44 Abdul Jamil
Abdul Jamil
Peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama
Jl. MH Thamrin No 6 Jakarta
Email: ajamilwahab@yahoo.com
Abstract Abstrak
Religious institutions have given much Lembaga keagamaan telah banyak
contribution to the society through fund memberikan kontribusi bagi masyarakat
management and social asset. One of melalui pengelolaan dana dan asset sosial.
the religious institutions is the Church Salah satu lembaga keagamaan tersebut
(PAROKI) cathedral in Jakarta. Through the ialah Gereja (Paroki) Katedra di DKI Jakartal.
research with a qualitative approach, it is Melalui penelitian dengan pendekatan
revealed this institution has implemented a kualitatif diketahui bahwa lembaga ini
system and mechanism for social religious telah menerapkan sistem dan mekanisme
funding management effectively and pengelolaan dana sosial keagamaan
efficiently, with healthy, transparent and secara efektif dan efisien, dengan sistem
accountable management system. The manajemen pengelo¬laan yang sehat,
distribution of collected funds, for the transparan dan accountable. Penyaluran
social activities carried out by the church, dana kolekte untuk kegiatan sosial oleh
was done through the Social Section Gereja dilakukan melalui Seksi Sosial Paroki
of the Paroki (SSP) or Social-Economic (SSP) atau Pengembangan Sosial Ekonomi
Development (PSE) in the form of charitable/ (PSE) dalam bentuk bantuan karikatif/
consumptive aid, and the empowerment of konsumtif. dan pemberdayaan lembaga
education institutions under the Vincent pendidikan di bawah perhimpunan
association. The empowerment through Vincentius. Pemberdayaan melalui program
the educational programs are considered pendidikan ini bisa dikatakan berhasil,
successful, because it accomplishes the karena dapat memenuhi indikator-indikator
indicators of empowerment, while another dalam pemberdayaan, sementara program
program is merely a stimulant because it yang lainnya baru sebatas stimulan karena
was charitable / consumptive. masih bersifat karitatif/konsumtif.
Keywords: Jakarta Cathedral, religious Kata Kunci: Katedral Jakarta, dana sosial
social funds, people empowerment. keagamaan, pemberdayaan umat.
resmi Katedral dan Vincentius, dan surat- 1901. Yang mengagumkan ialah bahwa
surat keputusan Gereja Katedral dan Badan Pengurus Gereja bersama umat
Perhimpunan Vincentius. dengan usahanya sendiri sanggup
mengumpulkan seluruh biaya.
Setelah data terkumpul kemudian
dilakukan analisa data. Data yang telah Pada tahun 1988 pernah dilakukan
diperoleh terlebih dahulu dikelompokkan, pemugaran untuk memperbaiki
dikategorikan, dan dihubungkan antara kerusakan-kerusakan dan membersihkan
satu data dengan lainnya, tujuannya lumut serta pengecatan ulang. Disamping
adalah untuk memperoleh data yang lebih itu juga dibangun gedung Pastoran dan
komprehensif. Selanjutnya dilakukan gedung pertemuan yang baru dibagian
analisis data yaitu mengelompokkan, belakang gereja. Pada 13 Agustus 1988,
membuat suatu urutan, serta menyingkat purnakarya pemugaran Gereja Katedral
data. Tujuan menganalisis data adalah diresmikan oleh Bapak Soepardjo
untuk menyeder hanakan data sehingga Roestam yang pada saat itu beliau
mudah dibaca dan ditafsirkan, dan menjabat sebagai Menteri Koordinator
diambil kesimpulan. Bidang Kesejahteraan Rakyat R.I, hadir
mewakili Presiden Soeharto. Pada malam
natal 24 Desember 2000, Gereja ini
Sekilas tentang Gereja Katedral menjadi salah satu lokasi yang terkena
serangan ledakan bom.
Gereja Katedral adalah salah satu
tempat ibadat umat Katolik. Gereja ini Gereja ini layak disebut Katedral,
terletak di Jalan Katedral, Lapangan karena di dalamnya terdapat katedral,
Banteng, Jakarta Pusat. Sebenarnya, nama yakni Tahta Uskup Gereja Katedral
resmi gereja ini adalah”De Kerk van Onze pernah dikunjungi oleh Paus Paulus VI
Lieve Vrowe ten Hemelopneming - Gereja (1970) dan Paus Johanes Paulus II (1989)
Santa Maria Diangkat Ke Surga”. Secara yang disambut oleh Mgr Leo Soekoto.
gamblang orang banyak yang menyebut Ibadat dirayakan dengan meriah oleh
gereja ini dengan nama Gereja Katedral Paus Paulus VI bersama banyak Uskup di
saja. Gereja ini diresmikan tahun 1901, Katedral.
diresmikan dan diberkati oleh Mgr.
Gereja Katedral sendiri termasuk
Edmundus Sybradus Luypen, SJ, seorang
berada di bawah Keuskupan Agung
Vikaris Apostolik Jakarta pada tanggal
Jakarta (KAJ). Dibawah KAJ kini ada 56
21 April 1901. Dalam upacara peresmian
paroki, 5 rumah retre. Berdasarkan data
tersebut banyak dihadiri para pejabat dan
tahun 2003 dari total penduduk Jakarta
umat.
yaitu 11.279.332 jiwa, jumlah umat
Gereja ini dibangun dengan gaya Katolik adalah 434.762 jiwa (Departemen
arsitektur neo-gotik dari Eropa. Gaya Dokumentasi dan Penerangan KWI,
arsitektur ini memang sangat sering 2005:103-111).
dipakai untuk membangun gedung-
gedung gereja di masa lalu, gedung gereja
yang kita lihat sekarang ini, bukanlah Perspektif Komunitas Katolik terhadap
gedung gereja asli. Gedung Gereja Dana sosial Keagamaan
Katedral yang asli diresmikan pada
Dalam pandangan ajaran agama
Februari 1810. Tapi pada 27 Juli 1836,
Katolik berbagi adalah ungkapan
gedung gereja itu terbakar bersama dengan
cinta kasih, dan perintah utama Tuhan
180 rumah penduduk di sekitarnya. Jadi,
Jesus. Dalam Lukas 10: 27 disebutkan
gedung gereja itu dibangun kembali
“Cintailah sesamamu manusia seperti
dan kemudian diresmikan pada tahun
HARMONI Januari - Maret 2012
Pengelolaan Dana Sosial Keagamaan Gereja (Paroki) Kategral Jakarta dalam Pemberdayaan Umat Katolik 49
dirimu sendiri”. Cinta itu harus lebih atau dana kolekte mingguan kepada
diwujudkan dengan tindakan dari pada gereja, disamping dana sumbangan.
kata-kata, dan letak cinta adalah dalam Besarnya dana kolekte yang dihimpun
tindak saling member dari kedua pihak pada setiap ibadat sekitar Rp 7 juta s.d. Rp
artinya yang mencintai memberi kepada 10 juta, jadi jika rata-rata pengumpulan
yang dicintai seluruh atau sebagian dari dana kolekte per-ibadat adalah Rp. 8.5
milik atau kepunyaannya. juta maka pada setiap minggunya dana
kolekte yang terkumpul adalah sekitar
Dibalik ajakan untuk berbagi Rp 59.5 juta.
terdapat pemahaman bahwa apa yang
dimiliki adalah anugrah Tuhan yang Pemberian dana ke gereja juga
perlu disyukuri, dan digunakan untuk dilakukan pada saat paskah, umat
kesejahteraan diri dan sesama, khususnya Katolik diharuskan berpuasa selama 40
orang miskin yang membutuhkan hari, yakni mengurangi kecenderungan
pertolongan. Hak milik kita itu hak nafsu duniawi. Umat Katolik biasanya
milik Tuhan juga sebenarnya, bukan mengurangi pengeluaran yang bersifat
hak milik mutlak kita, tapi hak milik komsumtif dan menyisihkannya untuk
yang dipercayakan kepada kita untuk kemudian diberikan kepada sesama yang
dipelihara dan dimanfaatkan untuk membutuhkan melalui gereja. Untuk
kesejahteraan kita dan sesama. itu Gereja (Paroki) Katedral banyak
menerima dana selama ibadat Paskah.
