Anda di halaman 1dari 13

Penerapan Terapi Bekam Basah Untuk Ketidakstabilan Kadar Glukosa

Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja


Puskesmas Simpang Periuk Tahun 2021

Zuraidah,S1 , Nadi Aprilyadi2 , Listrianah³, Putri Utami Septi Paruri4

Program Studi D3 keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang


Jl.Lapter Silampari Lubuklinggau
Email : putriutamisepti@student.poltekkespalembang.ac.id
Abstrak
Diabetes Mellitus adalah sebuah penyakit yang berkaitan dengan
metabolisme tubuh yang ditandai dengan hiperglisemia yang di hasilkan oleh
kerusakan pada sistem sekresi pada insulin dan penggunaan insulin atau
keduanya, untuk menurunkan kadar glukosa darah dapat menggunakan terapi
farmakologis atau non farmakologi, non farmakologi yaitu dengan terapi
bekam. Untuk menurunkan kadar glukosa darah pada penderita Diabetes
Mellitus. Deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan mengobservasi
langsung dengan dua subjek terhadap pasien dengan ketidakstabilan kadar
glukosa darah. Penatalaksanaan penerapan terapi bekam basah untuk
ketidakstabilan kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Periuk. Intervensi yang dilakukan adalah
teknik terapi bekam basah .Menunjukan bahwa pemberian terapi bekam basah
dapat menurunkan kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Periuk
Kata Kunci: Bekam, Glukosa Darah, Diabetes Mellitus
Abstract
Diabetes Mellitus is a disease related to the body's metabolism which is
characterized by hyperglycemia resulting from defects in the insulin secretory
system and insulin use or both, to reduce blood glucose levels can use
pharmacological or non-pharmacological therapy, non-pharmacological,
namely cupping therapy. To reduce blood glucose levels in patients with
Diabetes Mellitus. Descriptive with a case study approach that observes directly
with two subjects on patients with Blood Glucose Levels
Instability.Management of the application of wet cupping therapy for unstable
blood glucose levels on patients with Diabetes Mellitus in the Simpang Periuk
Health Center Work Area. The Intervention is wet cupping therapy techniques.
Showed that Wet Cupping Therapy can reduce blood glucose levels in patients
with Diabetes Mellitus at the Simpang Periuk Health Center.
Key word : Cupping, Blood Glucose, Diabetes Mellitus
Pendahuluan

Diabetes Mellitus adalah sebuah penyakit yang berkaitan dengan


metabolisme tubuh yang ditandai dengan hiperglisemia yang di hasilkan oleh
kerusakan pada sistem sekresi pada insulin dan pengunaan insulin atau
keduanya (Sugiyanto, 2020). Diabetes Mellitus merupakan suatu kelainan
metabolisme karbohidrat yang di tandai dengan hiperglikemia atau peningkatan
kadar gula darah (Mufli, 2018).

World Health Organization (WHO) tahun 2018 menjelaskan bahwa


diabetes mellitus lebih banyak terjadi di negara-negara benua Afrika dimana
sekitar 20 juta orang yang menderita Diabetes Mellitus. Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar 2018 prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia berdasarkan
diagnosis dokter dan gejala meningkat sesuai dengan bertambahnya umur yaitu
sekitar 2,0%, tahun sebelumnya Data ini meningkatkan dari tahun 2013 hanya
1,5%. Prevalensi gangguan mental emosional di Indonesia tahun 2018
penderita Diabetes Mellitus berdasarkan Provinsi sebesar 5.220 jiwa, wilayah
dengan penderita terbanyak adalah Kota Lubuklinggau sebanyak 1.176
penderita sedangkan wilayah dengan penderita paling rendah di Kabupaten
Empat Lawang sebanyak 15 penderita, penderita Diabetes Mellitus
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar sebesar 100% (Riskesdas
Provinsi, 2018).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Simpang Periuk Kota


Lubuklinggau yang mengalami Diabetes Mellitus tahun 2018 sebanyak 43
orang, pada tahun 2019 sebanyak 265 orang, pada tahun 2020 sebanyak 154
orang (Rekam Medis Puskesmas Simpang Periuk Kota Lubuklinggau, 2020).

Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah kadar glukosa darah yang


bervariasi dimana kadar glukosa darah naik atau turun dari rentang normal.
Keadaan kadar gula darah diatas nilai normal disebut hiperglikemia, sedangkan
dibawah nilai normal disebut hipoglikemia (SDKI, 2017).
Kadar glukosa darah adalah terminologi yang mengacu kepada tingkat
glukosa di dalam darah, Tingkat kadar glukosa darah umumya bertahan pada
batas-batas sempit sepanjang hari dengan kadar 70-150 mg/dl. Kadar ini
biasanya meningkat (Khairunnisa, 2016). Untuk menurunkan kadar gula darah
pada pasien diabetes mellitus dapat dilakukan dengan terapi bekam . Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penerapan terapi
bekam terhadap kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus.

Metode

Metode pengumpulan data pada penelitian ini yang digunakan adalah dengan
observasi langsung terhadap pasien dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah
pada penderita Diabetes Mellitus, sebelum dan sesudah melakukan Terapi
Bekam. Instrumen studi kasus yang digunakan penulis pada studi kasus ini
adalah berupa format pengkajian, Nilai kadar glukosa darah, dan SOP Terapi
Bekam.

Hasil dan Pembahasan


Peneliti melakukan pengkajian pada keluarga dengan masalah
ketidakstabilan kadar glukosa darah pada hari Senin tanggal 29 Maret 2021.
Pengkajian masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah ini bertujuan untuk
mengetahui normal tidaknya kadar gula darah dan dapat membantu dalam
menentukan implementasi selanjutnya. Pengkajian ini dilakukan hari pertama
kunjungan rumah 29 Maret 2021 dengan wawancara didapatkan data tentang
daftar anggota keluarga, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, struktur dan
fungsi keluarga, stress dan koping keluarga. Sedangkan hasil observasi didapatkan
tentang keadaan rumah dan lingkungan sekitar rumah serta keadaan fisik anggota
keluarga yang didapat dengan cara lain seperti pemeriksaan fisik yang terdiri dari
mengecek kadar glukosa darah pengukuran tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu.
Berdasarkan tabel 1 menjelaskan bahwa subjek I dengan inisial klien Ny.
W , umur 49 tahun, hasil pemeriksaan terhadap subjek I diketahui bahwa subjek
mengeluh pasien mengatakan sering buang air kecil pada malam hari dan sering
lapar, jenis kelamin perempuan. Agama islam, pendidikan SD, subjek mempunyai
dua orang anak.
Subjek II dengan inisial klien Ny. P, umur 50 tahun, hasil pemeriksaan
terhadap subjek II diketahui bahwa subjek mengeluh Pasien mengatakan sering
buang air kecil dan kakinya kesemutan. Agama Islam, pendidikan SD , Jenis
kelamin perempuan. subjek mempunyai satu orang anak.

Tabel 1. Pengkajian

Data Pesien I Pasien II


Inisial Ny. W Ny.P
Umur 49 Tahun 50 Tahun
Agama Islam Islam
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga
Alamat Tanah Periuk Tanah Periuk
Tanggal Pengkajian 30-03-2021 22-04-2021
Diagnosa Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus

Diagnosa keperawatan keluarga yang adalah ketidakstabilan kadar glukosa


didapatkan pada pengkajian keluarga darah. Penulis memprioritaskan
Ny. W dan Ny. P yaitu masalah diagnosa keperawatan berhubungan
keperawatan (Problem/P) yang dengan ketidakmampuan keluarga
berkenaan pada individu dalam memberikan perawatan pada
keluarga yang sakit berhubungan anggota keluarga yang sakit dengan
dengan etiologi (E) yang berasal dari Diabetes Mellitus.
pengkajian fungsi keperawatan
Dalam tahap perencanaan
keluarga serta pengacu pada
perawatan, hal yang penting adalah
anggota keluarga dimana untuk
penentuan prioritas masalah.
problem (P) dapat digunakan dari
Penentuan proritas masalah ini,
tipologi SIKI dan SDKI (2016)
peneliti dengan melakukan skoring
sebagai masalah individu yang sakit.
masalah keperawatan berdasarkan
Diagnosa keperawatan yang muncul
total nilai skor tertinggi intervensi
keperawatan pada masing-masing,
disesuaikan dengan teori.

