Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN ANAK II

“AUTISME”

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Dewa Ayu Neli E (19320009)


2. Dina Martiani (19320010)
3. M. robi (19320020)
4. Mutiara Ayu Daniati (19320022)

Dosen Pengampu : Setiawati,M.Kep.,Sp.,Kep.A.

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATIBANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum wr.,wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.,Tuhan Semesta alam Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Autisme” tepat pada
waktunya.

Serta tak lupa kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan nabi besar kami
Muhammad SAW, semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari kelak amin. Adapun makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kami yaitu “Keperawatan Anak II” kami berharap
semoga apa yang kami tulis ini bermanfaat untuk pembaca.

Kami selaku penulis dengan kerendahan hati,menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan oleh karena itu apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan terdapat kesalahan
kata dalam makalah ini kami meminta maaf yang sebesar-besarnya, Meskipun demikian, penulis
terbuka pada kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Terimakasih.,

Wassalamualaikum wr.,wb.

Bandar Lampung, 26 November 2021

Penulis,

2|Page
AUTISME
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 5

1.3 Tujuan Masalah................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi................................................................................................................. 6

2.2 Etiologi................................................................................................................ 6

2.3 Manifestasi Klinis............................................................................................... 8

2.4 Patofisiologi......................................................................................................... 8

2.5 Pathway............................................................................................................... 10

2.6 Pemeriksaan Penunjang.................................................................................... 11

2.7 Penatalaksanaan................................................................................................. 11

2.8 Komplikasi.......................................................................................................... 11

2.9 Asuhan Keperawatan......................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 19

3|Page
AUTISME
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Anak merupakan sebuah karunia yang besar bagi orang tuanya. Keberadaannya diharapkan
dan ditunggu-tunggu serta disambut dengan penuh bahagia. Semua orang tua mengharapkan
memiliki anak yang sehat, membanggakan, dan sempurna, akan tetapi, terkadang kenyataan yang
terjadi tidak sesuai dengan keinginan. Sebagian orang tua mendapatkan anak yang diinginkannya
dan sebagian lagi tidak. Beberapa diantaranya memiliki anak dengan kebutuhan-kebutuhan
khusus, seperti mengalami autisme.
Setiap tahun di seluruh dunia, kasus autisme mengalami peningkatan. Awal tahun1990-an,
kasus autisme masih berkisar pada perbandingan 1 : 2.000 kelahiran.(Synopsis of Psychiatry). Di
Amerika Serikat pada th 2000 angka ini meningkat menjadi 1 dari 150 anak punya
kecenderungan menderita autisme (Sutism Research Institute). Di Inggris, datanya lebih
mengkhawatirkan. Data terakhir dari CDC (Center for Disease Control and Prevention) Amerika
Serikat pada tahun 2002 juga menunjukkan prevalensi autisme yang semakin membesar,
sedikitnya 60 penderita dalam 10.000 kelahiran. Berdasarkan data International Congress on
Autismem tahun 2006 tercatat 1 dari 150 anak punya kecenderungan autisme. Pada tahun yang
sama data dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control and
Prevention) Amerika Serikat menyebut, prevalensi penyandang autisme di beberapa negara
bagian adalah 1 dari 88 anak usia 8 tahun.
Autisme biasanya terdeteksi sebelum usia 3 tahun. Namun, ada juga gejala sejak usia bayi
dengan keterlambatan interaksi sosial dan bahasa (progresi) atau pernah mencapai normal tapi
sebelum usia 3 tahun perkembangannya berhenti dan mundur, serta muncul ciri-ciri autisme.
Masalahnya, sekolah insklusi untuk gangguan prilaku seperti halnya autisme masih sulit
ditemukan. Masih banyak guru dan orang tua yang belum mengenali gejala autisme pada anak.
Hal lain yang memperberat penanganan autisme ini adalah pandangan negatif masyarakat
terhadap penyandang autisme masih kuat, terutama di luar Jakarta. Anak autisme sering
dianggap sebagai anak dengan gangguan jiwa. Bahkan, banyak orangtua yang malu dan
menyembunyikan anaknya. Ketidaksiapan orangtua menerima kondisi anak apa adanya itu
terjadi pada semua kelompok masyarakat, termasuk mereka yang berpendidikan dan
berpenghasilan tinggi. Hal ini akan memperberat penanganan penyandang autisme mencapai
kemandiriannya.

