Anda di halaman 1dari 5

PENGGUNAAN HAND SPALK TERHADAP KELANCARAN INTERMITEN

TETESAN INFUS PADA ANAK PRASEKOLAH

Abdul Ghofar1, Sri Wahayu Puji Lestari2


1
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum, 2RS Unipdu Medika
ghofarabd@gmail.com

ABSTRAK
Memasang infuse anak bukan merupakan hal mudah karena memiliki vena yang kecil dan
rapuh. Sehingga diperlukan fiksasi menggunakan bidai spalk untuk membatasi pergerakan akses
vena agar tetap pada posisinya serta mencegah gerakan tidak perlu yang menyebabkan infiltrasi
dan peradangan. Maka Peneliti mencoba memodifikasi bidai infuse dengan hand spalk sebagai
fiksasi. Serta menguji pengaruh penggunaan hand spalk untuk menjaga intermiten kelancaran
tetesan infuse pada anak prasekolah selama rawat inap di RS. Unipdu Medika Jombang. Desain
penelitian ini Quasy Experiment post test Control Design. Populasinya seluruh anak usia
prasekolah selama bulan November sampai Desember di Rumah Sakit Unipdu Medika
Jombang. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, besarnya sampel masing-
masing 10 responden control bidai spalk dan perlakuan hand spalk. Untuk menguji pengaruh
penggunaan hand spalk menggunakan uji statistic Mann Whitney, tingkat kemaknaan α=0,05.
Hasil penelitian pada kelompok perlakuan dan kontrol berdasarkan uji statistic Mann Whitney
dengan tingkat kemaknaan α=0,05 menunjukkan nilai p value 0,000 berarti H0 ditolak, H1
diterima bermakna ada pengaruh penggunaan hand spalk terhadap intermiten tetesan infus pada
anak prasekolah. Ada pengaruh penggunaan hand spalk terhadap intermiten tetesan infuse pada
anak prasekolah di Rumah Sakit Unipdu Medika Jombang, karena tangan anak bergerak
bebas,meminimalkan anak untuk memanipulasi tangannya. Hand spalk ini dapat diproduksi dan
direkomendasikan sebagai fiksasi infus di rumah sakit untuk memberi kenyamanan pada anak.

Kata kunci: Hand spalk, tetesan infus intermiten, usia pra sekolah

ABSTRACT
Infusion installing child is not an easy thing because it has a small and fragile veins.That we
need to use a splint fixation spalk to restrict the movement of venous access in order to remain
position and prevent unnecessary movements cause infiltration and inflammation. Researchers
then tried to modify the infusion with a hand splint spalk as fiksasi. Examine the effect of the use
hand spalk to maintain the smooth intermittent drip in preschool children during hospitalization
in UnipduMedika hospital Jombang. This study design Quasypostest Control Experiment
Design. The entire population of preschool children during November to December in
UnipduMedika Hospital Jombang .Sampling using purposive sampling, the sample size of 10
respondents each control splints spalkand treatment of hand spalk. To test the effect of use
hand spalk using Mann Whitney statistical test , significance level α = 0.05. Results of research
on the treatment and control groups by Mann Whitney statistical test with significance level α =
0.05 indicates significant p value 0.000means that Ho is rejected, H1 received no meaningful
effect on the use of hand spalk intermittent drip of preschool children. There is the effect of the
use of hand spalk against intermittent drip in preschool children at Unipdu Medika Hospital
Jombang, because the child's hand move freely , minimizing child to manipulate her . Hand
spalk can be produced and recommended as a fixation infusion in hospital for comfortable for
children .

Keywords: Hand saplk, intermittent drip, preschool

PENDAHULUAN Rumah Sakit. Kendati semua perubahan


Sejak diterbitkannya Laporan Platt banyak yang terjadi merupakan perbaikan
mengenai “Kesejahteraan Anak – anak di dari kondisi sebelumnya, dirawat di Rumah
Rumah Sakit 1959”, telah banyak terjadi Sakit tetap merupakan masalah bagi anak.
perubahan dalam perawatan anak – anak di Betapapun ramah dan tekunnya staf, tetapi

Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017 73


tetap ada perasaan ketakutan dan teror bagi intravena 13. Memasang infus pada anak
anak – anak. bukan merupakan hal yang mudah karena
Anak dirawat di Rumah Sakit akan anak memiliki vena yang kecil dan
memperoleh tindakan pengobatan dan rapuh.Sehingga sering ditemui pemasangan
perawatan sesuai dengan penyakit dan infus yang berulang kali karena gagal
kebutuhan dasarnya. Salah satu tindakan memasang kanul vena. Karena hal itu
yang rutin dilakukan adalah tindakan setelah dilakukan pemasangan infus
pemasangan infus. Diperkirakan menurut diperlukan fiksasi dengan menggunakan
Gallant dan Scultz (2006) sekitar 150 juta bidai spalk untuk membatasi pergerakan
anak yang dirawat inap di Rumah Sakit akses vena atau daerah yang diinfus agar
Amerika Serikat mendapat tindakan tetap pada posisi yang benar, serta
pemasangan infus. Dari hasil studi mencegah gerakan yang tidak perlu yang
pendahuluan yang dilakukan pada 18 orang dapat menyebabkan infiltrasi dan
tua anak usia prasekolah (3 – 5 tahun) di peradangan.
ruang anak Rumah Sakit Unipdu Medika Pemasangan infus dapat berdampak
Jombang, melalui hasil wawancara. terhadap timbulnya cidera tubuh dan nyeri
Berdasarkan rekam medik semua anak pada anak, ketidaknyamanan pemakaian
mendapatkan terapi parenteral, terapi bidai spalk serta ketakutan pada anak yang
tersebut dilakukan pada klien dengan lebih besar.Salah satu fungsi perawat dalam
menggunakan metode bidai spalk lingkungan rumah sakit hal ini pencegahan
infus.Yang semuanya mengggunakan terapi terhadap kecelakaan dan infeksi serta yang
infussehingga menimbulkan reaksi paling penting adalah pengelolaan kecepatan
maladaptif hari pertama perawatan, hal ini aliran infus intravena.Meliputi : pengontrol
dibuktikan dengan reaksi anak diantaranya intermitten infus atau memastikan
muncul respon adalah anak menjerit, pengelolaan tetesan cairan infus agar relevan
menangis, berusaha melepas bidai, ditarik – dengan program dokter, untuk melihat efek
tarik meminta bidai untuk di lepas, fokus yang diharapkan atau efek merugikan dari
melihat tangan yang terpasang bidai infus, infus 4. Dari fungsi atau upaya tersebut
menyerang secara fisik, tidak tertarik pada peneliti mencoba memodifikasi bidai infus
lingkungannya. yang sudah ada dengan hand spalk yang
Berdasarkan prinsip yang mendasari lebih nyaman dan tidak mengganggu
dalam mencapai tujuan tindakanatraumatic pergerakan dari fungsi tangan bagi anak.
care 12. Hal itu cenderung setelah beberapa Serta peneliti ingin menguji apakah
hari perawatan anak mengungkapkan capek adapengaruh penggunaan hand spalk untuk
karena posisi tangan yang terpasang bidai menjaga intermiten kelancaran tetesan infus
spalk lurus terus selama masa perawatan terapi intravena pada anak prasekolah
sehingga tidak bergerak bebas. selama rawat inap di RS. Unipdu Medika
Pada anak usia pra sekolah (3 – 5 Jombang.
tahun) sangat rentan mengalami sakit karena
imunitas yang masih belum matur METODE
mengakibatkan anak harus dirawat di Penelitian ini menggunakan desain
Rumah Sakit. Penyakit dan perawatan di penelitian Quasy experimental dengan pasca
Rumah Sakit sering menjadi kritis yang test design. Penelitian ini dilakukan dengan
harus dihadapi anak karena stres akibat cara pemberian intervensi / perlakuan pada
perubahan dari keadaan sehat dan rutinitas pemakaian hand spalk kemudian di
lingkungan.Sementara anak masih memiliki observasi pengaruhnya terhadap kepatenan
koping yang terbatas untuk mengatasi tetesan infus. Pada penelitian ini
kejadian yang menimbulkan stress. Stresor populasinya adalah seluruh anak usia
utama yang menyebabkan anak stress prasekolah yang di rawat di ruang anak RS
selama perawatan di Rumah Sakit adalah Unipdu Medika Jombang. Teknik sampling
akibat perpisahan, kehilangan kendali, yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cidera tubuh, dan nyeri. Pemasangan infus Purposive sampling (Judgement sampling).
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Kriteria Sampel yang diharapkan :Anak usia
cairan, elektrolit, tranfusi darah, nutrisi, prasekolah dan sekolah, Anak diberikan
pemberian obat dan atau kemoterapi melalui intervensi pemasangan infus, Anak datang di

74 Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017


antar orang tua / pengasuh, Anak dilakukan nilai mean = 5,70, sedangkan pada
tindakan infus di ruang anak. Analisis data kelompok perlakuan hand spalk
dengan uji statistic Mann Whitney. Dengan menunjukkan mean = 15,30. Dilihat dari
tingkat kemaknaan α = 0,05 nilai mean control dan perlakuan terdapat
perbedaan mencolok yaitu pada kontrol
HASIL seluruh responden menunjukkan rentang
Data – data pengaruh penggunaan intermiten infus tidak lancar sampai dengan
bidai spalk terhadap intermiten tetesan infus lancar, sedangkan pada perlakuan seluruh
pada anak prasekolah di RS. Unipdu Medika responden pada rentang cukup lancar sampai
Jombang dengan lancar. Hubungan signifikasi
Tabel 1 Pengaruh penggunaan bidai spalk penggunaan bidai spalk kelompok kontrol
terhadap intermiten tetesan infus dengan hand spalk kelompok perlakuan
pada anak prasekolah di RS. terhadap intermiten tetesan infus diperoleh
Unipdu Medika Jombang. nilai P value 0,000 berdasarkan uji Mann
Kriteria n Valid persen kumulatif Whitney dengan tingkat kemaknaan α =
persen 0,05.
Tidak lancar 6 60 % 60 %
Cukup lancar 4 40 % 100 % PEMBAHASAN
Total 10 100 % Pengaruh bidai spalk terhadap
Dari tabel 1 diatas menunjukkan intermiten tetesan infus
bahwa kelompok kontrol observasi Berdasarkan data pada tabel 1
menggunakan bidai infus memiliki kriteria kelompok kontrol menunjukkan kriteria
tidak lancar sebanyak 6 (60 %) dan cukup intermiten tetesan infus pada rentang tidak
lancar 4 (40 %) dengan selisih kumulatif lancar sampai dengan lancar yang memilki
antara tidak lancar dengan cukup lancar nilai mean 5,70 dengan nilai tidak lancar
sekitar 20 %, rata – rata kumulatif 60 %. sekitar 60 %.
Memasang infus pada anak bukan
Tabel 2 Pengaruh penggunaan hand spalk merupakan hal yang mudah karena anak
terhadap intermiten tetesan infus memiliki vena yang kecil dan
pada anak prasekolah di RS. rapuh.Sehingga sering ditemui pemasangan
Unipdu Medika Jombang. infus yang berulang kali karena gagal
Kriteria n Valid kumulatif memasang kanul vena. Karena hal itu
persen persen setelah dilakukan pemasangan infus
Cukup lancar 2 20 % 20 % diperlukan fiksasi dengan menggunakan
Lancar 8 80 % 100 % bidai spalk untuk membatasi pergerakan
Total 10 100 % akses vena atau daerah yang diinfus agar
Dari tabel 2 diatas menunjukkan tetap pada posisi yang benar, serta
mencegah gerakan yang tidak perlu yang
bahwa kelompok perlakuan di observasi
menggunakan hand spalk memiliki kriteria dapat menyebabkan infiltrasi dan
cukup lancar sebanyak 2 (20 %) dan cukup peradangan.
lancar 8 (80 %) dengan selisih kumulatif Menurut peneliti penyebab kurang
antara cukup lancar dengan lancar sekitar 20 lancarnya tetesan infus pada anak usia
%. prasekolah (3-5 tahun) disebabkan karena
sesuai karakter usia perkembangannya yang
Tabel 3 Pengaruh penggunaan bidai spalk cenderung untuk bergerak aktif dan senang
kelompok kontrol dengan hand menngeksplorasi lingkungan dengan kedua
spalk kelompok perlakuan. tangannya. Dibuktikan dengan berusaha
Penggunaan intermiten N Mean rank
melepas bidai, ditarik –tarik meminta bidai
Bidai spalk 10 5.70 untuk di lepas, fokus melihat tangan yang
Hand spalk 10 15.30 terpasang bidai infus, menyerang secara
Signifikasi 0.000 fisik, tidak tertarik pada lingkungannya.
Selama 24 jam anak mengungkapkan
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa capekkarena posisi tangan yang terpasang
observasi yang dilakukan pada kedua bidai spalk lurus terus selama masa
kelompok kontrol bidai spalk menunjukkan perawatan sehingga tidak bergerak bebas.

Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017 75


Pengaruh hand spalk terhadap intermiten Secara umum anak yang dirawat
tetesan infus dirumah sakit akan mengalami rasa takut
Pada kelompok perlakuan observasi baik kepada perawat maupun dokter, apalagi
yang dilakukan menggunakan hand spalk di dukung oleh adanya pengalaman disuntik
hampir seluruh responden pada rentang pada saat imunisasi. Atraumatic care bukan
cukup lancar 20 % sampai dengan lancar merupakan satu bentuk tindakan
80 %, dengan nilai mean 15,30. Hal ini keperawatan yang nyata terlihat, namun
berarti hand spalk mempunyai pengaruh memberikan perhatian pada apa, siapa,
terhadap intermiten tetesan infus didukung mengapa, dimana, dan bagaimana prosedur
dari data responden dengan pengalaman dilakukan pada anak, dengan tujuan
MRS sekitar 40 % lebih banyak dari yang mengurangi dan mencegah stress baik fisik
bidai. maupun psikologis.
Pemasangan infus dapat berdampak Menurut peneliti perbedaan
terhadap timbulnya cidera tubuh dan nyeri penggunaan bidai spalk kelompok kontrol
pada anak, ketidaknyamanan pemakaian dengan hand spalk kelompok perlakuan pada
bidai spalk serta ketakutan pada anak yang anak prasekolah rawat inap di RS. Unipdu
lebih besar 4. Salah satu fungsi perawat Medika Jombang dikarenakan faktor dari
dalam lingkungan rumah sakit hal ini karakteristik anak prasekolah yang
pencegahan terhadap kecelakaan dan infeksi cenderung aktif dan suka mengeksplorasi
serta yang paling penting adalah pengelolaan lingkngan menggunakan tangannya. Pada
kecepatan aliran infus intravena.Meliputi : saat menggunakan bidai spalk anak akan
pengontrol intermitten infus atau fokus dan berusaha untuk melepaskan
memastikan pengelolaan tetesan cairan infus infusnya dengan cara selalu aktif bergerak,
agar relevan dengan program dokter, untuk menangis dan minta digendong dan aktivitas
melihat efek yang diharapkan atau efek lainnya.Sedangkan pada pemakaian hand
merugikan dari infus. spalk yang mempunyai fungsi sama seperti
Menurut peneliti penggunaan hand bidai spalk tetapi dengan modifikasi
spalk ini merupakan salah satu upaya untuk tersebut meminimalkan
mencoba memodifikasi bidai infus yang ketidaknyamanannya selama dilakukan
sudah ada dengan hand spalk, diharapkan terapi infus sehingga jari tangan bebas
lebih nyaman dan tidak mengganggu bergerak untuk beraktifitas. Sehingga
pergerakan dari fungsi tangan bagi anak. meminimalkan tindakan anak untuk
Sehingga dengan desain tersebut membuat infus tidak lancar.
memungkinkan tangan anak yang terpasang
infus untuk tetap bisa bergerak bebas KESIMPULAN
beraktivitas serta mengalihkan perhatian Dari data kesimpulan menyatakan
terhadap tangannya untuk menurunkan ada pengaruh penggunaan hand spalk
reaksi memanipulasi tangan yang di infus. terhadap intermiten tetesan infus pada anak
Pada akhirnya membantu kelancaran prasekolah diruang anak RS. Unipdu
intermiten tetesan infus. Medika Jombang, Hand spalk membantu
fiksasi saat terpasang infus sehingga
Respon kelancaran intermiten tetesan memberikan kenyamanan tangan tetap
infus bergerak bebas serta mengurangi aktivitas
Hubungan signifikasi penggunaan anak yang memanipulasi tangan yang
bidai spalk kelompok control dengan hand terpasang infus. Hal ini di dukung dengan
spalk kelompok perlakuan terhadap pengalaman masuk rumah sakit sehingga
intermiten tetesan infus dengan anak dapat beradaptasi dengan baik pada
memperhatikan uji Mann-Whitney dengan saat terpasang infus.
kriteria intermiten : kurang lancar , cukup
lancar dan lancar. Dari kedua variabel
tersebut tingkat kemaknaan α=0,05 DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan nilai signifikasi P value 1. Akari, S. (2009). Skripsi : Pengaruh
=0,000, dengan demikian Ho ditolak dan H1 Penggunaan Bidai Infus Bergambar
diterima artinya ada pengaruh penggunaan Terhadap Penurunan Respon Perilaku
hand spalk terhadap intermiten tetesan infus. Maladaptif Pada Anak Usia

