Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH TEKNIK EFFLEURAGE MASSAGE TERHADAP PERUBAHAN NYERI

PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT SARININGSIH BANDUNG

Tina Shinta Parulian*


Junatri Sitompul**
Anne Nur Oktrifiana***
ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa ibu yang mengalami nyeri di daerah abdomen pada
masa nifas/post partum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik
effleurage massage terhadap perubahan nyeri pada ibu post partum di Rumah Sakit Sariningsih
Bandung. Nyeri kontraksi uterus adalah suatu sensori dan perasaan yang tidak nyaman pada ibu
post partum normal karena terjadinya involusi uterus setelah pengeluaran bayi. Teknik yang
dianjurkan untuk menangani nyeri kontraksi uterus pada masa post partum yaitu dengan
menggunakan teknik effleurage massage yang merupakan terapi non-farmakologis. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif, desain penelitian analitik pra-eksperimental dengan pendekatan
one group pretest-posttest.Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan
jumlah responden sebanyak 20 orang. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi skala
nyeri Numeric Rating Scale (NRS). Hasil uji T-Dependent diperoleh Pvalue = 0.000 yang berarti
bahwa ada pengaruh teknik effleurage massage terhadap perubahan nyeri pada ibu post partum.
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian bagi Ruang Bersalin/VK RS. Sariningsih
Bandung adalah membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) mengenai program
penatalaksanaan nyeri kontraksi uterus pada saat post partum yaitu teknik effleurage massage.

Kata Kunci : Nyeri, Effleurage Massage, Post Partum

PENDAHULUAN partum, sehingga ibu perlu mendapatkan


Masa pemulihan dari sembilan bulan pengertian mengenai nyeri yang dirasakan.
kehamilan dan proses kelahiran disebut Nyeri adalah sensori subjektif dan
dengan masa nifas (post partum). Masa nifas pengalaman emosional yang tidak
berlangsung selama kira-kira 6 minggu menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
dimulai setelah kelahiran plasenta dan jaringan yang aktual, potensial, atau yang
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali dirasakan dalam kejadian-kejadian saat
seperti keadaan sebelum kehamilan terjadi kerusakan (International Association
(Maryunani, 2009 : 1). Perubahan fisiologis for Study of Pain [IASP], 1979).Nyeri yang
maupun psikologis yang dialami oleh ibu diakibatkan oleh kontraksi uterus
post partum, salah satunya adalah kontraksi memerlukan berbagai penanganan untuk
uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat meminimalkan rasa nyeri yang dirasakan
secara bermakna setelah persalinan bayi, oleh ibu sehingga kenyamanan ibu dapat
yang merupakan respon segera untuk kembali.Peran seorang perawat pada kondisi
mengurangi jumlah volume intra uterus atau tersebut adalah membantu meredakan nyeri
biasa disebut dengan involusi uterus. ibu post partum dengan memberikan
Involusi uterus mengakibatkan intervensi dalam meredakan nyeri
terjadinya pengeluaran hormon oksitosin (Andarmoyo, 2013 : 83).
yang dilepas oleh kelenjar hipofisis yang Strategi penatalaksanaan nyeri adalah
dapat memperkuat dan mengatur kontraksi suatu tindakan untuk mengurangi rasa nyeri,
uterus, mengompresi pembuluh darah dan diantaranya dapat dilakukan dengan terapi
membantu proses hemostasis. Kontraksi farmakologis maupun non-farmakologis
uterus dapat diperkuat pada saat proses (Andarmoyo, 2013).Terapi non-
menyusui karena oksitosin dapat dilepaskan farmakologis yang dapat dilakukan antara
ketika bayi mengisap ASI (Maryunani, lain dengan memberikan terapi pemijatan
2009:1). pada ibu yang disebut dengan teknik
Kontraksi uterus ini terjadi secara effleurage massage.
fisiologis dan menyebabkan nyeri yang Effleurage adalah bentuk masase
dapat mengganggu kenyamanan ibu di masa dengan menggunakan telapak tangan yang
setelah melahirkan/post partum (Maryunani, memberi tekanan lembut ke atas permukaan
2009 : 7). Rasa sakit (after pain) seperti tubuh dengan arah sirkular secara berulang
mulas-mulas disebabkan karena kontraksi (Reeder, 2011 : 676). Teknik ini bertujuan
uterus yang berlangsung 2–4 hari post untuk untuk meningkatkan sirkulasi darah,

