PT . COCO COLA
PT. Coca-Cola hadir di Bumi Persada ini sekitar tahun 1927, ketika De Nederland
Indische Mineral Water Fabriecj(Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) membotolkannya untuk
pertama kali di Batavia (Jakarta). Pada tahun 1971 didirikan pabrik pembotolan modern pertama
di Indonesia dengan nama baru PT. Djaya Beverages BottlingCompany. Di Indonesia, The Coca-
Cola Company melalui PT. Coca-Cola Indonesia bermitra dengan Coca-Cola Amatil, salah satu
jaringan pabrik pembotolan yang memiliki lisensi dari merk-merk dagang The Coca-
Cola Company yang terbesar.
Misi
Tujuan Perusahaan :
· Warganegara yang baik : Melakukan hal yang benar dari Perusahaan, masyarakat dan
standar dalamberperilaku.
D. Etika Bisnis
Etika Bisnis ini dimaksudkan sebagai pedoman tentang cara kita berperilaku pada saat
melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan Perusahaan. Etika Bisnis ini tidak
saham, dan OH&S. Saudara harus mengetahui dan membaca semua kebijakantersebut.
ditanamkan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam PT Coca-Cola Amatil Indonesia. Hal
minuman ringan secara keseiuruhan dan meningkatkan bagian pasar serta mengembangkan
menyebabkan peningkatan biaya, te~tama pada bagian distribusi. Seiain itu dalam
mengantisipasi perubahan-perubahan dimasa yang akan datang akibat pergeseran pola belanja
konsumen maka perlu diiakukan analisis kinerja saluran distribusi PT Coca-Cola Amatil
lndonesia sampai sejauh mana efektifitas dan efisiensi saluran distribusi yang dipergunakan
yang akan dijadikan sebagai pasar sasaran. Produsen kemudian memproduksi barang dan
mengembangkan semua bauran pemasaran yang dirancang khusus untuk masin-masing segmen-
yang dibidik coca-cola memproduksi fanta kuning bagi konsumen Indonesia yang menyukai
jeruk dengan pengkhususan sasaran atau target pasar produsen dapat mengembangkan produk
yang tepat mampu menyesuaikan harga saluran distribusi dan promosi bagi masing-masing pasar
Strategi perusahaan atau organisasi merupakan suatu wilayah kajian yang selalu menarik
untuk dicermati. Begitu banyak pendekatan yang dilakukan, mulai dari sangat kuantitatif sampai
pada belajar dari pengalaman sukses seseorang atau suatu perusahaan (best practices).
Strategi Utama
Tiga jenis strategi, yaitu forward, backward, dan horizontal seringkali disebut sebagai
strategi-strategi vertical integration. Namun, tidak jarang yang memaksudkan integrasi vertikal
sebagai hanya integrasiforward dan backward saja.
lebih besar atau meningkatkan kontrol terhadap para distributor dan peritel. Salah satu
bentuk/cara efektif untuk melakukan strategi ini adalah waralaba (franchising). Begitu banyak
perusahaan berminat di bidang ini sebagai upaya untuk mendistribusikan produknya (barang
maupun jasa). Salah satu alasan terbesar hadirnya bentuk waralaba ini adalah realita bahwa
model ini sebetulnya merupakan upaya untuk membagi biaya dan peluang kepada banyak pihak.
Perhatikan gejala bermunculannya factory outlet yang merupakan salah satu bentuk strategi ini.
Dimana Coca Cola dengan perusahaan pembotolan di berbagai negara serta keputusannya untuk
membeli perusahaanfastfood. Selain itu coca cola juga menjalin kerjasama dengan hotel, restoran
meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Hal ini dibutuhkan karena baik produsen
maupun peritel selalu membeli bahan baku dari perusahaan pemasok. Strategi ini menjadi
menarik terutama ketika perusahaan pemasok yang saat ini ada ternyata tidak dapat diandalkan
(unreliable), terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Langkah ini dapat
disebut sebagai upaya “mengamankan” jalur pasokan perusahaan terhadap kebutuhan dalam
rangka proses produksinya. Seperti halya yang dilakukan coca cola company melakukan akuisisi
Strategi integrasi ke samping merupakan strategi yang dilakukan dalam bentuk membeli
atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pesaing. Salah satu kecenderungan paling
signifikan dalam kompetisi perusahaan saat ini adalah meningkatnya upaya untuk melakukan
integrasi ke samping sebagai suatu strategi pertumbuhan. Merjer, akusisi, dan pengambilalihan
perusahaan yang sedang bersaing memberikan peluang terjadinya skala ekonomi (economies of
scale) serta mendorong terjadinya transfer sumber daya dan kompetensi perusahaan. Merger di
antara perusahaan yang tidak bergerak di bidang yang sama merupakan suatu kesalahan. Tetapi
merger yang terjadi pada perusahaan yang sedang bersaing langsung (direct competitors)
memberikan peluang yang besar untuk menyatukan potensi agar menjadi lebih efektif, efisien,
dan kompetitif. Salah satu contoh pelaksanaan strategi integrasi horisontal yang dilakukan
adalah ketika coca cola membeli perusahaan air minum dalam kemasan “Ades”.