Tabel 2. Evaluasi penurunan kadar glukosa darah pada subjek I


No Tanggal/ Jam Sebelum bekam Waktu Setelah bekam
1 30 Maret 2021 328 mg/dl 16:20 296 mg/dl
Jam 16.00 WIB
2 31 Maret 2021 11:25 276 mg/dl
Jam 11.25 WIB
3 01 April 2021 14:25 260 mg/dl
Jam 14.25 WIB
Berdasarkan tabel 2 menjelaskan kecil pada malam hari dan sering
bahwa subjek I, klien Ny. W, umur lapar, jenis kelamin perempuan.
49 tahun, hasil pemeriksaan terhadap agama Islam, pendidikan SD. Subjek
subjek I diketahui bahwa subjek mempunyai dua orang anak.
mengeluh Pasien mengatakan sering
buang air

Tabel 3. Evaluasi penurunan kadar glukosa darah pada subjek II

No Tanggal/ Sebelum Waktu Setelah bekam


Jam bekam
1 30 Maret 2021 411 mg/dl 15:25 WIB 388 mg/dl
Jam 12.00 WIB
31 Maret 2021 12:00 WIB 371 mg/dl
12:00 WIB
2 01 April 2021 15:05 WIB 354 mg/dl
15:05 WIB
Berdasarkan tabel 3 menjelaskan bahwa subjek II dengan inisial klien
Ny. P, umur 50 tahun, hasil pemeriksaan terhadap subjek II diketahui
bahwa subjek mengeluh Pasien mengatakan sering buang air kecil dan
kakinya kesemutan. Agama Islam, pendidikan SD , jenis kelamin
perempuan. Subjek mempunyai satu oranganak.

1. Pengkajian

Peneliti melakukan pengkajian pada keluarga dengan masalah


ketidakstabilan kadar glukosa darah pada hari Senin tanggal 29 Maret 2021.
Pengkajian masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah ini bertujuan untuk
mengetahui normal tidaknya kadar gula darah dan dapat membantu dalam
menentukan implementasi selanjutnya. Pengkajian ini dilakukan hari pertama
kunjungan rumah 29 Maret 2021 dengan wawancara didapatkan data tentang
daftar anggota keluarga, riwayat dan tahap perkembangan keluarga,
strukturdan fungsi keluarga, stress dan koping keluarga. Sedangkan hasil
observasi didapatkan tentang keadaan rumah dan lingkungan sekitar rumah
serta keadaan fisik anggota keluarga yang didapat dengan cara lain seperti
pemeriksaan fisik yang terdiri dari mengecek kadar glukosa darah,
pengukuran tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu.

Pada subjek I dengan inisial klien Ny. W , umur 49 tahun, hasil


pemeriksaan terhadap subjek I diketahui bahwa subjek mengeluh Pasien
mengatakan sering buag air kecil pada malam hari dan sering lapar, Jenis
kelamin perempuan. agama islam, pendidikan SD. Subjek mempunyai dua
orang anak.

Pada subjek II dengan inisial klien Ny. P , umur 50 tahun, hasil


pemeriksaan terhadap subjek II diketahui bahwa subjek mengeluh Pasien
mengatakan sering buang air kecil dan kakinya kesemutan. Agama Islam,
pendidikan SD , Jenis kelamin perempuan. Subjek mempunyai satu
oranganak.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga yang didapatkan pada pengkajian
keluarga Ny. W dan Ny. P yaitu masalah keperawatan (Problem/P) yang
berkenaan pada individu dalam keluarga yang sakit berhubungan dengan
etiologi (E) yang berasal dari pengkajian fungsi keperawatan keluarga serta
pengacu pada anggota keluarga dimana untuk problem (P) dapat digunakan
dari tipologi SIKI dan SDKI (2016) sebagai masalah individu yang sakit.
Diagnosa Keperawatan yang muncul pada penelitian penulis adalah
Ketidakstabilan kadar glukosa darah. Penulis mempriotaskan diagnosa
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan
pada anggota keluarga yang sakit dengan Diabetes Mellitus.
3. Intervensi Keperawatan
Dalam tahap perencanaan perawatan, hal yang penting adalah penentuan
prioritas masalah. Penentuan proritas masalah ini, peneliti dengan melakukan
skoring masalah keperawatan berdasarkan total nilai skor tertinggi intervensi
keperawatan pada masing-masing, disesuaikan dengan teori.

Penyusunan perencanaan tindakan keperawatan keluarga Ny.W dan Ny.


P dengan Diabetes Mellitus penulis akan menyesuaikan antara tujuan yang
ingin dicapai dengan kemampuan yang dimiliki oleh keluarga Ny. W dan Ny.
P dan penulis juga berupaya sesuai dengan tujuan yang dicapai agar derajat
kesehatan keluarga Ny.W dan Ny. P mengalami penurunan.
Rencana yang dapat dilakukan penulis untuk Masalah keperawatan pada
kedua keluarga yaitu penerapan terapi bekam untuk ketidakstabilan kadar
glukosa darah pada pasien Diabetes Mellitus dan menjelaskan tentang
penyakit Diabetes Mellitus, baik itu pengertian, gejala, tanda, akibat, dan cara
pencegahan, agar diperoleh manfaat terapeutik sehingga Ny.W dan Ny. P
dapat memahami dengan baik.
Pada saat Intervensi penulis mendapatkan kendala pada waktu karena
saat kunjungan rumah tidak selalu semua anggota keluarga berada dirumah
dikarenakan ada aktivitas , sehingga perencanaan ini tidak bisa dilakukan
secara baik. Namun respon keluarga terhadap penyusunan tindakan
keperawatan ini sangat baik, koperatif dan mau bekerja sama dalam
penyusunan tindakan keperawatan

4. Implementasi Keperawatan

Tindakan yang telah peneliti rencanakan untuk diagnosa tindakan


keperawatan untuk diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah yaitu
dengan menjelaskan apa itu Diabetes Mellitus, mengajarkan teknik
menurunkan kadar glukosa darah dengan menjaga pola makan dengan baik,
mengatasi nyeri dengan non farmakologi serta melakukan terapi bekam.
Implementasi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan rencana yang telah
dibuat, dilakukan selama 3 hari. Implementasi peneliti lakukan dengan
memberikan edukasi pada keluarga tentang apa itu Diabetes Mellitus,
selanjutnya dilanjutkan dengan tiga hari implementasi hari pertama dilakukan
terapi bekam dan hari ke dua dan ke tiga mengedukasi cara menjaga pola
makan dengan baik. Hasil terapi bekam pada pasien didapatkan bahwa kadar
gluosa darah menurun. Hasil penelitian tentang penerapan terapi bekam untuk
ketidakstabilan kadar glukosa darah memang sangat efektif untuk
menurunkan kadar glukosa darah.

Mengkaji tanda-tanda vital (mengecek kadar glukosa darah, tekanan


darah, respirasi, nadi, suhu). Melakukan terapi bekam selama lebih kurang
15 menit . Melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah
melakukan terapi bekam. Terapi bekam yang dilakukan pada pasien diawali
dengan memposisikan pasien duduk/tidur tengkurap, sebelum dilakukan
terapi bekam kadar glukosa darah di ukur terlebih dahulu, pada pasien I
didapatkan hasil kadar glukosa darah 411 mg/dl, selanjutnya lakukan terapi
bekam lebih kurang selama 15-20 menit. Setelah dilakukan terapi
bekam,kemudian dilakukan pengukuran kadar glukosa darah kembali, pada
pasien didapatkan hasil 388 mg/dl setelah tiga hari dilakukan tindakan terapi
bekam. Sedangkan pada pasien II didapatkan hasil kadar glukosa darah 328
mg/dl, selanjutnya lakukan terapi bekam lebih kurang selama 15-20 menit.
Setelah dilakukan terapi bekam,kemudian dilakukan pengukuran kadar
glukosa darah kembali, pada pasien didapatkan hasil 296 mg/dl setelah tiga
hari dilakukan tindakan terapi bekam.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi pada diagnosa kedua subjek mengatakan ketidakstabilan kadar