1
memberi tekanan, dan menghangatkan otot mengajarkan teknik relaksasi. Permasalahan
abdomen serta meningkatkan relaksasi fisik yang telah dipaparkan di atas membuat
dan mental.Effleurage merupakan teknik peneliti tertarik untuk meneliti tentang
masase yang aman, mudah untuk dilakukan, “Pengaruh Teknik Effleurage Massage
tidak memerlukan banyak alat, tidak terhadap Perubahan Nyeri pada Ibu Post
memerlukan biaya, tidak memiliki efek Partum di Rumah Sakit Sariningsih
samping dan dapat dilakukan sendiri atau Bandung”.
dengan bantuan orang lain (Ekowati, dkk.
2011).Tindakan utama effleuragemassage METODE PENELITIAN
merupakan aplikasi dari teori Gate Control Metode penelitian adalah usaha untuk
yang dapat “menutup gerbang” untuk menjawab permasalahan, membuat suatu
menghambat perjalanan rangsang nyeri pada yang masuk akal, memahami peraturan, dan
pusat yang lebih tinggi pada sistem saraf memprediksi keadaan di masa yang akan
pusat. datang (Nursalam, 2003 : 8). Desain
Langkah-langkah melakukan teknik penelitian merupakan wadah untuk
ini adalah kedua telapak tangan melakukan menjawab pertanyaan penelitian atau
usapan ringan, tegas dan konstan dengan menguji kebenaran hipotesis (Setiadi, 2007 :
pola gerakan melingkari abdomen, dimulai 68).Penelitian ini menggunakan metode
dari abdomen bagian bawah di atas kuantitatif dengan desain penelitian analitik
simphisis pubis, arahkan ke samping perut, pra-eksperimental dan pendekatannya adalah
terus ke fundus uteri kemudian turun ke one group pretest-posttest pada 20 ibu post
umbilicus dan kembali ke perut bagian partum normal. Penelitian ini menggunakan
bawah diatas simphisis pubis lembar observasi dengan skala nyeri
(Pilliteri,1993), bentuk pola gerakannya (Numerik Rating Scale/NRS) sebelum dan
seperti “kupu-kupu”. Ulangi gerakan di atas setelah diberikan intervensi. Observasi nyeri
selama 3–5 menit dan berikan lotion atau dilakukan pada saat pasien mengalami nyeri
minyak/baby oil tambahan jika dibutuhkan sebelum dan setelah dilakukan teknik
(Berman, Snyder, Kozier, dan Erb, 2009 : effleurage massage dalam rentang 2 jam
341). setelah partus.Pretest dilakukan pada saat
Hasil studi pendahuluan yang ibu mengalami nyeri, kemudia dilakukan
dilakukan pada bulan Maret 2014 di Rumah teknik effleurage massage selama kontraksi
Sakit Sariningsih Bandung terhadap 7 orang berlangsung, setelah itu dilakukan posttest.
ibu post partum normal diperoleh data Hasil pretest dan posttest dijumlahkan,
bahwa semua ibu mengalami nyeri pada hari sehingga didapatkan rata-rata nilai
ke-1, 2 orang ibu mengalami nyeri pada saat pretestdan posttest.
> 3-4 jam post partum dan 5 orang ibu pada
saat >1-2 jam post partum. Karakteristik HASIL DAN PEMBAHASAN
nyeri yang dirasakan ibu post partum pada A. Karakteristik Responden
hari ke 1 yaitu mulas pada bagian abdomen 1. Usia
bawah dengan skala 4–5 yang berarti nyeri Karakteristik Responden
sedang.Nyeri kontraksi uterus yang berdasarkan Usia Responden
dirasakan timbul pada saat ibu berdiam dan di Ruangan Bersalin
melakukan aktivitas Durasi nyeri yang RS. Sariningsih 2014 (n = 20)
dirasakan ibu berkisar 1-5 Usia Persentase
Frekuensi
menit.Penatalaksanaan nyeri yang dilakukan Responden (%)
oleh ibu adalah melakukan teknik nafas Remaja Akhir
5 25
(17 – 25 tahun)
dalam, distraksi dengan berjalan, aktivitas
Dewasa Awal
secara perlahan, dan berdiam sejenak. 12 60
(26 – 35 tahun)
Hasil wawancara yang dilakukan Dewasa Akhir
3 15
kepada 2 orang perawat/bidan yang berada (36- 45 tahun)
di ruangan Bersalin/VK Rumah Sakit Total 20 100
Sariningsih Bandung mengatakan bahwa Tabel 1.1.di atas menunjukkan
penatalaksanaan nyeri pada ibu post partum data bahwa lebih dari setengahnya (60
adalah dengan dilakukan mobilisasi %) ibu post partum berusia antara 26 –
(pergerakan miring kanan dan kiri) serta

