Anda di halaman 1dari 41

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Objek Penelitian


4.1.1 Profil Perusahaan

Gambar 4. 1 Logo Red Bull


(Sumber: Red Bull Indonesia, 2018)

Nama Perusahaan : Red Bull Indonesia


Alamat : Jalan Empu Sendok No.30, RT.8/RW.4
Selong, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110
Instagram : @redbullindo
Website : www.redbull.com

Red Bull adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang beverages


dalam kategori energy drink, yang juga menjadi salah satu produk terbaik di
dunia. Dengan mengadaptasi produk sejenis dari Thailand, Red Bull didirikan
pada tahun 1987 di Austria oleh seorang pengusaha, Dietrich Mateschitz yang
bekerjasama dengan pengusaha dari Thailand yang juga pemilik produk
Kratingdaeng, Chaleo Yoovidhya. Dengan dibawahi Red Bull GmbH yang
juga sebagai distributor langsung dari Red Bull, produk ini sudah tersebar di
35
36

171 negara di seluruh dunia, dan Indonesia menjadi negara ke-167


(redbull.com).
Bermula pada tahun 1982, Dietrich Mateschitz melakukan perjalanan
pekerjaannya ke Thailand. Dengan jarak tempuh penerbangan yang cukup
jauh, Dietrich mendapatkan “penyakit” setelah penerbangan, jet lag / mabuk
pasca terbang. Dalam kegiatannya di negara tersebut, Dietrich menemukan
produk yang menyembuhkan jet lag nya itu, yaitu minuman energi,
Kratingdaeng. Seketika kondisinya pulih, membuatnya juga mendapatkan ide
untuk memperkenalkan dan memasarkan produk tersebut di tanah eropa.
Bersama dengan Chaleo Yoovidhya, di tahun 1984 Dietrich yang juga bekerja
sebagai direktur pemasaran perusahaan pasta gigi asal jerman, Blendax
membangun perusahaan Red Bull GmbH dengan kantor pusat yang hingga
saat ini berada di Fuschl am see, Austria.
Dengan segmentation, target, & positioning yang berbeda dengan
Kratingdaeng, saat ini Red Bull menjadi energi drink nomor 1 di dunia, dan
menempati peringkat ke-7 dalam daftar keseluruhan produk beverages.
Mengusung slogan “Gives You wings” selama 31 tahun, sudah lebih dari 60
milyar kaleng Red Bull telah terjual di 169 negara. Dan pada tahun 2013 Red
Bull memiliki pangsa pasar tertinggi dari setiap minuman energi di dunia
dengan 5.387 milyar kaleng terjual. Sebanyak 5.957 kaleng Red Bull yang
dijual di seluruh dunia pada tahun 2015, meningkat dari 6,1% dari tahun
2014. Mengingat fluktuasi harga account dan mata uang, omset perusahaan
bahkan mengalami peningkatan 15,5% dari EUR 5.110 miliar menjadi EUR
5.903. Alasan utama mendapatkan angka positif tersebut termasuk penjualan
Red Bull yang luar biasa pada pasar di Turki (+ 25%), Afrika Selatan (+
19%), Arab Saudi (+ 19%), India (+ 18%), Polandia (18 %) dan Jerman (+
16%), kenaikan harga di Amerika Serikat, yang lebih lemah nilai tukar euro,
manajemen biaya yang efisien dan investasi merek yang sedang berlangsung.
Perkembangan Red Bull bukan hanya dari penjualan produk saja, tetapi
juga melakukan sponsorship dalam events bahkan membentuk tim sendiri
untuk beberapa cabang olahraga. Seperti dalam Formula 1, Moto GP, sepak
bola, dan lain sebagainya. Bukan hanya olahraga, tetapi juga Red Bull
merangkul bidang seni, musik, game, bahkan sampai kepada kegiatan-
37

kegiatan keseharian umat manusia. Namun memang Red Bull memiliki image
yang sangat kuat dengan extreme sports.
Diawal tahun 2015, Red Bull mengembangkan sayapnya di Indonesia,
yang melangsungkan oficial launch di bulan November 2015 dengan
mendatangkan beberapa atlit luar negeri untuk menunjukkan kemampuannya
dan juga band, serta menampilkan DJ lokal untuk tambil di acara puncak /
launch party Red Bull Indonesia. Dengan dibawahi oleh perusahaan
distributor yaitu PT. Lim Siang Huat, kini Red Bull semakin dikenal di
Indonesia dan diawal 2017 ini 2 tahun sudah Red Bull berada di Indonesia.
PT. Lim Siang Huat, adalah perusahaan distributor Food & Beverages
dan Fast Moving Consumer Goods yang berdiri sejak 1940 di Singapore, dan
mengembangkan bisnisnya di Indonesia sejak tahun 2001. Hingga saat ini PT.
Lim Siang Huat berada di 6 negara (Singapore, Kamboja, Thailand, Vietnam,
Malaysia & Indonesia). Di Indonesia sendiri, PT. Lim Siang Huat menjadi
perusahaan perdagangan dan distribusi terbesar yang memiliki 5 cabang di
Indonesia (Kepri, Bali, Surabaya, Jakarta).

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan


Visi Perusahaan
Untuk menjadi pemasar dan pemasok utama minuman
berenergi di Asia, Eropa, dan seluruh dunia di tahun – tahun
berikutnya.
Misi Perusahaan
Red Bull berdedikasi untuk menjunjung tinggi standar
perusahaan dan mempertahankan posisi sebagai market leader
minuman berenergi. Red Bull juga berusaha untuk memberikan
layanan konsumen yang baik secara efisien dan menguntungkan bagi
perusahaan. Red Bull menciptakan budaya dimana karyawan
diberdayakan dan dikembangkan demi kemajuan perusahaan.

4.1.3 Profil Unit Kerja


Sebagai perusahaan dibidang beverages dan memiliki produk terbaik,
Red Bull Indonesia memiliki bagian pekerjaan sebagai berikut:
38

1. On & Off Premise: Red Bull Indonesia memiliki tenaga kreatif yang
handal dan cermat dalam membidik konsumen melalui proses
pemasukan dan penjualan produk pada outlet-outlet yang ada dan
tersebar diseluruh Indonesia. On premise memegang outlet-outlet yang
menjual produk Red Bull untuk dikonsumsi langsung di tempat tersebut.
Sedangkan off premise menujal produk untuk dibeli konsumen tetapi
tidak langsung dikonsumsi di tempat tesebut.

2. Digital Marketing: Red Bull Indonesia telah mengamati dengan cermat


perkembangan ini dan telah menyiapkan resep-resep strategi digital
yang mumpuni, terkini, dan terpercaya, agar klien dan para konsumen
serta khalayak mempunyai pedoman yang kuat dan berdaya guna dalam
menerapkan strategi pemasarannya ke pasar digital.

3. Brand Activation: Red Bull Indonesia dengan metode penggabungan


offline dan online activation secara kreatif akan mendekatkan konsumen
dan membuat konsumen lebih mengenal identitas dan produk Red Bull
sendiri.

4. Event Specialist: Red Bull Indonesia memiliki tim event sendiri untuk
berbagai jenis kegiatan. Seperti untuk men-support events dari klien
(festival musik, rave party, olahraga, dll), ataupun event dari Red Bull
sendiri.

4.1.4 Struktur Organisasi


Pada saat ini, Red Bull Indonesia telah menjalankan sistem orginasasi
dalam Divisi marketing yang baik. Hal ini terwujud dari skema yang
dijalankan telah mengikuti prinsip-prinsip GCG (Good Corporate
Governance). Pada periode ini, Bapak Alex Dreihann menjabat sebagai
Country Manager Red Bull Indonesia yang membawahi lima department dan
divisi antara lain:
39

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Red Bull Indonesia


(Sumber: Red Bull Indonesia, 2019)

1. Defensive Line
Memiliki tugas sebagai sekretaris dan menangani segala
pekerjaan sebelum mencapai kepada country manager yaitu Alex
Dreihann.

2. Field Marketing Manager


Mengerjakan segala bentuk marketing yang ada di Red Bull
Indonesia. Serta menjadi atasan dari Consumer Collecting specialist
(student brand manager team & wings team), event specialist, dan
digital marketing.

3. Off Premise Key Account Manager


Bertugas akan penjualan produk Red Bull yang tersebar di
seluruh Indonesia melalui outlet-outlet waralaba yang ada. Off
premise itu adalah tempat-tempat yang menyediakan produk Red Bull
untuk dibeli oleh konsumen, konsumen tidak mengkonsumsi produk
Red Bull di tempat tersebut.
40

4. On Premise Manager
Memiliki tugas yang sama dengan off premise, namun
perbedaannya adalah on premise mengurus penjualan produk Red
Bull di restaurant, bar, lounge, club yang mana konsumen dapat
membeli produk Red Bull dan mengkonsumsinya di tempat tersebut.

5. Consumer Collecting Specialist


Berada dibawah departemen marketing dan menjadi ujung
tombak dari perusahaan ini, karena Consumer Collecting memiliki
dua tim yang terjun langsung bertemu dengan para konsumen dan
melakukan kegiatan Branding untuk meningkatkan Brand awareness
yang membuat konsumen paham dan mau untuk menkonsumsi
produk Red Bull.

6. Musketeers
Bekerja dibawah on premise manager yang memiliki tugas
untuk memasukkan produk Red Bull kdalam restaurant-restaurant,
bar, lounge, club, dan lainnya untuk dijual dan dikonsumsi disana.
Selain itu juga Musketeers juga memiliki tugas untuk maintain
hubungan dengan para klien. Selain itu juga mereka bertugas untuk
bekerja sama dengan festival-festival yang diadakan untuk di-support.

4.2 Hasil Penelitian


Hasil penelitian merupakan suatu uraian mengenai laporan yang telah
dilakukan atau yang telah diteliti. Dimana hasil penelitian ini bermaksud untuk
mengkaji lebih dalam guna mengetahui dan memahami strategi brand activation
yang dilakukan oleh Red Bull Indonesia untuk meningkatkan brand awareness.
Dalam penelitian ini hasil dan pembahasan data dilakukan berupa tulisan
maupun dokumentasi yang didapatkan dari pihak Red Bull Indonesia. Pembahasan
penelitian dilakukan dengan tertulis atau berbentuk teks yang disusun berdasarkan
bagian-bagian dari hasil penelitian. Selain itu bentuk penyajian penelitian juga
terdapat beberapa gambar untuk mendukung hasil dari pada penelitian yang
diperoleh dalam penelitian ini, yang disebut juga dengan dokumentasi penelitian.
41

Penelitian dilakukan dengan menggunakan wawancara semiterstruktur


dengan informan, pengamatan di lapangan. Selain itu bentuk penyajian penelitian
juga terdapat beberapa gambar untuk mendukung hasil dari pada penelitian yang
diperoleh, yaitu yang disebut dengan dokumentasi penelitian. Berdasarkan gambaran
tersebut pembahasan data dilakukan untuk memperjelas hasil penelitian serta adanya
bukti – bukti dalam menjelaskan suatu penelitian.
Berikut adalah daftar narasumber internal dan eksternal wawancara :
Tabel 4.1 Narasumber
Key Informan
Narasumber Jabatan
Myra Carmia Field Marketing Manager
Clarissa Indriani Consumer Collecting Specialist
Wings Team
Narasumber Jabatan
Dahlia Bernardini Wings Team Captain
Justine Sapphira Wings team member
Student Brand Manager
Narasumber Jabatan
Mira Tania Aulia Senior Student Brand Manager
Nandy Artila Senior Student Brand Manager
Konsumen Red Bull
Narasumber Universitas
Ivan Mantovani Binus University
Muhammad Jiwo Binus University
Aldhio Binus University
Talita Margriet Universitas Indonesia
Jonathan Caleb Universitas Pelita Harapan
(Sumber: Data peneliti, 2018)

Selain wawancara, penelitian ini juga disusun berdasarkan observasi.


Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, dimana
pada observasi ini diharuskan untuk ikut terlibat secara langsung dalam melakukan
pekerjaan dalam kehidupan perusahaan dari Red Bull Indonesia. Sehingga pada
42

penelitian ini, observasi didasarkan pada kegiatan-kegiatan branding dari divisi


Consumer Collecting yang dilakukan Red Bull Indonesia di lapangan. Observasi
partisipan ini dilakukan dari tanggal 1 Juli 2018 sampai dengan 31 Oktober 2018.
Mendukung data yang didapat dari wawancara semi-terstruktur dan juga
observasi partisipan penelitian ini dilengkapi dengan data-data dokumentasi berupa
gambar-gambar. Gambar-gambar yang akan dilampirkan dalam penelitian ini berupa
foto-foto kegiatan branding dari Red Bull Indonesia.
Untuk menganalisis data pada penelitian ini menggunakan reduksi data.
Reduksi pada penelitian ini ditampilkan dalam lampiran. Yang memuat hasil
wawancara dari masing-masing narasumber, baik narasumber internal maupun
eksternal.
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua)
bentuk, dalam hal ini disebut juga dengan validitas internal dan eksternal. Uji
kredibilitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara triangulasi
sumber, dimana teknik ini digunakan untuk menguji keabsahan data dengan cara
mengecek data yang telah didapatkan melalui beberapa narasumber. Berikut hasil
penelitian yang telah tersusun, yaitu:

4.2.1 Strategi Branding Dalam Meningkatkan Brand Awareness


Strategi branding adalah dasar dari segala kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan. Dengan adanya strategi branding, maka arah yang
dituju pun menjadi jelas dan terarah. Setiap perkembangan yang terjadi dalam
suatu bisnis disebabkan adanya strategi branding dan pengaplikasian yang
baik. Red Bull Indonesia sudah merasakan perkembangan yang sangat baik
semenjak kehadirannya di Indonesia di tahun 2015. Seperti yang dijelaskan
oleh key informan 1, Myra Carmia,
“Red Bull Indonesia berkembang pesat sejauh ini dan
membuktikan pasar energy drink di Indonesia memiliki
potensi yang tinggi. Sudah terlihat juga dari beberapa
produk lain yang sudah lebih dulu dijual di Indonesia.”

Didukung juga dengan penjelasan dari Senior Student Brand


Manager, Mira Tania Aulia,
“Menurut saya, perjalanan selama kurang lebih tiga tahun,
sudah menuai hasil yang mencapai bahkan melebihi target.
Hal ini bisa dilihat dari laporan manager Consumer
43

Collecting (Fafa) sebelumnya yaitu pada tahun 2018, hasil


dari penjualan red bull telah mencapai breakeven point
(BOP) yang telah ditentukan targetnya oleh HQ. Hasil ini
bisa dijadikan tolak ukur bahwa perjalanan red bull di
indonesia, sudah membuahkan hasil yang maksimal.”

Dibalik pencapaian ini dalam 3 tahun kebelakang, Red Bull Indonesia


menempatkan divisi Consumer Collecting dengan memiliki 2 tim dibawahnya
, yaitu Wings Team dan juga Student Brand Manager Team yang menjadi
ujung tombak perusahaan. Kedua tim tersebut memiliki tugas untuk
melakukan berbagai brand activation dan berinteraksi langsung dengan
konsumen untuk meningkatkan brand awareness. Keduanya memiliki tugas
yang sama, yaitu sampling product kepada konsumen. Tetapi memiliki
perbedaan dari ruang linkup kerjanya. Seperti yang dijelaskan oleh key
informan 1, Myra Carmia
“Perbedaannya wings team adalah brand ambasador yang
memakai atribut Red Bull dan melakukan sampel produk
kepada target konsumen, sedangkan student brand manager
adalah tenaga kerja lepas yang membantu memasarkan
produk Red Bull dikalangan mahasiswa, terutama di kampus
mereka berkuliah.”

Kemudian dijelaskan lagi mengenai tugas dari student brand manager


oleh Mira Tania Aulia,
“SBM itu punya spesifikasi terhadap universitas nya sendiri,
menjadi gatekeeper antara universitas dan perusahaan,
melakukan seeding, event support, dan store audit, menjalin
relasi dengan komunitas, bem, dan organisasi lainnya
dikampus.”
44

Gambar 4.3 SBM Product Seeding


(sumber: Red Bull Indonesia, 2018)

Dijelaskan juga oleh wings team leader, Dahlia Bernardini


“SBM bertanggung jawab atas kegiatan marketing
brand di kampus, sedangkan wings team meng-activate
strategi marketing, sales, dan branding product di
seluruh jabodetabek.”

Jadi, dari kedua tim tersebut memiliki tujuan dan tugas yang sama,
yaitu untuk meningkatkan brand awareness di masyarakat dengan cara
sampling product dan lainnya yang berinteraksi langsung dengan konsumen
dengan fasilitas yang berbeda yang disediakan oleh Red Bull. Wings team
memiliki ruang lingkup yang lebih luas dengan target yang juga terfokus,
yaitu worker, student, sports, music, event.
Hal yang paling menarik dan menonjol dari kedua tim tersebut dan
juga menjadi identitas Red Bull di seluruh dunia, adalah fasilitas yang
digunakan dalam menjalankan setiap strategi brandingnya, terutama yang
digunakan oleh wings team. Alat-alat pendukung tersebut dijelaskan oleh key
informan 1, Myra Carmia,
“Iya, jadi mini cooper itu punya wings team dan yang boleh pake
cuman wings team aja, yang lain gak boleh. Gue aja gak boleh.
Karena itu dipake untuk kegiatan samplingnya wings team kan
kemana-mana. Ya sama kayak yang dari dulu tahun 1987 itu. Jadi
gak perlu kan pake-pake iklan, dari beginian aja yaa orang udah
langsung kenal juga kan jadinya.”
45

Gambar 4.4 Wings Team & Mini Cooper


(Sumber: behance.net, 2018)

Kemudian dijelaskan juga oleh salah satu wings team member yang
menggunakan alat-alat pendukung atau fasilitas tersebut, Justine Sapphira,
“Menurutku ini udah paket lengkap sih, dengan semua yang
Red Bull punya ini sudah bisa menyampaikan identitas
perusahaannya, uniknya, dan juga berinteraksi langsung
dengan konsumernya.”

Bukan hanya itu saja, disamping itu juga Red Bull memiliki tools
yang beragam untuk keperluan event, dengan terdapat logo Red Bull pada
setiap tools yang dimiliki Red Bull. Adapun dari bagian sales juga memiliki
alat pendukung atau point of sales (POS) seperti kulkas dengan bentuk yang
bermacam-macam, bahkan ada yang dibuat juga menyerupai bentuk kaleng
dari produk Red Bull. Semua itu semakin berkembang dan inovatif seiring
perkembangan zaman dan semakin besarnya nama Red Bull itu sendiri
ditingkat dunia.
46

Gambar 4. 6 Red Bull Can Cooler Gambar 4. 5 Red Bull Arch

(Sumber: Pinterest, 2018)

Dapat dilihat dalam setiap strategi branding yang sudah dibuat, divisi
consumer collecting lah yang menentukan pengaplikasiannya. Divisi
consumer collecting Red Bull mempunyai peran yang sangat penting dalam
menjaga efektifitas strategi branding dan eksistensi Red Bull hingga saat ini.
Seperti yang dijelaskan oleh key informan 1, Myra Carmia
“Sejauh ini sudah terbukti baik itu wings dan SBM di seluruh
dunia dan di Indonesia bahwa program ini terbukti
meningkatkan jumlah konsumen Red Bull. Karena ya itu,
mereka men-reach langsung para konsumennya. Semua
butuh proses terutama untuk produk yang cukup baru hadir
di Indonesia tetapi dengan hasil penjualan yang selalu
meningkat menandakan respon masyarakat sangat positif
dan pesan yang ingin disampaikan sudah cukup baik.”