Kelompok strategi ini disebut sebagai intensive strategies, karena mensyaratkan berbagai
upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada.
Strategi penetrasi pasar berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau
layanan yang ada saat ini di dalam pasar yang ada saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang
lebih besar. Strategi ini umum diterapkan baik sendiri maupun sebagai kombinasi dengan strategi
lainnya. Termasuk di dalam penetrasi pasar adalah meningkatan jumlah tenaga penjualan,
besaran), atau peningkatan upaya-upaya publisitas. Aktivitas pemasaran dan promosi yang
intensif dari coca cola company ditunjukkan dari iklannya dalam event-event yang berskala
modifikasi produk atau layanan yang ada saat ini. Biasanya strategi pengembangan produk
tercermin pada biaya penelitan dan pengembangan (Research and Development) yang besar.
Pada industri yang berbasis R&D seperti ini, setiap keterlambatan untuk meluncurkan sesuatu
yang baru akan berarti perusahaan tersebut berpeluang kehilangan posisi kompetitifnya. Terlihat
Dari waktu ke waktu semakin sedikit perusahaan yang melakukan diversifikasi usaha,
justru karena kompleksitas persoalan yang dimunculkan oleh strategi ini. Suatu kelompok usaha
yang bergerak pada sektor yang beragam tentunya sangatlah sulit dikelola. Pada dekade 1960-an
dan 1970-an, strategi diversifikasi menjadi populer karena setiap perusahaan berusaha
semaksimal mungkin agar tidak tergantung hanya pada satu jenis usaha saja. Tetapi konsep
pemikiran tersebut mulai surut sejak dekade 1980-an. Pada prinsipnya kecenderungan baru
tersebut dimotori oleh keinginan untuk menjadi lebih baik dan tidak bergerak terlalu jauh dari
hilang. Masih cukup banyak pula perusahaan yang berhasil dengan strategi ini.
layanan baru tetapi berhubungan/terkait dengan yang telah ada. Contoh dari strategi ini adalah
Jika suatu perusahaan menerapkan strategi yang menambah produk atau layanan baru
yang tidak berhubungan/terkait dengan yang telah ada, tetapi ditujukan kepada pasar/ konsumen
Ketika suatu perusahaan menambah suatu produk atau layanan baru yang tidak terkait/
berhubungan dengan yang sekarang ada, maka strategi tersebut disebut sebagai diversifikasi
konglomerat. Pada beberapa kasus terjadi bahwa strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan melalui aktivitas memecah perusahaan yang telah dibeli atau menjual
kembali salah satu atau lebih devisinya. Coca cola penah melakukan akuisisi perusahaan
columbia picture pada thun 1982 yang kemudian dijual pada tahun 1987.
6.4.Defensive Strategies
Pada prinsipnya, strategi defensif ditujukan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan
dari semakin ketatnya persaingan bisnis dan berbagai ketidakpastian eksternal yang sulit
(terkadang tidak mungkin) dikontrol dan diprediksi. Strategi defensif sering pula dikenal
biaya dan aset dalam upaya membalikkan proses penurunan penjualan dan laba perusahaan.