76 Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017


Prasekolah Rawat Inap diruang anak 8. Lestari, K. B. (n.d.). Retrieved Juni
RSUD Waluyo Kraksaan sabtu, 2014, from
Probolinggo. Jombang: Darul'Ulum. Lib.UI.ac/file=digital/20334150-
2. Anne Grifin & Potter, P. P. (1993). T3255 T32555_Kustati Budi
Fundamentals of Nursing : Conceps, Lestari.pdf-Perpustakaan UI.
Process & Practise. Edition :. USA: 9. Patmonodewo, S. (2003). Pendidikan
Mosby. CO. Anak Prasekolah. Jakarta: PT. Rineka
3. Arikunto, S. (2010). Prosedur Cipta.
Penelitian : SuatuPendekatan Praktik. 10. Sacharin, R. M. (1996). Prinsip
Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT.Rineka Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Buku
Cipta. Kedokteran EGC.
4. Kozier & Erb. (2009). Buku Ajar 11. Uliyah, A. A. (2011). Prosedur
Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik.
5. Harlock, E. (1998). Perkembangan Jakarta: Health Book Publishing.
Anak. Edisi 6 Erlangga. Jakarta. 12. Wong, D. (2005). Pedoman Klinis
6. http://id.Slideshare-nel/Putri Keperawatan Pediatric, Editor : Sari
Martina/bebat-n-bidai. (n.d.). Kurnianingsih. Alih Bahasa: Monica
Retrieved Juni senin, 2014 Ester. Jakarta: EGC.
7. Joanne, S. (1998). Terapi Intravena 13. Potter & Perry. (2010). Fundamental
Edisi 2. Alih bahasa : Aniek, M. Keperawatan. Jakarta: EGC.
Jakarta: EGC.

Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017 77

Anda mungkin juga menyukai