Anda di halaman 1dari 15

ALAT PENUKAR PANAS

1. HEAT EXCHANGER
Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu aliran
fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu :
Memanaskan fluida
Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan kebutuhannya. Pada
gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida yang berada didalam tube adalah
air, disebelah luar dari tube fluida yang mengalir adalah kerosene yang semuanya berada
didalam shell.

A. Jenis-Jenis Penukar Panas


Jenis-jenis penukar panas antara lain :
1. Shell and Tube Heat Exchanger
2. Double Pipe Heat Exchanger
3. Plate and Frame Heat Exchanger
4. Adiabatic wheel heat exchanger
5. Pillow plate heat exchanger
6. Dynamic scraped surface heat exchanger
7. Phase – change heat exchanger
Shell and Tube Heat Exchanger
Heat exchanger tipe shell and tube merupakan tipe heat exchanger yang paling banyak
di dalam industri proses. hal ini dikarenakan tipe shell and tube dapat digunakan untuk
proses-proses dengan cakupan variasi tekanan dan temperatur yang luas. Selain itu, tipe shell
and tube dapat dikonstruksi dengan cakupan variasi material yang luas. Shell and tube dibagi
lagi menjadi tiga tipe utama. Susunan tipe shell and tube secara konvensional diklasifikasikan
berdasarkan nomenklatur dari Tubular Exchanger Manufacturers Association (TEMA) yang
ditunjukkan.

1. Fixed tubesheet (Shell dengan pelat tube tetap)


Jenis ini sangat sederhana apabila dibandingkan dengan 2 jenis berikutnya. Ciri yang
dimiliki adalah adanya tubesheet yang tetap atau stasioner. Dari segi perawatan, cara
mekanik maupun kimiawi dapat diterapkan pada sisi bagian dalam pipa. Cara mekanik
dilakukan dengan menggunakan sikat pembersih, sedangkan cara kimiawi dengan
menggunakan cairan kimia yang disemprotkan ke dalam pipa. Kesulitan yang muncul
adalah apabila harus melakukan pembersihan kerak yang berada pada sisi luar pipa,
mengingat adanya fixed tubesheet menyebabkan bagian luar pipa ini tidak dapat diakses
dari luar. Kelemahan dari penukar kalor tipe ini adalah apabila terjadi ekspansi termal
akan menyebabkan kebocoran pada sisi tubesheet. Oleh karena itu, heat exchanger jenis
ini disarankan untuk tidak digunakan pada temperatur yang terlalu tinggi. Penambahan
ruang ekspansi diperlukan untuk mengatasi masalah ekspansi termal tersebut.

2. U – tube type
Tipe ini memiliki bentuk yang tidak terlalu kompleks sepeti pada tipe fixed tubesheet
sehingga biaya pembuatannya pun tidak terlalu mahal. Heat exchanger jenis ini memiliki
pipa yang berbentuk U. Kelebihan dari tipe ini adalah kemudahan perawatan untuk sisi
luar pipa yaitu dengan melepas tube bundle. Setelah tube bundle dikeluarkan dari shell,
pembersihan secara mekanik pada bagian luar pipa atau pada sisi shell dapat dengan
mudah dilakukan. Sebaliknya untuk pipa yang berbentuk U, maka pembersihan secara
mekanik cukup sulit dilakukan untuk bagian dalam pipa karena adanya belokan U
menyebabkan sikat penggosok tidak dapat menjangkau bagian ini sehingga lebih
disarankan untuk menggunakan cairan kimiawi. Kelebihan lain dari jenis ini adalah
ekspansi termal akan terjadi pada sisi belokan pipa.