Strategi ini terkadang dikenal sebagai strategi turnaround atau reorganizational. Tujuan dari
strategi ini adalah untuk memperkokoh keunggulan yang membedakan (distinctive competences)
yang dimiliki perusahaan. Pada masa strategi ini dijalankan, operasi perusahaan berjalan dengan
sumber daya (terutama dana) yang terbatas dan akan berada pada kondisi penuh tekanan dari
Strategi penciutan dapat berbentuk penjualan aset untuk memperoleh dana tunai,
pemangkasan lini produk (product line), menutup bisnis yang kurang menguntungkan atau yang
tidak termasukcore competence perusahaan, otomasi proses, pengurangan jumlah pegawai, dan
Yang perlu diperhatikan adalah keputusan untuk membangkrutkan diri bisa juga hadir
sebagai salah satu bentuk penerapan strategi penciutan ini. Oleh karenanya perlu dicermati
hubungan antar perusahaan dalam satu kelompok usaha dan kesehatan keuangan keseluruhan
kelompok usaha tersebut dalam kaitan dengan strategi pembangkrutan diri ini.
Coca-Cola Company merupakan perusahaan yang memiliki sekitar 400 buah Merk
dagang dengan jumlah produk sekitar 3.000 jenis produk. Jumlah tersebut merupakan jumlah
yang sangat besar bagi sebuah perusahaan minuman. Dengan jumlah yang sangat besar tersebut,
maka terjadi beberapa permasalahan berkaitan dengan respon pasar terhadap produk, keadaan
penjualan, serta efektifitas produksi. Terdapat beberapa produk Coca-Cola yang memiliki respon
agar tidak mengalami hal serupa, yaitu dengan membuang atau menghentikan produk yang
memiliki nilai jual yang rendah karena akan mengakibatkan kerugian apabila diteruskan. Selain
faktor-faktor tersebut, terdapat pula faktor kelangkaan bahan-bahan pembuat produk tersebut
Kegiatan produksi dan promosi dapat dilakukan untuk produk-produk yang memiliki
respon besar serta penjualan tinggi. Salah satu contohnya adalah produk Barq’s yang merupakan
produk minuman soda dengan rasa root beer. Barq’s telah menghentikan beberapa produksinya
yang kurang efektif seperti Barq's Orange Soda , Barq's Lemon-Lime Soda serta Barq's Grape
Soda
PEMASARAN COCA-COLA DI INDONESIA
Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia
semakin besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa
Indonesia . Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus
penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri.
Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi kekayaan alam
produk minuman cepat saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Untuk
memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola meluncurkan
AQUARIUS, minuman isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan gemar
berolahraga. Pada tahun yang sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam
Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang
disebut “Fanta Oranggo”, setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada
tahun ini pula, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Sunfill – produk minuman Sirup dan Serbuk
instan rasa buah. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan
Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui
konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV. Promo
Coca-Cola juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya: Demam Piala EURO 2004.
Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling
Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan rasa baru,
serta keinginan untuk menjadikan Coca-Cola Indonesia sebagai perusahaan minuman cepat saji
yang lengkap.
Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman
memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih
Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-
perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh
pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu
Fanta, dan Frestea di dalam pabrik-pabriknya yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk menjaga
agar mutu minuman yang dihasilkan sesuai dengan standar, perusahaan ini menerapkan dengan
ketat proses produksi yang diakui secara internasional. Semua itu menunjukkan komitment
perusahaan ini untuk memastikan bahwa teknologi, sumber daya manusia maupun material yang
mereka pergunakan, semuanya tertuju untuk kepuasan para pelanggan dan konsumen mereka.
pengawasan mutu – yang memotivasi untuk bertindak memenuhi dan bahkan melampaui
berbagai standar kualitas, baik itu merupakan standar internasional maupun standar yang
minuman.
dilaksanakan di semua area operasi di seluruh Indonesia untuk menampung setiap masukan yang
disampaikan oleh para konsumen dan pelanggan, yang kemudian meneruskan masukan tersebut
kepada pihak-pihak yang tepat di dalam perusahaan untuk menjamin bahwa standar kualitas
konsumen, yaitu:
· Program Promosi
Mereka mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk meningkatkan
penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk.
· Layanan Konsumen
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain untuk
Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh pelanggan berdasarkan
sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal, mendorong
Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan Distribusi Tak
Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia.
Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam
dua kelompok besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street Vending.
· Layanan Produk Pendingin
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen Coc-Cola lebih menyukai membeli produk dalam
keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment (peralatan
pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan mendorong tingkat
· HoReCa
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café ternama, Coca-Cola
KESIMPULAN
Indonesia.Selain itu, strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik
dan kreatif. Coca-Cola memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasaran