Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah evaluasi alat yang digunakan digolongkan menjadi dua
macam yaitu tes dan non tes. Teknik-teknik Evaluasi adalah suatu percobaan yang
diadakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil – h  asil pelajaran tertentu
pada seseorang murid atau kelompok murid. Tes itu sendiri mempunyai dua bentuk
yaitu
 bentuk obyektif (multiple choice) dan bentuk subyektif (uraian). Sebuah tes
dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu
diantaranya adalah tes itu harus mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas yang
tinggi. Disamping mencari validitas soal kita perlu juga mencari validitas item.
Selain validitas, sebuah tes dikatakan baik, juga jika mempunyai reliabilitas
yang tinggi. Reliabilitas berhubungan dengan masalah taraf kepercayaan. Suatu tes
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan
hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah
ketetapan hasil tes, atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi
dapat dikatakan tidak berarti.
Dalam persyaratan tes, yaitu validitas dan reliabilitas sangat penting. Dalam
hal ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu karena menyokong
terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya,
sebuah tes yang valid biasanya reliabel.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Pengertian Validitas?
2. Apakah Pengertian Reliabilitas?
3. Bagaimana melakukan uji Validitas?
4. Bagaimana melakukan uji Reliabilitas?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Validitas.
2. Untuk mengetahui pengertian dari Reliabilitas.
3. Untuk mengetahui cara melakukan uji Validitas.
4. Untuk mengetahui cara melakukan uji Reliabilitas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1. Validitas  adalah untuk melihat apakah definisi operasional telah benar-


 benar mengukur atau sesuai dengan definisi konseptual. Dengan kata lain,
validitas berkenaan dengan tingkat kesesuaian antara definisi konseptual
dan definisi operasional dari variabel.
2. Reliabilitas  adalah pengujian alas ukur yang bertujuan untuk melihat
stabilitas dan konsistensi dari suatu definisi operasional. Suatu alat ukur
dikatakan reliabel jika kita selalu mendapatkan hasil yang tetap sama dari
 pengukuran gejala yang sama, meski dilakukan pada waktu yang berbeda-
 beda. Tiga jenis reliabilitas yaitu stability reliability, representative
reliability, equivalence reliability.

Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Pengertian reliabilitas dapat


lebih mudah dipikirkan jika pertanyaan berikut dijawab:
1) Jika set objek yang sama diukur berkali-kali dengan alat ukur yang
sama, apakah kita akan memperoleh hasil yang sama?
2) Apakah alat ukur yang diperoleh dengan menggunakan alat ukut
tertentu adalah alat ukur yang sebenarnya dari objek tersebut?
3) Berapa besar error  yang kita peroleh dengan menggunakan ukuran
tersebut terhadap objek?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut tidak lain dari 3 aspek pengertian
tentang reliabilitas. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi
atau dapat dipercaya jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat
ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan
( predictability).Suatu alat ukur yang mantap tidak berubah-ubah
 pengukurannya dan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut
 berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa.
Pertanyaan kedua member aspek akurasi. Suatu pertanyaan atau ukuran
yang akurat adalah ukuran yang cocok dengan yang ingin diukur. Jika kedua
aspek di atas, yaitu aspek stabilitas dan aspek akurasi digabungkan, maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur tersebut mantap dan dapat mengukur secara cermat
dan tepat. Suatu alat ukur juga harus sedemikian rupa sifatnya sehingga error yang
terjadi, yaitu error pengukuran yang random sifatnya, dapat ditolerir.

3. Uji validitas dan reliabilitas adalah merupakan proses “audit” terhadap


instrument penelitan (angket, kuesioner) sebelum “ go public”. Audit yang
dimaksud di sini bersifat antisipasi, preventif bukan evaluatif seperti
lazimnya
 pengertian audit di dunia keuangan. Kualitas hasil riset salah satunya
ditentukan oleh faktor uji validitas dan reliabilitas.

Validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen


(alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur (…. a valid measure if it
succesfully measure the phenomenon), seseorang yang ingin mengukur tinggi harus
memakai meteran, mengukur berat dengan timbangan, meteran, timbangan
merupakan alat ukur yang valid dalam kasus tersebut. Dalam suatu penelitian yang
melibatkan variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, masalah
validitas menjadi tidak sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran
konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris (indikator), namun
 bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrumen penelitian harus valid agar
hasilnya dapat dipercaya.