Kemudian didukung dengan penjelasan dari key informan 2, Clarissa


Indriani,
“SBM dan Wings program adalah kontribusi yang paling
besar dari kesuksesan Red Bull hampir di semua negara.”

Ditekankan kembali oleh salah satu wings team member, Justine


Sapphira,
“Consumer Collecting specialist berada pada garis depan
dalam sampling Red Bull yang dilakukan melalui driving
trial oleh Wings Team program dan collegiate dengan
bagian marketing. Serta membangun brand love dengan
Program SBM. Dengan tujuan dari strategi yang dapat
membuat Wings Team dan SBM menjadi image Red Bull
yang sesuai dan dapat mencapai target yang diharapkan.”
47

Bukan hanya dari para pekerja Red Bull saja yang menilai bahwa
bentuk strategi branding yang paling penting ini berjalan dengan baik dan
efektif, tetapi juga dijelaskan dari para konsumen yang merasakan dampak
dari kegiatan tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Aldhio, mahasiswa
Universitas Bina Nusantara yang juga sebagai konsumen dari Red Bull
“Menurut saya untuk dikampus saya cukup membuat lebih
aware terhadap Red Bull karena juga SBM memberikan
informasi buat beberapa orang yang masih bingung apa sih
bedanya Red Bull dengan brand minuman energi lainnya,
salah satunya Kratingdaeng yang juga disebut-sebut sebagai
anakan perusahaan dari Red Bull, yang notabenenya
keberadaannya di indonesia lebih lama dibandingkan
dengan Red Bull.”

Kemudian didukung oleh pernyataan dari konsumen lain yang


berkuliah di Universitas Indonesia, yaitu dari Talita Margriet
“Efektif banget untuk ningkatin awareness orang tentang
keberadaan Red Bull sih menurut gue. Karena kan biasanya
kalo ada event gitu, mereka ngebagiin si Red Bullnya itu
sendiri kan, atau bahkan ada tim dari Red Bull yang dateng.
Itu ngebantu banget dalam ningkatin awareness, karena
ikonik dan eye catchy banget, dan karena selalu konsisten
jadinya ngebantu ningkatin awareness orang.”

Dapat disimpulkan bahwa strategi branding yang utama dari Red Bull
ini benar menjadi ujung tombak bagi Red Bull dan sudah berjalan dengan
baik dan efektif, karena didukung respon dari konsumen yang sudah
menerima dengan baik pesan yang ingin Red Bull sampaikan dan juga
menyadarkan konsumen akan keberadaan Red Bull di Indonesia yang
terbilang masih cukup baru ini.
Bukan hanya melakukan sampling product dan berinteraksi langsung
dengan para konsumen, tetapi banyak event yang diselenggarakan pun masuk
dalam strategi branding dari divisi consumer collecting. Begitu juga untuk
events yang lain pun divisi consumer collecting memiliki peranan yang cukup
dalam berjalannya event tersebut.
Red Bull Indonesia dalam melakukan event activation tersebut
dijelaskan oleh key informan 1, Myra Carmia,
“Red Bull events yang sudah dilakukan di Indonesia itu ada
beberapa yaa, diantaranya adalah Red Bull Doodle Art, Red
Bull Can You Make It, Red Bull 3style, Red Bull Reign, dan
48

Red Bull Music Academy. Semua event yang sudah dan akan
dilaksanakan di Indonesia juga bertaraf internasional.
Karena kita mencari juara dari satu event yang kita buat,
lalu ditanding ulang dengan juara-juara dari berbagai
negara lainnya. Semacam piala dunia gitu deh, cuman
berdasarkan bidang event yang dibuat.”

Kemudian dijelaskan juga sedikit lebih dalam mengenai strategi


sebelum melakukan Red Bull event di Indonesia oleh Consumer Collecting
specialist, Clarissa Indriani
“Jadi sebelumnya itu kita coba dulu untuk sampling produk
kebeberapa scenes yang ada dalam target kita, kita support
juga beberapa eventnya. Nah kalo kita udah tau pasarnya
gimana, baru kita coba propose ke HQ untuk bikin event
tersebut. Tapi ada juga sih yang disuruh langsung sama HQ
untuk langsung bikin. Tapi kalo begitu yaa berarti kita
survey pasar setelah disuruh itu.”

Gambar 4. 7 Red Bull 3 Style

Gambar 4. 8 Red Bull Doodle Art

(Instagram @redbullindo, 2018)


49

Gambar 4. 9 Red Bull Can You Make It


(RedBullmediahouse.com, 2019)

Dari kegiatan tersebut, mendapatkan respon positif juga dari para


konsumen, karena memang anak-anak muda sekarang lebih tertarik kepada
event. Didukung dengan pernyataan dari konsumen Red Bull yang juga
sebagai mahasiswa, Aldhio
“Menurut saya cukup bagus dengan brand activation yang
dilakukan oleh Red Bull di indonesia, dengan mengetahui
target pasaran mereka, tahu bagaimana cara menarik
perhatian dari pelanggan, membuat event yang menarik
perhatian kawula muda.”

Lalu dijelaskan juga dengan pendapat yang menyetujui dari konsumen


Red Bull lainnya yang juga sebagai mahasiswa, Talita Margriet

“Jalan-jalan keliling eropa yang pake barter redbull. Itu


keren sih. Tapi itu kan event yaa, cuman kalo brandingnya
waktu itu paten, seru sih tuh. Banyak juga peminatnya
pasti.”

Dapat disimpulkan dari beberapa pernyataan narasumber diatas bahwa


melakukan kegiatan berupa event ini sebenarnya sangat lah efektif untuk
menjangkau calon konsumen dengan skala yang lebih besar dan tetap pada
target yang ingin dituju.
50

Disamping melakukan Red Bull event itu sendiri, Red Bull juga
banyak bekerja sama dengan banyak pihak, untuk menjaga eksistensinya dan
memperluas brand image. Strategi yang juga efektif untuk meningkatkan
brand awareness. Seperti yang dijelaskan oleh senior student bran manager,
Mira Tania Aulia,
“Sejauh ini sudah berjalan dengan sangat baik, dibuktikan
dengan banyak penawaran partnership dari organisasi
kampus. Partnership inilah yang menjadi proses aktivasi
dengan tujuan meningkatkan brand awareness. Dimana
setiap tahunnya berjalan semakin fokus kepada scenes yang
harus disupport.”

Direspon baik juga oleh narasumber yang juga sebagai konsumen Red
Bull dan sering menangani event di kampusnya yang selalu di-support oleh
Red Bull, Muhammad Jiwo
“Efektif sih ini, karena dari segi branding melewati UKM
atau himpunan yang ada di kampus-kampus dan Red Bull
bisa masuk melewati event-event. Cara tersebut sebenarnya
sebagai win-win solution, karena Red Bull bisa
meningkatkan brand awarenessnya dan juga event yang di-
support pun juga keangkat namanya, jadi keren.”

Gambar 4.10 Kampus Support Event


(sumber: Student Brand Manager’s Report, 2018)
51

Kemudian dari semuanya ini dijelaskan lebih lagi oleh key informan
1, Myra Carmia
“Jadi support event itu menjadi salah satu target yang cukup
kita fokuskan, yang pasti event-event yang relevan dengan
scenes fokus kita. Karena dari setiap event yang kita support
ini kan exposurenya besar banget. Selain itu juga kalo kita
support kan kita kasih tools dan kirim wings team, serta
biasanya itu kan event yang kita support itu dari SBM, jadi
kita punya beberapa team disana untuk memantau sekaligus
juga bertemu dengan para konsumen langsung. Gunanya
juga untuk bisa mengedukasi juga kan konsumen yang masih
kurang paham akan energy drink dan perbedaan antara Red
Bull dengan Kratingdaeng.”

Dari semua strategi branding yang sudah dibuat oleh Red Bull, untuk
menjaga eksistensi dan lebih memperluas brand imagenya juga, semua
dikemas dan disebarkan melalui media sosial. Mengingat saat ini adalah era
digital dan media sosial sangat lah berpengaruh dalam kehidupan manusia
sekarang, sehingga branding melalui media sosial sangat diperlukan. Seperti
yang dijelaskan oleh key informan 1, Myra Carmia,
“Media berperan sangat penting dan itu sebabnya Red Bull
mendirikan Red Bull Media House untuk membantu
kelancaran bisnisnya.”

Gambar 4. 11 Red Bull Media House

(sumber: redbullmediahouse.com, 2018)


52

Kemudian dijelaskan juga oleh senior student brand manager,


Mira Tania Aulia
“Media penting sebagai sarana penyampaian
informasi, terutama sosial media. Berkaitan dengan
generasi millenial yang cenderung memiliki prefrensi
digital yang lebih tinggi dan digunakan secara rutin.
Infornasi yang disebarkan melalui sosmed, seperti info
produk, promosi event, dan lain-lain, dapat disebarkan
secara meluas.”

Dari fungsinya yang sudah terlaksana juga, wings team member


Justine Sapphira juga menjelaskan
“Media saat ini sangat akrab dengan kehidupan
masyarakat, sehingga dengan adanya media yang
terjalin dalam pemasaran product, maka akan dapat
berdampak dan membantu dalam pemasaran product,
baik dalam bentuk publikasi, brand awareness, brand
knowledge, dapat menjadi top of mind, dan dapat
meningkatkan emotion dari konsumen untuk tertarik
dan memutuskan untuk membeli suatu product.”

