Anda di halaman 1dari 10

STRAGTEGI PEMASARAN CHEERIOS PADA PERUSAHAAN

CEREAL PARTNERS WORLDWIDE

Dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan mata kuliah Pemasaran
Internasional (Dosen: Haunan Damar, SST, MBA)

Nama Mahasiswa

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 2011 seorang tokoh bernama Cheerios memberikan makanan kepada
anak-anaknya, CEO Cereal Partners Worldwide SA (CPW), Carol Smith, berpikir
tentang bagaimana CPW dapat memperluas penjualan internasional dan/atau
merebut pangsa pasar lebih lanjut dalam sereal berbuka puasa yang jenuh. pasar.
Saat ini, CPW adalah perusahaan No. 2 di pasar dunia untuk sereal sarapan, tetapi
ini adalah persaingan yang ketat, terutama dengan Perusahaan Kellogg, yang
merupakan pemimpin pasar dunia. Carol dalam buku yang berjudul Strategi Blue
Ocean ia merasa terpesona oleh pemikiran untuk memindahkan persaingan di pasar
sarapan sereal dari samudra merah ke samudra biru. Kemudian muncul pertanyaan
bagaimana? Mungkin akan lebih baik untuk mengambil pertempuran langsung
dengan Kellogg Company. Meski demikian, CPW telah berhasil mengalahkan
Kellogg di beberapa pasar internasional kecil (misalnya di Timur Tengah dan
Timur Jauh). Anak-anak telah menyelesaikan Cheerios mereka dan sekarang saatnya
untuk mengantar mereka ke taman kanak-kanak di lausanne, Swiss, di mana CPW
bermarkas. hari itu, Carol harus mempresentasikan strategi global jangka panjang
untuk CPW, jadi dia bergegas ke kantornya, dan mulai mempersiapkan presentasi.
Salah satu manajer pemasarannya telah menyiapkan laporan latar belakang tentang
CPW dan posisinya di pasar sereal sarapan dunia.

1
1.2 Rumusan Masalah
a) Apakah pertimbangan perusahaan dalam melakukan internasionalisasi?
b) Bagaimanakah strategi internasionalisasi pada Cereal Partners Worldwide?
c) Bagaimanakah daya saing Cereal Partners Worldwide secara internasional?

1.3 Tujuan Masalah


a) Mengidentifikasi pertimbangan perusahaan dalam melakukan internasionalisasi.
b) Menganalisis strategi internasionalisasi pada Cereal Partners Worldwide.
c) Mengevaluasi daya saing Cereal Partners Worldwidesecara internasional.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan

Sereal siap saji pertama kali muncul pada akhir 1800-an. Menurut satu akun, John
Kellogg, seorang dokter yang tergabung dalam kelompok vegetarian, mengembangkan
serpihan gandum dan jagung untuk memperluas pilihan diet kelompok tersebut.
Saudara laki-laki John, Will Kellogg, melihat potensi dalam produk biji-bijian yang
inovatif dan memprakarsai produksi dan pemasaran komersial. Pasien di Sanitarium
Battle Creek, Michigan termasuk di antara pelanggan pertama Kellogg. Produsen sereal
lain yang berakar pada abad kesembilan belas adalah Quaker Oats Company. Pada
tahun 1873, Pabrik Oatmeal Bintang Utara membangun pabrik oatmeal di Cedar Cereal
Partners Worldwide dibentuk pada tahun 1990 sebagai usaha patungan 50:50 antara
Nestlé dan General Mills (lihat gambar 1), untuk memproduksi dan menjual sereal
sarapan siap saji di seluruh dunia di luar AS dan Kanada. CPW memiliki portofolio
lebih dari 50 merek, termasuk Cheerios, Nesquik dan Shredded Wheat.

2.2 Internasionalisasi

Teori internasionalisasi pertama kali dikemukakan oleh Stopford dan Wells (1990) yang
diuraikan dalam bukunya Managing The Multinational Enterprise. Teori ini lebih dikenal
dengan istilah International Structural Stages Model. Secara spesifik, teori ini menjelaskan
proses evolusi sebuah perusahaan memasuki fase internasionalisasi dengan merujuk pada
struktur organisasi. Variabel yang digunakan adalah diversitas produk luar negeri dan tingkat
penjualan luar negeri dari total persentase aset.