Bagi umat Katolik sudah selayaknya Dana tersebut disebut Dana Puasa
berkat dan kasih yang diterima dari Allah Pembangunan, yang relatif lebih besar
itu dibagikan kepada sesama. Memberi dibanding dengan dana yang diperoleh
kepada mereka yang membutuhkan, gereja lewat ibadat mingguan.
sangat penting dilakukan, karena
Allah sudah terlebih dahulu memberi. Secara umum distribusi dana
(Wawancara dengan Yd, 40 tahun) kolekte, dan untuk lebih memahami
sistem pengelolaan keuangan tersebut,
berikut beberapa penjelasan terkait
Pemasukan dan Pengelolaan Keuang- sistem pengelolaan keuangan Gereja
an Gereja (Paroki) Katedral. Dana yang terhimpun
kemudian dicatat dalam pembukuan
Setiap hari Sabtu dan Minggu gereja (Karya) dan Pembukuan Pastoran
Gereja Katedral didatangi jemaat yang (Rumah Tangga). Sumber keuangan
akan melaksanakan ibadat. Ibadat pada diperoleh dari Gereja/Paroki/Karya
setiap hari Sabtu dan Minggu tersebut (Kolekte dan sumbangan) dan pastoran
diikuti oleh 7 angkatan/rombongan Rumah Tangga (Stipendia; Iura Stolae
jemaat. Pada hari Sabtu ada 2 rombongan dan Honoraria Sumbangan).
jemaat, angkatan pertama dimulai sejak
pukul 18.00 WIB. Sedangkan pada hari Proses penghimpunan dana berasal
Minggu pelaksanaan ibadat terdiri dari 5 dari pemasukan dan pengeluaran uang
angkatan/rombongan jemaat yaitu pukul yang dibukukan oleh karyawan bagian
07.30 wib, 09.00 wib, 10.30 wib, dan sore keuangan. Kemudian Bendahara PGDP
hari pukul 17.00 wib dan 19.00 wib. memeriksa dan mengoreksi laporan
Jumlah umat Katolik yang melaksanakan pembukuan. Sementara itu, Pengurus
ibadat di Gereja (Paroki) Katedral setiap PGDP tiap semester (triwulan) dan akhir
minggunya sekitar 800 orang. tahun melaporkan keadaan keuangannya
ke KAJ. Tugas KAJ adalah memeriksa
Pada saat melaksanakan ibadat dan mengoreksi laporan (audit) pada
tersebut umat Katolik memberikan derma waktunya. Gereja sebagai lembaga
Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. XI No. 1
50 Abdul Jamil
memiliki ketentuan dan ketetapan yang Vincentius, disamping itu juga digunakan
diatur oleh keuskupan disebut paroki untuk; beasiswa (pendidikan), kesehatan,
sehingga dan semua tindakannya harus karitatif, perbaikan perumahan, bantuan
dapat dipertanggungjawabkan oleh bencana, modal usaha kecil dan lain
Pengurus Gereja dan Dana Papa (PGDP). sebagainya.
Tahun 1929 tugas para Pastor Jesuit Pondok Si Boncel di Jalan Raden Saleh
dalam hal pendidikan anak-anak putera Raya No.7. Panti ini khusus menampung
dialihkan kepada para Pastor Fransiskan anak-anak balita (bawah lima tahun).
(OFM) hingga sekarang. Bulan Oktober Pengelolaannya dipercayakan kepada
1939, setelah berkarya di Kramat selama para Suster Dominikanes (OP). Dengan
28 tahun, para Suster Ursulin akhirnya semakin bertambahnya jumlah anak asuh
pindah ke Bidaracina. 300 anak puteri dan terbatasnya daya tampung panti,
bersama dengan 12 suster pindah dari maka pada tanggal 1 April 1981 Panti
kompleks Kramat ke rumah baru di Jalan Asuhan Pondok Si Boncel pindah ke
Otto Iskandardinata 76, yang kini dikenal kompleks baru di Srengseng Sawah Pasar
dengan nama Panti Asuhan Vincentius Minggu, yang lebih luas serta memadai.
