METODE
METODE
Penyusun:
Ilham Cendekia
Kontributor:
Sad Dian Utomo, Dini Mentari, Anwar Holid,
Yusriani Manurung, Ambar Dwi Cahyani,
Maya Rostanty, Rohidin Sudarno, Saifullah
ISBN
PERKENALAN iii
DAFTAR ISI v
TENTANG BUKU INI ix
SEBUAH AWAL xi
REFERENSI 135
Overview
Buku ini terdiri dari 4 (empat) bab yang meliputi:
Sumber Acuan
Acuan dasar buku ini merupakan metode Teknologi
Partisipasi dalam buku Technology of Participation (ToP) :
Basic Group Facilitation Methods Manual yang dipubli-
kasikan oleh Associate in Rural Development, Inc.
Governance and Local Democracy Project (ARD/GOLD).
Salam,
Penyusun
Teknologi Partisipasi
Konvensional Fasilitatif
A. Mendefinisikan Tujuan
Sebelum proses diskusi berlangsung, terlebih dahulu
definisikan (1) tujuan obyektif dan (2) tujuan eksperimental
diskusi. Tujuan obyektif meliputi apa saja yang hendak
diketahui, dipahami atau diputuskan dalam diskusi;
sementara tujuan eksperimental meliputi bagaimana situasi
dan interaksi antar peserta yang ingin dialami oleh peserta
selama proses diskusi; atau isu atau pengalaman apa yang
ingin dialami oleh kelompok?
Pada prinsipnya, butir-butir pertanyaan dari kedua
tujuan tersebut ditetapkan bersama-sama oleh seluruh
kelompok. Tetapi seringkali, fasilitator harus mengambil
inisiatif awal sebagai pemantik. Fasilitator juga dapat
menuliskan terlebih dahulu “pertanyaan kunci” di papan
tulis maupun media lain yang mudah dilihat dan dibaca
semua peserta di forum.
Sebelum tujuan diskusi benar-benar ditetapkan,
hendaknya tujuan tersebut dikonfirmasikan dahalu ke setiap
peserta forum. Apakah peserta keberatan dengan tujuan
tersebut atau tidak? Jika sudah tidak ada lagi keberatan
dari peserta, maka ditetapkanlah tujuan obyektif dan
eksperimental yang kemudian ditempel di papan tulis atau
media lain untuk dijadikan acuan bersama.
C. Tahap Obyektif
Pertanyaan yang diajukan fasilitator dalam tahap
obyektif adalah:
• Apa yang diketahui, dilihat, didengar, dibaca atau diingat
oleh peserta mengenai topic yang dibahas (berupa fakta
dan data);
• Pengalaman apa yang pernah dialami oleh peserta dan
relevan dengan topic yang dibahas (kapan, kejadian
apa, di mana);
Fasilitator meminta pada peserta untuk memberikan
jawaban secara spesifik, detail, tidak menimbulkan
interpretasi ganda tetapi harus pendek dan tidak bertele-
tele. Selain itu, penting untuk tahap ini mengajak semua
orang menyampaikan ide dalam proses ini, meskipun dalam
satu dua kata.
Diskusi dalam tahap obyektif bertujuan untuk mendapat
fakta dan data secara jelas dari setiap peserta. Klarifikasi
atas fakta dan data yang diberikan peserta penting! Tetapi
PENTING!
E. Tahap Interpretatif
Tujuan dari Tahap Interpretatif adalah mengetahui
esensi topic yang dibahas. Pertanyaan-pertanyaan dalam
tahap ini, misalnya apakah inti masalahnya? Apakah
dampak dari masalah itu? Apakah signifikansi maslah itu
bagi kita? Dan sebagainya.
Pada tahap ini, pertanyaan-pertanyaan untuk
menumbuhkan pemikiran kritis peserta mulai diajukan.
Kelompok mulai harus difokuskan untu secara serus dan
krtis menelaah fakta dan data yang diperoleh dari tahap-
tahap sebelumnya. Peserta diharapkan bias memberikan
F. Tahap Decisional
Review poin-poin penting dari diskusi dan ingatkan
peserta pada tujuan obyektif yang harus dicapai. Dalam
tahap ini, fasilitator mengajak dan memotivasi kelompok
untuk membuat keputusan berdasar hasil diskusi pada
tahap-tahap sebelumnya.
Contoh 1
A. Tujuan Obyektif
• Memahami kondisi nyata peran warga dalam proses
penganggaran sekolah;
• Mendapatkan gagasan dan pandangan mengenai
kondisi ideal peran komunitas dalam proses peng-
anggaran di sekolah;
B. Tujuan Eksperimental
• Memahami pentingnya peran warga dalam mendorong
akses pendidikan dan transparansi anggaran sekolah;
• Menumbuhkan motivasi dan perhatian warga,
khususnya orang tua murid dalam partisipasi
penganggaran sekolah.
D. Tahap Obyektif
Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan:
• Apa saja permasalahan yang terdapat dalam akses
pendidikan dan transparansi anggaran?
• Apa saja permasalahan yang menghambat pengem-
bangan community center?
• Apa saja yang sudah dilakukan community center dalam
mendorong akses siswa miskin di lingkungan Anda?
F. Tahap Interpretatif
Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan:
• Bagaimana cara mengkoordinasi segala sumber yang
dimiliki community center dalam menyikapi trans-
paransi anggaran di lingkungan Anda
• Apa saja langkah-langkah yang seharusnya dilakukan
untuk mencapai kondisi ideal di aas, kapan dilakukan,
mana saja isu yang harus diprioritaskan?
• Apa perlu ada pertemuan lanjutan? Kapan? Di mana?
G. Refleksi/ Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang
dipahami bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas
plano / papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi
dengan:
“Diskusi yang hebat! Terima kasih atas segala ide,
masukan maupun argumentasi yang Anda sampaikan.
Sekarang kita telah mencapai poin-poin penting seperti
ini” (lalu ajak peserta mengecek kembali poin-poin yang
ditulis di kertas plano/papan tulis). Apakah ada yang
Metode Workshop
Langkah-Langkah Workshop
Proses Workshop pada dasarnya adalah mengajak
seluruh anggota kelompok untuk mencurahkan ide, dimulai
dari setiap individu, kemudian per kelompok kecil dan pada
akhirnya bersama-sama seluruh peserta. Setiap individu,
kelompok kecil dan juga seluruh peserta bertanggung jawab
terhadap ide-ide yang berkembang. Karena itu pada
akhirnya, ide-ide yang disepakati bersama akan menjadi
konsensus kelompok.
Terdapat lima langkah/tahap dalam melaksanakan
workshop, yaitu:
1. Tahap CONTEXT: membawa peserta pada konteks
masalah, dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
fokus.
Bangun Situasi
A. Menentukan Tujuan
Seperti halnya pada metode diskusi ORID, pada metode
Workshop ditentukan Tujuan Obyektif dan Tujuan
Eksperimental.
PERTANYAAN FOKUS
Harus Pertanyaan Terbuka dan Kreatif
YA! JANGAN!
Apa saja tindakan yang perlu Apa kita masih perlu berperan
kita lakukan untuk dapat aktif dalam pengawasan
berperan aktif dalam kebijakan?
pengawasan kebijakan?
E. Tahap Penamaan
Tujuan dari tahap penamaan adalah mengajak peserta
lebih mendalami konsensus yang telah dihasilkan. Dalam
hal ini, konsensus kelompok termuat menjadi judul dari
setiap kelompok kategori. Pada tahap ini, peserta diberi
kesempatan melakukan kritisi terhadap konsensus-
konsensus sebelumnya yang dicapai pada tahap-tahap
sebelumnya.
Pada akhir dari tahap ini, diharapkan telah didapat
konsensus yang kuat dan dipahami bersama oleh kelompok.
Peserta memberi NAMA pada setiap kelompok kategori
F. Tahap Refleksi
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjelaskan poin-
poin (hasil) yang dicapai dari workshop dan mengingatkan
kembali pada peserta bahwa yang telah dicapai adalah
konsensus kelompok agar setiap orang memahami makna
dari konsensus yang dihasilkan.
Akhiri workshop dengan REFLEKSI pada beberapa poin
yang telah menjadi KONSENSUS. Beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam tahap ini adalah:
• Minta seluruh anggota kelompok untuk menentukan
prioritas dari poin-poin yang dihasilkan; mana yang
harus diatasi / ditindak-lanjuti lebih dahulu;
• Minta seluruh anggota kelompok untuk mencari relasi
antar poin-poin yang dihasilkan;
Contoh Workshop
A. Tujuan Obyektif
• Memahami kondisi nyata peran petani dan penyebab
gagal panen.
• Mendapatkan gagasan dan pandangan mengenai
kondisi ideal peran petani untuk mengantisipasi gagal
panen.
• Menyusun agenda untuk peningkatan hasil panen
melalui pemanfaatan pupuk subsidi.
B. Tujuan Eksprimental
• Memahami pentingnya peran petani dalam
peningkatan hasil Panen melalui pemanfaatan pupuk
subsidi.
• Menumbuhkan motivasi antar petani untuk berusaha
memperbaiki peningkatan hasil panen.