2
35 tahun yang termasuk kepada kategori
dewasa awal.
2. Suku 5. Latihan Senam Hamil
Karakteristik Responden Karakteristik Responden
berdasarkan Suku Responden berdasarkan Pelaksanaan Latihan
di Ruangan Bersalin Senam Hamil di Ruangan Bersalin
RS. Sariningsih 2014 (n = 20) RS. Sariningsih 2014 (n = 20)
Suku Persentase Latihan Senam Persentase
Frekuensi Frekuensi
Responden (%) Hamil (%)
Batak 1 5 Ya 0 0
Jawa 2 10 Tidak 20 100
Lampung 1 5 Total 20 100
Sunda 16 80
Tabel 1.5.di atas menunjukkan
Total 20 100
data bahwa seluruhnya (100 %) ibu post
Tabel 1.2.di atas menunjukkan partum tidak melakukan latihan senam
data bahwa sebagian besar (80 %) hamil.
kebudayaan dari ibu post partum adalah
suku Sunda. B. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariate
3. Klasifikasi Paritas a. Nyeri Kontraksi Uterus
Karakteristik Responden Sebelum Dilakukan Teknik
berdasarkan Klasifikasi Paritas Effleurage Massage
Responden di Ruangan Bersalin Distribusi Frekuensi Berdasarkan
RS. Sariningsih 2014 (n = 20) Rata-Rata Nyeri Kontraksi Uterus
Klasifikasi
Persentase Sebelum dilakukan Teknik
Paritas Frekuensi
(%) Effleurage Massage di Ruang
Responden
Primipara 7 35 Bersalin RS. Sariningsih 2014 (n=20)
Multipara 13 65 Rata-Rata Skala
Persentase
Total 20 100 Nyeri Kontraksi Frekuensi
(%)
Uterus
Tabel 1.3.di atas menunjukkan
3 2 10
data bahwa lebih dari setengahnya (65 4 5 25
%) klasifikasi paritas dari ibu post 5 6 30
partum adalah multipara. 6 5 25
7 2 10
Total 20 100
4. Ante Natal Care (ANC)
Karakteristik Responden Tabel 1.6.di atas menunjukkan
berdasarkan Kepatuhan untuk data bahwa kurang dari setengahnya (30
Melakukan Ante Natal Care (ANC)di %) ibu post partum mengalami rata-rata
Ruangan Bersalin RS. Sariningsih nyeri kontraksi uterus dengan skala
2014 (n = 20) nyeri 5. Rata-rata rentang skala nyeri
Persentase yang dialami ibu post partum sebelum
ANC Frekuensi dilakukan teknik effleurage massage
(%)
Ya 19 95 berada pada skala nyeri antara 3–7.
Tidak 1 5
Total 20 100
Tabel 1.4.di atas menunjukkan
data bahwa hampir seluruhnya (95 %)
ibu post partum melakukan pemeriksaan
kehamilan/Ante Natal Care (ANC).

