Anda di halaman 1dari 5

MUDA –MUDI PEDULI KALI & BUDAYA

DESA MANGLIAWAN
KECAMATAN PAKIS -- KABUPATEN MALANG
Jalan Anggodo III / 51 Wendit Timur Desa Mangliawan Kecamatan Pakis,
Kabupaten Malang – 65154 telp. +62 811 5 220 112 (Teguh), +62 812 3392 3705 (Upick)

Rekso Kali Wendit #2


Giat Resik Kali Dalam Rangka Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2019

I. Pendahuluan

“Manusia tak akan hidup tanpa air”

Manusia adalah makhluk sosial. Tentunya, bukan hanya berinteraksi dengan sesama manusia saja,
manusia harus mampu berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya.Tentunya manusia harus mampu
menjadi pengayom lingkungan, sehingga mampu memberikan kenyamanan hidup, mampu
memberikan perlindungan yang maksimal terhadap alam yang akan memberikan dampak kepada
manusia itu sendiri. Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup menegaskan bahwa kondisi alam dipengaruhi bukan hanya oleh alam itu sendiri,
tetapi lebih dominan dipengaruhi oleh tingkah laku manusia.

“Karena manusia hanya memiliki satu bumi, maka semua dampak negatif yang ditimbulkan oleh
aktivitas manusia akan balik mengenai manusia itu kembali!” (Budhi Soesilo, 2012).

Alam semesta dan lingkungan kita berada pada satu bumi yang sama dan tidak ada kembarannya, kita
dituntut untuk menjaga sebaik mungkin isi bumi ini. Salah satu komponen penting lingkungan kita yang
mampu memberikan kelangsungan kehidupan makhluk hidup adalah menjaga kelestarianmata air /
danau dankali / sungai untuk keberadaannya sebagai upaya bagi ketahanan air bersih bagi kehidupan.

II. Latar Belakang

Sebagaimana diketahui Sumber Wendit adalah salah satu mata air purba yang menjadi obyek
destinasi wisata sebagai bagian awal peradaan manusia di wilayah Malang Raya. Sumber Wendit
adalah sebentuk taman nirwana alam yang menjadi tempat kunjungan sejak awal keberadaan kerajaan
- kerajaan kuno di Tanah Jawa. Masyarakat sekitar meyakini setelah keruntuhan Tumapel, Wendit
adalah pusat pemerintahan awal keberadaan Kerajaan Singhasari. Setelah mangkatnya Ken Arok,
pusat kerajaan berpindah ke wilayah Singosari, dimana hal tersebut diperkuat dengan adanya satu
catatan didalam sebuah prasasti Balingawan masa Empu Sendok & prasasti Himad Walandit pada
masa Majapahit.

Sumber Wendit adalah mata air dengan catatan kisah dan ceritanya sepanjang jaman dari perjalanan
sejarah bangsa Nusantara ini. Sumber Wendit merupakan jejak tapak sejarah raja-raja Jawa sejak
masa Mataram Kuno hingga Majapahit, saat ini masih tersisa dan terasa jejak atmosfer dan
nuansanya. Setelah keruntuhan Majapahit hingga hari ini, sumber Wendit merupakan bagian
keterikatan adat dan tradisi masyarakat Tengger yang berdiam di lereng Bromo dan Semeru, diyakini
mereka adalah anak cucu asli keturunan Majapahit terakhir yang melaksanakan misi ritual pemujaan

1
kepada Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Usai menjalani misi ritual tersebut, mereka tidak
langsung kembali ke tempat asal di daerah sumber Wendit dan sekitarnya. Mereka membuka lahan
untuk bermukim dan bercocok tanam di wilayah baru tersebut, selanjutnya mereka berkembang
menjadi komunitas tersendiri di lereng-lereng Gunung Bromo dan Semeru dan hingga kini khalayak
menyebutnya Orang Tengger / Suku Tengger, sehingga karena keterikatan tersebut secara rutin pada
setiap hari jumat, mereka selalu berkunjung ke sumber Wendit dengan tujuan untuk pengambilan air
suci, melaksanakan permandian dan ritual keperayaan mereka.

Kawasan mata air Sumber Wendit, memiliki beberapa kolam alami yang ternyata sudah digunakan
para Raja Jawa masa lalu dan dipercaya sebagai tempat peristirahatan Raja Hayam Wuruk dari
Majapahit yang terkenal itu. Ketika sang raja melakukan perjalanan suci, jejak napak tilas sang raja
terukir pada candi-candi peninggalan leluhur.

Kekhasan ekosistem dan keindahan alam Sumber Wendit inilah yang mengilhami para pendahulu
leluhur Masyarakat Wendit dengan menjadikan kawasan ini sebagai tempat pemujaan yang dikunjungi
khalayak ramai untuk tujuan ritual pemujaan, pensucian diri/permandian, & sebagai tempat untuk
pelesiran/wisata, bersenang-senang. Selanjutnya kawasan mata air ini menjadi sebuah destinasi
wisata yang ramai dan terkenal, khalayak menyebutnya sebagai Taman Wendit, yang memberikan
manfaat bagi masyarakat sekitar untuk adat, tradisi, & budaya.

A. DAS Wendit

DAS Wendit merupakan satu kawasan bio-ecoregion yang terdiri dari mata air, sungai serta rangkaian
sistem kehidupan alamiah didalamnya.Sebentuk bentang alam yang khas & menarik yaitu berupa
ekosistem hutan alam dengan pancaran mata air yang berlimpah. Ketersediaan mata air yang
melimpah ini keluar memancar dari lembah yang dinaungi berbagai jenis tegakan pohon berkayu jenis
campuran; didalamnya terdapat beberapa pohon dominan dari jenis pohon beringin, elo, mahoni, sono
keling, serta jati (Tectona grandis) yang berusia seabad lebih, sehingga membentuk sebuah ekosistem
hutan kecil sebagai habitat terakhir kehidupan liar fauna species kera ekor panjang (Macaca
fascicularis).

Secara terbatas, Kawasan Sumber Wendit / DAS (Daerah Aliran Sungai) di Sumber Wendit merupakan
salah satu mata air bagian hulu yang mengalir ke arah barat hampir sejauh1,5 km yang menyatu
menjadi satu badan aliran Kali Bango yang bermata air di Gunung Arjuno, mengalir ke selatan menyatu
menjadi badan aliran Kali Amprong dan selanjutnya menyatu menjadi satu badan aliran Kali Brantas.
Secara jamak Sumber Wendit / Kali Wendit adalah bagian dari Wilayah Besar Sungai Brantas.

B. Permasalahan Sumber Wendit / Kali Wendit

1. Perilaku Buang Sampah Sembarangan

Perilaku masyarakat kita yang paling menonjol dan banyak mempengaruhi kondisi air bersih yang
memprihatinkan adalah tindakan membuang sampah sembarangan. Kita sering melihat masyarakat
begitu mudahnya membuang sampah, baik di sungai maupun di jalan raya. Perlu sosialisasi secara
berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran, bahwa membuang sampah sembarang
memberikan dampak negatif terhadap air bersih yang kita konsumsi.

2
Kadangkala, ada pertanyaan dalam benak kita mengapa masyarakat Indonesia begitu susah untuk
membentuk karakter yang sadar akan penanganan sampah, meskipun hanya membuang sampah
pada tempatnya? Perilaku buang sampah banyak disebabkan berbagai faktor, seperti:

a) Sistem kepercayaan masyarakat terhadap perilaku membuang sampah. Kemungkinan di


dalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa membuang sampah
sembarangan ini bukan sesuatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan.
b) Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, tetangga, sekolah, lingkungan kampus, atau
bahkan di tempat-tempat kerja. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam
munculnya suatu perilaku kebiasaan yang tertanam pada setiap individu.
c) dan Perceived behavior control. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa lebih
mudah untuk dilakukannya karena tersedianya sumber daya. Jadi, orang tidak akan
membuang sampah sembarangan bila tersedia banyak tempat sampah di pinggir jalan (Fatih
Fadhil, dkk., 2013).

Disadari bahwa bila kita membuang sampah sembarangan secara kontinyu akan memberikan dampak
negatif terhadap kesehatan kita yang ditimbulkan dari rusaknya lingkungan seperti cairan dari
rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai. Hal tersebut akan mencemari air.
Selanjutnya, berbagai organisme termasuk ikan akan mati, sehingga beberapa spesies yang ada akan
lenyap dan mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Jika air sungai, selokan atau laut
tersebut tanpa sadar kita konsumsi, maka dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti:

a) Penyakit DBD, diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan air minum;
b) Penyakit jamur dapat juga menyebar (jamur kulit);
c) Dan menjadi sampah beracun, jika telah terkontaminasi oleh raksa (Hg) yang berasal dari
sampah yang memproduksi baterai dan akumulator.

Sikap membuang sampah sembarangan bukan hanya dilakukan oleh masyarakat, tetapi sering
dilakukan juga oleh perusahaan skala besar. Dampaknya terhadap kelangsungan air pun sungguh luar
biasa. Pemerintah pun perlu turun tangan untuk memberikan sanksi tentang pelanggaran lingkungan
tersebut.

2. Sedimentasi Kali

Disamping permasalahan perilaku buang sampah masyarakat sebagaimana uraian tersebut di atas,
pada saat ini, kawasan Mata Air Sumber Wendit ini telah mengalami degradasi lingkungan berupa
sedimentasi berat, hal ini terjadi akibat kecilnya debit air yang tidak mampu lagi mendorongan material
yang masuk kedalam alirannya.

Situasi ini terjadi karena adanya kegiatan usaha yang melakukan kegiatan eksploitasi air yang
berlebihan pada kawasan hulu mata air Sumber Wendit, sehingga menimbulkan berbagai dampak
yang merugikan bagi sistem kehidupan, baik dampak bagi sistem kehidupan flora dan fauna asli Kali
Wendit, maupun dampak bagi kehidupan mata pencaharian turun - temurun masyarakat yang telah
lama berdiam tinggal di sekitar Kali Wendit.

Berbagai dampak tersebut bisa diuraikan antara lain adalah hilangnya habitat bagi species flora dan
fauna penting asli Kali Wendit; fauna (bulus, capung naga terbang, jerabangan, dll), flora menyusutnya
areal budidaya kangkung rakyat, selada air, dem / Mendong (Fimbristylis umbellaris) atau disebut
juga purun tikus adalah salah satu jenis rumput yang hidup di peraian / rawa) dll.

3
Selanjutnya, akibat dari keadaan sedimentasi Kali Wendit ini, maka akan mengakibatkan
bertumpuknya material endapan lumpur yang menumbuhkan jenis-jenis baru yaitu berupa enceng
gondok dan ki ambang / bayur ( Salvinia molesta) yang tidak diinginkan, karena sifat tumbuhnya yang
sangat cepat dan invasif, laju pertumbuhan tanaman ki ambang (salvinia molesta) dan enceng gondok
(Eichhornia crassipes) saat ini menjadi ancaman serius bagi kelestarian Kali Wendit.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kami selaku pemangku Mata Air dan kali Wendit, dengan segenap
daya dan upaya melalui wadah besar Muda – Mudi Peduli Kali & Budaya Desa Mangliawan bersama
dengan masyarakat sekitar, & Pemerintah Desa Mangliawan, serta instansi dan atau perusahaan
terkait yang berkepentingan terhadap mata air dan Kali Wendit, serta berbagai khalayak umum yang
ikut peduli, dengan ini hendak melaksanakan kegiatan aksi Rekso Kali Wendit, dengan uraian kegiatan
sebagaimana tercantum di bawah ini.

III. Maksud dan Tujuan

1. Meneladani & menghormati semangat juang para Pahlawan pendahulu bangsa.


2. Menggugah kembali kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan Kali Wendit.
3. Mendorong kepedulian masyarakat terhadap linglkungan Kali Wendit, sehingga menjadi satu
destinasi wisata yang bebas sampah.
4. Dengan kegiatan ini masyarakat bisa sadar untuk tidak membuang sampah di sungai.
5. Fungsi sungai bisa kembali normal seperti sedia kala.

IV. Bentuk Kegiatan

1. Do,a dan selamatan bersama untuk keberkahan mata air dan Kali Wendit.
2. Aksi bersih sampah Kali Wendit.
3. Aksi bersih tumbuhan liar berupa enceng gondok dan ki ambang yang hidup di atas perairan
Kali Wendit.
4. Aksi pemasangan papan himbauan dan larangan di bantaran Kali Wendit Wadon.
5. Aksi tanam pohon di sepanjang bantaran Kali Wendit Wadon.

V. Tema Kegiatan
Dengan semangat hari pahlawan, kita wujudkan lingkungan kali yang bersihm sehat,
indah, & nyaman menuju Desa Mangliawan yang maju, kuat, sejahtera, & berdaulat.

VI. Waktu dan tempat kegiatan

Kegiatan Rekso Kali Wendit ini akan dilaksanakan pada :


- Hari Minggu, 10 November 2019 mulai jam 07.00 wib sampai selesai

Tempat / lokasi kegiatan akan dilaksanakan di :


- Sepanjang aliran Kali Wendit Wadon di luar area Wisata Taman Wendit sejauh ± 700 meter ke
arah hilir.

VII. Peserta Kegiatan

Dalam pelaksanaan kegiatan Rekso Kali Wendit ini adalah segenap komponen Muda – Mudi Peduli
Kali & Budaya Desa Mangliawan, Pemerintah Desa Mangliawan, Instansi dan Aparat Sipil Negara yang
terkait di Kecamatan Pakis dan Kabupaten Malang, perusahaan – perusahaan yang terkait dan

4
berkepentingan dengan Kali Wendit, serta berbagai komunitas dan masyarakat umum yang peduli
sebanyak ± 500 personil.

VIII. Panitia Pelaksana Kegiatan

1. Masyarakat Adat Desa Mangliawan bersama Pemerintah Desa Mangliawan.


2. Susunan Panitia Kegiatan :
a. Pembina Kegiatan :
Kepala Desa Mangliawan Bapak Suprapto
Ketua BPD Mangliawan Bapak Didik Hariono
b. Penanggung Jawab Teguh Priejatmono
c. Ketua Pelaksana Taufik Kurohman
d. Sekretaris Yoga Pamungkas
e. Bendahara Hadi Sumanto
f. Humas Nanok Budi
g. Seksi acara Slamet Riadi
h. Konsumsi Budi Doyo Prasetyo
i. Aksi tanam dan pasang banner Arie Siswanto
j. Perlengkapan Sugianto

IX. Susunan Acara Kegiatan dan Rencana Kebutuhan Anggaran :


Tercantum dalam lampiran

X. Penutup

Demikian uraian proposal ini disampaikan sebagai ajuan untuk menggugah kepedulian para pihak,
sebagai wujud tindakan nyata kepedulian mereka terhadap lingkungan dan alam, khususnya terhadap
lingkungan Kali Wendit. Bentuk kepedulian tersebut bisa berupa bantuan tenaga, dana dan material
yang akan kami alokasikan untuk kegiatan sebagaimana dimaksud, demi tercapainya kelestarian dan
keberlanjutan lingkungan Kali Wendit.
Atas perhatian dan sumbangsih yang diberikan, maka kami atas nama Muda – Mudi Peduli Kali &
Budaya Desa Mangliawan, kami haturkan ucapan beribu terima kasih.

Semoga seluruh makhluk berbahagia.

Mangliawan, 1 November 2019


Ketua Pelaksana

TAUFIK KUROHMAN

Menyetujui :

Ketua BPD Mangliawan Kepala Desa Mangliawan

DIDIK HARIONO SUPRAPTO

Anda mungkin juga menyukai