2
Pada Oktober 2001, General Mills menyelesaikan akuisisi terbesar dalam sejarahnya
ketika membeli Pillsbury Company dari Diageo. Kesepakatan senilai US$10,4 miliar
itu hampir menggandakan ukuran perusahaan, dan akibatnya meningkatkan peringkat
General Mills di seluruh dunia, menjadikannya salah satu perusahaan makanan terbesar
di dunia. Namun, perusahaan ini sangat terbebani utang menyusul akuisisi Pillsbury,
yang akan terus memakan laba operasional dan bersih selama beberapa tahun ke
depan. Perusahaan ini sekarang memiliki lebih dari 100 merek konsumen AS, termasuk
Betty Crocker, Cheerios, Yoplait, Pillsbury Doughboy, Green Giant dan Old El Paso.
Bagian integral dari keberhasilan General Mills adalah kemampuannya untuk
membangun dan mempertahankan nama merek besar dan mempertahankan
pertumbuhan bersih yang berkelanjutan. Betty Crocker, awalnya nama pena yang
ditemukan pada tahun 1921 oleh seorang karyawan di departemen respons konsumen,
telah menjadi merek payung untuk produk yang beragam seperti campuran kue hingga
makanan siap saji. Merek sereal Cheerios, yang tumbuh pesat pada generasi pasca
perang AS, tetap menjadi salah satu merek sereal teratas di seluruh dunia. namun,
ketergantungan domestik yang besar membuat perusahaan rentan terhadap variasi di
pasar itu, seperti pemotongan harga supermarket atau penjualan yang lamban dalam
jenis produk terkemuka seperti sereal sarapan.

2.3 Sustainable Competitive Advantage

Sustainable competitive advantage adalah suatu keadaan ketika perusahaan memiliki


penawaran yang tidak dimiliki oleh pesaingnya. Hal ini tentu diperlukan apalagi ketika
perusahaan terlibat di dalam pasar dengan banyak produsen lain sejenis.Dengan mengetahui
keunggulan kompetitif, maka perusahaan akan lebih berpeluang untuk mendapatkan
perhatian dari konsumen. Yang termasuk ke dalam competitive advantage adalah harga yang
lebih murah, bonus yang tidak diberikan di tempat lain atau bisa juga dalam bentuk produk
atau jasa yang tidak dapat disediakan pesaing.Meskipun begitu, competitive advantage tidak
hanya meliputi produk akhir atau output yang diproduksi, tetapi juga tenaga kerja yang
mumpuni sehingga berpengaruh terhadap produk akhir. Masih dalam cakupannya, contoh
competitive advantage adalah badan usaha milik negara yang memproduksi barang atau jasa
yang pengelolaannya tidak boleh dilakukan oleh swasta. Jadi, garis besar teori comparative
advantage adalah sebuah keunggulan ketika produsen memiliki sesuatu yang tidak dimiliki
kebanyakan pesaingnya, baik dari faktor internal (tenaga kerja) maupun eksternal seperti
penguasaan sumber daya.

3
BAB 3 METODOLOGI

Melalui Analisa Swort, analisa yang sistematis untuk menentukan faktor-faktor internal
eksternal perusahaan yang mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan. Alternatif strategi
pemasaran sebagai berikut pendistribusian dan proses pemasaran yang cepat dan baik untuk
memenuhi permintaan pasar dengan cara memanfaatkan kondisi fasilitas perusahaan yang
baik. Penempatan pangsa pasar produk koko krunch yang lebih umum, tidak terkonsentrasi
pada kalangan muda/tua/anak-anak dengan cara periklanan yang memberikan informasi
bahwa cherios adalah sereal sarapan pagi untuk kalangan umum. Membuat mekanisme target
pengambilan dan reward pencapaian dengan potongan harga tertentu. Memperkuat pelayanan
dan hubungan baik dengan konsumen dengan tujuan untuk menjaga loyalitas atau kesetian
pelanggan pada Cereal Partners Worldwide dengan cara memberikan reward dengan
mekanisme poin tertentu dengan penukaran discount harga atau hadiah premium kepada
setiap pembelian produk cheerios.

Saran dalam usaha untuk meningkatkan volume penjualan dan pangsa pasar perusahaan
dimasa yang akan dating dan untuk mempertahankan bagian pasar yang ada, penulis
mencoba mengemukakan atau mengajukan beberapa saranyang mungkin dapat digunakan
dan dimanfaatkan bagi kepentingan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Saran-saran
tersebut antara lain :

 Agar tujuan yang telah ditetapkan oleh Cereal Partners Worldwide dapat tercapai
yaitu dalam hal meningkatkan volume penjualan produk cheerios, maka diperlukan
strategi yang baik diamana perlu adanya evaluasi untuk melihat sampai sejauh mana
pelaksanaannya, mengingat strategi pemasaran dipengaruhi oleh keinginan dan
kebutuhan konsumen yang bersifat dinamis serta adanya para pesaing.
 Karena tingkat persaingan yang semakin tingi, maka seiring dengan itu kualitas
pelayanan jasa akan mengalami peningkatan yang pesat juga. Oleh karena itu pihak
perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan jasa pelayanannya. Jasa pelayanan
dimasa akan datang akan jauh lebih selektif sifatnya sehingga hanya perusahaan yang
mampu menampilkan dan memasarkan produknya yang khas dengan pelayanan yang
baik saja yang mampu memenangkan persaingan.