Puteri. Sedangkan anak putera tetap
menempati kompleks Kramat, kini
disebut Panti Asuhan Vincentius Putera. Visi dan Misi
Tahun 1942-1945 keadaan menjadi Gereja Katedral memiliki visi
kacau karena dalam masa penjajahan “Membentuk manusia Indonesia mandiri,
Jepang, para Pimpinan Panti, baik Pastor, yang beriman, berakhlak tinggi, berbudi
Bruder maupun Suster Belanda masuk pekerti luhur dan berpendidikan, serta
ke kamp-kamp tahanan. Sedangkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
perumahannya digunakan oleh serdadu Indonesia”. Sedangkan misinya yakni:
Jepang sebagai markas. Sementara anak- a) Melaksanakan salah satu karya
anak asuh dititipkan di Biara Ursulin dan sosial Keuskupan Agung Jakarta yaitu
diasuh oleh Suster-Suster Ursulin. mengasuh, mengajar dan mendidik
Atas permintaan Pemerintah anak yatim piatu, yatim, piatu, terlantar
Indonesia, pada tanggal 30 Juni 1947 dan anak lain yang membutuhkannya
Perhimpunan Vincentius Jakarta dengan meneladani kehidupan
mendirikan Panti Asuhan Desa Putera. Kristus dalam terang Iman Katolik; b)
Tujuannya untuk menampung anak-anak Menyelenggarakan kegiatan sosial yang
terlantar dan anak-anak gelandangan sah dan tidak bertentangan dengan azas
korban perang kemerdekaan. Panti ini dan tujuan Perhimpunan serta peraturan
dipercayakan kepada Bruder Budi Mulia perundang-undangan yang berlaku.
(BM) dan menempati rumah di kompleks
Srengseng Sawah, Pasar Minggu.
Struktur Organisasi
Batavia’s Vincentius Vereeniging
secara resmi diubah menjadi Perhimpunan
Vincentius Jakarta pada tanggal 31 Maret
1950. Sejak itu Panti Asuhan Vincentius
memberi prioritas pelayanan kepada
anak-anak yatim piatu dan terlantar,
setelah itu barulah anak-anak yatim atau
piatu maupun anak-anak dari keluarga
broken home serta penyandang masalah
sosial lainnya (anak dari keluarga retak/
miskin/sakit).
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. 2010. Pemberdayaan Lembaga Keagamaan
Dalam Kehidupan Ekonomi dan Sosial.
_______, 2006. Regulasi dan Implementasi Perda Zakat.
Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. 2005. Buku Petunjuk Gereja Katolik
Indonesia 2005.
Dermawan, B. Hardijantan, Sr. Magdalena Rini, et.al. 2010. Mari Berbagi, Perjalanan
Rohani Menanti Kebangkitan. Sekretariat Komisi PSE/APP-KAJ Bekerja Sama
dengan LDD-KAJ dan Komisi PSE-KWI.
Ife, Jim. 1995. Community development: Creating Community Alternatives Vision, Analysis
and Practice. Australia, Longman Pty Ltd.
Khaidarman Syah, Fungsi dan Peranan Widyaiswara Studi Kasus pada Diklat X, 1995,
Jakarta. Tesis Program Pasca Sarjana IKIP Jakarta.
Krech, D, Cruntchfild, RS, and Ballachey, EL, 1962, Indivisdual in Society: a Sextbook of
Sosial Psychology, Calofornia: Mo Grow, Hiel Kagohusha, LTD.
Payne. 1997. Modern Sosial Work Theory.
Pranarka & Moeljarto. 1996. Pemberdayaan, Konsep, dan Implementasi. CSIS.