Anda di halaman 1dari 153

Metode Fasilitasi

Pengambilan Keputusan Partisipasif

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF i


METODE FASILITASI
PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Edisi Revisi

Penyusun:
Ilham Cendekia

Kontributor:
Sad Dian Utomo, Dini Mentari, Anwar Holid,
Yusriani Manurung, Ambar Dwi Cahyani,
Maya Rostanty, Rohidin Sudarno, Saifullah

Cetakan II, Desember 2010

ISBN

Buku diterbitkan atas kerjasama:


PATTIRO dan The Ford Foundation

PATTIRO (Pusat Telaah dan Informasi Regional)


Jl. Tebet Timur Dalam VIII No. 39, Jakarta Selatan,
Telp./Faks.: 62-21 8297954
Email:pattiro@cbn.net.id; pattiro@yahoo.com
www.pattiro.org

ii METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Perkenalan

M etode yang digunakan dalam buku ini adalah


Technology of Participation (TOP), dalam buku ini
diterjemahkan menjadi Teknologi Parsipasi. ToP merupakan
metode fasilitasi kelompok yang hak ciptanya dimiliki oleh
Institute of Cultural Affairs (ICA).
Kemudian ICA member izin pada Associates ini Rural
Development/Governance and Local Democracy (ARD/
GOLD) Project, suatu proyek yang didanai USAID di
Filipina, untuk menerbitkan suatu manual tentang ToP
yang bertitel Technology of Partipation (TOP) : basic Group
Facilitation Method Manual. Berdasarkan aturan USAID,
semua material yang dihasilkan oleh proyek yang didanai
USAID adalah milik publik, maka ToP dapat digunakan
untuk keperluan public. Dari buku manual tersebut metode
ToP diperoleh dan dipergunakan dalam buku ini.
Buku ini diterbitkan oleh Pusat Telaah dan Informasi
Regional (PATTIRO) dalam usaha untuk memperkaya
bahan-bahan penguatan masyarakat sipil di Indonesia.
Dana untuk penerbitan buku ini hasil kerjasama PATTIRO,
dan The Ford Foundation.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF iii


iv METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Daftar Isi

PERKENALAN iii
DAFTAR ISI v
TENTANG BUKU INI ix
SEBUAH AWAL xi

BAB 1. TEKNOLOGI PARTISIPASI 1


• Sekilas tentang Teknologi Partisipasi 1
• Kepemimpinan Fasilitatif 2
• Nilai Dasar dalam Kepemimpinan Fasilitatif 3
• Metode Dasar Teknologi Partisipasi 7

BAB 2. METODE DISKUSI DENGAN


PENDEKATAN ORID 9
• Diagram Alur Proses Diskusi ORID 11
• Alur Proses Diskusi ORID 12
a. Mendefinisikan Tujuan 12
b. Pembukaan/Penjelasan Konteks Masalah 12
c. Tahap Obyektif 13
d. Tahap Reflektif 13
e. Tahap Interpretatif 15
f. Tahap Decisional 16
g. Konfirmasi dan Penutupan 17

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF v


• Contoh Diskusi ORID 18
a. Tujuan Obyektif 18
b. Tujuan Eksprimental 19
c. Pembukaan/Penjelasan Konteks Masalah 19
d. Tahap Reflektif 20
e. Tahap Obyektif 20
f. Tahap Interpretatif 20

g. Konfirmasi dan Penutupan 20

BAB 3. METODE WORKSHOP 23


• Langkah-langkah Workshop 23
• Alur Metode Workshop 28
a. Menentukan Tujuan 28
b. Tahap konteks 29
c. Tahap Brainstorming 31
d. Tahap Kategorisasi 33
e. Tahap Penamaan 34
f. Tahap Refleksi 36
• Contoh Workshop 37
a. Menentukan Tujuan 37
b. Tujuan Eksprimental 37
c. Tahap Konteks 38
d. Tahap Brainstorming 38
e. Tahap Kategorisasi 39
f. Tahap Penamaan 41
g. Tahap Refleksi 42

vi METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


BAB 4. METODE PERENCANAAN TINDAKAN 43
• Menentukan Tujuan Kelompok 45
• Melakukan Identifikasi Kondisi Obyektif 46
• Menentukan Rencana Tindakan 46
• Overview Perencanaan Tindakan 47
• Alur Metode Perencanaan Tindakan 49
a. Tahap Konteks 49
b. Tahap Lingkaran Sukses 50
c. Tahap Kondisi Obyektif 53
d. Tahap Komitmen 54
e. Tahap Workshop 55
f. Tahap Penjadwalan dan Penugasan 60
g. Tahap Refleksi 61
• Contoh Perencanaan Tindakan 61
a. Tahap Konteks 61
b. Tahap Lingkaran Sukses 62
c. Tahap Kondisi Obyektif 63
d. Tahap Komitmen 63
e. Tahap Workshop 64
• Workshop Konteks 64
• Workshop Brainstorming 64
• Workshop Kategorisasi 65
• Workshop Penamaan 66
• Workshop Diskusi Tim Kecil 67
f. Tahap Penjadwalan dan Penugasan 68
g. Tahap Refleksi 76

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF vii


BAB 5. CONTOH-CONTOH PRAKTIS
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PARTISIPASI 77

BAB 6. PENTUTUP 133

REFERENSI 135

viii METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Tentang Buku Ini

Overview
Buku ini terdiri dari 4 (empat) bab yang meliputi:

Bab 1 Teknologi Parsipipasi


Mengulas secara garis besar latar belakang terminolgi
teknik partisipasi, hubungannya dengan kepemimpinan
fasiltatif, sifat-sifat kepemimpinan fasilitatif, kegunaan
teknologi partisipasi, dan sekilas metode-metode dalam
teknologi partisipasi.

Bab 2 Metode Diskusi ORID


Membahas bagaimana cara menyelenggarakan diskusi
secara sistematis dengan metode ORID (Objective Reflektif
Intermediative Decisional). Paparan mengenai metode,
contoh penggunaan dan beberapa tips untuk diskusi ORID
akan dibahas dalam Bab 2.

Bab 3 Metode Workshop


Membahas bagaimana cara menyelenggarakan
workshop dengan pendekatan Teknologi Partisipasi.
Paparan mengenai metode, contoh penggunaan dan
beberapa tips untuk workshop akan dibahas dalam Bab 3.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF ix


Bab 4. Metode Perencanaan Tindakan
Membahas bagaimana merencanakan kegiata-kegiatan
atas suatu agenda. Dalam bab ini akan dipaparkan metode
Perencanaan Partisipasi beserta beberapa tips yang relevan
dan dibahas pula contoh penerapannya.

Bab 5 . Beberapa Contoh Praktis Penggunaan


Teknologi Partisipasi
Menyajikan contoh penggunaaan metode Teknologi
Partisipasi untuk secara lebih praktis. Misalnya, penerapan
teknologi partisipasi pada beberapa keperluan praktis, seperti
diskusi dengan komunitas, merencanakan program
bersama, penyusunan strategic organisasi dan sebagainya.

Sumber Acuan
Acuan dasar buku ini merupakan metode Teknologi
Partisipasi dalam buku Technology of Participation (ToP) :
Basic Group Facilitation Methods Manual yang dipubli-
kasikan oleh Associate in Rural Development, Inc.
Governance and Local Democracy Project (ARD/GOLD).

x METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Sebuah Awal

T erminologi partisipasi di Indonesia walau sejak tahun


70-an sudah sering terdengar, tetapi sebenarnya pola
kehidupan kenegaraan yang partisipatif belum banyak
diterapkan. Sampai saat ini, termasuk setelah Reformasi 98,
proses pengambilan keputusan publik sebagian besar masih
berjalan searah : atas yang menentukan, bawah yang
tanggung-jawab. Ini bukan suatu sistem yang baik dan adil.
Ketiadaan partisipasi berperan pada hancurnya berbagai
tatanan politik, jatuhnya berbagai kebanggaan, merosotnya
taraf kehidupan dan martabat bangsa ini. Tanpa partisipasi
akan banyak pengambilan keputusan publik yang
mendatangkan konflik dan penentangan (meskipun dalam
bentuk laten). Keputusan yang diambil tanpa melibatkan
pikiran, persepsi dan suara dari orang-orang yang bakal
terkena dampak, sering tidak sensitif, tidak akuntabel dan
kalau susah dikontrol publik.
Saat ini pemahaman bahwa keputusan adalah urusan
dan wewenang pimpinan atau selingkaran kecil penguasa
sudah tidak lagi relevan. Juga tidak lagi relevan keputusan
hanya dimiliki oleh “para pakar”, “jago forum” atau “ahli

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF xi


lobi”. Paradigma partisipasi menuntut dilibatkannya orang
sebanyak mungkin dalam pengambilan keputusan,
terutama orang yang akan terkena langsung dampak dari
keputusan tersebut. Paradigma partisipasi menuntut
pelibatan tersebut baik pada level organisasi maupun pada
level publik. Dengan itu, maka akan lebih mungkin diperoleh
keputusan memuaskan bagi banyak orang. Sehingga akan
semakin banyak orang yang merasa bertanggung-jawab
atas suatu keputusan.
Keinginan untuk mengimplementasikan proses-proses
partisipatif pada tingkat praktis memerlukan metode,
sementara pada tingkat kebijakan publik memerlukan
pengakuan formal (legal). Buku ini hanya akan membahas
mengenai satu metode yang dibutuhkan untuk fasilitasi
pembuatan keputusan secara partisipatif. Sementara itu,
kami juga sedang menyusun buku mengenai bagaimana
pengakuan formal terhadap partisipasi bisa dilakukan.
Saat ini sebenarnya telah cukup banyak metode untuk
memfasilitasi pengambilan keputusan secara partisipatif.
Buku ini ingin melengkapi khasanah metode tersebut dan
berusaha menjadi satu alternatif bagi metode fasilitasi
pengambilan keputusan secara partisipatif. Buku ini adalah
panduan bagi fasilitator dalam suatu organisasi atau forum.
Secara khusus, buku ini diharapkan dapat membantu
organisasi non-pemerintah (Ornop), baik untuk
memfasilitasi perencanaan kegiatan internal organisasi itu
sendiri, program-program pendampingan masyarakat,
jaringan / koalisi antar ornop, maupun untuk digunakan
pada perencanaan kegiatan basis dampingannya. Metode

xii METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


dalam buku ini dapat juga digunakan untuk lembaga-
lembaga pemerintah, lembaga profit, koperasi, organisasi
mahasiswa yang hendak melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif.
Buku ini disusun dari berbagai sumber. Salah satu
sumber yang sangat penting dalam penyusunan buku ini
adalah Technology of Participation (ToP) : Basic Group
Facilitation Methods Manual, terbitan dari Associates in
Rural Development, Inc. Governance and Local Democracy
Project (GOLD). Dari sumber tersebut Technology of
Participation (ToP) diadopsi untuk proses-proses fasilitatif
dalam buku ini, yang kemudian disebut Teknologi
Partisipasi. Teknologi Partisipasi sebenarnya telah
digunakan secara luas di berbagai negara (misalnya :
Filipina, Afrika Selatan, Inggris, dsb) oleh para promotor
demokrasi (misalnya : IDS / Institute for Development
Studies). Sementara di Indonesia, Teknologi Partisipasi
mulai diperkenalkan oleh beberapa lembaga internasional
promotor demokrasi (The Ford Foundation, The Asia
Foundation dan Institute for Development Studies) serta
oleh beberapa NGO lokal.
Dengan metode Teknologi Partisipasi, kami telah
melakukan fasilitasi pada berbagai forum, baik forum-
forum diskusi maupun pertemuan untuk pengambilan
keputusan-keputusan strategis. Buku ini adalah merupakan
perpaduan antara panduan metode Teknologi Partisipasi
yang diambil dari referensi dengan catatan-catatan dari
beberapa pengalaman praktis kami dalam memfasilitasi
dengan menggunakan metode tersebut.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF xiii


Pengambilan keputusan secara partisipatif seringkali
terhambat karena sebagian besar masyarakat di Indonesia
belum memiliki budaya dan skill partisipasi. Ketika
sekelompok warga biasa didudukan satu meja dengan
pejabat, yang seringkali terjadi adalah warga tersebut tetap
pada posisi diam dan mendengar segala petuah dari sang
pejabat tanpa memiliki keberanian dan kesempatan
berbicara. Baru setelah pertemuan selesai, segala protes
dan kritik dari warga terhadap sang pejabat muncul.
Keberanian dan sikap kritis yang muncul terlambat!
Teknologi Partisipasi berusaha mengatasi berbagai
hambatan dan kerumitan dalam diskusi dan pertemuan
untuk pengambilan keputusan. Pembicaran bertele-tele,
adanya sekelompok orang tertentu yang sangat ingin
mendominasi forum, atau tidak dapat bersuaranya sebagian
orang dalam forum adalah fenomena umum yang sering
menghambat diskusi/pertemuan. Sehingga diskusi/
pertemuan tidak mudah menghasilkan kesepahaman atau
keputusan. Karena itu, seringkali diskusi/pertemuan hanya
membawa kita pada keputusan-keputusan normatif (tidak
operasional) dan kesepahaman-kesepahaman semu.
Seringkali pula terjadi, dalam diskusi /pertemuan hanya
sekelompok orang yang dapat berbicara, sementara yang
lain hanya mengiyakan. Ini sering terjadi, misalnya, dalam
diskusi yang diadakan oleh kantor-kantor pemerintah
karena ada budaya birokrasi yang mencegah orang untuk
menyuarakan pendapatnya secara terbuka.
Masalah-masalah tersebut terjadi di berbagai diskusi/
pertemuan, mulai dari diskusi/pertemuan di organisasi-

xiv METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


organisasi besar sampai diskusi informal di masyarakat
bawah (tingkat akar rumput). Tanpa mengatasi kerumitan-
kerumitan tersebut partisipasi anggota kelompok dalam
pembuatan keputusan akan banyak mengalami hambatan.
Suatu diskusi /pertemuan yang didominasi beberapa orang
saja dari kelompok tersebut, pasti hanya akan menghasilkan
keputusan atau pemahaman sepihak.
Teknologi Partisipasi berusaha mengatasi masalah-
masalah tersebut. Keputusan mengikat semua, dan karena
itu harus diambil secara bersama-sama adalah filosofi dasar
dari Teknologi Partisipasi. Untuk itu Teknologi Partisipasi
mengembangkan suatu pendekatan yang membuat seluruh
anggota kelompok (peserta diskusi/pertemuan) memiliki
kesempatan yang sama untuk mengemukakan ide dan
menolong setiap orang untuk mampu mengapresiasi ide dari
orang lain.
Teknologi Partisipasi pada dasarnya adalah sistema-
tisasi, strukturisasi dan visualisasi proses pengambilan
keputusan untuk menyeimbangkan kesempatan bagi semua
orang untuk terlibat aktif. Pendekatan tersebut memung-
kinkan orang tidak harus “pintar bicara” untuk dapat
berperan dalam pembuatan keputusan. Karena itu,
Teknologi Partisipasi akan sangat berguna untuk mem-
fasilitasi pertemuan-pertemuan antar orang –orang yang
memiliki “kemampuan berbicara” tidak sama.
Dengan itu, Teknologi Partisipasi baik untuk digunakan
dalam berbagai kebutuhan. Pada diskusi-diskusi wacana
untuk menghasilkan kesepahaman teknik Diskusi ORID
(Objective-Reflective-Interpretative-Decisional) cocok

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF xv


digunakan. Sedangkan pada pertemuan yang mengharap-
kan terjadinya konsensus teknik Workshop akan sangat
membantu. Sementara itu, metode Teknologi Partisipasi
juga menyediakan teknik Perencanaan Aksi yang dapat
membantu forum untuk menghasilkan rancangan kegiatan
operasional.

Salam,

Penyusun

xvi METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Bab 1.

Teknologi Partisipasi

Sekilas Teknologi Partisipasi


Teknologi Partisipasi atau lebih dikenal dengan
Technology of Particiption merupakan metode fasilitasi
untuk membantu kelompok dalam pengambilan
keputusan secara partisipasif. Dalam melakukan fasilitasi
pada kelompok, Teknologi Partisipasi mengeksplorasi
munculnya inisiatif-inisiatif, sikap kepemimpinan,
keputusan dan tanggung jawab dari seluruh anggota
kelompok. Sekali lagi ditekankan, dari seluruh anggota
kelompok!
Untuk itu, Teknologi Partisipasi merupakan metode
yang berusaha:
• Melakukan resolusi atas perbedaan, tetapi bukan
meniadakannya;
• Mengeksplorasi perbedaan, tetapi tidak mengeksploitasi;
• Membuat masalah semudah mungkin dipahami;

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 1


• Menjadikan berharga semua pendapat/opini yang
muncul dari setiap anggota;
• Menjadikan semua angota kelompok sebagai pengambil
keputusan.
Dari itu semua dapat dikatakan Teknologi Partisipasi
merupakan alat untuk mencapai kepemimpinan yang
fasilitatif.

Kepemimpinan Fasilitatif (Facilitative Leadership)


Kepemimpinan fasilitatif merupakan satu model
kepemimpinan untuk mengembangkan dan mendorong
munculnya partisipasi dari setiap anggota kelompok
maupun organisasi. Pengembangan partisipasi ini dilakukan
tanpa meninggalkan tujuan kelompok maupun organisasi.
Konsep Kepemimpinan Fasilitasi berbeda dengan konsep
kepemimpinan konvensional. Secara konvensional,
pemimpin memiliki persepsi yang harus digunakan sebagai
acuan, dianggap mengetahui segala masalah dan solusinya,
serta selalu mencari keputusan (yang dianggapnya) benar.
Dalam hal ini, kemampuan individual seorang pemimpin
adalah mutlak menentukan keberhasilan kelompok
maupun organisasi.
Sementara, pada konsep kepemimpinan fasilitatif,
pemimpin harus dapat mengapresiasi berbagai persepsi yang
beragam. Pemimpin tidak dianggap mengetahui segala
permasalahan dan solusinya, tetapi dapat memberikan
metode untuk bersama-sama menyampaikan dan
mengurai permasalahan untuk mencari solusinya. Pemim-
pin tidak sekedar memutuskan yang menurutnya benar,

2 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


tetapi secara bersama-sama membuat keputusan yang
diterima sekuruh anggota kelompok. Dalam kepemimpinan
fasilitatif, kemampuan kelompok adalah fondasi dasar
kelompok maupun organisasi.
Secara garis besar, perbedaan antara kedua tipe
kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut:

Konvensional Fasilitatif

Perspektif Perspektif mengenai Pemimpin mengapresiasi


masalah mutlak berbagai perspektif
ditentukan oleh mengenai masalah yang
Pemimpin datang dari anggota

Pengetahuan Pemimpin mengetahui Pemimpin mengetahui


seluruh masalah dan metode untuk menggali
solusinya masalah dan merumuskan
solusi secara bersama-
sama

Solusi yang Solusi yang benar Solusi yang dibuat dari


diinginkan menurut pemimpin dimiliki secara bersama

Bergantung Kemampuan individual Kemampuan kelompok


pada pemimpin secara bersama

Nilai Dasar dalam Kepemimpinan Fasilitatif


Nilai Dasar dalam Kepemimpinan Fasilitatif adalah:
• Partisipasi
Setiap anggota kelompok memeiliki kesempatan yang
sama dalam memberikan kontribusi penting pada
proses-proses keputusan;

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 3


• Kerjasama Kelompok
Kerjasama kelompok akan membantu terjadinya
proses yang efektif, efisien dan ekonomis, di samping
untuk menumbuhkan perasaan kepemilikan ide dalam
kelompok;
• Kreatifitas
Proses fasilitasi membutuhkan adanya kemampuan
rasional dan intuitif dalam kelompok. Setiap anggota
dari kelompok didorong untuk melakukan improvisasi
situasi kelompok dengan menggunakan otak dan
hatinya;
• Konsensus
Consensus adalah cara agar berbagai persepsi dan
usulan dapat diterima bersama dan dengan itu dapat
dilakukan langkah-langkah yang lebih konkrit;
• Refleksi
Refleksi dalam kepemimpinan partisipasi diperlukan
agar setiap keputusan yang akan diambil dipahami dan
dihayati benar oleh setiap anggota kelompok, sehingga
keputusan tersebut dapat benar-benar dimiliki
bersama.
• Dekat dengan Aksi
Kepemimpinan fasilitatif bertujuan membantu
kelompok untuk dapat keputusan yang dekat pada aksi.
Karena itu dalam proses kepemimpinan fasilitatif perlu
selalu ditekankan kepada anggota kelompok bahwa
proses pengambilan keputusan adalah untuk aksi!

4 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


AWAS BEBERAPA MITOS
TENTANG FASILITASI!

• Fasilitasi bukan kegiatan karikatif


pemberian fasilitas!
Fasilitasi merupakan media yang diciptakan agar
semua orang dapat berperanserta dalam
pengambilan keputusan, bukan sekedar menerima
fasilitas.
• Fasilitasi bukan pelatihan!
Pelatihan membawakan informasi dari Pelatih ke
Peserta, sedangkan Fasilitator menggali informasi
dari Peserta dengan menggunakan metode maupun
teknik yang tepat.
• Fasilitasi bukan sekedar membiarkan
mengalir!
Menggali pendapat dari anggota kelompok dan
mendiskusikan perbedaan-perbedaan persepsi adalah
pekerjaan serius, dan membutuhkan metode yang
tepat. Fasilitasi meletakkan kreatifitas dan inisiatif
dalam kerangka metode, tidak membiarkannya
berkembang liar.
• Fasilitasi tidak membiarkan orang tersesat
di hutan ide!
Membiarkan segala ide dan pendapat mengalir tak
terkendali akan menyebabkan peserta terjebak dalam
ketidakpastian. Fasilitator harus menjaga agar segala
ide mengarah pada solusi bagi kelompok.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 5


• Fasilitasi bukan kuis tanya-jawab!
Fasilitator tidak dapat membiarkan terjadinya
tanya jawab tanpa arah yang jelas antar peserta.
Fasilitasi harus memiliki metode yang jelas agar
interaksi antar peserta menghasilkan output yang
solutif.
• Fasilitasi bukan sulap!
Membawa satu kelompok secara bersama-sama
mengambil keputusan, tidak dapat dilakukan tanpa
melakukan asistensi. Fasilitator adalah pemimpin
dalam proses tersebut, tetapi sekaligus sebagai
pelayan metodologi.

6 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Metode Dasar Teknologi Partisipasi
Terdapat 3 (tiga) metode dasar dalam Teknologi
Partisipasi, yaitu (1) Metode Diskusi; (2) Metode Workshop;
dan (3) Metode Perencanaan Tindakan (Action Plan).

Metode • Digunakan untuk diskusi dengan topic


Diskusi yang umum;
• Untuk berbagi pengalaman;
• Untuk berbagi perspektif yang tidak rawan
konfrontasi;
• Untuk memperdalam wawasan peserta
atas suatu masalah;
• Dapat digunakan untuk peninjauan ulang
consensus-consensus sebelumnya yang
dianggap tidak relevan lagi.

Metode • Berfokus pada keputusan dan tindakan;


Workshop • Untuk membangun consensus kelompok;
• Menghasilkan rencana tindakan atau
kesepahaman mengenai akar masalah
(secara global).

Metode • Hanya dapat dilakukan jika telah ada


Perencanaan kesepakatan;

Tindakan • Menghasilkan rencana tindakan konkrit


(rinci);
• Mengandung mekanisme untuk
akuntabilitas;
• Menghasilkan system manajemen untuk
tindakan.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 7


8 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Bab 2.

Metode Diskusi dengan


Pendekatan ORID

Diskusi dalam Teknologi Partisipasi dilakukan dengan


menggunakan pendekatan ORID (Objective Reflektif
Interpretatif Decisonal). Sesuai namanya, pendekatan ini
menitikberatkan pada diskusi dalam proses mengalir dari
pembahasa pada tahap obyektif hingga tahap Decision.
Metode diskusi ORID digunakan untuk mempermudah
komunikasi dalam suatu kelompok. Metode ini akan
memungkinkan:
• Setiap anggota kelompok memberikan kontribusi (ide,
masalah, usulan, dan sebagainya);
• Terjadinya proses diskusi yang terfokus dan bermakna;
• Hadirnya berbagai perspektif mengenai topic dalam
dialog yang tidak konfrontatif;
• Terjadinya kedalaman pemahaman secara bersama-
sama dalam kelompok;
• Dihasilkannya solusi dan rencana aksi spesifik, realistis
dan logis.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 9


Metode ini juga sekaligus menghindari:
• Terjadinya dominasi satu atau beberapa anggota
kelompok dalam forum;
• Terjadinya pembicaraan yang berlarut-larut, tak
terfokus dan membosankan;
• Adanya anggota kelompok yang tidak dapat menyam-
paikan pendapat, misalnya karena kemampuan verbal
yang minim;
• Terjadinya kesulitan untuk menemukan kata sepakat
dalam forum.

10 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Diagram Alir Proses Diskusi ORID

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 11


Alur Proses Diskusi ORID

A. Mendefinisikan Tujuan
Sebelum proses diskusi berlangsung, terlebih dahulu
definisikan (1) tujuan obyektif dan (2) tujuan eksperimental
diskusi. Tujuan obyektif meliputi apa saja yang hendak
diketahui, dipahami atau diputuskan dalam diskusi;
sementara tujuan eksperimental meliputi bagaimana situasi
dan interaksi antar peserta yang ingin dialami oleh peserta
selama proses diskusi; atau isu atau pengalaman apa yang
ingin dialami oleh kelompok?
Pada prinsipnya, butir-butir pertanyaan dari kedua
tujuan tersebut ditetapkan bersama-sama oleh seluruh
kelompok. Tetapi seringkali, fasilitator harus mengambil
inisiatif awal sebagai pemantik. Fasilitator juga dapat
menuliskan terlebih dahulu “pertanyaan kunci” di papan
tulis maupun media lain yang mudah dilihat dan dibaca
semua peserta di forum.
Sebelum tujuan diskusi benar-benar ditetapkan,
hendaknya tujuan tersebut dikonfirmasikan dahalu ke setiap
peserta forum. Apakah peserta keberatan dengan tujuan
tersebut atau tidak? Jika sudah tidak ada lagi keberatan
dari peserta, maka ditetapkanlah tujuan obyektif dan
eksperimental yang kemudian ditempel di papan tulis atau
media lain untuk dijadikan acuan bersama.

B. Pembukaan dan Penjelasan Konteks Masalah


Pastikan bahwa semua peserta terlibat (involve) dalam
proses diskusi. Sedapat mungkin semua orang dapat melihat
peserta yang lain.

12 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Jelaskan kepada peserta konteks maslah maupun topic
yang akan didiskusikan. Cukup global saja dan jangan
terlalu detail. Penjelasan yang terlalu detail dapat meng-
akibatkan kerangka berfikir peserta terbatasi dan cepat
bosan.
Lakukan diskusi pemanasan dengan pancingan-
pancingan diskusi ringan, jauhkan dari hal-hal yang
mengganggu proses diskusi, misalnya telepon genggam,
atau pekerjaan-pekerjaan yang belum selesai. Ciptakan dan
selingan suasana humor di forum, dan yang terpenting
adalah pelibatan peserta, baik secara fisik, pikiran dan emosi.

C. Tahap Obyektif
Pertanyaan yang diajukan fasilitator dalam tahap
obyektif adalah:
• Apa yang diketahui, dilihat, didengar, dibaca atau diingat
oleh peserta mengenai topic yang dibahas (berupa fakta
dan data);
• Pengalaman apa yang pernah dialami oleh peserta dan
relevan dengan topic yang dibahas (kapan, kejadian
apa, di mana);
Fasilitator meminta pada peserta untuk memberikan
jawaban secara spesifik, detail, tidak menimbulkan
interpretasi ganda tetapi harus pendek dan tidak bertele-
tele. Selain itu, penting untuk tahap ini mengajak semua
orang menyampaikan ide dalam proses ini, meskipun dalam
satu dua kata.
Diskusi dalam tahap obyektif bertujuan untuk mendapat
fakta dan data secara jelas dari setiap peserta. Klarifikasi
atas fakta dan data yang diberikan peserta penting! Tetapi

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 13


hindari terjadinya adu argumentasi dalam tahap ini. Jika
itu terjadi, mintalah peserta untuk menunda perdebatannya
pada tahap berikutnya.

PENTING!

Bagaimana Memfasilitasi Ide di Forum


Pada setiap tahap, fasilitator bertugas membantu peserta
dalam menyampaikan ide atau jawaban. Seringkali peserta
menyampaikan ide secara berbelit-belit, tidak spesifik dan
tidak jelas apa maksudnya. Dalam keadaan demikian,
fasilitator harus mendengar dan menganalisis kalimat yang
disampaikan peserta. Buatlah ide tersebut menjadi kalimat
pendek (maksimal 7 tujuh kata), spesifik dan tidak
menimbulkan interpretasi ganda. Kecerdasan fasilitator
memilih dan mengolah kata (kalimat) yang dibuat pendek
dan tidak menimbulkan interpretasi, diperlukan dalam
proses ini.

Menulis itu Penting


Menulis setiap ide dari peserta merupakan hal esensial dari
Teknologi Partisipasi. Tulisan tersebut di temple atau ditulis
di tempat yang dapat dilihat peserta, sebagai acuan atas
apa saja yang telah tercapai dalam proses diskusi. Dengan
itu, dapat dihindari terjadinya pengulangan-pengulangan
tema.

Pertanyaan dari Peserta


Adanya pertanyaan dari peserta merupakan indikasi yang
baik, bahwa forum berjalan dialogis (dua arah). Pada tahap
obyektif, fasilitator dapat melakukan hal [1] Menjawab
langsung pertanyaan tersebut (jika pertanyaan itu dapat
membuat diskusi bertele-tele; [2] Mengajukan pertanyaan
ke forum (jika pertanyaan tersebut sesuai dengan tahapan
diskusi yang sedang berlangsung).

14 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


D. Tahap Reflektif
Pada tahap reflektif, pertanyaan yang diajukan adalah
mengenai respon emosional peserta atas fakta dan data yang
telah didapat pada tahap obyektif. Pada tahap ini, sikap
peserta terhadap topic diskusi yang berkembang akan mulai
terlihat. Pertanyaan-pertanyaan berasosiasi dengan
pengalaman peserta sangat baik untuk menerangkan respon
emosional dengan pengalaman peserta terhadap topic
diskusi.
Ajukan terlebih dahulu pertanyaan, dimulai dengan
yang paling mudah, bersifat spontan dan menimbulkan
antusiasme positif. Setelah itu baru diajukan pertanyaan-
pertanyaan sulit dan membutuhkan konsentrasi.
Indikator dari tahap ini adalah peserta memiliki
konsentrasi emosional pada topic yang dibahas. Dalam hal
ini, peserta telah memiliki sikap, jika hal ini tercapai, diskusi
dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya.

E. Tahap Interpretatif
Tujuan dari Tahap Interpretatif adalah mengetahui
esensi topic yang dibahas. Pertanyaan-pertanyaan dalam
tahap ini, misalnya apakah inti masalahnya? Apakah
dampak dari masalah itu? Apakah signifikansi maslah itu
bagi kita? Dan sebagainya.
Pada tahap ini, pertanyaan-pertanyaan untuk
menumbuhkan pemikiran kritis peserta mulai diajukan.
Kelompok mulai harus difokuskan untu secara serus dan
krtis menelaah fakta dan data yang diperoleh dari tahap-
tahap sebelumnya. Peserta diharapkan bias memberikan

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 15


jawaban yang mengisi kekosongan atas fakta dan data yang
diberikan. Misalnya, Bagaimana hubungan sebab akibat stu
fakta dengan fakta lainnya?
Fasilitator dalam hal ini mulai membumikan diskusi
dengan mengaitkan pembicaraan pada permasalahan
konkrit di lapangan. Pembicaraan sebaiknya mulai
mengarah pada pembuatan keputusan-keputusan (bukan
sekedar kesimpulan), persiapan untuk aksi dan penguatan
komitmen kelompok atas suatu topic maupun isu yang
berkembang.
Perbedaan pendapat dan perdebatan sangat mungkin
terjadi dalam tahap ini. Sebaiknya fasilitator tidak terjebak
menghabiskan energi dan waktu untuk mendamaikan
perbedaan. Fungsi fasilitator dalam hal ini adalah
mengapresiasi pentingnya berbagai perspektif berkembang
dalam diskusi. Serahkan pada kelompok perbedaan dan
perdebatan itu untuk diselesaikan sendiri. Fasilitator harus
menjada kelompok agar tetap terfokus pada isu maupun
topic diskusi yang sedang dibahas. Harus dihindari terjadinya
perdebatan abstrak normative maupun debat kusir yang
berkepanjangan, perdebatan yang difasilitasi adalah
mengarah pada solusi dan rencana aksi.

F. Tahap Decisional
Review poin-poin penting dari diskusi dan ingatkan
peserta pada tujuan obyektif yang harus dicapai. Dalam
tahap ini, fasilitator mengajak dan memotivasi kelompok
untuk membuat keputusan berdasar hasil diskusi pada
tahap-tahap sebelumnya.

16 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Fasilitator hendaknya memberi pertanyaan-pertanyaan
yang memberi inspirasi pada peserta untuk membuat
keputusan. Misalnya, Apa yang harus kita lakukan?
Bagaimana komitmen kita terhadap masalah ini? Dan
sebagainya.

Hindari Dominasi Fasilitator!

Dalam tahap decisional, seringkali fasilitator tergoda untuk


mengajukan inisiatifnya sendiri. Terutama jika dari peserta
tidak segera muncul inisiatif. Hal itu harus sebisa mungkin
dihindari, kecuali sangat terpaksa. Yang harus dilakukan
adalah memancing peserta dengan pertanyaaan-
pertanyaan kreatif.
Perhatikan: jika inisiatif dari peserta sendiri, akan muncul
rasa tanggungjawab atas apa yang diusulkan.

G. Konfirmasi dan Penutupan


Lakukan review sekali lagi pada setiap poin-poin
penting yang disepakati maupun diterima dalam diskusi.
Tuliskan kembali poin-poin tersebut di kertas plano besar-
besar. Telusuri sejarahnya, mulai dari bagaimana poin
tersebut diusulkan, dibahas dan disepakati. Tanyakan pada
forum apakah ada yang salah atau kurang memuaskan
dalam proses diskusi? Catat setiap keberatan.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 17


CONTOH DISKUSI DENGAN METODE ORID

Contoh 1

Topik: Diskusi mengenai Peran Warga dan


Pencegahan Kemiskinan

Umpamakan kita tengah melakukan diskusi pada


sekelompok Community Center (Pusat Komunitas) yang
memiliki perhatian dan kepedulian terhadap transparansi
anggaran dan upaya pencegahan kemiskinan. Peserta terdiri
dari beberapa kelompok warga miskin (perempuan dan laki-
laki). Sebagian peserta lebih tertarik pada isu atas akses
pendidikan, sebagian lainnya lebih tertarik pada isu-isu
transparansi anggaran.
Pada contoh ini, diskusi dilakukan bersama beberapa
kelompok warga miskin yang menjadi sasaran program
PNPM.
Catatan: Community Center merupakan forum yang
didirikan oleh dan atas inisiatif warga (dalam suatu komu-
nitas tertentu) yang memiliki perhatian dan kepedulian
khusus pada upaya perbaikan pelayanan publik pada sektor
tertentu yang berkembang di lingkungan mereka.

A. Tujuan Obyektif
• Memahami kondisi nyata peran warga dalam proses
penganggaran sekolah;
• Mendapatkan gagasan dan pandangan mengenai
kondisi ideal peran komunitas dalam proses peng-
anggaran di sekolah;

18 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


• Menyusun agenda untuk meningkatkan peran
komunitas .

B. Tujuan Eksperimental
• Memahami pentingnya peran warga dalam mendorong
akses pendidikan dan transparansi anggaran sekolah;
• Menumbuhkan motivasi dan perhatian warga,
khususnya orang tua murid dalam partisipasi
penganggaran sekolah.

C. Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah


Fasilitator membuka diskusi misalnya dengan:
“Selamat datang Bapak Ibu, senang kita bisa berjumpa
dalam diskusi ini. Sekarang kita akan membahas Peran
warga dalam pencegahan kemiskinan. Santai saja, mari
kita mulai diskusi kita!

D. Tahap Obyektif
Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan:
• Apa saja permasalahan yang terdapat dalam akses
pendidikan dan transparansi anggaran?
• Apa saja permasalahan yang menghambat pengem-
bangan community center?
• Apa saja yang sudah dilakukan community center dalam
mendorong akses siswa miskin di lingkungan Anda?

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 19


E. Tahap Reflektif
Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan:
• Bagaimana menurut Anda, apakah situasi tersebut
sudah cukup baik? Bagaimana seharusnya?
• Bagaimana yang Anda rasakan mengenai anak-anak
yang putus sekolah? Apakah Anda cukup puas dengan
kondisi sekarang?

F. Tahap Interpretatif
Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan:
• Bagaimana cara mengkoordinasi segala sumber yang
dimiliki community center dalam menyikapi trans-
paransi anggaran di lingkungan Anda
• Apa saja langkah-langkah yang seharusnya dilakukan
untuk mencapai kondisi ideal di aas, kapan dilakukan,
mana saja isu yang harus diprioritaskan?
• Apa perlu ada pertemuan lanjutan? Kapan? Di mana?

G. Refleksi/ Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang
dipahami bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas
plano / papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi
dengan:
“Diskusi yang hebat! Terima kasih atas segala ide,
masukan maupun argumentasi yang Anda sampaikan.
Sekarang kita telah mencapai poin-poin penting seperti
ini” (lalu ajak peserta mengecek kembali poin-poin yang
ditulis di kertas plano/papan tulis). Apakah ada yang

20 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


perlu direvisi dari catatan-catatan ini? (Jika ada tulis
revisi-revisi dari peserta sebagai catatan). Yang
terpenting dari diskusi ini adalah menindaklanjuti isu-
isu yang telah diskusikan tadi. Sekali lagi terima kasih,
dan mari kita lanjutkan perjuangan ini!)

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 21


22 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Bab 3.

Metode Workshop

Metode workshop digunakan untuk pembuatan


keputusan dalam kelompok. Dalam hal itu dibutuhkan
keputusan mengenai langkah-langkah apa saja apa yang
harus dilakukan, bagaimana mengorganisasi langkah-
langkah tersebut, dan bagaimana mengevaluasi langkah-
langkah tersebut secara bersama dalam kelompok.
Metode workshop terutama digunakan bila:
• Kelompok menginginkan adanya keputusan yang
mengikat untuk suatu masalah atau rencana
tindakan;
• Dalam kelompok terdapat beberapa kepentingan
(stakeholdership) yang ingin terakomodasi dalam
keputusan;
• Dibutuhkan diskusi yang sangat terarah, produktif dan
menghasilkan konsensus;
• Dibutuhkan proses pembuatan keputusan yang dapat
mengakomodasi kepentingan orang yang “tidak pandai
berbicara”;

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 23


Metode workshop digunakan untuk:
• Memberi ruang bagi setiap anggota kelompok untuk
berkontribusi dalam proses pembuatan keputusan;
• Merangsang kreatifitas dan energi dalam waktu yang
singkat;
• Membangun konsensus praktis dalam kelompok;
• Menyatukan dan mensistematisasi ide-ide menjadi
suatu pemikiran integral;
• Memfasilitasi formulasi dari berbagai inisiatif menjadi
solusi bagi masalah dan isu yang dihadapi;
• Memberi kesadaran responsibiltiy (tanggung jawab)
dan stakeholdership (multi kepentingan).

Langkah-Langkah Workshop
Proses Workshop pada dasarnya adalah mengajak
seluruh anggota kelompok untuk mencurahkan ide, dimulai
dari setiap individu, kemudian per kelompok kecil dan pada
akhirnya bersama-sama seluruh peserta. Setiap individu,
kelompok kecil dan juga seluruh peserta bertanggung jawab
terhadap ide-ide yang berkembang. Karena itu pada
akhirnya, ide-ide yang disepakati bersama akan menjadi
konsensus kelompok.
Terdapat lima langkah/tahap dalam melaksanakan
workshop, yaitu:
1. Tahap CONTEXT: membawa peserta pada konteks
masalah, dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
fokus.

24 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


2. Tahap BRAINSTORMING (CURAH IDE): mengajak
peserta menjawab peserta fokus tersebut dalam tiga
tingkatan:
a. Tingkat I (individual): peserta menuliskan bebe-
rapa ide kedalam beberapa kartu kecil (kertas
metaplan).
b. Tingkat II (kelompok kecil): peserta membawa
kartu kecil yang berisi ide-ide individual untuk
didiskusikan di kelompok kecil, satu kelompok kecil
berdiskusi dan menghasilkan beberapa ide yang
dipilih dari kartu-kartu ide individual (Perhatikan:
ide yang dihasilkan oleh suatu kelompok kecil adalah
konsensus dalam kelompok kecil tersebut, fasilitator
harus rajin mengingatkan ini pada setiap anggota
kelompok kecil).
c. Tingkat III (pleno/kelompok besar): setiap
kelompok kecil membawa beberapa kartu kecil yang
berisi ide dan ditempel di papan tulis (perhatikan:
seperti pada kelompok kecil, ide yang dihasilkan oleh
pleno adalah konsensus bersama antar peserta,
fasilitator harus rajin mengingatkan ini pada
peserta).
3. Tahap KATEGORISASI (CLUSTERING): menge-
lompokan setiap ide ke dalam beberapa kelompok
kategori, sesuai kemiripan masing-masing jawaban;
4. Tahap PENAMAAN (TITLE): memberi judul pada
setiap kelompok kategori sesuai maksud dominan yang
dikandung oleh setiap ide dalam setiap kategori.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 25


5. Tahap REFLEKSI: mengingatkan bahwa apa yang
telah tertulis adalah konsensus kelompok, mengajak
peserta melihat implikasi dari setiap konsensus, jika
perlu meninjau kembali, dan akhirnya menguatkan
sebagai konsensus yang dipahami bersama.

Bangun Situasi

Situasi sangat menentukan keberhasilan / kegagalan


Workshop. Situasi yang menyenangkan, akrab, tidak
terlalu formal, dan menantang ide-ide baru akan
membantu peserta untuk berpikir kreatif, saling
membantu antar peserta untuk menemukan solusi yang
inovatif.

Overview Metode Workshop

Tahap Ajak peserta untuk masuk dalam konteks masalah;


• Buat PERTANYAAN FOKUS;
KONTEKS
• Minta peserta mulai diskusi dengan memikirkan
PERTANYAAN FOKUS yang diajukan;
• Terangkan seluruh (overview) proses Workshop
yang akan dilakukan;
• Mintalah setiap peserta untuk berpartisipasi aktif
dalam Workshop.

Tahap Bangkitkan IDE dan bagi diskusi kedalam tahap individual,


tahap kelompok kecil dan tahap pleno.
BRAINS-
• Mintalah setiap peserta, secara individual,
TORMING menuliskan list jawaban (ide) atas PERTANYAAN
FOKUS pada kartu-kartu kecil;
• Buatlah diskusi dalam beberapa kelompok kecil,
diskusikan setiap ide individual dalam kelompok
kecil tersebut. Pada setiap kelompok kecil tentukan
5-6 ide yang disepakati oleh kelompok kecil, tuliskan
ke dalam kartu-kartu. (ingat ide ini adalah
konsensus dari kerlompok kecil);
• Ambil setiap kartu dari setiap kelompok kecil dan
tempelkan di papan tulis. Pastikan tiap anggota
kelompok jelas dengan ide-ide dari kelompok kecil lain.

26 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Lanjutan Overview Metode Workshop

Tahap Buatlah HUBUNGAN baru, seluruh anggota kelompok


bersama-sama mencurahkan ide.
KATEGO-
• Minta seluruh anggota kelompok mengkategorikan
RISASI ide-ide yang tertulis di kartu ke dalam beberapa
kelompok kategori secara intuitif;
• Berilah judul sementara pada setiap kategori;
• Amati lagi setiap kelompok kategori, tanyakan pada
seluruh anggota kelompok apakah susunan ide-ide
dalam kelompok kategori tersebut telah logis,
mintalah komentar dari forum. Adakah ide "aneh"
dalam kelompok kategori tersebut, jika ada apakah
perlu dikeluarkan dan dibuatkan kelompok kategori
khusus atau dikirim ke kelompok kategori yang lain.

Tahap Amati IDE KOLEKTIF yang terbangun. Nyatakan telah


PENAMAAN terjadi KONSENSUS KELOMPOK.
• Pada setiap cluster, tanyakan pada forum: Apa
yang dimaksud oleh ide-ide di kelompok kategori
ini? Apa IDE KOLEKTIF yang terkandung di
kelompok kategori ini?
• Pada setiap kelompok kategori, beri judul yang
sesuai dengan maksud (ide kolektif) yang
dikandungnya.

Tahap Tanyakan kembali / konfirmasikan kepada peserta


REFLEKSI keputusan kelompok.
• Diskusikan arti penting dari proses yang dilakukan;
• Bantulah kelompok dalam membuat KONSENSUS
KELOMPOK;
• Buatlah diskusi singkat untuk membahas rencana
tindak lanjut.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 27


Perhatikan:
Satu Kartu Satu Jawaban Singkat

Jawaban pada setiap kartu kecil hanya terdiri dari satu


kalimat singkat (5-7 kata) yang mengandung makna jelas
dan ditulis besar-besar (agar kelihatan waktu ditempel di
papan tulis).
Peserta dalam menulis jawaban di kartu hendaknya hanya
menuliskan garis besar dari ide-idenya, jangan terlalu
detail.
Jika peserta memiliki beberapa jawaban, berilah beberapa
lembar kartu kecil, mintalah hanya satu jawaban per kartu
(satu kartu-satu ide).

Alur Metode Workshop

A. Menentukan Tujuan
Seperti halnya pada metode diskusi ORID, pada metode
Workshop ditentukan Tujuan Obyektif dan Tujuan
Eksperimental.

1. Tujuan Obyektif meliputi:


• Apa saja yang hendak diketahui, dipahami atau
diputuskan dalam workshop;
2. Tujuan Eksperimental meliputi:
• Bagaimana situasi dan interaksi antar peserta yang
ingin dialami oleh peserta selama proses workshop.
• Isu apa atau pengalaman apa yang ingin didalami oleh
kelompok.

28 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


B. Tahap Konteks
Buka workshop dengan menjelaskan konteks dari
masalah yang akan dibahas dalam Workshop, bagaimana
alur proses Workshop, dan hasil apa yang mungkin dicapai.
Untuk mencapai itu, fasilitator perlu mengajak peserta
berdiskusi mengenai: perlunya peran-aktif setiap peserta,
bagaimana peran fasilitator, dan aturan-aturan yang
disepakati bersama.
Pada tahap ini, fasilitator mulai membuka PERTA-
NYAAN FOKUS yang ditulis di papan tulis / kertas plano.
Fasilitator mengajak peserta untuk memikirkan pertanyaan
tersebut.

PERTANYAAN FOKUS
Harus Pertanyaan Terbuka dan Kreatif

Pertanyaan fokus tujuannya untuk memancing kreatifitas


dan tumbuhnya ide dari peserta. Karena itu jangan ajukan
pertanyaan fokus yang bersifat: benar-salah, ya-tidak,
setuju-tidak setuju, menguji, atau multi-interpretasi.
Sebaiknya pertanyaan fokus bersifat: menantang,
investigatif dan kreatif. Jika fasilitator mengerti benar latar
belakang peserta buatlah pertanyaan fokus yang mem-
bangkitkan ingatan dan pengalaman peserta
(mengenai tema yang didiskusikan).

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 29


CONTOH PERTANYAAN FOKUS

YA! JANGAN!

Mengapa warga perlu Apakah warga perlu memiliki


memiliki organisasi organisasi independen?
independen?

Apa saja tindakan yang perlu Apa kita masih perlu berperan
kita lakukan untuk dapat aktif dalam pengawasan
berperan aktif dalam kebijakan?
pengawasan kebijakan?

Komitmen apa saja yang Bagaimana komitmen anda


dibutuhkan untuk untuk memperkuat organisasi
memperkuat organisasi kita?
kita?

Orientasi Workshop Terkandung


dalam Pertanyaan Fokus

• Jika workshop berorientasi pada menemukan akar


masalah, buatlah pertanyaan fokus yang investigatif
untuk menggali fakta dari peserta. Pertanyaan-
pertanyaan yang mengandung frasa tanya seperti: apa
sebab atau mengapa adalah cocok untuk ini.
• Jika workshop berorientasi menghasilkan rekomendasi
tindakan, buatlah pertanyaan fokus yang lebih praksis
dan memancing jawaban aksi. Pertanyaan-pertanyaan
yang mengandung frasa: “Bagaimana atau apa yang
harus dilakukan agar cocok untuk ini?”

30 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


C. Tahap Brainstorming
Fasilitator memulai tahap brainstorming dengan
mengajak peserta membaca PERTANYAAN FOKUS. Beri
beberapa contoh ide (jawaban) atas PERTANYAAN FOKUS
untuk memancing kreatifitas peserta. Mintalah pada peserta
untuk memikirkan ide (jawaban) atas PERTANYAAN
FOKUS tersebut. Mintalah peserta mengasosiasikan dan
memikirkan kembali pengalamannya yang relevan dengan
PERTANYAAN FOKUS.

Perhatikan Tidak Ada Jawaban yang Salah

Jawaban (ide) atas PERTANYAAN FOKUS bukan


merupakan jawaban yang benar-salah, melainkan
jawaban (ide) terbuka yang merupakan gambaran dari
pemahaman/ persepsi peserta atas realita / wacana
yang dipahaminya.

Mintalah peserta secara individual mencurahkan


jawaban/idenya pada beberapa lembar kartu yang telah
disediakan. Beri waktu yang cukup (jangan terlalu cepat
dan terlalu lama) untuk setiap perserta untuk berpikir. Setiap
orang minimal memberi satu jawaban/ide dan maksimal 5
buah ide.
Fasilitator membagi peserta secara acak menjadi
beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok kecil sebaiknya
tidak lebih dari 10 orang. Di kelompok kecil dilakukan
brainstorming kolektif, yaitu membahas kembali mengenai
PERTANYAAN FOKUS secara kolektif dengan diskusi.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 31


Berilah waktu yang cukup bagi kelompok kecil untuk
melakukan diskusi. Diskusi dalam kelompok kecil dilakukan
dengan membahas setiap jawaban / ide individual dari
setiap orang (yang telah dituliskan dalam kartu).
Selanjutnya kelompok kecil akan memilih 5 – 7 jawaban /
ide, yang dianggap terbaik, sebagai jawaban / ide dari
kelompok kecil. Mintalah setiap kelompok kecil
mengkonfirmasikan kembali pilihan 5 – 7 jawaban tersebut
kepada setiap anggotanya.

(Perhatikan: ketika kelompok kecil memilih 5 –


7 jawaban / ide, maka sebenarnya telah terjadi
konsensus dalam kelompok kecil. Jelaskan ini
kepada peserta.)

Tempelkan secara acak kartu jawaban / ide dari setiap


kelompok kecil di papan tulis di muka kelas. Bacakan pada
seluruh peserta, berilah apresiasi pada setiap jawaban / ide
dengan komentar sederhana (ingat: jangan sekali-kali
menyatakakan suatu jawaban / ide salah!!!). Jika ada
jawaban / ide yang kurang jelas bagi fasilitator atau peserta
tanyakakanlah kepada kelompok kecil dimana jawaban /
ide tersebut berasal. Jangan biarkan Anda, sebagai
fasilitator, dan peserta lain memberi interpretasi sendiri atas
suatu jawaban / ide. Pertanyaan yang diajukan adalah
pertanyaan konfirmatif, bukan pertanyaan yang memaksa
orang untuk bersikap defensif.
Tahap brainstorming selesai ketika semua jawaban /
ide yang tertempel di papan tulis dipahami oleh setiap
peserta. Selanjutnya kita akan masuk pada tahap
kategorisasi.

32 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


D. Tahap Kategorisasi
Tujuan dari tahap kategorisasi adalah mengorgani-
sasikan jawaban / ide kolektif yang terserak di papan tulis
menjadi kelompok-kelompok kategori ide yang memiliki
makna.
Mintalah kepada setiap peserta untuk melihat kembali
pada PERTANYAAN FOKUS. Review setiap kartu ide yang
tertempel di papan tulis dengan mengacu pada PER-
TANYAAN FOKUS. Lakukan langkah-langkah ini:
1. Pilihlah salah satu kartu ide secara acak. Tempatkan
pada satu tempat tersendiri di papan tulis.
2. Mintalah pada semua peserta untuk mencari kartu-
kartu ide lain yang kandungan jawaban / ide mirip
dengan yang terkandung pada kartu ide yang dipilih
pada nomor 1 tersebut.
3. Tanyakan pada peserta, mengapa kartu ide tersebut
masuk dalam suatu kelompok kategori, tinjaulah secara
selintas kemiripan kartu ide tersebut dengan kartu-kartu
ide lain dalam kelompok kategori yang sama.
4. Susunlah kartu-kartu yang mirip pada satu kelompok.
5. Lakukan langkah (2), (3) dan (4) sampai tidak ada lagi
kartu yang mengandung jawaban / ide mirip.
6. Berilah judul sementara pada setiap kelompok kategori.
7. Lakukan lagi seluruh langkah mulai langkah (1) dengan
membuat kelompok kategori baru sampai seluruh kartu
ide masuk.
Perhatikan kelompok-kelompok kategori yang tersusun
dari kartu-kartu ide. Setiap kelompok kategori menyatakan
satu ide kolektif dari peserta.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 33


Sangat mungkin terjadi pada satu kelompok memiliki
jumlah kartu ide yang sangat banyak. Hal ini berarti ada
banyak ide yang sama, atau terjadi suatu konsensus luas
atas suatu ide. Sebaiknya, untuk mempermudah pada
tahap-tahap selanjutnya, kelompk tersebut dipecah menjadi
2 – 3 kelompok. Bagilah kartu-kartu ide ke dalam beberapa
kelompok yang baru, masukan sesuai kemiripan ide dari
setiap kartu.
Sekali lagi mintalah peserta memperhatikan setiap
kelompok kategori yang tersusun. Konfirmasikan pada
peserta apakah setiap kartu ide telah menempati kelompok
kategori yang benar. Pindahkan ke kelompok kategori lain
jika perlu, atau buat kelompok kategori baru jika ide dalam
kartu tersebut benar-benar berbeda.
Sampai disini kita telah melewati proses kategorisasi.
Tahap berikutnya adalah memberi makna pada setiap
kelompok kategori dan mencari konsensus lebih luas lagi.

E. Tahap Penamaan
Tujuan dari tahap penamaan adalah mengajak peserta
lebih mendalami konsensus yang telah dihasilkan. Dalam
hal ini, konsensus kelompok termuat menjadi judul dari
setiap kelompok kategori. Pada tahap ini, peserta diberi
kesempatan melakukan kritisi terhadap konsensus-
konsensus sebelumnya yang dicapai pada tahap-tahap
sebelumnya.
Pada akhir dari tahap ini, diharapkan telah didapat
konsensus yang kuat dan dipahami bersama oleh kelompok.
Peserta memberi NAMA pada setiap kelompok kategori

34 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


sesuai makna yang dikandung dari ide-ide di dalamnya.
NAMA yang diberikan pada setiap kelompok kategori
berbentuk satu kalimat lengkap.
Untuk mempermudah visualisasi dari kategorisasi,
tempatkan setiap kelompok kategori menjdai satu kolom.
Tempatkan NAMA kelompok kategori tersebut pada bagian
atas kolom.
Langkah-langkah:
1. Mulailah tahap ini dengan melihat kelompok kategori
yang memiliki kartu paling banyak. Kelompok kategori
ini mengandung ide yang paling disepakati oleh seluruh
peserta.
2. Baca seluruh kartu ide dalam kelompok kategori
tersebut dan ingatkan peserta kepada PERTANYAAN
FOKUS. Ingatkan pula pada peserta mengenai realita
lapangan yang diamati.
3. Berdasar hal di atas, minta peserta memahami atau
menangkap maksud/ makna / ide kolektif dari kelom-
pok kategori tersebut. Minta peserta mengungkapkan
hal ini.
4. Selanjutnya beri NAMA pada setiap kelompok kategori
berdasar maksud / makna / ide kolektif yang terkandung
dari setiap kelompok kategori yang diajukan peserta.
NAMA tersebut sekaligus menggantikan judul
sementara yang diberikan pada tahap kategorisasi.
5. Lakukan langkah yang sama untuk kelompok
kategorisasi lainnya.
Selesai tahap ini telah diperoleh hasil dari proses
workshop ini.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 35


Perhatikan hasil dari workshop adalah:
• NAMA dari setiap kelompok kategori menyatakan inti/
akar masalah atau rekomendasi tindakan dari tema
workshop.
• IDE-IDE yang terkandung dari suatu kelompok
kategori menyatakan detail penjelasan akar masalah
atau rekomendasi tindakan dari tema workshop.

Jawaban / Ide yang Terbaik


Jawaban / Ide yang terbaik dilihat berdasar bagaimana
responnya terhadap PERTANYAAN FOKUS. Semakin
menjawab pada PERTANYAAN FOKUS, semakin baik
jawaban / ide tersebut.

F. Tahap Refleksi
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjelaskan poin-
poin (hasil) yang dicapai dari workshop dan mengingatkan
kembali pada peserta bahwa yang telah dicapai adalah
konsensus kelompok agar setiap orang memahami makna
dari konsensus yang dihasilkan.
Akhiri workshop dengan REFLEKSI pada beberapa poin
yang telah menjadi KONSENSUS. Beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam tahap ini adalah:
• Minta seluruh anggota kelompok untuk menentukan
prioritas dari poin-poin yang dihasilkan; mana yang
harus diatasi / ditindak-lanjuti lebih dahulu;
• Minta seluruh anggota kelompok untuk mencari relasi
antar poin-poin yang dihasilkan;

36 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


• Minta seluruh anggota mencari hubungan antar poin-
poin tersebut, apakah ada hubungan sebab-akibat antar
poin-poin tersebut.
Catat respon dari peserta di suatu kertas besar di depan.
Pada akhir dari proses ini lakukan diskusi ORID secara
singkat. Tanyakan pada peserta langkah tindak lanjuat apa
lagi yang diperlukan?

Contoh Workshop

Topik: Peran Petani dalam Peningkatan Hasil


Panen melalui Pemanfaatan Pupuk Subsidi

A. Tujuan Obyektif
• Memahami kondisi nyata peran petani dan penyebab
gagal panen.
• Mendapatkan gagasan dan pandangan mengenai
kondisi ideal peran petani untuk mengantisipasi gagal
panen.
• Menyusun agenda untuk peningkatan hasil panen
melalui pemanfaatan pupuk subsidi.

B. Tujuan Eksprimental
• Memahami pentingnya peran petani dalam
peningkatan hasil Panen melalui pemanfaatan pupuk
subsidi.
• Menumbuhkan motivasi antar petani untuk berusaha
memperbaiki peningkatan hasil panen.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 37


C. Tahap Konteks
Pertanyaan fokus perencanaan aksi – workshop:
Mengapa petani di desa kita selalu gagal panen?

Catatan: workshop ini adalah untuk mencari akar masalah


dari tema, bukan mencari rekomendasi tindakan. Jika ingin
menghasilkan rekomendasi tindakan, pertanyaan fokus bisa
diubah, misalnya menjadi: Bagaimana agar petani
mendapatkan hasil panen yang berlimpah? Atau bagaimana
agar pupuk subsidi dapat dibeli dengan murah?

D. Tahap Brainstorming
• petani tidak memiliki modal cukup untuk menggarap
ladang
• petani sulit mendapatkan pupuk berkualita dengan
harga murah
• petani banyak yang kerja serabutan
• ladang yang digarap tidak milik sendiri
• pengelolaan bergantung perintah majikan
• petani tak punya akses ke agen/distributor pupuk
• hasil panen untuk membayar hutang pembelian pupuk
(ganti modal)
• bibit yang bagus harganya mahal
• air tercemar limbah industri
• tanah garapan sudah tidak produktif
• banyak aupan zat kimia yang merusak ladang/tanah
• hasil panen dijual dengan harga murah
• biaya produksi tak sebanding dengan hasil panen
• harga hasil panen sedang jatuh
• perubahan musim mengganggu produktifitas pertanian
• kelompok petani kurang bersatu

38 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


• prosedur pinjaman ke bank berbelit
• pengelolaan lahan masih tradisional
• pengadaan pupuk masih dikuasai oknum agen
• kurangnya pembinaan dari pemerintah
• kapasitas orang pertanian sangat rendah
• pola pembibitan antar ladang yang satu mempengaruhi
ladang lainnya
• penggunaan alat modern mahal
• pemerintah tidak memberikan modal ke petani
• petani banyak yang terjerat hutang ke renteiner
• kualitas pupuk subsidi tidak bagus
• tingginya kebutuhan pupuk selain pupuk yang disubsidi

E. Tahap Kategorisasi

HAMBATAN AKSES dan PERMODALAN


• petani tidak memiliki modal cukup untuk menggarap
ladang
• ladang yang digarap tidak milik sendiri
• biaya produksi tak sebanding dengan hasil panen
• pemerintah tidak memberikan modal ke petani
• petani sulit mendapatkan pupuk berkualitas dengan
harga murah
• petani tak punya akses ke agen/distributor pupuk
• petani banyak yang terjerat hutang ke pada rentenir

HAMBATAN KAPASITAS dan TEKNOLOGI


• penggunaan alat modern mahal
• hasil panen untuk membayar hutang pembelian pupuk
(ganti modal)
• kualitas pupuk subsidi tidak bagus

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 39


• bibit yang bagus harganya mahal
MASALAH MANAJEMEN DAN PERILAKU PETANI
• petani banyak yang kerja serabutan
• pengelolaan bergantung perintah majikan
• kapasitas orang pertanian sangat rendah
• pengelolaan lahan masih tradisional
• kelompok petani kurang bersatu
• tanah garapan sudah tidak produktif
• banyak asupan zat kimia yang merusak ladang/tanah
• pola pembibitan antar ladang yang satu mempengaruhi
ladang lainnya
• prosedur pinjaman ke bank berbelit
• kurangnya pembinaan dari pemerintah

TANTANGAN PANGSA PASAR


• pengadaan pupuk masih dikuasai oknum agen
• tingginya kebutuhan pupuk selain pupuk yang disubsidi
• hasil panen dijual dengan harga murah
• harga hasil panen sedang jatuh

ANCAMAN LINGKUNGAN
• perubahan musim mengganggu produktifitas pertanian
• air tercemar limbah industri

Setelah melakukan kategorisasi, kartu-kartu ide dalam


satu kelompok kategori dapat ditempel menjadi bentuk
kolom-kolom. Satu kolom untuk satu kelompok kategori!

40 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


F. Tahap Penamaan

Budaya dan Keterbatasan Relasi dan Perubahan Kurangnya


Perilaku Kapasitas Petani Musim dan Pembinaan
Petani Menyulitkan Pembiayaan Keberadaan Pemerintah
Menghambat dan Pangsa Pasar Industri terhadap
Produktifitas Mengganggu Sektor
Kerja Pertanian Pertanian

petani banyak petani tidak memiliki modal perubahan kurangnya


yang terjerat cukup untuk menggarap musim pembinaan dari
hutang ke ladang mengganggu pemerintah
renteiner produktifitas
pertanian kualitas pupuk
petani banyak petani tak punya akses ke subsidi tidak
yang kerja agen/distributor pupuk air tercemar bagus
serabutan limbah industri
petani sulit mendapatkan pola pembibitan
pengelolaan pupuk berkualitas dengan banyak asupan antar ladang
lahan masih harga murah zat kimia yang yang satu
tradisional merusak ladang/ mempengaruhi
penggunaan alat modern tanah ladang lainnya
kelompok mahal
petani kurang tanah garapan kapasitas orang
bersatu hasil panen untuk membayar sudah tidak pertanian sangat
hutang pembelian pupuk produktif rendah
pengelolaan (ganti modal)
bergantung pemerintah tidak
perintah ladang yang digarap tidak memberikan
majikan milik sendiri modal ke petani

biaya produksi tak sebanding


dengan hasil panen

bibit yang bagus harganya


mahal

hasil panen dijual dengan


harga murah

prosedur pinjaman ke bank


berbelit

pengadaan pupuk masih


dikuasai oknum agen

tingginya kebutuhan pupuk


selain pupuk yang disubsidi

harga hasil panen sedang


jatuh

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 41


Sampai tahap ini kita teridentifikasi AKAR MASALAH
dari topic yang dibahas. Akar masalah tersebut terdapat
pada NAMA (judul) dari setiap kolom. Sementara kartu-
kartu ide di bawah NAMA menyatakan penjelasan dari akar
masalah tersebut.

G. Tahap Refleksi
Fasilitator dapat menyatakan kepada peserta refleksi
dari workshop ini sebagai berikut:
Pada akhirnya, setelah melalui proses yang melelah-
kan, kita telah mendapatkan akar permasalahan dari Peran
Petani dalam Pemanfaatan Subsidi Pupuk. Mari kita sama-
samamasalah yang menghambat Peran Petani dalam
Pemanfaatan Subsidi Pupuk yaitu:
1) Budaya dan perilaku petani menghambat produktifitas
kerja;
2) Keterbatasan relasi dan kapasitas petani menyulitkan
pembiayaan dan pangsa pasar;
3) Perubahan musim dan keberadaan industri meng-
ganggu pertanian;
4) Kurangnya pembinaan pemerintah terhadap sektor
pertanian.
Sebelum benar-benar kita akhiri acara kita, silahkan
diperiksa apakah ada keberatan dengan apa yang kita capai
hari ini?
Apakah Anda melihat, di antara poin-poin tersebut
mana yang menjadi akar masalah, silahkan ini menjadi
pekerjaan rumah kita.

42 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Bab 4.

Metode Perencanaan
Tindakan

M etode perencanaan tindakan digunakan untuk


membuat rencana rinci tindakan yang akan
dilakukan oleh kelompok. Prasyarat untuk melakukan
metode ini adalah, telah diperolehnya consensus kelompok
untuk melakukan kegiatan. Selain untuk mem-breakdown
kegiatan, hal penting dari metode Perencanaan Kegiatan
adalah: memastikan siapa yang bertanggung-jawab
melaksanakan tugas / pekerjaan dan memastikan bahwa
orang yang diserahi tugas mampu melaksanakannya (tidak
sedang overload pekerjaan yang lain).
Metode Perencanaan Tindakan memanfaatkan metode
workshop seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dalam
metode ini, hasil yang dicapai dengan metode workshop
akan lebih distrukturkan, sehingga dapat aplikatif
(operasional).
Metode perencanaan tindakan memungkinkan untuk:

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 43


1. Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dan
berkontribusi.
2. Dihasilkannya rencana yang realistis dan dapat
dilaksanakan.
3. Dapat dihasilkannya buah pemikiran yang integratif
melalui proses rasional dan intuitif.
4. Terbangunnya konsensus praksis dalam kelompok.
5. Terbangunnya kesadaran multi-pihak / multi-
kepentingan (stakeholderships) pada anggota
kelompok.
6. Teridentifikasinya mekanisme pertanggung-jawaban
tugas dalam kelompok.
7. Teridentifikasinya informasi ketersediaan sumber daya
dalam kelompok sehingga memudahkan pengalo-
kasiannya.
8. Adanya mekanisme monitoring.

Metode Perencanaan Tindakan menekankan agar proses


tidak berhenti hanya pada perencanaan. Tetapi, yang lebih
penting, adalah rencana yang dihasilkan dijamin dapat
diimplementasikan. Filosofi dari metode ini adalah meng-
ajak peserta untuk menjawab 3 (tiga) pertanyaan sebagai
berikut:

Kemana kita akan menuju?

Berada di mana kita saat ini?

Bagaimana kita mencapai tujuan?

44 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut me-
ngandung makna sebagai berikut:

PERTANYAAN HASIL YANG HAL YANG


INGIN DIPEROLEH DIPERHATIKAN

Kemana kita Tujuan kelompok Apa yang diinginkan oleh setiap


menuju? orang, apa makna / persepsi
tentang sukses / keberhasilan,
apa visi dan misi dari setiap
orang, apa kepuasan yang
diharapkan.

Berada di mana Kondisi obyektif Kondisi saat ini, keterbatasan


kita saat ini? kelompok setiap orang dan sumber daya
lain, beban kerja saat ini,
tanggung jawab dari setiap
orang terhadap pekerjaan lain,
kapasitas (kemampuan, skill,
spesialisasi) setiap orang, dsb.

Bagaimana kita Rencana Tindakan Kegiatan-kegiatan yang


mencapai diperlukan, jadwal, penugasan
tujuan? (siapa melakukan apa).

Menentukan Tujuan Kelompok


Pada awal dari proses Perencanaan Tindakan sangat
penting menentukan tujuan kelompok. Ingat: tujuan
kelompok bukan tujuan fasilitator. Tujuan tersebut harus
diperoleh secara partisipatif.
Pertanyaan “kemana kita menuju” adalah dalam rangka
untuk mendapat klarifikasi dari seluruh anggota kelompok
mengenai: apa yang diinginkan dan diharapkan oleh setiap
orang, apa yang menjadi konsep “keberhasilan” (pada
keadaan apa pekerjaan dianggap “berhasil”), kepuasan apa
yang diharapkan (ketika pekerjaan dianggap berhasil) oleh

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 45


kelompok, dan sebagainya.
Tujuan kelompok ditentukan berdasar tujuan dari
setiap anggota kelompok. Klarifikasi mengenai tujuan ini
penting, agar setiap orang merasa terlibat (involved) dalam
kelompok, dan dengan itu setiap orang akan bertanggung-
jawab untuk mencapai tujuan kelompok.

Melakukan Identifikasi Kondisi Obyektif


Tujuan dari penentuan kondisi obyektif ini adalah agar
proses Rencana Tindakan yang dihasilkan dapat
diimplementasikan. Kondisi obyektif yang diidentifikasi
adalah: ketersediaan sumber-daya, beban kerja dari setiap
anggota kelompok, ketersediaan orang untuk melakukan
tugas, kapasitas (kemampuan, skill dan spesialisasi) dari
setiap orang untuk melakukan pekerjaan dan sebagainya.
Dengan telah teridentifikasinya kondisi obyektif
tersebut, maka Rencana Tindakan yang akan dibuat
memiliki pedoman. Rencana Tindakan yang akan dibuat
hendaknya tidak melebihi ketersediaan sumber-daya. Juga
jangan sampai orang yang sedang punya banyak pekerjaan
atau tanggung-jawab di tempat lain, dikenai tugas berat
dalam rencana yang akan disusun.

Menentukan Rencana Tindakan


Rencana atas suatu tindakan perlu disusun sehingga
akan ada langkah-langkah panduan yang dapat
diimplementasikan. Dalam hal ini, terjadinya proses
bertujuan untuk menjawab pertanyaan: “Bagaimana kita
mencapai tujuan?“

46 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Keluaran (output) dari proses ini berupa:
• Rekomendasi tindakan-tindakan yang harus dilakukan;
• Klasifikasi dari tindakan-tindakan tersebut;
• Siapa yang bertanggung jawab atas apa?
• Kapan dilakukan tindakan-tindakan tersebut
Untuk menentukan rencana tindakan, metode
Workshop akan sangat membantu. Karena dalam metode
tersebut digali inisiatif-inisiatif tindakan dari peserta.

Overview Perencanaan Tindakan


Metode Perencanaan Tindakan dalam metode ini
meliputi 7 (tujuh) langkah, yang meliputi:

Tahap • Jelaskan event atau aktivitas yang direncanakan;


• Jelaskan proses yang akan dilakukan dan hasil yang
KONTEKS
diharapkan;
• Jelaskan rentang waktu untuk aktivitas yang akan
dijalankan;
• Pancing partisipasi peserta.

Tahap Definisikan apa arti SUKSES.


LINGKARAN • Tanyakan pada kelompok:
SUKSES • Kondisi apa yang ingin dicapai ketika suatu aktivitas
selesai;
• Apa yang ingin dirasakan, dilihat atau didengar dari
orang lain ketika aktivitas selesai;
• Buat daftar respon yang di dapat dari diskusi. Sebut ini
LINGKARAN SUKSES.

Tahap Bawa peserta pada REALITAS saat ini.


KONDISI • Tanyakan pada kelompok:
OBYEKTIF • Kekuatan dan kelemahan dari kelompok pada saat ini;
• Potensi / kemungkinan keuntungan dan kerugian yang
akan dialami kelompok sebagai akibat dari rencana yang
akan dijalankan;
• Buat daftar respon yang di dapat dari diskusi, sebut
KONDISI OBYEKTIF.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 47


Tahap Bangun MISI dari kegiatan, dan PERNYATAAN keterlibatan dari
peserta:
KOMITMEN • Minta peserta membaca kembali KONDISI OBYEKTIF yang
telah dibuat, pikirkan implikasi dari hal tersebut pada
Rencana Tindakan yang akan dibuat;
• Minta peserta membuat KOMITMEN untuk berperan dalam
mencapai tujuan kegiatan;
• Catat komitmen tersebut dalam KERTAS KOMITMEN;
• Formulasikan suatu statemen / pernyataan (satu atau
beberapa kalimat) mengenai RUANG LINGKUP dan HASIL
yang akan dicapai.

Tahap Lakukan pengidentifikasian AGENDA TINDAKAN:


• Lakukan workshop untuk mengidentifikasi semua AGENDA
WORK- TINDAKAN (seperti metode workshop yang dilakukan
SHOP sebelumnya);
• Bentuk beberapa KELOMPOK KECIL sesuai Agenda
Tindakan yang diperoleh
• Minta setiap kelompok kecil untuk melakukan pengecekan
ulang atas ide-ide kegiatan yang dihasilkan workshop;
• Minta setiap kelompok kecil memperbaiki atau menseleksi
ide-ide kegiatan tesebut sehingga setiap ide kegiatan
menjadi masuk akal untuk dikerjakan;
• Minta kelompok kecil menyusun rencana tindakan berdasar
ide-ide kegiatan menjadi rencana kegiatan yang tersusun
secara logis dan kronologis;
• Minta kelompok kecil mengklasifikasikan rencana tindakan
tersebut dalam kategori-kategori: Agenda Tindakan,
Aktivitas per Periode dan tentukan pula Indikator
Keberhasilan (lihat di tabel kalender kegiatan);
• Hasil dari kerja kelompok kecil adalah RINCIAN TUGAS.

Lakukan diskusi pleno:


Tahap • Buat Tabel Kalender Kegiatan (lihat di tabel kalender
PENJAD- kegiatan);
WALAN • Minta peserta menyusun kartu-kartu ide tersebut dalam
tabel kalender kegiatan.
DAN
• Minta seorang perwakilan dari setiap kelompok kecil
PENU- menjelaskan setiap kegiatan (yang ditempelkan di
GASAN kalendar);
• Minta kepada forum untuk menilai secara kritis: kegiatan
apa yang diperlukan tetapi belum di-cover, tambahkan
kegiatan yang diperlukan tersebut pada tabel kalender
kegiatan;

Tahap Konfirmasikan hasil yang dicapai:


REFLEKSI • Tanyakan kepada seluruh peserta: apakah diskusi telah
berjalan sesuai metode ORID (Objective - Reflective -
Interpretative - Decisioanal);
• Diskusikan secara singkat langkah-langkah lanjutan yang
diperlukan.

48 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


ALUR METODE PERENCANAAN TINDAKAN

A. Tahap KONTEKS
Seperti halnya pada metode diskusi ORID dan
Workshop, pada metode Perencanaan Tindakan ditentukan
Tujuan Rasional dan Tujuan Eksperimental.
1. Tujuan Obyektif meliputi:
• Apa saja yang hendak diketahui, dipahami atau
diputuskan dalam proses Perencanaan Tindakan;
• Isu apa atau pengalaman apa yang ingin didalami oleh
kelompok.
2. Tujuan Eksperimental meliputi:
• Bagaimana situasi dan interaksi antar peserta yang
ingin dialami oleh peserta selama proses Perencanaan
Tindakan.
Pada tahap ini juga harus disepakati Deskripsi
Aktivitas. Deskripsi aktivitas tersebut ditentukan dengan
menjawab pertanyaan 5W+1H (What, When, Where, Why,
Whom, dan Who).

What (Apa) Nama kegiatan / aksi yang menjadi direncanakan


(deskripsi singkat)

When (Kapan) Durasi rencana yang dihasilkan akan dilakukan.

Where Di mana rencana akan direalisasikan / Kelompok sasaran


(Dimana) mana yang dipilih

Why Alasan-alasan mengapa kegiatan tersebut


(Mengapa) diselenggarakan.

How Gambaran besar mengenai apa saja yang akan dilakukan


(Bagaimana) untuk mencapai tujuan.

Whom (Oleh Siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut.


Siapa)

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 49


Buatlah kondisi yang menyenangkan bagi peserta untuk
memulai proses. Adanya keterbukaan, humor dan adanya
tantangan bagi peserta untuk berproses, akan memudahkan
proses ini.
Ciptakan situasi di mana peserta yakin bahwa apa yang
akan dilakukan adalah penting. Jelaskan mengenai:
bagaimana proses akan berlangsung, apa yang akan
dihasilkan, bagimana peserta berpartisipasi dan peran
fasilitator dalam proses. Tetapkan pula waktu yang akan
digunakan untuk proses ini.

Tips: Jangan Tulis Berkali-kali


Satu Hal yang Sama

Seringkali peserta berkali-kali mengajukan pendapat yang


sama. Dalam hal ini, fasilitator jangan menuliskan semua
itu dalam kertas. Cukup tulis satu pendapat satu kali saja.
Jika ada peserta yang mengajukan pendapat yang sama
(mirip) dengan yang telah ada, mintalah klarifikasi: "Apakah
yang anda maksud seperti ini?"

B. Tahap LINGKARAN SUKSES


Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan
pengertian mengenai SUKSES dari aktivitas yang akan
direncanakan. Pertanyaan esensial yang harus dijawab
adalah: ke mana kita menuju?
Langkah-langkah dalam tahap ini meliputi:
1. Menggali asumsi / kesepakatan awal dari kelompok
mengenai aktivitas yang akan dijalankan. Dalam hal
ini, pertanyaan yang dapat diajukan, misalnya: apa

50 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


pendapat Anda mengenai aktivitas ini, Bagaimana
Anda memandang aktivitas ini, dan sebagainya.
2. Menanyakan kepada kelompok apa yang dibayangkan
ketika kegiatan-kegiatan yang direncanakan telah
selesai dilakukan. Meliputi: apa yang dilihat, apa yang
dirasakan, apa yang dipikirkan atau apa didengar. Apa
pula yang dibayangkan mengenai orang-orang yang
diharapkan mendapat manfaat dari kegiatan
(kelompok sasaran kegiatan), apa yang mereka
rasakan, apa yang mereka pikirkan, dan apa yang
mereka nikmati.
3. Mencatat semua pendapat dari peserta dalam suatu
kertas, namai LINGKARAN SUKSES.
Dalam tahap Lingkaran Sukses ini yang harus dicapai
adalah tergalinya tujuan-tujuan individual dari setiap
peserta, dan formulasi tujuan-tujuan itu menjadi tujuan
kelompok. Pada akhir dari tahap ini, kelompok telah
memiliki motivasi yang tinggi untuk meneruskan proses,
untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama.
Salah satu cara untuk memeriksa kualitas dari tujuan
yang ditetapkan adalah menggunakan kriteria SMART
(Specific - Measureable - Achievable - Realistic - Timebond).
Dalam metode ini kelompok memeriksa apakah tujuannya
telah memenuhi kriteria SMART.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 51


SMART = Specific - Measureable -
Achievable - Timebond

Specific Tujuan tersebut harus jelas, tidak mengambang, tidak


menimbulkan persepsi ganda.

Measureable Tujuan tersebut harus dapat diukur dengan suatu


indikator. Tujuan seperti "tumbuhnya kesadaran"
sebaiknya dihindari, karena seringkali tidak ada indikator
untuk mengukur "tumbuhnya kesadaran".

Achievable Tujuan tersebut dapat dicapai dengan sumber-daya


(manusia, dana, daya dukungan lingkungan, dsb) yang
ada. Jangan menetapkan tujuan yang terlalu revolusioner
jika sumber-daya tidak mencukupi. Seringkali orang
menentukan "tujuan yang tidak pernah" tercapai, karena
dengan itu selalu ada maaf untuk kegagalan.

Realistic Tujuan tersebut masuk akal, dapat diterima semua orang


dalam forum.

Timebond Tujuan tersebut dapat dicapai dalam batas waktu yang


ditetapkan.

Tip: Menulis Besar-Besar dan Singkat

Semua pendapat dari peserta ditulis besar-besar dan meng-


gunakan kalimat singkat. Ini penting, karena kertas
LINGKARAN SUKSES digunakan untuk klarifikasi tujuan
bersama. Karena itu harus mudah dilihat dan dipahami.

52 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


C. Tahap KONDISI OBYEKTIF
Tahap ini adalah tahap untuk mengidentifikasi
kenyataan yang ada saat rencana dibuat. Pengetahuan
mengenai hal itu penting agar seluruh peserta memahami
akan ketersediaan dan keterbatasan sumber daya (SDM,
dana, dan sumber-sumber pendukung lain). Pada tahap
ini pertanyaan yang harus dijawab adalah: "berada di mana
kita saat ini?"
Langkah-langkah:
1. Buat dalam kertas kosong KONDISI OBYEKTIF.
Dalam KONDISI OBYEKTIF terdapat empat kategori
realitas, yaitu: KEKUATAN, KELEMAHAN, MANFAAT
dan BAHAYA. (lihat gambar di bawah).
2. Tanyakan pada kelompok apa saja kekuatan dan
kelemahan kelompok, khususnya yang dianggap akan
mempengaruhi rencana yang akan dibuat.
3. Tanyakan pada kelompok potensi manfaat dan potensi
kerugian (bahaya) apa saja yang akan didapat, jika
rencana direalisasikan.
4. Tulis respon peserta, masukan ke dalam KONDISI
OBYEKTIF.
Jika terdapat pendapat yang sama dari peserta,
klarifikasikan dan tanyakan ke peserta apakah pendapat
tersebut sama dengan yang telah ada sebelumnya.
Pada akhir dari tahap ini, ajak peserta meninjau
implikasi dari setiap kategori realitas terhadap rencana yang
akan dibuat. Ingatkan pada kelompok apakah kelompok
telah menjawab pertanyaan "di mana kita berada saat ini?"
dan apakah semua kelompok telah dapat mengidentifikasi:

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 53


ketersediaan dan keterbatasan sumber daya untuk
melakukan tindakan? Minta pula kelompok untuk selalu
mengacu pada kertas KONDISI OBYEKTIF dalam mem-
buat Rencana Tindakan selanjutnya.

D. Tahap KOMITMEN
Tujuan dari tahap komitmen adalah untuk memastikan
bahwa kelompok benar-benar ingin dan dapat
melaksanakan rencana yang akan disusun. Sekali
komitmen dilahirkan, kelompok harus bertanggung jawab
atas rencana yang akan dibuat.
Langkah-langkah:
1. Minta seluruh anggota kelompok membaca kembali
kertas KONDISI OBYEKTIF. Ingatkan bahwa yang
tertulis disana adalah kenyataan yang ada pada
kelompok saat ini.
2. Minta pula kelompok membaca kembali kertas
LINGKARAN SUKSES. Ingatkan bahwa kesuksesan
tidak dapat dicapai tanpa ada yang bertanggung jawab

54 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


melaksanakan rencana.
3. Tantang seluruh anggota kelompok untuk menyatakan
KOMITMEN, yaitu komitmen untuk bertanggung-
jawab pada rencana yang akan disusun.
4. Tulis kedalam kertas di depan kelas semua respon yang
muncul dari anggota kelompok.
5. Klasifikasikan mana di antara semua respon tersebut
yang dapat membentuk komitmen kelompok.
6. Secara bersama-sama susun satu atau beberapa kalimat
yang menyatakan komitmen kelompok terhadap
kegiatan. Komitmen kelompok telah tercapai. Tuang-
kan ini ke dalam kertas KOMITMEN.
Ketika komitmen telah tercapai, suatu kontrak
kelompok telah dihasilkan. Langkah ini dapat dilanjutkan
dengan meminta anggota kelompok membubuhkan tanda
tangan dalam kertas KOMITMEN.
Fasilitator sebaiknya selalu membantu untuk
memperkuat komitmen tersebut, misalnya dengan
menyatakan pentingnya komitmen itu, dsb.

E. Tahap WORKSHOP
Tujuan dari workshop ini adalah untuk mengidentifikasi
tindakan-tindakan apa saja yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Proses workshop ini menggunakan
METODE WORKSHOP yang telah dijelaskan sebelumnya.
Langkah-langkah:
1. Mulai workshop dengan mengajak peserta menjawab
Pertanyaan Fokus: "TINDAKAN apa saja yang harus
dilakukan untuk merealisasikan KEGIATAN [detail

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 55


kegiatan] dalam JANGKA WAKTU [jadwal dari
kegiatan]?"
Catatan: dalam perencanaan-tindakan pertanyaan
fokus harus memencing peserta untuk mengemu-
kakan usulan tindakan.
2. Lakukan workshop seperti yang diterangkan pada
METODE WORKSHOP sebelumnya:
a. Pada tahap BRAINSTORMING dari METODE
WORKSHOP tersebut, minta peserta untuk
menggunakan KALIMAT KERJA dalam
mengemukakan pendapatnya / ide. Dalam hal ini
ide-ide berupa usulan-usulan kegiatan.
Catatan: penggunaan kata kerja pada tahap
BRAINSTORMING dalam metode WORKSHOP
mengindikasikan bahwa yang ingin dicapai dari
workshop adalah serangkaian Agenda Tindakan,
bukan sedang mencari akar masalah (seperti yang
diberikan pada contoh sebelumnya).
a. Pada tahap KATEGORISASI yang dilakukan adalah
mengelompokan berbagai ide kegiatan menjadi
beberapa kelompok kategori ide kegiatan.
b. Pada tahap PENAMAAN, lakukanlah diskusi
pendalaman mengenai tindakan yang dibutuhkan.
Tanyakan pada kelompok: apakah seluruh ide
kegiatan telah mencakup semua kebutuhan atas
tindakan? apakah ada ide kegiatan yang belum
cukup operasional atau masih mengambang?
c. Tahap REFLEKSI, jangan dulu dilakukan di sini,
karena masih ada beberapa kegiatan dalam proses
ini. Lakukan pada akhir proses.

56 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Tip: Minta pada peserta untuk tidak merekomendasikan
tindakan seperti "Membentuk Tim Baru", ini tidak akan
menjadi tindakan yang terdefinisi jelas. Jika ada kebutuhan
seperti pembentukan "tim baru", yang harus dilakukan
dalam workshop adalah meminta peserta memberikan
pendapat mengenai rekomedasi tindakan apa saja yang
menjadi tugas "tim baru" tersebut.

3. Workshop yang telah dilakukan menghasilkan beberapa


Agenda Tindakan. Minta setiap anggota kelompok
untuk memilih salah satu Agenda Tindakan, untuk di
tindak-lanjuti. Biarkan peserta memilih sendiri sesuai
minat dan kemampuannya, jangan ditunjuk!

Tip: Agar setiap orang dapat memilih kelompok tanpa


terpengaruh oleh pilihan orang lain, bagikan kartu-kartu
kecil ke seluruh peserta. Buatlah kolom-kolom kelompok
di dapan kelas. Minta mereka menuliskan namanya di kartu
dan menempelkan di depan ke dalam kolom kelompok yang
dipilihnya.

4. Bentuk kelompok-kelompok kecil berdasarkan Agenda


Tindakan. Pastikan bahwa minimal ada 2 orang berada
dalam satu kelompok kecil.
5. Minta setiap kelompok memeriksa ide-ide kegiatan
(yang tertulis dalam kartu-kartu ide) yang termasuk
dalam kelompoknya. Bawa kartu-kartu ide kegiatan
tersebut ke dalam kelompok kecil, sebagai bahan diskusi.
Dalam diskusi ini, setiap kelompok memeriksa kembali
setiap kartu-kartu ide kegiatan, memeriksa pada kertas

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 57


LINGKARAN SUKSES dan kertas DAFTAR REALITA.
Kemudian pertanyakan kembali dalam kelompok kecil:
a. apakah ide-ide kegiatan tersebut dapat mendukung
tercapainya tujuan;
b. apakah sumber-daya yang tersedia memungkinkan
untuk melakukan kegiatan tersebut;
c. apakah ide kegiatan tersebut dapat dilaksanakan
pada kerangka waktu yang ditetapkan;
d. dan apakah ide kegiatan tersebut sudah cukup jelas/
operasional.

Tugas Kelompok Kecil:


1) Memperbaiki ide-ide kegiatan tersebut sehingga
setiap tindakan yang akan dilakukan: mendukung
tercapainya tujuan, menggunakan sumber daya
yang ada, dapat dilakukan pada waktu yang
ditetapkan dan jelas / operasional.
2) Memeriksa apakah ada ide-ide kegiatan yang
double, berulang atau mirip, jika ada ide-ide
tersebut dijadikan satu.
3) Menambahkan kegiatan-kegiatan yang relevan,
sehingga tugas yang akan disusun dapat memenuhi
Agenda Tindakan.

6. Minta kelompok kecil menyusun RINCIAN TUGAS


agar dapat dilakukan tindakan yang dibutuhkan.
Rincian tugas tersebut adalah item-item tugas yang
perlu dilakukan agar suatu Agenda Tindakan dapat

58 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


dipenuhi. Rincian tugas tersebut disusun berdasar ide-
ide kegiatan dan batas-batas yang ada (waktu, SDM,
biaya, dan sebagainya).
Minta kelompok kecil menyusun rincian tugas dengan
mendefinisikan Agenda Tindakan, Aktivitas per Periode
(beberapa), dan Indikator Keberhasilan.

Rincian Tugas
• Agenda Tindakan: kebutuhan-kebutuhan
tindakan yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan fokus dari workshop.
• Aktivitas per Periode: merupakan rincian tindakan
dari Agenda Tindakan yang harus dilakukan per
periode. Antar aktivitas dari satu periode ke periode
selanjutnya harus tersusun dalam suatu urutan
logis kegiatan.
• Indikator Keberhasilan: apa saja yang akan terjadi
ketika keberhasilan dicapai.

Tuliskan Agenda Tindakan, Aktivitas per Periode dan


Indikator Keberhasilan ke dalam kartu-kartu kecil (seperti
yang digunakan sebelumnya).

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 59


F. Tahap PENJADWALAN DAN PENUGASAN
Tujuan dari tahap ini adalah menentukan apa saja tugas
yang harus dilaksanakan, kapan pelaksanaan tugas-tugas
itu dilaksanakan dan oleh siapa.
Langkah-langkah:
1. Isikan kartu-kartu Rincian Tugas yang telah dibuat oleh
setiap kelompok kecil ke dalam Tabel Kalender Kegiatan.
2. Letakkan susunan kartu-kartu Rincian Kegiatan sesuai
judul kolom dalam Tabel Rencana Kegiatan.

Tabel Kalender Kegiatan

Agenda Aktivitas per Periode Indikator


Anggota Tindakan Keberhasilan
Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
1 2 3 4 5

Tim Kerja I

Tim Kerja II

Tim Kerja III

Tim Kerja IV

3. Minta perwakilan dari setiap kelompok kecil (dalam


tahap ini berganti nama menjadi Tim Kerja) untuk
mempresentasikan Rincian Tugas yang telah disusun.
4. Minta kepada forum untuk memberi tanggapan atas
presentasi tersebut. Mulai dari: apakah tugas-tugas
tersebut telah disusun secara benar, kemudian mintalah
tanggapan mengenai jadwal dari pelaksanaan tindakan-
tindakan tersebut.

60 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


G. Tahap REFLEKSI
Pada akhir dari proses Perencanaan Tindakan, ajak
peserta untuk merefleksikan segala yang telah dilakukan.
Tanyakanlah kepada semua anggota kelompok:
• Apa pendapat Anda mengenai Tabel Kalender Kegiatan
yang telah disusun?
• Apakah agenda yang disusun dalam Tabel Kalender
Kegiatan tersebut dirasa memberatkan? Atau
memudahkan?
• Apa tindak lanjut setelah ini?

CONTOH PERENCANAAN AKSI

Topik: Peran warga miskin dalam mempromosikan


Model Tata Kelola Program Pupuk Subsidi di Kabu-
paten Melankolis yang Pro poor

Contoh Perencanaan Aksi Tahap I: KONTEKS

What Promosi model tata kelola program pupuk subsidi di


Kabupaten Melankolis yang pro poor.

When Januari s.d. Desember 2011

Where Beberapa desa di Kabupaten Melankolis (ditentukan


kemudian)

Why (1) Selama ini penentuan sasaran program pupuk subsidi


tidak berpihak pada warga miskin;
(2) Warga miskin tidak mendapatkan manfaat langsung
dari adanya program-program pupuk subsidi di
daerah.

How Melakukan proses-proses penguatan kapasitas dan


penyadaran para petani miskin mengenai hak-hak
tersebut, mempengaruhi kebijakan dan melakukan
tindakan-tindakan pendukung lainnya.

By Whom Beberapa LSM dan warga miskin.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 61


Tujuan Obyektif

Menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu


dilakukan dalam satu tahun ini untuk mempromosi-
kan model tata kelola program pupuk subsidi di
Kabupaten Melankolis yang pro poor.

Tujuan Eksperimental

Menumbuhkan motivasi, rasa keterlibatan dan antusi-


asme peserta terhadap kegiatan yang akan dilaksa-
nakan.

Contoh Perencanaan Aksi Tahap II:


LINGKARAN SUKSES

Warga miskin kritis


menyikapi
penyalahgunaan
program pengentasan
kemiskinan di daerah

Konsep yang jelas Adanya kemauan dari


untuk partisipasi pemerintah daerah
warga miskin dalam untuk melibatkan
perumusan teknis warga miskin dalam
pelaksanaan program penentuan sasaran
pupuk subsidi program

Adanya informasi terbuka


mengenai perumusan
mekanisme distribusi dan
penentuan sasaran
program

62 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Contoh Perencanaan Aksi Tahap III:
KONDISI OBYEKTIF

Kekuatan: Kelemahan
• NGO (peserta) telah memiliki • Komitmen peserta sering tidak
pengalaman dalam konsisten terhadap rencana
pelaksanaan program yang akan disusun.
kemiskinan. • Kordinasi antar NGO masih
• NGO memiliki kemauan untuk lemah.
pencegahan terjadinya • Kesibukan NGO tinggi.
tindakan korupsi di daerah. • Dana terbatas.
• Ada jaringan/contact person di
birokrasi daerah.
• Memiliki akses ke media massa,
DPRD dan local goverment.

Manfaat: Bahaya:
• Masyarakat sebagai penerima • Proses pengusulan sasaran
manfaat langsung, juga dapat program dapat menimbulkan
mengusulkan sasaran dan konflik kepentingan antar
monitoring program pupuk berbagai pihak;
subsidi. • Belum ada aturan operasional
• Mencegah tindakan yang secara khusus mengatur
penyalahgunaan wewenang hak warga miskin dalam
pihak manajemen. penentuan sasaran program
pupuk bersubsidi

Contoh Perencanaan Aksi Tahap IV:


KOMITMEN

Kami dalam waktu satu tahun ini akan


melaksanakan rencana kegiatan yang
disepakati untuk mengintegrasikan
peran warga dalam mempromosikan
tata kelola program pupuk subsidi
yang propoor dan mendorong
pemerintahan daerah yang transparan
dan akuntabel.

(tanda tangan dari seluruh peserta)

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 63


Contoh Perencanaan Aksi Tahap V :
WORKSHOP
Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap
CONTEXT

Pertanyaan Fokus Perencanaan Aksi - Workshop


Apa saja AGENDA yang harus kita lakukan agar program pupuk
subsidi memberi manfaat langsung bagi petani miskin?

Perencanaan Aksi - Workshop Tahap


BRAINSTORMING

64 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Contoh Perencanaan Aksi - Workshop
Tahap CLUSTERING

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 65


Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap TITLE

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Melakukan
Pengelolaan Melakukan Publikasi Penguatan Menggalang Membangun Perbaikan Rekruitmen dan
Basis Data dan dan Penyelenggaraan Masyarakat Dukungan pada Model Sistem Pelatihan SDM
Kajian Event-event Basis Program Organisasi Pelayanan Manajemen Organisasi
Mengumpulkan Menyelenggarakan Melakukan Menjalin hubungan Studi dari contoh di Memberi Menyelenggarakan
artikel dan berita seminar penguatan pendampingan di dengan beberapa negara lain penghargaan dan berbagai pelatihan
mengenai pupuk masyarakat sipil basis stakeholder intensif bagi anggota internal organisasi
subsidi yang berprestasi
Kliping kasus-kasus Membuat tulisan/ Mengadakan Mencari dukungan para Mendesain beberapa Menyelenggarakan Memperkuat sumber
distibusi/ artikel di koran workshop tingkat pelaksana program skema pengelolaan evaluasi internal daya manusia untuk
penyalahgunaan basis kemiskinan di daerah pupuk subsidi organisasi secara pendampingan basis
pupuk subsidi rutin
daerah
Rekruitmen kader
Studi mengenai Mempublikasikan Mengadakan Mendata pejabat yang Menyusun draft Menerapkan dan relawan bagi
model pelayanan bahan-bahan beberapa kajian tata concern pada civil- regulasi model tata mekanisme organisasi
publik penguatan kelola program society kelola pupuk subsidi penghargaan dan
masyarakat sipil subsidi yang pro poor sanksi bagi anggota
Merekrut Non
Mendata tokoh Melobi pers daerah Melatih komunitas Mendekati pejabat yang Mencari alternatif Goverment
masyarakat yang untuk meliput kasus basis concern pada civil pembiayaan baru Independen yang
peduli dan pro warga pelayanan society bagi organisasi fokal dan kapabel
miskin Mencari resource
person
Mengumpulkan data Membuat dan
masyarakat yang memperkuat jaringan
terkena kasus pupuk antar LSM
subsidi
Menggandeng
beberapa jaringan
kelompok tani

66
Melobi partai dan fraksi
untuk membantu
Sampai tahap ini telah teridentifikasi REKOMENDASI
TINDAKAN yang harus dilakukan. Rekomendasi tindakan
tersebut terdapat pada TITLE (judul) dari setiap kolom.
Dalam workshop ini key action yang teridentifikasi adalah:
• Melakukan pengelolaan basisdata dan menyeleng-
garaan kajian mengenai tata kelola program subsidi
yang pro poor;
• Melakukan publikasi dan penyelenggaraan event-event
untuk penguatan masyarakat sipil;
• Penguatan masyarakat pada tingkat basis .
• Membangun aliansi / jaringan;
• Melakukan studi, pengumpulan data dan pembuatan
draft model tata kelola program subsidi.
• Melakukan lobi ke berbagai pihak.
Proses selanjutnya akan mengacu pada rekomendasi
tindakan yang dihasilkan.

Contoh Perencanaan Aksi -


Workshop Tahap DISKUSI TIM KECIL

Perhatikan ini merupakan tahap khusus dalam


workshop pada Metode Perencanaan Tindakan. Pada
Metode Workshop yang dijelaskan sebelumnya tahap ini
belum ada.
Pada tahap ini dibentuk kelompok-kelompok kecil
sebanyak jumlah Kebutuhan Tiondakan yang dihasilkan.
Mengacu pada rekomendasi tindakan yang dihasilkan,
kelompok kecil yang dibentuk terdiri dari:

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 67


• Kelompok Pengorganisasian Isu Tingkat Basis.
• Kelompok Kampanye.
• Kelompok Wacana Akademik.
• Kelompok Pembangunan Aliansi.
• Kelompok Studi, Data dan Perumusan Draft.
• Kelompok Lobi.
Setiap kelompok kecil mendapat tugas menyusun
rencana kegiatan untuk setiap Agenda Tindakan. Dalam
menyusun rencana kegiatan tersebut, setiap kelompok
mempertimbangkan ide-ide kegiatan (yang ditulis dalam
kertas-kertas ide) yang termasuk dalam Agenda Tindakan
tersebut.

Contoh Pembagian Ide-Ide Kegiatan


dalam Kelompok

1. Kelompok Pengorganisasian Isu Tingkat Basis. Ide-ide


kegiatan yang harus diperhatikan adalah (lihat gambar):

• Mengajak ngobrol warga tentang hak warga dan


situasi pelayanan publik
• Memasukan tema (hak masyarakat dalam partisipasi
pelayanan publik) dalam diskusi rutin forum warga
• Mengadakan diskusi tingkat akar rumput
• Mempelajari mekanisme dan distribusi program
subsidi dan didiskusikan di forum warga
• Melakukan simulasi mekanisme dan distribusi
program subsidi yang diterima dan dikelola warga
• Mengadakan workshop tingkat basis.

68 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


2. Kelompok Pembangunan Aliansi. Ide-ide kegiatan yang
diperhatikan adalah (lihat gambar):

• Mencari dukungan dari tokoh masyarakat yang pro


warga miskin.
• Meminta LSM lain untuk bergabung.
• meminta data dan dukungan para pakar.

Langkah-langkah diskusi dari setiap kelompok:


• Setiap kelompok memeriksa setiap ide kegiatan tersebut,
memastikan apakah kegiatan tersebut mendukung
tujuan yang ditetapkan, operasional, dan tersedia
sumber daya yang cukup untuk mencapainya.
• Jika ada ide kegiatan yang tidak memenuhi kriteria
tersebut, maka tugas kelompok kecil untuk melakukan
verifikasi/ memperbaikinya. Jika ide kegiatan tersebut
terlalu jauh dari kriteria dan sudah tidak mungkin
diperbaiki sama sekali, maka ide kegiatan tersebut dapat
tidak dilaksanakan.
• Setiap kelompok juga memeriksa apakah ada di antara
ide-ide kegiatan tersebut yang double, berulang, atau
mirip. Misalnya, ide seminar dengan ide diskusi publik.
Ide-ide kegiatan seperti itu dijadikan satu saja.
• Kemudian setiap kelompok menyusun Rincian Tugas
(Job Description) dari setiap Agenda Tindakan berdasar
Ide-ide Kegiatan tersebut dalam durasi waktu yang telah
ditentukan sebelumnya. Rincian Tugas tersebut
merupakan tugas-tugas yang harus dilakukan berdasar
waktu.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 69


Dalam contoh ini setiap kelompok menyusun Rincian
Tugas dengan membagi periode pelaksanaan tugas menjadi
dua-bulanan.

Perhatikan Tujuan dan


Keterbatasan Sumber Daya

• Dalam menentukan Rincian Tugas, setiap kelompok


harus selalu memperhatikan tujuan utama dari proses
perencanaan tindakan ini. Untuk itu ingat-kan peserta
untuk selalu melihat Lingkaran Sukses.
• Ingatkan juga untuk selalu memeriksa ketersediaan dan
keterbatasan sumber-daya dengan memeriksa KONDISI
OBYEKTIF.

Rincian Tugas yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

• Kelompok Pengorganisasian Isu Tingkat Basis

Agenda Tindakan Pengorganisasian isu pada tingkat basis

Aktivitas Memperkenalkan isu/wacana pada basis


Dua-bulan I

Aktivitas Melakukan diskusi intensif soal hak pemanfaatan


Dua-bulan II program subsidi dalam sistem akuntabilitas di daerah

Aktivitas Melakukan simulasi proses penyusunan model tata


Dua-bulan III kelola program subsidi di daerah

Indikator Inisiatif dari komunitas basis untuk mengusulkan


Keberhasilan model tata kelola program subsidi di daerah

70 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


• Kelompok Kampanye

Agenda Tindakan Kampanye untuk mempengaruhi opini publik mengenai


hak warga dalam pemanfaatan program subsidi dan
proses perumusan model tata kelola program subsidi
di daerah

Aktivitas Melakukan pendekatan ke media dan menyusun


Dua-bulan I strategi kampanye

Aktivitas Kampanye luar ruang, demonstrasi damai dan media


Dua-bulan II massa

Aktivitas Menyelenggarakan event kampanye besar


Dua-bulan III

Indikator Isu hak pemanfaatan layanan publik dalam proses


Keberhasilan model tata kelola program subsidi di daerah terangkat
menjadi isu publik

• Kelompok Wacana Akademik

Agenda Tindakan Memperkuat wacana akademik mengenai tema.

Aktivitas Menyelenggarakan diskusi terfokus / seminar di


Dua-bulan I kampus tentang tema terkait.

Aktivitas Melakukan serial diskusi intensif dengan para pakar


Dua-bulan II untuk memperkuat wacana

Aktivitas Diskusi publik untuk diseminasi wacana tersebut ke


Dua-bulan III masyarakat luas

Indikator Ada pengakuan akademis mengenai hak masyarakat


Keberhasilan berpartisipasi dalam perumusan model tata kelola
program subsidi di daerah

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 71


• Kelompok Pembangunan Aliansi

Agenda Tindakan Membangun aliansi / jaringan masyarakat sipil untuk


memperjuangkan adanya hak masyarakat dalam
perumusan regulasi di daerah

Aktivitas Mengajak kalangan LSM, pakar, dan kelompok


Dua-bulan I masyarakat miskin untuk bergabung dalam aliansi

Aktivitas Mengadakan workshop aliansi tahap I


Dua-bulan II

Aktivitas Mengadakan workshop aliansi tahap II


Dua-bulan III

Indikator Bergabungnya LSM, pakar dan kelompok masyarakat


Keberhasilan miskin dalam suatu aliansi dalam perumusan regulasi
di daerah

• Kelompok Studi, Data, dan Perumusan Draft

Agenda Tindakan Melakukan studi, pengumpulan data dan perumusan


draft model tata kelola program subsidi di Daerah

Aktivitas Pengumpulan bahan-bahan terkait tema


Dua-bulan I

Aktivitas Mendatangi kelompok miskin untuk menggali situasi


Dua-bulan II pelayanan

Aktivitas Menyusun konsep dan draft


Dua-bulan III

Indikator Adanya konsep yang komprehensif mengenai model


Keberhasilan tata kelola program subsidi (konsep tersebut juga
tertuang menjadi draft Regulasi Daerah)

72 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


• Kelompok Lobi

Agenda Tindakan Melakukan lobi pada berbagai pihak

Aktivitas Lobi (rutin)


Dua-bulan I

Aktivitas Lobi (rutin)


Dua-bulan II

Aktivitas Lobi (rutin)


Dua-bulan III

Indikator Adanya dukungan dari eksekutif dan legislatif untuk


Keberhasilan diakuinya secara formal partisipasi masyarakat
dalam perumusan model taa keola program subsidi di
daerah

• Beberapa ide kegiatan yang sama maknanya digabung.


• Beberapa ide kegiatan baru dimunculkan menjadi item
tugas.
• Agenda Tindakan, Kegiatan per Periode, dan Indikator
Keberhasilan di atas dituliskan kembali dalam kartu-
kartu ide (seperti sebelumnya) dengan tulisan singkat
dan besar.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 73


METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Contoh Perencanaan Aksi Tahap VI: PENJADWALAN DAN PENUGASAN
Aktivitas per Periode
Kelompok Anggota Agenda Indikator
Tindakan Keberhasilan
Dua-bulan I Dua-bulan II Dua-bulan III
Pengorganisian Isu Idham, Arie, Melakukan Melakukan pengenalan Diskusi intensif di Melakukan simulasi Inisiatif dari
Tingkat Basis Patchur, Joko, pengorganisasian wacana pada basis basis soal tema proses penyusunan komunitas basis untuk
Adwin tingkat basis anggaran partisipatif mengususul-kan
model tata kelola
program subsidi di
darah
Kampanye Melakukan kampanye Pendekatan ke media Kampanye luar Menyelenggarakan Isu akuntabilitas
Ramlan, Nugroho, untuk mempengaruhi dan penyususan ruang, demo dan event besar untuk dalam pengelolaan
Toifur opini publik strategi kampanye media kampanye program subsidi
terangkat menjadi isu
publik
Wacana Mubin, Lukman, Menguatkan wacana Menyelenggarakan Menyelenggarakan Diskusi publik untuk Ada pengakuan
Akademik Amin akademik system seminar di kampus serial diskusi diseminasi wacana akademis mengenai
integritas warga dalam intensif dengan yang dihasilkan hak masyarakat
tata kelola program pakar berpartisipasi dalam
subsidi perumusan regulasi
daerah
Melakukan studi , Pengumpulan bahan- Menyusun konsep Adanya konsep dan
Studi, Data, Fahaza, Rohidin, pengumpulan data dan bahan yang terkait tema Mendatangi dan draft Raperda draft komprehensif
dan Draft Amin penyusunan draft model kelompok miskin standar pelayanan tentang partisipasi
untuk penelitian publik masyarakat dalam
perumusan sistem
pelayanan publik
Lobi Dini, Widi, Yulius Melakukan lobi ke Lobi rutin Adanya dukungan dari
legislatif dan eksekutif Lobi rutin Lobi rutin eksekutif dan
legislatif
Sampai di sini kita telah selesai membuat Rencana Kerja Enam Bulan Promosi Model Tata Kelola Program

74
Pupuk Subsidi di Kabupaten Melankolis yang Pro poor
Contoh Perencanaan Aksi Tahap VII :
REFLEKSI

Fasilitor menyatakan kepada peserta refleksi dari


perencanaan tindakan ini :
“Kita telah melewati serangkaian panjang proses
perencanaan tindakan dalam mempersiapkan program
promosi hak warga dalam proses perumusan sistem
pelayaan di daerah. Sangat baik yang telah anda
lakukan, sehingga kita telah berhasil mendapatkan
beberapa rekomendasi tindakan penting dari tema
kegiatan perencanaan tindakan kita hari ini. Mari kita
sama-sama cek seluruh hasil yang kita capai. Mari
kita perhatikan sekali lagi beberapa kesepakatan hari
ini, mohon perhatikan kalender kegiatan ini.
Sampai di sini kita telah memutuskan agenda
tindakan apa saja yang harus dilakukan beserta
rincian kegiatan per dua bulan. Juga telah kita
tentukan apa saja yang harus dicapai dari setiap agenda
tindakan tersebut, yaitu dalam indikator
keberhasilan. Selain itu, siapa saja yang bertanggung
jawab atas setiap Agenda Tindakan juga telah kita
tentukan.
Sebelum benar-benar kita akhiri acara kita, silakan
diperiksa apakah ada yang keberatan dengan apa yang
kita capai hari ini ? Silakan juga anda periksa mengenai
tujuan kita dalam lingkaran sukses yang tertulis ini.
Apakah tindakan-tindakan yang akan kita lakukan
akan mendukung tercapainya tujuan tersebut ?

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 75


Silakan pula periksa Kondisi Obyektif, apakah
rencana yang kita hasilkan ini, didukung oleh resource
(sumber daya) yang cukup ?
Setelah selesai rencana ini disusun, maka bukan berarti
telah selesai tugas kita. Silakan menjadi tugas rumah
bagi setiap orang yang bertanggung jawab di sini untuk
memikirkan langkah-langkah praktis yang diperlukan
agar dapat segera melakukan kegiatan”

76 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Bab 5.

Contoh-contoh Praktis
Penggunaan Teknologi
Partisipasi

Contoh Diskusi Dengan Metode ORID


Diskusi ORID dapat dilakukan untuk beberapa keper-
luan praktis. Agar pembaca mendapat gambaran lebih
mendalam, kami berikan beberapa contoh penggunaan
praktis diskusi ORID. Contoh-contoh ini sebagian disunting
dari buku Leading Local Governance: Simple Conversation
Technique That Work, GOLD, 1997. Sebagian lainnya
adalah pengalaman praktis yang didokumentasikan.

Contoh 1:
Diskusi untuk Mempresentasikan Rencana
Monitoring
Suatu LSM hendak melakukan riset penelusuran
pelaksanaan program subsidi Raskin secara partisipatif pada
suatu daerah. Rencana monitoring tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan area maupun sasaran penelitian.
Sebelumnya telah ada survey / assesment pendahuluan dari

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 77


Tim Assesor terhadap pola-pola pelaksanaan program
Raskin, baik pendataan penerima raskin, rekrutmen
distributor, pengadaan logistik hingga distribusi dan
pelaporan program tersebut. Hasil survey tersebut
menghasilkan rencana perbaikan pelayanan yang
kemudian dipresentasikan dan dikonsultasikan kembali
dengan komunitas dan yang akan menjadi sasaran
monitoring.
Pada contoh ini, diskusi dilakukan bersama komunitas
yang menjadi sasaran monitoring. Diskusi ini dilakukan
setelah presentasi rencana monitoring.

Tujuan Obyektif
• Melakukan review rencana monitoring yang
dipresentasikan;
• Memeriksa apakah ada masih ada bagian dari
monitoring yang tidak sesuai dengan kebutuhan/
kepuasan komunitas dan perlu modifikasi.

Tujuan Eksperimental
• Menciptakan situasi di mana komunitas MENERIMA
kehadiran tim monitoring dan merasa turut memiliki/
memperbaiki;
• Komunitas bersemangat untuk mengambil peran
dalam monitoring.

Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah


Fasilitator membuka diskusi (setelah presentasi Rencana

78 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Monitoring), misalnya dengan:
“Kita telah mendengarkan bersama presentasi
mengenai rencana monitoring di desa kita. Sekarang
mari kita periksa bersama-sama rencana monitoring
itu. Silahkan kita cermati bersama apakah rencana
tersebut telah sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan
Anda, sebagai pihak yang akan menerima manfaat dan
akibat dari monitoring tersebut”

Tahap Obyektif
• Apa saja poin-poin penting dari presentasi monitoring
yang telah disampaikan?
• Apa saja capaian dan tujuan dari monitoring yang telah
disampaikan?
• Sesuai dengan presentasi, apa saja hasil yang mungkin
didapat dari monitoring tersebut?
• Apa dampak dari monitoring tersebut bagi Anda, sesuai
dengan yang disampaikan dari presentasi?
• Apa saja batas-batas dari monitoring?

Tahap Reflektif
• Apa saja yang Anda rasakan, pikirkan, harapkan atau
kuatirkan setelah melihat dan mendengar presentasi
tadi?
• Bagian mana dari proyek yang menurut anda paling
“menjanjikan”? Bagian mana yang paling “meng-
kuatirkan”?

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 79


Tahap Interpretatif
• Bagian dari monitoring manakah yang menurut Anda
paling diperlukan komunitas?
• Apa saja kebutuhan komunitas yang berhubungan
dengan pola pelayanan program Raskin yang belum
dicakup dalam monitoring?
• Bagaimana kemampuan Tim monitoring untuk
mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan tersebut?
• Mekanisme apa yang diperlukan agar harapan warga
dalam proses monitoring tercapai?
• Mekanisme apa yang diperlukan agar kekuatiran warga
dalam proses monitoring dapat diatasi?

Tahap Decisional
• Apa saja modifikasi yang diperlukan oleh Tim
Monitoring agar peningkatan layanan dapat lebih
terakomodasi?
• Apa yang secara spesifik harus dilakukan oleh komunitas
(masyarakat) agar berjalan kerjasama masyarakat –
Tim Monitoring?
• Siapa sesungguhnya yang menjadi penanggung jawab
dari kerjasama masyarakat – Tim Monitoring?

Refleksi / Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami
bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano /
papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:

80 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


“Terima kasih atas saran dan kritik anda terhadap hasil
monitoring ini. Karena prinsip dari monitoring ini
adalah penguatan peran masyarakat untuk perbaikan
layanan publik, maka segala masukan Anda sangat
berguna sebagai bahan perbaikan rencana monitoring
ini. Tanpa itu, monitoring akan menjadi sekedar riset
normatif, tidak ada manfaatnya bagi masyarakat. Tim
monitoring harus segera merealisasikan kesepakatan-
kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan ini.”

Contoh 2:
Diskusi untuk Penguatan Kapasitas Petani dalam
Pelaksanaan Program
Pada contoh ini digambarkan situasi di mana terdapat
suatu kelompok petani di suatu desa yang sedang
melaksanakan penelitan program subsidi pupuk. Ada
banyak permasalahan dalam pelaksanaan program
tersebut. Di antaranya, teamwork pelaksana program
tersebut belum terbangun dan banyak keluhan mengenai
pembagian beban kerja yang tidak proporsional.

Tujuan Obyektif
• Mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk
penyelesaian penelitian tersebut;
• Mengetahui tugas-tugas apa saja yang harus dipenuhi
setiap anggota tim kerja.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 81


Tujuan Eksperimental
• Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya teamwork;
• Setiap anggota tim kerja merasa memiliki tanggung-
jawab terhadap pencapaian keberhasilan penelitian.

Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah


Fasilitator membuka diskusi, misalnya dengan:
“Pertemuan kita ini adalah dalam rangka persiapan
penelitian program subsidi pupuk di desa kita. Seperti
telah sering kita bicarakan bersama, ada beberapa
masalah dalam pelaksanaan program ini. Salah satunya,
di antara kita sendiri belum terjalin kebersamaan dan
saling pengertian. Belum ada teamwork, istilahnya.
Karena itu, mari kita duduk bersama di sini, bebas saja
kita kemukakaan apa masalah dari kita masing-
masing, Kita harus menjadi tim yang kuat”

Tahap Obyektif
• Apa saja pekerjaan penelitian yang telah selesai
dikerjakan? Apa yang masih perlu diselesaikan?
• Apa saja tujuan dan mekanisme penelitan yang telah
kita setujui sampai saat ini?
• Apa saja peran dari masing-masing orang dalam
penyelesaian penelitian ini?

82 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Tahap Reflektif
• Bagian mana dari penelitian yang paling anda sukai?
Bagian mana yang paling tidak Anda sukai?
• Bagian mana dari penelitian yang menurut Anda paling
mudah? Bagian mana yang paling sulit?
• Apa saja mekanisme yang membantu Anda dalam
menyelesaikan tugas penelitian? Apa saja mekanisme
yang memberatkan Anda?

Tahap Interpretatif
• Bagian pekerjaan apa saja yang paling penting untuk
penyelesaian program?
• Dengan kondisi tim kerja seperti saat ini, bagaimana
kontribusi tim kerja terhadap penyelesaian program?
• Apa yang harus dilakukan secara spesifik agar setiap
orang punya kontribusi penting dalam penyelesaian
program?
• Improvement (peningkatan) apa yang harus dilakukan
oleh tim secara keseluruhan untuk meningkatkan
kinerja?

Tahap Decisional
• Apa saja tugas yang harus dilakukan untuk penyelesaian
program?
• Siapa yang diberi tanggung-jawab melakukan tugas-
tugas tersebut?
• Kebutuhan asistensi apa yang perlu diberikan untuk
meningkatkan kinerja tim?

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 83


Refleksi / Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami
bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano /
papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
“Diskusi yang produktif! Kita telah mencapai beberapa
pemahaman yang berguna untuk meningkatkan
kapasitas kelompok ini dalam pelaksanaan penelitian.
Perlu diingat bahwa kita mencapai ini, bukan dengan
jalan yang mudah. Karena itu seluruh anggota
kelompok harus menjaga dan melaksanakannya. Tentu
saja, revisi masih sangat mungkin kita lakukan ketika
keadaan di lapangan memerlukannya. Terima kasih
atas keikutsertaan anda berbagi ide dan pengalaman”

Contoh 3:
Diskusi Pada Paguyuban Petani untuk
Mengupayakan Pemerataan Distribusi Pupuk
Subsidi
Contoh ini menggambarkan situasi suatu komunitas
petani dalam mempersiapkan pertemuan lanjutan untuk
mengupayakan pemerataan distribusi pupuk para
anggotanya. Pada pertemuan-pertemuan sebelumnya
didapat hasil yang kurang memuaskan. Karena itu,
komunitas petani ini perlu mempersiapkan agenda secara
lebih matang. Metode Diskusi Teknik Partisipasi digunakan
untuk menyusun agenda tersebut.

Tujuan Obyektif
• Mengidentifikasi agenda apa saja yang harus
diutamakan pada pertemuan yang direncanakan;

84 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


• Pada pertemuan yang direncanakan muncul berbagai
ide kreatif dan operasional dari perserta.

Tujuan Eksperimental
• Menumbuhkan motivasi dan perhatian peserta
terhadap pertemuan ini;
• Setiap peserta merasa tertantang untuk mencurahkan
ide-ide kreatif dalam pertemuan ini.

Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah


Fasilitator membuka diskusi, misalnya dengan:
“Kemarin kita baru saja mengadakan pertemuan tingkat
kecamatan untuk menyusun rencana tindakan yang
penting bagi keberlangsungan organisasi kita. Seperti
kesepakatan dalam pertemuan tersebut, pada satu
minggu mendatang kita akan mengadakan pertemuan
lanjutan. Beberapa hasil yang telah kita peroleh pada
pertemuan lalu sebenarnya bisa diperoleh lebih baik lagi
pada pertemuan mendatang. Pertemuan selanjutnya
seharusnya bisa lebih menarik dan kondusif, sehingga
setiap peserta tertantang untuk memberikan ide-ide
terbaiknya. Karena itu, marilah sekarang kita rencana-
kan apa saja yang perlu dilakukan untuk mempersiap-
kan pertemuan tersebut”

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 85


Tahap Obyektif
• Apa saja topik yang telah didiskusikan dalam
pertemuan-pertemuan lalu?
• Apa saja topik yang telah dibahas tuntas pada pertemuan
yang lalu?
• Apa saja topik yang belum dibahas secara tuntas, dan
perlu dibahas lagi pada pertemuan mendatang?
• Apa topik-topik baru yang perlu dimasukan dalam
pertemuan mendatang?

Tahap Reflektif
• Topik-topik apa (di antara topik yang diagendakan)
yang paling menarik didiskusikan?
• Topik-topik apa yang sangat mungkin menghasilkan
kesepakatan?
• Topik-topik apa yang kemungkinan tidak disukai
sebagian besar peserta?
• Topik-topik apa yang rawan perdebatan?

Tahap Interpretatif
• Topik-topik apa yang paling penting? Topik-topik apa
yang kurang penting?
• Apa saja mekanisme yang diperlukan untuk mendorong
terjadinya konsensus di forum?
• Topik-topik apa saja yang berpotensi menimbulkan
konflik?
• Apa saja mekanisme yang diperlukan untuk
menyelesaikan perdebatan dalam forum?

86 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Tahap Decisional
• Dari topik-topik tersebut, apa saja usulan yang menurut
Anda perlu untuk dijadikan agenda pada pertemuan
mendatang?
• Berapa lama alokasi waktu untuk pertemuan nanti?
Siapa yang menjadi fasilitator? Siapa yang menjadi
notulen?

Refleksi / Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami
bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano /
papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
“Kelihatannya dengan susunan agenda seperti ini, topik-
topik yang akan dibahas menjadi jelas dan kita bisa
berharap pertemuan nanti akan lebih bermanfaat dari
sebelumnya. Sekarang tinggal bagimana kita
merealisasikan agenda-agenda ini dalam pertemuan
nanti”

Contoh 4:
Diskusi untuk Penguatan Peran OSIS dalam
Perumusan Pengelolaan Dana BOS
Pada contoh ini digambarkan situasi di mana terdapat
suatu organisasi intra sekolah di suatu daerah terkait
program BOS. Terindikasi, ada banyak masalah dalam
pengelolaan program tersebut. Di antaranya, manipulasi
data jumlah pesert didik, perbedaan alokasi yang dibayarkan
ke peserta didik, dan tiadanya laporan penggunaan dana
kepada peserta didik.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 87


Tujuan Obyektif
• Mengetahui permasalahan apa saja yang perlu
dilakukan agar peserta didik tidak selalu dirugikan;
• Mengetahui daftar dan jumlah bantuan BOS di sekolah.

Tujuan Eksperimental
• Menumbuhkan kesadaran kritis anggota OSIS akan
pentingnya peruntukkan dana BOS, khususnya peserta
didik dari warga miskin;
• Setiap peserta didik merasa memiliki tanggung-jawab
terhadap pengelolaan dana BOS.

Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah


Fasilitator membuka diskusi, misalnya dengan:
“Pertemuan kita ini adalah dalam rangka
mengupayakan transparansi penggunaan dana BOS di
sekolah kita. Seperti telah sering kita bicarakan bersama,
ada beberapa masalah dalam pengelolaan dana BOS
tersebut. Salah satunya, di antara kita sendiri tidak
mengetahui sejauhmana penggunaan dana tersebut
untuk meringankan beban teman kita yang
ekonominya pas-pasan. Bahkan, kita kurang tidak
diberi laporan penggunaan dan dilibatkan untuk
memantau program ini. Karena itu, mari kita duduk
bersama di sini, bebas saja kita kemukakaan apa
masalah dari kita masing-masing, Kita harus
memperjuangkan hak kita untuk mendapatkan
informasi tersebut”

88 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Tahap Obyektif
• Untuk apa saja peruntukkan dana BOS? Apa ada
persyaratan yang masih perlu diperbaharui?
• Apa saja mekanisme pengelolaan dana yang telah kita
usulkan dan disetujui sampai saat ini?

Tahap Reflektif
• Bagian mana dari pengelolaan dana yang menurut
petunjuk pelaksanaan dana BOS yang paling Anda
sukai? Bagian mana yang paling tidak Anda sukai?
• Bagian mana dari mekanisme distribusi bantuan yang
menurut Anda paling mudah? Bagian mana yang paling
sulit?
• Apa saja permasalahan yang membantu Anda dalam
menyelesaikan persyaratan ini? Apa saja mekanisme
yang memberatkan Anda?

Tahap Interpretatif
• Bagian prosedur manakah yang paling penting untuk
pengalokasian dana ke peserta didik?
• Dengan kondisi peserta didik miskin seperti saat ini,
bagaimana langkah kita untuk memperoleh kecukupan
biaya operasional mereka?
• Apa yang harus dilakukan secara spesifik agar setiap
pesertadidik punya andil dalam meringankan beban
peserta didik miskin?
• Improvement (peningkatan) apa yang harus dilakukan
oleh OSIS secara keseluruhan untuk memperbaiki
pengelolaan dana BOS di sekolah kita?

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 89


Tahap Decisional
• Apa saja tugas yang harus dilakukan untuk
mendapatkan informasi mendapatkan informasi
pengelolaan dana BOS?
• Siapa yang diberi tanggung-jawab melakukan tugas-
tugas tersebut?
• Kebutuhan asistensi apa yang perlu diberikan untuk
mendapatkan informasi tersebut?

Refleksi / Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami
bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano /
papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
“Diskusi yang produktif! Kita telah mencapai beberapa
pemahaman yang berguna untuk memperbaiki
pengelolaan dana BOS bagi keberlangsungan peserta
didik miskin. Perlu diingat bahwa kita mencapai ini,
bukan dengan jalan yang mudah. Karena itu seluruh
anggota OSIS harus menjaga dan melaksanakannya.
Tentu saja, revisi masih sangat mungkin kita lakukan
ketika keadaan di lapangan memerlukannya. Terima
kasih atas keikut-sertaan anda berbagi ide dan
pengalaman”

90 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Contoh 5:
Diskusi Tim Monitoring untuk Mempresentasikan
Temuan Pemantauan Program Raskin

Suatu Aliansi LSM, Komunitas, Media, dan lainnya


hendak melakukan pemantauan program Raskin secara
partisipatif. Pelaksanaan pemantauan tersebut disesuaikan
dengan kapasitas dan peran setiap elemen. Sebelumnya
telah ada survey / assesment dari pelaksana program Raskin
dalam kurun waktu dan tempat tertentu. Hasil survey
tersebut menghasilkan temuan faktual dan permasalahan
efektifitas dan efisiensi program Raskin yang kemudian
dipresentasikan dan dikonsultasikan kembali dengan
komunitas yang akan menjadi tim monitoring.
Pada contoh ini, diskusi dilakukan bersama komunitas
yang akan menjadi tim monitoring. Diskusi ini dilakukan
setelah presentasi temuan survey.

Tujuan Obyektif
• Melakukan review atas temuan survey yang
dipresentasikan;
• Memeriksa apakah masih ada bagian dari temuan
survey yang tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan
program Raskin dan perlu modifikasi.

Tujuan Eksperimental
• Menciptakan situasi sehingga peserta diskusi dapat
MEMAHAMI dan membedakan temuan survey dengan
kondisi nyata pelaksanaan program Raskin;

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 91


• Calon Tim Monitoring termotivasi untuk melakukan
penelusuran kebocoran dan penyalahgunaan
wewenang program Raskin.

Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah


Fasilitator membuka diskusi (setelah presentasi Temuan
Survey), misalnya dengan:
“Kita telah mendengarkan bersama presentasi
mengenai temuan survey pelaksanaan program Raskin.
Sekarang mari kita periksa bersama-sama hasil temuan
survey dan faktual saat ini. Silahkan kita cermati
bersama apakah temuan tersebut telah sesuai dengan
aturan yang berlaku (Juklak/Juknis), sebagai pihak
yang akan menerima manfaat dan dampak dari
program Raskin ini”

Tahap Obyektif
• Apa saja poin-poin penting dari presentasi temuan
survey yang telah disampaikan?
• Apa saja tujuan dari pemantauan yang telah
disampaikan?
• Sesuai dengan presentasi, apa saja hasil yang mungkin
didapat dari pemantauan program Raskin ini?
• Apa akibat dari temuan survey tersebut bagi Anda, sesuai
dengan yang disampaikan dari presentasi?
• Apa saja batas-batas/rambu-rambu para anggota
aliansi Tim Monitoring ini terhadap pelaksanaan
program Raskin?

92 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Tahap Reflektif
• Apa saja yang Anda rasakan, pikirkan, harapkan atau
kuatirkan setelah mendengar presentasi tadi?
• Bagian mana dari temuan survey yang menurut anda
paling “menjanjikan”? Bagian mana yang paling
“mengkuatirkan”?

Tahap Interpretatif
• Bagian dari temuan survey manakah yang menurut
Anda paling diperlukan komunitas?
• Apa saja kebutuhan Tim Monitoring yang berhubungan
dengan penelusuran pelakasnaaan program Raskin
yang belum tercakup dalam temuan?
• Bagaimana kemampuan Tim untuk mengimplemen-
tasikan agenda pemantauan ini?
• Mekanisme apa yang diperlukan agar proyek “harapan”
komunitas terhadap proyek tercapai?
• Mekanisme apa yang diperlukan agar kelemahan dalam
pemantauan dapat diatasi?

Tahap Decisional
• Apa saja modifikasi yang diperlukan oleh Tim
Monitoring agar pelaksanaan pemantauan efektif dan
efisien?
• Apa yang secara spesifik harus dilakukan oleh Tim
Monitoring (komunitas) agar berjalan kerjasama
komunitas – Tim Monitoring?
• Bagaimana mekanisme pertanggungjawaban Tim
Monitoring kepada anggota komunitas?

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 93


Refleksi / Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami
bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano /
papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
“Terima kasih atas saran dan kritik anda terhadap
agenda pemantauan ini. Karena prinsip dari
pemantauan ini adalah dedikasi dan integritas, maka
segala masukan anda sangat berguna sebagai bahan
perbaikan agenda pemantauan ini. Tanpa itu
pemantauan akan menjadi sekedar pemantauan, tidak
ada manfaatnya bagi masyarakat. Tim Monitoring
harus segera merealisasikan kesepakatan-kesepakatan
yang dihasilkan dalam pertemuan ini.”

Contoh 6 :
Diskusi Koperasi Simpan Pinjam Al-Amin dalam
Penentuan Prioritas Sasaran Program Pinjaman
Bergulir
Suatu Koperasi Simpan Pinjam hendak merencanakan
suatu program pinjamam untuk komunitas petani di suatu
wilayah. Program tersebut disusun bersama-sama dengan
komunitas. Diskusi ini adalah dalam rangka mendapatkan
prioritas-prioritas Sasaran Program Pinjaman Petani yang
berasal dari masyarakat. Fasilitator untuk diskusi ini berasal
dari Koperasi yang akan melaksanakan program.

94 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Tujuan Obyektif
• Melakukan identifikasi atas minat dan kebutuhan
petani atas program pinjaman yang akan dijalankan;
• Menentukan prioritas alokasi sumber daya program,
sesuai minat dan kebutuhan petani.

Tujuan Eksperimental
• Menciptakan kebersamaan antara Koperasi pelaksana
program dengan komunitas petani, dalam kepemilikian
dan tanggung jawab program;
• Menghasilkan konsensus antara Koperasi pelaksana
program dengan komunitas petani.

Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah


Fasilitator membuka diskusi, misalnya dengan:
“Selamat sore. Seperti dalam pembicaraan-pembicaraan
kita yang lalu, Koperasi Simpan Pinjam Al-Amin
merencanakan menyelenggarakan program pinjaman
di daerah Anda. Kami memiliki prinsip, bahwa setiap
program yang kami jalankan harus berdasar
kebutuhan riel di lapangan. Karena itu, menjadi penting
bagi kami untuk menyelenggarakan diskusi ini. Di sini,
silahkan Anda sekalian kemukakan segala hal yang anda
rasakan, alami dan pikirkan mengenai program yang
kami ajukan ini. Silahkan juga Anda sekalian
kemukakan apa saja yang penting kami lakukan di
program ini. Itu akan menjadi masukan yang sangat
berharga bagi kami.”

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 95


Tahap Obyektif
• Apa saja permasalahan “seputar pertanian” yang paling
sering dikeluhkan petani di daerah ini?
• Apa saja unggulan pertanian yang sering dibanggakan
di daerah ini?
• Bagaimana penilaian petani di sini terhadap program-
program simpan pinjam?
• Apa saja program lain (dari pemerintah maupun
perusahaan) yang pernah dilakukan di daerah ini?
• Bagaimana tanggapan masyarakat atas program-
program tersebut?

Tahap Reflektif
• Apa saja yang Anda rasakan, pikirkan, harapkan atau
kuatirkan mengenai program ini?
• Hal apa mengenai program yang paling membuat
masyarakat antusias? Hal apa yang membuat
masyarakat menghindar?

Tahap Interpretatif
• Apa saja produk simpan pinjam yang Anda anggap
penting untuk dilakukan dalam program ini?
• Bagian dari jasa manakah yang menurut Anda paling
diperlukan petani?
• Apa saja kebutuhan petani yang berhubungan dengan
pengelolaan lahan yang belum dicakup dalam sasaran
penerima pinjaman?
• Bagaimana kemampuan produk pinjaman kami untuk
mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan tersebut?

96 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


• Apa yang secara spesifik harus dilakukan oleh petani
agar kerjasama petani – koperasi terus berjalan?
• Mekanisme apa yang diperlukan agar program ini
berjalan dengan baik dan petani diuntungkan?

Tahap Decisional
• Apa saja modifikasi yang diperlukan oleh produk
pinjaman agar kebutuhan-kebutuhan petani dapat lebih
terakomodasi?
• Siapa yang menjadi penanggung jawab dari kerjasama
petani - koperasi?

Refleksi / Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami
bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano /
papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
“Terima kasih atas saran dan kritik anda terhadap
rencana program ini. Karena prinsip dari program ini
adalah pelayanan masyarakat, maka segala masukan
Anda sangat berguna sebagai bahan perbaikan rencana
program ini. Tanpa itu program akan menjadi sekedar
program, tidak ada manfaatnya bagi masyarakat. Tim
pelaksana program harus segera merealisasikan
kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam
pertemuan ini.”

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 97


Contoh 7:
Diskusi Bank Al-Amin untuk Perbaikan Layanan
Program Simpan Pinjam

Suatu Lembaga Simpan Pinjam hendak merencanakan


suatu program perbaikan jasa layanan simpan pinjam untuk
komunitas petani di suatu wilayah. Program tersebut
disusun bersama-sama dengan komunitas. Diskusi ini
adalah dalam rangka mengupayakan mekanisme
pengembalian pinjaman yang telah diterima petani.
Fasilitator untuk diskusi ini berasal dari Bank yang akan
melaksanakan program.

Tujuan Obyektif
• Melakukan identifikasi atas permasalahan dan
mekanisme pengembalian atas program pinjaman yang
akan dijalankan;
• Menentukan prosedur dan prioritas jaminan, sesuai
permasalahan petani dan masa panen.

Tujuan Eksperimental
• Menciptakan kebersamaan antara Bank dengan
komunitas petani, yang berprinsip pada saling
menguntungkan (mutual simbiosis) dalam
kepemilikian dan tanggung jawab program ini;
• Menghasilkan konsensus antara Bank dengan
komunitas petani.

98 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah
Fasilitator membuka diskusi, misalnya dengan:
“Selamat sore. Seperti dalam pembicaraan-pembicaraan
kita yang lalu, Bank Al-Amin mereview mekanisme
pengembalian pada program simpan pinjam di daerah
Anda. Kami memiliki prinsip, bahwa program simpan
pinjam yang kami jalankan harus sesuai dengan
kebutuhan riel dan kondisi lapangan. Karena itu,
menjadi penting bagi kami untuk menyelenggarakan
diskusi ini. Di sini, silahkan Anda sekalian kemukakan
segala hal yang Anda rasakan, alami dan pikirkan
mengenai mekanisme pengembalian (cashback
mechanism) program simpan pinjam ini. Silahkan juga
Anda sekalian kemukakan apa saja yang penting kami
lakukan di program ini. Itu akan menjadi masukan
yang sangat berharga bagi kami.”

Tahap Obyektif
• Apa saja permasalahan pembayaran yang paling sering
dikeluhkan petani di daerah ini?
• Apa saja mekanisme pembayaran yang sering
dibanggakan di daerah ini?
• Bagaimana penilaian petani di sini terhadap mekanisme
pengembalian program simpan pinjam kami?
• Apa saja program lain (dari pemerintah maupun
koperasi) yang pernah dilakukan di daerah ini?
• Bagaimana tanggapan masyarakat atas mekanisme
tersebut?

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 99


Tahap Reflektif
• Apa saja yang Anda rasakan, pikirkan, harapkan atau
kuatirkan mengenai mekanisme pinjaman ini?
• Hal apa mengenai program simpan pinjam yang paling
membuat masyarakat antusias? Hal apa yang membuat
masyarakat menghindar?

Tahap Interpretatif
• Apa saja mekanisme pembayaran yang Anda anggap
penting untuk dilakukan dalam program simpan pinjam
ini?
• Bagian dari mekanisme manakah yang menurut Anda
paling diperlukan petani?
• Apa saja keinginan petani yang berhubungan dengan
mekanisme pembayaran yang belum dicakup dalam
program ini?
• Bagaimana agar mekanisme pembayaran program
simpan pinjam kami dapat mengakomodasi kebutuhan-
kebutuhan tersebut?
• Apa yang secara spesifik harus dilakukan oleh petani
agar kerjasama petani – Bank terus berjalan?
• Mekanisme apa yang diperlukan agar program ini
berjalan dengan baik dan petani diuntungkan?

Tahap Decisional
• Apa saja modifikasi yang diperlukan oleh program
simpan pinjam agar kebutuhan-kebutuhan petani dapat
lebih terakomodasi?

100 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


• Siapa yang menjadi penanggung jawab dari kerjasama
petani - koperasi?

Refleksi / Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami
bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano /
papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
“Terima kasih atas saran dan kritik anda terhadap
rencana program ini. Karena prinsip dari program ini
adalah pelayanan masyarakat, maka segala masukan
Anda sangat berguna sebagai bahan perbaikan rencana
program ini. Tanpa itu program akan menjadi sekedar
program, tidak ada manfaatnya bagi masyarakat. Tim
pelaksana program harus segera merealisasikan
kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam
peremuan ini.”

CONTOH PERENCANAAN AKSI

Topik: Perencanaan Strategis Organisasi


LSM Budaya Madani suatu LSM yang sedang
berkembang, hendak melakukan perencanaan strategis
(Renstra) organisasi. Perencanaan strategis tersebut
dilakukan untuk meningkatkan kinerja LSM Budaya
Madani dalam mencapai visi dan misinya. Visi Budaya
Madani adalah terbentuknya masyarakat sipil (warga) yang
memiliki kesadaran kritis pada pelayanan publik di daerah
dan terjadinya suatu sistem pelayanan yang pro warga
miskin. Untuk mencapai visi tersebut Budaya Madani

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 101


memiliki misi, yaitu: (1). Memperkuat kesadaran kritis
masyarakat (komunitas) dampingan terhadap pelayanan-
pelayanan publik yang dialaminya; (2). Melakukan advokasi
hak warga atas informasi pelayanan publik yang transparan
dan akuntabel.
Selama ini LSM Budaya Madani telah melakukan kerja-
kerja penguatan masyarakat dan advokasi pelayanan
publik. Beberapa hasil telah dicapai, banyak pula hambatan
dan kegagalan yang menghadang. Karena itu perlu disusun
kembali suatu rencana strategi organisasi, agar agenda LSM
Budaya Madani mampu menjawab tantangan riil.
Rencana strategis tersebut disusun secara bersama-
sama, melibatkan seluruh personil LSM Budaya Madani.

Contoh Perencanaan Aksi Tahap I: KONTEKS


Deskripsi Aktivitas

What Perencanaan strategi organisasi LSM Budaya Madani.

When Januari 2011 - Desember 2013

Where Di dalam organisasi (internal) LSM Budaya Madani

Why LSM Budaya Madani perlu merencanakan strategi


organisasi, agar agenda-agendanya sesuai dengan
kebutuhan visi dan misi.

How (1) Mengidentifikasi masalah-masalah pelayanan yang


berkembang di masyarakat; (2) Menggali inisiatif-inisiatif
anggota LSM Budaya Madani; (3). Melakukan advokasi
sesuai visi dan misi.

By Whom Seluruh anggota LSM Budaya Madani

102 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Tujuan Obyektif
Menentukan agenda-agenda organisasi apa saja yang perlu
dilakukan dalam satu tahun ini untuk mencapai visi dan
misi LSM Budaya Madani.

Tujuan Eksperimental
Menumbuhkan motivasi, rasa keterlibatan dan antusiasme
seluruh anggota LSM Budaya Madani terhadap agenda
yang akan disusun.

Contoh Perencanaan Aksi Tahap II:


LINGKARAN SUKSES

Budaya Madani
menjadi motivator dan
inisiator perjuangan
civil society di daerah

Terciptanya Terwujudnya sistem


masyarakat kritis kepemerintahan
yang memiliki peran (governance) yang
dalam keputusan transparan, akuntabel
publik dan pro warga miskin

Budaya Madani menjadi


salah satu referensi bagi
perjuangan civil society
dan mitra ktirtis
pemerintahan di daerah

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 103


Contoh Perencanaan Aksi Tahap III:
KONDISI OBYEKTIF

Kekuatan: Kelemahan
• Memiliki komunitas (basis) • Belum tersedianya model
pendampingan yang tersebar pengembangan kapasitas
luas di beberapa kota. untuk pendampingan warga.
• Memiliki basisdata • Belum terpetakanya potensi
permasalahan dan potensi setiap pegiat.
ekonomi, sosial dan budaya • Belum meratanya transfer
lokal. konsepsi advokasi pelayanan
• Sudah pernah membangun publik.
jaringan antar LSM / NGO. • Belum terciptanya komitmen
• Memiliki akses ke media massa, organisasi untuk pengem-
DPRD dan lokal. bangan dan aktualisasi diri.

Manfaat: Bahaya:
• Budaya Madani dapat menjadi • Advokasi pelayanan publik
satu kekuatan dalam yang akan dilakukan rawan
perjuangan masyarakat sipil. dengan intrik dan intimidasi;
• Adanya tata-kepemerintahan • Banyak stakeholder yang tidak
yang responsif terhadap suka pada penguatan civil-
kemudahan pelayanan publik. society;
• Ketergantungan basis pada
program LSM.

Contoh Perencanaan Aksi Tahap IV:


KOMITMEN

Kami dalam waktu dua tahun ini akan


melaksanakan rencana kegiatan yang
disepakati untuk menguatkan peran
warga dalam peningkatan pelayanan
publik daerah dan mendorong
pemerintahan daerah yang transparan
dan akuntabel.

(tanda tangan dari seluruh peserta)

104 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Contoh Perencanaan Aksi Tahap V :
WORKSHOP
Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap
CONTEXT

Pertanyaan Fokus Perencanaan Aksi - Workshop


Apa saja AGENDA yang harus kita lakukan agar tercapai visi
dan misi organisasi kita?

Perencanaan Aksi - Workshop Tahap


BRAINSTORMING

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 105


Contoh Perencanaan Aksi -
Workshop Tahap CLUSTERING

106 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap TITLE
Melakukan
Pengelolaan Melakukan Publikasi Penguatan Menggalang Membangun Perbaikan Rekruitmen dan
Basis Data dan dan Penyelenggaraan Masyarakat Dukungan pada Model Sistem Pelatihan SDM
Kajian Event-event Basis Program Organisasi Pelayanan Manajemen Organisasi

Mengumpul-kan Menyelenggarakan Melakukan Menjalin hubungan Studi dari contoh di Memberi Menyelenggarakan
artikel dan berita seminar penguatan pendampingan di dengan beberapa negara lain penghargaan dan berbagai pelatihan
mengenai pelayanan masyarakat sipil basis stakeholder intensif bagi anggota internal organisasi
publik yang berprestasi

Kliping kasus-kasus Membuat tulisan / Mengadakan Mencari dukungan Mendesain beberapa Menyelenggarakan Memperkuat sumber
pelayanan artikel di koran workshop tingkat terhadap program model pelayanan evaluasi internal daya manusia untuk
basis organisasi dari publik organisasi secara pendampingan basis
masyarakat rutin

Studi mengenai Mempublikasikan Mengadakan Mendata pejabat yang Menyusun draft UU Menerapkan Rekruitmen kader
model pelayanan bahan-bahan beberapa penelitan concern pada civil- untuk pelayanan mekanisme dan relawan bagi
publik penguatan kepuasan society publik penghargaan dan organisasi
masyarakat sipil masyarakat sanksi bagi anggota

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Mendata tokoh Melobi pers daerah Melatih komunitas Mendekati pejabat yang Mencari alternatif Merekrut aktivis yang
masyarakat yang untuk meliput kasus basis concern pada civil pembiayaan baru kapabel dalam
tertarik pada pelayanan society bagi organisasi bidang hukum
masyarakat sipil

Mengumpulkan data Membuat dan Mencari resource


masyarakat yang memperkuat jaringan person
terkena kasus antar LSM
pelayanan publik

Menggandeng
beberapa jaringan
kelompok tani

107
Melobi partai dan fraksi
untuk membantu
Sampai tahap ini telah teridentifikasi REKOMENDASI
TINDAKAN yang harus dilakukan. Rekomendasi tindakan
tersebut terdapat pada TITLE (judul) dari setiap kolom.
Dalam workshop ini key action yang teridentifikasi adalah:
• Melakukan pengelolaan basisdata dan menyeleng-
garaan kajian mengenai masyarakat sipil.
• Melakukan publikasi dan penyelenggaraan event-event
untuk penguatan masyarakat sipil.
• Penguatan masyarakat pada tingkat basis .
• Membangun aliansi / jaringan
• Melakukan studi, pengumpulan data dan pembuatan
draft Raperda.
• Melakukan lobi ke berbagai pihak.
Proses selanjutnya akan mengacu pada rekomendasi
tindakan yang dihasilkan.

Contoh Perencanaan Aksi -


Workshop Tahap DISKUSI TIM KECIL

Perhatikan ini adalah tahap khusus dalam workshop


pada Metode Perencanaan Tindakan. Pada Metode Work-
shop yang dijelaskan sebelumnya tahap ini belum ada.
Pada tahap ini dibentuk kelompok-kelompok kecil
sebanyak jumlah Kebutuhan Tiondakan yang dihasilkan.
Mengacu pada rekomendasi tindakan yang dihasilkan,
kelompok kecil yang dibentuk terdiri dari:
• Kelompok Pengorganisasian Isu Tingkat Basis.
• Kelompok Kampanye.
• Kelompok Wacana Akademik.
• Kelompok Pembangunan Aliansi.

108 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


• Kelompok Studi, Data dan Perumusan Draft.
• Kelompok Lobi.
Setiap kelompok kecil mendapat tugas menyusun ren-
cana kegiatan untuk setiap Agenda Tindakan. Dalam
menyusun rencana kegiatan tersebut, setiap kelompok
mempertimbangkan ide-ide kegiatan (yang ditulis dalam
kertas-kertas ide) yang termasuk dalam Agenda Tindakan
tersebut.

Contoh Pembagian Ide-Ide Kegiatan


dalam Kelompok

1. Kelompok Pengorganisasian Isu Tingkat Basis. Ide-ide


kegiatan yang harus diperhatikan adalah (lihat
gambar):
• Mengajak ngobrol warga tentang hak warga dan
situasi pelayanan publik
• Memasukan tema (hak masyarakat dalam
partisipasi pelayanan publik) dalam diskusi rutin
forum warga
• Mengadakan diskusi tingkat akar rumput
• Mempelajari mekanisme dan prosedur pelayanan
pubik dan didiskusikan di forum warga
• Mengajak ngobrol warga tentang hak warga dan
situasi pelayanan publik
• Memasukan tema (hak masyarakat dalam
partisipasi pelayanan publik) dalam diskusi rutin
forum warga
• Mengadakan diskusi tingkat akar rumput
• Mempelajari mekanisme dan prosedur pelayanan

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 109


pubik dan didiskusikan di forum wargMelakukan
simulasi mekanisme dan prosedur pelayanan yang
diterima dan dikelola warga
• Mengadakan workshop tingkat basis.
2. Kelompok Pembangunan Aliansi. Ide-ide kegiatan yang
diperhatikan adalah (lihat gambar):
• mencari dukungan dari tokoh masyarakat yang pro
warga miskin
• meminta LSM lain untuk bergabung
• meminta data dan dukungan para parkar

Langkah-langkah diskusi dari setiap kelompok:


• Setiap kelompok memeriksa setiap ide kegiatan tersebut,
memastikan apakah kegiatan tersebut mendukung
tujuan yang ditetapkan, operasional dan tersedia sumber
daya yang cukup untuk mencapainya.
• Jika ada ide kegiatan yang tidak memenuhi kriteria
tersebut, maka tugas kelompok kecil untuk melakukan
verifikasi/ memperbaikinya. Jika ide kegiatan tersebut
terlalu jauh dari kriteria dan sudah tidak mungkin
diperbaiki sama sekali, maka ide kegiatan tersebut dapat
tidak dilaksanakan.
• Setiap kelompok juga memeriksa apakah ada di antara
ide-ide kegiatan tersebut yang double, berulang, atau
mirip. Misalnya, ide Seminar dangan ide Diskusi Publik.
Ide-ide kegiatan seperti itu dijadikan satu saja.
• Kemudian setiap kelompok menyusun Rincian Tugas
(Job Description) dari setiap Agenda Tindakan berdasar
Ide-Ide Kegiatan tersebut dalam durasi waktu yang
telah ditentukan sebelumnya. Rincian Tugas tersebut

110 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


merupakan tugas-tugas yang harus dilakukan berdasar
waktu.
Dalam contoh ini setiap kelompok menyusun Rincian
Tugas dengan membagi periode pelaksanaan tugas menjadi
dua-bulanan.

Perhatikan Tujuan dan


Keterbatasan Sumber Daya

• Dalam menentukan Rincian Tugas, setiap kelompok harus


selalu memperhatikan tujuan utama dari proses
perencanaan tindakan ini. Untuk itu ingatkan peserta
untuk selalu melihat Lingkaran Sukses.
• Ingatkan juga untuk selalu memeriksa ketersediaan dan
keterbatasan sumber-daya dengan memeriksa KONDISI
OBYEKTIF.

Rincian Tugas yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

• Kelompok Pengorganisasian Isu Tingkat Basis

Agenda Tindakan Pengorganisasian isu pada tingkat basis

Aktivitas Memperkenalkan isu/wacana pada basis


Dua-bulan I

Aktivitas Melakukan diskusi intensif soal hak pemanfaatan


Dua-bulan II layanan publik dalam sistem pelayanan publik di daerah

Aktivitas Melakukan simulasi proses penyusunan standar


Dua-bulan III pelayanan publik

Indikator Inisiatif dari komunitas basis untuk mengususulkan


Keberhasilan standar pelayanan publik

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 111


• Kelompok Kampanye

Agenda Tindakan Kampanye untuk mempengaruhi opini publik mengenai


hak warga dalam proses penyusunan standar
pelayanan publik

Aktivitas Melakukan pendekatan ke media dan menyusun


Dua-bulan I strategi kampanye

Aktivitas Kampanye luar ruang, demonstrasi damai dan media


Dua-bulan II massa

Aktivitas Menyelenggarakan event kampanye besar


Dua-bulan III

Indikator Isu hak pemanfaatan layanan publik dalam proses


Keberhasilan penyusunan standar pelayanan terangkat menjadi isu
publik

• Kelompok Wacana Akademik

Agenda Tindakan Memperkuat wacana akademik mengenai tema

Aktivitas Menyelenggarakan diskusi terfokus / seminar di


Dua-bulan I kampus tentang tema terkait.

Aktivitas Melakukan serial diskusi intensif dengan para pakar


Dua-bulan II untuk memperkuat wacana

Aktivitas Diskusi publik untuk diseminasi wacana tersebut ke


Dua-bulan III masyarakat luas

Indikator Ada pengakuan akademis mengenai hak masyarakat


Keberhasilan berpartisipasi dalam perumusan standar pelayanan
publik

112 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


• Kelompok Pembangunan Aliansi

Agenda Tindakan Membangun aliansi / jaringan masyarakat sipil untuk


memperjuangkan pengakuan hak masyarakat dalam
perumusan anggaran

Aktivitas Mengajak kalangan LSM, pakar, dan kelompok


Dua-bulan I masyarakat miskin untuk bergabung dalam aliansi

Aktivitas Mengadakan workshop aliansi tahap I


Dua-bulan II

Aktivitas Mengadakan workshop aliansi tahap II


Dua-bulan III

Indikator Bergabungnya LSM, pakar dan kelompok masyarakat


Keberhasilan miskin dalam suatu aliansi untuk memperjuangkan
diakuinya partisipasi masyarakat dalam perumusan
anggaran

• Kelompok Studi, Data, dan Perumusan Draft

Agenda Tindakan Melakukan studi, pengumpulan data dan perumusan


draft Raperda Pelayanan Publik di Daerah

Aktivitas Pengumpulan bahan-bahan terkait tema


Dua-bulan I

Aktivitas Mendatangi kelompok miskin untuk menggali situasi


Dua-bulan II pelayanan

Aktivitas Menyusun konsep dan draft


Dua-bulan III

Indikator Adanya konsep yang komprehensif mengenai model


Keberhasilan pelayanan publik (konsep tersebut juga tertuang
menjadi draft Raperda)

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 113


• Kelompok Lobi

Agenda Tindakan Melakukan lobi pada berbagai pihak

Aktivitas Lobi (rutin)


Dua-bulan I

Aktivitas Lobi (rutin)


Dua-bulan II

Aktivitas Lobi (rutin)


Dua-bulan III

Indikator Adanya dukungan dari eksekutif dan legislatif untuk


Keberhasilan diakuinya secara formal partisipasi masyarakat
dalam perumusan sistemr pelayanan publik di Daerah

• Beberapa ide kegiatan yang sama maknanya digabung.


• Beberapa ide kegiatan baru dimunculkan menjadi item
tugas.
• Agenda Tindakan, Kegiatan per Periode dan Indikator
Keberhasilan di atas dituliskan kembali dalam kartu-
kartu ide (seperti sebelumnya) dengan tulisan singkat
dan besar.

114 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Contoh Perencanaan Aksi Tahap VI: PENJADWALAN DAN PENUGASAN

Aktivitas per Periode


Kelompok Anggota Agenda Indikator
Tindakan Keberhasilan
Dua-bulan I Dua-bulan II Dua-bulan III

Pengorganisian Isu Idham, Arie, Melakukan Melakukan pengenalan Diskusi intensif di Melakukan simulasi Inisiatif dari
Tingkat Basis Patchur, Joko, pengorganisasian wacana pada basis basis soal tema proses penyusunan komunitas basis untuk
Adwin tingkat basis anggaran partisipatif mengusulkan standar
pelayanan publik

Kampanye Melakukan kampanye Pendekatan ke media Kampanye luar Menyelenggarakan Isu partisipasi warga
Ramlan, Nugroho, untuk mempengaruhi dan penyususan ruang, demo dan event besar untuk dalam anggaran
Toifur opini publik strategi kampanye media kampanye terangkat menjadi isu
publik

Wacana Mubin, Lukman, Menguatkan wacana Menyelenggarakan Menyelenggarakan Diskusi publik untuk Ada pengakuan
Akademik Amin akademik partisipasi seminar di kampus serial diskusi diseminasi wacana akademis mengenai
warga dalam intensif dengan yang dihasilkan hak masyarakat

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


penganggaran pakar berpartisipasi dalam
perumusan sistem
pelayanan publik

Melakukan studi , Pengumpulan bahan- Menyusun konsep Adanya konsep dan


Studi, Data, Fahaza, Rohidin, pengumpulan data dan bahan yang terkait tema Mendatangi dan draft Raperda draft komprehensif
dan Draft Amin penyusunan draft kelompok miskin standar pelayanan tentang partisipasi
Raperda untuk penelitian publik masyarakat dalam
perumusan sistem
pelayanan publik

Lobi Dini, Widi, Yulius Melakukan lobi ke Lobi rutin Lobi rutin Lobi rutin Adanya dukungan dari
legislatif dan eksekutif eksekutif dan
legislatif

Sampai di sini kita telah selesai membuat Rencana Kerja Enam Bulan Promosi Hak Masyarakat dalam
Perumusan Standar Pelayanan Publik

115
Contoh Perencanaan Aksi Tahap VII :
REFLEKSI

Fasilitor menyatakan kepada peserta refleksi dari


perencanaan tindakan ini :
"Kita telah melewati serangkaian panjang proses
perenca-naan tindakan dalam mempersiapkan pro-
gram promosi hak warga dalam proses perumusan
sistem pelayaan di daerah. Sangat baik yang telah anda
lakukan, sehingga kita telah berhasil mendapatkan
beberapa rekomendasi tindakan penting dari tema
kegiatan perencanaan tindakan kita hari ini. Mari kita
sama-sama cek seluruh hasil yang kita capai. Mari kita
perhatikan sekali lagi beberapa kesepakatan hari ini,
mohon perhatikan kalender kegiatan ini.
Sampai di sini kita telah memutuskan agenda tindakan
apa saja yang harus dilakukan beserta rincian kegiatan per
dua bulan. Juga telah kita tentukan apa saja yang harus
dicapai dari setiap agenda tindakan tersebut, yaitu dalam
indikator keberhasilan. Selain itu, siapa saja yang ber-
tanggung jawab atas setiap Agenda Tindakan juga telah kita
tentukan.
Sebelum benar-benar kita akhiri acara kita, silahkan
diperiksa apakah ada yang keberatan dengan apa yang kita
capai hari ini? Silahkan juga anda periksa mengenai tujuan
kita dalam lingkaran sukses yang tertulis ini. Apakah
tindakan-tindakan yang akan kita lakukan akan mendu-
kung tercapainya tujuan tersebut?
Silahkan pula periksa Kondisi Obyektif, apakah

116 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


rencana yang kita hasilkan ini, didukung oleh resource
(sumber daya) yang cukup?
Setelah selesai rencana ini disusun, maka bukan berarti
telah selesai tugas kita. Silahkan menjadi tugas rumah bagi
setiap orang yang bertanggung jawab di sini untuk
memikirkan langkah-langkah praktis yang diperlukan agar
dapat segera melakukan kegiatan"

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 117


CONTOH PERENCANAAN AKSI

Topik : Perencanaan Strategis Koperasi Al-Amin

Koperasi Al-Amin merupakan institusi usaha simpan


pinjam yang dibentuk dari dan oleh paguyuban petani di
daerah Maju Jaya. Koperasi ini sedang berkembang dan
akan melakukan perencanaan strategis (Renstra) rutin dua
tahun sekali. Perencanaan strategis tersebut dilakukan
untuk meningkatkan kinerja Koperasi Al-Amin dalam
mencapai visi dan misinya.Visi Al-Amin adalah menjadi
pelopor koperasi simpan pinjam bagi para petani dengan
menyediakan sistem pelayanan yang mudah, murah dan
berkualitas. Untuk mencapai visi tersebut Al-Amin memiliki
misi, yaitu : (1). Menjaring anggota dan memperluas
jaringan petani di daerah; (2). Melakukan penataan system
informasi dan manajemen koperasi secara profesional; [3]
Mereplikasi model Garmin Bank dalam system operasional
koperasi.
Selama ini Koperasi Al-Amin telah melakukan usaha
simpan pinjam yang khusus menjaring anggota petani di
sekitar pesisir dan berjaringan dengan bank-bank
daerah.Beberapa hasil telah dicapai, banyak pula hambatan
dan kegagalan yang menghadang.Karena itu perlu disusun
kembali suatu rencana strategi institusi, agar operasional
Koperasi Al-Amin mampu menjawab tantangan riil.
Rencana strategis tersebut disusun secara bersama-
sama, melibatkan seluruh anggota Koperasi Al-Amin.

118 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Contoh Perencanaan Aksi Tahap I: KONTEKS
Deskripsi Aktivitas

What Perencanaan strategisKoperasi Al-Amin.

When Januari 2011 - Desember 2013

Where Di dalam internal Koperasi Al-Amin

Why Koperasi Al-Amin perlu merencanakan strategi institusi,


agar operasional koperasi sesuai dengan kebutuhan visi
dan misi.

1) Menjaring anggota dan memperluas jaringan petani di


How daerah;
2) Melakukan penataan sistem informasi dan manajemen
koperasi secara professsional
3) Mereplikasi model Garmin Bank dalam sistem
operasional koperasi.

By Whom Seluruh anggota Koperasi Al-Amin.

Tujuan Obyektif
Melakukan penilaian dan identifikasi kriteria anggota dari
berbagai wilayah yang sesuai dengan nilai dasar koperasi
dan mengevaluasi komponen apa saja yang perlu dioptimal-
kan dalam dua tahun yang akan datang untuk mencapai
visi dan misi Koperasi Al-Amin.

Tujuan Eksperimental
Menumbuhkan motivasi, rasa keterlibatan dan antusiasme
seluruh anggota Koperasi Al-Amin melalui perubahan
system pelayanan dan prinsip dasar usaha koperasi yang
akan disusun.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 119


Contoh Perencanaan Aksi Tahap II:
LINGKARAN SUKSES

Perluasan jaringan usaha


dan keanggotaan Koperasi
Al-Amin di 6 kecamatan

Terciptaanya model Terwujudnya


pengelolaanusaha peningkatan pendapatan
mikro yang mudah, para anggota koperasi
cepat, dan berkualitas Al-Amin

Al-Amin menjadi salah


satu referensi bagi
lembaga koperasi simpan
pinjamdi daerah

120 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Contoh Perencanaan Aksi Tahap III:
KONDISI OBYEKTIF

Kekuatan: Kelemahan
• Memiliki anggota yang tersebar • Belum tersedianya model pela-
luas di beberapa kecamatan yanan usaha simpan pinjam yang
• Memiliki basisdata petani di khusus untuk anggota petani
daerah dan potensi ekonomi, miskin;
sosial dan budaya lokal; • Belum terpetakanya potensi
• Sudah pernah membangun jaringan petani di wilayah pesisir;
jaringan dengan bank daerah; • Belum meratanya transfer sistem
• Memiliki akses ke bank swasta pelayanan koperasi ke pengelola;
dan industry di daerah • Belum terciptanya prinsip good
• Memiliki sumberdaya manusia corporate bagi para pengelola
yang kapabel dan profesional. koperasi.

Manfaat: Bahaya:
• Al-Amin dapat menjadi satu • Usaha simpan pinjam resisten
basis kekuatan pelaksanaan terhadap kredit macet;
usaha ekonomi kerakyatan di • Banyak petani yang gagal
daerah; panen;
• Adanya model usaha kredit • Ketergantungan siklus modal
bergulir yang berbasis usaha sering dimanfaatkan
ekonomi kerakyatan, pimpinan maupun pengelola
khususnya bagi petani miskin; koperasi untuk kepentingan
pribadi.

Contoh Perencanaan Aksi Tahap IV:


KOMITMEN

Kami dalam waktu dua tahun ini akan


melaksanakan rencana perluasaan
jaringan usaha mikro dan peningkatan
pelayanan yang disepakati untuk
peningkatan kesejahteraan anggota
koperasi melalui perbaikan system
operasi yang mudah, murah dan
berkualitas.

(tanda tangan dari seluruh peserta)

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 121


Contoh Perencanaan Aksi Tahap V :
WORKSHOP
Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap
CONTEXT

Pertanyaan Fokus Perencanaan Aksi - Workshop


Apa saja AGENDA perbaikan usaha yang harus kita lakukan
agar tercapai visi dan misi koperasikita ?

Perencanaan Aksi - Workshop Tahap


BRAINSTORMING

122 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Contoh Perencanaan Aksi -
Workshop Tahap CLUSTERING

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 123


Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap TITLE

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Melakukan
Pengelolaan Melakukan Publikasi Penguatan Menggalang Membangun Perbaikan Rekruitmen dan
Basis Data dan dan Penyelenggaraan Masyarakat Dukungan pada Model Sistem Pelatihan SDM
Kajian Event-event Basis Program Organisasi Pelayanan Manajemen Organisasi
Mengumpulkan data Menyelenggarakan Melakukan Menjalin hubungan Studi dari contoh di Memberi award & Memperkuat SDM
masyarakat yang berbagai pelatihan pembinaan pada dengan beberapa negara lain intensif bagi anggota untuk penjaringan
terkena kasus kredit karyawan koperasi anggota yang stakeholder yang berprestasi anggota
macet bermasalah
Menyelenggarakan
Kliping berita usaha Membuat dan Mencari dukungan Mendesain beberapa evaluasi periodic Merekrut anggota
kecil menengah membagikan Mengadakan terhadap program model usaha mikro pengelola koperasi yang kapabel dalam
selebaran di desa workshop usaha usaha mikro dari bidang ekonomi
mikro bagi petani perusahaan
Menerapkan
Studi mengenai Mempublikasikan Mengadakan Mendata pejabat yang Menyusun standar mekanisme Rekruitmen kader
model pelayanan indeks pelayanan beberapa survey concern pada civil- operasi prosedur penghargaan dan dan relawan bagi
usaha mikro usaha mikro petani kepuasan society pelayanan koperasi sanksi bagi anggota organisasi
masyarakat
Mencari alternatif
Mendata tokoh Melobi pers daerah Melatih anggota yang Membuat dan pembiayaan baru Merekrut anggota
masyarakat yang untuk publikasi potensial memperkuat jaringan bagi organisasi yang kapabel dalam
peduli dan pro warga antar koperasi bidang ekonomi
miskin
Mendata anggota Bergabung dengan Mencari resource
ulang keanggotaan beberapa jaringan person
dlm sistim informasi usaha mikro
manajemen
Mendekati pengusaha
yang concern pada
usaha mikro

124
Melobi partai dan fraksi
untuk membantu
Sampai tahap ini telah teridentifikasi REKOMENDASI
TINDAKAN yang harus dilakukan.Rekomendasi tindakan
tersebut terdapat pada TITLE (judul) dari setiap kolom.
Dalam workshop ini key action yang teridentifikasi adalah:
• Melakukan pengelolaan basis data dan menyelenggara-
kan kajian mengenai pengelolaan usaha mikro.
• Melakukan publikasi dan penyelenggaraan event-event
untuk penguatan jaringan usaha mikro.
• Penguatan jaringan petani dan kenggotaan koperasi.
• Membangun aliansi/jaringan
• Melakukan studi, pengumpulan data dan pembuatan
Standar Operasioanl Prosedur (SOP).
• Melakukan penggalangan modal dan sponsor ke
berbagai pihak.
Proses selanjutnya akan mengacu pada rekomendasi
tindakan yang dihasilkan.

Workshop Tahap DISKUSI TIM KECIL

Perhatikan ini adalah tahap khusus dalam workshop


pada Metoda Perencanaan Tindakan. Pada Metoda Work-
shop yang dijelaskan sebelumnya tahap ini belum ada.
Pada tahap ini dibentuk kelompok-kelompok kecil
sebanyak jumlah Kebutuhan Tiondakan yang dihasilkan.
Mengacu pada rekomendasi tindakan yang dihasilkan,
kelompok kecil yang dibentuk terdiri dari :
• Kelompok Pengorganisasian Isu usaha mikro petani.
• Kelompok Publikasi dan Sponsor.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 125


• Kelompok Wacana Akademik/ekonomi kerakyatan.
• Kelompok Pembangunan Jaringan Usaha.
• Kelompok Studi Informasi dan Manajemen.
• Kelompok Lobi.
Setiap kelompok kecil mendapat tugas menyusun
rencana kegiatan untuk setiap Agenda Tindakan.Dalam
menyusun rencana kegiatan tersebut, setiap kelompok
mempertimbangkan ide-ide kegiatan (yang ditulis dalam
kertas-kertas ide) yang termasuk dalam Agenda Tindakan
tersebut.

Contoh Pembagian Ide-Ide Kegiatan


dalam Kelompok

1. Kelompok Pengorganisasian Isu usaha mikro petani.


Ide-ide kegiatan yang harus diperhatikan adalah (lihat
gambar) :
• Mengajak ngobrol petani tentang sumber penda-
patan ekonomi warga dan situasi pelayanan kredit
mikro di daerah sekitar;
• Memasukan tema (peran petani dalam peningkatan
ekonomi kerakyatan) dalam diskusi rutin
paguyuban petani;
• Mengadakan diskusi tingkat akar rumput (petani
penggarap);
• Mempelajari permasalahan (kendala dan
hambatan) kredit macet bagi para petani dan solusi
pengembalian asset/modal usaha yang didiskusikan
di paguyuban petani;

126 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


• Melakukan simulasi mekanisme dan prosedur
pelayanan yang diterima dan dikelola warga;
• Mengadakan workshoptingkat basis (rembug
petani).
2. Kelompok Pembangunan Jaringan Usaha. Ide-ide kegi-
atan yang diperhatikan adalah (lihat gambar) :
• mencari dukungan dari pejabat/pengusaha lokal
yang concern pada usaha mikro;
• meminta koperasi dan jaringan petani lain untuk
bergabung;
• mempublikasikan profil usaha dan dukungan para
pakar ekonomi lokal.

Langkah-langkah diskusi dari setiap kelompok :


• Setiap kelompok memeriksa setiap ide kegiatan tersebut,
memastikan apakah kegiatan tersebut mendukung
tujuan yang ditetapkan, operasional dan tersedia sumber
daya yang cukup untuk mencapainya.
• Jika ada ide kegiatan yang tidak memenuhi kriteria
tersebut, maka tugas kelompok kecil untuk melakukan
verifikasi/ memperbaikinya. Jika ide kegiatan tersebut
terlalu jauh dari kriteria dan sudah tidak mungkin
diperbaiki sama sekali, maka ide kegiatan tersebut dapat
tidak dilaksanakan.
• Setiap kelompok juga memeriksa apakah ada di antara
ide-ide kegiatan tersebut yang double, berulang, atau
mirip. Misalnya, ide Seminar dangan ide Diskusi Publik.
Ide-ide kegiatan seperti itu dijadikan satu saja.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 127


• Kemudian setiap kelompok menyusun Rincian Tugas
(Job Description) dari setiap Agenda Tindakan berdasar
Ide-Ide Kegiatan tersebut dalam durasi waktu yang
telah ditentukan sebelumnya. Rician Tugas tersebut
merupakan tugas-tugas yang harus dilakukan berdasar
waktu.
Dalam contoh ini setiap kelompok menyusun Rincian
Tugas dengan membagi periode pelaksanaan tugas menjadi
dua-bulanan.

Perhatikan Tujuan dan


Keterbatasan Sumberdaya!

· Dalam menentukan Rincian Tugas, setiap


kelompok harus selalu memperhatikan tujuan
utama dari proses perencanaan tindakan ini.
Untuk itu ingatkan peserta untuk selalu
melihatLingkaran Sukses.
· Ingatkan juga untuk selalu memeriksa
ketersediaan dan keterbatasan sumber-daya
dengan memeriksa KONDISI OBYEKTIF.

128 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Rincian Tugas yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

• Kelompok Pengorganisasian Isu Usaha Mikro


Petani:

Agenda Tindakan Pengorganisasian Isu usaha mikro petani.

Aktivitas Memperkenalkan isu / wacana pada petani


Dua-bulan I

Aktivitas Melakukan diskusi intensif soal manfaat dan kelebihan


Dua-bulan II usaha koperasi simpan pinjam bagi petani

Aktivitas Melakukan simulasi proses penyusunan standar opera-


Dua-bulan III sional prosedur pelayanan dan pengelolaan koperasi

Indikator Inisiatif dari para anggota untuk mengususulkan standar


Keberhasilan oprasional prosedur pelayanan dan pengelolaan
koperasi

• Kelompok Publikasi dan Sponsor

Agenda Tindakan Publikasi keberadaan koperasi petani untuk


mempengaruhi opini publik mengenai manfaat dan
kelebihan dalam system pelayanan bagi anggota
koperasi;

Aktivitas Melakukan pendekatan ke media dan dunia usaha


Dua-bulan I (dunia industri) tentang sistem investasi dan
pelayanan koperasi

Aktivitas Publikasi track keberhasilan koperasi di media dan


Dua-bulan II jaringan internet

Aktivitas Menyelenggarakan event dan sponshorship


Dua-bulan III

Indikator Isu ekonomi kerakyatan masih menjadi basis


Keberhasilan perekonomian petani di daerah menjadi isu publik

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 129


• Kelompok Wacana Akademik

Agenda Tindakan Memperkuat wacana akademik mengenai tema

Aktivitas Menyelenggarakan diskusi terfokus / seminar di


Dua-bulan I kampus tentang tema terkait.

Aktivitas Melakukan serial diskusi intensif dengan para pakar


Dua-bulan II untuk memperkuat wacana

Aktivitas Diskusi publik untuk diseminasi wacana tersebut ke


Dua-bulan III masyarakat luas

Indikator Ada pengakuan akademis mengenai hak masyarakat


Keberhasilan berpartisipasi dalam perumusan standar pelayanan
publik

• Kelompok Pembangunan Aliansi

Agenda Tindakan Membangun aliansi / jaringan masyarakat sipil untuk


memperjuangkan pengakuan hak masyarakat dalam
perumusan anggaran

Aktivitas Mengajak kalangan LSM, pakar, dan kelompok


Dua-bulan I masyarakat miskin untuk bergabung dalam aliansi

Aktivitas Mengadakan workshop aliansi tahap I


Dua-bulan II

Aktivitas Mengadakan workshop aliansi tahap II


Dua-bulan III

Indikator Bergabungnya LSM, pakar dan kelompok masyarakat


Keberhasilan miskin dalam suatu aliansi untuk memperjuangkan
diakuinya partisipasi masyarakat dalam perumusan
anggaran

130 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


• Kelompok Studi, Data, dan Perumusan Draft

Agenda Tindakan Melakukan studi, pengumpulan data dan perumusan


draft Raperda Pelayanan Publik di Daerah

Aktivitas Pengumpulan bahan-bahan terkait tema


Dua-bulan I

Aktivitas Mendatangi kelompok miskin untuk menggali situasi


Dua-bulan II pelayanan

Aktivitas Menyusun konsep dan draft


Dua-bulan III

Indikator Adanya konsep yang komprehensif mengenai model


Keberhasilan pelayanan publik (konsep tersebut juga tertuang
menjadi draft Raperda)

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 131


132 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Bab 6.

Penutup

S ejauh ini telah dipaparkan sejumlah teknik, yang disebut


Teknologi Partisipasi, untuk mencapai keputusan ber-
sama dengan melalui proses bersama. Hal penting dari
Teknologi Partisipasi adalah: tidak sekedar ingin menghasil-
kan keputusan bersama, tetapi juga harus melalui proses
bersama!
Penerapan Teknologi Partisipasi yang mengandalkan
pemahaman teknis belaka, kemungkinan besar akan gagal
menghasilkan keputusan bersama yang partisipatif. Karena,
seperti sebagian besar metode partisipatif lainnya, Teknologi
Partisipasi menuntut fasilitator telah memiliki paradigma
yang partisipatif. Dalam arti, fasilitator memiliki
kerendahan hati untuk melihat setiap pikiran dari peserta
sebagai sesuatu yang bernilai, memandang bahwa
pemikiran bersama lebih baik dibanding pikiran individual,
memiliki empati atas apa yang dirasakan orang lain. Serta,
yang terpenting, fasilitator memandang bahwa keputusan
adalah hak dari setiap orang, bukan semata hak dari
penyelenggara diskusi atau workshop, juga bukan semata
hak dari fasilitator!
Tanpa itu Teknologi Partisipasi (atau sebagian besar
metode partisipatif lainnya) tidak akan berguna. Teknologi

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 133


partisipasi justru bisa menjadi sekedar alat legitimasi bagi
fasilitator jika mengabaikan prinsip-prinsip partisipasi.
Segala suara dari peserta akan dieliminasi oleh fasilitator
atas nama METODE. Dan Teknologi Partisipasi akan
menjadi suatu “rezim dalam forum” oleh fasilitator yang
otoriter!
Buku ini hanyalah suatu panduan sederhana bagi
fasilitator. Bukan buku yang secara lengkap memuat konsep
dan prinsip partisipasi. Karena itu, sebaiknya fasilitator
sebaiknya juga mempelajari konsep dan prinsip-prinsip
partisipasi. Beberapa karya dari promotor-promotor
partisipasi masyarakat dan pendidikan kritis seperti Paolo
Freire, Jurgen Habermas, Erich Fromm, Ivan Illich, dan
sebagainya.
Selain itu baik juga bagi fasilitator untuk mempelajari
berbagai metode partisipasi lainnya, seperti ZOPP, PRA
(Participatory Rural Appraisal), RRA (Rapid Rural
Appraisal), dan sebagainya. Karena untuk mengembangkan
partisipasi, seringkali situasi lapangan yang menentukan
metode apa yang tepat digunakan. Seperti apa yang
dituliskan dalam pembukaan, buku ini bermaksud
memperkaya khasanah metode fasilitasi, bukan menjadi
kompetitor dari metode yang telah ada.
Dengan adanya beberapa metode fasilitasi, diharapkan
akan ada keleluasaan lebih besar lagi bagi fasilitator untuk
mengembangkan partisipasi dari berbagai komunitas
masyarakat. Dan dengan itu, pengambilan keputusan
secara partisipatif diharapkan menjadi prinsip bagi semua
lembag, kelompok atau komunitas. Khususnya
pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup
orang banyak.

134 METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF


Referensi

Keneth H. Elison, Ph.D. et. al., Technology of Participation


(ToP) : Basic Group Facititation Methods Manual.
Associate in Rural Development, Inc. Governance and
Local Democracy Project / GOLD, 1997.
Leading Local Governance : Simple Conversation Technique
That Work, GOLD, 1997.
Paolo Freire, Pedagogy of the Oppressed. Penguin Books,
1985.
Paolo Freire, Cultural Action for Freedom. Penguin Books,
1977.
Robert Chambers, Whose Reality Counts? Putting the Firs
Last. Intermediate Technology Publication, 1997.
Roem Topatimasang, et. al., Belajar dari Pengalaman:
Panduan Latihan Pemandu Pendidikan Orang Dewasa
untuk Pengembangan Masyarakat. Perhimpunan
Pengembangan Pesantren dan masyarakat (P3M),
1985.

METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF 135

Anda mungkin juga menyukai