3
b. Nyeri Kontraksi Uterus 2. Analisa Bivariate
Setelah Dilakukan Teknik Analisa Pengaruh Teknik
Effleurage Massage Effleurage Massage terhadap
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perubahan Nyeri pada Ibu Post
Rata-Rata Nyeri Kontraksi Uterus Partum di Ruang Bersalin RS.
Setelah dilakukan Teknik Effleurage Sariningsih 2014 (n = 20)
Massage di Ruang Bersalin RS. Hasil Paired Different
Sariningsih 2014 (n=20) Uji T- 95 % CI
Test Mean Median T Sig.
Rata-Rata Skala Lower Upper
Persentase
Nyeri Kontraksi Frekuensi Hasil
(%)
Uterus Pretest
1 2 10 – Hasil 1.950 0.826 1.564 2.336 10.563 0.000
2 3 15 Posttes
3 9 45 t
4 4 20 Tabel 1.9.di atas menunjukkan
5 2 10
bahwa hasil uji T-Dependent didapatkan
Total 20 100
Pvalue 0.000 < 0.05 (α) yang berarti
Tabel 1.7.di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh teknik effleurage
data bahwa kurang dari setengahnya (45 massage terhadap perubahan nyeri pada
%) ibu post partum mengalami rata-rata ibu post partum di Rumah Sakit
nyeri kontraksi uterus dengan skala Sariningsih Bandung.
nyeri 3. Rata-rata rentang skala nyeri
yang dialami ibu post partum setelah C. Pembahasan
dilakukan teknik effleurage massage Peneliti akan menjelaskan
berada pada skala nyeri antara 1–5. pembahasan hasil penelitian tentang
pengaruh teknik effleurage massage
c.
Analisis Data Numerik terhadap perubahan nyeri pada ibu post
Berdasarkan Nyeri partum di Rumah Sakit Sariningsih
Kontraksi Uterus Sebelum Bandung.
dan Setelah Dilakukan a. Tingkat Nyeri Ibu Post Partum
Teknik Effleurage Massage yang diakibatkan oleh Kontraksi
Analisis Data Numerik Berdasarkan Uterus Sebelum dilakukan
Nyeri Kontraksi Uterus Sebelum dan Teknik Effleurage Massage
Setelah Dilakukan Teknik Effleurage Penelitian ini bertujuan
Massagedi Ruang Bersalin untuk mengetahui pengaruh teknik
RS. Sariningsih 2014 (n=20) effleurage massage terhadap
Min 95 perubahan nyeri pada ibu post
Variabel Mean Median - % SD
Max CI partum serta mengetahui tingkat
Tingkat nyeri kontraksi uterus sebelum dan
Nyeri setelah dilakukanteknik effleurage
5.00 5.00 3-7 4.45 1.170
Sebelum massage. Penelitian ini dilakukan
Intervensi
kepada 20 ibu post partum hari ke-1
Tingkat
Nyeri pada 0–2 jam setelah partus yang
3.05 3.00 1-5 2.54 1.099
Setelah mengalami nyeri kontraksi uterus.
Intervensi Penelitian ini dilakukan dengan
Tabel 1.8.menunjukkan bahwa tingkat cara mengobservasi nyeri yang
nyeri sebelum intervensi mempunyai rata-rata dirasakan oleh ibu post partum,
5.00, sedangkan setelah dilakukannya menggunakan lembar observasi
intervensi mempunyai rata-rata 3.05. dengan skala nyeri Numeric Rating
Scale (NRS) yang
direkomendasikan oleh Agency for
Health Care Policy and Research
(AHCPR, 1992).
Penelitian ini dipengaruhi
oleh karakteristik responden
berdasarkan usia, suku, klasifikasi

