4
Apa Itu HIV
Human Immunodeficiency Virus/ HIV
HIV adalah virus golongan RNA yang spesifik
menyerang sistem kekebalan tubuh/ imunitas manusia
dan menyebabkan AIDS.
• E = Exit
(virus harus keluar dari tubuh orang yang terinfeksi)
• S = Survive
(virus harus bertahan hidup diluar tubuh)
• S = Sufficient
(J=jumlah virus harus cukup untuk dapat menginfeksi)
• E = Enter
(virus masuk ketubuh orang lain melalui aliran darah)
EPIDEMI HIV DI INDONESIA
543.100 ODHA TAHUN 2020
SITUASI EPIDEMI
Epidemi HIV Terkonsentrasi, Papua dan Papua Barat Estimasi Jumlah Populasi Kunci Estimasi jumlah ODHA 2020
prevalensi HIV dewasa >15 Epidemi meluas tingkat (PS, LSL, waria, penasun, = 543.100
tahun; 0,26% rendah (1,8%) pelanggan) = 5.546.953
BACK TO MENU NEXT
8 8
Direktorat P2PML, DITJEN P2P - Kemenkes 5 Juli 2021
Epidemiologi HIV & AIDS
Fenomena gunung es
KUMULATIF KASUS HIV DAN AIDS
DI INDONESIA
S.D. JUNI 2021
PEMERIKSAAN
DINI HIV PADA
BIHA
1 2 3
4
Strategi Pemerintah dan Kendalanya
3E – MTCT / PPIA
Insidensi
1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia
reproduksi
1 2
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari Ibu
hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya
1 2 3
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi
& keluarganya
4
Strategi ANC terkini
Total : 6 kali
Pelayanan ANC Terpadu dengan HIV
• Daerah epidemi rendah, penawaran tes HIV diprioritaskan pada ibu hamil dengan
IMS dan TB. Pemeriksaan dilakukan secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium
rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.
Anc Terpadu: Pelayanan Antenatal Berkualitas Agar: Kehamilan
Sehat, Bersalin Dengan Selamat, Dan Bayi Lahir Sehat.
Ibu hamil
Rujukan penang
dengan gizi dan tinjutnya
masalah gizi
Perencanaan
Ibu hamil
persalinan aman
berisiko di faskes
Ibu hamil dgn Penanganan Permenkes
komplikasi komplikasi dan no.97 Tahun
kebidanan rujukan 2014
Persalinan
Ibu Ibu hamil
ANC aman ,Bayi
hamil SEHAT
Sehat
Rujukan penang
Ibu hamil
PTM dan
10 T dengan PTM tinjutnya
Ibu hamil dgn
Rujukan penang
penyakit
PM dan tinjutnya
menular
1% 4% 12% 8% 7% 3%
27
28
Pasien Rujukan ke IGD, Inpartu
ARV Ibu
ARV Mulai ARV
dan Bayi
Profilaksis Ibu dan
Bayi Bayi
Hasil positif dilaporkan ke
Penanggung Jawab 29
• Wanita dengan HIV cenderung melahirkan
dengan IUGR dan preterm
(2019)
30
• Wanita yang menerima HAART cenderung mempunyai
risiko abortus, Lahir mati, BBLR.
(2020)
31
Pelayanan ANC TERPADU 10 T
UU 35/2014 PA psl 35: Semua ibu hamil
(2006)
34
• Tatalaksana perinatal pada pasein2 HIV menurunkan transmisi secara
dramatis.
• Tidak ada bayi yag tertular antara 2005 – 2016, diantara 50 ibu hamil,
57 kehamilan dan 57 bayi
(2018)
35
Kepmenkes 90/2019 tentang
pedoman nasional tatalaksana HIV
• Semua ibu hamil dengan HIV harus diberi terapi ARV,
tanpa harus menunggu pemeriksaan jumlah CD4,
• karena kehamilan itu sendiri merupakan indikasi
pemberian ART yang dilanjutkan seumur hidup
(option B+ WHO, sangat direkomendasikan,
kualitas bukti sedang)
Pemberian ARV pada Ibu Hamil
Pedoman ARV 2007 Pedoman PPIA tahun Panel Ahli tahun Panel Ahli tahun
2012 2013 2019
• Stadium klinis 1 dan 2 • mulai terapi ≥ 14 Mulai Terapi ARV Trim I Rejimen
apabila CD4 < 200 minggu kehamilan pada sedini mungkin, tanpa Trim II lama
sel/mm3 ibu hamil HIV dengan memandang umur
• Stadium klinis 3 apabila stadium klinis 1 atau kehamilan, stadium Trim III KDT +
CD4 < 350 sel/mm3 CD4 >350sel/mm3 klinis dan jumlah CD4 D2T
• Stadium klinis 4 • pada ibu hamil ≤ 14
berapapun nila CD4 nya minggu kehamilan
dengan stadium klinis
2,3,4 atau CD4 < 350
Prinsip Pengobatan
ART
Pengobatan IO
Pengobatan dasar
- Pasangan
• Pasien CD4 <350 • Peningkatan
ODHA koordinasi
• Pasien masuk
- Ibu hamil
St3-4 • Peran aktif ODHA
- Pasien IMS dan keluarga
• Pasien dengan IO
- Pasien TB
TBC, hepatitis, • Strategi
- Pasien komunikasi
toksoplasmosis,
Hepatitis
dll • Dukungan ODHA
- Populasi kunci
• Ibu hamil (+) HIV • Kartu Pasien
- Pasien di beregistrasi
• Populasi kunci
layanan nasional diisi
• ODHA dengan
kesehatan di lengkap
pasangan
daerah • Ikhtisar
epidemi perawatan diisi
meluas lengkap
Berapa Lama Terapi Dianggap Aman
On the contrary, it is longer than the study in the prenatal
HIV/AIDS center, which needs 13.5 days to achieve
viral load of less than 1000 copies/mL. Response to
antiretroviral therapy in HIV-infected patients attending a
public, urban clinic in Kampala, Uganda.
43
Lesosky M et all, JIAS 2017, 20(s7) e25000
• Setiap wanita harus di tes lab + IMS
• Wanita yang menerima ART & VL < 50 kopi dapat
lahir pervaginam, namun pasien boleh minta SC APS
• Terapi ART kombinasi (terapi zidovudin/nevirapin)
(2003)
45
• Terapi menggunakan dolutegravir pada trimester ke III
mendapatkan efek samping pada kehamilan dibanding
dengan pemakaian efavirenz.
• 3 bayi ditemukan (+) pada DTG grup dan diyakinkan
disebabkan karena transmisi in utero.
• 3 dari 125 bayi dengan DTG lahir mati sementara hanya 1
dari 125 bayi menggunakan efavirenz.
(2020)
46
1. Cakupan Tes HIV Bumil
2. Terapi ARV bagi bumil ODHA
3. Persalinan Aman bagi ODHA
4. Tatalaksana KB bagi ODHA
Paradigma Lama
SC elektif secara signifikan menurunkan transmisi HIV dari ibu ke bayi tanpa
meningkatkan risiko komplikasi pada ibu.
(pasien menggunakan zidovudin)
(1999)
48
Ibu hamil dengan HIV tidak
harus melahirkan secara sesar.
(2010)
51
Huang, K. Y., Li, Y. P., Shih, C. C., Lin, C. H., Kang, J., Lin, M. W., ... & Ho, H. N. (2019). Mother-to-child transmission of HIV: An 11-year experience
in a single center and HIV prevention effectiveness in Taiwan. Journal of the Formosan Medical Association, 118(8), 1211-1217.
52
• Dari 1993 – 2013 mengobservasi 212 wanita dengan 290 persalinan.
• Lebih dari 50% wanita VL kurang dari 50 kopi
• 74,5% lahir pervaginam
• SC, baik elektif maupun cito masing-masing hanya 12,8%
• 63,5% SC berdasarkan indikasi obstetri dan hanya 28,4 % yang menghindari
transmisi HIV, 0,7% APS
• Tidak ada bayi yang tertular
53
(2013)
Aho I, Kaijomaa M, Kivela¨ P, Surcel H-M, Sutinen J, Heikinheimo O, et al. (2018) Most women living with HIV can deliver vaginally— National data from Finland 1993–2013.
PLoS ONE 13(3): e0194370. https://doi.org/10.1371/journal. pone.0194370
54
• Pengamatan 580 perempuan dari Januari 2012 – September 2017 : 24,5% persalinan
pervaginam, 55,7% SC CITO, 19,8 % SC elektif.
• Proporsi persalinan pervaginam naik signifikan dari 18,9% (2012) menjadi 35,3%
(2017)
• Perempuan yang lahir pervaginam lebih muda, primipara, diagnosa HIV selama
kehamilan dan ARV naif. Melahirkan bayi yang BB nya lebih berat
• Tidak ada perbedaan persalinan pervaginam dengan SC.
(2019) 55
Persalinan pada Pasien PPIA
SAMA
(2011)
58
• 73% wanita menggunakan kontrasepsi, 45%
kondom dan 19% MOW
• 40% mempraktekkan dual protection
• Secara katrakterisktik mereka yang positif
terkait dengan usia yang lebih muda, pernah
hamil, hetroseksual, tidak paham pencegahan
HIV dan ketidaktahuan status HIV pasangan.
(2017)
59
Metoda Keluarga Berencana
K L O P
Kriteria Kelayakan Medis
untuk penggunaan Kontrasepsi
KB Post partum
• Pasca plasenta
• Trans sesarea
5. Pemberian makanan BIHA
6. Pemberian terapi profilaksis pada BIHA
7. Imunisasi BIHA
8. Pemeriksaan dini HIV pada BIHA
Rekomendasi Kepmenkes 90/2019
(2019)
66
Ibu HIV boleh menyusui bayi nya :
- Boleh dengan syarat
- PASI bila AFASS
Safe Aman
5. Pemberian makanan BIHA
6. Pemberian terapi profilaksis pada BIHA
7. Imunisasi BIHA
8. Pemeriksaan dini HIV pada BIHA
Rekomendasi Kepmenkes 90/2019
Bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV yang mendapatkan pengganti ASI
(PASI) diberikan profilaksis zidovudine dengan dosis sesuai usia
gestasi selama 6 minggu. (sangat direkomendasikan, kualitas
bukti sedang).
Apabila bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV mendapatkan ASI, maka
profilaksis yang diberikan adalah zidovudin dan nevirapin dengan
dosis sesuai usia gestasi selama 6 minggu dengan syarat ibu harus
dalam terapi ARV kombinasi (rekomendasi sesuai kondisi,
kualitas bukti tinggi).
5. Pemberian makanan BIHA
6. Pemberian terapi profilaksis pada BIHA
7. Imunisasi BIHA
8. Pemeriksaan dini HIV pada BIHA
PEMERIKSAAN
DINI HIV PADA
BIHA
3E – MTCT / PPIA
78
Terimakasih