PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Kekayaan
sumber daya alam ini berbeda di setiap wilayah Indonesia. Potensi tersebut
kekayaan alam yang dimiliki Indonesia diantaranya yaitu tanah yang subur
peranan penting bagi hidup dan kehidupan makhluk hidup. Sumber daya air
daya air seringkali dihadirkan sebagai wisata. Wisata air terjun, pemandian
air panas dan air sumber adalah beberapa contoh wisata dengan daya tarik
Sumber Maron merupakan salah satu objek wisata alam yang berada
Kecamatan Pagelaran. Daya tarik utama wisata ini adalah sumber mata air
yang jernih berdebit 460 liter/ detik, suasana wisata pedesaan, serta air terjun
mini yang berada di dalamnya. Asal usul nama Sumber Maron berasal dari
kata sumber yang berarti mata air dan maron yang berarti alat menanak nasi.
Pemberian nama Sumber Maron berawal ketika pada tahun 2002 warga
1
mengatakan pemberian nama Sumber Maron berdasar pada bentuk sumber
sumber yang tidak dikelola dan airnya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
dilakukan oleh masyarakat sekitar yang tinggal di dekat sumber. Air sumber
pada waktu itu melimpah, namun karena letak sumber yang berada di bawah
dan tidak adanya tekonologi yang memadai seperti saat ini menjadi penyebab
air sumber tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Kondisi tersebut
dan pengairan sawah warga Desa Karangsuko yang tidak bisa memanfaatkan
air sumber.
Bank (Bank Dunia) melalui program pemberdayaan desa yaitu Water and
Sanitation for Low Income Communities (WSLIC)/ Program Air Bersih dan
tersebut adalah desa yang memiliki potensi sumber daya terutama air yang
kemudian dilakukan untuk menguji kuantitas dan kualitas air Sumber Maron.
dimanfaatkan sebagai air minum dan air bersih. World Bank memberikan
bantuan 50% untuk pembangunan pengelolaan air dan 50% sisa untuk
2
tandon. Pompa air tersebut kemudian mengalirkan air ke 3 tandon yang
Air sumber tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sumber
Sarana Air Bersih dan Sanitasi (BPSABS) Sumber Maron atau bisa disebut
diperoleh dari hasil hutang oleh pihak yayasan. Tim KKN UMM memberikan
seperti sekarang. Sumber Maron hanyalah sebuah sumber mata air yang
3
penanaman pohon-pohon yang dilakukan oleh pihak BPSABS dalam rangka
diresmikan pada tahun 2012 bulan Mei oleh Bupati Malang yaitu Drs. H.
tempat wisata sudah terlihat sebelum peresmian PLTMH. Pada Hari Raya
Idul Fitri tahun 2012 setelah peresmian, Sumber Maron mulai ramai didatangi
Air terjun mini yang berada di Sumber Maron juga merupakan dampak
4
Program WSLIC dan PLTMH yang melatarbelakangi Sumber Maron
tiket masuk. Pada tahun 2013 tepatmya satu minggu sebelum Hari Raya Idul
berdasar pada kondisi tahun sebelumnya dimana Sumber Maron mulai ramai
pemberlakuan tiket masuk berasal dari Sayid Muhammad atau yang lebih
tahun 2001 hingga tahun 2015, sehingga beliau sangat mengetahui seluk
oleh Sayid Muhammad dengan Kepala Dusun Adiluwih yaitu Haji Rido pada
Haji Rido menyinggung tentang hasil pungutan tiket masuk Taman Wisata
5
Pembagian hasil atas inisiatif Sayid Muhammad dilakukan melihat kondisi
keuangan Desa Karangsuko pada waktu itu kurang stabil dan Sumber Maron
dengan timbal balik dari pihak desa yaitu turut membantu anggota yayasan
pungutan tiket masuk dan hak pengelolaan Taman Wisata Edukatif Sumber
Maron yang juga termasuk WSLIC serta PLTMH. Konflik kemudian muncul
harus dikelola oleh Pemerintah Desa karena merupakan aset desa dan milik
kuantitas air sumber karena nantinya akan ada berbagai pembangunan untuk
menunjang fasilitas wisata. Hal tersebut yang juga menjadi salah satu
6
kekhawatiran Sayid Muhammad apabila Sumber Maron dikelola oleh pihak
Air adalah sumber daya yang selama ini dijual ke masyarakat, faktor
utama Sumber Maron ramai pengunjung dan menjadi tempat wisata, sehingga
pengelolaan terhadap air dan yang berkaitan dengan air sudah seharusnya
cukup lama yaitu kurang lebih 1 tahun. Berbagai solusi konflik telah
7
merupakan mitra kerja di kantor Pemerintahan Desa Karangsuko yang
oleh Pemerintah Desa dan Sayid Muhammad hanya fokus kepada WSLIC
dan PLTMH.
Konflik antara desa dan masyarakat juga terkait hak pengelolaan wisata
bukan oleh Pemerintah Desa. Hal tersebut dilatarbelakangi karena desa yang
dinilai kurang transparan terkait hasil pemasukan wisata Sumber Maron, dan
tidak adanya pembangunan di desa atau bantuan dari desa hasil dari pungutan
tiket masuk untuk masyarakat sekitar, padahal pungutan tiket masuk Sumber
Maron sudah berjalan selama 3 tahun tetapi masyarakat menilai tidak ada
hasilnya.
Karangsuko. Hal tersebut agar pengawasan terhadap dana wisata lebih mudah
8
dilakukan. Pemanfaatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) juga
Sumber Maron.
9
1. Menganalisis penyebab munculnya konflik pengelolaan Taman Wisata
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi pemerintah
10
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
terkait resolusi konflik karena sumber daya dan wisata yang berguna
bagi pemerintah.
b. Bagi yayasan
c. Bagi masyarakat
d. Bagi peneliti
1. Resolusi Konflik
dan sikap yang baik serta konstruktif (Schenkel:2000). Konflik tidak akan
11
pernah hilang dan akan selalu terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat
berlangsung.
2. Pengelolaan
arti pemanfaatan sumber daya manusia ataupun sumber daya lainnya yang
12
3. Taman
tumbuhan, komponen abiotik taman antara lain tanah, air, udara, cahaya
matahari dan komponen tambahan taman antara lain jalan setapak, gazebo,
4. Wisata Edukatif
tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (UU N0. 10
Definisi lain dari edukatif adalah sesuatu hal yang dapat mengajarkan
13
wisata mempunyai daya tarik dan fungsi lebih dari sebelumnya. Unsur
wisata.
berikut :
mencakup rentang luas, yaitu from life’s action and narratives to its
maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang
14
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
15
yaitu mereka yang terlibat langsung dalam konflik sosial yang diteliti;
Kecamatan Pagelaran
a. Observasi
dan tingkah laku dalam setting sosial yang dipilih untuk diteliti.”
16
tindakan orang-orang, serta juga keseluruhan kemungkinan interaksi
17
pengumpulan data yang didasarkan pada percakapan secara intensif
c. Dokumentasi
18
informasi sebelumnya. Data dokumentasi diperoleh peneliti dari
sebagai berikut :
Edukatif.
2015.
19
Karangsuko Kecamatan Pagelaran Pengganti Antar Waktu Masa
pengelola wisata Sumber Maron, dan jadwal tim jaga tiket Taman
d. Studi literatur
informasi tambahan yang erat dengan tema yang dikaji oleh peneliti.
20
Sumber Daya Hutan penelitian M. Imam Arifandy. Buku-buku teori
penelitian berlangsung.
a. Data Primer
21
belum mendapatkan gambaran yang jelas terkait tema yang dikaji.
Edukatif.
22
6. Absensi Musyawarah Desa (MusDes) Karangsuko 15 September
2015.
wisata Sumber Maron, dan jadwal tim jaga tiket Taman Wisata
b. Data Sekunder
pihak kedua baik dari sumber pihak lain seperti karya ilmiah apakah
diantaranya :
2017)
23
2. Bank Dunia Kagumi PLTMH Sumber Maron
2017)
September 2017)
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain. Menurut Miles dan Huberman juga Yin
data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Pada tahap analisa data ini
24
peneliti membuat transkip dari setiap wawancara yang dilakukan.
kesimpulan penilitian.
Pengumpulan Penyajian
Data Data
Reduksi Penarikan
Data Kesimpulan
a. Pengumpulan Data
b. Reduksi Data
25
dengan cara memilih bagian data untuk dicode, diringkas serta
c. Penyajian Data
26
sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton
yang sama.
27
dengan penelitian ini peneliti memanfaatkan mahasiswa Universitas
Malang.
teori.
28