Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS DR.SOETOMO SURABAYA

2014 – 2015
BAB I

PENDAHULUAN

I. Landasan teori

II. Tanggal pelaksanaan


- Hari : sabtu
- Tanggal : 24 – 10 – 2015
- Jam : 09.00 – selesai
- Tempat : Laboratorium Pertanian Universitas DR.SOETOMO SURABYA
BAB II

PEMBAHASAN

 PERCOBAAN KARBOHIDRAT
1. REAKSI M0LLISCH
 Tujuan
- Untuk mengetahui reaksi yang positif terhadap semua karbohidrat baik yang
terdapat bebas maupun yang terikat pada senyawa senyawa lain.

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Pipet
- Bahan : - H2SO4 Pekat
- Reagent mollisch
- Larutan karbohidrat : - sukrosa
- Glukosa
- Fruktosa
- Laktosa
- Cara kerja :
a) Masukkan 1 ml larutan karbohidrat (sukrosa,glukosa,fruktosa,laktosa)
dalam tabung reaksi,dan tambahkan 2 tetes reagent mollisch
b) Kocoklah hingga homogen
c) Dengan hati-hati alirkan H2SO4 melalui dinding tabung (jangan di kocok )
d) Hasil dari percobaan di atas

 Hasil
a) Reaksi mollisch glukosa
- 1 ml larutan glukosa + 2 tts reagent mollisch→dikocok hingga homogen
- 1 ml larutan glukosa + 2 tts reagent mollisch + H2SO4 →ungu
b) Reaksi mollisch fruktosa
- 1 ml larutan fuktosa + 2 tts reagent mollisch →dikocok hingga homogen
- 1 ml larutan fuktosa + 2 tts reagent mollisch + H2SO4 → coklat
c) Reaksi mollisch sukrosa
- 1 ml larutan sukrosa + 2 tts reagent mollisch →dikocok hingga homogen
- 1 ml larutan sukrosa + 2 tts reagent mollisch + H2SO4 → ↓ ungu
d) Reaksi mollisch laktosa
- 1 ml larutan laktosa + 2 tts reagent mollisch →dikocok hingga homogen
- 1 ml larutan laktosa + 2 tts reagent mollisch + H2SO4 → ↓ ungu

 Pembahasan

Uji Molisch adalah uji umum unuk karbohidrat. Uji ini efektif untuk senyawa –
senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa
furfural yang tersubstitusi, seperti Hidroksimetil furfural.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua karbohidrat menghasilkan berwarna


ungu. Warna yang terjadi disebabkan oleh kondensasi furfural atau derifatnya dengan a-
Naftol menghasilkan senyawa berikut:

Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya


stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat dalam hal ini uji karbohidrat
diatas, monosakarida menghasilkan furfural atau derifatnya. Reaksi pembentukan furfural ini
adalah: reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa.

Berdasarkan hasil uji karbohidrat  pada larutan 20 tetes glukosa, amilum dan
fruktosa dengan penambahan 2 tetes reagen molisch serta 1 tetes H2SO4  diperoleh hasil
bahwa glukosa mengandung sedikit karbohidrat, amilum sedikit lebih banyak daripada
glukosa dan fruktosa mengandung paling banyak karbohidrat dan memiliki rasa paling manis.
Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan warna  pada cairan campuran  glukosa, reagen
molisch dan H2SO4 menjadi ungu muda, cairan amilum, reagen molisch dan H2SO4 yang
menghasilkan gumpalan ungu yang pekat serta cairan fruktosa, reagen molisch dan
H2SO4  yang menghasilkan cincin berwarna ungu.

 Kesimpulan

Dalam uji karbohidrat dengan reagen molisch dapat disimpulkan bahwa larutan
glukosa, amilum, dan fruktosa mengandung karbohidrat. Kadarnya di masing-masing larutan
berbeda. Cincin berwarna ungu terdapat pada bidang batas larutan amilum dan fruktosa.
Sedangkan pada larutan glukosa tidak terdapat cincin berwarna ungu tetapi larutannya
berubah menjadi ungu.

2. REAKSI SELIWANOF
 Tujuan
- Untuk menunjukkan adanya ketosa dalam karbohidrat

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Penangas air
- Kompor
- Bahan : - fruktosa
- Glukosa
- Reagent seliwanof

- Cara kerja :
a. Isi tabug dengan 1 ml reagent seliwanof
b. Tambahkan 2 tetes larutan fruktosa pada tabung reaksi 1
c. Tambahkan 2 tetes larutan glukosa pada tabung reaksi 2
d. Panaskan dalam penangas air,catat perubahanya
e. Bandingkan dengan larutan glukosa

 Hasil
a. Reaksi seliwanof fruktosa
- 1 ml reagent seliwanof + 2 tetes larutan fruktosa→ lart.merah

b. Reaksi seliwanof glukosa


- 1 ml reagent seliwanof + 2 tetes larutan glukosa → lart.kuning

 Pembahasan

Pada uji ini diperoleh data bahwa hanya fruktosa dan sukrosa yang menghasilkan
warna larutan yang spesifik yakni warna merah orange yang mengidentifikasikan adanya
kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam
pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural sehingga
furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang
berwarna merah orange. Hal ini tidak dialami oleh zat uji yang lain di mana sukrosa,
galaktosa, glukosa, dan arabinosa menunjukkan hasil negatif terhadap adanya ketosa. Akan
tetapi sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat menunjukkan hasil yang positif terhadap
pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena adanya pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa
terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan
bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna merah orange.

 Kesimpulan

Dari hasil di atas dapa di simpulkan bahwa dari percobaan di atas positif bahwa
adanya ketosa.

3. REAKSI FERMENTASI
 Tujuan
- Untuk menentukan macam mikroorganisme yang memfermentasikan atau
menunjukkan adanya zat- zat yang tidak dapat di fermentasikan.

 Prosedur kerja
- Alat : - Tabung reaksi
- Tabung fermentor
- Bahan : - suspensi yeest
- Larutan karbohidrat
- Cara kerja :
a. Isi tabung reaksi dengan 1 ml suspensi yeest
b. Tambahkan 1 ml larutan karbohidrat,kocok hingga homogen
c. Pndahkan ke dalam tabung fermentor
d. Tunggu sampai proses fermentasi berlangsung di tandai dengan terbentuknya
gas CO2,di jaga volume gas tidak melebihi 5 ml

 Hasil
- 1 ml suspensi yeest + 1 ml larutan sukrosa → 10 menit
- 1 ml suspensi yeest + 1 ml larutan fruktosa → 11,5 menit
- 1 ml suspensi yeest + 1 ml larutan glukosa → 13 menit
- 1 ml suspensi yeest + 1 ml larutan laktosa → - menit

 Pembahasan
 Kesimpulan
4. REAKSI BENEDICT
 Tujuan
- Untuk menunjukkan adanya zat- zat yang mereduksi.

 Prosedur kerja
- Alat : - Tabung reaksi
- Penangas air
- Bahan : - Reagent Benedict
- Larutan karbohidrat
- Cara kerja :
a. Isi tabung reaksi dengan 1 ml R.benedict dan larutan karbohidrat
b. Kocok hingga homogen lalu panaskan dalam penangas air
c. Amati dan catat hasil yang terjadi
d. Bandingkan dengan larutan karbohidrat ang lain

 Hasil
- 1 ml R.Benedict + 1 ml larutan glukosa → lart coklat

- 1 ml R.Benedict + 1 ml larutan fruktosa → lart merah

- 1 ml R.Benedict + 1 ml larutan laktosa → lart merah bata

- 1 ml R.Benedict + 1 ml larutan sukrosa → lart hijau

 Pembahasan

Berdasarkan atas hasil pengamatan, diketahui hanya pada glukosa dan laktosa
yang setelah di uji benedict melihatkan adanya perubahan warna yaitu merah bata dan coklat
sedangkan pada sukrosa dan larutan pati tidak menunjukan adanya perubahan.
Sehingga dapat diketahui bahwa larutan glukosa dan laktosa merupakan gula
pereduksi. Hal ini di karenakan glukosa mampu mereduksi senyawa pengoksidasi, di mana
ujung pereduksinya adalah ujung yang mengandung aldehida. Sedangkan pada laktasa yang
menghasilkan D-glukosa dan D-galaktosa , dimana laktaso memiliki gugus karbonil yang
berpotensi bebas pada residu gula glukosa, sehingga laktasa adalah disakarida pereduksi.
Pada sukrosa dan larutan pati tidak menunjukan adanya perubahan sehingga kedua
karbohidrat ini tidak merupakan pereduksi. Hal ini dikarenakan sukrosa tidakj mengandung
atam karbon anomer bebas, Karena atom karbon kedua anomernya yaitu yang terdapat pada
glukosa dan fruktosa berikatan satu sama lainnya. Seeding pati tersusun dari D-glukosa yang
banyak.
Benedict Reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula
pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya
Reagen akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga
berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap
warna endapan.
Dalam asam, polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi
sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar untuk membedakan antara
polisakarida, disakarida, dan monosakarida. Monomer gula dalam hal ini bereaksi dengan
fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Dibanding dengan monosakarida,
polisakarida yang terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar monosakarida yang lebih kecil,
sehingga intensitas warna biru yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan larutan
monosakarida.

 Kesimpulan

laktosa merupakan gula pereduksi, hal ini disebabakan adanya gugus karbonil yang
berpotensi bebas pada residu glukosa dimana ujung pereduksinya adalah yang mengandung
aldehida. Sedangkan larutan sukrosa dan pati tidak merupakan senyawa pereduksi karena
sukrosa tidak memilki atom karbon anomer bebas. Adanya gula reduksi pada suatu larutan
ditandai dengan adanya perubahan warna khususnya merah tua pada larutan.
Benedict Reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula
pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya
Reagen akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga
berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap
warna endapan.
5. HIDROLISA AMILUM
 Tujuan
- untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati).

 Prosedur kerja
- Alat : - Tabung reaksi
- Pipet
- Drupple plat
- Bahan : - Larutan amilum
- HCL 2 N
- Larutan yod
- Cara kerja :
a. Isi tabung reaksi dengan 3 ml amilum dan 1 ml HCL 2N
b. Panaskan dalam penangas ang telah mendidih
c. Setiap 3 menit ambil 1 tetes amilum letakkan dalam drupple plat lalu tetesi
dengan larutan yod
d. Catat setiap perubahan warna yang terjadi
e. Pengecekan dengan larutan yod dihentikan bila larutan amillum sudah tidak
berwarna lagi

 Hasil
- 3 ml amilum + 1 ml HCL 2 N → sampai mendidih

- Menit 1 (00.03) + 1 tetes amilum → lart biru pekat
- Menit 2 (00.06) + 1 tetes amilum → lart ungu
- Menit 3 (00.09) + 1 tetes amilum → lart ungu
- Menit 4 (00.12) + 1 tetes amilum → lart ungu
- Menit 5 (00.15) + 1 tetes amilum → lart ungu muda
- Menit 6 (00.18) + 1 tetes amilum → lart ungu muda
- Menit 7 (00.21) + 1 tetes amilum → lart ungu muda
- Menit 8 (00.24) + 1 tetes amilum → lart ungu muda
- Menit 9 (00.27) + 1 tetes amilum → lart ungu muda
- Menit 10 (00.30) + 1 tetes amilum → lart kuning
- Menit 11(00.33) + 1 tetes amilum → lart kuning
- Menit 12 (00.36) + 1 tetes amilum → lart kuning
- Menit 13 (00.39) + 1 tetes amilum → lart kuning
- Menit 14 (00.43) + 1 tetes amilum → lart kuning muda
- Menit 15 (00.46) + 1 tetes amilum → lart kuning muda
- Menit 16 (00.49) + 1 tetes amilum → lart Putih

 Pembahasan
 Kesimpulan
 PERCOBAAN LEMAK
1. Daya Larutan Lemak
 Tujuan
- Mengetahui kelarutan atau daya larut dari minyak maupun lemak

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Bahan : - minyak kelapa
- Cara kerja :
a. Siapkan 8 tabung reaksi ang bersih dan kering
b. Isi masing masing tabung reaksi dengan 2 tts minyak kelapa,lalu isi :
- Tabung 1 : 2 ml air
- Tabung 2 : 2 ml HCL 2 N
- Tabung 3 : 2ml Na2CO3 2%
- Tabung 4 : 2ml alcohol dingin
- Tabung 5 : 2ml alcohol panas
- Tabung 6 : 2ml aseton dingin
- Tabung 7 : 2ml aseton panas
- Tabung 8 : 2ml premium

 Hasil
- Tabung 1 : 2 tts minyak kelapa + 2 ml air → tidak larut
- Tabung 2 : 2 tts minyak kelapa + 2 ml HCL 2 N → tidak larut
- Tabung 3 : 2 tts minyak kelapa + 2 ml Na2CO3 2% → tidak larut
- Tabung 4 : 2 tts minyak kelapa + 2 ml alkohol dingin → tidak larut
- Tabung 5 : 2 tts minyak kelapa + 2 ml alkohol panas → larut
- Tabun 6 : 2 tts minyak kelapa + 2 ml aceton dingin → larut
- Tabung 7 : 2 tts minyak kelapa + 2 ml aceton panas → larut
- Tabung 8 : 2 tts minyak kelapa + 2 ml premium → larut

 Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya larut lemak. Menurut teori, lemak
tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik yang bersifat non polar. Hal ini
dibuktikan pada tabung 1 dan 2 yang berisi pelarut akuades memberikan hasil negatif dalam
melarutkan sampel lemak berupa lemak domba dan asam palmitat (kertas tidak terlihat
transparan) karena akuades  bersifat polar sedangkan lemak domba dan asam palmitat bersifat
non polar. Namun akuades dapat melarutkan gliserol. Gliserol dapat larut dalam air karena
memiliki gugus polar berupa -OH pada salah satu sisinya sehingga dapat berikatan dengan
molekul air.  Gliserol merupakan unsure pembentuk lemak tetapi bukan lemak sehingga
bersifat lebih polar dibandingkan dengan sampel lain yang mengandung asam lemak.
Pelarut organik seperti alkohol,eter,dan kloroform dapat melarutkan hampir semua
sampel yang mengandung lemak. Hal ini terbukti bahwa terdapat bercak lemak pada kertas
yang terlihat transparan ketika diterawang dibawah cahaya. Kertas tersebut dapat terlihat
transparan  karena sebagian atau seluruh lemak yang terdapat pada sampel telah  bercampur
dengan pelarut organik. Pada percobaan ini diketahui bahwa kloroform  memiliki bercak
lemak yang lebih transparan dibandingkan pelarut organic lain. Hal ini berarti kloroform
memiliki kelarutan  tinggi terhadap lemak.semakin kertas terlihat transparan, maka
menunjukkan bahwa pelarut tersebut memiliki daya larut tinggi terhadap lemak

 Kesimpulan

Lemak tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut organic non polar. Kloroform
merupakan pelarut organic yang memiliki daya larut paling tinggi terhadap lemak

2. Emulsi
 Tujuan
- Untuk mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak
 Prosedur kerja
- Alat : tabung reaksi
- Bahan : - minyak kelapa
- Na2CO3 2%
- Sabun bubuk
- Cara kerja :
a. Siapkan 3 tabung reaksi,tiap tabung beri dengan 10 tts minyak kelapa dan 3 ml
aquadest
b. Tabung 1 tambahkan 1 ml Na2CO3
c. Tabung 2 tambahkan sedikit sabun bubuk
d. Tabung 3 tanpa penambahan apapun
e. Ketiga tabung di kocok,lalu di amati dan lihat hasil perubahannya

 Hasil
- Tabung 1 : 10 tts minyak kelapa + 3 ml aquadest + 1 ml Na2CO3→ stabil
- Tabung 2 : 10 tts minyak kelapa + 3 ml aquadest + sedikit sabun bubuk → tidak
stabil
- Tabung 3 : 10 tts minyak kelapa + 3 ml aquadest → tidak stabil

 Pembahasan

Pada uji pembentukan emulsi,kita ingin mengetahui terjadinya pembentukan


emulsi dari minyak. Pada percobaan ini, juga digunakan dua jenis minyak yakni minyak
kelapa murni dan minyak kelapa curah.Akan tetapi,hasil yang diperoleh tidak menunjukkan
adanya perbedaan di antara penggunaan keduanya.Adapun hasil yang diperoleh ialah pada
penambahan minyak, baik minyak kelapa murni maupun minyak kelapa curah pada air dan
larutan soda, terbentuk emulsi tidak stabil.Sedangkan pada penambahan minyak pada pelarut
lainnya menunjukkan hasil bahwa terbentuk emulsi yang stabil.