4
paritas, pelaksanaan ante natal care yang cukup penting. Ibu primipara
(ANC), dan latihan senam hamil. mengalami proses involusi uterus
Tabel 1.1.menunjukkan bahwa berlangsung cepat, sedangkan pada
lebih dari setengahnya (60 %) usia ibu multipara mengalami proses
ibu post partum antara 26–35 tahun peregangan otot dan tingkat
yang termasuk kepada kategori elastisitasnya akan berkurang
dewasa awal. Potter dan Perry sehingga kontraksi uterus lebih
(2005) menyatakan bahwa usia terasa nyeri karena uterus bekerja
merupakan faktor yang dapat keras untuk kembali ke bentuk
mempengaruhi nyeri yang semula.
dirasakan seseorang. Orang dewasa Tabel 1.4.menunjukkan
dapat melaporkan nyeri jika sudah bahwa hampir seluruhnya (95 %)
patologis dan mengalami kerusakan ibu post partum melakukan
fungsi (Tamsuri, 2007). Orang pemeriksaan kehamilan/ante natal
dewasa akan mengalami perubahan care (ANC). Ibu yang melakukan
neurofisiologis dan mungkin ANC memiliki skala nyeri
mengalami penurunan persepsi terbanyak yaitu pada rata-rata skala
sensorik stimulus serta peningkatan nyeri 5 (nyeri sedang), sedangkan
ambang nyeri (Dwi, 2013). Hasil ibu yang tidak melakukan ANC
pretest terlihat bahwa nilai skala memiliki skala nyeri 7 (nyeri
nyeri tertinggi pada usia dewasa berat).Tujuan khusus ANC salah
awal yaitu pada rata-rata skala satunya adalah memberikan
nyeri 7, dimana skala ini termasuk pendidikan kesehatan mengenai
kepada skala nyeri berat. masa nifas/post partum.Ibu yang
Faktor lain yang tidak melakukan kunjungan ANC
mempengaruhi nyeri menurut tidak menerima informasi-
Potter dan Perry (2005) adalah informasi mengenai persiapan
suku/kebudayaan. Tabel menghadapi masa nifas, sehingga
1.2.menunjukkan bahwa sebagian persepsi nyeri berada pada nyeri
besar (80 %) kebudayaan dari ibu berat.
post partum berasal dari suku Tabel 1.5.menunjukkan
Sunda. Pasien dengan suku Sunda bahwa seluruhnya (100 %) ibu post
memiliki rata-rata skala nyeri partum tidak melakukan latihan
terbanyak yaitu 5.Observasi yang senam hamil pada saat masa
dilakukan oleh peneliti, bahwa kehamilan. Observasi yang
pasien suku Sunda harus dipantau dilakukan pada saat penelitian
secara terus-menerus. Pasien kepada 20 ibu post partum,
merasakan nyeri tetapi tidak seluruhnya tidak mengetahui
mengutarakan apa yang sedang adanya senam hamil. Novita (2011)
dirasakan. mengatakan bahwa tujuan
Tabel 1.3.menunjukkan data dilakukannya senam hamil yaitu
bahwa lebih dari setengahnya (65 memperoleh relaksasi tubuh yang
%) termasuk kepada kelompok sempurna dengan memberikan
multipara pada klasifikasi paritas. latihan kontraksi dan relaksasi,
Ibu dengan kelompok multipara sehingga dapat membantu ibu
memiliki skala nyeri terbanyak dalam mengatasi nyeri kontraksi
yaitu pada rata-rata skala nyeri 6 uterus pada masa post partum/nifas.
(nyeri sedang tingkat akhir), Analisa univariateakan
sedangkan pada kelompok mendeskripsikan karakteristik nyeri
primipara yaitu pada rata-rata skala kontraksi uterus sebelum diberikan
nyeri 5 (nyeri sedang intervensi dan setelah diberikan
pertengahan).Teori Farer (2001) intervensi. Tabel 1.6.menunjukkan
dalam penelitian yang dilakukan bahwa kurang dari setengahnya (30
oleh Liana mengatakan bahwa %) ibu post partum mengalami
faktor paritas memiliki peranan nyeri kontraksi uterus dengan rata-

