Anda di halaman 1dari 2

AKSI PEDULI ATAS KEKECEWAAN TERHADAP

PEMERINTAH
Sebagai ungkapan kecewaan terhadap lemahnya sistem di salah satu instansi, sejumlah komunitas di
kabupaten Polewali Mandar (POLMAN) yang tergabung dari kalangan Mahasiswa dan pemuda desa,
menggelar aksi peduli sesama untuk Ahmad Rasul (09). Pasien perawatan ICU, Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) POLMAN, yang betempat tinggal di desa Bondra Kecamatan Mapilli, sabtu ( 9/9).

Menurut kordinator lapangan, aksi tersebut dimulai sejak jum‘at lalu, saat mendengar salah satu
keluarga pasien yang mengeluhkan keteledoran instansi pemerintah mengenai jaminan kesehatan
gratis untuk rakyat miskin. Kami-pun langsung melakukan koordinasi dan turun ke jalan untuk
meminta kepedulian bagi Rasul, “Hari jum’at kami mulai, karena prihatin atas musibah yang
menimpa adik Rasul, dan kami juga kecewa pada instansi yang teledor mengelola data warga
miskin”, ungkap Supriadi selaku ketua Himpunan Jurusan Bahasa Indonesia (UNASMAN).

Berdasarkan keterangan Nurlia (Ibu Rasul) yang mendampingi selama menjalani perawatan sejak
Rabu, 06 November. Sampai saat ini kondisi Rasul masih dalam keadaan koma atau tidak sadarkan
diri, “Sejak tiga hari yang lalu kondisi rasul masih belum sadar sampai saat ini”, ungkapnya.

Usman (bapak Rasul) yang hanya berstatus pedagang ikan keliling mengatakan, kurang lebih satu
tahun Ia sudah mengurus Kartu kesehatan miskin sesuai prosedur yang diusulkan pihak dinas Sosial,
" Dulu sempat saya uruskan kartu BPJS gratis, persyaratannya sudah saya penuhi, tapi sampai
sekarang belum terbit, padahal kartu itulah harapan kami satu-satunya sebagai masyarakat tidak
mampu" ungkapnya.

Irwan selaku sanak saudara telah mengkonsultasikan ke pihak dinas Sosial dan pihak BPJS, tapi tetap
saja kartu jaminan tersebut tidak bisa segera diterbitkan sesuai aturan yang berlaku. Katanya, pihak
dinas sosial hanya mengusulkan bantuan lewat pihak pemerintah bagian kesehatan masyarakat
(KESRA), tapi juga tertunda karena memasuki waktu libur. “Dengan membawa surat keterangan
miskin (SKTM) dan data keluarga terkait dari desa, kami kordinasi ke dinas sosial dan BPJS, meminta
kebijakan agar segera diberi jaminan. Tapi pihak mereka mengatakan bahwa jaminan tidak bisa
langsung diterbitkan. Jadi yang disarankan adalah bantuan hibah dari KESRA, itupun kami harus
menunggu sampai lewat waktu libur”.

“Setelah 3 hari jangka waktu yang diberikan, hari ini pihak rumah sakit mendesak pembayaran
pengobatan. Kalau tidak segera dilunasi, obat untuk rasul akan ditunda”, lanjutnnya.

Atas kondisi yang memprihatinkan tersebut, mahasiswa dan para pemuda peduli sesama
memberikan hasil sumbangsih dari berbagai kalangan. Sehingga biaya pengobatan sebesar Rp.2.436
untuk 3 hari sebelumnya, bisa dilunasi. Tapi yang menjadi kehawatiran keluarga adalah biaya
pengobatan selanjutnya.

Untuk itu, para mahasiswa tidak hanya akan menggelar aksi peduli meminta sumbangsih, tapi juga
akan menemui pihak pemerintah untuk meminta keadilan bagi Rasul. Menurut salah satu mahasiswa
yang memimpin aksi, kesalahan ini berawal dari pihak dinas terkait yang kurang memperhatikan
pengelolaan data masyarakat miskin, “kami turun aksi atas musibah yang menimpa Rasul, dan
semoga ini bisa menjadi suara untuk mengkritik pemerintah kita. Aksi inipun akan berlanjut ke
penuntutan keadilan”, ujarnya.

“permasalahan yang dialami Rasul beserta keluarganya terkait BPJS beserta kebijakan pemeintah ini
sekaligus dapat menjadi cerminan bahwa sudah banyak korban atas ketidak adilan. Jadi sistem ini
harus segera diperbaiki”, tambahnya.

Anda mungkin juga menyukai