Adapun yang menyebabkan minyak yang ditambahkan dengan air membentuk


emulsi tidak stabil ialah karena air yang sifatnya polar sangat susah larut dalam minyak yang
sifatnya nonpolar sehingga kedua cairan tersebut akan saling memisah (tidak bisabersatu).Hal
yang menyebabkan terbentuknya emulsi tidak stabil pada penambahan minyak dengan air
dan larutan soda ialah karena adanya air pada campuran tersebut sehingga walaupun
sebenarnya minyak dalam pelarut soda akan membentuk emulsi stabil karena asam lemak
yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun, tetap terbentuk
emulsi yang tidak stabil.Sementara itu, penambahan minyak dengan larutan lainnya yakni
protein, larutan empedu, dan larutan sabun membentuk emulsi yang stabil karena ketiga
larutan tersebut mampu menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan, inilah
yang dinamakan zat pengemulsi (emulsifier atau emulsying agent). Daya kerja emulsifie
terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik pada minyak maupun
pada air.Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya
tegangan permukaan dan diadsorpsi melapisi butir-butir minyak,sehingga mengurangi
kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.

 kesimpulan
3. Greas spot test
 Tujuan
- Untuk mengetahui kandungan lipid dalam minyak kelapa dengan menggunakan
reaksi greas spot test.

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Kertas saring
- Bahan : - minyak kelapa
- Eter atau alcohol
- Cara kerja :
a. Isi tabung reaksi dengan 1 tts minak lalu tambahkan 1 ml alcohol lalu di kocok
( larut )
b. Tuangkan sedikit larutan tersebut ke atas kertas saring,lalu kering anginkan
kertas saringnya
c. Amati dan catat ada / tidaknya noda minyak pada kertas saring

 Hasil
- 1 ml minyak kelapa + 1 ml alcohol → di tuangkan pada kertas saring →ada noda
minyak

 Pembahasan
 kesimpulan
4. Melunturkan warna KMnO4
 Tujuan
- Menunjukkan adanya ikatan rangkap pada senyawa karbon.

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Pipet
- Bahan : - minyak kelapa
- KmnO4
- Cara kerja :
a. Isi tabung reaksi dengan 2 tts larutan KmnO4
b. Tetesi larutan tersebut dengan minyak kelapa sampai warna merah dari KmNO4
hilang
c. Hitunglah beberapa banak minyak yang di butuhkan

 Hasil
- 2 tts KmnO4 +120 tts minyak kelapa → KmnO4 hilang

 Pembahasan
 kesimpulan
5. Penyabunan
 Tujuan
- Mengetahui reaksi penyabunan dari lemak dan minyak

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Bahan : - NaOH 5%,aquadest,minyak kelapa
- Cara kerja :
a. Isi tabung reaksi dengan dengan 5 ml air lalu panaskan
b. Tambahkan 2 ml minak kelapa
c. Teteskan NaOH setetes demi setetes sambil di kocok sampai berbuih

d. Larutan sabun yang terbentuk ini dipergunakan untuk percobaan 6 dan 7

 Hasil
- 5 ml air → + 2 ml minyak kelapa + 15 tts NaOH 5 % → berbuih

 Pembahasan
 kesimpulan
6. Salting out
 Tujuan
- untuk mengetahui suatu senyawa yang mengandung protein yang diketahui dengan
adanya endapan garam amonium sulfat dan untuk mengendapkan protein dengan
garam netral

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Bahan : - garam dapur
- Cara kerja :
a. 5 ml larutan sabun dari percobaan 5 di tambah dengan garam dapur hingga
jenuh
b. Kocok dan diamkan,lalu lihat perubahan yang terjadi

 Hasil
- 5 ml lart sabun dari percobaan 5 + sedikit garam dapur→ tidak pisah

 Pembahasan
 kesimpulan
7. Pembentukan sabun tidak larut
 Tujuan
- Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium
hidroksida (KOH) dan natrium hidroksida (NaOH)
-   Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Bahan : - CaCL2
- Cara kerja :
a. 2 ml dari percobaan 5 di tambah dengan 2 ml larutan CaCL2
b. Kocok dengan kuat dan di diamkan lalu amati

 Hasil
- 2 ml dari percobaan 5 + 5 ml lart CaCL2→ sabun tidak larut

 Pembahasan
 kesimpulan
8. Reaksi salkowski
 Tujuan
- untuk menguji adanya fluouresensi dari reaksi kolesterol.

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Bahan : - lemak (ayam)
- Khloroform
- H2SO4 pekat
- Cara kerja :
a. Ambil sedikit lemak masukkan ke dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 1 ml khloroform dan kocok
c. Aliri dengan H2SO4 pekat melalui dinding tabung secara hati hati
d. Amati dan catat warna yang terbentuk

 Hasil
- 4 tts lemak + 1 ml khloroform→ di kocok + H2SO4→ lart orange

 Pembahasan
 kesimpulan
9. Akrolein test
 Tujuan
- Untuk menunjukkan adanya polisakarida

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Penangas air
- Bahan : - lemak ayam,KHSO4 padat
- Cara kerja :
A. Isi tabung reaksi dengan sedikit ,KHSO4 padat dan lemak lalu panaskan
B. Amati bau ang tercium

 Hasil
- Sedikit KHSO4 + lemak → berbau lemak

 Pembahasan
 kesimpulan
 PERCOBAAN PROTEIN
1. Reaksi biuret
 Tujuan
- Untuk mengetahui pemeriksaan protein berdasarkan reaksi warna

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Bahan : - larutan protein ( air susu skrim )
- Reagent biuret
- Cara kerja :
a. Isi tabung reaksi dengan 1 ml larutan protein
b. Tambahkan dengan reagent biuret
c. Kocoklah hati-hati,amati warna ang terbentuk

 Hasil
- 1 ml lart protein + 1 ml reagent biuret → lart ungu

 Pembahasan
 kesimpulan
2. Reaksi millon
 Tujuan
- Untuk menentukan macam dari asam aminonya

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Penangas air
- Bahan : - larutan protein
- Reagent millon
- NaNO3
- Cara kerja :
a. Isi tabung dengan 1ml larutan protein dan 1 ml larutan reagent millon
b. Panaskan dalam penangas,setelah dingin beri dengan NaNO3
c. Amati dan catat perubahan warna ang terbentuk

 Hasil
- 1 ml lart protein + 1 ml million → lemak memisah

- 1 ml lart protein + 1 ml million + NaNO3→ ↓ lemak warna merah

 Pembahasan
 kesimpulan
3. Reaksi xanthoprotein
 Tujuan
- Untuk identifikasi salah satu asam amino

 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Penangas air
- Bahan : - larutan protein
- Asam nitrat pekat
- Amoniak
- Cara kerja :
a. Isi tabug reaksi dengan 1 ml lart.protein dan 1 ml HNO3 pekat
b. Didihkan dalam penangas,kemudian didinginkan
c. Tambahkan beberapa tetes amoniak,amati perubahan warnanya
 Hasil
- 1 ml lart protein + 1 ml HNO3 pekat → + 1 tts amoniak → lart kuning

 Pembahasan
 kesimpulan
4. Reaksi molisch
 Tujuan
 Prosedur kerja
- Cara kerja : - idem dengan reaksi mollisch pada karbohidrat
- Larutan karbohidrat di ganti dengan larutan protein

 Hasil
- 1 ml H2SO4 + reagent molis →lart hitam

 Pembahasan
 Kesimpulan
 PENGENDAPAN PROTEIN
1. Logam berat
 Tujuan
 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Bahan : - ZnSO4,CuCl,CuSO4 atau yang lain
- Larutan protein
- Cara kerja :
a. Isi tabung reaksi dengan 1 ml larutan protein
b. Tambahkan larutan logam berat tetes demi tetes,sampai terjadi perubahan
amati dan catat endapan yang terbentuk
c. Amati pula apa yang terjadi bila pemberian lart logam berat berlebihan

 Hasil
- Percobaan 1 : 1 ml lart protein + ZnSO4→ ↓ putih
- Percobaan 2 : 1 ml lart protein + ZnSO4 berlebih→ ↓ putih banyak
- Percobaan 1 : 1 ml lart protein + CuCL → ↓ biru
- Percobaan 2 : 1 ml lart protein + CuCL berlebih → ↓ hijau
- Percobaan 1 : 1 ml lart protein + CuSO4→ ↓ putih sangat keruh
- Percobaan 2 : 1 ml lart protein + CuSO4 berlebih → ↓ putih dan lart CuSO4
memisah dengan lart protein

 Pembahasan
 kesimpulan
2. Asam kuat
 Tujuan
 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Bahan : - larutan protein
- HCL,H2SO4
- Cara kerja :
a. Isi tabung reaksi dengan 1 ml larutan protein
b. Tambahkan larutan asam pekat sampai terjadi perubahan,amati perubahannya
( terbentuk endapan )

 Hasil
- 1 ml lart protein + H2SO4 pekat → lart putih ↓ coklat kehitaman
- 1 ml lart protein + HCL → ↓ putih

 Pembahasan
 kesimpulan
3. Alkohol dan garam netral
 Tujuan
 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Bahan : - alkohol dan (NH4)2SO4
- Cara kerja :
a. Isi tabung dengan 1 ml larutan protein lalu beri alkohol amati perubahannya
b. Lakukan juga terhadap tabung ang lain dengan memberi (NH4)2SO4

 Hasil
- 1 ml lart protein + alcohol → tidak ada ↓
- 1 ml lart protein + (NH4)2SO4 → tidak ada ↓

 Pembahasan
 Kesimpulan
 DENATURASI PROTEIN
 Tujuan
 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Penangas air
- Kertas saring
- Bahan : - aquadest
- HCL 0,1 N
- NaOH 0,1 N
- Bufer asetat pH 4,7
- Larutan protein ( air susu )
- Cara kerja :
a. Ambil 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 2 ml air susu
b. Kemudian masing-masing tabung isi dengan :
- Tabung A dengan 0,5 ml aquadest
- Tabung B dengan 0,5 ml HCL
- Tabung C dengan 0,5 ml NaOH
c. Ketiga tabung tersebut letakkan pada penangas ang telah mendidih selama 15
menit
d. Kemudian pada setiap tabung di tambah 6 ml buffer asetat,
e. Saringlah tabung B,cuci endapannya dengan aquadest
f. Buat dari endapan tsb 3 buah suspensi masing-masing dalam 3 ml aquadest
- Susupensi 1 tambahkan 1 HCL tetes demi tetes sambil di kocok
- Suspensi 2 tambahkan NaOH tetes demi tetes sambil di kocok
- Susupensi 3 di panaskan sampai mendidih

Amati dan catat apa ang terjadi pada ketiga suspensi tersebut.

 Hasil
- Tabung A : 2 ml air susu + 0,5 ml aquadest → 15 menit → lart putih susu

- Tabung B : 2 ml air susu + 0,5 ml HCL → 15 menit → susu menggumpal di
↑ permukaan

- Tabung C : 2 ml air susu + 0,5 NaOH → 15 menit → susu terjadi gumpalan halus
↑ dan warna orange pekat
Perubahan setelah di tambah 6 ml buffer asetat :
- Tabung a : tidak ada ↓
- Tabung b : masih ada ↓
- Tabung c : tidak ada ↓
Perubahan ↓ :
- Suspensi 1 : ↓ tidak larut dalam HCL
- Suspensi 2 : ↓ tidak larut dalam NaOH 0,1 N
- Suspensi 3 : ↓ larut dalam air mendidih

 Pembahasan
 Kesimpulan
 PERCOBAAN SIFAT – SIFAT BERBAGAI MACAM
PROTEIN
1. Casein
 Tujuan
 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Bahan : - air susu
- Brom cresol green ( BCG )
- Asam cuka 2 %
- Cara kerja :
a. Isi tabung reaksi dengan 2 ml air susu,tambahkan 1 1tetes BCG
b. Teteskan asam cuka setetes demi setetes sampai larutan berwarna hijau
c. Amati ang terjadi
d. Bandingkan bila penambahan asam cuka berlebihan

 Hasil
- 2 ml air susu + 1 tts BCG + ttsan asam cuka → lart hijau
- 2 ml air susu + 1 tts BCG + ttsan asam cuka berlebih → ↓hijau

 Pembahasan
 kesimpulan
2. Gelatin
 Tujuan
 Prosedur kerja
- Alat : - tabung reaksi
- Bahan : - gelatin padat
- Aquadest
- Amonium sulfat
- Asam cuka
- Alkohol
- Es batu
- K-ferrosianida
- Reagent pada reaksi warna protein
- Cara kerja :
a. Isi tabung reaksi dengan gelatin 1 sdm lalu tambah dengan air,diamkan
b. Kemudian kocok sampai larut ( untuk mempercepat bisa dipanaskan)
c. Amati larutan gelatin bila :
- Di masukkan dalam es batu
- Di tambah ammonium sulfat
- Di tambah K-ferrosianida dan asam cuka
- Di lakukan reaksi warna : biuret,millon dan xantoprotein

 Hasil
- 1 sdm gelatin + air → di kocok dan → sampai larut

- Di masukkan dalam es batu → beku
- Di tambah amonium sulfat → bening
- Di tambah k-ferrosianida dan asam cuka → bening
- Di lakukan reaksi warna : - biuret → lart ungu
- Millon → lart keruh
- Xantoprotein →

 Pembahasan
 Kesimpulan
 PERCOBAAN PENCERNAAN OLEH SALIVA
 Tujuan
- Untuk mempelajari proses hidrolisa oleh enzim

 Prosedur kerja
- Cara memperoleh saliva encer :
1. Kumurlah dengan air bersih lalu di buang
2. Kumur lagi dengan lart NaCL 0,2 % lalu di buang
3. Kumur dengan aquadest selama 1 menit,masukkan dalam tabung
4. Kocok sebentar kemudian saring
- DAYA AMOLITIK SALIVA
- Alat : - tabung reaksi
- Penangas air
- Bahan : - larutan amillum masak
- HCL encer dan larutan yod encer
- Reagent benedict
- Cara kerja :
a. Tabung 1 isi dengan 5 ml saliva encer,panaskan sampai mendidih
b. Tabung 2 isi dengan 5 ml saliva encer,tambahkan dengan 5 tetes HCL
encer,kemudian tambahkan 5 ml amillum masak
c. Tabung 3 isi dengan 5 ml saliva encer,tambahkan dengan 5 ml amilum masak
d. Ketiga tabung tersebut kemudian di letakkan dalam penangas air ang bersuhu
37°C
e. Ujilah tiap menit setetes hidrosilat ( cairan ) tabung 3 dapa drupple platdengan
test yod.lakukan sampai reaksi negatif ( tak berwarna )
f. Lakukan uji benedict terhadap tabung 1,2 dan 3

 Hasil

Pada tabung 3 di beri tetesan yod terjadi perubahan

- Pada menit 03.00 → warna biru tua


- Pada menit 06.00 → warna biru agak pudar
- Pada menit 09.00 → warna biru agak pudar
- Pada menit 12.00 → warna biru agak pudar
- Pada menit 15.00 → warna biru laut
- Pada menit 18.00 → warna biru laut
- Pada menit 21.00 → warna biru laut
- Pada menit 24.00 → warna biru laut
- Pada menit 27.00 → warna biru agak kuning
- Pada menit 30.00 → warna biru agak kuning
- Pada menit 33.00 → warna kuning

Perubahan tabung 1,2,3 1setelah di beri larutan benedict

- Tabung 1 : saliva encer →+ amillum masak → tidak ada perubahan



- Tabung 2 : saliva + HCL + amilum masak → tidak ada perubahan
- Tabung 3 : saliva + amillum masak → tidak ada perubahan

 Pembahasan
Saat sebelum di panaskan,ketiga bahan percobaan dimasukkan ke dalam air
hangat yang temperaturnya sama dengan tubuh kita dan di jaga agar tetap sama.ini
disebabkan untuk menjaga enzim agar tidak rusak,karena apabila air terlalu panas atau terlalu
dingin enzim akan rusak.ketiga tabung tersebut,mengalami perubahan warna.untuk tabung
pertama mengalami perubahan warna yaitu menjadi berwarnabiru tua,maka amillum sedikit
atau bahkan tidak mengandung glukosa.untuk tabung ke dua mengalami perubahan warna
menjadi biru laut.maka saliva tidak mengandung glukosa.sedangkan tabung tiga mengalami
perubahan warna menjadi kuning.maka,apabila saliva dan amilum di campurkan akan
mengandung glukosa yang sangat banyak.di dalam proses pencernaan,apabila amilase
dihidrolisis dengan air hangat menggunakan asam maka akan menghasilkan 2 molekul
glukosa.selain itu,amilum dipecah dengan enzim ptialin akan menghasilkan glukosa.

 Kesimpulan

Di dalam mulut, enzim yang bekerja adalah enzim amilase. Enzim amilase pada keadaan
netral mengubah amilum menjadi glukosa dan maltosa.

Anda mungkin juga menyukai