Anda di halaman 1dari 1

Contoh Kasus Pelanggaran Hak

Ibu yang Dianiaya Suami di Serpong Dilarang Bertemu Bayinya, KPAI: Pelanggaran Hak
Anak

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Suami yang melakukan tindak kekerasan dalam


rumah tangga (KDRT) dan melarang istri bertemu bayinya di Serpong, Tangerang Selatan, telah
melanggar hak anak. Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra
menjelaskan, setiap anak berhak diasuh dan dibesarkan oleh orangtuanya. Hal tersebut diatur
dalam Undang-Undang (UU) tentang Perlindungan Anak. "Setiap anak berhak diasuh dan
dibesarkan oleh orangtuanya dan memiliki hak untuk mengetahui siapa orangtuanya," ujar Jasra
kepada Kompas.com, Rabu (21/4/2021).
Untuk itu, larangan istri berinisial AN (29) bertemu sang buah hati oleh suaminya CC (33)
termasuk pelanggaran terhadap hak anak. Terlebih lagi, kata Jasra, anak yang terdampak dalam
kasus KDRT ini masih berusia satu bulan dan membutuhkan air susu ibu (ASI) secara eksklusif.
"Maka segala upaya menghalang-halangi akses bertemu tersebut merupakan bentuk pelanggaran
hak anak," jelas Jasra. Diberitakan sebelumnya, AN dianiaya suaminya karena tidak mau
memompa ASI. AN menolak memompa ASI-nya karena kesakitan tiap kali memompa ASI.
Buntut dari KDRT itu, AN tak dapat menemui buah hatinya.

Contoh Kasus Pengingkaran Kewajiban


Dua Kasus Pembunuhan Mahasiswa UMI Belum Terungkap
 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasan Basri


TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Dua kasus pembunuhan mahasiswa
UniversitasMahasiswa Islam (UMI) di Makassar sampai saat ini belum terungkap.
Kedua kasus itu yakni pembunuhan yang menewaskan Andi Fadhil Arkam (19) di Jl
Talasalapang, Kecamatan Rappocini, Makassar, Jumat (26/12/2020) beberapa bulan lalu. Dan
kasus kedua adalah pembunuhan yang terjadi di Jl Paccerakkang Mangga Tiga, kecamatan
Biringkanaya Makassar, Kamis (19/3/2021) sore beberapa hari lalu.
Korbanya juga adalah mahasiswa dari kampus yang sama, atas nama Iman Rahmat Taufi (21).
Almarhum mengalami luka sabetan parang dibagian dua lengan tanganya.
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Kota Besar Makassar, Kompol Agus
Chaerul mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya keras untuk mengusut kasus itu.
"Kita sudah bentuk tim Unit Reaksi Cepat (URC). Dalam tim itu, terdiri 12 personil kepolisian,"
kata Agus Chaerul. (*)

Anda mungkin juga menyukai