Beberapa jenis validitas yaitu:


1. Validitas Rupa (Face validity)
Adalah validitas yang menunjukan apakah alat pengukur/instrumen penelitian
dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih
mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Menurut Djamaludin Ancok
validitas rupa amat penting dalam pengukuran kemampuan individu seperti
 pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat dan keterampilan.
2. Validitas isi (Content Validity)
Valditas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi
(konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap
isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya test bidang studi IPS,
harus mampu mengungkap isi bidang studi tersebut, pengukuran motivasi harus
mampu mengukur seluruh aspek yang berkaitan dengan konsep motivasi, dan
demikian juga untuk hal-hal lainnya. Menurut Kenneth Hopkin penentuan validitas
isi terutama berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini Dia
 berpendapat bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang kurang
menggunakan analisis logis yang sistematis, lebih lanjut dia menyatakan bahwa
sebuah instrumen yang punya validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa,
sedang keadaan sebaliknya belum tentu benar.

3. Validitas kriteria (Criterion validity)


Adalah validasi suatu instrumen dengan membandingkannya dengan
instrumen-pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliabel dengan cara
mengkorelasikannya, bila korelasinya signifikan maka instrumen tersebut
mempunyai validitas kriteria. Terdapat dua bentuk Validitas kriteria yaitu :
Validitas konkuren (Concurrent validity), Validitas ramalan (Predictive validity).

 Validitas konkuren adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran untuk


mengukur gejala tertentu pada saat sekarang kemudian dibandingkan dengan
instrumen pengukuran lain untuk konstruk yang sama.

 Validitas ramalan adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran memprediksi


secara tepat dengan apa yang akan terjadi di masa datang. Contohnya apakah test
masuk sekolah mempunyai validitas ramalan atau tidak ditentukan oleh
kenyataan apakah terdapat korelasi yang signifikan antara hasil test masuk
dengan prestasi belajar sesudah menjadi siswa, bila ada, berarti test tersebut
mempunyai validitas ramalan.
4. Validitas konstruk (Construct Validity)
Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, sedangkan validitas konstruk
adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam
mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Menurut Jack R. Fraenkel
validasi konstruk (penentuan validitas konstruk) merupakan yang terluas
cakupannya dibanding dengan validasi lainnya, karena melibatkan banyak prosedur
termasuk validasi isi dan validasi kriteria.
Instrumen Valid (sah) jika pertanyaan tersebut mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh instrumen (kuesioner).Instrumen Reliabel (andal)
 jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu.

Reliabilitas Internal (Internal Consistensy), Reliabilitas internal digunakan


untuk menghilangkan kelemahan-kelamahan pada uji reliabilitas eksternal.
1. Dengan rumus Spearman-Brown
2. Dengan rumus Flanagant
3. Dengan rumus Rulon
4. Dengan rumus K – R.21
5. Dengan rumus Hoyt
6. Dengan rumus Alpha Cronbach

B. Langkah dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas internal adalah


sebagai berikut:

- Cobalah item di lapangan kepada paling sedikit 30 orang responden (batas


sampel besar dalam statistik)
- Tabulasi data yang telah masuk

- Ujilah validitas dan reliabilitasnya

Langkah-langkah uij validitas den reliabilitas, yaitu:


- Mempersiapkan butir-butir pertanyaan berdasarkan konstruk, konsep dan
indikator dari variabel yang akan diteliti.
- Instrumen (pertanyaan) diberikan kepada responden untuk di ujicobakan
- Setelah instrumen diujicobakan kepada responden, kemudian
ditabulasikanuntukmempermudah penghitungan dan analisis ujicoba
tersebut.
- Responden target ujicoba instrumen, tidak dapat dijadikan responden
 penelitian

Beberapa analisis yang sering dipergunakan untuk melakukan uji validitas,


adalah:
1. Korelasi Product Moment
Item butir dinyatakan valid jika mempunyai korelasi dengan skor total (r
hitung) di atas r tabel. Perhitungan dengan SPSS menggunakan Analyze ==>
correlate ==> bivariate, pilih Pearson. Pindahkan data jawaban pada masing-
masing butir dan skor total dari kiri ke kanan. Hasilnya pada output, ikat table yang
 paling kanan.

2. Corrected Item to Total Correlation


Adalah dengan mengkoreksi nilai r hitung karena adanya spurious overlap.
Perhitungan dengan SPSS menggunakan Analyze ==> Scale ==> Reliability
Analysis, pindahkan jawaban responden pada masing-masing butir (tanpa skor
total) dari kiri ke kanan ==> Pilih Statistic ==> Klik pada Scale if item deleted ==>
OK. Nilai yang dipergunakan pada kolom Corrected item-total correlation.

3. Analisis Faktor
Item yang valid akan mengelompok pada konstruk yang diukur. Analisis
dengan SPSS menggunakan Analyze ==> Data reduction ==> Factor Analysis ==>
masukan semua jawaban responden. Item pertanyaan yang tidak mengelompok
dinyatakan tidak valid.
Uji reliabilitas adalah untuk melihat apakah rangkaian kuesioner yang
dipergunakan untuk mengukur suatu konstruk tidak mempunyai kecenderungan
tertentu. Nilai yang lazim dipakai adalah 0,6. Perhitungan dengan SPSS sama
dengan perhitungan validitas dengan Corrected Item to Total Correlation. Nilai
yang dilihat adalah Alpha, pada bagian kiri bawah.
Uji validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang
akan diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat
test tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa
yang seharusnya diukur. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi
apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur
sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test tersebut. Jika peneliti
menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka item-item
yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan alat test yang harus mengukur apa
yang menjadi tujuan penelitian.
Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat test yaitu dengan
melihat daya pembeda item (item discriminality). Daya pembeda item adalah
metode yang paling tepat digunakan untuk setiap jenis test. Daya pembeda item
dalam penalitian ini dilakukan dengan cara “korelasi item-total”.
Korelasi item-total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara
keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item
dengan skor keseluruhan, yang dalam penelitian ini menggunakan koefisien
korelasi Rank –   Spearman karena skala pengukuran dalam penelitian ini adalah
skala ordinal.
Adapun langkah-langkah melakukan uji validitas adalah:
1. Tentukan koefesien korelasi Rank Sperman dengan cara sebagai berikut:
Apabila item yang dihadapi berbentuk skala ordinal (skala sikap), maka nilai
korelasi rank spearman pada item ke-i adalah :
Rumus diatas digunakan apabila tidak terdapat data kembar. Jika terdapat banyak
data kembar, maka digunakan rumus berikut:
dimana : R(X) = Ranking nilai X
R(Y) = Ranking nilai Y
2. Bandingkan nilai koefesien korelasi rank sperman (rs) dengan nilai korelasi rank
spearman dalam table (rtabel), atau bandingkan nilai p-value (Sig.) pada koefesien
korelasi rank sperman (rs) dengan taraf (nyata)

3. Jika rs > rtabel atau p-value < , maka item tersebut valid  dan dapat dijadikan
sebagai indikator terhadap dimensi/variabel tersebut.
Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah
satu ciri atau karakter utama intrumen pengukuran yang baik. Kadang-kadang
reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep reliabilitas
adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana
skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error).
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka
yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya koefisien
reliabilitas berkisar antara 0,00  –  1,00; akan tetapi pada kenyataannya koefisien
reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran, karena manusia
sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang
 potensial. Di samping itu walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif (+)
atau negatif (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas, koefisien reliabilitas yang
 besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas
selalu mengacu kepada koefisien reliabilitas yang positif.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan tingkat reliabilitas
suatu alat ukur, salah satunya adalah dengan internal cosistency dengan teknik
 belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman-Brown yaitu:
x 100%
Keterangan:
R = nilai koefesien reliabilitas
r = nilai korelasi antara item belahan pertama dengan item belahan kedua.
Pengujian validitas dan reabilitas instrument:
1. Reliablitas

 Stabilitas
o Test-retest reliability
Pada teknik ini kita membagi kuesioner yang sama pada waktu yang
 berbeda.
Misalnya:
Pada minggu I ditanyakan:
Bagaimana tanggapan saudara terhadap kualitas dosen di Universitas
Calibakal ?
Pada minggu III ditanyakan:
Ditanyakan lagi pada responden yang sama dengan pertanyaan yang
sama.
- Pararel Form reliability
Pada teknik ini kita membagi kuesioner kepada responden yang intinya
sama akan tetapi menggunakan kalimat yang berbeda:
Misalnya:
Apakah menurut saudara harga tiket di kereta ini tidak mahal ?
Apakah harga di kereta ini telah
sesuai dengan pelayanan yang saudara terima ?

 Konsistensi
- Interitem consis Tency reliability
adalah konsistensi jawaban responden atas semua item quest instrument,
diukur dengan korelasi yang tinggi antara masing-masing quest.
- Split half
menunjukkan korelasi antar dua bagian quest dan diukur dengan koef korelasi
yang tinggi dari dua kelompok tersebut.
2. Validitas

 Validitas Internal
digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah penelitian sudah menggunakan
konsep yang seharusnya (actually). Validitas internal biasanya membantu
mengatasi kelemahan validitas eksternal.
1. Content Validity
Jika instrumen yang digunakan dianggap cukup mencakup topik yang sudah
didefinisikan sebagai dimensi dan elemen yang menggambarkan konsepnya.
untuk mengukur validitas instrumen ini biasanya menggunakan judgement
ahli (panel evaluation).
Mis: imej perusahaan dengan dimensi opini masyarakat atas tanggung jawab
sosialnya.
2.Criterion-related validity
Digunakan untuk mengukur perbedaan-perbedaan individual berdasarkan
kriteria yang digunakan. Validitas concurent (serentak) terjadi ketika skala
yang ditetapkan dapat membedakan individual yang telah diketahui berbeda
sehingga skor utk masing-masing instrumen seharusnya juga berbeda. Diukur
dengan koef korelasi hasil uji kelompok yang berbeda harus menunjukkan
korelasi yang rendah. Validitas Predictive, menunjukkan kemampuan
instrumen membedakan individu dalam kriteria masa depan, diukur dengan
koef korelasi antara skor instrumen pengukur dengan skor hasil masadepan
yang seharusnya tinggi.

3.Construct validity
Menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan instrumen
sesuai dengan teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk.
Validitas konvergen terjadi ketika skor yang dihasilkan oleh dua buah
instrumen yang mengukur konsep yang sama memiliki korelasi yang tinggi.
Diukur dengan tingginya koef korelasi dua instrumen. Validitas diskriminan
terjadi ketika berdasar teori dua buah variabel diperkirakan tidak berkorelasi
dan skor hasil menunjukkan hal yang sama. Diukur dengan analisis faktor.
 Validitas Eksternal
Bila data yang dicapai dapat digeneralisasi kesemua objek, situasi dan waktu
yang berbeda.
1.Pemilihan sampel yang tidak bias.
2. Jumlah Sampel besar
3. Melibatkan banyak situasi
4. Periode waktu yang relatif panjang

1. Contoh Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Contoh perhitungan korelasi butir untuk soal bentuk uraian dengan
skor butir kontinum.
Uji Validitas :
Jika skor butir instrumen atau soal tes kontinum (misalnya skala sikap
atau soal bentuk uraian dengan skor butir 1-5 atau skor soal 0-10) dan diberi
simbol Xi  dan skor total instrumen atau tes diberi simbol X t , maka rumus
yang digunakan untuk menghitung koefesien korelasi antara skor butir
instrumen atau soal dengan skor total instrumen atau skor total tes adalah
sebagai
 berikut:
Keterangan:
ri t = koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total.
xi = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi
xt = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:

Nomor Butir Pertanyaan


Nomor Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1 5 4 3 5 3 5 3 28
2 5 4 3 4 3 4 3 26
3 4 4 2 4 3 4 3 24
4 4 3 3 3 4 3 4 24
5 5 5 3 4 5 5 4 31
6 3 3 2 3 2 3 1 17
7 3 3 2 3 2 2 2 17
8 3 2 2 3 2 2 2 16
9 2 2 1 2 1 2 1 11
10 2 1 1 1 1 1 1 8

Jumlah 36 31 22 32 26 31 24 202
Penyelesaian:
Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r=0,631. Karena
nilai koefesien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk semua butir
lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi signifikan
dengan skor total tes. Dengan demikian maka semua butir tes dianggap valid
atau dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar.
Uji reliabilitas :
Dari soal diatas, selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan
menggunakan rumus koefesien Alpha, yaitu:
Keterangan:
ri i = koefisien reliabilitas tes
k = cacah butir
= varian skor butir
= varian skor total
Koefisien reliabilitas dari contoh diatas dapat dihitung dengan cara
 pertama-tama dihitung varian butir sebagai berikut:

Nomor butir Varian Butir


1 1,24
2 1,29
3 0,56
4 1,16
5 1,44
6 1,69
7 1,24
Jumlah 8,62
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 7 butir) pada contoh diatas adalah 0,97.

2.Contoh Perhitungan Korelasi Butir untuk Soal Bentuk


Objektif Uji Validitas :
Jika skor butir soal diskontinum (misalnya soal bentuk objektif dengan
skor butir soal 0 atau 1) maka kita menggunakan koefesien korelasi biserial
dan rumus yang digunakan untuk menghitung koefesien korelasi biserial
antara skor butir soal dengan skor total tes adalah:
Keterangan:
r  bis(i) = koefesien korelasi beserial antara skor butir soal nomor i dengan
skor total
X1 = rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal
nomor i
Xt = rata-rata skor total semua responden
st = standar deviasi skor total semua responden
 pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i
qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i
Contoh hasil uji coba adalah sebagai berikut:

Nomor Butir Pertanyaan


Nomor Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 0 0 0 4
2 1 1 0 1 1 1 0 5
3 0 1 1 1 0 0 0 3
4 1 1 0 0 0 0 0 2
5 0 1 0 0 0 0 0 1
6 1 1 1 1 1 1 1 7
7 1 1 1 1 1 1 0 6
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 1 0 0 1 0 0 3
10 1 1 1 1 1 0 0 5
Jumlah 7 9 5 6 5 3 1 36

Xt = 3,60
St = 2,107
Nomor Butirr-butirr-tabelStatus

1 0,70 0,63 Valid


2 0,57 0,63 Tidak valid
3 0,66 0,63 Valid
4 0,81 0,63 Valid
5 0,76 0,63 Valid
6 0,75 0,63 Valid
7 0,54 0,63 Tidak valid

Ternyata dari tujuh butir soal tes ada 5 butir yang valid dan dua butir tidak
valid. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan untuk menghitung
koefesien antara skor butir dengan skor total baru (5 butir), sebagai berikut:
Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:

Nomor Butir
Nomor
Pertanyaan Jumlah
Responden
1 3 4 5 6
1 1 1 1 0 0 3
2 1 0 1 1 1 4
3 0 1 1 0 0 2
4 1 0 0 0 0 1
5 0 0 0 0 0 0
6 1 1 1 1 1 5
7 1 1 1 1 1 5
8 0 0 0 0 0 0
9 1 0 0 1 0 2
10 1 1 1 1 0 4
Jumlah 7565326
Xt = 2,6
St = 1,8
Untuk n = 10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r = 0,631.
Karena niai koefesien korelasi biserial antara skor butir dengan skor total
untuk semua butir lebih besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai
korelasi biserial yang signifikan dengan skor total tes. Dengan demikian maka
semua butir tes (5 butir) dianggap valid atau dapat digunakan untuk mengukur
hasil belajar.

Uji Reliabilitas :
Selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan
rumus KR-20, sebagai berikut:
Keterangan:
ri i = koefesien reliabilitas tes
k = cacah butir
 piqi = varian skor butir
 pi = proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi = proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
= varian skor total
Koefesien reliabitas dari contoh diatas adalah:
Pertama-tama dihitung varian butir (piqi) sebagai berikut:

Nomor pi qi piqi
butir
1 0,7 0,3 0,21
3 0,5 0,5 0,25
4 0,6 0,4 0,24
5 0,5 0,5 0,25
6 0,3 0,7 0,21
Jumlah 1,16

St = 3,24
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 5 butir) pada contoh diatas adalah 0,80.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bila dikaji secara umum, persyaratan minimal yang lazim dimiliki oleh
instrumen yang dibuat adalah alat ukurnya harus memiliki minimal dua
keunggulan, yakni validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas lazim
diperlukan bila instrumen yang dibuat merupakan instrumen baru dan belum pernah
digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Karena biasanya instrumen baru secara
umum belum memiliki validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas lazim
diujikan jika instrumen baru itu masih belum memiliki validitas dan reliabilitas
yang belum terukur. Dengan demikian, jika alat ukur yang digunakan mampu
memberikan informasi yang sesungguhnya tentang apa yang kita inginkan untuk
diukur dinamakan valid. Atau dengan kata lain, instrumen yang dipakai dalam
 penelitian memiliki validitas yang baik.

B. SARAN
1. Seorang peneliti sebaiknya menggunakan alat pengukuran data yang valid
dan reliabel dalm mengadakan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Hamang, Abdul (2005) Metode Statistika, Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono (2003) Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta

Santoso, Singgih (2003) Mengatasi Berbagai Masalah Statistik ,


Jakarta:Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai