Anda di halaman 1dari 79

PIT POGI 25 PADANG

dr. Ekarini Aryasatiani, SpOG(K)


15 Oktober 2021
Curriculum Vitae
Nama : dr. Ekarini Aryasatiani, SpOG(K)
Email : ekarinibintang@ymail.com
Institusi : RSUD Tarakan – Jakarta

Riwayat Pendidikan : Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan (Konsultan)


S1 : Fakultas Kedokteran Univ. Indonesia, Jakarta 1986
S2 : Fakultas Kedokteran Univ. Indonesia Bagian Obstetri dan
Ginekologi, Jakarta 1997
Konsultan : Program Pendidikan Dokter Spesialis Konsultan
Uroginekologi, Bagian Obsgin FKUI, Jakarta 2003/2010

Jabatan : Ka SMF Obsteri&Ginekologi RSUD Tarakan, Jakarta Pusat


Anggota : Panel Ahli PPIA Kemenkes
Update HIV DALAM
KEHAMILAN & PERSALINAN
dr. Ekarini Aryasatiani, SpOG(K)
15 Oktober 2021
Apa yang masih menjadi masalah di
Indonesia ?
1. Cakupan Tes HIV Bumil
2. Terapi ARV bagi bumil ODHA
3. Persalinan Aman bagi ODHA
4. Tatalaksana KB bagi ODHA

4
Apa Itu HIV
Human Immunodeficiency Virus/ HIV
HIV adalah virus golongan RNA yang spesifik
menyerang sistem kekebalan tubuh/ imunitas manusia
dan menyebabkan AIDS.

Mazami Enterprise © 2009

Mazami Enterprise © 2009


PRINSIP PENULARAN HIV

• E = Exit
(virus harus keluar dari tubuh orang yang terinfeksi)
• S = Survive
(virus harus bertahan hidup diluar tubuh)
• S = Sufficient
(J=jumlah virus harus cukup untuk dapat menginfeksi)
• E = Enter
(virus masuk ketubuh orang lain melalui aliran darah)
EPIDEMI HIV DI INDONESIA
543.100 ODHA TAHUN 2020

SITUASI EPIDEMI
Epidemi HIV Terkonsentrasi, Papua dan Papua Barat Estimasi Jumlah Populasi Kunci Estimasi jumlah ODHA 2020
prevalensi HIV dewasa >15 Epidemi meluas tingkat (PS, LSL, waria, penasun, = 543.100
tahun; 0,26% rendah (1,8%) pelanggan) = 5.546.953
BACK TO MENU NEXT
8 8
Direktorat P2PML, DITJEN P2P - Kemenkes 5 Juli 2021
Epidemiologi HIV & AIDS

Mazami Enterprise © 2009

Fenomena gunung es
KUMULATIF KASUS HIV DAN AIDS
DI INDONESIA
S.D. JUNI 2021

Sumber Data: Laporan TW II 2021

Subdirektorat HIV AIDS & PIMS – Kemenkes RI


ODHA DITEMUKAN BERDASARKAN
JENIS KELAMIN DI INDONESIA
S.D. JUNI 2021

Subdirektorat HIV AIDS & PIMS – Kemenkes RI


ODHA DITEMUKAN BERDASARKAN
KELOMPOK UMUR DI INDONESIA
S.D. JUNI 2021

Subdirektorat HIV AIDS & PIMS – Kemenkes RI


Kaskade Ibu Hamil dan Bayi
2016 - Juni 2021

TI BAYI DARI IBU ODHA


3,000,000 100%
Bayi lahir hidup #DIV/0! 785
1,250
2,500,000
dari Bumil ODHA 1,127 100% 702
651 691
,751 90% 614
yang mendapat 973 548
909 498466
2,000,000 Pemantauan EID
Bayi Tidak 250
1,176,767 1,500,000 Terdeteksi HIV 100% 93% 199
0,3% 499 476
2,291 1,000,000
30%
837 Bayi Terdeteksi #DIV/0! 2017 2018 2019 2020 2021 Jan-
500,000 10% 7%
HIV 123 Jun
64 23
0 Bayi yang lahir hidup dari bumil
2021 Jan-Jun ODHA
2017 2018 2019 2020 2021 Jan- Bayi lahir hidup dari Bumil ODHA
Bumil yang dites HIV Jun yang mendapat profilaksis ARV

N DIOBATI BAYI SIFILIS


600,000 274
88
500,000
470,060
400,000
0,7%
2,720
TERAPI ARV
BAGI BUMIL
ODHA
CAKUPAN PERSALINAN
TES HIV AMAN BAGI
BUMIL ODHA

PEMERIKSAAN
DINI HIV PADA
BIHA
1 2 3

4
Strategi Pemerintah dan Kendalanya
3E – MTCT / PPIA

Insidensi
1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia
reproduksi

A bsen seks A bstinence


B ersikap saling setia B e Faithful
C egah dengan kondom C ondom
D ilarang menggunakan napza D rug No
E dukasi tentang HIV dan penularannya E ducation
Kegiatan Pencegahan Primer kepada
PUS sebelum terjadinya infeksi
• Penyebar luasan Informasi
• Penyuluhan berkelompok
• Konseling
• Mobilisasi masyarakat
• Layanan bersahabat untuk pria 1
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
pada Ibu dengan HIV

Karena adanya risiko MTCT, maka pada dasarnya Odha perempuan


tidak dianjurkan untuk hamil

Pilihan kontrasepsi dan alasannya


• Vasektomi & Tubektomi Bila tidak ingin anak lagi
• AKDR Dianjurkan untuk kontrasepsi
jangka panjang
• Suntik & Implant bukan kontra indikasi
• Spons & Diafragma Kurang efektif
• Kondom Tidak dianjurkan sebagai alat
kontrasepsi tetapi berfungsi
sebagai pencegahan IMS / HIV

1 2
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari Ibu
hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya

Merupakan inti dari PMTCT, intervensi berupa:

• Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif


• Layanan HIV atas inisiatif tenaga kesehatan
• Pemberian obat antiretrovirus (ARV)
• Konseling tentang HIV dan makanan bayi, serta
pemberian makanan bayi
• Persalinan yang aman.

1 2 3
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi
& keluarganya

Isu yang mungkin dihadapi oleh ibu dengan HIV:


• Kepatuhan minum ARV
• Biaya untuk pemeriksaan laboratorium setiap 3 bulan
• Biaya untuk memperoleh ARV

Isu yang mungkin dihadapi oleh anak:


• Menjadi yatim-piatu lebih dini
• Biaya pemeliharaan kesehatan lebih besar daripada bayi
normal
1 2 3

4
Strategi ANC terkini

Trimester 1 ( 0 – 12 minggu) : 1 kali

Trimester 2 ( >12 – 24 minggu) : 2 kali


K4 –> K6
Trimester 3 (>24 minggu – kelahiran) : 3 kali

Total : 6 kali
Pelayanan ANC Terpadu dengan HIV

Pada Ibu Hamil, penerapan dilaksanakan berdasarkan tingkat epidemi menggunakan


pendekatan TIPK :

• Daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi, tenaga kesehatan wajib menawarkan


tes HIV kepada semua ibu hamil secara inklusif pada pemeriksaan laboartorium
rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.

• Daerah epidemi rendah, penawaran tes HIV diprioritaskan pada ibu hamil dengan
IMS dan TB. Pemeriksaan dilakukan secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium
rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.
Anc Terpadu: Pelayanan Antenatal Berkualitas Agar: Kehamilan
Sehat, Bersalin Dengan Selamat, Dan Bayi Lahir Sehat.
Ibu hamil
Rujukan penang
dengan gizi dan tinjutnya
masalah gizi
Perencanaan
Ibu hamil
persalinan aman
berisiko di faskes
Ibu hamil dgn Penanganan Permenkes
komplikasi komplikasi dan no.97 Tahun
kebidanan rujukan 2014
Persalinan
Ibu Ibu hamil
ANC aman ,Bayi
hamil SEHAT
Sehat
Rujukan penang
Ibu hamil
PTM dan
10 T dengan PTM tinjutnya
Ibu hamil dgn
Rujukan penang
penyakit
PM dan tinjutnya
menular

Ibu hamil dengan Rujukan penang gg


gangguan jiwa jiwa dan tinjutnya
Persalinan Aman dan Bermartabat

Permenkes No. 21 Tahun 2021


WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV
DARI IBU KE ANAK
Masa kehamilan Persalinan Post partum melalui ASI
36 mg- Selama
0-14 mg 14-36 mg kelahiran persalinan 0-6 bln 6-24 bln

1% 4% 12% 8% 7% 3%

Semua tanpa ASI 15-25 %


Semua dg pemberian ASI sampai 6 bln 25-30 %
Semua dg pemberian ASI sampai 18-24 30-45 %
bln

Source: De Cock KM, et al. JAMA. 2000; 283 (9): 1175-82


Kourtis et al. JAMA 2001; DeCock et al. JAMA 2000
1. Cakupan Tes HIV Bumil
2. Terapi ARV bagi bumil ODHA
3. Persalinan Aman bagi ODHA
4. Tatalaksana KB bagi ODHA
Tantangan Skrining saat ANC

Pasien tidak langsung periksa laboratorium pada ANC Pertama :


• Faktor Klinis dari Dokter
• Faktor Penjaminan dan Biaya
• Faktor lain dari Pasien

27
28
Pasien Rujukan ke IGD, Inpartu

Pemeriksaan HIV Selanjutnya

Ada Tidak ada

Positif HIV Rapid HIV


di IGD

Sudah ARV Belum ARV


Positif HIV Negatif

ARV Ibu
ARV Mulai ARV
dan Bayi
Profilaksis Ibu dan
Bayi Bayi
Hasil positif dilaporkan ke
Penanggung Jawab 29
• Wanita dengan HIV cenderung melahirkan
dengan IUGR dan preterm

(2019)
30
• Wanita yang menerima HAART cenderung mempunyai
risiko abortus, Lahir mati, BBLR.

(2020)
31
Pelayanan ANC TERPADU 10 T
UU 35/2014 PA psl 35: Semua ibu hamil

Negara, pemerintah, Kunjungan antenatal 6x


pemerintah daerah,
keluarga, dan orang tua
A. Anamnesa
wajib mengusahakan
B. Pemeriksaan:
agar anak yang lahir
1. Tinggi berat badan
terhindar dari penyakit
2. Ukut tekanan darah
yang mengancam
3. Ukur Lila
kelangsungan hidup
4. Ukur TFU
dan/atau menimbulkan
5. DJJ Janin
kecacatan
6. Imunisasi TT
7. Tablet Fe 90 tablet
8. Tes Lab : Golongan darah,
paket pemeriksaan
Hb, GDP, proteinuri,malaria,
laboratorium rutin
TB, HIV, Sifilis, Hepatitis B
9. Tata laksanan kasus
10. Temu wicara dan koseling
C. Tindak Lanjut Kasus
1. Cakupan Tes HIV Bumil
2. Terapi ARV bagi bumil ODHA
3. Persalinan Aman bagi ODHA
4. Tatalaksana KB bagi ODHA
• HAART mulai 24 – 28 mg membuat bayi tidak tertular
• Lebih banyak partus prematurus dan BBLR terutama pada penggunaan sejak
trimester pertama
• Persalinan pervaginam lebih banyak dari SC

(2006)
34
• Tatalaksana perinatal pada pasein2 HIV menurunkan transmisi secara
dramatis.
• Tidak ada bayi yag tertular antara 2005 – 2016, diantara 50 ibu hamil,
57 kehamilan dan 57 bayi

(2018)

35
Kepmenkes 90/2019 tentang
pedoman nasional tatalaksana HIV
• Semua ibu hamil dengan HIV harus diberi terapi ARV,
tanpa harus menunggu pemeriksaan jumlah CD4,
• karena kehamilan itu sendiri merupakan indikasi
pemberian ART yang dilanjutkan seumur hidup
(option B+ WHO, sangat direkomendasikan,
kualitas bukti sedang)
Pemberian ARV pada Ibu Hamil