4|Page
AUTISME
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas. Masalah-masalah yang dapat muncul


dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan autisme?
2. Apakah etiologi dari autisme?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari autisme?
4. Bagaimana patofisiologi dari autisme?
5. Bagaimana pathway dari autisme?
6. Apakah pemeriksaan penunjang pada autisme?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari autisme?
8. Apakah komplikasi pada autisme ?
9. Bagaimanakah asuhan keperawatan (intervensi) pada autisme?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisannya yaitu sebagai berikut :


1. Agar mahasiswa/i mengetahui definisi dari autisme
2. Agar mahasiswa/i mengetahui etiologi dari autisme
3. Agar mahasiswa/i mengetahui manifestasi klinis dari autisme
4. Agar mahasiswa/i mengetahui patofisiologi dari autisme
5. Agar mahasiswa/i mengetahui pathway dari autisme
6. Agar mahasiswa/i mengetahui pemeriksaan penunjang dari autisme
7. Agar mahasiswa/i mengetahui penatalaksanaan dari autisme
8. Agar mahasiswa/i mengetahui komplikasi pada autisme
9. Agar mahasiswa/i mengetahui asuhan keperawatan (intervensi) dari autisme

5|Page
AUTISME
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Autisme adalah gangguan perkembangan neurobiologis berat yang mempengaruhi cara


seseorang untuk berkomunikasi dan berelasi (berhubungan dengan orang lain).
Penyandang autisme tidak dapat berhubungan dengan orang lain secara berarti, serta
kemampuannya untuk membangun hubungan dengan orang lain terganggu karena ketidak
mampuannya untuk berkomunikasi dan mengerti perasaan orang lain, penyandang autis memiliki
gangguan pada interaksi sosial, komunikasi (baik verbal maupun non-verbal), imajinasi, pola
perilaku repetitive dan resistensi terhadap perubahan pada rutinitas.
World Health Organization’s International Classification of Diseases (ICD-10)
mendefinisikan autisme khususnya childhood autism sebagai adanya keabnormalan dan atau
gangguan perkembangan yang muncul sebelum usia tiga tahun dengan tipe karakteristik tidak
normalnya tiga bidang yaitu interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang diulang-ulang.
Anak autis termasuk salah satu jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang mengalami
gangguan neurobiologis dengan adanya hambatan fungsi syaraf otak yang berhubungan dengan
fungsi komunikasi, motorik sosial dan perhatian. Hambatan yang dialami anak autis merupakan
kombinasi dari beberapa gangguan perkembangan syaraf otak dan perilaku siswa yang muncul
pada tiga tahun pertama usia anak.

2.2 ETIOLOGI

Peningkatan jumlah penderita autisme yang tajam menimbulkan berbagai pertanyaan


mengenai penyebab gangguan tersebut. Hingga saat ini ada beberapa penyebab autisme yang
dikembangkan oleh beberapa ahli yaitu (Kaplan dan Sadock, 2014).
1. Faktor Psikogenik
Ketika autisme pertama kali ditemukan tahun 1943 olch Leo Kanner, autisme
diperkirakan disebabkan pola asuh yang salah. Kasus-kasus perdana banyak ditemukan
pada keluarga kelas menengah dan berpendidikan yang orang tuanya bersikap dingin dan
kaku pada anak. Kanner beranggapan sikap keluarga tersebut kurang meberikan stimulasi
bagi perkembangan komunikasi anak yang akhirnya menghambat perkembangan
kemampuan komuniksi dan interaksi soaial anak.
2. Faktor Biologis dan Lingkungan
Seperti gangguan perkembangan lainnya, autisme dipandang sebagai gangguan yang
memiliki banyak sebab dan antara satu kasus dengan kasus lainnya penyebab bisa tidak
sama. Penelitian tentang faktor organik menunjukkan adanya kelainan atau keterlambatan