glukosa darah. Masalah keperawatan dari kedua subjek tersebut adalah
ketidakstabilan kadar glukosa darah sebagian teratasi kemudian intervensi
dilanjutkan pada hari kedua dan ketiga. Hasil pengukuran kadar glukosa darah
subjek I sebelum melakukan terapi bekam adalah 328 mg/dl setelah di lakukan
terapi bekam adanya penurunan yaitu 296 mg/dl. Pada hari ke dua kadar
glukosa darah pasien I 276 mg/dl dan hari ke tiga yaitu 260 mg/dl. Sedangkan
pada subjek ke II didapatkan hasil pengukuran kadar glukosa darah sebelum
dilakukan terapi bekam 411 mg/dl dan setelah dilakukan terapi bekam adanya
penurunan kadar glukosa darah yaitu 388 mg/dl. Pada hari ke dua 371 mg/dl
dan hari ketiga yaitu 354 mg/dl. Perawat juga menjelaskan kepada keluarga
anggota keluarganya yang mengalami Diabetes Mellitus.

Hasil evaluasi yang didapatkan pengetahuan subjek I dan subjek II


bertambah dari hari ke 1 sampai dengan hari ke 3 pengetahuan menjadi lebih
baik. Selain itu subjek I dan subjek II disarankan untuk menjaga pola makan
dengan baik. Hasil evaluasi yang didapatkan, pengetahuan klien bertambah .
Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada subjek I keluarga Ny.


W dan subjek II keluarga Ny.P dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah
pada pasien Diabetes Mellitus peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:

Hasil pengkajian pada keluarga Ny. W didapatkan Ny.W mengalami


Diabetes Melitus dengan hasil pengkajian mengeluh sering buang air kecil
pada malam hari dan sering merasa lapar . kadar glukosa darah pada Ny.W
adalah 260 mg/dl. Sedangkan keluarga Ny. P didapatkan bahwa Ny. P
menderita Diabetes Mellitus dengan keluhan sering buang air kecil dan
kakinya kesemutan kadar gula darah Ny.P adalah 354 mg/dl.

Diagnosa keperawatan prioritas adalah ketidakstabilan kadar glukosa


darah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan Diabetes Mellitus.

Intervensi keperawatan yang direncanakan sesuai dengan masalah yang


ditemukan pada keluarga Ny. W dan Ny.P yaitu perawatan keluarga dengan
pendekatan lima tugas fungsi perawatan keluarga. Serta manajemen Pola
makan dengan baik non farmakologi dengan terapi bekam untuk
menurunkan kadar glukosa darah kedua subjek.

Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang


telah disusun. Implementasi keperawatan dilakukan selama 3 hari dengan
pemberian hari pertama terapi bekam dan hari ke dua dan ketiga penyuluhan
tentang Diabetes Mellitus dan mengecek kadar glukosa darah pada kedua
subjek.

Evaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan selama tiga hari dalam


bentuk SOAP. Diagnosa keperawatan pada keluarga Ny. W dan Ny.P
teratasi pada hari ke 3 intervensi dihentikan perawatan Diabetes Mellitus
dilanjutkan keluarga.

Terdapat pengaruh terapi bekam tuntuk ketidakstabilan kadar glukosa


darah pada pasien Diabetes Mellitus pada kedua subjek sebelum diberikan
terapi bekam dengan setelah diberikan terapi bekam.

Berdasarkan hasil penelitian pada Klien Tn.O dan An.K dengan Post
Apendiksitis di ruang cempaka dan KenangaRs.Dr.Sobirin selama 3 hari
dimulai tanggal 24-26 April 2021 untuk pasien Tn.O dan tanggal 26-28 April
2021 pada pasien An.K Setelah diberikan penerapan Relaksasi genggam jari
maka peneliti menyimpulkan bahwa : dari indikator nyeri pada klien Post op
Appendiksitis diketahui adanya perubahan skala nyeri saat diberikan
penerapan Relaksasi genggam jari. Pengkajian kedua subjek diketahui Klien
Post op apendiksitis .

Subjek I Jenis kelamin laki-laki, beragama Islam, pendidikan terakhir


SMA,Seorang Kepala rumah tangga, datang masuk rumah sakit melalui
ruang IGD pada tanggal 23 April 2021 pukul 11.00 WIB dengan keluhan
wajah klien tampak meringis, Nyeri di abdomen hingga mengganggu
aktivitas. Kemudian dipindahkan keruangan Cempaka. Pada pukul 12.30
Data yang didapatkan dari keluarga, pasien Tidak memiliki riwayat
Hipertensi. Dilakukan pengkajian pada tanggal 24 April 2021 Pukul 15.00
WIB dengan kesadaran compos mentis, GCS 15, E4V5M6, TD : 130 / 80
mmHg, RR : 24 x / menit, Nadi : 76 x / menit, Suhu : 36,5 o c.

Daftar Pustaka

Agung. 2018 Peranan Metode Pengobatan Islam Cupping Therapy Dalam


Penurunan Kadar Glukosa Darah. Vol. X, No. 1

Brunner & Suddarth. 2014, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 1.
Jakarta: EGC

Cut Khairunnisa, dkk 2016 Peranan Metode Pengobatan Islam Cupping


Therapy Dalam Penurunan Kadar Glukosa Darah. Vol. X, No. 1

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan , 2017. Profil Kesehatan Provinsi


Sumatera Selatan tahun 2017. Sumatera Selatan : Dinkes Sumsel

Dr. Wadda’ A. Umar. 2013 Buku Pengaruh Bekam

Hardika Bangun Dwi 2018. Penurunan Gula Darah pada Pasien Diabetes
Mellitus tipe II. Jurnal Ilmiah ilmu-ilmu Kesehatan Vol 16, No.2

Fatahillah. 2006 Buku 72 Macam Penyakit

Kasmui. 2010 Buku Pengaruh Bekam dr. Wadda’ A. Umar.


Nixson Manurung, 2017 Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin

Nursasi, dkk 2015 Gambaran Perilaku Manajemen Perawatan Penderita DM


Vol.9, No.1

Nofrida Saswati. 2020 Pengaruh terapi bekam untuk penuruna Diabetes


Mellitus Vol. 5

Notoatmojo.2018.Metodologi Penelitian Kesehatan. Yoyakarta : Rineka Cipta

Mufli. 2018 Diabetes Mellitus

Padila. 2012 Keperawatan Medikal Bedah, Yogyakarta : Nuha Medika.

Putri dan Wijaya. 2013 Keperawatan Medikal Bedah 2, Yogjakarta : Nuha


Medika

Profil Puskesmas Simpang Periuk Tahun 2020.

Rekam Medis Puskesmas Simpang Periuk Kota Lubuklinggau, 2020.

Ridho. 2012 Buku Tentang Terapi Bekam

Riskesdas Provinsi, 2018 tentang Diabetes Mellitus

Rudi dkk.2013 Peranan Metode Pengobatan Islam Cupping Therapy Dalam


Penurunan Kadar Glukosa Darah. Vol. X, No. 1

Salamah. 2009 Buku 72 Maccam Penyakit


Santoso. 2012 Buku 72 Macam Penyakit.
Santi Damayanti, 2018 Pemodelan Penyakit Diabtes Mellitus dengan pengaruh
Bekam Vol.2, Maret
Sharaf. 2013 Penyakit dan Terapi Bekamnya, Surakarta : Mahtaba Auladu
Syaikhli’t turats
Sintya Dewi, dkk (2018) Pengaruh bekam basah pada remaja dengan IMT
normal terhadap kadar gula darah sewaktu. Vol. 14, No.2.
Sri Dewi Megayanti, dkk (2019) Jurnal Keperawatan Indonesia Vol. 22, No.2.
Sugiyanto, dkk (2020) Pemodelan Penyakit Diabtes Mellitus dengan pengaruh
Bekam Vol.2, Maret
Sutinah. 2020 . Penurunan Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus tipe II.
Jurnal Ilmiah ilmu-ilmu Kesehatan Vol 16, No.2
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2016.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta:DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta:DPP PPNI. Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2016. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia Jakarta:DPP PPNI.
WHO. 2018 yang terkena penyakit Diabetes Mellitus.
Yasin. 2013 Bekam Sunnah Nabi & Mukjizat Medis, Sanggarahan Grogo
Sukoharjo : Mahtaba Auladi sy-syaikhli’t-turo

Anda mungkin juga menyukai