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Analisis SWOT

4
Analisis SWOT adalah metode analisis perencanaan strategis yang digunakan untuk
memonitor dan mengevaluasi lingkungan perusahaan baik lingkungan eksternal dan internal
untuk suatu tujuan bisnis tertentu. Untuk dapat melakukan persaingan di pasar dunia sebuah
perusahaan multinasional seperti Cheerios harus melakukan analisa produknya sendiri
dengan melakukan penelitian dan survey dengan akurat, analisa-analisa tersebut meliputi
SWOT (strength, weaknes, opportunities, threats).

a) Strenght
Sangat penting untuk setiap objek pasar perusahaan adalah berkemampuan
bekerjasama dalam bisnis. Dengan menggunakan analisis SWOT yang sederhana
meningkatkan perusahaan dan setiap direksi yang ingin dipimpin. Kemampuan
perusahaan untuk memposisikan produknya tergantung pada kemampuan dan
kepuasan konsumen dalam kebutuhannya. Ini adalah nilai yang terkandung dalam
pemasaran, termasuk penjualan dan pembagian pasar, analisis dari kompetisi,
penjualan dan keuntungan untuk masa depan dan analisis perubahan perilaku
konsumen. Cereal Partners Worldwide secara kooperatif adalah produsen brand
makanan terbesar dan terbaik. Dengan kualitas tinggi selama bertahun-tahun Cereal
Partners Worldwide tetap mempertahankan kualitas produknya menghadapi
kompetitor lain tapi tetap menjaga keseimbangan dalam berbisnis. Nama yang global
bisa menjadi penghargaan produksi dan pembelian skala ekonomi serta meningkatnya
dunia travel, secara instan dapat disadari pentingnya produk. Dengan portofolio
produk termasuk didalamnya 8 dari 30 penjualan brand konvektori, seperti Quality
Street, Aero, Smart ies, Polo, dan Rowntree’s fruit Past illes, Milky Bar dan After
Eight, dan sangat lah penting bahwa objek pemasaran pada setiap produk harus
kompatibel pada seluruh objek perusahaan. Seperti kelompok atau individual, setiap
produk punya karakter, kekuatan, kelemahan dan konsekuensi, objek pemasaran dari
setiap produk harus dispesialisasikan.
b) Weakness

Produk cherios hampir tidak ditemui kekurangannya karena selalu memperhatikan


perubahan permintaan pasar dan selera konsumen. Mengikuti kebutuhan konsumen
merupakan hal terpenting untuk kesuksesan perusahaan. Namun jika dikaji lebih
dalam lagi kekurangan Cherioss dalam segi promosi yang pada tahun 1999 yang
membuat penjualan anjlok. Dari data yang didapat dari lapangan diketahui bahwa

5
pada masa itu remaja kurang menyukai Cherios dan lebih menyukai brand lain yang
menurut mereka lebih cocok akan jiwa mereka.

c) Opportunities
Perubahan pada selera konsumen memberikan peluang yang baik bagi cherioss untuk
membuat varian baru bagi konsumennya, untuk melihat peluang bisnis yang ada
dibutuhkan kepekaan membaca perubahan lingkungan eksternal. Survey lapangan
menjadi cara yang paling baik untuk mengetahui perubahan yang terjadi, konsumen
selalu ingin diperhatikan dan sifatnya variabel atau tidak tetap. Peluang ada sekarang
ini menuntut Nestle untuk terus memperbaharui produknya tapi tetap berpegangan
pada prinsipnya dengan mempertahankan keadaan atau karakter produk asli yang
selalu menjadi ciri khas dari produk Cheerios dengan produk lainnya.
d) Threats
Semua sereal sarapan CPW dipasarkan dengan nama 'Que Cao', yang berarti
sarang burung dalam bahasa Mandarin. Nama ini, bersama dengan identitas
visual/logo universal dan tagline 'Pilih kualitas, pilih Nestlé', merupakan
landasan strategi pemasaran China, yang muncul pada kemasan, materi titik
penjualan, dan iklan media. Promosi di dalam toko dan pengambilan sampel
juga digunakan. Selain itu, tidak seperti banyak pesaing pribuminya, CPW
mampu menghabiskan banyak uang untuk iklan televisi. Dengan demikian
pemasaran sereal sarapan ini diintegrasikan ke dalam portofolio produk yang
lebih luas. namun, pendekatan ini bukannya tanpa bahaya, seperti yang
ditunjukkan pada tahun 2005 ketika reputasi Nestlé di Cina terpukul setelah
susu formula bayinya ditemukan terkontaminasi yodium. Dalam kasus ini,
dampak dari skandal tersebut tampaknya tidak berdampak serius pada operasi
CPW di China.

4.2 Analisis Model Internasionalisasi

Model internasionalisasi Uppsala berasumsi bahwa perusahaan memiliki bounded rationality


(keterbatasan rasional dan informasi) terhadap bisnis internasional dan melakukan trade-off
antara pertumbuhan dan resiko. Langkah untuk memperkecil resiko dilakukan dengan cara
memasuki pasar asing selangkah demi selangkah, mulai dari mode of entry yang paling kecil
jarak kulturnya (low psychic distance), kemudian meningkatkannya secara bertahap ke mode
of entry yang lebih beresiko dan lebih jauh jarak kulturnya. Psychic distance didefinisikan

6
sebagai perbedaan dalam hal bahasa, budaya, sistem politik, tingkat pendidikan dan lain
sebagainya yang dapat menghambat arus internasionalisasi. Pengetahuan perusahaan
mengenai psychic distance akan memampukan perusahaan untuk melihat peluang dengan
lebih baik dan tidak perlu terlalu khawatir terhadap ketidakpastian pasar internasional. Model
internasionalisasi Uppsalla dibagi ke dalam 4 tahapan: 1) irregular export activities (sporadic
export), pada tahap ini perusahaan melakukan ekspor ke negara-negara yang dekat dari home
marketdan ekspor masih bersifat sporadic (tidak rutin dan frekuensinya berubah-ubah); 2)
exporting by independent representative (export mode), tahap ini dilakukan melalui kerja
sama dengan perusahaan/pihak independen di luar negeri untuk membantu melakukan
penjualan dan meluaskan jaringan pemasaran luar negeri. Perusahaan hanya melakukan
ekspor, sedangkan pihak independen diperbolehkan mengelola aktivitas penjualan sendiri; 3)
establishment of a foreign sales subsidiary, tahap ini dilakukan dengan mendirikan
perusahaan cabang di luar negeri untuk mendukung aktivitas penjualan dan pemasaran
perusahaan di pasar asing; dan 4)installation of foreign production facilities, padatahap ini
perusahaan mulai melaksanakan seluruh aktifitas produksi maupun penjualan di pasar luar
negeri (foreign direct investment).

4.3 ANALISIS SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE

4.3.1 Analisis Lingkungan Internasional (Makro)

Pasar untuk produk sarapan akan terus dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
percepatan masyarakat, masuknya lebih banyak perempuan ke dalam angkatan kerja
dan pertumbuhan lebih lanjut dari rumah tangga tunggal dan dua orang karena orang
menunda pernikahan dan memiliki lebih sedikit anak-anak. Tren ini akan mendorong
permintaan akan produk yang portabel dan/atau mudah disiapkan seiring dengan
meningkatnya jumlah konsumen yang mengambil sarapan dalam perjalanan ke kantor
atau sekolah. Kesadaran konsumen akan kesehatan dan nutrisi juga memainkan peran
utama dalam membentuk industri ini dalam beberapa tahun terakhir. Produsen sereal
mulai menggembar-gemborkan manfaat makan sereal sarapan tepat di kemasannya –
yang diperkaya vitamin, rendah lemak, dan sumber serat yang baik. Tren lain, dimulai
pada 1990-an dan meningkat pada 2000-an, adalah menambahkan buah utuh yang
dikeringkan ke sereal, yang memberikan warna, rasa, dan nilai gizi. Namun
menggembargemborkan manfaa Kesehatan bagi orang dewasa dan memasarkan karakter
film kepada anak-anak belum cukup untuk menghidupkan Kembali industri yang sudah

7
matang ini. Di bawah kondisi pasar yang sulit, penuaan kemasan sereal mendapat
perhatian baru. Pengemasan adalah pertimbangan kedua, selain memberikan penawaran
khusus untuk menggoda anak-anak. Hari-hari ini, dengan acara makan yang
disederhanakan menjadi kebutuhan pokok mereka, pengemasan dan pengiriman telah
muncul sebagai senjata utama dalam gudang pemasar sereal. Ide-ide baru yang beredar
di industri biasanya termasuk menghilangkan kotak sereal tradisional, yang telah
mengalami sedikit perubahan dalam masa pakainya. Alternatif berkisar dari wadah
plastik bening hingga pengembalian enam paket kecil.

4.3.2 Analisis Industri (Meso)

Distribusi makanan sarapan sudah ditandai dengan persentase penjualan yang tinggi
melalui supermarket/ hipermarket, karena alasan kenyamanan dan ekonomi. Namun,
supermarket/ hypermarket akan menghadapi persaingan yang lebih ketat dari diskon
keras seperti Aldi dan lidl, yang telah meningkatkan penetrasi mereka, terutama di
Eropa. diskon keras menarik bagi konsumen yang sadar harga, dan ketidakpastian
ekonomi yang terus berlanjut di pasar-pasar utama seperti Prancis dan Jerman telah
memicu pertumbuhan di segmen ini. Potongan harga juga memperluas jangkauan
mereka di wilayah pasar berkembang, seperti Eropa timur, di mana sensitivitas harga
tinggi, dan meningkatkan pengembangan label pribadi mereka dengan produk sarapan
premium yang bersaing secara efektif dengan merek mapan. Akibat persaingan yang
ketat antar supermarket/ hypermarket dan diskon keras, toko makanan independen
kemungkinan akan kehilangan lebih jauh di masa depan, karena mereka akan merasa
semakin sulit untuk bersaing di saat margin yang lebih ketat dan promosi yang berat.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa matriks SWOT maka didapatkan alternatif strategi pemasaran sebagai
berikut pendistribusian dan proses pemasaran yang cepat dan baik untuk memenuhi
permintaan pasar dengan cara memanfaatkan kondisi fasilitas perusahaan yang baik.
Penempatan pangsa pasar produk koko krunch yang lebih umum, tidak terkonsentrasi pada
kalangan muda/tua/anak-anak dengan cara periklanan yang memberikan informasi bahwa
koko krunch adalah sereal sarapan pagi untuk kalangan umum. Membuat mekanisme target
pengambilan dan reward pencapaian dengan potongan harga tertentu. Memperkuat pelayanan

8
dan hubungan baik dengan konsumen dengan tujuan untuk menjaga loyalitas atau kesetian
pelanggan.

5.2 Saran

Karena tingkat persaingan yang semakin tingi, maka seiring dengan itu kualitas pelayanan
jasa akan mengalami peningkatan yang pesat juga. Oleh karena itu pihak perusahaan dituntut
untuk lebih meningkatkan jasa pelayanannya. Jasa pelayanan dimasa akan datang akan jauh
lebih selektif sifatnya sehingga hanya perusahaan yang mampu menampilkan dan
memasarkan produknya yang khas dengan pelayanan yang baik saja yang mampu
memenangkan persaingan.

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah,Nanang.2016. Pengurutan Skala Prioritas Perspektif Balance Scorecard dan KPI


Perusahan Startup dengan Metode AHP (Analytical Hirarchy Proses).Batam:JTIBSI

Afrilita,Nur. 2013. “Analisis SWOT dalam menentukan strategi pemasaran sepeda motor
studi kasus pada PT. Samekarindo Indah”. Samarinda.

Apriliani,Tiara. 2014. “Strategi peningkatan pendapatan asli daerah kota Balikpapan


melalui pajak daerah sektor studi kasus pada kantor pajak daerah kota Balikpapan”.
Balikpapan.

Fathnurfirda, Ilma. 2012. Perancangan Strategi Industri Film Indonesia Menggunakan


Metoda SWOT – AHP. Tesis. Universitas Indonesia. Depok

Firdaus R. 2015. Analisa Strategi Pemasaran Pada PT. Lincoln Electric Indonesia. Jurnal.
Institut Sains dan Teknologi Al – Kamal. Jakarta

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran (Edisi Milenium). Jakarta : PT. Prenhallindo.

Marimin,2004.Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.Jakarta:PT


Gramedia Widiasarana Indonesia

Prayoga Adi Vrendi, 2017. “Analisa Strategi Pemasaran Polis Asuransi Kebakaran
Menggunakan Analisa SWOT”. Skripsi. Teknik Industri, Sekolah Tinggi Ibnu Sina
Batam.

Rangkuti, F. (2006). Analisis SWOT, Tekhnik Membedah Kasus: Reorientasi Konsep


Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

9
10

Anda mungkin juga menyukai