6|Page
AUTISME
dalam tahap perkembangan anak autis sehingga autisme kemudian digolongan sebagai
gangguan perkembangan yang mendasari pengklasifikasian.
3. Faktor Genetik dalam
Pada beberapa survey, antara 2-4% saudara kandung anak autistik juga mengalami
gangguan autistik. Laporan klien mengesankan bahwa pada keluarga yang memiliki
anggota autistic, anggota non autistiknya mempunyai kejadian yang lebih tinggi.
4. Faktor Imunologis
Beberapa laporan yang mengesankan bahwa ketidakcocokan imunologis dapat turut
berperan dalam gangguan autistic. Limfosit beberapa anak autistik bereaksi dengan
antibody maternal, suatu fakta yang meningkatkan kemungkinan jaringan saraf embrionik
atau ekstraenbrionik rusak selama gestasi.
5. Faktor Perinatal
Perdarahan ibu setelah trimester pertama dan meconium di dalam cairan ammion
dilaporkan lebih sering di dalam riwayat anak dengan gangguan autistik dibandingkan
populasi umum.

Klasifikasi Autisme dapat dibagi berdasarkan berbagai pengelompokan kondisi:


1) Klasifikasi berdasarkan saat munculnya kelainan
a. Autisme infantil; istilah ini digunakan untuk menyebut anak autis yang
kelainannya sudah nampak sejak lahir
b. Autisme fiksasi; adalah anak autis yang pada waktu lahir kondisinya
normal, tanda-tanda autisnya muncul kemudian setelah berumur dua atau
tiga tahun
2) Klasifikasi berdasarkan intelektual
a. Autis dengan keterbelakangan mental sedang dan berat (IQ dibawah 50).
Prevalensi 60% dari anak autistik
b. Autis dengan keterbelakangan mental ringan (IQ 50-70) Prevalensi 20%
dari anak autis
c. Autis yang tidak mengalami keterbelakangan mental (Intelegensi diatas 70)
Prevalensi 20% dari anak autis
3) Klasifikasi berdasarkan interaksi sosial:
a. Kelompok yang menyendiri; banyak terlihat pada anak yang menarik diri,
acuh tak acuh dan kesal bila diadakan pendekatan sosial serta menunjukkan
perilaku dan perhatian yang tidak hangat
b. Kelompok yang pasif, dapat menerima pendekatan sosial dan bermain
dengan anak lain jika pola permainannya disesuaikan dengan dirinya
c. Kelompok yang aktif tapi aneh : secara spontan akan mendekati anak yang
lain, namun interaksinya tidak sesuai dan sering hanya sepihak.
4) Klasifikasi berdasarkan prediksi kemandirian:
a. Prognosis buruk, tidak dapat mandiri (2/3 dari penyandang autis)

7|Page
AUTISME
b. Prognosis sedang, terdapat kemajuan dibidang sosial dan pendidikan
walaupun problem perilaku tetap ada (1/4 dari penyandang autis)
c. Prognosis baik; mempunyai kehidupan sosial yang normal atau hampir
normal dan berfungsi dengan baik di sekolah ataupun ditempat kerja. (1/10
dari penyandang autis)

2.3 MANIFESTASI KLINIS

1. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal.