Pedoman ARV 2007 Pedoman PPIA tahun Panel Ahli tahun Panel Ahli tahun
2012 2013 2019
• Stadium klinis 1 dan 2 • mulai terapi ≥ 14 Mulai Terapi ARV Trim I Rejimen
apabila CD4 < 200 minggu kehamilan pada sedini mungkin, tanpa Trim II lama
sel/mm3 ibu hamil HIV dengan memandang umur
• Stadium klinis 3 apabila stadium klinis 1 atau kehamilan, stadium Trim III KDT +
CD4 < 350 sel/mm3 CD4 >350sel/mm3 klinis dan jumlah CD4 D2T
• Stadium klinis 4 • pada ibu hamil ≤ 14
berapapun nila CD4 nya minggu kehamilan
dengan stadium klinis
2,3,4 atau CD4 < 350
Prinsip Pengobatan

ART

Pengobatan IO

Pengobatan dasar

Perilaku hidup bersih sehat


Tatacara ART 2012 (2)
Situasi Klinis Rekomendasi Pengobatan
▪ ODHA dengan indikasi ART dan
kemungkinan hamil atau sedang • AZT (2x300mg) + 3TC
hamil (2x150mg) + EVF (1x600mg)

• TDF (1x300mg) + 3TC


▪ ODHA hamil dan belum ada (1x300mg) + EVF (1x600mg)
indikasi ART (sedini mungkin)
• Regimen terbaru dengan DTG
▪ ODHA hamil dengan indikasi
ART, tetapi belum menggunakan TDF (1x300mg) + 3TC
ARV (1x300mg) + DTG (1x50mg)

▪ ODHA datang pada masa


persalinan dan belum mendapat
ART
Tatacara ART 2012 (2)
Situasi Klinis Rekomendasi Pengobatan
• Lanjutkan rejimen (bila
• ODHA sedang menggunakan EFV diteruskan,
menggunakan ART tidak perlu diganti)
dan kemudian hamil • Lanjutkan dgn ARV yg sama
selama dan sesudah persalinan

• TDF (1x300mg) + 3TC(or FTC)


• ODHA hamil dengan (2x150mg) + NVP (2x200mg)
atau
hepatitis B yang • TDF(1x300mg) + 3TC(or FTC)
memerlukan terapi (1x300mg) + EVF(1x600mg)

• OAT yg sesuai tetap diberikan


Rejimen untuk ibu
• ODHA hamil dengan setelah terapi OAT 2-4mgg
tuberkulosis aktif • AZT (d4T) + 3TC + EFV
Strategic Use Of ARV – Sufa
TEMUKAN OBATI PERTAHANKAN
(Tes HIV) (Pemberian ARV Tanpa melihat CD4) (Meningkatkan retensu ART)

- Pasangan
• Pasien CD4 <350 • Peningkatan
ODHA koordinasi
• Pasien masuk
- Ibu hamil
St3-4 • Peran aktif ODHA
- Pasien IMS dan keluarga
• Pasien dengan IO
- Pasien TB
TBC, hepatitis, • Strategi
- Pasien komunikasi
toksoplasmosis,
Hepatitis
dll • Dukungan ODHA
- Populasi kunci
• Ibu hamil (+) HIV • Kartu Pasien
- Pasien di beregistrasi
• Populasi kunci
layanan nasional diisi
• ODHA dengan
kesehatan di lengkap
pasangan
daerah • Ikhtisar
epidemi perawatan diisi
meluas lengkap
Berapa Lama Terapi Dianggap Aman
On the contrary, it is longer than the study in the prenatal
HIV/AIDS center, which needs 13.5 days to achieve
viral load of less than 1000 copies/mL. Response to
antiretroviral therapy in HIV-infected patients attending a
public, urban clinic in Kampala, Uganda.

Spacek LA, Shihab HM, Kamya MR, Mwesigire D,


Ronald A, Mayanja H, Moore RD, Bates M, Quinn
TCClin Infect Dis. 2006 Jan 15; 42(2):252-9.

According to different result of the studies, the median


duration to suppress the viral load from the initiation of
ART to suppression of the viral load below 1000
copies/ml is 1 month to 7 months

43
Lesosky M et all, JIAS 2017, 20(s7) e25000
• Setiap wanita harus di tes lab + IMS
• Wanita yang menerima ART & VL < 50 kopi dapat
lahir pervaginam, namun pasien boleh minta SC APS
• Terapi ART kombinasi (terapi zidovudin/nevirapin)

(2003)
45
• Terapi menggunakan dolutegravir pada trimester ke III
mendapatkan efek samping pada kehamilan dibanding
dengan pemakaian efavirenz.
• 3 bayi ditemukan (+) pada DTG grup dan diyakinkan
disebabkan karena transmisi in utero.
• 3 dari 125 bayi dengan DTG lahir mati sementara hanya 1
dari 125 bayi menggunakan efavirenz.

(2020)
46
1. Cakupan Tes HIV Bumil
2. Terapi ARV bagi bumil ODHA
3. Persalinan Aman bagi ODHA
4. Tatalaksana KB bagi ODHA
Paradigma Lama

SC elektif secara signifikan menurunkan transmisi HIV dari ibu ke bayi tanpa
meningkatkan risiko komplikasi pada ibu.
(pasien menggunakan zidovudin)

(1999)

48
Ibu hamil dengan HIV tidak
harus melahirkan secara sesar.

- Bila minum obat


teratur minimal 6 bln
- VL < 1000 copi
Rekomendasi Kepmenkes 90/2019
Bedah sesar elektif pada usia gestasi 38 minggu untuk mengurangi
risiko transmisi vertikal infeksi HIV dilakukan pada ODHA hamil
dengan viral load ≥ 1000 kopi/ml atau yang viral load tidak diketahui
pada trimester ketiga kehamilan
(sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang).

Bedah sesar elektif untuk mengurangi risiko transmisi vertikal tidak


dilakukan secara rutin pada ODHA hamil dengan viral load ˂1000
kopi/ml, kecuali atas indikasi obstetrik
(sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang).
• SC elektif mencegah transmisi (rekomendasi lemah)
• Elektif SC naik dari 16 % (1985 -1993) - 67 % (1999-
2001) dan turun lagi 51% (2005-2007)
• Sementara10% lahir normal (2002-2004) dan naik sampai
20% (2005-2007)

(2010)
51
Huang, K. Y., Li, Y. P., Shih, C. C., Lin, C. H., Kang, J., Lin, M. W., ... & Ho, H. N. (2019). Mother-to-child transmission of HIV: An 11-year experience
in a single center and HIV prevention effectiveness in Taiwan. Journal of the Formosan Medical Association, 118(8), 1211-1217.

52
• Dari 1993 – 2013 mengobservasi 212 wanita dengan 290 persalinan.
• Lebih dari 50% wanita VL kurang dari 50 kopi
• 74,5% lahir pervaginam
• SC, baik elektif maupun cito masing-masing hanya 12,8%
• 63,5% SC berdasarkan indikasi obstetri dan hanya 28,4 % yang menghindari
transmisi HIV, 0,7% APS
• Tidak ada bayi yang tertular

53
(2013)
Aho I, Kaijomaa M, Kivela¨ P, Surcel H-M, Sutinen J, Heikinheimo O, et al. (2018) Most women living with HIV can deliver vaginally— National data from Finland 1993–2013.
PLoS ONE 13(3): e0194370. https://doi.org/10.1371/journal. pone.0194370

54
• Pengamatan 580 perempuan dari Januari 2012 – September 2017 : 24,5% persalinan
pervaginam, 55,7% SC CITO, 19,8 % SC elektif.
• Proporsi persalinan pervaginam naik signifikan dari 18,9% (2012) menjadi 35,3%
(2017)
• Perempuan yang lahir pervaginam lebih muda, primipara, diagnosa HIV selama
kehamilan dan ARV naif. Melahirkan bayi yang BB nya lebih berat
• Tidak ada perbedaan persalinan pervaginam dengan SC.

(2019) 55
Persalinan pada Pasien PPIA

Prosedur, Alat, Ruang Tindakan, Ruang Rawat dan Tarif

SAMA

Dengan persalinan SC/ Pervaginam Pasien non PPIA

Prinsip PPI – Universal Precaution untuk semua pasien


56
Apa saja yang masih menjadi masalah
di Indonesia

1. Cakupan Tes HIV Bumil


2. Terapi ARV bagi bumil ODHA
3. Persalinan Aman bagi ODHA
4.Tatalaksana KB bagi ODHA
• Kontrasepsi tergantung pada pilihan bersama pasangan, nakes dan
lingkungan sosial
• Pengetahuan tentang kontrasepsi tidak memadai

(2011)
58
• 73% wanita menggunakan kontrasepsi, 45%
kondom dan 19% MOW
• 40% mempraktekkan dual protection
• Secara katrakterisktik mereka yang positif
terkait dengan usia yang lebih muda, pernah
hamil, hetroseksual, tidak paham pencegahan
HIV dan ketidaktahuan status HIV pasangan.

(2017)

59
Metoda Keluarga Berencana

K L O P
Kriteria Kelayakan Medis
untuk penggunaan Kontrasepsi
KB Post partum

• Pasca plasenta
• Trans sesarea
5. Pemberian makanan BIHA
6. Pemberian terapi profilaksis pada BIHA
7. Imunisasi BIHA
8. Pemeriksaan dini HIV pada BIHA
Rekomendasi Kepmenkes 90/2019

Nutrisi untuk BIHA adalah pengganti ASI


(PASI) untuk menghindari transmisi HIV
lebih lanjut
(sangat direkomendasikan, kualitas bukti tinggi).

ASI untuk BIHA dapat diberikan bila syarat AFASS tidak


terpenuhi. ASI harus diberikan ekslusif selama 6 bulan,
dengan syarat ibu harus mendapatkan ARV kombinasi dan
anak mendaptkan ARV profilaksis.
(rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti sedang).
Pemberian nutrisi campur ASI dan
PASI (mixed feeding) harus
dihindari karena menempatkan
bayi pada risiko terinfeksi HIV
yang lebih tinggi (sangat
direkomendasikan, kualitas bukti
tinggi).

Pemberian nutrisi pada BIHA


memerlukan diskusi dengan ibu
terkait pemilihannya (rekomendasi
sesuai kondisi, kualitas bukti sangat
rendah).
• ASI penting untuk kehidupan bayi
• Masih ada kendala untuk memahami transmisi HIV melalui
air susu
• Penelitian masih diperlukan untuk menjelaskan mekanisme
yang penting dalam membuat panduan dan kebijakan
pemberian ASI yang mengurangi risiko transmisi virus.

(2019)

66
Ibu HIV boleh menyusui bayi nya :
- Boleh dengan syarat
- PASI bila AFASS

Persyaratan AFASS harus A cceptable Dapat diterima

dipenuhi apabila ibu ingin F easible Mudah dilakukan

memilih memberikan Susu A ffordable Harga terjangkau

Formula Eksklusif : S ustainable Berkesinambungan

Safe Aman
5. Pemberian makanan BIHA
6. Pemberian terapi profilaksis pada BIHA
7. Imunisasi BIHA
8. Pemeriksaan dini HIV pada BIHA
Rekomendasi Kepmenkes 90/2019

Bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV yang mendapatkan pengganti ASI
(PASI) diberikan profilaksis zidovudine dengan dosis sesuai usia
gestasi selama 6 minggu. (sangat direkomendasikan, kualitas
bukti sedang).

Apabila bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV mendapatkan ASI, maka
profilaksis yang diberikan adalah zidovudin dan nevirapin dengan
dosis sesuai usia gestasi selama 6 minggu dengan syarat ibu harus
dalam terapi ARV kombinasi (rekomendasi sesuai kondisi,
kualitas bukti tinggi).
5. Pemberian makanan BIHA
6. Pemberian terapi profilaksis pada BIHA
7. Imunisasi BIHA
8. Pemeriksaan dini HIV pada BIHA

Sama dengan imunisasi anak sehat kecuali BCG ditunda dan


IPV untuk polio
5. Pemberian makanan BIHA
6. Pemberian terapi profilaksis pada BIHA
7. Imunisasi BIHA
8. Pemeriksaan dini HIV pada BIHA
EID menggunakan DBS
72
73
Take home message
• Temukan kasusnya (cek 3E sebagai SOP)
• Obati ibunya (FDC ART, segera, seumur hidup)
• Bantu persalinan dan KBnya
• Perhatikan bayinya (profilaksis, nutrisi, imunisasi)
• Pastikan EIDnya (40hari)
TERAPI ARV
BAGI BUMIL
ODHA
CAKUPAN PERSALINAN
TES HIV AMAN BAGI
BUMIL ODHA

PEMERIKSAAN
DINI HIV PADA
BIHA
3E – MTCT / PPIA
78
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai