Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANAJEMEN STRATEGIS

“DRAF PENERAPAN TIPE STRATEGI DI BERBAGAI PERUSAHAAN”

Oleh:

Kelompok 6

Yudi Aldian 1710531011

Willy Akhram 1710532005

Muhammad Yafi Alfansuri 1710533017

Vebiyoan Rillian 1710533015

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Niki Lukviarman, SE, M.Si, Ak, CA

Rebi Fara Handika, SE, MM

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2020
Grand Strategi

Adalah Sebuah master plan jangka panjang yang memberikan arahan dasar untuk tindakan utama
diarahkan mencapai tujuan bisnis jangka panjang. Grand Strategi terbagi 4 tipe yaitu:

1. Integration Strategy
Strategi integrasi ada 3 bentuk yaitu:
a. Forward Integration Strategy
Perusahaan PT. Kimia Farma membangun jaringan apotiknya sendiri yaitu Apotik Kimia
Farma. Di bangun nya apotik ini diberbagai kota dan daerah guna meraih kendali atas
jalur distribusi, mulai dari distributor hingga retailer, sehingga Kimia Farma memiliki
kendali penuh dan dekat dengan pelanggan dalam distribusinya.

b. Backward Integration Strategy


Mcdonald’s menerapkan integrasi kebelakangnya dengan cara mengakuisisi produsen
gelas kertas. Karena untuk pendamping makanan perlu minuman, dan minuman juga
memerlukan gelas, maka dari itulah Mc Donald mengakuisisi produsen gelas kertas.
Dengan mengakuisi produsen gelas tersebut, Mc Donald mendapat pasokan gelas setiap
harinya dengan harga yang terjangkau, dengan menerapkan transfer pricing.

c. Horizontal Integration Strategy


PT.indofood Sukses Makmur yg pertama kali popular dengan merek dagang indomie
membeli merk supermi. Indomie pertama kali diproduksi pada 1972 oleh ICBP. Namun,
tidak banyak yang tahu bahwa merek Supermi dan Sarimi ternyata juga masih satu pabrik
dengan Indomie, dan Indomie bukanlah produk asli Grup Salim. Berdasarkan informasi
di laporan keuangan perusahaan dan sejumlah sumber terkait, didapati bahwa produk asli
yang sedari awal dikonsep dan dibuat oleh Grup Salim adalah Sarimi, bukan Indomie.
Sarimi adalah produk kelas tiga atau memiliki target pasaran kelas menengah ke bawah.
Dengan menerapkan strategi ini, menjadikan Grup Salim sebagai produsen utama dengan
pangsa pasar 90%, Indonesia menjadi konsumen mi instan terbesar kedua dunia.

2. Intensive Strategy
a. Market Penetration Strategy
Coca Cola menerapkan strategi penetrasi pasar untuk meningkatkan pangsa pasar dengan
melakukan upaya pemasaran yang lebih besar. Untuk mendukung strategi tersebut Coca
Cola berusaha menciptakan suatu trend dengan membuat iklan yang unik dan kreatif.
Sebagai contoh nyatanya, Coca Cola meluncurkan iklan “ Coca-Cola brrrrrrr…” dilihat
dari iklan ini, Coca Cola ingin menciptakan suatu image bahwa dengan minum Coca
Cola bisa membuat konsumen menjadi lebih bersemangat.

b. Market Development
PT . Garuda Indonesia membuka berbagai rute penerbangan baru baik domestic maupun
mancanegara, antara lain rute Jakarta-tanjung karang, Jakarta –malang. Tujuan dibukanya
rute baru ini ialah untuk melakukan ekspansi perluasan area geografis yang baru dan
menambah segmen baru contohnya penerbangan rute pendek yang belum ada
sebelumnya yang akan meraup keuntungan. Disamping itu PT. Garuda juga tekah
menyediakan akomodasi trasnportasi tambahan, sehingga sangat mungkin untuk dibuka
berbagai rute baru ini.

c. Product Development
Gojek memiliki beberapa layanan produk andalan seperti Go-Ride Go-Ride, Go-
Food, Go-Send, Go-Car, Go-Box dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan pengguna
layanan aplikasi Gojek, Gojek kembali meluncurkan fitur-fitur layanan akses produk
baru, sehingga memudahkan para pengguna dalam mengakses dan melakukan berbagai
macam kegiatan ekonomik lainnya, serta membuat pelanggan sulit untuk berpindah ke
layanan aplikasi lainnya. Contoh pengembangan layanan produk baru: GoGreener dan
GoGames

3. Diversification Strategy
a. Diversifikasi Horizontal
Strategi diversifikasi dilakukan Garuda dengan membuka 5 Entitas anak perusahaan yang
berfokus pada produk/jasa pendukung bisnis Perusahaan induk yaitu, PT Aero Wisata,
PTAbacus Distribution Systems Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia,
PT AeroSystems Indonesia dan PT Citilink Indonesia. Produk yang ditawarkan anak
perusahaan tersebut berupa jasa wisata, penginapan dan service kepada sector konsumen
selain jasa penerbangan.

b. Konsentrik
Kelompok bisnis Femina yang diawali dengan terbitnya Femina, majalah perempuan
pertama di Indonesia pada tahun 1972. Bisnisnya terus berkembang hingga meliputi 14
majalah “asli Indonesia” dan lisensi. Rubrik yang ditunggu pembaca adalah yang terkait
dengan gaya hidup, kecantikan, dan makanan/masakan. Tak heran bila kelompok bisnis
Femina kemudian mempunyai divisi buku yang menerbitkan banyak buku masakan,
kesehatan, anak-anak, gaya hidup, dan seni budaya. Sampai dengan tahun 2015, buku
masakan merupakan jenis buku yang masuk dalam sepuluh besar jenis buku laris di toko
buku. Mengikuti jaman, kelompok bisnis Femina mengembangkan pula bisnis online
publishing.

c. Konglomerat
Lippo Group tumbuh menjadi salah satu konglomerasi bisnis terbesar di Indonesia. bisnis
Lippo Grup dimulai hingga kini memiliki puluhan bahkan ratusan anak usaha di berbagai
bidang. Pada saat krisis, aset perusahaan yang dipertahankan beberapa diantaranya adalah
sektor properti dan ritel. Beruntung, saat kredit macet mulai terjadi, Lippo mengambil
alih aset lahan  milik debiturnya sebagai jaminan atas kredit macet. Lokasinya, satu di
Cikarang dan satu di Karawaci, Tangerang.  Tak disangka, dari lahan inilah yang menjadi
titik balik bisnis Lippo Group hingga hari ini. Lahan yang dulu tandus dan gersang kini
disulap menjadi area properti dan kota terpadu di bawah bendera PT Lippo Cikarang Tbk
dan Lippo Karawaci Tbk. Bisnis properti ini kemudian didukung oleh bisnis di sektor
retail, mulai dari Hypermart, Matahari Mall, Lippo Mall, di bisnis media, teknlogi
informasi lewat Berita Satu Holding dan First Media, serta bisnis hiburan lewat  jaringan
Cinemaxx. Di luar itu, Lippo juga mengembangkan bisnis, pendidikan lewat Yayasan
Pelita Harapan dan Dian Harapan serta fasilitas kesehatan lewat PT Siloam International
Hospitals Tbk.
4. Defensive Strategy
a. Retrenchment
PT Indosat Tbk telah melakukan penawaran PHK kepada karyawannya jumlahnya
mencapai 677 karyawan pada Februari 2020. Langkah itu diambil Indosat sebagai upaya
perubahan organisasi yang dirancang untuk menjadikan bisnis lebih lincah sehingga lebih
fokus kepada pelanggan dan lebih dekat dengan kebutuhan pasar.

b. Divestasi
UNVR memutuskan akan melakukan divestasi pada aset bisnis spreads. Aksi korporasi
ini mencakup penjualan aset tak berwujud seperti hak distribusi produk dengan merek
dagang global Frytol, Blue Band Master, dan Blue Band. Hak distribusi pada brand lokal
seperti Minyak Samin dan Blue Band Gold juga dilepas oleh emiten tersebut. Unilever
Global telah menjual unit bisnis ini ke Kohlberg Kravis Roberts (KKR) senilai US$ 8,04
miliar. Dana hasil divestasi bisnis spreads akan digunakan untuk memperbaiki rasio
keuangan serta pengembangan usaha. Selain memperbaiki rasio keuangan, baik likuiditas
dan solvabilitas, dana tersebut juga akan digunakan untuk memperkuat sektor bisnis yang
sudah ada atau memasuki area-area baru yang belum dimiliki Unilever tersebut.

c. Likuidasi
PT Pertamina (Persero) telah melakukan likuidasi terhadap anak usahanya di Singapura,
Pertamina Energy Trading Limited (Petral) berikut entintasnya termasuk Pertamina
Energy Services (PES) dan Zambesi Limited. Hal tersebut diguanakan Pertamina agar
tehadap kepada beberapa aspek salah satunya mengenai efisiensi, dimana sedang digarap
yaitu Integrated Supply Chain (ISC) dengan hasil pembelian asset perusahaan terhadap
Petral.

Anda mungkin juga menyukai