Selain pandangan dari para pekerja Red Bull Indonesia, hal ini juga
disetujui oleh salah satu konsumen Red Bull yang juga mengikuti
perkembangan dan aktivasi dari Red Bull Indonesia melalui sosial media,
terutama Instagram. Seperti yang dijelaskan oleh konsumen yang juga
seorang mahasiswa dan atlet juga, Jonathan Caleb
“Efektif sih, secara media sosial sekarang kan semua
orang pasti punya. Terus Red Bull juga punya content
yang cukup menarik, terlebih dari extreme sports kan.
Darisitu juga informasi bisa banget dibagikan
kekonsumennya. Cuman nih kurangnya yang di
Indonesia, kurang content-content lokalnya.”
53

Gambar 4. 12 Instagram Red Bull Indonesia

(Sumber: Instagram @redbullindo, 2019)

Dari semua penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivasi


melalui internet, terutama media sosial merupakan aktivasi yang cukup
penting untuk dilakukan dan juga cukup akurat. Dapat dilihat perkembangan
dari seluruh negara bahwa engagement dari media sosial Red Bull terlebih
lagi Instagram terus meningkat. Untuk di Indonesia sendiri, yaitu melalui
Instagram @redbullindo sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga Red
Bull Indonesia mendapatkan exposure yang baik pula.

4.2.2 Hambatan Dalam Melakukan Strategi Branding Untuk


Meningkatkan Brand Awareness
Dalam melakukan strategi branding Red Bull Indonesia tentunya
tidak lepas dari hambatan yang terjadi saat pelaksaan dilapangan. Seperti
yang dijelaskan oleh key informan 1, Myra Carmia,
“Setiap negara memiliki tantangan tersendiri seperti
persepsi dimasyarakat dan gara hidup serta budaya
mempengaruhi penjualan. Yang paling menghambat adalah
persepsi yang salah terhadap energi drink di masyarakat.
Masih banyak yang menganggap energy drink masih cukup
tabu untuk dikonsumsi di Indonesia. Yang membingungkan,
orang awam banyak yang menolak Red Bull ketika sampling
tapi mereka juga konsumsi energy drink brand lain.”
54

Lalu dijelaskan juga oleh senior student brand manager, Nandy Artila
yang terjun langsung bertemu dengan para konsumen,
“Kendala yang seringkali ditemui masih banyaknya
konsumen yang salah persepsi terhadap energy drink, selain
itu juga harga Red Bull yang relatif mahal di market
membuat konsumen memilih untuk tidak membeli produk
tersebut.”

Penjelasan dari sudut lain mengenai hambatan yang dihadapi


dijelaskan oleh Consumer Collecting specialis, Clarissa Indriani
“Perbedaan Culture, tradisi Indonesia yang sangat
konservatif, dan misperception tentang soda/energi drink
yang mungkin karena kompetitor kami, yang membuat
expansi kami di Indonesia 'special case' dari negara lain.
Mindset salah satunya, mindset dibangun dari budaya dan
sejarah negara, dan Mindset Indonesian lebih communal,
bukan Individualism. Anak-anak muda banyak yang lebih
berhati-hati to try new things, new products, dan explore.”

Didukung juga dengan pernyataan dari senior student brand manager,


Mira Tania Aulia,

“Kekuarangannya harus lebih adaptif dengan kultur di


indonesia, masih terlampau mematok strategi di eropa yang
masih berbeda di indonesia.”

Selain masalah perbedaan kehidupan di Indonesia dengan negara-


negara lainnya, masyarakat itu sendiri juga menjadi salah satu hambatan,
karena kurangnya pengetahuan mengenai energy drink dan Red Bull itu
sendiri. Ditambah dengan adanya kemiripan antara Red Bull dengan brand
kompetitornya yaitu Kratingdaeng, sehingga masih banyak yang tertukar
antara kedua brand tersebut, Seperti yang dijelaskan oleh senior student
brand manager, Nandy Artila,
“Kendala yang seringkali ditemui masih banyaknya konsumen yang
salah persepsi terhadap energy drink, selain itu juga harga Red Bull
yang relatif mahal di market membuat konsumen memilih untuk
tidak membeli produk tersebut.”

Beberapa konsumen juga mengutarakan pendapatnya mengenai


kurangnya pengetahuan akan Red Bull. Seperti yang dijelaskan oleh
Muhammad Jiwo,
55

“Menurut saya, image Red Bull di indonesia masih tertutup


dengan nama kratingdaeng, dan menurut saya Red Bull
adalah versi mahalnya dari kratingdaeng, yang mana
keduanya punya kemiripan kan dari logonya.”

Begitu juga yang dikatakan oleh Ivan Mantovani, mahasiswa Binus


University dan konsumen Red Bull
“Oke sih, tapi imagenya juga rasanya masih kalah nama
dengan lawannya. Entah karena faktor apa. Walaupun saya
juga mengkonsumsi produk ini, tapi ya kurang lebih seperti
itu sih menurut saya.”

Gambar 4. 15 Kaleng Gambar 4. 14 Botol Gambar 4. 13 Kaleng


Red Bull Kratingdaeng Kratingdaeng Pro

(sumber: redbull.com, 2018 ; kratingdaeng.co.id, 2018)

Dijelaskan juga oleh konsumen 4, Talita Margriet


“Sebenernya sih gue awalnya juga masih rancu, sama
apa enggak sih ini Red Bull sama Kratingdaeng dan
gak mencari tau juga dari internet ataupun lainnya.
Tapi yaa setelah ada SBM juga jadinya teredukasi
juga. Dan banyak juga orang yang kayak gue kan
pasti.”

Hambatan yang terakhir adalah alasan yang sering digunakan


oleh para konsumen. Yaitu mengenai harga produk yang terbilang
mahal bagi masyarakat Indonesia. Seperti yang dijelaskan oleh wings
team member, Justine Sapphira,

“Di Indonesia, mayoritas penduduk yang menengah


kebawah, beberapa dari mereka lebih memilih yang
56

kualitasnya lebih rendah tapi dengan harga yang


murah.”

Pendapat dari konsumen juga dijelaskan oleh Aldhio,


“Untuk sisi harga menurut saya lumayan mahal untuk
kantong pelajar/mahasiswa, karena dengan membeli
sekaleng Red Bull kami bisa saja membeli sebungkus
nasi rames di warteg. namun menurut saya karena
minuman ini diimpor langsung mungkin worth to buy
sih dengan harga segitu bagi yang ingin meminum
energy drink.”

Dikatakan juga oleh konsumen, yaitu Jonathan Caleb,


“harga, sekitar 15rb menurut saya. Tidak terlalu
mahal dan tidak terlalu murah.”

Bisa ditarik kesimpulan bahwa hambatan yang dihadapi Red


Bull Indonesia dalam perjalanannya selama 3 tahun di Indonesia
adalah, permasalahan dari faktor perbedaan kebudayaan, gaya hidup,
kurangnya pemahaman masyarakat mengenai kegunaan energy drink
khususnya Red Bull itu sendiri dan juga perbedaan dengan brand
kompetitor terutama Kratingdaeng, serta hambatan dari segi harga
produk yang juga berada diharga standard premium brand, dan yang
tidak kalah penting juga, bahwa masih kurangnya ketertarikan
masyarakat dengan media sosial Red Bull Indonesia maupun Red Bull
sendiri, karena kurangnya konten lokal yang lebih memiliki sifat
proximity bagi masyarakat di Indonesia.

4.2.3. Solusi Dalam Mengatasi Hambatan Untuk Meningkatkan Brand


Awareness
Sebagaimana diketahui bahwa Red Bull adalah energy drink brand
no. 1 di dunia, begitupun tujuan dari Red Bull Indonesia, untuk menjadi
energy drink no. 1 juga di Indonesia, dan menjadi pilihan utama bagi para
konsumen, dilihat dari penjualan produk. Untuk mengatasi hambatan yang
ada, Red Bull sudah mempersiapkan beberapa strategi dan mulai lebih
57

memfokuskan targetnya juga untuk mencapai target yang diharapkan.


Dijelaskan oleh salah satu wings team member, Justine Sapphira
“Tujuan selanjutnya adalah mempersiapkan untuk
event/tournament terbaru dari Red Bull di Indonesia yang
mudah untuk menarik minat, dapat semakin meningkatkan
awareness dan partisipasi masyarakat luas. Strategi yang
berubah adalah dalam fokus yang semakin tertuju pada target
dan semakin meningkatkan penjualan yang ada agar dapat
semakin memberikan dampak pada penjualan Red Bull di
Indonesia, adanya student marketeer, dll. Wings team pun
turut bersama-sama dengan Student Brand Manager dalam
brainstorming, serta pelaksanaan agar tercapainya target
yang ingin dicapai.”

Kemudian dijelaskan lebih lagi oleh key informan 1, Myra Carmia,


“Tujuan selanjutnya menjadikan Red Bull minuman berenergi
nomor 1 bagi para target konsumennya. Perubahan strategi
masih melanjutkan apa yang telah berjalan, tetapi kini kita
lebih fokus dan mencoba ada dimana konsumen Red Bull
berada. Semua kan tujuannya itu. Yang kemudian dibuktikan
dan didukung sama penjualan produk. Kalau brand awareness
kita udah kuat, orang juga pasti yang bakal beli produknya
kan, pasti banyak. Itu yang kita lakukan, dengan melakukan
branding yang tepat dan juga menempatkan produk ini juga
kalo bisa jadi kebutuhannya konsumen dengan beberapa
benefit lainnya selain benefit dari produk itu sendiri.”

Didukung dengan penjelasan dari key informan 2, Clarissa Indriani


“Terus memperkuat foundasi kita dalam komunikasi kegunaan
produk kita yang bermanfaat and identity kita yang
independent dari kompetitors energy drink yang lain. Di 2019,
kami banyak fokus di empowering dan ‘Giving wings’ to
students di University Level dan mencari talent-talent anak-
anak Indonesia maupun dibagian music, arts, athletic, science,
dan banyak hal lain. Talent-talent tersebut akan kami nurture
sampai mencapai international Red Bull level.”

Mendapat jawaban juga dari senior student brand manager mengenai


bagaimana menangani jika ada salah persepsi mengenai brand Red Bull
dengan Kratingdaeng oleh Nandy Artila
“Dengan memberikan edukasi dan pemahaman terhadap
product bahwa Red Bull berbeda dengan kratingdaeng
baik dari segi logo, rasa, dll pada saat melakukan kontak
langsung terhadap konsumen.”
58

Dari perencanaan strategi yang akan dilakukan Red Bull Indonesia,


diharapkan dapat lebih mengedukasi konsumen mengenai energy drink dan
juga Red Bull itu sendiri, serta dapat meningkatkan brand awareness.
Kemudian dari beberapa konsumen pun memberikan pendapatnya
mengenai hal yang perlu dilakukan oleh Red Bull Indonesia. Seperti yang
dijelaskan oleh konsumen 5, Jonathan Caleb
“Melihat targetnya, mungkin Red Bull harus lebih banyak
mensupport event-event hits, yang sering didatengin anak-
anak muda tiap minggunya. Dari situ juga kan bisa lebih
mengedukasi konsumen juga.”

Lalu dijelaskan juga oleh konsumen 4, Talita Margriet


“Publikasinya sih yang kurang menurut gue. Ada banyak
platform yang bisa digunain kan skrg buat branding, dan
kayaknya bisa dimaksimalin lagi. Untuk program SBM ini
harus lebih kuat lagi sih, kalo bisa diperbanyak lagi,
contohnya di UI. Kan gede banget tuh, jadi bisa reach lebih
banyak lagi calon konsumennya. Begitu juga di kampus-
kampus lain. Karena semakin banyak SBM kan harusnya jadi
lebih banyak yang dijangkau dan juga lebih banyak yang
cukup memahami soal Red Bull ini.”

Dilengkapi dengan pendapat dari konsumen, Aldhio,


“Lebih sering melakukan promosi ataupun membuat event
di daerah kampus negeri maupun swasta di indonesia,
lebih melebarkan sayap dengan sering membuat acara
khususnya di kampus-kampus.”

Dilanjutkan juga dengan pendapat dari konsumen, Muhammad Jiwo,


“Menurut saya red bull mungkin harus mengeluarkan
advertisement melewati tv. karena saya sampai skrg belum
pernah melihat iklan red bull yang ada di tv.”

Dari semua yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan semua respon


dari para konsumen juga, dapat diambil kesimpulan bahwa saat ini Red Bull
sudah berjalan cukup baik di Indonesia. Brand awareness Red bull Indonesia
dimasyarakat sudah cukup baik selama kurang lebih 4 tahun ini. Perlu adanya
edukasi pasar lebih dalam mengenai kegunaan dari energy drink, serta
menjalankan setiap strategi branding dengan melihat nilai-nilai, kebudayaan,
dan gaya hidup masyarakat Indonesia, bisa beradaptasi dan memiliki faktor
proximity, yaitu hal yang relate dengan budaya atau gaya hidup
59

masyarakatnya. Dengan kelas yang dimiliki Red Bull itu sendiri juga sudah
berbeda dengan energy drink yang sudah lebih dulu eksis di Indonesia,
kedepannya Red Bull Indonesia pasti bisa membentuk brand awareness yang
lebih kuat dari saat ini.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Strategi Branding Dalam Meningkatkan Brand Awareness
4.3.1.1 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah upaya untuk menciptakan
ketertarikan dengan suatu hal yang ditargetkan kepada masyarakat
luas. Pemasaran adalah salah satu kunci utama kesuksesan sebuah
perusahaan dalam menjual produk. Karena seperti yang dijelaskan
oleh Machfoedz (2005) bahwa pemasaran itu adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengenalkan perusahaannya
kepada konsumen. Sehingga, suatu perusahaan bisa berkembang
kearah yang lebih baik sesuai dengan tujuannya.
Red Bull masuk ke Indonesia sejak tahun 2015. Dengan
membawa nama besar yang sudah dimilikinya didunia, Red Bull
melakukan berbagai hal yang juga sudah dilakukan di negara-negara
lain. Semenjak tahun 2015 pula mulai banyak perusahaan yang meniru
Red Bull, terutama kompetitor dari perusahaan 59illen energy drink.
Bentuk pemasaran yang dilakukan Red Bull di Indonesia cukup
mendobrak, dan dari situ lah banyak yang menirukannya. Disamping
itu bahkan salah satu kompetitor dari Red Bull sampai membuat
produk sejenis, yaitu Kratingdaeng Pro.
Dari bentuk pemasaran yang sudah dilakukan Red Bull
Indonesia, dalam perjalanannya semenjak 2015 ini sudah sangat
banyak kemajuan. Seperti yang sudah dijelaskan oleh key informan 1,
Myra Carmia sebagai Head of Marketing Department, dan juga key
informan 2, Clarissa Indriani sebagai Consumer Collecting Specialist,
bahwa Red Bull di Indonesia berkembang pesat dan membuktikan
pasar energy drink di Indonesia memiliki potensi yang tinggi.
Didukung dengan pernyataan dari wings team leader dan juga Senior
Student Brand Manager, yang mana bertugas untuk berinteraksi
60

langsung dengan konsumen dan melihat pasar secara langsung, yaitu


Dahlia Bernardini dan Mira Tania Aulia, bahwa dalam tiga tahun
pertama Red Bull Indonesia sudah mengalami perkembangan yang
signifikan dari segi sales maupun brand exposure, bahkan sudah
mencapai breakeven point, atau balik modal.

4.3.1.2 Pemasaran Gerilya


Dengan menggunakan pemasaran gerilya, Red Bull
membentuk dan meningkatkan brand imagenya di masyarakat di
seluruh dunia. Hal tersebut sudah terbukti sangat efektif, sehingga apa
yang dilakukan di Indonesia pun juga tidak jauh berbeda, dan sudah
terbukti memiliki perkembangan yang cukup pesat.
Pemasaran gerilya atau guerilla marketing adalah strategi
pemasaran dengan menggunakan ide yang kreatif untuk menimbulkan
dampak yang besar dengan biaya pemasaran yang lebih rendah dan
non-konvensional yang didesain untuk memberikan keunggulan
perusahaan, yang juga memiliki sifat atau memiliki unsur kejutan
untuk konsumen (Jay C. Levinson, 1984).
Dimulai dari awal terbentuknya Red Bull di Austria pada
tahun 1987, Dietrich Mateschitz memanfaatkan fasilitas yang beliau
punya untuk kegiatan pemasaran. Yaitu mobil Mini Cooper miliknya
yang dimodifikasi untuk kebutuhan pemasaran Red Bull itu sendiri.
Dengan melakukan perekrutan langsung, yaitu mencari anak-anak
muda wanita yang menjadi wings team untuk melakukan sampling
produk kepada masyarakat, dan program ini pun berkembang dengan
dibentuknya program student brand manager dan terus ada sampai
saat ini. Dari fasilitas yang bisa digunakan oleh wings team pun juga
sudah dipersiapkan, dari berbagai macam atribut yang dikenakan,
sampai backpack yang dibuat menyerupai bentuk kemasan dari
produk Red Bull.
61

4.3.1.3 Strategi Brand Activation Red Bull Indonesia


Red Bull adalah salah satu brand yang cukup kuat karena
memiliki sebuah identitas yang dikenalkan kepada masyarakat dengan
sangat baik dan tepat. Dibalik itu, Red Bull membuat strategi yang
pada awalnya belum pernah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
lainnya, yang mana strategi itu tetap menjadi kunci keberhasilan
pemerekan sampai sekarang, yaitu dengan memiliki wings team dan
juga disusul oleh student brand manager yang keduanya berada
didalam divisi Consumer Collecting.
“Branding strategy merupakan suatu proses penciptaan brand
image yang mempengaruhi hati dan pikiran customer, yang
membedakan produk yang sejenis satu dengan yang lainnya” (Duncan
2005). Sedangkan menurut Gelder (2005), “strategi merk
mendefinisikan apa yang seharusnya dicapai oleh suatu brand dalam
kaitannya dengan sikap dan perilaku konsumen”. Dari kedua teori
tersebut, bisa dilihat bahwa Red Bull sudah melakukannya, yaitu bisa
langsung “menyentuh” konsumen dan juga sebagai brand yang
berbeda dari yang lainnya.
Dalam penelitian “Strategi Brand Communication Dalam
Membangun Brand Awareness (Studi Kualitatif Strategi Brand
Communication dalam Membangun Brand Awareness Rumah Makan
Seafood D’cost Surabaya)” Puspita Angga Kusumawardani 2013
dijelaskan bahwa komunikasi merek yang dikelola dengan baik akan
mampu membedakan perusahaan dan produknya dari pesaingnya.
Tidak hanya merek luar tetapi juga merek dalam negeri yang terus
berinovasi untuk mempebaharui merek mereka. Kebanyakan pemasar
hanya memberi sedikit perhatian terhadap strategi branding mereka.
Alasan yang tepat untuk masalah ini mungkin karena berbagai bagian
dunia memiliki perkembangan yang berbeda. Negara-negara
berkembang, salah satunya Indonesia, brand management dan brand
communication mungkin masih menjadi hal baru untuk pemasar.
Brand strategy tidak hanya penting untuk perusahaan yang telah
memiliki merek, tetapi juga bagi 61illenni yang sedang berkembang
atau dalam tahap perencanaan merek. Salah satu brand strategy adalah
62

pemberian brand atau nama yang dapat membedakan dengan


pesaingnya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa brand
strategy adalah salah satu yang mengarahkan sebuah brand berjalan
sesuai dengan tujuannya. Karena branding strategy ini sebagai
pembeda dari yang lainnya dan salah satu hal yang dibutuhkan oleh
semua merek. Brand strategy dalam suatu merek adalah bagaimana
caranya untuk bisa menyampaikan pesan ataupun nilai-nilai yang
ingin disampaikan kepada konsumen, seperti Red Bull yang memiliki
strategi untuk bisa “bersentuhan” langsung dengan konsumennya.
Kemudian seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya oleh
Schultz dan Barnes (1999) bahwa ada beberapa yang termasuk
didalam brand strategy, yaitu;
• Brand Positioning
• Brand Identity
• Brand Personality
• Brand Communication
• Brand Equity
Red Bull adalah salah satu energy drink terbaik di dunia ini.
Namanya yang sudah sangat kuat diseluruh dunia dikenal bukan
hanya dari produk minumannya saja, tetapi juga dari berbagai bidang
yang juga ada didalam Red Bull. Selain menjual produk, Red Bull
juga menjual lifestyle dan berada dalam hampir semua scenes
kehidupan masyarakat, mulai dari sports, fashion, art,music, party,
dan masih banyak lagi. Dengan begitu Red Bull mendapatkan posisi
dalam pikiran para konsumen.
Sebagai pendatang baru di Indonesia yang usianya masih
kurang dari lima tahun Red Bull sudah membangun imagenya dengan
cukup baik dan kuat di Indonesia terutama di jabodetabek, Bandung,
dan Bali. Dengan memiliki segmentasi middle-up, Red Bull cukup
kuat diingat dari berbagai aktivasi dan juga dari penjualan produk
ditempat-tempat yang sesuai, seperti restoran, bar, club, dan lain
sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh key informan 1, Myra
63

Carmia dan juga key informan 2, Clarissa Indriani, yaitu setiap


strategi brand activation yang dibuat oleh Red Bull selain untuk
meningkatkan brand image Red Bull sendiri, tetapi juga untuk
meningkatkan sales atau penjualan produk.
Brand activation adalah interaksi dua arah antara konsumen
dan brand itu sendiri yang menghasilkan hubungan yang erat antara
keduanya (Saeed, 2015). Lewat aktivasi merek ini, konsumen
mendapatkan pengetahuan mendalam tentang merek dan menerima
sebagai bagian dari dirinya. Brand activation ini adalah penentu dari
semua yang telah direncakan, dari semua strategi suatu perusahaan,
dan persiapan lainnya. Dengan melakukan brand activation yang baik
dan benar, maka semua tujuan yang ingin dicapai pun bisa terlaksana,
tetapi berlaku sebaliknya. Jika tidak berjalan sesuai yang
direncanakan, maka butuh pembedahan ulang dan melakukan aktivasi
yang lebih baik lagi.
Dalam jurnal “Brand Activation Strategi Komunikasi Pada
Lembaga Survei Politik diputaran Pertama Pilkada DKI Jakarta 2017”
Diah Ayu Candraningrum menjelaskan bahwa ada tiga aspek tujuan
utama dari brand activation, yaitu memberikan ketertarikan, dengan
fokus kepada target yang dituju, terutama pada konsumen baru.
Kedua, menghadapi langsung, berinteraksi dengan tujuan untuk
meninggalkan kesan kepada calon konsumen baru yang dituju itu.
Kemudian yang terakhir adalah menciptakan kesetiaan pelanggan,
karena kesetiaan konsumen akan membawanya untuk menggunakan
produk tersebut secara terus menerus. Selain itu juga hal ini bertujuan
untuk menunjukkan kedekatan antara brand dengan konsumennya.
Dapat disimpulkan bahwa brand activation tidak bisa asal-
asalan saja dilakukan, karena ini berujung kepada terjualnya produk
yang dijual. Selain itu juga brand activation itu lebih dari sekedar
beriklan. Iklan hanya sebatas memberikan janji, sedangkan aktivasi
adalah bagaimana merealisasikan janji-janji ini. Jika manfaat iklan
adalah untuk menginformasikan kepada konsumen, kegiatan brand
activation adalah untuk membangun kepercayaan antara pelanggan
dan perusahaan.
64

Red Bull memfokuskan brand activationnya kepada


departemen marketing khususnya divisi Consumer Collecting.
Melalui divisi ini lah Red Bull langsung bertemu dengan para
konsumennya melalui Wings Team dan Student Brand Manager Team
untuk memasarkan produk dan juga sekaligus mengedukasi konsumen
mengenai energy drink serta perbedaan Red Bull dengan para
kompetitornya yang ada di Indonesia.
Dalam melakukan kegiatan brandingnya melalui kedua tim
didalam divisi consumer collecting itu, terdapat perbedaan fokus
target dari kedua tim tersebut, yang membedakan kedua tim tersebut
adalah ruang lingkupnya. Wings team memiliki lima sasaran untuk
sampling produk, yaitu sport, worker, student, event, dan lifestyle.
wings team diwajibkan untuk menggunakan atribut dari Red Bull yang
juga sebagai identitas mereka ketika berpergian. Selain itu juga seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa mereka mendapatkan
fasilitas penunjuang kegiatan kerja mereka berupa mobil Mini Cooper
yang sudah dimodifikasi dan juga backpack yang juga menyerupai
kaleng dari produk Red Bull yang membuat lebih eye catchy.
Sedangkan student brand manager team (SBM) hanya berfokus
kepada kalangan mahasiswa, terutama di kampus mereka berkuliah
untuk melakukan kegiatan branding seperti seeding / sampling produk
di kampus, men-support event-event yang ada di kampusnya maupun
di kampus lain, serta membantu tim sales untuk melakukan
pengecekan rutin setiap bulan pada outlet-outlet yang menjual Red
Bull ataupun yang berpotensi untuk bisa menjual produk Red Bull.
Morel et all. (2002) mengungkapkan bahwa brand dapat
diaktivasi dalam berbagai situasi, dan dapat dirangkum dalam empat
pilar utama, yaitu products and services (barang dan jasa),
employees (karyawan), identity (identitas)
dan communication (komunikasi) yang mana suda dimiliki oleh Red
Bull Indonesia. Lalu selain itu Red Bull Indonesia juga sudah
melakukan empat bentuk Brand activation seperti yang dikemukakan
oleh Wallace (2012), yaitu:
65

• Direct Marketing Activation


• Social Media Activation
• Promotions Activations
• Marketing Event Activation
• Sponsorship Activation
Seperti yang sudah dijelaskan diatas mengenai divisi
Consumer Collecting dengan dua tim dibawahnya yang melakukan
brand activation, ini adalah kegiatan yang paling penting, karena
kedua tim dari Red Bull Indonesia itu turun langsung bertemu dengan
para konsumennya, itu yang dinamakan dengan Direct Marketing
Activation. Dengan memberikan informasi yang mengedukasi
konsumen serta sampling produk secara langsung, itu yang membuat
Red Bull lebih dikenal oleh konsumen, serta memberikan pengalaman
kepada konsumen yang akan menciptakan keinginan beli akan produk
dari konsumen, dan yang akan membentuk brand loyalty.
Tingkat efektifitas dari direct marketing activation ini juga
berjalan dengan baik, seperti yang dijelaskan oleh beberapa konsumen
yang juga sebagai mahasiswa, yaitu Aldhio dan Talitha Margriet,
bahwa kegiatan ini sangat lah efektif dan cukup sesuai target dan
meningkatkan brand awareness dengan sangat baik.
Kemudian, dengan melihat perkembangan zaman pada saat ini
yang sudah memasuki era digital, sosial media sangat lah penting
dalam suatu strategy brand activation, dimana media sosial menjadi
suatu kebutuhan bagi kehidupan manusia, marketing melalui sosial
media juga menjadi sangat penting bagi suatu perusahan/brand untuk
memasarkan produk dan mendapatkan image yang baik serta
mendapatkan brand awareness dari konsumen. Red Bull pun juga
aktif dalam aktivasi melalui media sosial, terutama Instagram, karena
Instagram adalah media sosial yang sangat mudah untuk diakses
dimana saja dan kapan saja, dan saat ini masyarakat selalu
menggunakan handphone.
Red Bull Indonesia sendiri cukup sukses dari instagramnya
yaitu @redbullindo. Red Bull sendiri memiliki portal khusus untuk
66

kebutuhan content Instagram bagi semua official account diseluruh


dunia, yaitu Red Bull Content pool dan Red Bull Content pool
prenium. Jadi, Red Bull HQ sudah membuat strateginya lalu
dikombinasi dengan strategi dari setiap official account atau dari
setiap negara untuk diposting kedalam Instagram. Selain itu juga Red
Bull memang sudah memikirkan kemajuan teknologi sejak lama,
maka dari itu Red Bull juga memiliki aktivasi khusus melalui
websitenya dan juga memiliki Red Bull Media sendiri. Seperti yang
dikatakan key informan 1, Myra Carmia, bahwa media sangat lah
penting, karena itu lah Red Bull mendirikan Red Bull Media House
yang berbasis website.
Dalam jurnal “Generating Brand Awareness In Social Media
Network” oleh Albert A. Barreda juga dijelaskan bahwa sosial media
mempunyai peranan penting dalam strategi online branding.
Interaktivitas, kualitas system, kualitas konten informasi, dan kegiatan
sangat bermanfaat memiliki pengaruh dalam meningkatkan kesadaran
merek atau brand awareness.
Hal ini terbukti melalui feedback yang didapat oleh Red Bull
Indonesia dari para konsumennya yang juga cukup mengikuti media
sosial dari Red Bull Indonesia sendiri, terutama melalui Instagram.
Dengan memiliki konten-konten yang menarik, cukup menghibur para
konsumen dan menimbulkan ketertarikan pada konsumen. Melalui
Instagram @redbullindo, perkembangannya juga cukup pesar, terbukti
dari engagement yang meningkat dalam tiga tahun Red Bull berada di
Indonesia.
Berbagai macam kegiatan branding memiliki tujuan menuju
penjualan barang, dari situ lah bisa dilihat hasil dari brand activation
dan strategi yang sudah dibuat dan dilakukan. Dalam menuju
penjualan produk tersebut itupun juga terdapat aktivasi dari promo
yang lebih menarik perhatian pelanggan untuk membeli produk
tersebut. Promo yang dimaksudkan disini lebih kepada harga
penjualan produk pada minimarket maupun supermarket, dan juga di
tempat-tempat lainnya, salah satunya seperti event seperti rave festival
yang disponsori oleh Red Bull.
67

Red Bull Indonesia sering melakukan aktivasi promo pada


minimarket yang menjual produk Red Bull, seperti potongan harga
per-kaleng, potongan harga yang didapat lebih murah jika membeli
lebih dari satu produk. Aktivasi promosi ini sangat diperlukan untuk
meningkatkan penjualan produk, setelah kuat dalam mendapatkan
brand awareness, mengingat harga produk Red Bull sendiri yang
cukup mahal di Indonesia dan khsusnys untuk kalangan mahasiswa
atau anak muda. Dengan adanya aktivasi promosi tersebut, seperti
pemotongan harga itu sangat menguntungkan bagi para konsumen
ketika membeli produk Red Bull.
Ditambah dengan marketing event activation, yang mana
bentuk brand activation ini merupakan yang paling akurat dari
semuanya, karena melalui event yang diselenggarakan bisa langsung
merangkul calon konsumen dengan skala yang besar dibandingkan
dengan bentuk brand activation yang lainnya. Red Bull melakukan
beberapa event mereka sendiri yang lebih dikenal dengan Red Bull
events, dan dari sekian banyak event yang dimiliki oleh Red Bull
sudah ada beberapa yang dilaksanakan di Indonesia dan berjalan
dengan cukup baik. Dari semua event yang sudah dilakukan juga
90%nya berada atau dijalankan oleh divisi Consumer Collecting.
Dengan keunikan berbagai macam event yang dimiliki Red
Bull itu menimbulkan banyak ketertarikan dari berbagai kalangan
konsumen. Banyaknya feedback positif dari para konsumen
membuktikan bahwa hal ini merupakan bentuk yang paling efektif
menjangkau calon konsumen sesuai target dan meningkatkan brand
awareness dengan skala yang besar. Melalui publikasi dan pre-event
pun cukup berpengaruh, karena dengan itu lah bisa menarik
konsumen menuju main event.
Kemudian yang terakhir, juga tidak kalah penting yang
dilakukan oleh Red Bull adalah dengan melakukan sponsorship. Salah
satu hal yang sering dilakukan berbagai perusahaan baik besar
ataupun kecil yaitu melakukan aktivasi dalam event lain yang bukan
miliknya, biasa disebut sebagai sponsor. Dengan melakukan kegiatan
sponsor diberbagai event, hal tersebut memungkinkan untuk produk
68

tersebut bisa lebih mudah dikenal dengancukup cepat karena bisa


berada dalam beberapa event yang berbeda dan juga menimbulkan
brand awareness, karena membuat masyarakat sadar akan keberadaan
brand dengan melihatnya berulang kali ditempat yang berbeda-beda.
Bagi Red Bull sendiri lebih menggunakan kata support
disbanding sponsorship. Karena Red Bull selalu mendukung event
luar dengan menyuport produk ataupun tools yang Red Bull miliki
untuk menunjang kebutuhan event tersebut, yang juga disetiap tools
tersebut juga terdapat logo dari Red Bull. Sedangkan sponsorship
lebih identik kepada memberikan fresh money kepada pihak event dan
mendapatkan benefit yang ditawarkan oleh pihak event dengan
pembagian kedalam beberapa kelas sponsor. Hanya event besar saja
Red Bull mau menjadi sponsor dengan memberikan fresh money,
seperti rave party yang sedang banyak dilakukan di Jakarta, antara
lain dari Ismaya, SHVR, Euphoric, dan lain sebagainya. Berada dalam
event besar menjadi sebuah keuntungan bagi suatu brand, karena
disana bisa mendapatkan exposure yang sangat besar dan lebih mudah
meningkatkan brand awareness. Selain itu juga karena party termasuk
dalam scene yang difokuskan oleh Red Bull.
Disamping itu, support event memberikan kontribusi yang
cukup besar juga untuk nama Red Bull, karena memiliki dampak
seperti yang dijelaskan diatas. Terutama pada events kampus, karena
sesuai dengan targetnya yang dimulai dari anak-anak muda dan
kehidupannya. Akan lebih mudah dan efektif ketika melakukan
kegiatan branding melalui anak-anak muda khususnya para
mahasiswa, karena memiliki edukasi yang cukup dan juga karena Red
Bull bukan hanya menawarkan produk energy drinknya, tetapi juga
menawarkan kelas yang tinggi kepada konsumennya.
Dalam kenyataannya, bentuk-bentuk brand activation dapat
dikombinasikan, sehingga dalam satu activation terdapat lebih dari
satu bentuk brand activation. Hal tersebut dapat digabungkan dan
dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dari target
konsumen. Dari ke-5 activation diatas Red Bull Indonesia sudah
melakukan setiap bentuk brand activation. Hanya saja ada bentuk-
69

bentuk yang tidak terlalu menjadi fokus dari activation yang


dilakukan Red Bull Indonesia. Dapat dilihat bahwa Red Bull sudah
cukup kuat dalam melakukan brand activation dengan cara Direct
Marketing Activation dan juga sponsorship activation yang berhujung
kepada penjualan produk. Bukan berarti yang lainnya itu tidak
penting, hanya saja tingkat kefokusannya saja yang berbeda, karena
seperti activation melalui media sosial dan promosi penjualan
merupakan fokus dari tim lainnya.
Kekurangan dari semua brand activation yang dilakukan oleh
Red Bull Indonesia terdapat dari penjualan produk yang mana hampir
semua konsumen yang menjadi narasumber berpendapat yang sama,
yaitu masalah diharga produk yang terbilang cukup mahal untuk
ukuran mahasiswa. Serta, dalam bentuk support / sponsorship
menurut para konsumen dan beberapa internal Red Bull yang
mempunyai pendapat yang sama, yaitu agar Red Bull bisa
mempertimbangkan untuk bisa men-support event dengan berupa
memberikan sedikit fresh money.

4.3.2 Hambatan Dalam Melakukan Strategi Branding Untuk


Meningkatkan Brand Awareness
Red Bull adalah salah satu brand energy drink yang masih baru di
Indonesia. Diusia belum lima tahun ini Red Bull mencoba mendobrak pasar
Indonesia dengan gerakan-gerakan baru dan menghadirkan premium energy
drink pertama di Indonesia. Dalam perjalanan untuk mencapai hal tersebut
perlu sekali menciptkan suatu awareness di masyarakat guna untuk
menimbulkan kesadaran dari brand Red Bull. Sekali lagi, mennciptakan
awareness sangatlah penting bagi Red Bull, karena kompetitor utamanya di
Indonesia yang juga adalah sister company ini sudah memiliki brand
awareness yang sangat kuat dimasyarakat bahkan mungkin cukup menguasai
pasar di indonesia, yaitu Kratingdaeng.
Konsumen cenderung membuat keputusan pembelian berdasarkan
rekomendasi teman atau lingkungan sekitar dan pengalaman langsung, serta
metode periklanan tradisional. Inilah sebabnya mengapa perlu untuk
membangun strategi brand awareness untuk menanamkan kepercayaan di
70

benak konsumen. Kepercayaan ini harus dicapai melalui kredibilitas, bukan


hanya dengan promosi iklan yang catchy, tetapi dengan segala aspek promosi
pemasaran yang tepat dan terstruktur terbukti semakin efektif dalam
membangun kepercayaan dan memperoleh pelanggan baru.
Red Bull Indonesia melakukan beberapa cara yang pada dasarnya juga
dilakukan oleh Red Bull di negara-negara lain untuk membentuk dan
meningkatkan brand awareness, karena ini menjadi strategi dasar dari Red
Bull sendiri. Menurut informasi yang didapatkan dalam proses penelitian ini,
sudah terjadi banyak perubahan selama hampir empat tahun Red Bull berada
di Indonesia, dan perubahan itu adalah lebih fokusnya target untuk lebih
meningkatkan lagi brand awareness di Indonesia.
Dalam perjalanannya di Indonesia, Red Bull banyak menemukan
hambatan-hambatan dari setiap strategi yang dilakukannya, baik itu hambatan
yang mendasar, sampai hambatan yang besar. Setiap strategi branding dan
juga pengaplikasiannya memang tidak dapat terhindar dari berbagai
hambatan. Seperti yang dihadapi oleh Red Bull Indonesia dari tahun 2015
sampai saat ini. Hambatan yang dihadapi oleh Red Bull Indonesia adalah
seperti perbedaan culture, gaya hidup, serta selera dari masyarakatnya. Hal
tersebut mempengaruhi penjualan produk, yang mana penjualan produk juga
ditimbulkan dari seberapa tinggi brand awareness yang tercipta di
masyarakat.
Dengan culture dan gaya hidup di Indonesia yang cukup bertolak
belakang dengan kehidupan di eropa, beberapa strategi branding yang
dilakukan Red Bull juga menemui hambatan, dari kurangnya kegiatan yang
lebih bersifat lokal, dari beberapa event yang dilakukan, sampai dengan
media sosial yang kurang memasuki local content, yang mana hal tersebut
juga sangat berpengaruh di masyarakat. Kemudian hambatan yang hampir
selalu ditemukan dalam setiap kegiatannya adalah, kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai brand Red bull itu sendiri, dan masih menyamakannya
dengan competitor brand yang juga adalah sister company dari Red Bull,
yaitu Kratingdaeng. Keduanya memiliki logo dan juga warna yang terbilang
cukup mirip. Perbedaannya ada dalam detailnya saja.
Disamping itu juga, Red Bull memiliki kelas yang sangat baik di
dunia, terbukti produk Red Bull sudah tersebar di hampir seluruh dunia.
71

Dengan kelasnya yang premium, maka harga dari produk tersebut juga akan
berada diharga yang premium. Tetapi dalam kenyataannya, di Indonesia hal
ini merupakan salah satu faktor yang cukup besar bagi masyarakatnya.
Dengan harga yang terbilang cukup mahal, sekitar 20.000 rupiah sampai
dengan 24.000 rupiah, masih sanhgat banyak masyarakat yang enggan
mengeluarkan uang untuk membeli produk Red Bull.
Ada enam elemen untuk membentuk brand awareness menurut Keller
(2008). Dari respon konsumen akan Red Bull menentukan sudah sebaik apa
brand awareness dan dari keefektifan brand activation dari Red Bull.
1. Memorable
2. Meaningfull
3. Likeability
4. Transferable
5. Adaptable
6. Protectable
Dari keenam elemen brand awareness tersebut dapat menciptakan
serta meningkatkan brand awareness di masyarakat, tetapi disamping itu jika
tidak berjalan dengan baik dan efektif, bisa juga menyebabkan timbulnya
hambatan-hambatan dalam setiap strategi branding yang dilakukan. Dan
beberapa hambatan seperti yang sudah dijelaskan di atas, masuk dalam
beberapa elemen tersebut, yang mana disebabkan dari pengaplikasian strategi
yang kurang efektif dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai energy
drink, khususnya Red bull.
Seperti yang dijelaskan juga oleh key informan 1, Myra Carmia,
bahwa setiap negara memiliki culture dan gaya hidup yang berbeda, yang
mempengaruhi kebutuhan dan minat dari masyarakat. Didukung juga dengan
pernyataan dari senior student brand manager, Nandy Artila, bahwa yang
sering ditemui adalah masih banyak konsumen yang kurang paham mengenai
kegunaan dari energy drink, masih memiliki persepsi yang salah. Serta
didukung dengan pernyataan dari para konsumen, yang rata-rata berpendapat
bahwa harga Red Bull terlalu mahal bagi mahasiswa, dan masih kurangnya
melakukan branding yang lebih Indonesia.
72

4.3.3 Solusi Dalam Mengatasi Hambatan Untuk Meningkatkan Brand


Awareness
Suatu bisnis bisa dikatakan berhasil apabila suatu perusahaan bisa
menjalankan strateginya dengan baik dan tepat sasaran, sesuai target.
Disamping itu yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana sebuah
perusahaan atau brand bisa mengatasi hambatan yang dihadapi selama
perjalanannya menuju target tersebut. Dari beberapa hambatan yang dihadapi
Red Bull Indonesia selama 3 tahun, saat ini Red Bull Indonesia tengah
berupaya merencanakan untuk melakukan beberapa event menarik, yang
mana belum pernah diadakan di Indonesia sebelumnya. Juga lebih
memfokuskan kegiatan branding sesuai target, agar semakin berdampak
kepada penjualan produk. Serta lebih mengedukasi pasar, agar lebih mengerti
akan kegunaan dari energy drink dan Red Bull sendiri, dan juga mengurangi
misperception masyarakat akan energy drink.
Dari semua strategi branding yang dilakukan Red Bull Indonesia, bisa
dikatakan saat ini Red Bull sudah mencapai brand recall pada tingkatan
brand awareness. Tetapi memang beberapa hal perlu ditingkatkan agar
pencapaian pada tingkatan bisa mencapai puncaknya, yaitu top of mind.
Selanjutnya, Red Bull Indonesia perlu meningkatkan lagi brand activationnya
untuk bisa lebih menjangkau banyak konsumen, dan sesuai dengan nilai-nilai
serta kebutuhan dari masyarakat, sehingga menciptakan konsumen yang loyal
akan brand Red Bull itu sendiri.
Adanya strategi yang lebih “Indonesia” akan lebih baik bagi Red Bull
Indonesia, melihat keadaan dan kendala yang dihadapi di Indonesia itu
berbeda dari negara-negara eropa ataupun yang bukan di eropa tetapi
memiliki kemiripan budaya dan gaya hidup. Melalui media sosial contohnya,
bisa lebih ditingkatkan dengan membuat lebih banyak konten lokal yang
lebih menarik perhatian. Dalam kegiatan branding bisa lebih dilakukan
dengan melihat faktor proximity dari masyarakat. Masyarakat Indonesia
memiliki sifat konsumtif. Maka dari itu, timbulkan minat akan brand,
kemudian diseimbangkan dengan edukasi mengenai energy drink, maka
strategi dan aktivasi yang dilakukan akan mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk program student brand manager ini sudah cukup efektif,
namun memang perlu diperluas lagi, supaya semakin banyak universitas yang
73

dijangkau, dan awareness yang terbentuk juga bisa menyebar dibanyak


wilayah. Begitu juga dengan program wings team.

4.3.4 Perbandingan Strategi Brand Activation


Dari semua penjelasan diatas, dapat dianalisa kembali brand
activation yang sudah dilakukan oleh Red Bull Indonesia menurut teori.
Dapat dilihat dalam tabel berikut;

Tabel 4. 2 Perbandingan Brand Activation

Teori Jenis Kegiatan Kegiatan Red Bull Indonesia


• Street marketing • Promosi menggunakan
• Pemasaran yang efektif monil mini cooper yang
dengan biaya yang murah. dimodifikasi dan wings
team menggunakan
Pemasaran Gelirya atribut yang menarik.
• Mengeluarkan biaya
diawal, tetapi bisa
bermanfaat dalam
beberapa tahun.
• Memiliki perbedaan • Memiliki perbedaan
dengan brand/produk lain. dari komposisi produk.
• Memiliki nama dan logo • Memiliki nama dan
yang mudah dikenali dan logo yang mudah
diingat. diingat dan dikenali.
• Memiliki karakteristik • Melakukan product
yang menjadi ciri khas sampling yang
Branding Strategy: dari suatu brand dan bisa langsung bersentuhan
• Brand positioning
memberikan pengalaman dengan konsumen.
• Brand identity
• Brand personality
langsung kepada • Menjual produk dan
• Brand communication konsumen. juga lifestyle, serta
• Brand equity • Berkomunikasi langsung memberikan kelas
dengan konsumen. kepada konsumennya.
• Memberikan nilai-nilai • Melakukan sampling
yang membuat konsumen dengan berfokus kepada
menggunakan produk kalangan middle-up,
tersebut secara berulang dan terfokus kepada
kali. anak-anak muda.
• Menjangkau secara
74

Teori Jenis Kegiatan Kegiatan Red Bull Indonesia


underground.

• Sampling produk atau • Mengirimnkan wings


kegiatan lainnya yang team dan student brand
bersentuhan langsung manager untuk bertemu
dengan konsumen. langsung dengan para
• Beriklan melalui media konsumen dan sampling
elektronik maupun media produk.
cetak. • Tidak melakukan iklan
• Memberikan informasi melalui media
kepada konsumen melalui manapun.
media sosial dan • Membagikan konten-
memberikan konten- konten yang menjadi
komnten menarik. identitas dari Red Bull,
Brand Activation: • Memberikan promo yaitu extreme sports
• Direct marketing
penjualan produk. dan music.
• Social media
• Promotions • Mencari dan • Melakukan promo-
• Marketing event menggunakan brand promo penjualan pada
• Sponsorship ambassador. minimarket dan
• Membuat event sendiri. supermarket.
• Berkerja sama dengan • Melangsungkan event-
pihak lain untuk menjadi event di Indonesia, yang
sponsor bagi pihak /event dilakukan Red Bull
tersebut. global.
• Mensponsori event-
event ternama di
Indonesia, seperti setiap
rave party. Dan juga
memfokuskan support
event untuk kalangan
kampus.
• Memiliki identitas brand • Memiliki berbagai
Brand awareness yang dikenal varian produk yang
• Memorable • Menunjukkan jasa atau sudah tersebar di
• Meaningful barang tertentu. beberapa negara, tetapi
• Likeability • Memiliki gambaran lain belum masuk Indonesia.
• Transferable yang terkait dengan • Memiliki nama brand
• Adaptable nama/identitas brand. yang cukup kuat karena
Protectable • Proses adaptasi memiliki berbagai
• Elemen brand bisa macam sports team,
75

Teori Jenis Kegiatan Kegiatan Red Bull Indonesia


dilindungi dan tidak athletes, dan musisi
mudah ditiru.

• Mengajak untuk
• Word of mouth berpartisipasi dalam
Persuasi
event yang
diselenggarakan.
(Sumber: Data peneliti, 2019)

Anda mungkin juga menyukai