Meliputi kemampuan bahasa dan mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak
dapat bicara.
2. Gingguan dalam bidang interaksi social.
Meliputi gangguan menolak atau menghindar untuk bertatap muka.
3. Gangguan dalam bermain.
Diantaranya bermain sangat monoton dan aneh, misalnya menderetkan sabun menjadi
satu deretan panjang.
4. Gangguan perilaku.
Dilihat dari gejala sering dianggap sebagai anak yang senang kerapian harus
menempatkan barang tertentu dapa tempatnya.
5. Gangguan perasaan dan emosi.
Dapat dilihat dari perilaku tertawa sendiri, menangis atau marah. tanpa sebab nyata.
6. Gangguan dalam persepsi sensori.
Meliputi perasaan sensitive terhadap cahaya (penglihatan). pendengaran. sentuhan,
penciuman. dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat.
7. Intelegasi.
Dengan uji psikologi konvensional termasuk dalam retardasi secata fungsional.

2.4 PATOFISIOLOGI

Sel saraf otak (neuron) terdiri dari badan sel dan serabut untuk mengalirkan implus listrik
(akson) serta serabut untuk menerima impluslistrik (dendrite). Sel saraf terdapat pada lapisan
luar otak yang berwarna kelabu (korteks). Akson di bungkus selaput bernama myelin terletak
dubagian otak berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps.

Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada trimester ketiga,
pmbentukan sel saraf berhenti dan di mulai pembentukan akson, dendrite dan sinaps yang
berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun. Setelah anak lahir. terjadi proses pertumbuhan

8|Page
AUTISME
otak berupa bertambah dan berkurangnya struktur akson. dendrite dan sinaps. Proses ini
dipengaruhi secara genetik melalui sejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brai growth factor
Sn proses belajar anak

Makin banyak sinaps terbentuk, anak makin cerdas, pembentukan akson, dendrite dan sinaps
sangat tergantung pada stimulasi dari lingkungan. Bagian otak yang digunakan dalam belajar
menunjukan pertambahan akson, dendrite dan sinaps, sedangkan bagian otak yang tak digunakan
menunjukkan kematian sel, berkurangnya akson. dendrite dan sinaps.

Kelainan genetis, keracuanan logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat dapat menyebabkan
gangguan proses-proses tersebut. Sehingga akan menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel
saraf.

9|Page
AUTISME
2.5 PATHWAY

Partus lama Genetik Keracunan logam

Gangguan nutrisi dan >>>neuropotin dan neuropeptida


oksigenisasi

Gangguan pada otak Kerusakan pada sel purkinje


dan hippocampus

Abnormalitas Gangguan keseimbangan


pertumbuhan sel serotonin dan dopamin
syaraf

Peningkatan neurokimia Gangguan otak kecil


secara abnormal

Reaksi atensi lebih


lanjut

Autisme

Keterlambatan dalam Mengabaikan dan Hiperaktif Penglihatan dan


berbahasa/komunikas menghindari orang lain pendengaran abnormal

Bicara monoton dan Acuh tak acuh terhadap Sebagai agresif


tidak dimenegrti lingkungan dan orang terhadap orang dan Sensitive terhadap
orang lain lain dirinya cahaya, menutup
telinga bila mendengar
suara
Gangguan komunikasi Prilaku yang aneh Dx. Gangguan
tumbuh kembang
Dx. Gangguan presepsi
Dx. Gangguan Dx. Gangguan interaksi sensori
komunikasi verbal sosial
10 | P a g e
AUTISME
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Childhood Autism Rating Scale (CARS)


2. Checklis for Autisn Toddlers (CHAT)
3. The Autism Screening Questionare
4. The Screening Test for Autism in Two-Years Old

2.7 PENATALAKSANAAN

a. Penatalaksanaan medis
Umumnya terapi yang diberikan ialah terhadap gejala, edukasi dan penerangan
kepada keluarga, serta penanganan perilaku dan edukasi bagi anak. Manajemen yang
efektif dapat mempengaruhi outcome. Intervensi farmakologi yang saat ini dievaluasi,
mencakup obat fenfluramine, lithium, haloperidol dan naltrexone. Terhadap gejala yang
menyertai. Terapi prilaku sangat penting untuk membantu para anak autis untuk lebih
bisa menyesuaikan diri dalam masyarakat. Terapi. prilaku terdiri dari terapi
menghilangkan prilaku yang asocial. wicara, terapi okupasi, dan dalam terapi
farmakologi dinyatakan belum ada obat atau terapi khusus yang menyembuhkan
kelainan ini. Medikasi (terapi obat) berguna terhadap gejala yang menyertai.
b. Penatalaksanaan keperawatan
- Mengurangi masalah prilaku
- Terapi perilaku dengan memanfaatkan keadaan yang terjadi dapat meningkatkan
kemahiran berbicara
- Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan terutama bahasa.
- Anak bisa mandiri dan bersosialisasi.