5
rata skala nyeri 5. Nyeri yang massage dijelaskan dalam tabel
dialami ibu post partum sebelum 1.7., bahwa kurang dari
dilakukan teknik effleurage setengahnya (45 %) ibu post
massage berada pada rentang antara partum mengalami nyeri kontraksi
skala 3–7. Skala nyeri 7 merupakan uterus dengan rata-rata skala nyeri
skala nyeri tertinggi yang dirasakan 3. Nyeri yang dialami ibu post
ibu post partum. Hasil observasi partum setelah dilakukan teknik
ditemukan bahwa skala nyeri effleurage massage berada pada
tertinggi ini dialami oleh kelompok rentang skala nyeri antara 1–5.
paritas multipara yaitu pada Skala nyeri 5 merupakan
persalinan ke-3 dan 4 serta ibu yang skala nyeri tertinggi yang dirasakan
tidak melakukan kunjungan ANC. ibu post partum pada saat posttest.
Hal ini sesuai dengan karakteristik Hasil observasi ditemukan bahwa
responden yang telah dijelaskan di skala nyeri tertinggi ini dialami
atas bahwa kelompok paritas serta oleh ibu yang mengalami skala
kunjungan ANC mempengaruhi nyeri tertinggi pada saat pretest
nyeri yang dirasakan ibu post sehingga mengalami penurunan
partum. Skala nyeri terendah yang tidak jauh dari hasil pretest.
berada pada skala nyeri 3, karena Responden lain yang mengalami
ibu merupakan suku Sunda dan skala nyeri tertinggi pada saat
Lampung dimana tidak terlalu posttest dialami oleh ibu primipara
menghiraukan nyeri yang sedang yang tidak mengalami penurunan
dirasakan. sama sekali setelah dilakukan
Nyeri kontraksi uterus intervensi. Skala nyeri terendah
meningkat secara bermakna setelah berada pada skala nyeri 1, karena
bayi keluar, diakibatkan oleh ibu mengalami nyeri dengan skala
keluarnya hormon oksitosin yang terendah pada saat pretest sehingga
dilepas oleh kelenjar hipofisis mengalami penurunan dengan skala
sehingga dapat memperkuat dan nyeri yang rendah pula.
mengatur kontraksi uterus.Pretest Penurunan skala nyeri pada
dilakukan sebelum memberikan posttest diakibatkan karena ibu post
intervensi berupa teknik effleurage partum dilakukan intervensi berupa
massage yaitu dengan cara teknik effleurage massage. Reeder
mengobservasi dan menunjukkan (2011) mengemukakan bahwa
skala nyeri Numeric Rating Scale effleurage adalah bentuk masase
(NRS) sehingga diperoleh nilai berupa usapan lembut, panjang, dan
skala nyeri sesuai dengan nyeri tidak terputus-putus sehingga dapat
yang dirasakan oleh ibu post menimbulkan relaksasi. Mekanisme
partum. Peneliti melakukan pretest penghambatan nyeri kontraksi
pada 20 ibu post partum selama 2 uterus dengan teknik effleurage
jam setelah partus maka akan massage berdasarkan konsep Gate
didapatkan beberapa skala nyeri Control Theory yang dikemukakan
yang dijumlahkan sehingga oleh Melzack dan Wall (1965).
didapatkan hasil rata-rata dari skala Posttest dilakukan setelah ibu post
nyeri tersebut. partum diberikan intervensi selama
kontraksi berlangsung. Tujuan
b. Tingkat Nyeri Ibu Post Partum dilakukannya posttest yaitu untuk
yang diakibatkan oleh Kontraksi melihat adanya perubahan nyeri
Uterus Setelah dilakukan Teknik dengan mengobservasi kembali
Effleurage Massage dengan cara menunjukkan skala
Analisa univariate yang nyeri Numeric Rating Scale
mendeskripsikan mengenai (NRRS) supaya diperoleh hasil
distribusi frekuensi berdasarkan skala nyeri. Hasil posttest diperoleh
nyeri kontraksi uterus setelah dari rata-rata nilai posttest, dimana
dilakukan teknik effleurage 20 ibu post partum dilakukan

