Dosen Pembimbing
Ns. Masyitah Wahab, S.Kep.,M.Kes
DISUSUN OLEH :
Riza Aryanti
P.18.013
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan pada anak berkebutuhan khusus Autisme”. Dalam
penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan, saran, dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Maka
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada dosen pembimbing. Keluargaku tercinta yang telah banyak
memberikan doa, motivasi dan dukungan. Rekan-rekan seangkatan dan
seperjuangan serta semua pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i
STIKES Bina Generasi Polewali Mandar
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG MASALAH .............................................. 1
B.RUMUSAN MASALAH ............................................................... 1
C.TUJUAN MASALAH .................................................................. 2
D.MANFAAT PENULISAN ............................................................ 2
BAB II KONSEP MEDIS
A.DEFENISI ...................................................................................... 3
B.KLASIFIKASI ............................................................................... 4
C.ETIOLOGI ..................................................................................... 5
D.PATOFISIOLOGI ......................................................................... 6
E.MANIFESTASI KLINIS ............................................................... 7
F.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK .................................................. 9
G.PENATALAKSANAAN ............................................................... 10
BAB III KONSEP KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN............................................................................... 12
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN ................................................... 13
C.INTERVENSI KEPERAWATAN ................................................. 14
BAB IV PENUTUP
A.KESIMPULAN .............................................................................. 17
B.SARAN .......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
Dari data pada latar belakang masalah pada Anak Berkebutuhan
Khusus Autisme, maka rumusan masalah Anak Berkebutuhan Khusus
Autisme adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan anak Autisme ?
2. Apa yang menyebabkan anak Autisme ?
3. Bagimana patofisiologi anak yang Autisme ?
4. Apa saja manifestasi klinis anak Autisme ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada anak Autisme ?
C. TUJUAN MASALAH
Untuk memperoleh informasi tentang Konsep Medis dan Konsep
Keperawatan Anak Berkebutuhan Khusus “Autisme”.
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk melatih
dan menambah pengetahuan tentang Anak Berkebutuhan Khusus Autisme.
Dan diharapkan agar menjadi acuan mahasiswa/mahasiswi dalam membuat
asuhan keperawatan Anak Berkebutuhan Khusus Autisme. Disamping itu
juga sebagai syarat dari tugas mata kuliah Keperawatan Anak II.
KONSEP MEDIS
A. DEFENISI
Secara harfiah autisme berasal dari kata autos (diri) sedangkan isme
(paham/aliran). Autisme secara etimologi adalah anak yang memiliki
gangguan perkembangan dalam dunianya sendiri. Beberapa pengartian autis
menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Autisme merupakan suatu jenis gangguan perkembangan pada anak,
mengalami kesendirian, kecenderungan menyendiri. (Leo kanker handojo,
2003)
b. Autisme pada anak merupakan gangguan perkembangan pervasif (DSM
IV, sadock dan sadock 2000)
c. Autisme adalah adanya gangguan dalam bidang Interaksi sosial,
komunikasi, perilaku, emosi, dan pola bermain, gangguan sensoris dan
perkembangan terlambat atau tidak normal. Autisme mulai tampak sejak
lahir atau saat masi bayi (biasanya sebelum usia 3 tahun). “Sumber dari
Pedoman Penggolongan Diagnotik Gangguan Jiwa” (PPDGJ III)
d. Autisme adalah suatu kondisi yang mengenai seseorang sejak lahir
ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk
hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Hal ini mengakibatkan
anak tersebut terisolasi dari anak yang lain. (Baron-Cohen, 1993).
Jadi Anak Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan
fungsi otak yang bersifat pervasive (inco) yaitu meliputi gangguan kognitif,
bahasa, perilaku, komunikasi, dan gangguan interaksi sosial, sehingga anak
autisme mempunyai dunianya sendiri.
C. ETIOLOGI
Penyebab Autisme diantaranya :
1. Genetik (80% untuk kembar monozigot dan 20% untuk kembar dizigot)
terutama pada keluarga anak austik (abnormalitas kognitif dan
kemampuan bicara).
2. Kelainan kromosim (sindrom x yang mudah pecah atau fragil).
3. Neurokimia (katekolamin, serotonin, dopamin belum pasti).
4. Cidera otak, kerentanan utama, aphasia, defisit pengaktif retikulum,
keadaan tidak menguntungkan antara faktor psikogenik dan
perkembangan syaraf, perubahan struktur serebellum, lesi hipokompus
otak depan.
5. Penyakit otak organik dengan adanya gangguan komunikasi dan
gangguan sensori serta kejang epilepsi.
6. Lingkungan terutama sikap orang tua, dan kepribadian anak
D. Pathway
E. PATOFISIOLOGI
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal
Meliputi kemampuan berbahasa dan mengalami keterlambatan atau
sama sekali tidak dapat bicara. Menggunakan kata-kata tanpa
menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan. Berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam
waktu singkat. Kata-katanya tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Tidak
mengerti atau tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai.
Ekolalia (meniru atau membeo), meniru kata, kalimat atau lagu tanpa tahu
artinya. Bicara monoton seperti robot.
2. Gangguan dalam bidang interaksi social
Meliputi gangguan menolak atau menghindar untuk bertatap muka. Tidak
menoleh bila dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dibagi dua yaitu penatalaksanaan medis dan
penatalaksanaan keperawatan.
1. PENATALAKSANAAN MEDIS
Kimia otak yang kadarnya abnormal pada penyandang autis adalah
serotonin 5-hydroxytryptamine (5-HT), yaitu neurotransmiter atau
penghantar sinyal di sel-sel saraf. Sekitar 30-50 persen penyandang autis
mempunyai kadar serotonin tinggi dalam darah. Kadar norepinefrin,
dopamin, dan serotonin 5-HT pada anak normal dalam keadaan stabil dan
saling berhubungan. Akan tetapi, tidak demikian pada penyandang autis.
Terapi psikofarmakologi tidak mengubah riwayat keadaan atau perjalanan
gangguan autistik, tetapi efektif mengurangi perilaku autistik seperti
hiperaktivitas, penarikan diri, stereotipik, menyakiti diri sendiri,
agresivitas dan gangguan tidur.
Sejumlah observasi menyatakan, manipulasi terhadap sistem dopamin dan
serotonin dapat bermanfaat bagi pasien autis. Antipsikotik generasi baru,
2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan pada autisme bertujuan untuk:
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Meliputi nama anak, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, suku
bangsa, tanggal, jam masuk RS, nomor registrasi, dan diagnosis medis.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya anak autis dikenal dengan kemampuan berbahasa,
keterlambatan atau sama sekali tidak dapat bicara. Berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi
dalam waktu singkat, tidak senang atau menolak dipeluk. Saat bermain
bila didekati akan menjauh. Ada kedekatan dengan benda tertentu
seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana
saja dia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainan lainnya.
Sebagai anak yang senang kerapian harus menempatkan barang tertentu
pada tempatnya. Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau bend
apa saja. Bila mendengar suara keras, menutup telinga. Didapatkan IQ
dibawah 70 dari 70% penderita, dan dibawah 50 dari 50%. Namun
sekitar 5% mempunyai IQ diatas 100.
Riwayat kesehatan dahulu (ketika anak dalam kandungan)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan komunikasi verbal Pengertian :
penurunan, keterlambatan, atau ketidakmampuan untuk menerima,
memproses, transmisi, dan menggunakn system symbol-simbol.
2. Risiko gangguan perkembangan
Pengertian: risiko keterlambatan dari 25% atau lebih dalam satu atau lebih
pada area social atau perilaku mengatur diri atau kognitif, bahasa,
keterampilan motorik kasar, atau motorik halus.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan komunikasi verbal Tujuan/kriteria evaluasi : Menunjukkan
kemampuan komunikasi yang dibuktikan dengan indicator gangguan
(ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak)
a. Menggunakan bahasa tertulis, bicara, atau non verbal
b. Menggunakan bahasa isyarat
c. Menggunakan gambar dan menggambar
d. Pengakuan bahwa pesan diterima
e. Pertukaran pesan dengan orang lain
Batasan Karakteristik :
a. Tidak ada kontak mata atau kesulitan dalam mengikuti pilihan
b. Kesulitan dalam memahami dan menggali pola komunikasi yang biasanya
c. Kesulitan dalam dan menggali pola komunikasi yang biasanya
d. Kesulitan dalam mengekspresikan secara verbal
e. Keinginan menolak untuk bicara
Hasil yang disarankan NOC
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Autis suatu gangguan perkembangan yang sangat kompleks, yang
secara klinis ditandai oleh gejala – gejala diantaranya kualitas yang kurang
dalam kemampuan interaksi sosial dan emosional, kualitas yang kurang
dalam kemampuan komunikasi timbal balik, dan minat yang terbatas,
perilaku tak wajar, disertai gerakan-gerakan berulang tanpa tujuan
(stereotipik). Selain itu tampak pula adanya respon tak wajar terhadap
pengalaman sensorik, yang terlihat sebelum usia 3 tahun. Sampai saat ini
penyebab pasti autis belum diketahui, tetapi beberapa hal yang dapat memicu
adanya perubahan genetika dan kromosom, dianggap sebagai faktor yang
berhubungan dengan kejadian autis pada anak, perkembangan otak yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya dapat menyebabkan terjadinya perubahan
pada neurotransmitter, dan akhirnya dapat menyebabkan adanya perubahan
perilaku pada penderita. Dalam kemampuan intelektual anak autis tidak
mengalami keterbelakangan, tetapi pada hubungan sosial dan respon anak
terhadap dunia luar, anak sangat kurang. Anak cenderung asik dengan
dunianya sendiri. Dan cenderung suka mengamati hal – hal kecil yang bagi
orang lain tidak menarik, tapi bagi anak autis menjadi sesuatu yang menarik.
Terapi perilaku sangat dibutuhkan untuk melatih anak bisa hidup
dengan normal seperti anak pada umumnya, dan melatih anak untuk bisa
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Behrman, Kliegman, Arvin. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15.
Jakarta: EGC.
Yupi, Supartini. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.