2.8 KOMPLIKASI

Komplikasi yang terjadi pada penderita autis biasanya adalah :


 Gangguan infeksi yang berulang-ulang
 Batuk
 Flu
 Demam berkepanjangan

11 | P a g e
AUTISME
2.9 ASUHAN KEPERAWATAN

2.9.1 PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin. alamat
rumah, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan terakhir, nomor
registrasi, pekerjaan pasien, dan nama penanggung jawab.

2. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit.

3. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Perlu ditanyakan pada keluarga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan
yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-
keluhannya tersebut.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


1. Prenatal
2. Intra dan Post Natal
Intranatal:
1) Lama Persalinan
2) Saat Persalinan
3) Komplikasi Persalinan
4) Terapi yang diberikan
5) Cara melahirkan
6) Tempat Melahirkan

Postnatal:
1) Kebutuhan resusitasi
2) Apgar skor
3) Bayi langsung menangis
4) Tangisan bayi
5) Obat-obatan yang diberikan setelah lahir
6) Trauma lahir
7) Narkosis
8) Keluarnya urin/ BAB
9) Respon fisiologi atau perilaku yang bermakna

3. Penyakit yang pernah diderita.

12 | P a g e
AUTISME
Tanyakan apakah sebelumnya pasien pernah mengalami obesitas

4. Imunisasi

5. Riwayat Pertumbuhan
Tanyakan pada keluarga pasien bagimana pertumbuhan dari pasion.

6.Tingkat Perkembangan
Tanyakan pada keluarga apakah ada tidaknya gangguan perkembangan
pada pasien sebelum rawat inap

7.Riwayat Sosial
Bagaimana riwayat sosial pasien kepada keluarga maupun orang orang
yang berada di lingkungan sekitarnya

8. Riwayat Keluarga
Tanyakan kepada keluarga pasien bagimana lingkungan rumah serta
apakah ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan atau
memiliki penyakit keturunan dari keluarga pasien

9. Pola Kesehatan
1) Pemeliharaan dan persepsi kesehatan
2) Nutrisi (makanan dan cairan)
Kaji pasien dan ibu pasien mengenai kebiasaan pemberian ASI PASI,
jumlah minum, kekuatan menghisap, jumlah makanan dan kudapan,
jenis dan jumlah (makanan dan minuman) adakah tambahan vitamin,
pola makan 3 hari terakhir atau 24 jami terakhir, porsi yang dihabiskan,
nafsu makan, BB lahir dan BB saat ini serta status nutrisi orang tua,
apakah ada masalah atau tidak
3) Aktifitas
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang
keinginan untuk beraktifitas.
4) Tidur dan Istirahat
Kaji pasien mengenai kebiasaan tidur schari-hari (jumlah waktu tidur,
jam tidur dan bangun.
5) Eliminasi
Kaji kebiasaan pola defekasi (kesulitan, kebiasaan, ada darah atau
tidak), mengganti pakaian dalam diapers pada bayi, pola eliminasi urine
(frekuensi ganti popok basah perhari, kekuatan keluarnya urine, bau,
warna)
6) Pola hubungan