6
posttest dan hasil skala nyeri stimulasi masase ini sehingga
tersebut dijumlahkan sehingga persepsi nyeri dapat berubah.
diperoleh rata-rata skala nyeri dari Andarmoyo mengatakan
masing-masing responden. Analisa bahwa rangsangan taktil dan
data numerik berdasarkan nyeri perasaan positif berkembang ketika
kontraksi uterus sebelum dan dilakukann bentuk sentuhan yang
setelah dilakukan teknik effleurage penuh perhatian dan empatik, dapat
massage dapat terlihat pada tabel memperkuat efek effleurage
1.8. Tingkat nyeri sebelum massage untuk mengendalikan
intervensi mempunyai nilai mean nyeri. Teknik ini dapat dilakukan
5.00 dengan nilai min-max 3 - 7, tidak hanya untuk nyeri kontraksi
sedangkan setelah dilakukan uterus pada ibu post partum, tetapi
intervensi mempunyai nilai mean dapat dilakukan untuk berbagai
3.05 dengan nilai min-max 1 - 5. nyeri yang ditimbulkan dari
stimulus lain.
c. Pengaruh Teknik Effleurage Hasil penelitian ini
Massage terhadap Perubahan didukung penelitian sebelumnya
Nyeri pada Ibu Post Partum di yang dilakukan oleh Handayani dan
Rumah Sakit Sariningsih Kiswoyo pada ibu bersalin normal
Bandung di BPM wilayah kerja Puskesmas
Analisa bivariate Tegalrejo yang mengalami nyeri
mendeskripsikan mengenai persalinan Kala I Fase Aktif tahun
perbedaan tingkat nyeri kontraksi 2012 menunjukkan bahwa ada
uterus yang dirasakan ibu post pengaruh masase punggung
partum sebelum dan sesudah terhadap pengurangan nyeri kala I
dilakukan teknik effleurage fase aktif. Hasil penelitian lainnya
massage. Uji yang dilakukan dalam yang telah dilakukan oleh
penelitian ini adalah uji T- Fitrianingrum, Indanah, dan
Dependent karena data berdistribusi Suwarto pada Pasien Post
normal dengan uji parametrik.Tabel Appendictomy di Rumah Sakit
4.9.menunjukkan bahwa hasil uji T- Umum Daerah Kabupaten Kudus
Dependent didapatkan Pvalue = tahun 2013 menunjukkan bahwa
0.000 ≤ 0.05 (α). Hasil ini terdapat pengaruh teknik relaksasi
menunjukkan bahwa Ha diterima effleurage terhadap nyeri pada
yang berarti ada pengaruh teknik pasien post appendectomy.Hasil
effleurage massage terhadap penelitian lainnya yaitu telah
perubahan nyeri pada ibu post dilakukan oleh Fauziyah pada Siswi
partum. SMAN 1 Gresik yang mengalami
Teknik effleurage massage disminore tahun 2013 menunjukkan
mempunyai manfaat yaitu bahwa teknik effleurage dapat
memberikan rasa nyaman, menurunkan nyeri disminore.
menimbulkan relaksasi, serta Uraian di atas dan hasil
merangsang produksi hormon penelitian yang telah dilakukan
endorphin yang menghilangkan peneliti maka menunjukkan bahwa
rasa sakit secara ilmiah. Penelitian teknik effleurage massage dapat
ini didukung oleh teori dari digunakan sebagai terapi non-
Melzack dan Wall (1965) tentang farmakologis untuk mengurangi
Gate Control Theory dimana nyeri kontraksi uterus yang
dengan melakukan teknik dirasakan oleh ibu post partum di
effleurage massage dapat Ruang Bersalin/VK Rumah Sakit
menghambat nyeri kontraksi uterus Sariningsih Bandung sehingga
karena serabut A Delta akan nyeri yang dirasakan ibu post
menutup gerbang sehingga Cortex partum dapat berkurang dan ibu
Cerebri tidak menerima pesan nyeri mendapatkan kenyamanan kembali.
yang sudah diblokir oleh Counter

7
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 4. Bagi Ibu Post Partum
1. Hasil penelitian yang diperoleh Peneliti mengharapkan agar para
bahwa sebelum dilakukan teknik ibu post partum melaksanakan
effleurage massage terdapat 20 ibu teknik effleurage massage ini
post partum mengalami rata-rata secara mandiri guna
nyeri kontraksi uterus dengan mempertahankan kenyamanan bagi
rentang nyeri skala 3–7. diri sendiri.
2. Hasil penelitian yang diperoleh
bahwa setelah dilakukan teknik
effleurage massage terdapat 20 ibu 5. Bagi Masyarakat
post partum mengalami rata-rata Peneliti mengharapkan agar
nyeri kontraksi uterus dengan masyarakat dapat melaksanakan
perubahan rentang skala nyeri yaitu teknik ini apabila salah satu dari
pada skala 1–5. keluarga mengalami nyeri
3. Hasil penelitian diperoleh khususnya nyeri kontraksi uterus.
Pvalueadalah 0.000 yang bila
dibandingkan dengan nilai α (0.05) 6. Bagi Penelitian Selanjutnya
maka nila Pvalue < α. Hasil ini Peneliti selanjutnya dapat meneliti
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan mengenai pemberian teknik
Ha diterima. Jadi, ada pengaruh effleureage massage dengan
teknik effleurage massage terhadap menggunakan desain quasi
perubahan nyeri pada ibu post eksperimental supaya terlihat jelas
partum di Rumah Sakit Sariningsih perbedaan antara kelompok
Bandung. intervensi dan kelompok kontrol,
apakah nyeri kontraksi uterus
B. Saran benar-benar murni mengalami
1. Bagi Rumah Sakit Sariningsih penurunan akibat efek teknik
Membuat Standar Operasional effleurage massage atau secara
Prosedur (SOP) mengenai program fisiologis dapat menghilang dengan
penatalaksanaan nyeri kontraksi sendirinya.
uterus berupa teknik effleurage
massage khususnya di Ruang DAFTAR PUSTAKA
Bersalin/VK disaat melakukan American Pain Society(APS). 1996.
observasi pada ibu post partum. Assessment of pain. Section II.
National Pharmaceutical Council.
2. Bagi STIKes Santo Borromeus Retrieved Januari 16, 2014, from
Melakukan pembelajaran lebih http://www.americanpainsociety.org/
mendalam serta simulasi di uploads/pdfs/npc/section_2.pdf
laboratorium mengenai asuhan
keperawatan post partum dan Andarmoyo, S. 2013. Konsep dan proses
penatalaksanaan nyeri khususnya keperawatan nyeri. Jogjakarta : Ar-
non-farmakologis. Ruzz Media.

