Anda di halaman 1dari 20

PENGEMBANGAN PANTAI WATOTENA (BATU KAPAL)

BERBASIS PENDEKATAN DESAIN ARISTEKTUR HIJAU (Green


Architecture)

DI DESA NELERERENG KECAMATAN ILE BOLENG ADONARA


TIMUR KABUPATEN FLORES TIMUR

TUGAS MATAKULIAH EKOWISATA


DOSEN PENGAMPU : TITIK WIJAYANTI, S.Pd.,M.Si.

NAMA : Jefrianus Tupen Gego


NPM : 2181000220024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FALKUSTAS PENDIDIKAN ILMU EKSATA DAN KEOLARAGAAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas segala karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
sehingga dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul “Pengembangan
Pantai Watotena ( Batu Kapal) Berbasis pendekatan Desain Aristektur Hijau
(Green Architecture) di Desa Nelereng kecamatan Ileng Boleng Adonara
Timur Kabupaten Flores Timur”

Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah


membantu memberi dorongan sehingga proposal ekowisata saya berjalan
dengan lancar.

Saya sebagai penyusun menyadari bahwa Proposal ini masih terdapat


banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun isi. Oleh sebab itu, saya
meminta maaf kepada pembaca atas kekurangan-kekurangan tersebut, dan
saya sangat mengharapkan saran, tanggapan, dan kritik dari pembaca guna
sebagai pedoman dan perbaikan ke masa yang akan datang. Saya
mengharapkan Proposal Ekowisata ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.Semoga Tuhan senantiasa memberikan petunjuk dan membimbing
kita.

Malang, 08, Januari 2022

Jefrianus Tupen Gego

ii
DAFTAR ISI

Cover...................................................................................................................................i
Kata Pengantar….................................................................................................................ii
Daftar Isi…..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…...........................................................................................................1
1.2 Analisis Permasalahan…...............................................................................................4
1.3 Tujuan…........................................................................................................................4
1.4 Manfaat…......................................................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Objek dan Daya Tari Wisata…......................................................................................5
2.2 Prasarana Wisata…........................................................................................................6
2.3 Sarana Wisata…............................................................................................................6
2.4 Tata Laksana/ Intratruktur….........................................................................................6
2.5 Masyarakat dan Lingkungan….....................................................................................7
2.6 Sapta Pesona…..............................................................................................................7
2.7 Pemahaman Arsitektu Hijau…......................................................................................10
BAB III METODE PENYELESAIAN
3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan….....................................................................................15
3.2 Rumusan Permasalahan….............................................................................................15
3.3 Rencana Strategi Penyelesaian…..................................................................................15
3.4 Jadwal Kegiatan….........................................................................................................15
3.5 Rencana Anggaran Pembiayaan…................................................................................16
Daftar Pustaka…..................................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pariwisata di Indonesia diperlakukan sebagai suatu industri dan
diharapkan dapat berfungsi dan dapat menunjang pembangunan
berkelanjutan (sustainabledevelopment). Namun dalam proses
pencapaian semuanya itu, dalam perjalannya terjadi hal-hal yang dapat
menimbulkan kerugian bagi pengembangan pariwisata itu sendiri, yaitu
dengan munculnya dampak Negatif seperti, dampak terhadap seni
budaya, dampak terhadap budaya sosial, dampak terhadap
perkonomian, dampak terhadap lingkungan hidup, dan terjadinya
kebocoran yang dapat mengurangi perolehan devisa.
Pengembangan kepariwisatan pada daerah tujuan wisata selalu
akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi rakyat
banyak. Dengan demikian dapat menjadi kawasan pariwisata karena
berdasarkan kriteria pengembangan lokasi pariwisata harus mempunyai;
keindahan alam dan keindahan panorama masyarakat dengan
kebudayaan nilai tinggi dan diminati oleh wisatawan serta bangunan
peninggalan budaya dan atau mempunyai nilai sejarah tinggi (Amien
Mappadjantji, 1996).
Kabupaten Flores Timur merupakan salah satu kabupaten
kepulauan yang terdiri dari Pulau Adonara, Pulau Solor, sebagian
daratan flores dan pulau-pulau kecil lainnya. Wilayah ini berada di
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kaya sumber daya alam
khusus tempat-tempat wisata, tetapi belum di kelolah dengan baik
mungkin sehingga masih tertinggal dengan daerah lain. Untuk itu
potensi yang ada perlu dimanfaatkan sebaik mungkin agar dapat
membantu pendapatan bagi pemerintah terutama untuk meningkatkan
Pendapat Asli Daerah ( PAD) dan perekonomian masyarakat setempat
dari potensi daya tarik yang di milikinya.

1
2

Kawasan objek wisata pantai watotena terletak ± 10 km dari


Ibu Kota kabupaten Flores Timur (Waiwerang) dengan luas pantai
watotena ± 8 Ha dan panjang ± 700 meter. Objek wisata ini sangat
potensial di kabupaten Flores Timur sehingga perlu untuk di
kembangkan menjadi lebih baik. Perkembangan jumlah pengunjung
dalam lima terakhir yaitu dari tahun 2014- tahun 2018 meningkat pesat.
Pada tahun 2016 jumlah kunjungan Wisatawan pada kawasan objek
wisata ini sebanyak 49.982 jiwa (Sumber.kantor Desa Beda Lewun).
Adapun jumlah kunjungan wisatawan Mancanegara dalam lima tahun
terakhir masih sedikit yaitu sebanyak 27 jiwa.
Daya tarik objek wisata ini menampilkan pontensi yang spesifik
dan bermatra pantai dengan menciptakan Kawasan Pantai yang
harmonis dan berkualitas. Kawasan Objek Wisata Pantai Watotena
memiliki bentang alam yang bervariasi dengan karakteristik pantainya
yang alami dan kondisi air lautnya berwarna jernih dan kebiruan dan
ketika pada saat pasang surut air lautnya dengan ketinggian air berada
sekitar ± 1 meter, sehingga terlihat dasar laut dengan terumbuh karang
yang lain. Selain itu Objek Wisata Pantai Watotena ini menawarkan
daya tarik lainnya seperti pasir yang putih, struktur bebatuan yang unik
dengan ketinggian batuan bervariasi ± 1-30 meter dan memanjang ke
tengah laut ± 1-80 meter dan lebar 10 meter sehingga bisa dijadikan
olahraga panjat tebing. Ketika terjadi pasang air laut, beberapa batu
karang yang memanjang tersebut seperti terbentuk pulau-pulau kecil
yang berada pada pinggiran pantai dan salah satu bentuk batunya
menyerupai perahu dan diberi nama Pantai watotena (Batu Kapal)
sehingga menambah daya tarik tersendiri pada Objek Wisata ini.
Ke arah laut, kawasan objek Wisata Pantai Watotena ini
berhadapan dengan Pulau Solor dan Pulau Lembata (Kabupaten
Lembata) sehingga memiliki sentuhan panorama alam perbuktian yang
indah, tebentang memanjang pada pulau-pulau tersebut. Ketika pada
pagi hari, terlihat matahari terbit dari bibir pantai dengan panorama
3

yang memukau. Selain itu ke arah darat Objek Wisata Budaya dan
Wisata Sejarah.
Pada kawasan Objek Wisata ini terdapat jenis spesies Flora dan
Fauna, dimana pada pesisir pantainya terdapat beberapa jenis Flora
seperti pohon dan tanaman hias yang menghijau. Selain Objek Wisata
Pantai lainnya yang saling berdekatan yaitu Objek Wisata Pantai Ina
Burak, Pantai Longot (Wisata Religi) dan Pantai Deri. Beberapa Objek
Wisata ini terletak besebelahan dengan Desa Beda Lewun sehinga
memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut.
Melihat berbagai potensi yang ada pada objek wisata ini akan
tetapi kondisi sarana dan prasarana pendukung masih perlu ditingkatkan
mengingat pada kawasan objek wisata ini hanya tersedia 9 bua
bangunan gazebo (Tempat Bersantai) yang kondisinya darurat , 3 buah
tempat jualan, kondisi, kondisi pakir yang semrawut (Tidak Teratur),
tempat sampahnya masih kurang 2 buah kamar ganti den 2 Wc umum.
Kondisi fasilitas pendukung seperti ini dapat mempengaruhi jumlah
kunjungan wisatawan, karena pada objek wisata ini hampir setiap hari
dikunjungi. Adapun jumlah kunjungan wisatawan yang lebih banyak
ketika pada saat hari libur dan hari raya besar seperti hari raya Paskah,
Natal, hari raya Idul Fitri, dan Tahun Baru.
Fasilitas yang akan di kembangkan pada kawasan Wisata Pantai
Watotena di kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur ini agar
dapat dapat memecahkan permasalah tersebut, dengan dikembangkan
kawasan Wisata Pantai Watotena sebagai acuan dengan bangunan
majemuk yang di lengkapi dangan fasilitas-fasilitas yang memadai
( mencukupi) sehingga memberikan nilai daya saing dengan daerah-
daerah lain demi meningkat perekonomian Kabupaten Flores Timur.
Dengan melihat latar belakang di atas maka Studi Ekowisata
tentang Pengembangan Pantai Watotena (Batu Kapal) Berbasis
Pendekatan Desain Aristektur Hijau (Green Architecture) di Desa
Nelereng Kecamatan Ile Boleng Adonara Timur Kota Waiwerang
(Flores Timur). Alasan memilih judul ini adalah dijadikan sebagai
4

ruang terbuka hijau dengan menerapkan 5 prinsip Arsiktektur Hijau


yaitu: Hemat Energi, Memanfaatkan Kondisi dan sumber Energi Alam,
menaggapi keadaan tapak, memperhatikan pengguna bangunan dan
meminimalkan sumber daya baru. Dari 5 prinsip Aristektur Hijau
tersebut di upayakan agar bisa menyediakan segala aktivitas yang ada
didalam kawasan wisata maupun bangunan-bangunan penunjang
lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan yang bernilai untuk wisatawan
domestik maupun mancanegara demi tercapainya perekonomian kota.

1.2 Analisis Permasalahan


Berdasarkan latar belakang di atas, maka di temukan permasalahan
sebagai berikut:
1. Penataan tapak ( Lahan) pada kawasan w isata ini belum di tata
secara optimal.
2. Kurangnya fasilitas penunjang pendudukung kegiatan kawasan
wisata pantai watotena.
3. Fasilitas-fasilitas yang ada pada kawasan belum di kelola secara
optimal.

1.3 Tujuan
Dari pengembangan Kawasan Wisata Pantai Watotena yang
ramah lingkungan dengan pendekatan Arsitektur Hijau melalui
ketersediaan fasilitas-fasilitapak kawasan.

1.4 Manfaat
Guna melengkapi fasilitas-fasilitas dan tata tempat yang secara
optimal di Kawasan Pantai Watotena yang ramah lingkungan dengan
pendekatan Arsitektur Hijau untuk menarik perhatian para wisatawan
domestik maupun mancanegara untuk dapat berkunjung di wisata
Pantai Watotena.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Obyek dan daya tarik wisata


Daya tarik Wisata yang juga disebut Obyek Wisata merupakan
potensi yang menjadi pendorong kehadiran Wisatawan kesuatu daerah
tujuan Wisata.
a. Pengusahaan obyek dan daya tarik Wisata dikelompokan dalam:
1) Pengusahaan Obyek Dan daya tarik Wisata alam,
2) Pengusahaan Obyek dan daya tarik Wisata budaya
3) Pengusahaan Obyek dan daya tarik Wisata minat khusus.
b. Umumnya daya tarik obyek Wisata berdasar pada:
1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa, senang,
indah, nyaman dan bersih.
2) Adanya aksesibilitas yang tinggi
3) Adanya sarana/prasarana menunjang untuk melayani para
wisatawan yang hadir.
4) Obyek Wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena
keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir hutan dan
sebagainya
5) Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena
memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi keseniaan, upacara
adat, nilai luhur yang terkandung dalam obyek buah karya
manusia pada masa lampau.
c. Pembangunan suatu obyek Wisata harus dirancang dengan
bersumber pada potensi daya tarik yang dimiliki obyek tersebut
dengan mengacuh pada kriteria keberhasilan pengembangan yang
meliputi:
1) Kelayakan finansial
2) Kelayakan sosial ekonomi regional
3) Layak teknis, dan
4) Layak lingkungan

5
6

2.2 Prasarana Wisata


Prasarana wisata adalah Sumber daya alam dan sumber daya
buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh Wisatawan dalam
perjalanan daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air,
telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagain.Pembangunan
prasarana Wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan
meningkatkan aksesibilitas suatu Obyek Wisata pada giliranya akan
dapat meningkatkan daya tarik Obyek wisata itu sendiri. disamping
sebagai kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan Wisata
yang lain juga perluh disediakan di daerah tujuan Wisata seperti bank,
apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat perbelanjaan, barbier, dan
sebagainya.

2.3 Sarana Wisata


Sarana Wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan Wisata
yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam
menikmati perjalanan Wisatanya.Pembangunan sarana Wisata di
daerah. tujuan Wisata maupun Obyek Wisata tertentu harus disesuaikan
dengan kebutuhan Wisatawan baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif.Berbagai sarana Wisata yang harus disediakan di daerah
tujuan Wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan
rumah makan serta sarana pendukung lainya. tak semua Obyek Wisata
memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana Wisata
harus disesuaikan dengan kebutuhan Wisatawan.

2.4 Tata Laksana/Infrastruktur


Infarastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan
prasarana Wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun
bangunan fisik di atas permukaan tanah dan di bawa tanah seperti:
a. Sistim pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan limbah
yang membantu sarana perhotelan/restoran.
b. Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusinya
7

c. Sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar akan
memudahkan wisatawan untuk berkunjung ke Obyek Wisata.
d. Sistem komunikasi yang memudahkan para Wisatawan untuk
mendapatkan informasi.
e. Sistem keamanan dan pengawasan yang memberikan kemudahan
diberbagai sektor bagi para Wisatawan.

2.5 Masyarakat/Lingkungan
Daerah tujuan Wisata yang memiliki berbagai obyek dan daya
tarik Wisata akan mengundang kehadiran Wisatawan.
a. Masyarakat
Masyarakat disekitar Obyek wisatalah yang akan menyambut
kehadiran Wisatawan tersebut dan sekaligus akan memberikan
layanan yang diperlukan oleh Wisatawan.
b. Lingkungan
Disamping masyarakat disekitar Obyek Wisata, lingkungan alam
disekitar obyek Wisatapun perlu diperhatikan dengan saksama
agar tidak rusak dan tercemar.
c. Budaya
Lingkunagan masyarakat dalam lingkungan alam disuatu obyek
Wisata merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar
penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat.Oleh karena itu
lingkungan budaya inipun kelestarianya tak boleh tercemar oleh
budaya asing, tetapi harus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat
memberikan kenangan yang mengesankan bagi setiap Wisatawan.
(Suwantoro Gamal , SH. 2004:19- 24).
2.6 Sapta Pesona
Sapta pesona adalah kondisi yang harus diwujudkan dalam
rangka menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau
negara kita, agar wisatawan memperpanjang masa tinggal (length of
stay) disuatu daerah serta memperoleh kepuasan atas kunjungannya.
8

Sapta pesona terdiri dari tujuh unsur yaitu : aman, tertib, bersih, sejuk,
indah, ramah, dan kenangan.
Wisatawan umumnya mengharapkan tujuh unsur tersebut
terealisasi disetiap daerah wisata dan objek wisata meliputi akomodasi,
rumah makan, travel, dan prasarana pendukung dunia pariwisata
lainnya, yang merupakan tanggung jawab kita bersama pemerintah dan
masyarakat.
a. Aman
Wisatawan akan senang berkunjung dan tinggal disuatu
tempat apabila mereka merasa aman baik bagi dirinya maupun
harta bendanya, yaitu :
1) Bebas dari pencopetan, pemerasan, penodongan selama berada
ditempat objek wisata dan tempat - tempat lainya.
2) Bebas dari kecelakaan yang disebabkan alat perlengkapan dan
fasilitas yang diperlukan kurang baik.
3) Bebas dari gangguan masyarakat, seperti pemaksaan oleh
pedagang asongan di tempat - tempat rekreasi atau objek
wisata.
b. Tertib
Kondisi yang tertib adalah sesuatu yang sangat didambakan
oleh setiap orang, termasuk wisatawan yang tercermin dari suasana
yang teratur, rapih, adanya disiplin yang tinggi seperti:
1) Jam masuk kerja karyawan baik karyawan di hotel - hotel, biro
perjalanan, karyawan di objek wisata selalu tepat waktu.
2) Tata letak bangunan, lalu lintas daan sarana transportasi
lainnya serta taman kota yang tertata rapih, sesuai dengan
aturan yang berlaku.
3) Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat.
c. Bersih
Bersih adalah sesuatu keadaan/kondisi lingkungan dan
suasana yang menampilkan kebersihan dan kesehatan di semua
9

tempat yang menjadi kegiatan manusia baik di tempat umum


maupun di daerah-daerah tempat tujuan, seperti:
1) Lingkungan yang bersih di objek-objek wisata, hotel-hotel,
restoran dan sarana angkutan bersih dari sampah, kotoran,
coret-coret, asap knalpot mobil dan lain-lain.
2) Makanan dan minuman yang akan dikonsumsi bersih dan
sehat, didukung Wc/toilet yang higienis serta suasana
lingkungan yang nyaman dan tertata rapih.
d. Sejuk
Sejuk adalah suatu keadaan atau kondisi yang
menampilkan lingkungan dan suasana yang sejuk, nyaman dan
tenteram karena lingkungan yang serba hijau, segar dan asri.
Kesejukan yang dikehendaki tidak saja harus berada di luar
ruangan atau bangunan, akan tetapi di dalam ruangan kerja, lobby,
kamar-kamar hotel, ruangan kantor biro-biro perjalanan dan
sebagainya.
1) Turut aktif memelihara keindahan pepohonan di lingkungan,
serta hasil penghijauan yang telah dilaksanakan oleh
masyarakat atau pemerintah.
2) Mengisi ruangan kerja, kamar-kamar dengan berbagai
penghijauan/bunga-bungaan yang alami.
3) Berperan aktif dalam melaksanakan misalnya melakukan
penanaman pohon di lingkungan objek wisata, halaman hotel-
hotel, rumah makan, pertokoan dan perkantoran serta rumah-
rumah tempat tinggal.
e. Indah
Keadaan/kondisi yang menampilkan suasana yang menunjukan
keserasian dan keselarasan suatu lingkungan seperti tata warna,
tata letak, tata bentuk ruang, gaya, gerak serasi dan selaras di objek
wisata serta akomodasi sehingga memberi nuansa indah yang
memenuhi nilainilai estetika.
f. Ramah
10

Ramah-tamah adalah suatu sikap dan perilaku seseorang


yang menunjukkan keakraban, sopan dan senang membantu.
Ramah-tamah sebagaimana yang dimaksud merupakan watak dan
budaya Indonesia yang selalu menghormati tamunya dan dapat
menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah-tamah ini menjadi
salah satu hal yang sangat menarik bagi wisatawan. Sebagai
contoh sikap ramah-tamah yang diharapkan wisatawan baik di
hotel maupun di objek-objek wisata dan pusat-pusat perbelanjaan,
yaitu sikap ramah petugas atau karyawan dalam memberikan
pelayanan kepada wisatawan.
g. Kenangan
Kenangan adalah suatu kesan yang melekat kuat pada ingatan dan
perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang
diperolehnya. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan
wisatawan adalah kenangan indah dan menyenangkan dalam
berwisata antara lain:
1) Akomodasi yang nyaman, bersih, sehat, pelayanan yang cepat,
tepat dan bersih. Suasana yang mencerminkan ciri khas daerah
dalam bentuk dan gaya bangunan, suasana dan dekorasinya.
2) Atraksi seni dan budaya yang khas dan mempesona, baik itu
berupa seni tari, seni suara dan berbagai macam upacara.
3) Tersedianya berbagai souvenir hasil kerajinan masyarakat
setempat dan makanan khas daerah sebagai oleh-oleh bagi
wisatawan yang berkunjung.
2.7 Pemahaman Arsitektur hijau
Arsitektur, Kata Arsitektur ( architecture) berasal dari bahasa
yunani, yakni : Arche : “Yang ahli, yang utama “Tectoon : “ Sesuatu
yang berdiri kokoh, tidak roboh, stabil dan kuat “Arsitektur adalah ilmu
yang merencanakan dan merancang bangunan, dengan metode dan gaya
rancangan berdasarkan pertimbangan dari berbagai banyak aspek dari
sudut pandang arsitektur.Arsitektur adalah kegiatan atau proses bangun
membangun, seni atau ilmu bangunan, termasuk perencanaan,
11

konstruksi dan penyelesaian dekoratif, sifat, karakter, atau langgam


bangunan, pemikiran yang matang dalam pembentukan
ruang.Berdasarkan pendapat di atas arsitektur dapat di artikan sebagai
suatu ilmu yang dapat memadukan seni dan teknologi , serta dapat
menciptakan ruang / bangunan bagi kehiudupan manusia. Arsitektur
adalah: Pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang.
Pembaharuan Arsitektur secara terus menerus disebabkan oleh konsep
ruang yang selalu berubah. (Banhaart.C.L.hal. 1973;65)
1. Arsitektur hijau
 Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah
arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, termasuk
energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010)
 Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan
eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan
alam dan lingkungan di mana mereka tinggal.
Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana
Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertian
Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble development) tahun 1987 sebagai
pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa
mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
mereka sendiri.
Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan,
penggunaan energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapan
arsitektur hijauakan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia
secara berkelanjutan. Aplikasi arsitektur hijauakan menciptakan suatu
bentuk arsitektur yang berkelanjutan.

2. Prinsip-prinsip Green Architecture


Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah
mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green
Architecture Design fo Sustainable Future:
12

a. Conserving Energy (Hemat Energi)


Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional
suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi
yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya
kembali.Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus
mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan
bukan merubah lingkungan yang sudah ada.Lebih jelasnya dengan
memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain
bangunan agar hemat energi, antara lain:
1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan
pencahayaan dan menghem energilistrik.
2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi
thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic
yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke
bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran
matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah.
Selain itu juga menggunakan alat kontrol pengurangan intensitas
lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak
yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat
mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk
ke dalam ruangan.
5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak
menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
6. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas
dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui
lubang ventilasi.
b. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi
alami)
Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi
dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi
13

alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta


pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
 Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
 Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk
mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
 Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya
dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
 Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan
ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai
kebutuhan
c. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan
tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi
konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan
sekitar, dengan cara sebagai berikut.
 Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang
mengikuti bentuk tapak yang ada.
 Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan
mendesain bangunan secara vertikal.
 Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak
lingkungan.
d. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus
memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan
dan pengoperasiannya.
e. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material
yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada
akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk
tatanan arsitektur lainnya.
14

f. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5
poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip
green architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling
berhubungan satu sama lain. Tentu secara parsial akan lebih mudah
menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin
dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan
sesuai potensi yang ada di dalam site.
BAB III
METODE PENYELESAIAN

3.1 Waktu dan tempat kegiatan


Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata pantai watotena, desa
Nelereng kecamata kecamatan ile Boleng kabupaten Flores Timur.
Waktu penelitian dilaksanakan 20 Januari 2022- 30 Maret 2022

3.2 Rumusan Permasalahan


Bagaimana merencanakan dan merancang KawasaWisata Pantai
Watotena dengan pendekatan Arsitektur Hijau guna menunjang
berbagai kegiatan rekkreasi di kawasan Wisata Pantai tersebut.

3.3 Rencana Strategi Penyelesaian


Strategi penelitian yang di lakukan oleh penelitian dalam rangka
melaksanakn kegiatan penelitian adalah menggunakan penelitian
deskritif. Dalam penelitian ini penulis berusaha menemukan dan
mendeskripsikan masalah-masalah yang ada di kawasan wisata pantai
watotena yang berupa fisik dan non fisik. Selanjutnya dengan
memperhatikan kedua masalah tersebut untuk mengetahui: arahan
pengembangan, prospek kedepanya, serta dukungan terhadap Desa
Nereleng. Berdasarkan pada bentuk dan metode pelaksanannya
penelitian ini merupakan penelitian survey.

3.4 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan Bulan Peksanaan
Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Peksanannya Penelitian
a. Melakukan Deskritif

15
16

b. Membangun
permasalahan
fiksi(Jalan dan faislitas
–fasilitas)
c. Membangun
permasalahan non fisik
(Budaya dan
perekonomian)
d. Melakukan Survey
(Pengumpulan Data)

3.5 Recana Anggaran pembiayaan


No Kegiatan Biaya
1. Perjalanan ke tempat wisata Rp 4.000.000,00
2. Membangun Sarana dan Prasaran Rp 7.000.000,00
3. Konsumsi Rp 2.000.000,00
Jumlah Total Rp 13.000.000,00
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unwira.ac.id/1493/1/BAB%20I.pdf
http://repository.unwira.ac.id/1493/4/BAB%20II.pdf
https://www.academia.edu/40818670/_STUDI_PENGEMBANGAN
_KAWASAN_WISATA_PANTAI_NERENG_WATOTENA_DI_K
ECAMATAN_ILE_BOLEN_KABUPATEN_FLORES_TIMUR_T
EMA_ARSITEKTUR_HIJAU_Green_Architecture

17

Anda mungkin juga menyukai