadi yang dikaitkan dengan hokum kekekalan tenaga untuk massa fluida yang bergerak di
sepanjang pipa yang mengalami perubahan penampang maupun posisi tinggi yang berbeda.
Elemen massa fluida dengan tebal ( ) mengalir dari posisi (1) ke posisi(2), seperti
yang diilustrasikan gambar berikut :
𝑑𝑠2
𝐴2
𝑣2
𝑑𝑠1
𝐴1 2
𝑣1
1
Elemen massa fluida : 𝑑𝑚 = 𝜌 𝑑𝑉 = 𝜌𝐴 𝑑𝑠 ; bergerak dari posisi (1) ke posisi (2), tentunya
perlu usaha untuk mendorongnya. Besarnya usaha untuk mendorong elemen massa tersebut
adalah :
𝑑𝑈 = 𝑃1 − 𝑃2 𝑑𝑉
1 1
𝑃1 − 𝑃2 𝑑𝑉 = 𝜌 𝑑𝑉 𝑣22 + 𝜌 𝑑𝑉 𝑔 2 − 𝜌 𝑑𝑉 𝑣12 + 𝜌 𝑑𝑉 𝑔 1
2 2
1 1
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌 𝑣22 + 𝜌 𝑔 2 − 𝜌 𝑣12 + 𝜌 𝑔 1
2 2
1 1
𝑃1 + 𝜌 𝑣12 + 𝜌 𝑔 1 = 𝑃2 + 𝜌 𝑣22 + 𝜌 𝑔 2
2 2
1
𝑃+ 𝜌 𝑣 2 + 𝜌 𝑔 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
2
Persamaan terakhir itulah yang disebut sebagai “azas Bernoulli” yang akan menjadi dasar
untuk menghitung secara analitik pada kasus aliran fluida.
Alat ini dapat dipergunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara, air, dan
jenis fluida lainnya.
𝐴1 𝐴2
𝜌𝑓
𝑉
𝜌#
2 𝜌 # −𝜌 𝑓 𝑔
𝑉= 𝐴1 2
; 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 𝑎𝑙𝑎𝑡
𝜌𝑓 𝐴2
−1
Dengan : (𝜌𝑓 ) = rapat massa fluida yang mengalir; (𝜌# ) = rapat massa cairan
manometer (pipa-U); () = perbedaan tinggi tekanan manometer; (𝐴1 ) = penampang
pipa venturi-besar ; (𝐴2 ) = penampang pipa venturi-kecil; dan (g) adalah nilai
percepatan gravitasi bumi.
Aliran Tandon Fluida Cair :
Hukum Bernoulli :
1 1
𝑃0 + 2 𝜌 𝑣 2 + 𝜌 𝑔 = 𝑃0 + 2 𝜌 𝑣22 + 𝜌 𝑔 2
(𝑣) = kecepatan turunnya level fluida di dalam tendon, ketika kran output
dibuka(ada aliran), sedangkan () posisi sembarang tinggi level fluida di
dalam tandon.
Karena tekanan yang bekerja pada kran dan tendon sama yaitu tekanan udara luar
(𝑃0 ), dan rapat massa fluida tetap (𝜌), maka diperoleh :
1 1
𝑣2 + 𝑔 = 𝑣22 + 𝑔 2
2 2
𝑣22 − 𝑣 2 = 2 𝑔 − 2
Penampang tandon (𝐴1 ) jauh lebih besar dari pada penampang kran output (𝐴2 ),
secara analitik berdampak bahwa kecepatan (𝑣) sangat kecil : 𝑣 ≪ ; → (𝑣 2 ≈ 0)
Hukum kontinuitas :
𝑣22 = 2 𝑔 − 2
𝑣2 = 2 𝑔 − 2
Perlu dicermati bahwa nilai () selalu berubah ketika kran output dibuka(dialirkan),
maka debit aliran (Q) diberikan dengan persamaan :
𝑑
𝑄 = 𝐴1 = 𝐴2 𝑣2
𝑑𝑡
𝑑
𝐴1 = 𝐴2 2 𝑔 − 2
𝑑𝑡
𝐴1
𝑑𝑡 = { } 𝑑
𝐴2 2 𝑔 − 2
Dengan menyelesaikan persamaan tsb. Melalui proses integral dan memasang batas
batas proses aliran yang terjadi yaitu : Waktu untuk mengalirkan isi tendon fluida dari (level-
A) dengan ketinggian level (𝐴 ) ke (level-B) dengan ketinggian level (𝐵 ) adalah :
𝐵 𝐵 𝐴1
𝑡𝐴𝐵 = 𝐴
𝑑𝑡 = 𝐴
𝑑
𝐴2 2 𝑔 − 2
𝐴1 2
𝑡𝐴𝐵 = ( ) 𝐴 − 2 − 𝐵 − 2
𝐴2 𝑔
Bila tandon berisi penuh berarti (𝐴 = 𝐻); maka waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan isi tandon sampai habis (tidak mengalir lagi) yang berarti (𝐵 = 2 ) adalah :
𝐴1
𝑡𝐴𝐵 = (2/𝑔) 𝐻 − 2
𝐴2
Bila kran output (𝐴2 ) berada di dasar tandon yang berarti (2 = 0); maka isi tandon
dapat dialirkan sampai habis (tidak ada sisa fluida cair di dalam tandon) dan akan
memerlukan waktu selama :
𝐴1
𝑡𝐴𝐵 =
𝐴2
(2𝐻/𝑔)
Pada proses aliran fluida, kecepatan alir (𝑣) bervariasi terhadap posisi dinding pipa
aliran, kecepatan terbesar di bagian tengah pipa dan akan mengecil semakin dekat dinding
pipa, hal inilah adanya efek viskositas fluida.
𝑟
𝑟 𝑟 𝑣 𝑣𝑟
Untuk mendorong fluida agar dapat mengalir harus dipenuhi bahwa gaya tekannya
minimal sama dengan gaya oleh friksi viskositas, sehingga :
𝑑𝑣
𝜋𝑟 2 𝑃1 − 𝑃2 = −𝜂 𝐴 𝑑𝑟
𝑃1 −𝑃2
𝑑𝑣 = 𝑟 𝑑𝑟
2𝜂𝑙
Hukum Poiseuille I : kecepatan aliran fluida di dalam pipa sebagai fungsi jari-jari
pipa adalah :
𝑃1 −𝑃2
𝑣𝑟 = 𝑅2 − 𝑟 2 ; 𝑢𝑘𝑢𝑚 𝑝𝑜𝑖𝑠𝑒𝑢𝑖𝑙𝑙𝑒 𝐼
4𝜂𝑙
Hukum Poiseuille II : debit aliran lewat pipa dengan jari-jari (R) adalah :
𝑑𝑄 = 𝑣𝑟 𝑑𝐴 = 𝑣𝑟 2𝜋𝑟 𝑑𝑟
𝑃1 −𝑃2
𝑑𝑄 = 𝑟 2 2𝜋𝑟 𝑑𝑟
4𝜂𝑙
𝜋 𝑃1 −𝑃2 𝑅 4
𝑄= ; 𝑢𝑘𝑢𝑚 𝑝𝑜𝑖𝑠𝑒𝑢𝑖𝑙𝑙𝑒 𝐼𝐼
8𝜂𝑙
Aplikasi dari persamaan poiseuille sangat banyak di bidang aliran fluida, bahkan
hamper semua jenis aliran seperti aliran darah manusia normal mengikuti kaidah hokum ini,
termasuk jenis aliran laminar lainnya.
𝐹𝑆 = −𝑘 𝑣
Untuk benda dengan geometri bola yang berjari-jari (R), mempunyai nilai ( 𝑘 =
6𝜋𝜂 𝑅) sehingga bila benda tersebut bergerak di dalam fluida dengan viskositas (𝜂) akan
mengalami gaya gesekan terhadap fluida sebesar :
𝐹𝑆 = −6𝜋 𝜂 𝑅 𝑣
(-) = tanda negative menunjukkan arahnya berlawanan dengan gerak bendanya.
𝑣𝑡 (𝑚 𝑆)
𝑊𝑆 𝑣𝑚𝑎𝑥 =konstan
( )
𝑘
eksponensial
𝑡(𝑆)
0
Kecepatan maximum benda yang ditunjukkan grafik diatas, dicapai pada saat (𝑡 = ~)
dan bernilai:
𝑊𝑆
𝑣𝑚𝑎𝑥 = ( )
𝑘
2𝑅 2 𝜌 𝑏 −𝜌 𝑓 𝑔
𝑣𝑚𝑎𝑥 =
9𝜂
Hal ini mengandung pengertian bahwa kejadiannya ketika kondisi dinamika benda
terpenuhi saat : 𝑊𝑆 = 𝑘 𝑣𝑚𝑎𝑥 = 𝐹𝑆 ; sehingga dalam kondisi tidak ada gaya apapun :
Catatan : Hukum-hukum dinamik fluida yang dibahas berlaku pada jenis aliran yang laminer
termasuk hukum poiseuille juga berlaku pada kondisi aliran fluida dipenuhi laminer, untuk
itu pada bab berikut akan dibahas tentang syarat-syarat aliran laminer.
1. Tandon air dengan tinggi 3,0 m , penampang 2,5 m2 dipasang kran output pada posisi
15 cm dari dasar tandon, penampang kran 2,0 cm2 , g = 980 cm/s2. Bila isi awal
tandon tersebut adalah 1/2 bagian, hitunglah : Lama waktu untuk memenuhi sebuah
bak mandi yang berkapasitas 1000 liter ? dan berapa liter air diperoleh bila dialirkan
selama 20 menit ?
2.