Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Gusti Bagus Putera Wiratnyana

NIM : 210030110
Mata Kuliah : Supply Chain Management
Kode Kelas : BA203

1. Apakah yang dimaksud dengan Supply Chain Management?

JAWABAN :

Supply Chain Management merupakan serangkaian aktivitas yang dibutuhkan dalam membuat perencanaan,
pengendalian serta distribusi produk, dimana prosesnya meliputi belanja bahan baku produk, aktivitas
produksi dan juga pendistribusian produk kepada pelanggan.

2. Mengapa suatu perusahaan besar harus paham mengenai Supply Chain Management?

JAWABAN :

Karena Supply Chain Management di dalam suatu perusahaan besar sangat penting dilakukan untuk
memperlancar proses produksi dan proses pemasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Agar
pengendalian supply chain bisa efektif maka diperlukan adanya arus informasi yang lancar dan rasa saling
percaya antar bagian, baik itu pemasok, perusahaan maupun konsumen. Keunggulan Supply Chain
Management ini adalah sebuah perusahaan dapat me-manage aliran barang atau produk dalam suatu aliran
rantai supply dengan mengaplikasikan jaringan kegiatan produksi dan distribusi dari suatu perusahaan dapat
bekerja bersama-sama untuk memenuhi tuntutan konsumen.

3. Sebutkan 5 perusahaan didunia yang telah menerapkan sistem Supply Chain Managemen!

JAWABAN :

5 perusahaan didunia yang telah menerapkan sistem Supply Chain Managemen!


 Unilever
Unilever adalah perusahaan multinasional yang berkantor pusat di Rotterdam,
Belanda (dengan nama Unilever N.V.) dan London, Inggris (dengan nama Unilever
plc). Unilever memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan juga perawatan
tubuh. Unilever adalah produsen barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia, jika
didasarkan pada besarnya pendapatan pada tahun 2012, dibelakang P&G dan Nestlé.
Unilever juga merupakan produsen olesan makanan (seperti margarin) terbesar di
dunia. Unilever adalah salah satu perusahaan paling tua di dunia yang masih beroperasi,
dan saat ini menjual produknya ke lebih dari 190 negara.
 Nike
Nike, Inc. adalah salah satu perusahaan yang mengeluarkan product seperti sepatu, pakaian dan alat-
alat olahraga Amerika Serikat yang terbesar di dunia. Nike sangat mudah di kenal dan disdari orang-
orang karena logonya yang khas dan slogan “Just Do It”-Nya. Nike yang berarti kemenangan didirikan
pada tahun 1964 oleh atlet sekaligus pengusaha yang bernama Phillip Knight. Awalnya ia hanya
menjual sepatu keliling dengan tujuan di stadion atletik yang kemudian pada tahun 1970 Knight
melihat adanya awal revolusi jogging sehingga ia mulai memasarkan produknya secara lebih luas
untuk pelari non professional juga. Ia juga mengubah image sepatu lari menjadi sepatu fashion. Pada
tahun 1979 Nike telah menguasai pasar di AS dan sampai hari ini Nike mempertahankan posisinya
sebagai pemimpin pasar dalam peralatan olahraga.
 Pepsi Co
PepsiCo adalah perusahaan yang bergerak di Industri makanan ringan, makanan, dan minuman,
dengan pendapatan sebesar $60 miliar dan lebih dari 285.000 karyawan. PepsiCo memiliki beberapa
merek dunia yang paling populer, termasuk Pepsi-Cola, Mountain Dew, Diet Pepsi, Lay's, Doritos,
Tropicana, Gatorade, dan Quaker.
 Novo Nordisk A/S
Novo Nordisk A/S adalah perusahaan farmasi multinasional Denmark yang berkantor pusat di
Bagsværd, Denmark, dengan fasilitas produksi di delapan negara, dan afiliasi atau kantor di 5 negara.
Novo Nordisk dikendalikan oleh pemegang saham mayoritas Novo Holdings A/S yang memegang
sekitar 25% sahamnya dan supermayoritas (45%) dari saham votingnya. Novo Nordisk memproduksi
dan memasarkan produk dan layanan farmasi khususnya obat dan perangkat perawatan diabetes.
 Diageo
Diageo plc (/diˈædʒioʊ/) adalah sebuah produsen minuman beralkohol multinasional yang berkantor
pusat di London, Inggris. Perusahaan ini beroperasi di lebih dari 180 negara dan berproduksi di lebih
dari 140 lokasi di seluruh dunia.
.

4. Sebutkan dan jelaskan 5 aspek yang dimiliki Supply Chain!


Optimalisasi Jaringan Strategis
Bagian ini merupakan tahapan yang penting untuk mendapatkan jaringan yang memiliki prospek bagus. Ada
beberapa hal penting yang harus benar-benar dikelola dalam mengoptimalisasikan jaringan itu sendiri. Poin-
poin penting yang terkait dengan hal ini adalah jumlah suplai, lokasi suplai, ukuran besar gudang, fasilitas
yang disediakan dan juga pusat distribusi. Berbagai hal ini perlu anda perhatikan agar memberikan
keuntungan pada perusahaan anda.

Rekanan Strategis
Dalam rekanan strategis ini akan berhubungan dengan pensuplai, distributor, dan juga pelanggan. Rekanan
yang strategis akan berperan penting dalam meningkatkan operasional. Melalui rekanan ini akan sangat
membantu untuk membuat sistem operasional yang strategis, efisien, dan juga cepat.

Rancangan Produk
Tentu saja aspek ini sangat berpengaruh. Pasalnya melalui rancangan yang baik dan terkoordinasi, akan sangat
efektif untuk menciptakan suatu koordinasi. Melalui tahap ini, bahkan bisa sangat membantu proses integrasi
hingga akhirnya sampai ke rantai suplai.

Membuat Keputusan
Keputusan mempunyai peranan yang penting sebelum memulai sesuatu. Dalam hal ini keputusan yang dibuat
adalah keputusan yang meliputi berbagai hal yang akan diproduksi ataupun dibeli. Mengingat keputusan akan
memberikan pengaruh yang besar, maka pembuatan keputusan harus benar-benar dipertimbangkan sehingga
keputusan yang dibuat tidak memberikan dampak negatif bagi perusahaan.

5. Menurut anda apa tantangan dalam menerapkan Supply Chain Management pada suatu perusahaan?
1. Tuntutan Pelanggan yang Terus Berkembang
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa terjadi perkembangan dan perubahan dalam sifat, intensitas,
ketergantungan, dan tuntutan para pelanggan. Dengan adanya globalisasi, terjadi begitu banyak dan begitu
ketat persaingan antar perusahaan dan antar produk.

Bagi para konsumen, ini merupakan keuntungan besar karena mereka mendapatkan harga yang lebih
kompetitif, mutu barang yang lebih baik, pilihan brand yang lebih banyak, penyediaan yang lebih cepat,
hingga layanan lainnya yang menjadi lebih efisien dan optimal.

Oleh karena itu, supply chain yang tadinya lebih terfokus pada satu sisi, yaitu hubungan antar supplier dan
manufacturer, kini harus melibatkan manufacturer, wholesalers, retailer dan konsumen.

Inilah manifestasi dari strategi yang fokus pada konsumen disebut dengan consumer-oriented dalam
manajemen supply chain. Tuntutan para pelanggan tidak boleh diabaikan dan harus diperhatikan dengan
sungguh-sungguh. Para pelanggan (konsumen) biasanya akan menghindari penjual yang pernah
mengecewakannya dan ingin memiliki pengalaman proses pembelian barang dan jasa yang menyenangkan.

Itulah sebabnya, perusahaan harus bisa melakukan pendekatan pelanggan secara kreatif.

Dengan berkembangnya konsumen-konsumen dengan waktu yang semakin terbatas, mereka akan lebih
menghendaki adanya pilihan barang yang lebih banyak dan terjangkau, tapi dapat diakses di satu tempat.
Karena tuntutan pelanggan harus benar-benar diperhatikan, maka bisa disimpulkan bahwa pengendali utama
dari manajemen supply chain adalah para konsumen.

2. Kekuasaan Retailer yang Makin Besar


Pihak yang berhubungan langsung dengan konsumen adalah para retailer atau retail outlets. Pihak ini
cenderung akan menanggapi kehendak dan tuntutan konsumen yang makin meningkat.

Retail outlet harus memiliki kemampuan yang baik dalam memperhatikan kenyamanan pelanggan, entah dari
segi fasilitas outlet, pengadaan barang, dekorasi outlet, pelayanan, serta keramahan pegawai outletnya.

Meskipun keputusan akhir dalam memilih barang ada pada konsumen, tetapi sampai batas tertentu retailer
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan ini dengan berbagai cara. Misalnya dengan membuat display
yang menarik untuk produk tertentu, memberikan diskon berkala, menawarkan promo pembelian, memberi
bonus menarik sebagai hadiah, serta menawarkan produk kepada pelanggan secara aktif.

Perusahaan harus sadar bahwa melalui campur tangan retailer inilah produk akan sampai kepada konsumen
akhir. Permasalahan dari retailer ini bisa diatasi dengan menentukan perjanjian yang jelas dalam hal
pengaturan harga, produk, promosi, hingga layanan.

Dengan begitu, retailer akan melakukan penjualan yang lebih optimal sesuai dengan target perusahaan yang
ingin dicapai.

3. Dilema Dalam Pencapaian Optimal


Pencapaian optimal secara khusus berasal dari kebijakan internal perusahaan sendiri. Langkah pertama yang
sangat penting dalam melakukan manajemen supply chain yang baik adalah menggalang dan memperbaiki
komunikasi harian di antara semua pelaku, mulai dari hilir sampai ke hulu (retailer, distributor, manufacturer,
dan supplier).

Komunikasi yang baik ini dapat mencegah keterlambatan dalam pengadaan barang maupun penumpukan
barang di gudang yang berlebihan. Sayangnya, dalam prakteknya, seringkali dijumpai pihak yang
mengabaikan pentingnya komunikasi ini. Realitanya adalah masih banyak pihak yang menganggap
komunikasi sebagai sesuatu yang bersifat rahasia atau sering dikenal sebagai “silo” (tertutup).

Kendala ini tidak hanya dijumpai dalam hubungan atau komunikasi antar perusahaan, tetapi juga dalam satu
internal perusahaan, misalnya antara bagian logistik (penyedia barang) dan bagian teknik atau pabrik
(pengguna barang).

Oleh karena itu, dalam hal ini semua pihak perlu diyakinkan terlebih dahulu tentang perlunya membangun
informasi yang terbuka, cepat, dan akurat mengenai hal-hal yang menyangkut penyediaan barang, agar semua
pihak dapat memperoleh keuntungan yang optimal.

4. Kendala dalam Membangun Kepercayaan


Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan manajemen supply chain adalah
membangun kepercayaan di antara semua pelaku supply barang dan jasa yang bersangkutan.

Namun, dalam prakteknya terdapat banyak kendala, bahkan banyak yang tidak percaya bahwa hal tersebut
sungguh-sungguh dapat dicapai.

5. Kendala Partnering
Optimalisasi manajemen supply chain memerlukan aliran informasi yang lancar, transparan, dan akurat, serta
memerlukan kepercayaan antar mata rantai pengadaan barang dan jasa. Hal ini hanya mungkin dilakukan
melalui proses yang panjang dan antar pihak yang saling mengenal. Satu-satunya cara adalah melakukan
partnering.

Optimalisasi tidak mungkin dicapai apabila dilakukan oleh supplier yang berbeda-beda dan sering berganti.
Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa partnering adalah salah satu solusi yang terbaik dalam melakukan
optimalisasi manajemen supply chain.

Perlu disampaikan juga bahwa ada beberapa prinsip partnering yang perlu dipegang teguh dan dikembangkan
terus-menerus, yaitu:
Memiliki tujuan yang sama (common goal).
Saling menguntungkan (mutual benefit).
Saling percaya (mutual trust).
Bersikap terbuka (transparent).
Menjalin hubungan jangka panjang (long-term relationship).
Terus-menerus melakukan perbaikan dalam biaya dan mutu barang/jasa.

6. Teknologi Informasi dan Komunikasi Kurang Dimaksimalkan


Teknologi informasi dan komunikasi merupakan catalyst untuk supply chain, yaitu dapat mempercepat proses
dan mempermudah manajemen supply chain secara efektif dan efisien.

Keberhasilan manajemen supply chain tidak mungkin dapat dicapai tanpa menggunakan teknologi informasi.
Teknologi tersebut bisa berupa hardware dan software yang terintegrasi dengan beberapa divisi perusahaan,
dan dapat mengintegrasikan real-time Point of Sales (POS) information, customer information, network dan
pada akhirnya menghasilkan high-level effectiveness and efficiency.

Maka itu, pengembangan teknologi informasi dan komunikasi harus diusahakan dengan pengadaan inventory
system yang akurat dan mempercepat delivery time pembelian barang melalui software terpercaya.

- Selamat Mengerjakan -

Anda mungkin juga menyukai