3. Bagi Mahasiswa- Ardinata, D. 2007. Multidimensional


MahasiswiSTIKes Santo nyeri.Jurnal keperawatan rufaidah
Borromeus Sumatera Utara, Vol. 2.No. 2.
Peneliti menyarankan agar para November, 2007. Retrieved Januari 9,
mahasiswa-mahasiswi mempelajari 2014, from
lebih dalam mengenai http://Multidimensional_Nyeri%2Ffil
penatalaksanaan nyeri non- e%2F3deec51efa078d4645.pdf
farmakologis khususnya pada
keperawatan maternitas. Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., & Erb,
G. 2009. Buku ajar praktik

8
keperawatan klinis.Ed. 5.Jakarta : International Association for The Study of
EGC. Pain (IASP). 1979. Retrieved Januari
13, 2014, from http://www.iasp-
Dwi. 2013. Pengaruh teknik relaksasi pain.org/AM/Template.cfm?Section=
autogenic terhadap skala nyeri pada Pain_Definitions#Pain
ibu post SC di RSUD Banyumas.
Keperawatan Unsoed. Retrieved Juli Liana, D. ________. Faktor-faktor yang
7, 2014, from mempengaruhi penurunan tinggi
http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/ fundus uteri pada post partum di
default/files/dwi_skripsi_p57-p75.pdf Rumah Sakit Umum dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh. Jurnal STIKes
Ekowati R., Wahjuni, E.S., & Alifa, A. U’Budiyah Banda Aceh. Retrieved
2012. Efek teknik masase effleurage Juni 29, 2014, from
pada abdomen terhadap penurunan http://180.241.122.205/docjurnal/DE
intensitas nyeri pada disminore SI_LIANA-jurnal_dsi.pdf
primer mahasiswi PSIK FKUB
Malang.Poltekes Malang. Retrieved Manurung, S. 2011. Buku ajar keperawatan
Januari 17, 2014, from http://Efek- maternitas : Asuhan keperawatan
teknik-masase-EFFLURAGE-pada- intranatal. Jakarta : Trans Info
abdomen-terhadap-penurunan- Media.
intensitas-nyeri-pada-dismenore-
primer-Mahasiswi-PSIK-FKUB- Nursalam, 2003.Konsep dan penerapan
Malang..pdf metodologi penelitian ilmu
keperawatan : Pedoman skripsi, tesis
Fauziyah, I. Z. 2013. Efektivitas teknik dan instrumen penelitian
effleurage dan kompres hangat keperawatan. Jakarta : Salemba
terhadap penurunan tingkat disminore Medika.
pada siswi SMAN 1 Gresik.Jurnal
Skripsi. Retrieved Juli 17, 2013, from Potter dan Perry. 2006. Buku ajar
http://lppmunigresblog.files.wordpres fundamental keperawatan : Konsep,
s.com/2013/06/jurnal-iin.pdf proses, dan praktik. Vol. 2.Ed.
4.Jakarta : EGC.
Fitrianingrum, Indanah & Suwarto. 2013.
Pengaruh teknik relaksasi effleurage
terhadap penurunan nyeri pada pasien Setiadi. 2007. Konsep dan penulisan : Riset
post appendictemy di rumah sakit keperawatan. Yogyakarta : Graha
umum daerah kabupaten kudus. JIKK, Ilmu.
Vol. 4, No. 2, Juli 2013. Retrieved
Juni 17, 2014, from
http://www.google.co.id/journal.stike
smuhkudus.ac.id

Handayani, E. & Kiswoyo, P. G.


2012.Pengaruh masase punggung
terhadap pengurangan nyeri
persalinan kala I fase aktif pada ibu
bersalin normal di BPM Wilayah
Kerja Puskesmas Tegalrejo
Kabupaten Magelang.Jurnal
kebidanan, Vol. IV, No. 02,
Desember 2013. Retrieved Juni 17,
2014, from
http://www.google.co.id/Fjournal.akb
ideub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai