Anda di halaman 1dari 40

PIPING MATERIAL

BAB 1
PIPING MATERIAL SPECIFICATION

Client Statement
Engineer Expertise Basic Engineering of New Technology
Design Data (By Licensor) Requirement Innovations

Process Flow Diagram (PFD)


Definition of -Type of Material (CS, SS, AS) Lesson Learned
Process Parameters -Operating Condition
By Process Engineering -Design Condition
By Piping Engineering

Grouping Material Based on


Service Fluid Corrosion Rate

Grouping Material Based on


Rating (Press.& Temp.)

Wall Thickness Calculation

Conceptual Design
for Material
Specification

Market Availability
Optimization Economic (Life Cycle Cost)
Analysis
Risk analysis
Consistency Checks :
Review / Audit by Piping Material -Process Data Sheet
Project Eng. Mgr Specification -Mechanical Data Sheet
-Project Specification
-Other Design Document
Client Approved

Piping Material Specification


For Construction
PIPING MATERIAL

BAB 1
DEFINISI-DEFINISI DALAM PERPIPAAN

Alloy Steel : Baja yang memiliki sifat-sifat khusus yang lain dari carbon steel. Baja
dapat dipertimbangkan sebagai alloy steel jika unsur paduan mangan, silicon, dan
tembaga melebihi sbb:

Mangan (Mn) = 1.65 %


Silicon (Si) = 0.60 %
Tembaga (Cu) = 0.60 %

Disamping itu juga ditambahkan unsur paduan lain dalam jumlah tertentu untuk
mendapatkan efek paduannya sesuai dengan batasan alloy steel yang telah diakui.
Unsur paduan antara lain sbb:

Aliminium (Al), Booron (Br), Chromium (Cr) sampai 3.99 %, Cobalt (Co),
Columbium (Cb), Molybdenum (Mo), Nickel (Ni), Titanium (Ti), Tungsten (Ts),
Vanadium (Va), Zirconium (Zr).

Anchor : Jenis pipe support (restraint) yang tidak mengijinkan pipa bergerak baik
translasi (lurus) maupun rotasi (putaran).

Backing Ring : Cincin (ring) yang digunakan dalam pengelasan untuk mencegah
masuknya spatter las ke dalam pipa dan untuk meyakinkan penetrasi pengelasan
secara penuh pada dinding pipa bagian dalam.

Base metal : Logam yang akan dilas, disolder atau dipotong.

Branch Connection : Cabang pipa yang ditambahkan terhadap pipa utama dengan
atau tanpa penggunaan fitting.

Carbon Steel : Baja dengan sifat-sifat khusus berdasarkan kandungan unsur


carbon (C)-nya. Unsur paduan tidak boleh melebihi sbb: mangan (Mn) 1.65 %
max., Silicon (Si) 0.60 % max., Tembaga (Cu) 0.60 % max.

Cold Bending : Proses pembengkokan pipa sampai radius tertentu yang dilakukan
pada temperatur kamar atau dengan pemanasan dibawah temperatur transformasi
atau perubahan fase. Biasanya radius bengkokan adalah 5X diameter pipa.

Companion Flange : Flange yang sesuai untuk disambung dengan flange lain atau
valve dan fitting dengan ujung flange.

Deposited Metal : Logam isian yang telah ditambahkan pada proses pemgelasan.

Header : Pipa atau fitting yang mana beberapa pipa cabang (branch)
disambungkan.

Hot Bending : Proses pembengkokan pipa sampai radius tertentu dengan


pemanasan sampai temperatur tinggi yang sesuai dengan pekerjaan panas.

1 of 39
PIPING MATERIAL

Hot Taps : Pembuatan sambungan pipa cabang (branch) yang dilakukan pada saat
system perpipaan dalam kondisi operasi.

Interpass Temperature : Temperatur minimal atau maksimal yang diperlukan pada


deposited weld metal sebelum dimulai pengelasan ke pass selanjutnya pada
pengelasan multiple-pass.

Piping : Rangkaian dari komponen perpipaan yang digunakan untuk mengalirkan,


mendistribusikan, mencampur, memisahkan, mengeluarkan, mengukur,
mengontrol aliran fluida.

Piping Components : Elemen mekanikal yang sesuai untuk disambung atau


dirangkai sehingga menjadi sistem perpipaan yang kokoh untuk fluida bertekanan.

Piping System : Sistem perpipaan yang disambung dengan setelan atau kondisi
desain yang sama.

Post Weld Heat Treatment (PWHT) : Proses perlakuan panas setelah pengelasan
untuk menghilangkan tegangan sisa yang terjadi selama proses pengelasan.

Preheating : Pemanasan terhadap base metal sampai temperatur tertentu sebelum


pengelasan dimulai.

Seamless Pipe : Pipa yang dibuat tanpa klem pengelasan. Pipa diproduksi malalui
proses pierching billet yang diikuti dengan pengerolan (rolling) dan atau drawing.

Stainless Steel : Baja paduan yang memiliki sifat tahan terhadap korosi yang luar
biasa. Unsur paduan yang utama adalah Nickel (Ni) dan Chromium (Cr).

2 of 39
PIPING MATERIAL

BAB 2
KOMPONEN PERPIPAAN

2.1 Pipe

Pipe (pipa) adalah komponen yang bebentuk silinder berlubang yang digunakan
untuk membawa fluida atau mengalirkan tekanan fluida.

2.1.1 Jenis pipa berdasarkan metode pembuatan

a). Seam pipe (pipa dengan klem/sambungan)

Electric resistance-welded pipe: Pipa memiliki sambungan longitudinal yang mana


perpaduannya dibuat oleh panas yang diperoleh dari tahanan pipa terhadap aliran
arus listrik dalam rangkaian dimana pipa merupakan bagiannya, dan dengan
aplikasi tekanan.

Furnace butt-welded pipe : Pipa ini memiliki sambungan longitudinal yang di las
dengan penekanan secara mekanik dengan cara melintaskan koil yang telah
dibentuk dan dipanaskan melalui perangkat rol-rol pengelasan.

Electric fussion welded pipe : Pipa memiliki sambungan yang mana perpaduannya
dibuat dalam bentuk tube oleh busur listrik pengelasan baik secara manual
maupun otomatis. Pengelasan bisa dengan atau tanpa logam pengisi (filler metal).

Double submerged-arc welded pipe : Pipa memiliki sambungan longitudinal yang


dibuat paling sedikitnya 2 pas dan satu diantaranya dari sisi dalam pipa.
Perpaduan sambungan dibuat oleh pemanasan busur listrik antara base metal
dengan elektrode. Sistem pengelasan yang digunakan adalah submerged arc
welding (SAW).

Spiral welded pipe : Pipa memiliki sambungan berbentuk helical yang


perpaduannya melalui proses pengelasan electric resistance, electric fussion,
maupun double-submerged arc welding.

b). Seamless pipe (pipa tanpa klem / sambungan)

Pipa diproduksi dengan proses piercing dari billet yang diikuti dengan pengerolan
(rolling) atau drawing atau keduanya.

2.1.2 Panjang Pipa

Berdasarkan standard pasar yang umum, panjang pipa dibagi dalam kategori sbb :
1. Single random length : panjang +/- 6 meter (20 feet).
2. Double random length : pajang +/- 12 meter (40 feet).

2.1.3 Tebal Pipa

3 of 39
PIPING MATERIAL

Tebal pipa pada umumnya ditentukan dalam sebutan “Schedule Number”. Namun
demikian dalam hal khusus misalnya untuk servis pada tekanan dan temperatur
tinggi, corrosion allowance yang tinggi, dengan pertimbangan ekonomis dan
ketersediaan di pasaran maka tebal pipa ditentukan sesuai dengan hasil
perhitungan “Calculated thickness”

Contoh :

Nps Schedule Wall Thickness Outside Dia. Inside


Dia.
(Inch) (mm) (mm) (mm)

10” STD, 40, 40S 9.27 273.05 254.51


10” 80 15.09 273.05 242.87
10” 120 21.44 273.05 230.17
10” XXS, 140 25.40 273.05 222.25

2.2 Fitting

Fitting merupakan komponen perpipaan yang berfungsi sebagai penyambung pipa


dengan pipa, merubah arah pipa, membuat cabang pipa, memperkecil ukuran
perpipaan, dll.

2.2.1 Elbow

Elbow adalah jenis fitting yang digunakan untuk merubah arah perpipaan secara
menyudut 45 atau 90 derajat. Ditinjau dari radius bengkokan elbow tersedia
dalam tipe sbb :

1. Long radius :radius = 1.5 x Diameter


2. Short radius : radius = 1 x Diameter

Metode sambungan bisa berupa : buttweld, socket weld, dan threaded

4 of 39
PIPING MATERIAL

2.2.2 Tee

Tee adalah jenis fitting 3 lubang (3-way fitting) yang berbentuk seperti huruf “T”
digunakan untuk membuat cabang tegak lurus terhadap pipa utama. Terdapat 2
tipe yang umum dipakai di perpipaan sbb :

1. Stright Tee : Memiliki 3 bukaan dengan ukuran penampang yang sama.


2. Reducing Tee : Memiliki sebuah cabang dengan ukuran penampang yang
lebih kecil dari pipa utamanya.

Metode sambungan bisa berupa : buttweld, socket weld, dan threaded

5 of 39
PIPING MATERIAL

2.2.3 Reducer

Reducer adalah jenis fitting yang digukanan untuk mereduksi ukuran perpipaan.
Ada 2 tipe reducer sbb:

1. Concentric Reducer : memiliki pusat sumbu (centerline) yang sama antara


penampang yang besar dan yang kecil.
2. Eccentric Reducer : memiliki pusat sumbu yang berbeda (offset) antara
penampang yang besar dan yang kecil.

Concentric reducer adalah paling umum digunakan sedangkan eccentric reducer


sering digunakan pada perpipaan di dadaerah sekitar pompa dan piperack.

2.2.4 Cap

Cap adalah jenis fitting yang digunakan untuk menutup ujung pipa.
Metode sambungan bisa berupa : butt weld, socket weld, treaded.

2.2.5 Weldolet

6 of 39
PIPING MATERIAL

Weldolet adalah jenis fitting yang digunakan untuk membuat cabang dengan
ukuran lebih kecil dari pipa utamanya. Weldolet biasanya dipakai pada perpipaan
dengan tekanan dan temperature tinggi dimana sambungan las dengan tipe
buttweld. Penggunaan reinforcing pad tidak diperlukan pada weldolet.

2.2.6 Miter

Mitre kadang-kadang digunakan untuk menggantikan elbow. Mitre difabrikasi dari


material pipa. Pemakaian miter untuk ukuran pipa besar bisa lebih murah dari
pada elbow. Akan tetapi memiliki kekurangan dimana pressure drop lebih tinggi
dan rentan terhadap overstress. Dengan pertimbangan kekurangan tersebut, miter
biasanya dipakai untuk perpipaan dengan ukuran besar dan tekanan rendah.

7 of 39
PIPING MATERIAL

2.2.7 Coupling

Coupling adalah jenis fitting yang digunakan untuk membuat cabang (half
coupling) pada pipa dengan ukuran 2” ke atas dan untuk menyambung pipa lurus
(full coupling).
Metode sambungan bisa berupa : Socket weld, dan treaded.

2.2.8 Plug

Plug adalah jenis fitting yang digunakan untuk menutup bagian ujung yang
terbuka dari coupling atau ujung valve dari vent atau drain.

2.2.9 Swage

Swage adalah jenis fitting yang memiliki fungsi yang sama dengan reducer. Swage
digunakan jika reduksi ukuran pipa sampai 1-1/2” dan lebih kecil. Swage juga
tersedia dalam dua tipe yaitu concentric dan eccentric. Bentuk ujungnya
tergantung dari metode penyambungan yang diperlukan, antra lain sbb :
1. Plan End (PE)
2. Tread End (TE)
3. Bevel End (BE)

Biasanya ujung swage dalam bentuk kombinasi misalnya; BLE – TSE (Bevel large
end – thread small end)k BLE – PSE (Bevel large end – Plain small end), dll.

8 of 39
PIPING MATERIAL

2.2.9 Union

Union pada dasarnya digunakan untuk keperluan melepas fitting dan dalam
beberapa kasus digunakan untuk menyambung (assembly) perpipaan.

2.2.10 Thredolet & Sockolet

Threadolet dan sockolet adalah fitting yang mempunyai fungsi sama dengan
weldolet yaitu untuk membuat cabang lebih kecil dari pipa utamanya.
Perbedaannya selain desain yaitu bentuk ujungnya yaitu dengan metode
sambungan socketweld dan thread.

2.2.11 Stub-In

Stub-in bukan jenis fitting akan tetapi merupakan cara lain untuk membuat
cabang ke pipa utama. Ukuran cabang bisa sama atau lebih kecil dari pipa
utamanya. Dengan stub-in penggunaan fitting bisa dihindari karena hanya
menggunakan pipa biasa. Penggunaan stub-in sangat dibatasi hanya pada
perpipaan dengan servis tekanan dan temperatur rendah karena konsentrasi
tegangan di sambungannya cukup tinggi. Untuk memperkuat sambungan,
biasanya bisa ditambahkan reinforcing pad.

9 of 39
PIPING MATERIAL

2.3 Flange

Flange merupakan komponen perpipaan yang berfungsi untuk penyambung


antara pipa dengan komponen yang lain seperti valve, strainer, expansion joint,
alat-alat instrumen, dll.serta untuk menutup aliran fluida. Disamping fungsi
tersebut dalam desain khusus flange diinstal untuk keperluan maintenance (break
flange). Dari segi kekuatan terhadap tekanan dan temperatur, flange
diklasifikasikan dalam satuan rating yaitu : 150#, 300#, 400#, 600, 900#, 900#,
1500#, dan 2500#.

2.3.1 Jenis-jenis Flange

Welding Neck Flange : Flange ini dibedakan dari tipe flange yang lain karena
bentuk hub yang panjang dan meruncing (taper) dengan tebal hub yang berangsur
mengecil ke arah ujungnya. Bentuk hub seperti ini memberikan perkuatan yang
baik pada flange dari sudut kekuatan dan ketahatanan terhadap keremukan
(dishing). Disamping itu juga sangat menguntungkan terhadap sevis dimana
terjadi tekukan (bending) yang berulang-ulang akibat pemuaian pipa atau gaya-
gaya variable yang lain. Welding neck flange sangat cocok untuk servis dengan
kondisi berat (severe condition)

10 of 39
PIPING MATERIAL

Slip-on flange : Sangat disukai oleh kontraktor karena harga relatif murah,
pemasangan lebih mudah dibanding dengan welding neck flange. Pengelasan
terhadap pipa dengan 2 fillet weld. Akan tetapi flange slip-on memiliki
keterbatasan terhadap kondisi fatigue kurang lebih sepertiga (1/3) dari kekuatan
welding neck

Lap Joint Flange : Flange merupakan tipe loose flange dimana flange tidak di
sambung langsung ke pipa. Flange jenis ini biasanya dipadu dengan komponen
lain yang disebut stub-end. Stub-end adalah komponen yang langsung di las ke
pipa dan sekaligus berfungsi sebagai permukaan flange (flange facing) yang kontak
dengan permukaan flange yang lainnya. Lap joint flange sangat mudah
pemasangannya dan untuk keperluaan alignment dan sangat ekonomis untuk
servis yang memerlukan stainless steel karena material flange bisa berupa carbon
steel.

11 of 39
PIPING MATERIAL

Socket Flange : Dalam pemasangan socket flange, ujung pipa dimasukan kedalam
ruang socket dan di las pada bagian hub.Flange jenis ini biasanya digunakan
untuk ukuran kecil (small bore).

Threaded Flange : Flange ini diinstal tanpa adanya pengelasan yang mana sangat
tergantung pada thread untuk sealingnya. Flange ini tidak sesuai untuk kondisi
cyclic (sering mati-hidup) dimana kebocoran dari thread bisa terjadi. Seal weld
kadang-kadang digunakan untuk mengatasi kebocoran akan tetapi tidak bisa
dipertimbangkan sebagai solusi yang memuaskan.

Blind Flange : Digunakan untuk menutup ujung perpipaan, valve, dan nozzle
equipment. Dari sudut tekanan internal dan beban baut, blind flange menderita
tegangan yang paling tinggi dibanding dengan jenis flange yang lain, yang mana
tegangan bending terjadi pada bagian pusat blind flange.

12 of 39
PIPING MATERIAL

2.3.2 Permukaan Flange (Flange Facing)

Flat face : Pada flange baja diaplikasikan untuk rating 150# dan 300#. Penggunaan
utamanya untuk menyesuaikan dengan flange besi tuang rating 125# dan 250#.
Sifat brittle dari besi tuang selalu menjadi masalah jika perpipaan dengan material
baja dengan valve, pompa dan equipmen dari besi tuang. Dengan menggunakan
flange baja dengan flat face untuk mendapatkan kontak permukaan yang penuh
sehingga keretakan pada flange besi tuang bisa dihindari.

Raised Face : Adalah bentuk permukaan yang paling umum digunakan pada
flange baja. Tinggi permukaan 1/16” untuk flange rating 150# dan 300# dan ¼”
untuk rating yang lebih tinggi. Permukaan difabrikasi dengan alur berbentuk
spiral kecil dengan tujuan untuk menggigit dan memegang gasket.

Ring Joint : Tipe ini menggunakan cincin baja sebagai seal yang disebut ring joint
gasket. Alur cincin difabrikasi pada permukaan flange dengan spesifikasi yang
telah diatur berdasarkan standard internasional. Tipe permukaan ring joint ini
adalah paling mahal dan sangat sesuai digunakan untuk servis dengan tekanan
tinggi karena tekanan internal akan meningkatkan sealing force dari ring joint.

2.3.3 Referensi Standard

1. ASME B16.5, Pipe Flange and Flanfed Fitting (NPS ½ Through NPS 24)
2. ASME B16.47, Large Diameter Steel Flange (NPS 26 Through NPS 60)

2.4 Valve

Valve digunakan secara luas dalam sistem perpipaan untuk memotong,


mengalihkan, atau mengatur aliran fluida. Pengoperasian valve bisa secara manual
maupun secara otomatis melalui sinyal dari alat kontrol.

Valve dibuat berdasarkan standard rating tekanan dan temperatur sesuai dengan
ANSI / ASME B16.1 untuk material besi tuang, B16.34 untuk material baja,
B16.24 untuk material perunggu.

13 of 39
PIPING MATERIAL

2.4.1 Kategori Valve

Stop (Isolation) Valves : Stop valve digunakan untuk menutup aliran atau
mengisolasi bagian sistem perpipaan. Persyaratan pokok dalam desain dari stop
valve adalah hambatan yang minimal terhadap fluida pada saat valve dalam
kondisi buka penuh (fully open) dan kerapatan yang baik pada saat valve dalam
kondisi tutup penuh (fully close). Jenis valve yang sesuai dengan persyaratan ini
antara lain: Gate, Globe, Ball, Butterfly, Plug, dan Diaphragm Valve.

Regulating Valves : Regulating valve digunakan secara luas dalam sistem


perpipaan untuk mengatur aliran fluida. Pengaturan aliran bisa berupa
pengontrolan aliran, tekanan, atau temperatur dengan cara memperbesar atau
memperkecil aliran melalui valve dalam merespon sinyal dari alat kontrol tekanan,
aliran, atau temperatur. Persyaratan utama dari valve pengontrol aliran adalah
kemampuan untuk mengatur aliran dengan memperhatikan posisi bukaan valve
dan penurunan tekanan (pressure drop) fluida sesuai dengan yang diperlukan
tanpa terjadi kerusakan. Jenis valve yang sesuai dengan persyaratan ini antara
lain : Globe, Needle, Butterfly, Ball, Plug, dan Diaphragm Valve dengan design
khusus.

Back – Flow Prevention : Pada umumnya Check valve digunakan untuk mencegah
terjadinya aliran balik (back flow). Pergerakan disk check valve yaitu dengan
sendirinya (self-actuating) dimana disk akan terbuka jika aliran fluida searah
aliran yang ditentukan dan menutup dengan cepat bilamana terjadi aliran balik.
Dalam pemakaian tertentu, penggerak pneumatik untuk membantu penutupan
disk check valve jika terjadi aliran balik.

Pressure-Relief Devices : Pressure-Relief Devices digunakan untuk melindungi


sistem perpipaan dan peralatan lain jika terjadi kenaikan tekanan melebihi
tekanan desain. Pada umumnya relief valve dilengkapi dengan pegas yang ditekan
yang mendesak disk terhadap dudukan (seat) valve. Jika gaya desak dari fluida
terhadap disk valve melebihi gaya desak pegas, secara otomatis valve akan terbuka
dengan melepas tekanan fluida yang berlebih. Tipe lain dari pressure-relief device
yaitu “rupture disk” bukan jenis valve. Rupture disk didesain untuk membuka
pada tekanan yang ditentukan dan memiliki kemampuan untuk melepas aliran
fluida (flow rate) dalam jumlah besar.

Beberapa parameter yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe valve a.l.:
1. Penurunan tekanan (pressure drop)
2. Tingkat kebocoran dudukan valve (seat leakage)
3. Sifat-sifat fluida (fluid properties)
4. Tingkat kebocoran system (system leakage)
5. Persyaratan aktuasi/pengaturan (actuation requirement)
6. Biaya awal (initial cost)
7. Perawatan (maintenance)

14 of 39
PIPING MATERIAL

2.4.2 Desain Valve

Gate Valve : Gate valve didesain untuk mengisolasi sistem perpipaan. Pada
umumnya valve ini dioperasikan pada posisi disk terbuka penuh atau menutup
penuh. Gate valve dianjurkan untuk tidak digunakan sebagai pengatur atau
mencekek (throttling) aliran fluida karena fungsi kontrolnya tidak akurat.
Disamping itu pada aliran fluida dengan kecepatan tinggi pembukaan sebagian
disk valve akan menimbulkan terjadinya erosi pada permukaan disk dan seat
(dudukan) valve serta vibrasi. Gate valve terdiri dari tiga (3) komponen utama :
Body, bonnet, dan trim. Body valve umumnya disambung pada system perpipaan
dengan sambungan flange, skrew, dan pengelasan. Bonnet disambung pada body
biasanya dengan menggunakan baut untuk memungkinkan dilakukan
pembersihan dan pemeliharaan valve. Trim terdiri dari stem, disk, dan seat.

15 of 39
PIPING MATERIAL

Globe Valve : Globe valve dapat digunakan untuk mengisolasi system perpipaan.
Akan tetapi globe valve memiliki efek penurunan tekanan (pressure drop) sedikit
lebih tinggi daripada valve seperti : gate, plug, ball valve. Globe valve digunakan
secara luas untuk mengontrol aliran fluida karena memiliki kemampuan mencekik
(throttling) aliran yang sangat baik.
Perawatan globe valve relatif mudah sehingga valve ini sangat sesuai untuk servis
yang memerlukan perawatan valve yang cukup tinggi. Pada valve yang
dioperasikan secara manual, pergerakan disk yang lebih pendek memberikan
keuntungan dalam menghemat waktu pengoperasian khususnya jika valve harus
acap kali diatur aliran fluidanya.
Secara prinsip variasi dalam desain globe valve terletak pada tipe disk-nya yaitu
tipe plug dan konvensional. Tipe plug memiliki disk yang panjang dan meruncing
sehingga membuat bidang kontak terhadap seat yang cukup besar. Tipe plug ini
memberikan ketahanan maksimal terhadap efek erosi dari aliran fluida akan tetapi
tidak cocok untuk mengontrol beda tekanan yang tinggi. Tipe konvensional
memiliki bidang kontak antara disk dan seat yang sangat tipis. Hal ini cenderung
dapat memecah endapan di atas seat dan memudahkan penutupan disk terhadap
seat dengan kontak yang baik.

16 of 39
PIPING MATERIAL

Needle Valve : Needle vale pada umumnya dipakai untuk instrumen, alat ukur,
pengambilan sample, dsb. Valve ini sangat akurat dalam mencekik (throttling)
aliran sehingga valve ini banyak digunakan untuk pengontrolan pada servis
dengan tekanan dan temperatur tinggi.

17 of 39
PIPING MATERIAL

Butterfly Valve : Butterfly valve adalah jenis valve tekanan rendah yang digunakan
untuk mengontrol dan mengatur, dan untuk mengisolasi aliran. Butterfly valve
diproduksi dengan system sambungan flange, wafer (jepit), dan pengelasan.
Butterfly valve tersedia dalam jenis metal to metal seat, soft seat, dan fully lined
body and disk.
Material seat butterfly valve antara lain: Buna N, Neoprene, Fluorel, Hypalon, EPD

18 of 39
PIPING MATERIAL

Plug Valve : Plug valve pada umumnya digunakan untuk mengisolasi aliran dengan
system buka tutup cepat. Pada umumnya plug valve tidak didesain untuk
mengatur aliran, akan tetapi dalam beberapa pemakaian plug valve dengan desain
khusus dipakai untuk pencekikan aliran fluida gas. Bentuk port plug valve bisa
single (tunggal) maupun multiple (banyak).Untuk tipe multiple port memberikan
keuntungan antara lain simplifikasi dalam instalasi perpipaan dan nyaman dalam
pengoperasiannya. Satu buah three-way atau four-way multiple valve dapat
menggantikan dua, tiga, atau empat straight-way valve. Plug valve umumnya dapat
dengan mudah direparasi atau dibersihkan tanpa harus melepas dari system
perpipaan.

Ball Valve : Ball valve adalah valve dengan seperempat putaran dan sangat cocok
untuk gas, udara bertekanan, cairan, dan servis campuran antara cair dan padat (
slurry). Pemakaian material soft-seat seperti nylon, delrin, karet synthetic, dan
fluorinate polymers memberikan kemampuan sealing yang bagus. Komponen
utama dari ball valve adalah body, spherical plug, dan seat. Ball valve dibuat
dalam tiga pattern yaitu : venturi port, full port, an reduced port. Tipe full port
memiliki diameter dalam sama dengan diameter dalam pipa, sedang tipe venturi
dan reduced port pada umumnya satu tingkat lebih kecil dari inside diameter pipa.

19 of 39
PIPING MATERIAL

Diaphragm Valve : Diaphragm valve memberikan keuntungan dalam aplikasi


tekanan rendah yang tidak mungkin diberikan oleh valve yang lain. Aliran fluida
melintas valve dalam kondisi halus dan lurus sehingga memperkecil pressure drop.
Valve ini sesuai untuk pencekikan dan sangat bagus menahan kebocoran
walaupun untuk servis fluida yang mengandung larutan padat.

Check Valve : Check valve didesain untuk mencegah aliran balik (back flow) dalam
system perpipaan. Secara prinsip check valve dibagi dalam 5 tipe :

Tee-pattern lift check valve


Swing check valve
Tilting disk check valve
Wye-pattern lift check valve
Ball check valve

Gaya gravitasi memegang peranan penting dalam fungsi check valve, maka dari itu
posisi pemasangan check valve harus selalu menjadi pertimbangan. Contoh, Lift
dan ball check valve harus selalu dipasang secara horizontal sehingga arah
gerakan disk selalu vertical ke atas. Swing dan tilting check valve pemasangannya
harus selalu mempertimbangkan disk dapat menutup dengan mudah dan positif
terhadap gaya gravitasi.

20 of 39
PIPING MATERIAL

21 of 39
PIPING MATERIAL

Pressure-Relief Devices : Valve dengan kategori pressure relief divice yaitu Safety
valve dan Pressure-relief valve. Keduanya sama-sama untuk memproteksi sistem
perpipaan jika terjadi tekanan yang melebihi tekanan desain. Perbedaannya
terletak pada servis fluidanya.

Safety valve umumnya digunakan untuk servis fliuda gas atau uap karena
karakteristik bukaan dan menutupnya valve sesuai dengan sifat-sifat fluida
termampatkan.

Presure-relief valve umumnya digunakan untuk servis fluida cair. Valve akan buka
secara proporsional terhadap tekana fluida dan kembali menutup jika tekan fluida
dibawah tekanan setting (set pressure).

Rupture Disk adalah tipe khusus dari pressure-relief device (bukan jenis valve).
Disk didesain untuk pecah secara otomatis pada tekanan yang telah ditentukan.
Peralatan ini memiliki keunntungan khusus bilamana volume gas atau cairan yang
harus dibebaskan dalam jumlah besar dalam waktu yang sangat cepat.

22 of 39
PIPING MATERIAL

2. 5 Gasket

Gasket merupakan komponen perpipaan yang dipasang di antara dua kontak


permukaan flange yang berfungsi sebagai sealing untuk menghindari terjadinya
kebocoran.

2.5.1 Klasifikasi gasket

Flat Ring Gasket : Digunakan pada flange dengan permukaan raised face. Dia
memiliki diameter luar sama dengan diameter luar raised face. Material yang
dipakai bisa logam atau non logam. Beberapa dari metallic gasket adalah
berombak-ombak (corrugated) atau bersulam timbul (embossed), logam tipis dan
berbentuk spiral (spiral wound). Non metallic gasket bisa berupa cardboards,
asbestos, dan karet.

Full Face Gasket : Gasket full face memiliki diameter luar hampir sama dengan
flange dan dilengkapi lubang baut. Material gasket bisa berupa cardboard,
asbestos, dan karet (rubber). Gasket tipe ini digunakan untuk flange dengan
permukaan flat face.

Metal Ring Gasket : Gasket ini memilki bentuk penampang oval atau octagonal
yang dipasang pada alur permukaan flange yang disebut “ring joint”. Gasket ini
terbuat dari logam pejal. Direkomendasikan pemilihan gasket ring joint dengan
kekerasan lebih rendah dari flange.

2.6 Bolt & Nuts

Bolt & Nut merupakan komponen piping yang digunakan untuk mengencangkan
sambungan flange dengan flange, valve dan equipment. Ada dua tipe baut (bolt)
yaitu machine bolt (dengan kepala baut) dan stud bolt (tanpa kepala baut).
Pemakaian stud bolt lebih umum daripada machine bolt . Material bisa carbon
steel, alloy steel maupun stainless steel.

2.7 Trap

Ada dua (2) jenis trap yaitu : Steam trap dan Air (Drain) Trap

Steam Trap : Steam trap berfungsi untuk mengeluarkan kondensat dari perpipaan
uap atau peralatan dengan system pemanas uap dengan tanpa mengijinkan uap
ikut terlepas. Ada beberapa tipe steam trap antara lain:

Float Steam Trap : Terdiri dari sebuah ruangan yang mengandung pelampung dan
mekanisme lengan (arm) yang mengatur posisi bukaan valve. Jika level kondensat
didalam trap naik, maka valve terbuka dan memancarkan kondensat. Tipe valve
ini cenderung mengeluarkan cairan dengan aliran konstan (steady) selama posisi
valve proporsional terhadap kecepatan kondensat yang masuk. Dikarenakan
discharge valve berada dibawah level cairan, maka diperlukan system vent untuk
mengeluarkan gas yang tidak terkondensasi.

23 of 39
PIPING MATERIAL

Thermostatic Steam Trap : Mengandung sebuah elemen thermostatic yang


membuka dan menutup valve sebagai respon terhadap temperatur fluida.
Kondensat yang terkumpul di upstream valve, mengalami pendinginan dan
mendinginkan thermostat dan thermostat berkontraksi sehingga menyebabkan
valve terbuka dan kondensat keluar. Bilamana kondensat yang lebih dingin
dikeluarkan dan kondensat yang masuk dengan temperatur mendekati temperatur
jenuh, thermostat mengembang dan menutup valve. Berdasarkan prinsip
operasinya, thermostatic steam trap ini mengeluar kondensat secara intermeten
tergantung pada beban kondensat yang terjadi.

24 of 39
PIPING MATERIAL

Inverted Bucket Steam Trap : Terdiri dari ruangan yang mengandung sebuah ember
terbalik (bukaan di bawah) yang mengatur bukaan valve melalui suatu mekanisme
pertalian tertentu. Valve dibuka ketika ember duduk di dasar trap. Ini akan
membiarkan udara keluar selama pemanasan sampai bagian bawah ember di-seal
oleh kondensat yang naik. Valve akan akan tetap terbula selama kondensat
mengalir dan udara yag terjebak keluar dari melalui lubang kecil pada bagian atas
ember. Pada saat uap masuk ke dalam trap, uap mengisi ember menyebabkan
ember mengambang sehingga naik dan menutup valve. Uap perlahan-lahan keluar
dan lubang di atas ember dan terkondensasi kemudian menyebabkan ember
tenggelam dan membuka kembali valve sehingga kondensat mengalir keluar trap.

Termodynamic Steam Trap: Pada tipe ini, semburan dari kondensat panas
cenderung mendesak piston kecil ke dalam bukaan saluran keluar pada saat
temperatur kondensat mendekati 30oF dari temperatur jenuhnya. Segera
kondensat terkumpul di dalam system drain mendingin dengan cukup dibawah
temperatur semburan (flash temperature). Trap membuka dan mengeluarkan air
yang terakumulasi sampai temperatur dari kondensat sekali lagi mendekati
temperatur jenuh dan menyembur, sehingga menutup trap dan terus berulang-
berulang secara siklus.

Air (Drain) Trap : Drain trap digunakan untuk mengeluarkan zat cair yang
terkondensasi di dalam servis gas. Drain trap beroperasi dengan prinsip yang sama
dengan float steam trap kecuali drain trap tidak memiliki elemen thermostatic.

2.8 Strainer

Strainer digunakan dalam system perpipaan untuk melindungi peralatan yang


sensitive terhadap kotoran dan partikel lainnya yang terbawa oleh fluida. Pada saat
system start-up atau flushing, strainer dipasang pada posisi upstream pompa
untuk melindunginya dari kotoran yang tertinggal di dalam pipa selama
konstruksi. Strainer permanen biasanya juga dipasang di upstream control valve,
trap, dan peralatan instrumen untuk proteksi terhadap produk karat yang timbul
dan terbawa dalam sistem perpipaan.

25 of 39
PIPING MATERIAL

Beberapa tipe strainer yang tersedia di pasaran antara lain :

1. Wye (Y)-strainer
2. Tee (T)-strainer
3. Cone strainer
4. Basket strainer

Wye-strainer biasanya digunakan pada perpipaan dengan ukuran diameter kecil


(small bore, 1-1/2” ke bawah) seperti pada trap, control valve dan instrumen.

Basket strainer pada umumnya digunakan bilamana kapasitas aliran yang


diperlukan tinggi.

Tee-strainer biasanya digunakan pada perpipaan dengan ukuran diameter besar


(big bore, 2” ke atas) seperti pada pompa, compressor, dll.

Cone strainer biasanya digunakan untuk keperluan temporer saja seperti pada
aktivitas pembersihan perpipaan (flushing) dan pada saat start-up.

26 of 39
PIPING MATERIAL

2.9 Expansion Joint

Expansion joint digunakan dalam sistem perpipaan untuk menyerap pemuaian


akibat temperatur jika pemakain expansion loop tidak praktis dan tidak
dikehendaki. Expansion joint tersedia dalam tipe slip, ball, metal bellows, rubber
xpansion joint.

Slip expansion joint : Memiliki sleeve (lengan) yang masuk ke dalam body.
Kebocoran dikontrol oleh packing yang terletak antara sleeve dan body. Kebocoran
relatif kecil dan mendekati nol pada beberapa pemakaian. Slip-expansion joint
adalah cocok dipakai pada perpipaan dengan pergerakan aksial yang besar. Slip-
expansion joint tidak bisa menahan pergerakan lateral dan putaran menyudut
karena bisa menyebabkan kebocoran karena packing bisa mengalami distorsi.
Maka pemasangan guide sangat diperlukan pada instalasi slip-expansion joint.

Ball Expansion Joint : Terdiri dari socket dan bola dengan mekanisme sealing yang
diletakkan diantaranya. Seal berasal dari material yang kaku dan dalam beberapa
desain, selant lunak dapat diinjeksikan kedalam rongga antara bola dan socket.
Ball Expansion joint mampu menyerap rotasi menyudut dan aksial, namun
demikian tidak dapat mengakomodir pergerakan sepanjang sumbu longitudinal.
Maka dari itu offset harus dipasang untuk menahan pergerakan aksial.

Bellows Expansion Joint : Bellows joint mampu menyerap ekspansi dan konstraksi
dengan alat yang namaya flexible bellows yang ditekan atau ditarik.

27 of 39
PIPING MATERIAL

BAB 3
CODE & STANDARD

Apa Code dan Standard ?

Code : Dokumen yang mengatur persyaratan-persyaratan minimal dari suatu


desain, material, fabrikasi, instalasi, pengetesan, inspeksi dalam system
perpipaan.

Standard : Dokumen yang mengandung peraturan desain dan konstruksi dan


persyaratan individu dari komponen perpipaan seperti pipa, elbow, fitting, flange,
valve, gasket dll.

3.1 Code dalam system perpipaan

Dalam system perpipaan bertekanan kita kenal code ASME B31. Code ini terdiri
dari beberapa serial antara lain :

ASME B31.1, Power Piping

Code ini menyangkut persyaratan-persyaratan minimal untuk desain, material,


fabrikasi, instalasi, pengetesan dan inspeksi dari system perpipaan pembangkit
tenaga dan perangkat pendukungnya untuk stasiun pembangkit listrik, industri,
plant pemanas, dll.

ASME B31.3, Process Piping

Code ini menyangkut persyaratan-persyaratan minimal untuk desain, material,


fabrikasi, instalasi, pengetesan dan inspeksi dari seluruh system perpipaan dalam
pemrosesan dan handling dari zat kimia petroleum dan sejenisnya. Persyaratan
ASME B31.3 berlaku pada semua fluida termasuk bahan baku, menengah dan
bahan kimia akhir; produk petroleum, gas, uap, udara dan air; refrigran, dll.

ASME B31.4, Liquid Transportation Systems for Hydrocarbons, Liquid


Petroleum Gas, Anhydrous Ammonia, and Alcohols.

Code ini menyangkut persyaratan-persyaratan minimal untuk desain, material,


fabrikasi, instalasi, pengetesan dan inspeksi dari system perpipaan untuk
transportasi fluida cair seperti minyak mentah (crode oil), natural gasoline, natural
gas liquids, liquefied petroleum gas, liquid alcohol, liquid anhydrous ammonia, dll.

ASME B31.5, Refrigeration Piping

Code ini menyangkut persyaratan-persyaratan minimal untuk desain, material,


fabrikasi, instalasi, pengetesan dan inspeksi dari system perpipaan untuk
refrigrant dan pendingin sekunder sampai temperatur –320oF.

28 of 39
PIPING MATERIAL

ASME B31.8, Gas Transmission and Distribution Piping System

Code ini menentukan persyaratan-persyaratan minimal untuk desain, material,


fabrikasi, instalasi, pengetesan dan inspeksi dan efek keselamatan dari
pengeoperasian dan perawatan system perpipaan transmisi dan distribusi gas,
termasuk pipeline gas, stasiun kompresor gas, stasiun pengatur dan pengukur
gas, dll.
ASME B31.9, Building Services Piping

Code ini diaplikasikan pada servis-servis bangunan seperti :


1. Air untuk pemanas dan pendingin
2. Air kondensasi
3. Uap dan kondensat yang lain
4. Vakum
5. Udara bertekanan dan gas yang tidak berbahaya dan tidak mudah terbakar

ASME B31.11, Slurry Trnsportation Piping System

Code ini menspesifikasi persyaratan-persyaratan minimal untuk desain, material,


fabrikasi, instalasi, pengetesan dan inspeksi, pengoperasian dan perawatan dari
perpipaan untuk transportasi fluida berlumpur (slurry) dan merial tidak berbahaya
seperti oli, bijih meneral, konsentrat antara plant atau terminal pemrosesan
sampai dengan plant atau terminal penerima.

3.2 Standard dalam system perpipaan

Di dalam perpipaan terdapat banyak sekali standard sebagai referensi dalam


desain komponen perpipaan antara lain :
1. ANSI (American National Standard Institute)
2. API (American Petroleum Institute)
3. ASTM (American Society for Testing and Material)
4. AWS (American Welding Society)
5. EJMA (Expansion Joint Manufactures Association)
6. MSS (Manufacturers Standardization Society of the Valve and Fitting
Industry)
7. NFPA (National Fire Protection Association)
8. Dll.

Berikut adalah beberapa standard yang sering di dalam perpipaan :

29 of 39
PIPING MATERIAL

LIST OF PIPING COMPONENT STANDARDS

COMPONENT STD. NO. TITLE OF STANDARD


(1) Valves ANSI Face to Face and End to End Dimensions of Ferrous
B16.10 Valves
ANSI Steel Valves, Flanged and Butt welding End
B16.34
API 526 Flanged Safety Relief Valve
API 527 Commercial Seat Tightness of Safety Relief Valve with
Metal to Metal Seats
API 594 Wafer Type Check Valve
API 595 Cast Iron Gate Valves, Flanged Ends
API 598 Valve Inspection and Test
API 599 Steel Plug Valve, Flanged and Butt Welding Ends
API 600 Steel Gate Valve, Flanged and Butt Welding Ends
API 602 Compact Carbon Steel Gate Valves
API 603 Class 150, Corrosion-Resistant Gate Valves
API 607 Fire Test for Soft Seated Quarter-Turn Valves
API 609 Butterfly Valves, Lug-Type and Wafer-Type
API 6D Pipelines Valves, End Closures, Connector and Swivels
MSS SP-67 Butterfly Valves
MSS SP-70 Cast Iron Gate Valves, Flanged and Threaded Ends
MSS SP-71 Cast Iron Swing Check Valves, Flanged and Threaded
Ends
MSS SP-72 Ball Valves with Flanged or Butt Welding Ends for General
Service
MSS SP-88 Diaphragm Valves

(2) Flanges ANSI B16.1 Cast Iron Pipe Flanges and Flanged Fitting, Class 25, 125,
250, and 800
ANSI B16.5 Steel Pipe Flanges and Flanged Fittings
ANSI Large Diameter Steel Flanges, NPS 26 Through NPS 60
B16.47
API 605 Large Diameter Carbon Steel Flanges
MSS SP-44 Steel Pipe Line Flanges

(3) Fittings ANSI B16.9 Factory-Made Wrought Steel Butt Welding Fittings
ANSI Forged Steel Fittings, Socket Welding and Threaded
B16.11
MSS SP-43 Wrought Stainless Steel Butt Welding Fittings
MSS SP-75 High Test Wrought Welding Fittings

(4) Pipes ANSI Welded and Seamless Wrought Steel Pipe


B36.10
ANSI Stainless Pipe
B36.19

(5) Boltings ANSI Square and Hex Bolts and Screw; Including Hex Cap
B18.2.1 Screws and Lag Screws
ANSI Square and Hex Nuts
B18.2.2

(6) Gaskets ANSI Ring-Joint Gaskets and Grooves for Steel Pipe Flanges

30 of 39
PIPING MATERIAL

B16.20
ANSI Non Metallic Flat Gaskets for Pipe Flanges
B16.21

(7) Misc. ANSI B1.1 Unified Inch Screw Thread (UN and UNR Thread Form)
ANSI B2.1 Pipe Thread (Except Dry Seal)
MSS SP-6 Std. Finishes for Contact Face of Pipe Flanges &
Connections End Flanges of Valves & Fittings.
ANSI Butt Welding Ends
B16.25
MSS SP-26 Standard Marking System for Valves, Fittings, Flanges,
and Union
MSS SP-45 Bypass and Drain Connection Standard
EJMA Standard of The Expansion Joint Manufactures
Association, Inc.

BAB 4

31 of 39
PIPING MATERIAL

MATERIAL PERPIPAAN

Secara umum material perpipaan bisa dibagi dalam dua (2) kategori sbb :
1. Metal ; carbon steel, alloy steel, stainless steel, kuningan, dll.
2. Non metal : PVC, FRP, dll.

Beberapa faktor yang perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan


material antara lain sbb :
1. Temperatur dan tekanan
2. Servis fluida
3. Lingkungan operasi
4. Mechanical properties material

32 of 39
PIPING MATERIAL

PIPING MATERIAL COMBINATION


MATERIALS PIPES FITTINGS FORGINGS CASTINGS PLATES TEMP. (oC)
ASTM A 53 GR A ASTM A 234 WPB ASTM A 105 ASTM A 126 GR B ASTM A36 -29 TO 149
API 5L GR A ASTM A 234 WPB ASTM A 105 ASTM A 216 WCA ASTM A285 GR C -29 TO 427
API 5L GR B ASTM A 234 WPB ASTM A 105 ASTM A 216 WCB ASTM A515 GR 60 -29 TO 427
ASTM A 53 GR A ASTM A 234 WPB ASTM A 105 ASTM A 216 WCA ASTM A285 GR C -29 TO 427
CARBON ASTM A 53 GR B ASTM A 234 WPB ASTM A 105 ASTM A 216 WCB ASTM A515 GR 60 -29 TO 427
STEEL ASTM A 106 GR A ASTM A 234 WPB ASTM A 105 ASTM A 216 WCA ASTM A515 GR 55 -29 TO 427
ASTM A 106 GR B ASTM A 234 WPB ASTM A 105 ASTM A 216 WCB ASTM A515 GR 60 -29 TO 427
ASTM A 106 GR C ASTM A 234 WPC ASTM A 105 ASTM A 216 WCC ASTM A515 GR 70 -29 TO 427
ASTM A 333 GR 1 ASTM A 420 WPL6 ASTM A 350 LF2 ASTM A 352 LCB ASTM A515 GR 55 -45 TO 427
ASTM A 333 GR 6 ASTM A 420 WPL6 ASTM A 350 LF2 ASTM A 352 LCB ASTM A515 GR 60 -45 TO 427
(C – ½ Mo) ASTM A 335 P1 ASTM 234 WP1 ASTM A 182 F1 ASTM A 217 WC1 ASTM A204 GR A -29 TO 468
(1 Cr – ½ Mo) ASTM A 335 P12 ASTM A 234 WP12 ASTM A 182 F12 ASTM A 217 WC6 ASTM A387-12 -29 TO 593
CL1
(1-1/4 Cr – ½ ASTM A 335 P11 ASTM A 234 WP11 ASTM A 182 F11 ASTM A 217 WC6 ASTM A387-11 -29 TO 593
Mo) CL1
(2-1/4 Cr – 1 ASTM A 335 P22 ASTM A 234 WP22 ASTM A 182 F22 ASTM A 217 WC9 ASTM A387-22 -29 TO 593
ALLOY
Mo) CL1
STEEL
(5 Cr – ½ Mo) ASTM A 335 P5 ASTM A 234 WP5 ASTM A 182 F5 ASTM A 217 C5 ASTM A387-5 CL1 -29 TO 593
(9 Cr – 1 Mo) ASTM A 335 P9 ASTM A 234 WP9 ASTM A 182 F9 ASTM A 217 C12 ASTM A387-9 CL1 -29 TO 593
(2-1/4 Ni) ASTM A 333 GR 7 ASTM A 420 WPL3 ASTM A 350 LF3 ASTM 352 LC2 ASTM A203 GR B -73 TO 593
(3-1/2 Ni) ASTM A 333 GR 3 ASTM A 420 WPL3 ASTM A 350 LF3 ASTM 352 LC3 ASTM A203 GR E -101 TO 593
(9 Ni) ASTM A 333 GR 8 ASTM A 420 WPL8 ASTM A 522 TYPE - ASTM A353 -195 TO 593
1
(18 Cr – 8 Ni) ASTM A 312 TP304 ASTM A 403 WP304 ASTM A 182 F304 ASTM A 351 CF8 ASTM A240-304 -257 TO 538
(18 Cr – 8 Ni) ASTM A 312 ASTM A 403 WP304L ASTM A 182 F304L ASTM A 351 CF3 ASTM A240-304L -257 TO 538
TP304L
(16Cr-12Ni- ASTM A 312 TP316 ASTM A 403 WP316 ASTM A 182 F316 ASTM A 351 ASTM A240-316 -198 TO 538
STAINLES
2Mo) CF8M
S STEEL
(16Cr-12Ni- ASTM A 312 ASTM A 403 WP316L ASTM A 182 F316L ASTM A 351 ASTM A240-316L -198 TO 538
2Mo) TP316L CF3M
(18Cr-10Ni-Ti) ASTM A 312 TP321 ASTM A 403 WP321 ASTM A 182 F321 ASTM A 351 CF8C ASTM A240-321 -198 TO 538
(18Cr-10Ni-Cb) ASTM A 312 TP347 ASTM A 403 WP347 ASTM A 182 F347 ASTM A 351 CF8C ASTM A240-347 -257 TO 538

33 of 39
PIPING MATERIAL

BOLTING MATERIAL COMBINATION FOR PIPE FLANGES


BOLTS NUTS
SERVICES TEMP. (oC)
MATERIAL STANDARD NO. MATERIAL STANDARD NO.
INTERMEDIATE
CARBON STEEL ASTM A307-B CARBON STEEL ASTM A307-B -29 TO 177
TEMP.
1 Cr – 0.2 Mo ASTM A193-B7 0.4 C ASTM A194-2H -29 TO 427

1 Cr – 0.5 Mo - V ASTM A193-B16 0.45 C – 0.25 Mo ASTM A194-4 428 TO 593


HIGH AISI 316 TYPE ASTM A193-B8M AISI 316 TYPE ASTM A194-8M 538 TO 816
TEMPERATURE AISI 321 TYPE ASTM A193-B8T AISI 321 TYPE ASTM A194-8T 538 TO 816
AISI 347 TYPE ASTM A193-B8C AISI 347 TYPE ASTM A194-8C 538 TO 816

LOW TEMPERATURE 1 Cr – 0.2 Mo ASTM A320-L7 0.45 C – 0.25 Mo ASTM A194-4 -101 TO –30
AISI 304 TYPE ASTM A320-B8 AISI 304 TYPE ASTM A194-8 -254 TO –30

34 of 39
PIPING MATERIAL

Typical Application of Spring Hangers

35 of 39
PIPING MATERIAL
Variable Spring Hanger

Constant Spring

36 of 39
PIPING MATERIAL

Expansion Joint (Bellows)

37 of 39
PIPING MATERIAL

Expansion Joints (Rubber and Ball)

38 of 39
PIPING MATERIAL

Expansion Joints (Sleeve)

39 of 39

Anda mungkin juga menyukai