Makalah Tentang Redbull
Makalah Tentang Redbull
HASIL PENELITIAN
kegiatan keseharian umat manusia. Namun memang Red Bull memiliki image
yang sangat kuat dengan extreme sports.
Diawal tahun 2015, Red Bull mengembangkan sayapnya di Indonesia,
yang melangsungkan oficial launch di bulan November 2015 dengan
mendatangkan beberapa atlit luar negeri untuk menunjukkan kemampuannya
dan juga band, serta menampilkan DJ lokal untuk tambil di acara puncak /
launch party Red Bull Indonesia. Dengan dibawahi oleh perusahaan
distributor yaitu PT. Lim Siang Huat, kini Red Bull semakin dikenal di
Indonesia dan diawal 2017 ini 2 tahun sudah Red Bull berada di Indonesia.
PT. Lim Siang Huat, adalah perusahaan distributor Food & Beverages
dan Fast Moving Consumer Goods yang berdiri sejak 1940 di Singapore, dan
mengembangkan bisnisnya di Indonesia sejak tahun 2001. Hingga saat ini PT.
Lim Siang Huat berada di 6 negara (Singapore, Kamboja, Thailand, Vietnam,
Malaysia & Indonesia). Di Indonesia sendiri, PT. Lim Siang Huat menjadi
perusahaan perdagangan dan distribusi terbesar yang memiliki 5 cabang di
Indonesia (Kepri, Bali, Surabaya, Jakarta).
1. On & Off Premise: Red Bull Indonesia memiliki tenaga kreatif yang
handal dan cermat dalam membidik konsumen melalui proses
pemasukan dan penjualan produk pada outlet-outlet yang ada dan
tersebar diseluruh Indonesia. On premise memegang outlet-outlet yang
menjual produk Red Bull untuk dikonsumsi langsung di tempat tersebut.
Sedangkan off premise menujal produk untuk dibeli konsumen tetapi
tidak langsung dikonsumsi di tempat tesebut.
4. Event Specialist: Red Bull Indonesia memiliki tim event sendiri untuk
berbagai jenis kegiatan. Seperti untuk men-support events dari klien
(festival musik, rave party, olahraga, dll), ataupun event dari Red Bull
sendiri.
1. Defensive Line
Memiliki tugas sebagai sekretaris dan menangani segala
pekerjaan sebelum mencapai kepada country manager yaitu Alex
Dreihann.
4. On Premise Manager
Memiliki tugas yang sama dengan off premise, namun
perbedaannya adalah on premise mengurus penjualan produk Red
Bull di restaurant, bar, lounge, club yang mana konsumen dapat
membeli produk Red Bull dan mengkonsumsinya di tempat tersebut.
6. Musketeers
Bekerja dibawah on premise manager yang memiliki tugas
untuk memasukkan produk Red Bull kdalam restaurant-restaurant,
bar, lounge, club, dan lainnya untuk dijual dan dikonsumsi disana.
Selain itu juga Musketeers juga memiliki tugas untuk maintain
hubungan dengan para klien. Selain itu juga mereka bertugas untuk
bekerja sama dengan festival-festival yang diadakan untuk di-support.
Jadi, dari kedua tim tersebut memiliki tujuan dan tugas yang sama,
yaitu untuk meningkatkan brand awareness di masyarakat dengan cara
sampling product dan lainnya yang berinteraksi langsung dengan konsumen
dengan fasilitas yang berbeda yang disediakan oleh Red Bull. Wings team
memiliki ruang lingkup yang lebih luas dengan target yang juga terfokus,
yaitu worker, student, sports, music, event.
Hal yang paling menarik dan menonjol dari kedua tim tersebut dan
juga menjadi identitas Red Bull di seluruh dunia, adalah fasilitas yang
digunakan dalam menjalankan setiap strategi brandingnya, terutama yang
digunakan oleh wings team. Alat-alat pendukung tersebut dijelaskan oleh key
informan 1, Myra Carmia,
“Iya, jadi mini cooper itu punya wings team dan yang boleh pake
cuman wings team aja, yang lain gak boleh. Gue aja gak boleh.
Karena itu dipake untuk kegiatan samplingnya wings team kan
kemana-mana. Ya sama kayak yang dari dulu tahun 1987 itu. Jadi
gak perlu kan pake-pake iklan, dari beginian aja yaa orang udah
langsung kenal juga kan jadinya.”
45
Kemudian dijelaskan juga oleh salah satu wings team member yang
menggunakan alat-alat pendukung atau fasilitas tersebut, Justine Sapphira,
“Menurutku ini udah paket lengkap sih, dengan semua yang
Red Bull punya ini sudah bisa menyampaikan identitas
perusahaannya, uniknya, dan juga berinteraksi langsung
dengan konsumernya.”
Bukan hanya itu saja, disamping itu juga Red Bull memiliki tools
yang beragam untuk keperluan event, dengan terdapat logo Red Bull pada
setiap tools yang dimiliki Red Bull. Adapun dari bagian sales juga memiliki
alat pendukung atau point of sales (POS) seperti kulkas dengan bentuk yang
bermacam-macam, bahkan ada yang dibuat juga menyerupai bentuk kaleng
dari produk Red Bull. Semua itu semakin berkembang dan inovatif seiring
perkembangan zaman dan semakin besarnya nama Red Bull itu sendiri
ditingkat dunia.
46
Dapat dilihat dalam setiap strategi branding yang sudah dibuat, divisi
consumer collecting lah yang menentukan pengaplikasiannya. Divisi
consumer collecting Red Bull mempunyai peran yang sangat penting dalam
menjaga efektifitas strategi branding dan eksistensi Red Bull hingga saat ini.
Seperti yang dijelaskan oleh key informan 1, Myra Carmia
“Sejauh ini sudah terbukti baik itu wings dan SBM di seluruh
dunia dan di Indonesia bahwa program ini terbukti
meningkatkan jumlah konsumen Red Bull. Karena ya itu,
mereka men-reach langsung para konsumennya. Semua
butuh proses terutama untuk produk yang cukup baru hadir
di Indonesia tetapi dengan hasil penjualan yang selalu
meningkat menandakan respon masyarakat sangat positif
dan pesan yang ingin disampaikan sudah cukup baik.”
Bukan hanya dari para pekerja Red Bull saja yang menilai bahwa
bentuk strategi branding yang paling penting ini berjalan dengan baik dan
efektif, tetapi juga dijelaskan dari para konsumen yang merasakan dampak
dari kegiatan tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Aldhio, mahasiswa
Universitas Bina Nusantara yang juga sebagai konsumen dari Red Bull
“Menurut saya untuk dikampus saya cukup membuat lebih
aware terhadap Red Bull karena juga SBM memberikan
informasi buat beberapa orang yang masih bingung apa sih
bedanya Red Bull dengan brand minuman energi lainnya,
salah satunya Kratingdaeng yang juga disebut-sebut sebagai
anakan perusahaan dari Red Bull, yang notabenenya
keberadaannya di indonesia lebih lama dibandingkan
dengan Red Bull.”
Dapat disimpulkan bahwa strategi branding yang utama dari Red Bull
ini benar menjadi ujung tombak bagi Red Bull dan sudah berjalan dengan
baik dan efektif, karena didukung respon dari konsumen yang sudah
menerima dengan baik pesan yang ingin Red Bull sampaikan dan juga
menyadarkan konsumen akan keberadaan Red Bull di Indonesia yang
terbilang masih cukup baru ini.
Bukan hanya melakukan sampling product dan berinteraksi langsung
dengan para konsumen, tetapi banyak event yang diselenggarakan pun masuk
dalam strategi branding dari divisi consumer collecting. Begitu juga untuk
events yang lain pun divisi consumer collecting memiliki peranan yang cukup
dalam berjalannya event tersebut.
Red Bull Indonesia dalam melakukan event activation tersebut
dijelaskan oleh key informan 1, Myra Carmia,
“Red Bull events yang sudah dilakukan di Indonesia itu ada
beberapa yaa, diantaranya adalah Red Bull Doodle Art, Red
Bull Can You Make It, Red Bull 3style, Red Bull Reign, dan
48
Red Bull Music Academy. Semua event yang sudah dan akan
dilaksanakan di Indonesia juga bertaraf internasional.
Karena kita mencari juara dari satu event yang kita buat,
lalu ditanding ulang dengan juara-juara dari berbagai
negara lainnya. Semacam piala dunia gitu deh, cuman
berdasarkan bidang event yang dibuat.”
Disamping melakukan Red Bull event itu sendiri, Red Bull juga
banyak bekerja sama dengan banyak pihak, untuk menjaga eksistensinya dan
memperluas brand image. Strategi yang juga efektif untuk meningkatkan
brand awareness. Seperti yang dijelaskan oleh senior student bran manager,
Mira Tania Aulia,
“Sejauh ini sudah berjalan dengan sangat baik, dibuktikan
dengan banyak penawaran partnership dari organisasi
kampus. Partnership inilah yang menjadi proses aktivasi
dengan tujuan meningkatkan brand awareness. Dimana
setiap tahunnya berjalan semakin fokus kepada scenes yang
harus disupport.”
Direspon baik juga oleh narasumber yang juga sebagai konsumen Red
Bull dan sering menangani event di kampusnya yang selalu di-support oleh
Red Bull, Muhammad Jiwo
“Efektif sih ini, karena dari segi branding melewati UKM
atau himpunan yang ada di kampus-kampus dan Red Bull
bisa masuk melewati event-event. Cara tersebut sebenarnya
sebagai win-win solution, karena Red Bull bisa
meningkatkan brand awarenessnya dan juga event yang di-
support pun juga keangkat namanya, jadi keren.”
Kemudian dari semuanya ini dijelaskan lebih lagi oleh key informan
1, Myra Carmia
“Jadi support event itu menjadi salah satu target yang cukup
kita fokuskan, yang pasti event-event yang relevan dengan
scenes fokus kita. Karena dari setiap event yang kita support
ini kan exposurenya besar banget. Selain itu juga kalo kita
support kan kita kasih tools dan kirim wings team, serta
biasanya itu kan event yang kita support itu dari SBM, jadi
kita punya beberapa team disana untuk memantau sekaligus
juga bertemu dengan para konsumen langsung. Gunanya
juga untuk bisa mengedukasi juga kan konsumen yang masih
kurang paham akan energy drink dan perbedaan antara Red
Bull dengan Kratingdaeng.”
Dari semua strategi branding yang sudah dibuat oleh Red Bull, untuk
menjaga eksistensi dan lebih memperluas brand imagenya juga, semua
dikemas dan disebarkan melalui media sosial. Mengingat saat ini adalah era
digital dan media sosial sangat lah berpengaruh dalam kehidupan manusia
sekarang, sehingga branding melalui media sosial sangat diperlukan. Seperti
yang dijelaskan oleh key informan 1, Myra Carmia,
“Media berperan sangat penting dan itu sebabnya Red Bull
mendirikan Red Bull Media House untuk membantu
kelancaran bisnisnya.”
Selain pandangan dari para pekerja Red Bull Indonesia, hal ini juga
disetujui oleh salah satu konsumen Red Bull yang juga mengikuti
perkembangan dan aktivasi dari Red Bull Indonesia melalui sosial media,
terutama Instagram. Seperti yang dijelaskan oleh konsumen yang juga
seorang mahasiswa dan atlet juga, Jonathan Caleb
“Efektif sih, secara media sosial sekarang kan semua
orang pasti punya. Terus Red Bull juga punya content
yang cukup menarik, terlebih dari extreme sports kan.
Darisitu juga informasi bisa banget dibagikan
kekonsumennya. Cuman nih kurangnya yang di
Indonesia, kurang content-content lokalnya.”
53
Lalu dijelaskan juga oleh senior student brand manager, Nandy Artila
yang terjun langsung bertemu dengan para konsumen,
“Kendala yang seringkali ditemui masih banyaknya
konsumen yang salah persepsi terhadap energy drink, selain
itu juga harga Red Bull yang relatif mahal di market
membuat konsumen memilih untuk tidak membeli produk
tersebut.”
masyarakatnya. Dengan kelas yang dimiliki Red Bull itu sendiri juga sudah
berbeda dengan energy drink yang sudah lebih dulu eksis di Indonesia,
kedepannya Red Bull Indonesia pasti bisa membentuk brand awareness yang
lebih kuat dari saat ini.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Strategi Branding Dalam Meningkatkan Brand Awareness
4.3.1.1 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah upaya untuk menciptakan
ketertarikan dengan suatu hal yang ditargetkan kepada masyarakat
luas. Pemasaran adalah salah satu kunci utama kesuksesan sebuah
perusahaan dalam menjual produk. Karena seperti yang dijelaskan
oleh Machfoedz (2005) bahwa pemasaran itu adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengenalkan perusahaannya
kepada konsumen. Sehingga, suatu perusahaan bisa berkembang
kearah yang lebih baik sesuai dengan tujuannya.
Red Bull masuk ke Indonesia sejak tahun 2015. Dengan
membawa nama besar yang sudah dimilikinya didunia, Red Bull
melakukan berbagai hal yang juga sudah dilakukan di negara-negara
lain. Semenjak tahun 2015 pula mulai banyak perusahaan yang meniru
Red Bull, terutama kompetitor dari perusahaan 59illen energy drink.
Bentuk pemasaran yang dilakukan Red Bull di Indonesia cukup
mendobrak, dan dari situ lah banyak yang menirukannya. Disamping
itu bahkan salah satu kompetitor dari Red Bull sampai membuat
produk sejenis, yaitu Kratingdaeng Pro.
Dari bentuk pemasaran yang sudah dilakukan Red Bull
Indonesia, dalam perjalanannya semenjak 2015 ini sudah sangat
banyak kemajuan. Seperti yang sudah dijelaskan oleh key informan 1,
Myra Carmia sebagai Head of Marketing Department, dan juga key
informan 2, Clarissa Indriani sebagai Consumer Collecting Specialist,
bahwa Red Bull di Indonesia berkembang pesat dan membuktikan
pasar energy drink di Indonesia memiliki potensi yang tinggi.
Didukung dengan pernyataan dari wings team leader dan juga Senior
Student Brand Manager, yang mana bertugas untuk berinteraksi
60
Dengan kelasnya yang premium, maka harga dari produk tersebut juga akan
berada diharga yang premium. Tetapi dalam kenyataannya, di Indonesia hal
ini merupakan salah satu faktor yang cukup besar bagi masyarakatnya.
Dengan harga yang terbilang cukup mahal, sekitar 20.000 rupiah sampai
dengan 24.000 rupiah, masih sanhgat banyak masyarakat yang enggan
mengeluarkan uang untuk membeli produk Red Bull.
Ada enam elemen untuk membentuk brand awareness menurut Keller
(2008). Dari respon konsumen akan Red Bull menentukan sudah sebaik apa
brand awareness dan dari keefektifan brand activation dari Red Bull.
1. Memorable
2. Meaningfull
3. Likeability
4. Transferable
5. Adaptable
6. Protectable
Dari keenam elemen brand awareness tersebut dapat menciptakan
serta meningkatkan brand awareness di masyarakat, tetapi disamping itu jika
tidak berjalan dengan baik dan efektif, bisa juga menyebabkan timbulnya
hambatan-hambatan dalam setiap strategi branding yang dilakukan. Dan
beberapa hambatan seperti yang sudah dijelaskan di atas, masuk dalam
beberapa elemen tersebut, yang mana disebabkan dari pengaplikasian strategi
yang kurang efektif dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai energy
drink, khususnya Red bull.
Seperti yang dijelaskan juga oleh key informan 1, Myra Carmia,
bahwa setiap negara memiliki culture dan gaya hidup yang berbeda, yang
mempengaruhi kebutuhan dan minat dari masyarakat. Didukung juga dengan
pernyataan dari senior student brand manager, Nandy Artila, bahwa yang
sering ditemui adalah masih banyak konsumen yang kurang paham mengenai
kegunaan dari energy drink, masih memiliki persepsi yang salah. Serta
didukung dengan pernyataan dari para konsumen, yang rata-rata berpendapat
bahwa harga Red Bull terlalu mahal bagi mahasiswa, dan masih kurangnya
melakukan branding yang lebih Indonesia.
72
• Mengajak untuk
• Word of mouth berpartisipasi dalam
Persuasi
event yang
diselenggarakan.
(Sumber: Data peneliti, 2019)