13 | P a g e
AUTISME
Kaji struktur keluarga, masalah/stressor keluarga, interaksi antara
anggota keluarga, respon anak bayi terhadap perpisahan.
7) Koping
Kaji apa yang menyebabkan stress pada anak, tingkat stress dan
toleransinya, serta kaji cara penanganan masalah.
8) Kognitif dan persepsi
Kaji pasien mengenai gambaran tentang indra khusus (penglihatan,
penciuman, pendengaran, perasa. peraba), penggunaan alat hantu indra,
persepsi ketidaknyamanan nyeri (pengkajian nyeri secara
komprehensif).
9) Konsep diri
Kaji pasien mengenai keadaan sosisal: pekerjaan, situasi keluarga,
kelompok sosial, identitas personal: penjelasan tentang diri sendin,
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
10) Seksual
Kaji pasien mengenai gambaran perilaku seksual (perilaku seksualitas
yang aman, pelukan, sentuhan, dll),
11) Nilai
Kaji pasien mengenai perkembangan moral anak, pemilihan prilaku.
komitmen, keyakinan akan kesehatan serta keyakinan agama.

5. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum.
2) Tanda-Tanda Vital
3) Kulit
Kaji kebersihan kulit
4) Kepala
Kaji bentuk kepala, lesi
5) Mata
Kaji konjungtiva, sclera, kelainan mata
6) Telinga
Kaji fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
7) Hidung
Kaji kebersihan, kelainan
8) Mulut
Kaji kebersihan, hau, mukosa mulut. stomatitis
9) Leher
Kaji apakah ada pembesaran kelenjar
10) Dada
Kaji paru dan jantung dengan inspeksi. palpasi, perkusi dan auskultasi
11) Abdomen

14 | P a g e
AUTISME
Kaji abdomen dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultas
12) Genetalia
Kaji kebersihan, kateter, kelainan
13) Ekstremitas
Kaji adanya edema, infuse/transfuse, kontraktor, kelinan
14) Neurologi
Fungsi saraf

2.9.2 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan neuromuskuler
2. Gangguan interaksi social berhubungan dengan hambatan perkembangan
3. Gangguan persepsi dan sensori berhubungan dengan gangguan pengelihatan dan
pendengaran
4. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan pertumbuhan fisik terganggu

2.9.3 Intervensi

Diagnose Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

dilakukan Setelah SIKI : Promosi Komunikasi :


Gangguan komunikasi keperawatan selama ...x... Defisit bicara
jam, diharapkan pasien
verbal berhubungan
dapat berkomunikasi, 1) Monitor kecepatan,
dengan gangguan dengan kriteria hasil: tekanan, kualitas, volume,
dan diksi bicara
neuromuskuler
SLKI: Komunikasi 2) Identifikasi perilaku
Verbal emosional dan fisik sebagai
bentuk komunikasi
1) dengan baik tanpa 3) Gunakan metode
hambatan komunikasi alternative
2) dengan normal (mis: menulis, mata
3) menyesuaikan ekspresi berkedip, papan komunikasi
wajah dan tubuh dengan gambar dan huruf,
isyarat tangan dan
computer)
4) Berikan dukungan
psikologis
5) Anjurkan berbicara
perlahan
6) Rujuk ke ahli patologi
bicara atau therapis
Gangguan interaksi Setelah dilakukan asuhan SIKI : Modifikasi

15 | P a g e
AUTISME
social berhubungan keperawatan selama ...x... keterampilan social
jam, diharapkan interaksi 1) Identifikasi perilaku focus
dengan hambatan
social pasien membaik, keterampilan social
perkembangan dengan criteria hasil: pelatihan
SLKI INTERAKSI : 2) Motivasi untuk berlatih
SOSIAL keterampilan social
1) Di harapkan perasaan 3) Libatkan keluarga selama
pasien nyaman dengan latihan keterampilan social
situasi social 4) Edukasi keluarga untuk
2) Di harapkan perasaan dukungan keterampilan
pasien mudah social
menerimal atau 5) Latih keterampilan social
mengkomunikasi secara bertahap
perasaan
3) Pasien mampu
responsive pada orang
lain

Gangguan persepsi dan Setelah dilakukan asuhan SIKI: Manajemen Halusinasi


keperawatan selama ...x... 1) Monitor perilaku yang
berhubungan sensori
jam. diharapkan pasien mengidentifikasi halusinasi.
dengan gangguan mampu melihat dan 2) Monitor dan sesuikan
mendengar dengan normal tingkat aktivitas dan
pengelihatan dan
dengan kriteria hasil: stimulasi lingkungan.
pendengaran SLKI: Persepsi Sensori 3) Pertahankan lingkungan
yang aman
1) mendengarkan bisikan 4) Anjurkan melakukan
2) bayangan distraksi (mis
3) sesuatu melalui indra mendengarkan music,
perabaan melakukan aktivitas dan
4) sesuatu melalui indra Teknik relaksasi)
penciuman 5) Kolaborasi pemberian obat
antipsikotik dan
antiansietas.

Gangguan tumbuh Setelah dilakukan asuhan SIKI : Perawatan


keperawatan selama ...x... Perkembangan
kembang berhubungan
Jam, diharapkan Pasien
dengan pertumbuhan mampu melihat dan 1) Identifikasi pencapaian
mendengar dengan normal, perkembangan anak.
fisik terganggu
dengan kriteria hasil: 2) Sediakan aktivitas anak
SLKI : Status yang berinteraksi
Perkembangan memotivasi dengan lainnya.
3) Dukung anak
1) Pasien mampu mengekspresikan dini

16 | P a g e
AUTISME
menerapkan melalui penghargaan
ketrampilan atau prilaku positif. atau umpan balik
2) Pasien mampu atau usahanyat
melakukan perawatan 4) Anjurkan orang tua
diri berinteraksi dengan
anaknya
5) Ajarkan anak berinteraksi
ketrampilan Rujuk untuk
konseling, jika perlu

17 | P a g e
AUTISME
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kata autisme berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu 'aut'yang
berarti 'diri sendiri' dan 'ism' yang secara tidak langsung menyatakan 'orientasi atau arah atau
keadaan (state). Sehingga autism dapat didefinisikan sebagai kondisiseseorang yang luar
biasa asik dengan dirinya sendiri (Reber, 1985 dalam Trevarthendkk, 1998). Penyebab
terjadinya autisme adalah factor genetic, gangguan pada system syaraf, ketidakseimbangan
kimiawi, dan kemungkinan lainya. Karakteristik menurut power (1989) yaitu adanya 6
gangguan dalam bidang interaksi social, komunikasi (beara dan bahasa), prilaku emosi, pola
bermain, gangguan sensorik - motorik, dan perkembangan terlambat atau tidak normal.

Untuk mendidik anak autisme diperlukan kerjasama yang berkesinambungan antara


guru, orang tua dan pihak sekolah. Kontribusi yang perlu dilakukan oleh masyarakat
pendidikan ialah: memberikan kesempatan kepada anak autistik untuk bersosialisai atau
diintegrasikan keseolah umum sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Selain
itu, masyarakat juga perlu memberikan informasi secara jujur dan berimbang atau
proporsional tentang dan hasil dan segala sesuatu yang berkenaan dengan penanganan
pendidikan autisme, dan membantu usaha sosialisasi tentang autisme dan segala sesuatu
yang berhubungan dengannya bagi masyarakat luas melalui media cetak dan elektronik.

18 | P a g e
AUTISME
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusal Persatuan Perawat Nasional
Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNL (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia

Pusponegoro, Hartono D, (2013), Pandangan Umum mengenai Klasifikasi Spektrum


Gangguan Autistik dan Kelainan Susunn saraf Pusat (makalah), Jakarta: Konferensi Nasional
Autisme-I

Wahyuni, I.S & Mahdalifa (2019). Autisme, Yogyakarta:Mediaction Jogja

Kaplan dan Sadock. (2010). Buku Ajar Psikiatri Klinis terjemahan oleh Nisa T.M dan
Profitasari. Jakarta: EGC.

Kaplan dan Sadock. (2010). Buku djar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta: EGC..

19 | P a g e
AUTISME

Anda mungkin juga menyukai