D. Tahap Brainstorming
• petani tidak memiliki modal cukup untuk menggarap
ladang
• petani sulit mendapatkan pupuk berkualita dengan
harga murah
• petani banyak yang kerja serabutan
• ladang yang digarap tidak milik sendiri
• pengelolaan bergantung perintah majikan
• petani tak punya akses ke agen/distributor pupuk
• hasil panen untuk membayar hutang pembelian pupuk
(ganti modal)
• bibit yang bagus harganya mahal
• air tercemar limbah industri
• tanah garapan sudah tidak produktif
• banyak aupan zat kimia yang merusak ladang/tanah
• hasil panen dijual dengan harga murah
• biaya produksi tak sebanding dengan hasil panen
• harga hasil panen sedang jatuh
• perubahan musim mengganggu produktifitas pertanian
• kelompok petani kurang bersatu
E. Tahap Kategorisasi
ANCAMAN LINGKUNGAN
• perubahan musim mengganggu produktifitas pertanian
• air tercemar limbah industri
G. Tahap Refleksi
Fasilitator dapat menyatakan kepada peserta refleksi
dari workshop ini sebagai berikut:
Pada akhirnya, setelah melalui proses yang melelah-
kan, kita telah mendapatkan akar permasalahan dari Peran
Petani dalam Pemanfaatan Subsidi Pupuk. Mari kita sama-
samamasalah yang menghambat Peran Petani dalam
Pemanfaatan Subsidi Pupuk yaitu:
1) Budaya dan perilaku petani menghambat produktifitas
kerja;
2) Keterbatasan relasi dan kapasitas petani menyulitkan
pembiayaan dan pangsa pasar;
3) Perubahan musim dan keberadaan industri meng-
ganggu pertanian;
4) Kurangnya pembinaan pemerintah terhadap sektor
pertanian.
Sebelum benar-benar kita akhiri acara kita, silahkan
diperiksa apakah ada keberatan dengan apa yang kita capai
hari ini?
Apakah Anda melihat, di antara poin-poin tersebut
mana yang menjadi akar masalah, silahkan ini menjadi
pekerjaan rumah kita.
Metode Perencanaan
Tindakan
A. Tahap KONTEKS
Seperti halnya pada metode diskusi ORID dan
Workshop, pada metode Perencanaan Tindakan ditentukan
Tujuan Rasional dan Tujuan Eksperimental.
1. Tujuan Obyektif meliputi:
• Apa saja yang hendak diketahui, dipahami atau
diputuskan dalam proses Perencanaan Tindakan;
• Isu apa atau pengalaman apa yang ingin didalami oleh
kelompok.
2. Tujuan Eksperimental meliputi:
• Bagaimana situasi dan interaksi antar peserta yang
ingin dialami oleh peserta selama proses Perencanaan
Tindakan.
Pada tahap ini juga harus disepakati Deskripsi
Aktivitas. Deskripsi aktivitas tersebut ditentukan dengan
menjawab pertanyaan 5W+1H (What, When, Where, Why,
Whom, dan Who).
D. Tahap KOMITMEN
Tujuan dari tahap komitmen adalah untuk memastikan
bahwa kelompok benar-benar ingin dan dapat
melaksanakan rencana yang akan disusun. Sekali
komitmen dilahirkan, kelompok harus bertanggung jawab
atas rencana yang akan dibuat.
Langkah-langkah:
1. Minta seluruh anggota kelompok membaca kembali
kertas KONDISI OBYEKTIF. Ingatkan bahwa yang
tertulis disana adalah kenyataan yang ada pada
kelompok saat ini.
2. Minta pula kelompok membaca kembali kertas
LINGKARAN SUKSES. Ingatkan bahwa kesuksesan
tidak dapat dicapai tanpa ada yang bertanggung jawab
E. Tahap WORKSHOP
Tujuan dari workshop ini adalah untuk mengidentifikasi
tindakan-tindakan apa saja yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Proses workshop ini menggunakan
METODE WORKSHOP yang telah dijelaskan sebelumnya.
Langkah-langkah:
1. Mulai workshop dengan mengajak peserta menjawab
Pertanyaan Fokus: "TINDAKAN apa saja yang harus
dilakukan untuk merealisasikan KEGIATAN [detail
Rincian Tugas
• Agenda Tindakan: kebutuhan-kebutuhan
tindakan yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan fokus dari workshop.
• Aktivitas per Periode: merupakan rincian tindakan
dari Agenda Tindakan yang harus dilakukan per
periode. Antar aktivitas dari satu periode ke periode
selanjutnya harus tersusun dalam suatu urutan
logis kegiatan.
• Indikator Keberhasilan: apa saja yang akan terjadi
ketika keberhasilan dicapai.
Tim Kerja I
Tim Kerja II
Tim Kerja IV
Tujuan Eksperimental
Kekuatan: Kelemahan
• NGO (peserta) telah memiliki • Komitmen peserta sering tidak
pengalaman dalam konsisten terhadap rencana
pelaksanaan program yang akan disusun.
kemiskinan. • Kordinasi antar NGO masih
• NGO memiliki kemauan untuk lemah.
pencegahan terjadinya • Kesibukan NGO tinggi.
tindakan korupsi di daerah. • Dana terbatas.
• Ada jaringan/contact person di
birokrasi daerah.
• Memiliki akses ke media massa,
DPRD dan local goverment.
Manfaat: Bahaya:
• Masyarakat sebagai penerima • Proses pengusulan sasaran
manfaat langsung, juga dapat program dapat menimbulkan
mengusulkan sasaran dan konflik kepentingan antar
monitoring program pupuk berbagai pihak;
subsidi. • Belum ada aturan operasional
• Mencegah tindakan yang secara khusus mengatur
penyalahgunaan wewenang hak warga miskin dalam
pihak manajemen. penentuan sasaran program
pupuk bersubsidi
66
Melobi partai dan fraksi
untuk membantu
Sampai tahap ini telah teridentifikasi REKOMENDASI
TINDAKAN yang harus dilakukan. Rekomendasi tindakan
tersebut terdapat pada TITLE (judul) dari setiap kolom.
Dalam workshop ini key action yang teridentifikasi adalah:
• Melakukan pengelolaan basisdata dan menyeleng-
garaan kajian mengenai tata kelola program subsidi
yang pro poor;
• Melakukan publikasi dan penyelenggaraan event-event
untuk penguatan masyarakat sipil;
• Penguatan masyarakat pada tingkat basis .
• Membangun aliansi / jaringan;
• Melakukan studi, pengumpulan data dan pembuatan
draft model tata kelola program subsidi.
• Melakukan lobi ke berbagai pihak.
Proses selanjutnya akan mengacu pada rekomendasi
tindakan yang dihasilkan.
74
Pupuk Subsidi di Kabupaten Melankolis yang Pro poor
Contoh Perencanaan Aksi Tahap VII :
REFLEKSI
Contoh-contoh Praktis
Penggunaan Teknologi
Partisipasi
Contoh 1:
Diskusi untuk Mempresentasikan Rencana
Monitoring
Suatu LSM hendak melakukan riset penelusuran
pelaksanaan program subsidi Raskin secara partisipatif pada
suatu daerah. Rencana monitoring tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan area maupun sasaran penelitian.
Sebelumnya telah ada survey / assesment pendahuluan dari
Tujuan Obyektif
• Melakukan review rencana monitoring yang
dipresentasikan;
• Memeriksa apakah ada masih ada bagian dari
monitoring yang tidak sesuai dengan kebutuhan/
kepuasan komunitas dan perlu modifikasi.
Tujuan Eksperimental
• Menciptakan situasi di mana komunitas MENERIMA
kehadiran tim monitoring dan merasa turut memiliki/
memperbaiki;
• Komunitas bersemangat untuk mengambil peran
dalam monitoring.
Tahap Obyektif
• Apa saja poin-poin penting dari presentasi monitoring
yang telah disampaikan?
• Apa saja capaian dan tujuan dari monitoring yang telah
disampaikan?
• Sesuai dengan presentasi, apa saja hasil yang mungkin
didapat dari monitoring tersebut?
• Apa dampak dari monitoring tersebut bagi Anda, sesuai
dengan yang disampaikan dari presentasi?
• Apa saja batas-batas dari monitoring?
Tahap Reflektif
• Apa saja yang Anda rasakan, pikirkan, harapkan atau
kuatirkan setelah melihat dan mendengar presentasi
tadi?
• Bagian mana dari proyek yang menurut anda paling
“menjanjikan”? Bagian mana yang paling “meng-
kuatirkan”?
Tahap Decisional
• Apa saja modifikasi yang diperlukan oleh Tim
Monitoring agar peningkatan layanan dapat lebih
terakomodasi?
• Apa yang secara spesifik harus dilakukan oleh komunitas
(masyarakat) agar berjalan kerjasama masyarakat –
Tim Monitoring?
• Siapa sesungguhnya yang menjadi penanggung jawab
dari kerjasama masyarakat – Tim Monitoring?
Refleksi / Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami
bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano /
papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
Contoh 2:
Diskusi untuk Penguatan Kapasitas Petani dalam
Pelaksanaan Program
Pada contoh ini digambarkan situasi di mana terdapat
suatu kelompok petani di suatu desa yang sedang
melaksanakan penelitan program subsidi pupuk. Ada
banyak permasalahan dalam pelaksanaan program
tersebut. Di antaranya, teamwork pelaksana program
tersebut belum terbangun dan banyak keluhan mengenai
pembagian beban kerja yang tidak proporsional.
Tujuan Obyektif
• Mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk
penyelesaian penelitian tersebut;
• Mengetahui tugas-tugas apa saja yang harus dipenuhi
setiap anggota tim kerja.
Tahap Obyektif
• Apa saja pekerjaan penelitian yang telah selesai
dikerjakan? Apa yang masih perlu diselesaikan?
• Apa saja tujuan dan mekanisme penelitan yang telah
kita setujui sampai saat ini?
• Apa saja peran dari masing-masing orang dalam
penyelesaian penelitian ini?
Tahap Interpretatif
• Bagian pekerjaan apa saja yang paling penting untuk
penyelesaian program?
• Dengan kondisi tim kerja seperti saat ini, bagaimana
kontribusi tim kerja terhadap penyelesaian program?
• Apa yang harus dilakukan secara spesifik agar setiap
orang punya kontribusi penting dalam penyelesaian
program?
• Improvement (peningkatan) apa yang harus dilakukan
oleh tim secara keseluruhan untuk meningkatkan
kinerja?
Tahap Decisional
• Apa saja tugas yang harus dilakukan untuk penyelesaian
program?
• Siapa yang diberi tanggung-jawab melakukan tugas-
tugas tersebut?
• Kebutuhan asistensi apa yang perlu diberikan untuk
meningkatkan kinerja tim?
Contoh 3:
Diskusi Pada Paguyuban Petani untuk
Mengupayakan Pemerataan Distribusi Pupuk
Subsidi
Contoh ini menggambarkan situasi suatu komunitas
petani dalam mempersiapkan pertemuan lanjutan untuk
mengupayakan pemerataan distribusi pupuk para
anggotanya. Pada pertemuan-pertemuan sebelumnya
didapat hasil yang kurang memuaskan. Karena itu,
komunitas petani ini perlu mempersiapkan agenda secara
lebih matang. Metode Diskusi Teknik Partisipasi digunakan
untuk menyusun agenda tersebut.
Tujuan Obyektif
• Mengidentifikasi agenda apa saja yang harus
diutamakan pada pertemuan yang direncanakan;
Tujuan Eksperimental
• Menumbuhkan motivasi dan perhatian peserta
terhadap pertemuan ini;
• Setiap peserta merasa tertantang untuk mencurahkan
ide-ide kreatif dalam pertemuan ini.
Tahap Reflektif
• Topik-topik apa (di antara topik yang diagendakan)
yang paling menarik didiskusikan?
• Topik-topik apa yang sangat mungkin menghasilkan
kesepakatan?
• Topik-topik apa yang kemungkinan tidak disukai
sebagian besar peserta?
• Topik-topik apa yang rawan perdebatan?
Tahap Interpretatif
• Topik-topik apa yang paling penting? Topik-topik apa
yang kurang penting?
• Apa saja mekanisme yang diperlukan untuk mendorong
terjadinya konsensus di forum?
• Topik-topik apa saja yang berpotensi menimbulkan
konflik?
• Apa saja mekanisme yang diperlukan untuk
menyelesaikan perdebatan dalam forum?
Refleksi / Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami
bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano /
papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
“Kelihatannya dengan susunan agenda seperti ini, topik-
topik yang akan dibahas menjadi jelas dan kita bisa
berharap pertemuan nanti akan lebih bermanfaat dari
sebelumnya. Sekarang tinggal bagimana kita
merealisasikan agenda-agenda ini dalam pertemuan
nanti”
Contoh 4:
Diskusi untuk Penguatan Peran OSIS dalam
Perumusan Pengelolaan Dana BOS
Pada contoh ini digambarkan situasi di mana terdapat
suatu organisasi intra sekolah di suatu daerah terkait
program BOS. Terindikasi, ada banyak masalah dalam
pengelolaan program tersebut. Di antaranya, manipulasi
data jumlah pesert didik, perbedaan alokasi yang dibayarkan
ke peserta didik, dan tiadanya laporan penggunaan dana
kepada peserta didik.
Tujuan Eksperimental
• Menumbuhkan kesadaran kritis anggota OSIS akan
pentingnya peruntukkan dana BOS, khususnya peserta
didik dari warga miskin;
• Setiap peserta didik merasa memiliki tanggung-jawab
terhadap pengelolaan dana BOS.
Tahap Reflektif
• Bagian mana dari pengelolaan dana yang menurut
petunjuk pelaksanaan dana BOS yang paling Anda
sukai? Bagian mana yang paling tidak Anda sukai?
• Bagian mana dari mekanisme distribusi bantuan yang
menurut Anda paling mudah? Bagian mana yang paling
sulit?
• Apa saja permasalahan yang membantu Anda dalam
menyelesaikan persyaratan ini? Apa saja mekanisme
yang memberatkan Anda?
Tahap Interpretatif
• Bagian prosedur manakah yang paling penting untuk
pengalokasian dana ke peserta didik?
• Dengan kondisi peserta didik miskin seperti saat ini,
bagaimana langkah kita untuk memperoleh kecukupan
biaya operasional mereka?
• Apa yang harus dilakukan secara spesifik agar setiap
pesertadidik punya andil dalam meringankan beban
peserta didik miskin?
• Improvement (peningkatan) apa yang harus dilakukan
oleh OSIS secara keseluruhan untuk memperbaiki
pengelolaan dana BOS di sekolah kita?
Refleksi / Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami
bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano /
papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
“Diskusi yang produktif! Kita telah mencapai beberapa
pemahaman yang berguna untuk memperbaiki
pengelolaan dana BOS bagi keberlangsungan peserta
didik miskin. Perlu diingat bahwa kita mencapai ini,
bukan dengan jalan yang mudah. Karena itu seluruh
anggota OSIS harus menjaga dan melaksanakannya.
Tentu saja, revisi masih sangat mungkin kita lakukan
ketika keadaan di lapangan memerlukannya. Terima
kasih atas keikut-sertaan anda berbagi ide dan
pengalaman”
Tujuan Obyektif
• Melakukan review atas temuan survey yang
dipresentasikan;
• Memeriksa apakah masih ada bagian dari temuan
survey yang tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan
program Raskin dan perlu modifikasi.
Tujuan Eksperimental
• Menciptakan situasi sehingga peserta diskusi dapat
MEMAHAMI dan membedakan temuan survey dengan
kondisi nyata pelaksanaan program Raskin;
Tahap Obyektif
• Apa saja poin-poin penting dari presentasi temuan
survey yang telah disampaikan?
• Apa saja tujuan dari pemantauan yang telah
disampaikan?
• Sesuai dengan presentasi, apa saja hasil yang mungkin
didapat dari pemantauan program Raskin ini?
• Apa akibat dari temuan survey tersebut bagi Anda, sesuai
dengan yang disampaikan dari presentasi?
• Apa saja batas-batas/rambu-rambu para anggota
aliansi Tim Monitoring ini terhadap pelaksanaan
program Raskin?
Tahap Interpretatif
• Bagian dari temuan survey manakah yang menurut
Anda paling diperlukan komunitas?
• Apa saja kebutuhan Tim Monitoring yang berhubungan
dengan penelusuran pelakasnaaan program Raskin
yang belum tercakup dalam temuan?
• Bagaimana kemampuan Tim untuk mengimplemen-
tasikan agenda pemantauan ini?
• Mekanisme apa yang diperlukan agar proyek “harapan”
komunitas terhadap proyek tercapai?
• Mekanisme apa yang diperlukan agar kelemahan dalam
pemantauan dapat diatasi?
Tahap Decisional
• Apa saja modifikasi yang diperlukan oleh Tim
Monitoring agar pelaksanaan pemantauan efektif dan
efisien?
• Apa yang secara spesifik harus dilakukan oleh Tim
Monitoring (komunitas) agar berjalan kerjasama
komunitas – Tim Monitoring?
• Bagaimana mekanisme pertanggungjawaban Tim
Monitoring kepada anggota komunitas?
Contoh 6 :
Diskusi Koperasi Simpan Pinjam Al-Amin dalam
Penentuan Prioritas Sasaran Program Pinjaman
Bergulir
Suatu Koperasi Simpan Pinjam hendak merencanakan
suatu program pinjamam untuk komunitas petani di suatu
wilayah. Program tersebut disusun bersama-sama dengan
komunitas. Diskusi ini adalah dalam rangka mendapatkan
prioritas-prioritas Sasaran Program Pinjaman Petani yang
berasal dari masyarakat. Fasilitator untuk diskusi ini berasal
dari Koperasi yang akan melaksanakan program.
Tujuan Eksperimental
• Menciptakan kebersamaan antara Koperasi pelaksana
program dengan komunitas petani, dalam kepemilikian
dan tanggung jawab program;
• Menghasilkan konsensus antara Koperasi pelaksana
program dengan komunitas petani.
Tahap Reflektif
• Apa saja yang Anda rasakan, pikirkan, harapkan atau
kuatirkan mengenai program ini?
• Hal apa mengenai program yang paling membuat
masyarakat antusias? Hal apa yang membuat
masyarakat menghindar?
Tahap Interpretatif
• Apa saja produk simpan pinjam yang Anda anggap
penting untuk dilakukan dalam program ini?
• Bagian dari jasa manakah yang menurut Anda paling
diperlukan petani?
• Apa saja kebutuhan petani yang berhubungan dengan
pengelolaan lahan yang belum dicakup dalam sasaran
penerima pinjaman?
• Bagaimana kemampuan produk pinjaman kami untuk
mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan tersebut?
Tahap Decisional
• Apa saja modifikasi yang diperlukan oleh produk
pinjaman agar kebutuhan-kebutuhan petani dapat lebih
terakomodasi?
• Siapa yang menjadi penanggung jawab dari kerjasama
petani - koperasi?
Refleksi / Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami
bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano /
papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
“Terima kasih atas saran dan kritik anda terhadap
rencana program ini. Karena prinsip dari program ini
adalah pelayanan masyarakat, maka segala masukan
Anda sangat berguna sebagai bahan perbaikan rencana
program ini. Tanpa itu program akan menjadi sekedar
program, tidak ada manfaatnya bagi masyarakat. Tim
pelaksana program harus segera merealisasikan
kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam
pertemuan ini.”
Tujuan Obyektif
• Melakukan identifikasi atas permasalahan dan
mekanisme pengembalian atas program pinjaman yang
akan dijalankan;
• Menentukan prosedur dan prioritas jaminan, sesuai
permasalahan petani dan masa panen.
Tujuan Eksperimental
• Menciptakan kebersamaan antara Bank dengan
komunitas petani, yang berprinsip pada saling
menguntungkan (mutual simbiosis) dalam
kepemilikian dan tanggung jawab program ini;
• Menghasilkan konsensus antara Bank dengan
komunitas petani.
Tahap Obyektif
• Apa saja permasalahan pembayaran yang paling sering
dikeluhkan petani di daerah ini?
• Apa saja mekanisme pembayaran yang sering
dibanggakan di daerah ini?
• Bagaimana penilaian petani di sini terhadap mekanisme
pengembalian program simpan pinjam kami?
• Apa saja program lain (dari pemerintah maupun
koperasi) yang pernah dilakukan di daerah ini?
• Bagaimana tanggapan masyarakat atas mekanisme
tersebut?
Tahap Interpretatif
• Apa saja mekanisme pembayaran yang Anda anggap
penting untuk dilakukan dalam program simpan pinjam
ini?
• Bagian dari mekanisme manakah yang menurut Anda
paling diperlukan petani?
• Apa saja keinginan petani yang berhubungan dengan
mekanisme pembayaran yang belum dicakup dalam
program ini?
• Bagaimana agar mekanisme pembayaran program
simpan pinjam kami dapat mengakomodasi kebutuhan-
kebutuhan tersebut?
• Apa yang secara spesifik harus dilakukan oleh petani
agar kerjasama petani – Bank terus berjalan?
• Mekanisme apa yang diperlukan agar program ini
berjalan dengan baik dan petani diuntungkan?
Tahap Decisional
• Apa saja modifikasi yang diperlukan oleh program
simpan pinjam agar kebutuhan-kebutuhan petani dapat
lebih terakomodasi?
Refleksi / Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami
bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano /
papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
“Terima kasih atas saran dan kritik anda terhadap
rencana program ini. Karena prinsip dari program ini
adalah pelayanan masyarakat, maka segala masukan
Anda sangat berguna sebagai bahan perbaikan rencana
program ini. Tanpa itu program akan menjadi sekedar
program, tidak ada manfaatnya bagi masyarakat. Tim
pelaksana program harus segera merealisasikan
kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam
peremuan ini.”
Tujuan Eksperimental
Menumbuhkan motivasi, rasa keterlibatan dan antusiasme
seluruh anggota LSM Budaya Madani terhadap agenda
yang akan disusun.
Budaya Madani
menjadi motivator dan
inisiator perjuangan
civil society di daerah
Kekuatan: Kelemahan
• Memiliki komunitas (basis) • Belum tersedianya model
pendampingan yang tersebar pengembangan kapasitas
luas di beberapa kota. untuk pendampingan warga.
• Memiliki basisdata • Belum terpetakanya potensi
permasalahan dan potensi setiap pegiat.
ekonomi, sosial dan budaya • Belum meratanya transfer
lokal. konsepsi advokasi pelayanan
• Sudah pernah membangun publik.
jaringan antar LSM / NGO. • Belum terciptanya komitmen
• Memiliki akses ke media massa, organisasi untuk pengem-
DPRD dan lokal. bangan dan aktualisasi diri.
Manfaat: Bahaya:
• Budaya Madani dapat menjadi • Advokasi pelayanan publik
satu kekuatan dalam yang akan dilakukan rawan
perjuangan masyarakat sipil. dengan intrik dan intimidasi;
• Adanya tata-kepemerintahan • Banyak stakeholder yang tidak
yang responsif terhadap suka pada penguatan civil-
kemudahan pelayanan publik. society;
• Ketergantungan basis pada
program LSM.
Mengumpul-kan Menyelenggarakan Melakukan Menjalin hubungan Studi dari contoh di Memberi Menyelenggarakan
artikel dan berita seminar penguatan pendampingan di dengan beberapa negara lain penghargaan dan berbagai pelatihan
mengenai pelayanan masyarakat sipil basis stakeholder intensif bagi anggota internal organisasi
publik yang berprestasi
Kliping kasus-kasus Membuat tulisan / Mengadakan Mencari dukungan Mendesain beberapa Menyelenggarakan Memperkuat sumber
pelayanan artikel di koran workshop tingkat terhadap program model pelayanan evaluasi internal daya manusia untuk
basis organisasi dari publik organisasi secara pendampingan basis
masyarakat rutin
Studi mengenai Mempublikasikan Mengadakan Mendata pejabat yang Menyusun draft UU Menerapkan Rekruitmen kader
model pelayanan bahan-bahan beberapa penelitan concern pada civil- untuk pelayanan mekanisme dan relawan bagi
publik penguatan kepuasan society publik penghargaan dan organisasi
masyarakat sipil masyarakat sanksi bagi anggota
Menggandeng
beberapa jaringan
kelompok tani
107
Melobi partai dan fraksi
untuk membantu
Sampai tahap ini telah teridentifikasi REKOMENDASI
TINDAKAN yang harus dilakukan. Rekomendasi tindakan
tersebut terdapat pada TITLE (judul) dari setiap kolom.
Dalam workshop ini key action yang teridentifikasi adalah:
• Melakukan pengelolaan basisdata dan menyeleng-
garaan kajian mengenai masyarakat sipil.
• Melakukan publikasi dan penyelenggaraan event-event
untuk penguatan masyarakat sipil.
• Penguatan masyarakat pada tingkat basis .
• Membangun aliansi / jaringan
• Melakukan studi, pengumpulan data dan pembuatan
draft Raperda.
• Melakukan lobi ke berbagai pihak.
Proses selanjutnya akan mengacu pada rekomendasi
tindakan yang dihasilkan.
Pengorganisian Isu Idham, Arie, Melakukan Melakukan pengenalan Diskusi intensif di Melakukan simulasi Inisiatif dari
Tingkat Basis Patchur, Joko, pengorganisasian wacana pada basis basis soal tema proses penyusunan komunitas basis untuk
Adwin tingkat basis anggaran partisipatif mengusulkan standar
pelayanan publik
Kampanye Melakukan kampanye Pendekatan ke media Kampanye luar Menyelenggarakan Isu partisipasi warga
Ramlan, Nugroho, untuk mempengaruhi dan penyususan ruang, demo dan event besar untuk dalam anggaran
Toifur opini publik strategi kampanye media kampanye terangkat menjadi isu
publik
Wacana Mubin, Lukman, Menguatkan wacana Menyelenggarakan Menyelenggarakan Diskusi publik untuk Ada pengakuan
Akademik Amin akademik partisipasi seminar di kampus serial diskusi diseminasi wacana akademis mengenai
warga dalam intensif dengan yang dihasilkan hak masyarakat
Lobi Dini, Widi, Yulius Melakukan lobi ke Lobi rutin Lobi rutin Lobi rutin Adanya dukungan dari
legislatif dan eksekutif eksekutif dan
legislatif
Sampai di sini kita telah selesai membuat Rencana Kerja Enam Bulan Promosi Hak Masyarakat dalam
Perumusan Standar Pelayanan Publik
115
Contoh Perencanaan Aksi Tahap VII :
REFLEKSI
Tujuan Obyektif
Melakukan penilaian dan identifikasi kriteria anggota dari
berbagai wilayah yang sesuai dengan nilai dasar koperasi
dan mengevaluasi komponen apa saja yang perlu dioptimal-
kan dalam dua tahun yang akan datang untuk mencapai
visi dan misi Koperasi Al-Amin.
Tujuan Eksperimental
Menumbuhkan motivasi, rasa keterlibatan dan antusiasme
seluruh anggota Koperasi Al-Amin melalui perubahan
system pelayanan dan prinsip dasar usaha koperasi yang
akan disusun.
Kekuatan: Kelemahan
• Memiliki anggota yang tersebar • Belum tersedianya model pela-
luas di beberapa kecamatan yanan usaha simpan pinjam yang
• Memiliki basisdata petani di khusus untuk anggota petani
daerah dan potensi ekonomi, miskin;
sosial dan budaya lokal; • Belum terpetakanya potensi
• Sudah pernah membangun jaringan petani di wilayah pesisir;
jaringan dengan bank daerah; • Belum meratanya transfer sistem
• Memiliki akses ke bank swasta pelayanan koperasi ke pengelola;
dan industry di daerah • Belum terciptanya prinsip good
• Memiliki sumberdaya manusia corporate bagi para pengelola
yang kapabel dan profesional. koperasi.
Manfaat: Bahaya:
• Al-Amin dapat menjadi satu • Usaha simpan pinjam resisten
basis kekuatan pelaksanaan terhadap kredit macet;
usaha ekonomi kerakyatan di • Banyak petani yang gagal
daerah; panen;
• Adanya model usaha kredit • Ketergantungan siklus modal
bergulir yang berbasis usaha sering dimanfaatkan
ekonomi kerakyatan, pimpinan maupun pengelola
khususnya bagi petani miskin; koperasi untuk kepentingan
pribadi.
124
Melobi partai dan fraksi
untuk membantu
Sampai tahap ini telah teridentifikasi REKOMENDASI
TINDAKAN yang harus dilakukan.Rekomendasi tindakan
tersebut terdapat pada TITLE (judul) dari setiap kolom.
Dalam workshop ini key action yang teridentifikasi adalah:
• Melakukan pengelolaan basis data dan menyelenggara-
kan kajian mengenai pengelolaan usaha mikro.
• Melakukan publikasi dan penyelenggaraan event-event
untuk penguatan jaringan usaha mikro.
• Penguatan jaringan petani dan kenggotaan koperasi.
• Membangun aliansi/jaringan
• Melakukan studi, pengumpulan data dan pembuatan
Standar Operasioanl Prosedur (SOP).
• Melakukan penggalangan modal dan sponsor ke
berbagai pihak.
Proses selanjutnya akan mengacu pada rekomendasi
tindakan yang dihasilkan.
Penutup