3. Floating head type


Heat exchanger jenis ini memiliki susunan paling kompleks apabila dibandingkan
dengan dua jenis sebelumnya. Hal ini karena adanya floating head cover yang
menyebabkan biaya pembuatan lebih mahal. Jenis ini sangat tepat apabila bekerja pada
kondisi tekanan dan temperatur tinggi. Adanya ekspansi termal akan diterima oleh
bagian floating head cover. Tube bundle pada heat exchanger ini terdiri atas susunan
pipa lurus yang terpasang kuat pada ujungnya. Diameter tubesheet pada sisi fluida masuk
memiliki diameter yang lebih besar dari pada diameter dalam shell, sedangkan pada sisi
yang lain memiliki diameter tubesheet yang lebih kecil dari pada diameter dalam shell.
Tujuan pemilihan konfigurasi ini adalah untuk kemudahan pada sisi floating head cover
dalam bergerak secara translasi apibila terjadi ekspansi termal. Perawatan sisi dalam
maupun luar pipa dapat dilakukan dengan mudah. Untuk sisi luar pipa dapat dilakukan
dengan melepas bagian tube-bundle sedangkan sisi dalam pipa menggunakan sikat
penggosok maupun cairan kimiawi.
B. Tipe Aliran pada Alat Penukar Panas
Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :
1. Counter current flow (aliran berlawanan arah)
2. Paralel flow/co current flow (aliran searah)
3. Cross flow (aliran silang)
4. Cross counter flow (aliran silang berlawanan).

C. Komponen Dasar Penyusun HE


1. Tube
 Merupakan pipa kecil yang tersusun di dalam shell
 Aliran di dalam tube sering dibuat melintas lebih dari 1 kali dengan tujuan untuk
memeperbesar koefisisen perpindahan panas lapiasan film fluida dalam tube.
Tipe susunan tube
a. Susunan Segitiga (Triangular Pitch)

- Keuntungan :
 Film koeffisien lebih tinggi daripada square pitch.
 Dapat dibuat jumlah tube yang lebih banyak sebab susunannya kompak.
- Kerugian :
 Pressure drop yang terjadi antara menengah ke atas.
 Tidak baik untuk fluida fouling, Pembersihan secara kimia

b. Susunan Segitiga Diputar 30o (Rotated Triangular Pitch)

c. Susunan Bujur sangkar (Square Pitch)

d. Susunan Bujur sangkar yang Diputar 45o (Diamond Square Pitch)


 Tube pitch
Lubang yang tidak dapat dibor dengan jarak yang sangat dekat, karena jarak tube
yang terlalu dekat akan melemahkan struktur penyangga tube.
 Tube Pitch
Clearance
Jarak terdekat antara 2 tube yang berdekatan.
 Tube Sheet
Suatu flat lingkaran yang fungsinya memegang ujung-ujung tube dan juga sebagai
pembatas aliran fluida di shell & tube.

2. Baffle
Sekat-sekat yang digunakan untuk :
 Mengatur aliran lewat shell sehingga turbulensi yang tinggi akan diperoleh
 Menahan struktur tube bundle
 Menahan atau mencegah terjadinya getaran pada tube
3. Shell
 Merupakan bagian tengah alat penukar panas
 Merupakan tempat untuk tube bundle
4. Tube Side Channel dan Nozzle
Mengatur aliran fluida di tube
5. Channel Cover
Tutup yang dapat dibuka saat pemeriksaan dan pembersihan

D. Prinsip Kerja Heat Exchanger


1. Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke
tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali. Dalam suatu proses,
panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan  suhu suatu zat dan atau perubahan tekanan,
reaksi kimia dan kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida yang
panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara
tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan langsung
tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.
a. Perpindahan Panas Secara Konduksi
Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling berdekatan antar
yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh perpindahan molekul-molekul
tersebut secara fisik. Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih cepat
dibandingkan molekul-molekul benda yang berada dalam keadaan dingin. Getaran-
getaran yang cepat ini, tenaganya dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga
menyebabkan getaran yang lebih cepat maka akan memberikan panas.

b. Perpindahan Panas Secara Konveksi


Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan partikel atau
zat tersebut secara fisik.

Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua
fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung
ataupun tidak langsung.
a. Secara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan kontak
langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang terjadi
yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran steam pada
kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid,
dan partikel padat-kombinasi fluida.
b. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui dinding pemisah.
Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.

2. BOILER
A. Sistem Kerja Boiler
Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang mengkonversikan energi kimia
(potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas. Boiler terdiri dari dua komponen utama
yaitu :
1. Dapur (furnace), sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjad energi panas.
2. Alat penguap (eveporator) yang mengubah energi pembakaran (energi panas) menjadi
energi potensial uap.
Kedua komponen tersebut di atas telah dapat untuk memungkinkan sebuah boiler untuk
berfungsi. Sedangkan komponen lainnya adalah :
1. Corong asap dengan sistem tarikan gas asapnya, memungkinkan dapur berfungsi
secara efektif.
2. Sistem perpipaan, seperti pipa api pada boiler pipa api, pipa air pad boiler pipa air
memungkinkan sistem penghantaran kalor yang efektif antara nyala api atau gas panas
dengan air boiler.
3. Sistem pemanas uap lanjut, sistem pemanas udara pembakaran serta sistem pemanas
air pengisi boiler berfungsi sebagai alat untuk menaikan efisiensi boiler.
B. Bagian-Bagian Utama Penyusun Boiler
Adapun bagian utama yang menyusun Boiler adalah sebagai berikut :
1.  Economizer
Berfungsi untuk memanaskan air setelah melewati High Pressure Heater.
Pemanasan dilakukan dengan memanfaatkan panas dari flue gas yang merupakan sisa
dari pembakaran dalam furnace.
Temperatur air yang keluar dari Economizer harus dibawah temperatur jenuhnya
untuk mencegah terjadinya boiling dalam Economizer. Karena perpindahan panas yang
terjadi dalam Economize rmerupakan konveksi, maka menaikkan luas permukaan akan
mempermudah perpindahan panas ke air.Inilah sebabnya mengapa desain
pipa Economizer dibuat bertingkat.
2.  Superheater
Berfungsi untuk memanaskan uap dari Steam Drummenjadi uap panas lanjut (main
steam).Main steamdigunakan untuk melakukan kerja dengan ekspansi dalam turbin.
Superheater memiliki lima bagian utama, yaitu :
1. Superheater (SH) Vertical Platens
2. SH Division Panel
3. Low Temperature SH Pendant
4. Low Temperature SH Horizontal
5. Back Pass and Roof
Uap yang berasal dari penguapan di dalam drum atas belum dapat dipergunakan oleh
turbin uap, oleh karenanya harus dilakukan pemanasan uap lanjut melalui pipa uap
pemanas lanjut (Superheater Pipe), hingga uap benar-benar kering dengan temperatur
260 oC – 340 oC. Pipa-pipa pemanas uap lanjut dipasang di dalam ruang pembakaran
kedua, hal ini mengakibatkan uap basah yang dialirkan melalui pipa tersebut akan
mengalami pemanasan lebih lanjut.
3.  Reheater
Berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang telah mengalami ekspansi dalam
turbin.Uap keluaran turbin berupa cold steam sehingga perlu dipanaskan kembali dan
dimasukkan kembali ke dalam Boiler . Reheater kemudian memasuki Front
Reheater dan keluar melalui Reheater Vertical Spaced Front Outlet
Header menuju IP Turbine.
4.  Main Steam Drum
Drum atas berfungsi sebagai tempat pembentukan uap yang dilengkapi dengan
sekat-sekat penahan butir-butir air untuk memperkecil kemungkinan air terbawa uap.
Steam drum terletak di bagian atas, adalah suatu tabung atau bejana yang berisi air dan
sebagian uap dengan perbadingan 50%: 50%. Pada steam drum itulah pembuatan uap
pada ketel terjadi. Disamping sebagai tempat pembuatan uap, juga digunakan sebagai
tempat penerima air pengisi ketel. Karena perbedaan suhu pada air pengisisan dan air
yang berada di dalam steam drum dan air yang berada di dalam pipa-pipa, maka
terjadilah sirkulasi air didalam ketel, sehingga air yang bersuhu rendah akan mengalir
kebawah melalui pipa-pipa dan down corner. Demikian pula sebaliknya pada air yang
bersuhu tinggi akan mengalir keatas melalui pipa-pipa disekeliling dapur, akhirnya
menguap pada permukaan air dalam steam drum.
5.  Down Comer
Merupakan saluran air dari Steam Drum ke Header(Pengaman) yang berada di
bawah ruang bakar dimana dari header butir – butir air panas akan dipanaskan melalui
pipa – pipa yang tersusun di dindingfurnace.Pada Down Comer  bagian bawah terdapat
suatu pompa yang disebut dengan Boiler Water Circulating Pump (BWCP) yang
digunakan untuk mengatur sirkulasi air yang akan dipanaskan atau diuapkan.Ada enam
downcomer dengan O.D.16” ( 406.4 mm).
5. Furnace
Furnance adalah suatu ruangan dapur sebagai penerima bahan bakar untuk
pembakaran, yang dilengkapi dengan fire grate pada bagian bawah diletakan rangka
bakar sebagai alas bahan bakar, dan pada sekelilingnya adalah pipa-pipa air ketel yang
menempel pada dinding tembok dapur yang mendapat atau menerima panas dari bahan
bakar. Adapun pemindahan panas yang terjadi pada ketel uap ada 3 proses, yaitu:
1. Pemindahan panas dengan pancaran atau radiasi dari nyala api dan gas panas kepada
dinding ketel dan pipa-pipa air.
2. Panas ini mengalir memalui hantaran atau konduksi dari sisi dinding yang menerima
panas ke sisi dinding yang memberi panas.
3. Selanjutnya panas ini dengan cara singgungan atau konveksi diserahkan kepada air
yang mengalir.

