Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH CT SCAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


CT ditemukan secara independen oleh seorang insinyur Inggris bernama Sir Godfrey Hounsfield dan
Dr Alan Cormack. Hal ini segera menjadi andalan untuk mendiagnosis penyakit medis. Untuk pekerjaan
besar ini mereka ini, Hounsfield dan Cormack bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun
1979. CT scanner pertama mulai diinstal dan dioperasikan secara luas pada tahun 1974. Penggunaan
zat-zat radioaktif merupakan bagian dari teknologi nuklir yang relatif cepat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat. Hal ini disebabkan zat-zat radioaktif mempunyai sifat-sifat yang spesifik, yang tidak dimiliki
oleh unusr-unusr lain. Dengan memanfaatkan sifat-sifat radioaktif tersebut, maka banyak persoalan yang
rumit yang dapat disederhanakan sehingga penyelesaiannya menjadi lebih mudah.
Salah satu sifat dari radiasi nuklir yaitu mampu untuk menembus benda padat.Sifat ini banyak
digunakan dalam teknik radiografi yaitu pemotretan bagian dalam suatu benda dengan menggunakan
radiasi nuklir seperti sinar-x, sinar gamma dan neutron. Hasil pemotretan tersebut direkam dalam film
sinar-x. Zat radioaktif banyak digunakan dalam bidang ndustry dan kedokteran. Dalam bidang
kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-
paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering
tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh
struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa
organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu
CT-Scanner (Computed Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir seperti neutron, sinar
gamma dan sinar-x.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian CT Scan ?
2. Apa tujuan dari CT Scan ?
7. Apa saja kegunaan dari CT Scan ?
8. Apa kekurangan dari CT Scan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan tentang pengertian CT Scan
2. Untuk menjelaskan tentang tujuan dari CT Scan
8. Untuk mengetahui kekurangan dari CT Scan

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Alat CT scan adalah generator pembangkit sinar-x yang bila dioperasikan oleh operator akan
mengeluarkan sinar-x dalam jumlah dan waktu tertentu. CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan
untuk mendapatkan gambaran dalam dari berbagai sudut kecil dari organ tulang tengkorak dan otak serta
dapat juga untuk seluruh tubuh. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang
kuat antara suatu kelainan, yaitu :
a. .Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c. Brain contusion.
d. Brain atrofi.
e. Hydrocephalus.
f. Inflamasi.

Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien yang dapat
dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah 145 kg. Hal ini
dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan pada klien,
harus dilakukan test apakah klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa mengadakan perubahan
selama 20-25 menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan untuk menentukan
apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang akan dilakukan pemeriksaan CT Scan
disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras material sebanyak 30 ml. Bila klien ada riwayat
alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka pemberian zat kontras iodine harus distop
pemberiannya. Karena eliminasi zat kontras sudah harus terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus
dalam keadaan normal.

2.2 Tujuan
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan tanpa
radioisotope.

2.3 Bagian-bagian CT Scan


Secara umum CT-Scan terdiri atas empat bagian pokok, yaitu sumber radiasi, sistem deteksi,
manipulator mekanis, dan komputer beserta penampil. Fungsi
 Sumber radiasi adalah menghasilkan radiasi, sumber ini dapat berupa generator sinar X atau radioisotop
yang menghasilkan radiasi X.
 Sistem deteksi ditentukan berdasarkan jenis radiasi yang digunakan, salah satu contoh detektor yang
biasa digunakan dalam CT-Scan adalah kristal natrium iodida yang “dikotori” (itu bahasa yang tepat
menurutku) dengan talium (kristal NaI(Tl).
 Manipulator mekanis yang digunakan berfungsi menentukan geometris gerak pemayaran yang
bergantung pada keduduan CT-Scan.
 Komputer berfungsi mengolah dan mengumpulkan data yang kemudian ditayangkan pada penampil
sehingga diperoleh gambar irisan tampang lintang dua dimensi atau peta distribusi internal tiga dimensi
obyek yang di mayar atau di scan. Serta satu perangkat tambahan penting yaitu digital printer khusus
untuk mencetak hasil obyek yang sudah di scan.

2.4 Prinsip Kerja CT Scan


Alat CT scan adalah generator pembangkit sinar-x yang bila dioperasikan oleh operator akan
mengeluarkan sinar-x dalam jumlah dan waktu tertentu. Sinar x tersebut akan melewati jaringan tubuh
yang diperiksa dan ditangkap oleh detektor. Oleh karena adanya perbedaan masa organ tubuh yang
dilewati maka gambaran yang ditangkap juga berbeda-beda densitasnya. Inilah yang akan direkonstruksi
oleh sistem komputer yang canggih sehingga menghasilkan suatu potongan gambar organ tubuh. Kira-
kira seperti itulah definisi alat CT-Scan.
Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang dapat mencatat semua sinar
secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua
diantaranya menerima sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi sebagai detektor
aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh dan penyinaran dilakukan
menurut proteksi dari tiga tititk, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02 dengan memakai waktu 4,5 menit.

Dari sumber yang aku baca prinsip kerja atau cara kerja dari alat CT-Scan ini sekilas tampak
sederhana namun jika memperdalam hingga akar-akarnya sangatlah rumit. Dan kompleks. Berkas
radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas secara eksponensial terhadap
tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi
radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis
bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT-Scan, untuk menghasilkan citra obyek, berkas
radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi
terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan yang
kemudian diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut
sebagai rekonstruksi. Proses pengumpulan data intensitas radiasi terusan pada bidang irisan obyek
untuk berbagai sudut dinamakan scanning atau pemayaran.

2.7 Kegunaan CT Scan


CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat memproduksi gambar penampang tubuh
dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan
memungkinkan seorang ahli radiologi, untuk melihat bagian dalam tubuh seperti Anda akan melihat
bagian dalam roti dengan cara mengirisnya . Jenis sinar-x khusus, mengambil “gambar” dari potongan
tubuh sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan detail pada daerah tertentu. CT scan sering
digunakan untuk mengevaluasi otak, leher, tulang belakang, dada, perut, panggul, dan sinus.
1. CT-SCAN OTAK
Potongan axial dari OM Line/Reids base line sampai vertex, tebal potongan :4 – 5 mm infratentorial, 8-
10mm supratentorial atau semua rata 7mm. Lesi dimidline sebaiknya dibuat potongan coronal sebagai
tambahan. Kondisi tulang pada kasus trauma/ suspect fraktur tulang kepala. Indikasi kontras: tumor,
infeksi, kelainan vaskuler mencari AVM, aneurysma.
3. CT-SCAN TELINGA / os.PETROSUM
Teknik : High Resolusi CT / kondisi tulang
a. kasus non-tumor/trauma basis cranii: potongan axial dan coronal 2mm sejajar dengan axis os.petrosum.
mencakup seluruh tulang os.petrosum, tanpa kontras, kondisi tulang (WW dan WL yang tinggi)
b. kasus tumor / infeksi (abses ) potongan axial 2-5mm mencakup seluruh os.petrosum tanpa dan dengan
kontras, kondisi tulang dan soft tissue. Potongan coronal 2-5mm sebagai tambahan, dalam kondisi tulang
dan soft tissue. Mencakup seluruh os.petrosum dan proses abnormalnya.
5. CT-SCAN NASOPHARYNX, LIDAH
Nasopharynx: potongan axial 3-5mm, FOV 250mm, kondisi dengan filter agak tinggi (lebih tinggi dari
otak) dan pallatum sampai sinus frontalis, sudut sejajar pallatum. Tanpa dan dengan kontras bolus,
kemudian dilanjutkan dengan potongan axial 5mm sejajar corpus vertebrae cervicalis dari C2 s/d C6
F.O.V 200mm untuk mencari pembesaran kelenjar. Setelah itu dibuat potongan coronal 3-5mm,
tergantung besar –kecilnya kelainan dari choana sampai cervical vertebrae sejajar dengan dinding
posterior nasoprynx F.O.V. 250mm, potongan coronal kadang perlu dibuat dalam kondisi tulang apabila
ada destruksi basis cranii.
Oropharynx: sama dengan nasopharynx hanya mulainya agak rendah, garis axial dimulai dari mandibula
keatas.
Lidah: pasti harus diganjal gigi/rongga mulutnya dengan sepotong gabus,agar pada potongan coronal
lidah tidak menyatu dengan pallatum. Teknik hamper sama dengan nasopharynx, hanya axial dan
coronalnya harus mencakup seluruh daerah lidah.
Bila tumor diduga berada di 2/3 depan lidah lebih baik dibuat coronal dahulu tanpa dan dengan bolus
kontras, baru kemudian dibuat axialnya. Sedangkan untuk tumor dipangkal lidah, sebaiknya dibuat axial
dahulu baru cornal.Kontras diberikan pada potongan yang diperkirakan akan memberi informasi baik.
9. CT-SCAN THORAX
(bila memungkinkan sebaiknya dipakai teknik high resolusi). Potongan axial prekontras/ polos dari
puncak paru sampai diafragma, tebal potongan 10, index 10-15. Bolus kontras diberikan mulai dari arkus
aortae samapi hilus inferior, tebal potongan 5-8mm. Bila proses dibawah hilus potongan post kontras
diteruskan kebawah sampai mengenai seluruh proses terpotong.Kondisi dicetak dalam 2
macam: kondisi parenkim paru dan kondisi mediastinum. Permintaan khusus untuk parenkim paru
dapat dibuat sbb: biasanya pada indikasi parenchymal lung disease / emphysema. Axial scan tanpa
kontras filter high resolusi, tebal potongan 2mm dengan index potongan 8-10mm dari puncak paru
sampai diafragma.
Tumor esophagus : pemeriksaan thorax scan sambil minum oral kontras sampai didapatkan lumen tumor
yang sempit / batas antara esophagus yang lebar dan yang sempit sebagai batas atas tumor.Bolus
kontras diberikan pada daerah tumor mulai batas atas sampai batas bawah, dicetak dalam kondisi
mediastinum. Potongan coronal dan sagital dapat diperoleh melalui MPR (untuk itu perlu dibuat potongan
tipis 2-3mm sewaktu dibolus).
10. CT-SCAN ABDOMEN ATAS
Potongan Axial dari diafragma sampai ginjal. Prekontras: tebal potongan 10, index 10-15mm. Bolus
kontras diberikan pada daerah yang menjadi tujuan pemeriksaan. Organ / kelainannya yang diperiksa
besar (hepar, lien): tebal potongan 10mm, index 8-12mm. Organ / kelainannya sedang (ginjal, lambung,
usus) dipakai tebal potongan 5-8mm. Organ / kelainannya kecil (pancreas, kandung empedu,……..) tebal
potongan 2-5mm. Pada kasus tertentu seperti tumor yang hipervaskuler/hemangioma khusus untuk
hepar dan ginjal, perlu dibuat delayed scan apbila dicurigai ada kelainan pada bolus kontras.Pada alat
spiral / helical CI, untuk hepar dan ginjal sebaiknya dipakai program volume/spiral scan untuk
mendapatkan dual phase(fase arterial dan portal pada hepar atau fase cortex dan medulla pada ginjal),
kemudian dibuat lagi delayed scan untuk mendapatkan fase equilibrium(untuk hepar) dan fase excresi
(untuk ginjal) dimana system pelviocalycesnya terisi penuh. Untuk kasus CA pancreas pakai kontras
negatife (minum air saja).
11. CT-SCAN ABDOMEN BAWAH / PELVIC
Potongan axial dari lumbal 5 sampai buli-buli / kelenjar prostate. Prekontras : tebal potongan 10mm.
Bolus kontras didaerah yang ada kelainan, tebal potongan tergantung besar kecilnya kelainan. Biasanya
dipakai tebal potongan 5mm. Persiapan pasien sering tidak sampai mengisi baik rectum-sigmoid, untuk
itu perlu dimasukkan kontras rectum. Khusus untuk Ca cervix yang masih stadium II-III, dibuat potongan
3mm pada waktu bolus kontras.Delayed scan kadang diperlukan bila: batas tumor tidak jelas. Potongan
koronal dan sagital dapat diperoleh melalui teknik MPR.
12. CT-SCAN SPINE
Potongan axial F.O.V. 160mm, tanpa kontras atau dengan kontras intrathecal, disebut CT-
Myelografi. Untuk kasus HNP: potongan hanya didaerah ruang discus, sejajar dengan discus, tebal
potongan 2-4mm. Kondisi soft tissue dan tulang bila perlu. Untuk penilaian canal stenosis, dapat dibuat
satu potongan tepat ditengah korpus vertebrae, tegal lurus dengan axis corpus. Untuk kasus
tumor/spondylylitis/metastasis tulang: potongan sejajar dengan corpus vertebrae didaerah yang ada
kelainannya. Kondisi soft tissue dan tulang . Bila perlu (umumnya harus) diberikan bolus kontras
terutama pada kasus abses paravertebral atau untuk melihat infiltrasi tumor kedalam canalis vertebralis.
2.8 Kekurangan dari CT Scan
Karena CT Scan menggunakan sinar x untuk menghasilkan gambar potongan tubuh ,maka tentu
saja pasien yang sedang dalam pemeriksaan CT Scan akan terpapar dengan sinar x. CT Scan dengan
teknologi saat ini hanya akan memaparkan 4% saja dari radiasi sinar x yang dipaparkan oleh alat
Rontgen sinar x biasa. Oleh karena itu ibu hamil tak dapat melakukan pemeriksaan CT Scan , oleh
karena itu ibu hamil wajib memeberitahukan kondisi kehamilannya pada dokter sebelum dokter
merekomendasikan pemeriksaan CT Scan.
Munculnya gambaran artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini
biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman CT Scan berlangsung, pasien yang
menggunakan tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh tertentu
yang mengakibatkan timbulnya gambaran artefak. Demikian penggunakan CT Scan sejak awal sampai
saat ini setelah banyak sekali kemajuan teknologi yang dicapai ,kemajuan ini dapat sangat bermanfaat
untuk dunia kedokteran dan kesehatan.

C. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan


a. Observasi keadaan alergiterhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi alergi dapat diberikan
deladryl 50 mg.
b. Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur berlangsung.
c. Ukur intake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat kontras yang
eliminasinya selama 24 jam. Oliguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang
cepat oleh seorang perawat dan dokter.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat memproduksi gambar penampang tubuh
dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan
memungkinkan seorang ahli radiologi, untuk melihat bagian dalam tubuh seperti Anda akan melihat
bagian dalam roti dengan cara mengirisnya . Jenis sinar-x khusus, mengambil “gambar” dari potongan
tubuh.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari organ tubuh
seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek
yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan
yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter
untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang
lebih canggih yaitu CT-Scanner (Computed Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir
seperti neutron, sinar gamma dan sinar-x.Sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan detail pada
daerah tertentu.

3.2 Saran
Diharapkan dalam bidang kedokteran, CT-Scanner (Computed Tomography Scanner) dengan
menggunakan radiasi nuklir seperti neutron, sinar gamma dan sinar-x untuk dapat mengetahui bagian
dalam dari organ tubuh . CT scan sering digunakan untuk mengevaluasi otak, leher, tulang belakang,
dada, perut, panggul, dan sinus. Sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan detail pada daerah
tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Adisti Gusmavita. 2009. CT Scanner. www.kompas.co.id .update : 10 Juni 2010 pukul : 15.10 (acces online)
Harnawati . 2008. CT Scan. www.wordpass.com update : 10 Juni 2010 pukul:15.20 (acces online)
Putu Adi . 2009. Protocol pemeriksaan CT Scan . www.wordpress update : 10 Juni 2010 pukul : 15.35 (acces
online)
Arie . 2010. CT Scan dan kegunaannya. www.wordpress . update : 10 Juni 2010 pukul : 15.40 (acces online)
Yanuar . 2010. Prinsip kerja CT Scan. www.wordpress . update : 10 Juni 2010 pukul : 16.00 (acces online)

Anda mungkin juga menyukai