Buku Menuju Kesetaraan Gender Perfilman Indonesia Kafein
Buku Menuju Kesetaraan Gender Perfilman Indonesia Kafein
K E S E TA R A A N
GENDER
PE R FI L M A N
INDONESIA
Analisis Data Terpilah-Gender
dan Rekomendasi Rencana Aksi
Penata Letak :
ISBN : 978-623-98834-0-9
dengan koordinasi :
iv
K ATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar iv
Bagian 1
Pendahuluan 1
Sekelumit Sejarah Perfilman Indonesia 10
Ketimpangan Gender dalam Profesi Perfilman 18
Akses Produksi dan Manfaat Ekonomi 62
Ketimpangan Gender dalam Festival dan Penghargaan 72
Pendidikan Film 82
Kesimpulan 96
Bagian 2
Pendahuluan 102
Rekomendasi Rencana Aksi 114
Identifikasi Pemangku Kepentingan 122
Analisis Pemangku Kepentingan 140
Kesimpulan 148
TERPILAH-GENDER
INDONESIA
INDUSTRI
DATA
FILM
PENDAHULUAN
3. festival film,
5. Pendidikan film
1 Bagian ini merupakan rangkuman dari tulisan Imanda, T., 2015. The State Market and the Indonesian Film
Industry. In: L. Giukin, J. Falkowska and D. Desserr, ed., Small Cinemas in Global Market: Genres, Identities,
Narratives. London: Lexington Books, dan presentasi oleh Yvonne Michalik dalam konferensi daring https://
kafein.or.id/panel-sejarah/
11
1990-1999 (Globalisasi)
1999 - Kini
Produser
Produser Pelaksana
Sutradara
Penulis Skenario
Keterlibatan perempuan sebagai penulis skenario
menunjukkan tren berbeda dibandingkan dengan profesi
lainnya dalam industri film. Penulis skenario perempuan
yang pertama tercatat adalah pada tahun 1927, hanya
selisih satu tahun sejak film pertama dibuat di Indonesia.
Sejak tahun 1951, hampir tiap tahun ada film yang
ditulis oleh penulis skenario perempuan. Ketidakhadiran
perempuan dalam profesi ini tercatat pada 6 tahun yang
berbeda (1956, 1959, 1963, 1965, 1967, dan 2001). Data
ini menunjukkan bahwa kehadiran perempuan sebagai
penulis skenario termasuk ajeg dan konsisten, tidak
seperti profesi lainnya. Keajegan itu tak serta merta ada
kesetimbangan jumlah dan persentase antara penulis
skenario laki-laki dan perempuan.
DATA TERPILAH GENDER INDUSTRI FILM INDONESIA
31
Pengarah Sinematografi
Penyunting Gambar
Pengarah Artistik
Penata Suara
Kesimpulan
2
Data terkait ini bisa dilihat pada presentasi Citra Dewi Utami yang bisa diakses melalui tautan:
https://kafein.or.id/panel-mahasiswa-dan-pembuat-film-muda/
AKSES
PRODUKSI
DAN
MANFAAT
EKONOMI
63
Upah
RATA-RATA UPAH
(PRODUKSI FILM FIKSI)
69
PERSENTASE PEMENANG
FESTIVAL FILM INDONESIA (FFI)
74
PENERIMA PENGHARGAAN
CAKUPAN PENGHARGAAN
Pendidikan Formal
Pendidikan Informal
3
Data di sini sejalan dengan riset yang dilakukan Renta Vulkanita Hasan dan Lala Palupi
Santyaputri yang sudah dipresentasikan dalam Konferensi Virtual KAFEIN. Presentasi mereka
dapat diakses melalui tautan berikut: https://kafein.or.id/panel-mahasiswa-dan-pembuat-film-
muda/
88
Beasiswa
SUMBER BEASISWA
Dosen Film
KESETARAAN
INDONESIA
PERFILMAN
MENCAPAI
GENDER
UNTUK
PENDAHULUAN
Teori Perubahan
Teori perubahan adalah sebuah alat yang digunakan
oleh banyak organisasi yang bekerja dalam bidang
pembangunan internasional. Sebagai sebuah alat, teori
ini memungkinkan penggunanya untuk menjelaskan
bagaimana sebuah hasil yang diinginkan dapat dicapai
dengan menciptakan perubahan-perubahan dan
bagaimana perubahan tersebut dipengaruhi oleh
kegiatan-kegiatan di dalam proyek. Teori ini tak sekadar
menunjukkan runutan pemikiran logis di balik sebuah
rumusan melainkan juga bermanfaat untuk menjamin
bahwa rencana aksi yang dirumuskan memiliki kontribusi
secara logis pada tujuan besarnya.
105
Tim inti KAFEIN terdiri dari Dr. Tito Imanda, Dr. Evi
Eliyanah, Sazkia Noor Anggraini S.Ant, S.Sn, M.Sn,
difasilitasi oleh konsultan pembangunan internasional
Rahayu Siti Harjanthi, M.A, merumuskan naskah awal dari
tujuan utama dan sasaran-sasaran untuk teori perubahan
sebagai titik mula diskusi dan juga untuk merancang
kegiatan konsultasi. Naskah ini dirumuskan melalui riset
awal dan masukan dari berbagai presentasi di konferensi
virtual “Perempuan dalam film dan perfilman Indonesia”
(https://kafein.or.id/en/filmgender/).
106
Sasaran II
Mendorong partisipasi kelompok
gender termarginalisasi dan kelompok
termarginalisasi lainnya dalam produksi
dan kegiatan perfilman Indonesia
dengan menyediakan insentif dan
membuka ruang-ruang baru bagi
mereka untuk belajar dan berkarya
Sasaran III
Perspektif gender terintegrasi dalam
pembuatan film Indonesia .
Aksi 2 SASARAN I
Memfasilitasi pertemuan
antara asosiasi-asosiasi profesi
perfilman Indonesia untuk
mendiskusikan kegiatan-
kegiatan apa yang dapat
mereka lakukan bersama-sama
untuk mencapai kondisi kerja
yang ideal, aman dan inklusif
bagi pekerja film.
Aksi 3 Hasil B
Membuat sebuah organisasi Terdapat
untuk perfilman Indonesia yang perlindungan
menyediakan perlindungan dan dukungan
dan dukungan bagi para bagi penyintas
penyintas kekerasan dan kekerasan dan
pelecehan seksual yang terjadi pelecehan seksual
dalam produksi atau kegiatan yang terjadi dalam
perfilman Indonesia. produksi atau
kegiatan perfilman
Indonesia.
118
SASARAN II
Mendorong perempuan dan/
atau kelompok minoritas lain
untuk mencapai posisi strategis
dalam pembuatan kebijakan
perfilman.
Aksi 6 Hasil D
Membuat lokakarya kolaborasi Menyediakan
dengan calon-calon pembuat ruang-ruang
film dari gender termarginalisasi untuk film-film
atau kelompok marginal lainnya. yang dibuat oleh
atau mengenai
kelompok
Aksi 7 termarginalisasi
untuk belajar dan
Membuat kegiatan-kegiatan memamerkan
dengan berbagai tema, karya mereka
menggunakan berbagai macam sebagai bentuk
wadah untuk memamerkan insentif untuk
film-film yang dibuat oleh atau mereka tetap
mengenai kelompok yang berkarya.
termarginalisasi.
120
Aksi 9 Hasil F
Membuat sebuah panduan Terdapat
untuk mencapai kurikulum dan dokumen acuan
lingkungan yang responsif yang membantu
SASARAN III
gender untuk sekolah film. sekolah film
mentransformasi
kurikulum dan
lingkungan
mereka menjadi
lebih responsif
terhadap gender,
Aksi 10 Hasil G
Membuat pelatihan untuk Meningkatkan
berbagai kelompok pemangku kesadaran
kepentingan mengenai mengenai
perspektif gender dalam film. perspektif gender
dalam film kepada
pemangku
kepentingan film.
Aksi 11
Membuat katalog review film
terkait dengan sensitivitas
gender dan keberagaman,
IDENTIFIK ASI
PEMANGKU
KEPENTINGAN
UNTUK
IMPLEMENTASI
RENCANA
AKSI
AKSI 2 PELAKSANA:
Memfasilitasi pertemuan antara BADAN
asosiasi-asosiasi profesi perfilman
Indonesia untuk mendiskusikan
PERFILMAN
tindakan-tindakan apa yang dapat INDONESIA
dilakukan bersama-sama untuk
mencapai lingkungan kerja yang
ideal, aman dan inklusif bagi
pekerja film
AKSI 3 PELAKSANA:
Membuat sebuah organisasi BADAN
untuk perfilman Indonesia yang
menyediakan perlindungan dan
PERFILMAN
dukungan bagi para penyintas INDONESIA
kekerasan dan pelecehan seksual
yang terjadi dalam produksi atau
kegiatan perfilman Indonesia
AKSI 4 PELAKSANA:
Memperluas kerangka kerja untuk KAFEIN
data terpilah-gender perfilman
Indonesia untuk memasukkan
nuansa terkait dengan kategori-
kategori marginalisasi lainnya dan
memelihara, memperbaharui dan
mempublikasikan data tersebut
AKSI 6 PELAKSANA:
Membuat lokakarya kolaborasi ASOSIASI
dengan calon-calon pembuat film
dari gender termarginalisasi atau
PERFILMAN
kelompok marginal lainnya
AKSI 7 PELAKSANA:
Membuat kegiatan-kegiatan BADAN
dengan berbagai tema,
menggunakan berbagai macam
PERFILMAN
wadah untuk memamerkan INDONESIA
film-film yang dibuat oleh atau
mengenai kelompok yang
termarginalisasi
AKSI 9 PELAKSANA:
Membuat sebuah panduan PROSFISI
untuk mencapai kurikulum dan
lingkungan yang responsif gender
untuk sekolah film
AKSI 10 PELAKSANA:
Membuat pelatihan untuk BPI
berbagai kelompok pemangku
kepentingan mengenai perspektif KAFEIN
gender dalam film ASOSIASI PROFESI
AKSI 11 PELAKSANA:
Membuat katalog ulasan film KAFEIN
terkait dengan sensitivitas gender
dan keberagaman