Ruang bakar terbagi 2 (dua) bagian, yaitu : 


1. Ruang pertama berfungsi sebagai ruang pembakaran, sebagai pemanas yg dihasilkan
dan diterima langsung oleh pipa-pipa air yg berada di dlm ruangan dapur tersebut
(pipa-pipa air) dari drum ke header samping kanan/kiri.
2. Ruang kedua merupakan ruang gas panas yg diterima dari hasil pembakaran dalam
ruang pertama. Di dalam ruang kedua ini sebagian besar panas dari gas diterima oleh
pipa-pipa air drum atas ke drum bawah. Dalam ruang pembakaran pertama udara
pembakaran ditiupkan oleh Blower Forced Draft Fan (FDF) melalui lubang-lubang
kecil disekeliling dinding ruang pembakaran dan melalui kisi-kisi bagian bawah
dapur (Fire grates).
Jumlah udara yang diperlukan diatur melalui klep (Air Draft Controller) yang
dikendalikan dari panel saklar ketel. Sedangkan dalam ruang kedua, gas panas dihisap
Blower (Induced Draft Fan) sehingga terjadi aliran panas dari ruangan pertama ke ruang
kedua dapur. Pembakaran Di dalam ruang kedua dipasang sekat-sekat sedemikian rupa
yang dapat memperpanjang permukaan yang dilalui gas panas, supaya gas panas tersebut
dapat memanasi seluruh pipa air, sebagian permukaan luar drum atas dan seluruh bagian
luar drum bawah.
7.  Blow Down
Untuk mengontrol kualitas air serta mengurangi kandungan zat padat (Silika) dalam
air sehingga tidak terbentuk kerak hangus pada furnace. Alat ini akan bekerja secara
otomatis saat sensor menunjukkan kandungan silika dalam air melebihi standar.Ia akan
membuang sebagian kecil air dari drum ( 1 % sampai 2 % dari tingkat penguapannya)
8. Water drum
Drum bawah berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang didalamnya di
pasang plat-plat pengumpul endapan lumpur untuk memudahkan pembuangan keluar
(Blow Down). Water drum terletak dibagian bawah, adalah suatu tabung atau bejana
yang berisi air sebagai penguhubung pipa-pipa ketel dari pisteam drum. Disamping itu,
Water drum juga berfungsi sebagai tempat pengendapan kotoran-kotoran air dalam ketel,
yang tidak menempel pada dinding-dinding ketel, melainkan terlarut dan mengendap.
Dengan jalan atau perlakuan Blow Down maka kotoran-kotoran tersebut akan dapat
dibuang dan dikeluarkan dari dalam ketel. Kotoran-kotoran tersebut misalnya : SiO2, Fe.
9. Pipa air
Pipa-pipa air berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yg dibuat sebanyak
mungkin hingga penyerapan panas lebih merata dengan efisiensi tinggi, pipa-pipa ini
terbagi dalam:
1. Pipa air yang menghubungkan drum atas dengan header muka atau belakang.
2. Pipa air yang menghubungkan drum dengan header samping kanan atau samping kiri. 
3. Pipa air yang menghubungkan drum atas dengan drum bawah. 
4. Pipa air yang menghubungkan drum bawah dengan header belakang.

10. Air heater


Air heater adalah alat pemanas udara penghembus bahan bakar. Prinsip kerja Air
heater yaitu memanaskan udara yang lewat disela-sela pipa dialirkan udara hembusan
dari F.D.F yang lewat di sekitar pipa-pipa yang di dalamnya mengalir gas bekas dari
pembakaran bahan bakar.
Udara hembus sebelum melalui Air heater mempunyai suhu yang sama dengan
udara luar yakni sekitar 380oC, dan setelah melalui Air heater dapat mencapai suhu
antara 2000oC-2300oC. Keuntungan penggunaan Air heater adalah :
1. Pemanfaatan kalor gas buang.
2. Pembuatan uap lebih cepat.

11. Dust collector


Dust collector adalah alat pengumpul abu atau penangkap abu pada sepanjang aliran
gas pembakaran bahan bakar sampai kepada gas buang.  Keuntungan penggunaan dust
colector adalah : 
1. Gas buang akan menjadi bersih, sehingga tidak mengganggu pencemaran udara.
2. Tidak menjadikan kerusakan alat-alat bantu lainnya, misalnya : pipa-pipa Air heater,
cashing I.D.F yang aus karena gesekan abu, pasir, dsb.
3.  Tidak mengganggu jalannya operasi.

12. Pembuangan gas bekas


Gas bekas setelah ruang pembakaran kedua dihisap oleh Blower isap (Induced Draft
Fan) melalui saringan abu (Dast Colector) kemudian dibuang ke udara bebas melalui
cerobong asap (Chimney) Pengaturan tekanan didalam dapur dilakukan pada corong
keluar Blower (Exhaust) dengan katup yang diatur secara otomatis oleh alat hidrolis
(Furnace Draft Control).
13. Air seal damper
Air seal damper adalah alat yang terdiri dari dua buah damper atas dan bawah yang
bekerja membuka dan menutup secara bergantian yang berfungsi ganda, yaitu untuk
mengeluarkan abu pada Dust collector, juga menjaga agar udara luar tidak masuk akibat
tarikan I.D.F.
14. Ash rotary valve
Ash rotary valve adalah alat bantu yang berfungsi sama dengan Air seal damper,
yaitu untuk mengeluarkan abu pada Dust collector,juga menjaga agar udara luar tidak
masuk akibat tarikan I.D.F yang membedakan yaitu Ash rotary valve bekerja berputar. 
15. Soot Blower
Soot Blower adalah alat yang berfungsi sebagai pembersih jelaga atau abu yang
menempel pada pipa-pipa. Alat ini berada pada dinding-dinding samping kanan kiri
ketel. Media pembersihnya adalah uap yang diambilkan dari steam drum yang
bertekanan 11-13 kg/cm2 setelah melalui steam reducer.
Soot Blower bekerja secara manual bekerja secara manual yang biasannya dilakukan
pada setiap 4 jam sekali atau pada saat setelah dilakukan damping stocker (pembuangan
abu dapur). Cara pelaksanaan Soot blowing adalah berurutan dimulai dari depan atau
mengikuti jalannya gas asap. Hal tersebut dimaksudkan agar mendapatkan hasil
penyemprotan yang bersih dan sempurna.
16. Burner
Burner adalah alat yang berfungsi sebagai penyemprot bahan bakar cair misalnya
solar, residu, dll. Pada pabrik gula penggunaan Burner sangat ditekan karena dengan
penggunaan Burner berarti menggunakan bahan bakar yang beli, sedangkan pabrik gula
adalah produsen bahan bakar padat yaitu bagasse. Oleh karena itu harus diupayakan agar
mois atau kandungan air pada bagasse sekecil mungkin. Namun demikian peralatan
Burner harus tetap dipasang, karena pada sebelum tersedia bahan bakar bagasse maka
Burner harus digunakan. Selain itu mungkin terjadi gangguan pada pada peralatan bahan
bakar bagasse pada saat operasi.

Anda mungkin juga menyukai